Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kolose 4 : 17 Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
berisi pergumulan-pergumulan di dalam pelayanan sepenuhnya sampai mencapai garis finish/garis akhir.

1 Korintus 9 : 25,
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Mahkota yang fana adalah mahkota yang diperoleh dari pertandingan-pertandingan di dunia ini, misalnya pertandingan sepak bola dlsbnya.
Jadi di sini disimpulkan bahwa ibadah pelayanan itu adalah suatu pertandingan/perlombaan sampai mencapai garis akhir. Tidak ada orang yang bertanding yang tidak mencapai garis finish/garis akhir, sebab jika tidak mencapai garis akhir/finish, maka itu berarti ia gagal. Perlombaan/pertandingan sampai mencapai garis akhir/sampai mendapatkan mahkota yang abadi/kekal apapun bidang yang kita layani sesuai dengan kehendak TUHAN dan juga tidak masalah apapun jabatan kita. Semoga kita mengerti.

Sekarang ini kita akan mempelajari secara sederhana syarat berlomba untuk mencapai mahkota abadi, sebab perlombaan/pertandingan itu tentunya memiliki syarat-syarat. Ada banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, tetapi sekarang ini kita akan mempelajari sesuai dengan kehendak TUHAN yaitu kita membaca di dalam:

  • Ibrani 12 : 1, Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.
    Di dalam ayat ini sangat jelas syarat untuk berlomba yaitu menanggalkan beban dosa yang begitu merintangi.
    Beban = apa yang ada di belakang = dosa yang sudah kita lakukan, kita katakan, kita angan-angankan di dalam hati dan ini yang harus ditanggalkan.
    Cara untuk menanggalkan beban/melepaskan diri dari beban adalah dengan mengaku dosa kepada TUHAN dan kepada sesama dan jika sudah diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Perlombaan kita akan menjadi ringan karena sudah tidak ada beban lagi.
    Tetapi melepaskan beban itu belumlah cukup, sebab masih ada rintangan dan ini juga harus ditanggalkan sebab ini adalah dosa yang berada di depan yang akan merintangi kita. Kita mau berlomba tetapi dirintangi; memang di dalam perlombaan lari ada yang dipasangkan rintangan, tetapi bukan rintangan ini yang dimaksudkan. Dosa yang merintangi adalah jerat dosa/dosa yang menjerat dan ini yang dipasang oleh setan pada jalan-jalan yang sering kita lalui.
    Contoh: para suami yang pergi sendirian ke kantor, apalagi naik sepeda motor/mobil yang biasanya mengambil jalan yang lurus menuju kantor dan di situlah setan memasang jerat dengan teman wanita sekantor yang kemudian berdua berangkat bersama-sama. Jika ini terus berlanjut setiap hari, maka lama kelamaan dapat terjerat.
    Demikian juga dengan yang sudah menjadi direktur, oleh setan dipasang jerat di meja sekretaris yang setiap hari dilalui. Demikian juga dengan kami para hamba-hamba TUHAN yang melayani dalam bidang berkhotbah yang kemudian dijerat di dalam pelayanan dengan menjadi sombong karena menganggap pelayanannya sudah berhasil; tetapi jika tidak berhasil, maka akan menjadi kecewa. Kita harus berhati-hati dengan setan yang dengan kecerdikannya memasang jerat dosa di jalan-jalan yang sering kita lalui untuk menjatuhkan kita dari pelayanan supaya kita tidak lagi dapat melayani dan kita akan diikat dan diseret menuju kepada kebinasaan.
    Sebagai contoh jerat di dalam alkitab adalah di dalam 1 Timotius 6 : 9, 10,
    9. Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
    10. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

    Jadi contoh dari jerat dosa yaitu:
    • Keinginan/cinta akan uang dengan prakteknya adalah memburu uang. Bukannya kita ini tidak membutuhkan uang, kita hidup di dunia membutuhkan uang dan untuk ini kita boleh bekerja mencari uang tetapi jangan dengan sistim memburu uang karena di dalam ayat ini disebutkan: ‘karena memburu uanglah’. Sistim memburu ini, kita teringat akan Esau yang karena ia suka berburu, maka ia kehilangan hak kesulungan/hak untuk masuk ke dalam kerajaan surga sehingga ia binasa.
      Memburu uang:
      • mencari uang dengan menghalalkan segala cara/cara-cara yang haram/yang
      • dosa dihalalkan dan ini berarti sudah terjerat oleh keinginan akan uang dan tinggal diseret untuk masuk ke dalam kebinasaan. Hati-hati! di dalam pekerjaan kita sehari-hari di dunia ini, jangan sampai kita berpikir >>> ‘pokoknya kita mendapatkan untung/dapat uang’ tetapi dengan cara-cara yang tidak benar/yang tidak halal. Sebab berarti kita sudah dijerat dan tidak akan terlepas sampai ia binasa, maka barulah ia terlepas.
      • mencari uang sampai meninggalkan ibadah pelayanan. Tidaklah salah kita mencari uang, kita bersekolah/kuliah, saya selalu mendoakan semoga TUHAN menolong dan akan berhasil. Tetapi kalau kita mencari uang, mencari ilmu sampai meninggalkan ibadah pelayanan, maka itu berarti kita sudah memburu uang dan sudah dijerat oleh ikatan akan uang. Semoga kita mengerti.
      • kita menjadi kikir dan serakah seperti Yudas yang mencuri milik TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
      TUHAN memberikan peraturan untuk memberikan persepuluhan dan pesembahan khusus itu dengan tujuan supaya kita:
      • kita tidak terikat akan uang
      • menjadi milik TUHAN. Persepuluhan ini adalah milik TUHAN dan kalau kita mengembalikan kepada TUHAN, maka seluruh kehidupan dan juga
        seluruh perusahaan kita menjadi milik TUHAN.
    • Ulangan 12 : 29 – 31,
      29. ‘Apabila TUHAN, Allahmu, telah melenyapkan dari hadapannu bangsa-bangsa yang daerahnya kaumasuki untuk mendudukinya, dan apabila engkau sudah menduduki daerahnya dan diam di negerinya,
      30. maka hati-hatilah, supaya jangan engkau kena jerat dan mengikuti mereka, setelah mereka dipunahkan dari hadapanmu, dan supaya jangan engkau menanya-nanya tentang allah mereka dengan berkata: Bagaimana bangsa-bangsa ini beribadah kepada allah mereka? Akupun mau berlaku begitu.
      31. Jangan engkau berbuat seperti itu terhadap TUHAN, Allahmu; sebab segala yang menjadi kekejian bagi TUHAN, apa yang dibenci-Nya, itulah yang dilakukan mereka bagi allah mereka; bahkan anak-anaknya lelaki dan anak-anaknya perempuan dibakar mereka dengan api bagi allah mereka.

      Luar biasa! TUHAN sangat tegas >>> jangankan untuk dipelajari, untuk ditanya saja tidak boleh. Oleh sebab itu kita jangan plin-plan tetapi kita harus tegas supaya kita jangan dijerat oleh dosa. Jadi jerat yang lain adalah tentang ajaran/pengajaran sesat yang akan membinasakan.
      2 Petrus 2 : 1a, Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu.
      Ada orang yang sudah hidup benar, tetapi ia disesatkan oleh pengajaran sesat, maka ia juga akan binasa. Saya selalu ingat akan perkataan dari alm.bpk,pdt Pong yang berkata: kalau seorang gembala itu berzinah, maka ia sendiri yang akan masuk ke dalam neraka, tetapi kalau gembala mengajarkan ajaran-ajaran sesat, maka seluruh jemaat akan ikut masuk ke dalam neraka. Inilah jerat dosa dan kita harus berhati-hati.
    Jadi jerat dosa adalah:
    • keinginan akan uang
    • pengajaran-pengajaran sesat
    Saya akan memberi contoh dari dalam alkitab yaitu seorang yang tokoh yang sangat super yaitu raja Salomo. Tidak ada seorang manusiapun yang memiliki hikmat seperti Salomo seperti yang tertulis di dalam alkitab. Ia masih muda dan tidak memiliki pengalaman tetapi diangkat menjadi raja dan ia harus menghadapi masalah yang besar yaitu masalah nikah/masalah yang sudah menjadi masalah internasional.
    Salomo menghadapi dua orang perempuan sundal yang memperebutkan seorang anak dan Salomo hanya menggunakan sebilah pedang/Salomo berpegang pada Firman pengajaran yang bagaikan pedang yang lebih tajam dari pedang bermata dua, dan sekalipun ia masih muda, tidak memiliki pengalaman tetapi dengan adanya Firman pengajaran yang benar/sebilah pedang, maka ia dapat menyelesaikan masalah-masalah dari sidang jemaat sampai dengan masalah internasional yaitu masalah nikah.
    Tetapi sayang, setelah ia menjadi seorang senior/sudah tua >>> tadi di bagian atas dikatakan untuk tidak boleh bertanya tentang pengajaran yang lain kalau kita sudah memiliki pengajaran yang benar. Salomo mungkin berpikir bahwa ia sudah memiliki iman yang kuat dan mulailah ia mempelajari ilah-ilah dari isteri-isterinya sehingga ia melepaskan pedang dan mengikuti ajaran-ajaran sesat. Inilah Salomo.Oleh sebab itu siapa saya dan siapa saudara? Dihari-hari ini kita harus terlepas dari jerat dosa yang bernama ajaran sesat dan tetap berpegang teguh pada satu pedang/satu pengajaran yang benar yang sudah menjadi pengalaman hidup kita. Kita tidak perlu merubahnya, sebab kalau kita merubah, maka itu berarti kita menjadi sama dengan Salomo.
    Siswa/i Lempin-El perhatikan motto kita yaitu ‘lebih baik kita ditolak bersama Firman pengajaran yang benar, daripada diterima/dielu-elukan tanpa Firman pengajaran yang benar’. Inilah saudaraku! Jika ingin terlepas dari pengajaran yang tidak benar, maka bertanya tentang hal itu saja tidak boleh apalagi mempelajarinya sebab akan berbahaya.
    Inilah syarat pertama melayani TUHAN bagaikan berlomba sampai kita mencapai finish dan menerima mahkota yaitu:
    • tanggalkan beban/dosa dibelakang yaitu apa yang sudah kita lakukan, kita akui dan kalau sudah diampuni, kita jangan berbuat dosa lagi.
    • tanggalkan jerat dosa, baik keinginan akan uang, kita kembalikan milik TUHAN yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
    • kita jangan terjerat oleh ajaran sesat tetapi kita berpegang pada satu/sebilah pedang saja yaitu pada pengajaran yang benar.
      Semoga kita mengerti.
    Kalau kita sudah meninggalkan beban/dosa yang di belakang dan dosa yang menjerat, maka ibadah pelayanan kita menjadi enak dan ringan sebab yang membuat berat itu adalah dosa, bukan pelayanannya. Seperti kita yang sudah menjadi orang tua dan memiliki seorang anak yang masih kecil, tidaklah mungkin kita memberinya pekerjaan untuk mengangkat beban seberat empatpuluh kilogram yaitu beban yang melebihi kemampuannya. Demikian juga dengan TUHAN, tidaklah mungkin TUHAN mempercayakan pelayanan di luar kemampuan kita; tetapi mengapa kita merasa jenuh/bosan/berat sehingga kita ingin meninggalkan pelayanan itu? Ini disebabkan adanya beban dosa yang menjerat, oleh sebab itu beban dan jerat dosa ini harus dilepaskan, sehingga pelayanan itu menjadi enak dan ringan dan kita akan mengasihi pekerjaan/pelayanan itu dan tidak akan meninggalkannya. Semoga kita dapat mengerti.
    Demikian juga dengan pelayanan kita di dalam nikah, kalau di dalam nikah itu ada beban dosa, maka nikah itu akan menjadi berat. Suami/isteri jika menyimpan dosa, kalau mereka berdua bertemu maka akan menjadi berat, oleh sebab itu kalau semua beban itu dilepaskan, maka nikah itu akan menjadi enak dan ringan dan kita tidak akan meninggalkan nikah itu, sebab itu adalah pelayanan. Semoga kita mengerti.
  • Selain menanggalkan beban dan dosa yang menjerat agar dapat berlomba di dalam perlombaan rohani, maka yang kedua ini >>> Ibrani 12 : 2, Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.
    Ialah mata harus tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA/YESUS sebagai Imam Besar. Pelayan TUHAN itu adalah imam-imam dan Kepala dari imam-imam adalah Imam Besar, oleh sebab itu kalau kita mau melayani TUHAN, maka kita harus memandang TUHAN/Imam Besar, jangan pandang yang lain.
    Sebelum saya menerangkan apa arti dari mata memandang kepada Imam Besar, saya akan terlebih dahulu menerangkan supaya mata itu jangan melihat/memandang kepada yang lain sebab nanti tidak akan berhasil tetapi kita harus melihat TUHAN. Mau beribadah/melayani TUHAN, kita harus melihat TUHAN/Imam Besar. Sebagai contoh adalah Musa yang melayani dua orang saja, yaitu orang Mesir dan orang Israel yang sedang berkelahi, ia tidak sanggup. Musa memukul orang Mesir itu sampai mati, kemudian ia menoleh ke kanan dan ke kiri (saudara dapat membacanya di ktb Keluaran) dan karena tidak ada orang, maka ia menguburkan mayat orang Mesir itu di dalam pasir. Itu sebabnya kalau kita melayani TUHAN hanya melihat orang/melihat teman/melihat ke kiri dan ke kanan/berharap kepada manusia maka akan banyak mayat/kebusukan/kemunafikan yang disembunyikan di dalam pasir. Apalagi kalau kita menoleh ke belakang. Dua hal ini yang harus dijaga yaitu melihat ke kanan dan ke kiri (ini boleh kita lakukan kalau kita ingin menyeberang jalan) kalau kita melayani TUHAN dan juga jangan menoleh ke belakang seperti isteri Lot yang mau berlomba tetapi menoleh ke belakang >>> dia belum berlomba, sudah menjadi tiang garam.
    Menoleh ke belakang = melihat dunia dengan segala fasilitasnya sebab nanti akan menjadi tiang garam seperti steri Lot yang tidak berguna/tidak ada gunanya.
    Tetapi, mari! sesuai dengan Ibrani 12, di dalam perlombaan selain:
    • menanggalkan beban dosa yang menjerat juga
    • mata tertuju pada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA sebagai Imam Besra.

Apa arti dari mata yang tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA?

  1. Ibrani 7 : 26, Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
    Tadi mata tertuju kepada Imam Besar = penyucian perhatian. Kalau kita hendak melayani TUHAN/mau berlomba. Maka perhatian kita harus disucikan.
    Saya teringat kalau dalam perlombaan lari, banyak yang salah di start karena kurang perhatian. Oleh sebab itu kalau kita mau berlomba dihari-hari ini, maka kita harus menyucikan perhatian/mata harus disucikan dengan hanya tertuju kepada YESUS sebagai Imam Besar Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA, artinya: YESUS sebagai Imam Besar Yang Suci, tanpa salah, tanpa noda dan ini berarti kita meneladani Imam Besar dalam kesucian.
    Apa yang harus kita perhatikan? Saya kaitkan dengan pengajaran tabernakel. Pada
    pakaian imam besar Harun pada dadanya ada tapal dada/dijantungnya ada Urim dan Tumim (Keluaran 28) yang berbicara tentang penyucian/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua >>> Ibrani 4 : 12, 13,
    12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
    13. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

    Jadi, kalau kita mau meneladani YESUS/Imam Besar dalam penyucian, maka kita harus memperhatikan Urim dan Tumim/memperhatikan Firman nubuat/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua sebab di sinilah kita akan mengalami penyucian dan akan menjadi sama dengan YESUS.
    2 Petrus 1 : 19, Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
    Firman yang dinubuatkan oleh para nabi = Firman nubuat/Firman penyucian.
    Jadi, inilah praktek meneladani YESUS di dalam kesucian dengan memandang Urim dan Tumim/memperhatikan dengan sungguh-sungguh Firman nubuat sampai kita dapat mempraktekan Firman pengajaran dan akan bersinar di hati/menyucikan hati.
    Hati ini adalah sumber kehidupan seperti aliran listrik, sebab kalau hati tidak ada aliran listrik/tidak ada penyucian, maka hati ini akan menjadi gelap.
    Saya ulangi sekali lagi arti dari mata tertuju kepada YESUS yaitu meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian dengan praktek kita memperhatikan Firman nubuat yaitu kita mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh sampai kita mengerti, percaya, yakin dan kita mempraktekkan Firman, maka Firman pengajaran akan bersinar di dalam hati, menyucikan hati kita sehingga kita akan tampil dimulai dari yang kecil terlebih dahulu yaitu tampil sebagai pelita di dalam rumah tangga. Pelayan TUHAN itu harus menjadi pelita di dalam rumah tangga dan ini berarti meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian.
    Matius 5 : 15, Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
    Inilah kalau kita disucikan oleh Firman pengajaran, maka kita akan tampil seperti pelita/bercahaya di dalam rumah tangga. Kalau suami menjadi pelita di dalam rumah tangga, maka suami akan mengasihi isterinya dan tidak berlaku kasar kepada isterinya. Demikian juga dengan isteri, kalau ia disucikan, maka di dalam rumah tangga, isteri akan tunduk kepada suaminya di dalam segala sesuatu. Demikian juga dengan anak jika hatinya disucikan, mereka akan tampil menjadi pelita di dalam rumah tangga, maka anak itu akan taat dan dengar-dengaran pada orang tuanya.
    Demikianlah saudaraku, sinar pelita yang menyala itu mampu mengalahkan dua kegelapan yang besar yang akan menghancurkan rumah tangga yaitu:
    • kegelapan gantang yang berbicara tentang ekonomi dan juga berbicara tentang makan minum. Inilah kegelapan yang mau menghancurkan nikah; berapa banyak nikah yang hancur karena dosa makan minum ini yang dimulai dengan mabuk, narkoba dll.
    • berbicara tentang tempat tidur dan ini berbicara tentang dosa sex/kawin mengawinkan. Berapa banyak buah nikah yang hancur.
      Oleh sebab itu, marilah kita kembali kepada Firman pengajaran dengan meneladani YESUS sebagai Imam Besar dalam kesucian yang tidak bercacat dan bernoda dan IA juga saleh. Kita meneladani lewat apa? Prakteknya adalah :
      • Urim dan Tumim/memperhatikan Firman sampai kita mengalami penyucian.
      • Firman bersinar di dalam hati sehingga kita dapat tampil sebagai pelita dan kegelapan tidak dapat mengalahkan kita.
    Bagi kaum muda, perhatikan! Sebab kalian diancam dengan kegelapan. Tetapi kalau saudara bersinar, maka saudara tidak dapat hancur, sebab kegelapan itu tidak berdaya menghadapi sinar dan lama kelamaan akan habis. Semoga kita mengerti.
    Kita bukan saja akan tampil sebagai pelita di dalam rumah tangga, sebab ini yang terkecil sebab sesudah itu kita akan tampil sebagai bintang dan bintang ini berarti sudah berada di luar rumah. Daniel 12 : 3, Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
    Bintang itu adalah kehidupan yang bijaksana dan dapat menjadi berkat untuk menuntun orang lain kepada kebenaran.
    Menjadi berkat bagi orang lain = memuliakan Nama TUHAN = bintang yang bercahaya.
    Di dalam ktb Wahyu, bintang ini berada di dalam Tangan Kanan TUHAN dan ini berarti ia benar-benar berada di dalam Tangan TUHAN sehingga ia tidak akan pernah gugur.
    Inilah meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian dengan sungguh-sungguh memperhatikan Firman/Urim dan Tumim = melihat YESUS di dalam kesucian. Kita disucikan sehingga akan tampil sebagai pelita, sebagai bintang dan yang terakhir kita akan tampil sebagai bintang timur/sempurna seperti YESUS. Bintang Timur Yang gilang gemilang adalah Pribadi YESUS. Dulu bintang timur itu adalah Lucifer tetapi ia sudah jatuh dan diganti oleh YESUS.
    Mari! kita meneladani YESUS di dalam:
    • kesucian dengan memperhatikan Firman dihari-hari ini.
    • jangan menoleh ke sana kemari, kita jangan melayani TUHAN karena diperintahkan oleh manusia untuk ke sana dan ke sini, sebab kita akan rugi, tetapi biar Firman yang bersinar di dalam hati kita.
  2. Ibrani 12 : 3, Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
    Meneladani ketabahan hati dari YESUS Imam Besar. Di dalam menghadapi sengsara tanpa berbuat dosa sehingga kita tidak akan menjadi lemah, kecewa dan putus asa. Kalau seorang pelayan TUHAN sering merasa lemah, sering putus asa >>> baru menghadapi hujan saja sudah lemah dan tidak pergi ke gereja >>> pelayan TUHAN semacam ini, siapa yang ia pandang? Sudah dapat dipastikan ia tidak memandang YESUS/Imam Besar tetapi memandang manusia/dunia seperti isteri Lot. Hujan yang dihadapi ini barulah hujan air, belum hujan belerang. Hujan air ini sebenarnya membuat kita menjadi segar tetapi kita sudah merasa takut dan tidak datang. Mungkin kita juga harus menghadapi percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa >>> saya tidak bersalah tetapi dicaci maki.
    Mari! kalau kita mau berlomba/melayani TUHAN sampai kita mendapatkan mahkota, maka mata ini harus memandang YESUS di dalam ketabahan hati, supaya kita jangan menjadi lemah,putus asa dan kecewa dan ini berarti kita melihat Tangan Imam Besar. Dulu Harun jika ia mau masuk ke dalam ruangan maha suci, maka di dalam tangannya ia membawa darah dan dupa >>> darah dipercikan dan asap dupa yang dinaikkan sehingga menghasilkan sinar kemuliaan. Oleh sebab itu kita harus mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa sebab YESUS sudah tabah menghadapi hal ini dan kita meneladani ketabahan YESUS sehingga kita tidak menjadi lemah, putus asa dan kecewa dengan prakteknya adalah sama dengan melihat Tangan Imam Besar Yang ada Darah dipercikan dan dupa, ini berarti kalau kita mau tahan menghadapi sengsara/percikan darah, maka kita harus banyak memiliki asap dupa yang dinaikkan/harus banyak menaikkan penyembahan kepada TUHAN. Semakin kita dapat menyembah TUHAN, semakin kita tabah hati dan tidak akan pernah kecewa dan putus asa.
    Banyak menyembah TUHAN = memandang YESUS Yang tabah.
    Tadi diterangkan:
    • memandang YESUS di dalam kesucian seperti kita melihat Urim dan Tumim dengan mempraktekan Firman, kita melihat Firman sehingga kita disucikan seperti YESUS suci.
    • meneladani YESUS Yang tabah HatiNYA, sekarang ini seperti kita melihat Tangan Imam Besar Yang ada darah dan dupa dan untuk sekarang ini prakteknya adalah ‘di saat kita mengalami percikan darah, maka dupa/penyembahan harus dinaikkan. Sebab jika percikan darah itu kita alami dan tidak ada asap dupa/penyembahan yang dinaikkan, maka kehidupan itu akan hancur.
      Jadi, praktek untuk sekarang ini adalah di saat kita mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa untuk melayani TUHAN, maka kita harus
      menaikkan penyembahan sehingga kita tidak kecewa dan menjadi hancur, tetapi justru kita mengalami sinar kemuliaan dari TUHAN. Makin kita dihina, makin hebat percikan darah itu dan semakin hebat juga nyala api siksaan, maka akan semakin hebat juga sinar kemuliaannya. Oleh sebab itu kita jangan merasa iri kalau sekarang ini ada teman yang mau mengalami percikan darah sehingga ia menerima sinar kemuliaan. Semoga kita mengerti.
    Mari saudaraku:
    1. kita jangan ragu-ragu di saat kita mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa, kita jangan menjadi lemah dan menjadi kecewa tetapi kita menaikkan penyembahan, sebab banyak darah dan banyak asap dupa yang dinaikkan, maka akan terjadi banyak sinar kemuliaan. Apalagi janji TUHAN kepada kita sekalian (jemaat di Malang dan di Surabaya) yaitu untuk tahun ini kita memang akan menghadapi suasana penghukuman TUHAN, tetapi TUHAN menjanjikan sinar kemuliaan. Tetapi untuk mendapatkan sinar kemuliaan ini kita harus melewati percikan darah/sengsara dan dupa. Kalau kita mau berlomba, maka kita harus menanggalkan beban dosa dan dosa yang menjerat, kemudian mata ini jangan menoleh ke kanan dan ke kiri dan juga jangan memandang ke belakang tetapi kita harus memandang YESUS sebagai Teladan kesucian, kita memandang Firman sehingga kita disucikan.
    2. pandang Tangan TUHAN Yang penuh dengan darah/banyak menyembah TUHAN.
  3. Mata tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA.
    Mazmur 107 : 43, Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.
    • Kita memandang Imam Besar dan mau disucikan, kita mau menyembah TUHAN, meneladani ketabahan Hati YESUS.
    • Kita memandang Imam Besar >>> kita memandang Jantung HatiNYA/memandang, memperhatikan kemurahan kasihNYA. Tadi sudah diterangkan bahwa ada tutup dada pada dada/jantung hati imam besar.
    Sekarang ini selain kita memperhatikan:
    • Urim dan Tumim
    • TanganNYA, IA tabah sampai dipaku di kayu salib dan kita juga memperhatikan JantungNYA. Waktu YESUS sudah mati dengan empat luka,
      kemudian prajurit Romawi/bangsa kafir menusuk LambungNYA tembus sampai di JantungNYA dan ini adalah luka yang terdalam >>> ini adalah kemurahan dan kasih karunia bagi bangsa kafir.
      Tidak mengapa kalau kita memiliki ijazah, kita bekerja dan menerima gaji >>> silahkan! Tetapi kita jangan lupa, lebih dari itu, kita harus memperhatikan kemurahan dan kasih karunia TUHAN dan ini berarti bagaikan kita melihat Jantung
      HatiNYA Yang ditusuk untuk kita/bangsa kafir. Kemurahan dan kasih karunia TUHAN ini tidak dapat dipisahkan dengan kebaikan dan kebajikan TUHAN >>> ini yang merupakan kesaksian dari raja Daud.
    Mazmur 23 : 6, Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
    Memperhatikan kemurahan dan kasih karunia TUHAN ini akan selalu diikuti dengan kebaikan TUHAN. Apa prakteknya untuk sekarang?
    Kalau saudara membaca Mazmur 23 >>> ‘TUHAN adalah Gembalaku Yang Baik’ >>> DIA, Imam Besar dan Gembala Agung. Kalau kita mau memperhatikan, merasakan kemurahan dan kebaikan TUHAN, maka prakteknya adalah kita harus tergembala, oleh sebab itu kita harus memperhatikan kandang penggembalaan.
    ‘Seumur hidup, aku akan diam di rumah TUHAN’ >>> kita harus memperhatikan kandang penggembalaan yang di dalam tabernakel adalah di dalam ruangan suci di mana di dalamnya ada tiga macam alat yang untuk sekarang berarti ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok kita. Inilah tergembala agar kita dapat memperhatikan dan menikmati kemurahan dan kebaikan TUHAN Yang mengikuti seumur hidupku kata raja Daud. Semoga kita mengerti.
    Mari! dihari-hari ini di dalam menghadapi keadaan dunia yang tidak menentu ini, biarlah kita tergembala sebab padang gurun ini sudah sulit untuk kita menuai dan menabur dan juga kita masih harus menghadapi binatang buas >>> apa yang dapat kita lakukan? Untuk itu, selain kita harus tergembala, maka kita juga harus memperhatikan kemurahan dan kebaikan TUHAN.

Kegunaan dari kemurahan/kasih karunia dan kebaikan TUHAN ialah:

  • Ibrani 4 : 16, Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya. Tahta Imam Besar = tahta kasih
    karunia. Kita menerima kemurahan dan kebaikan TUHAN untuk medapatkan pertolongan TUHAN/Imam Besar/Gembala Agung tepat pada waktunya.
    Satu waktu raja Daud menghadapi masalah yang sulit sebab anaknya Absalom memberontak kepadanya dan ia harus meninggalkan istananya. Kalau orang lain sudah pastti tidak akan mau dan lebih memilih berperang untuk menghantam Absalom. Tetapi Daud mengalah. Mengapa Daud mau mengalah, padahal sudah dapat dipastikan ia akan menang melawan Absalom, tetapi Daud tidak mau berperang melawan Absalom sebab Absalom adalah anaknya. Tetapi alasan yang utama/yang paling besar adalah karena Daud merasa bahwa ia tidak hidup dari istana melainkan ia hidup dari kemurahan dan kebaikan TUHAN.
    2 Samuel 15 : 25, 26,
    25. Lalu berkatalah raja kepada Zadok: "Bawalah tabut Allah itu kembali ke kota; jika aku mendapat kasih karunia di mata TUHAN, maka Ia akan mengizinkan aku kembali, sehingga aku akan melihatnya lagi, juga tempat kediamannya.
    26. Tetapi jika Ia berfirman, begini: Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukan-Nya kepadaku apa yang baik di mata-Nya."

    Ini adalah pemberontakan Absalom dan juga Daud yang berserah sepenuhnya kepada kemurahan dan kebaikan TUHAN dan juga berarti ia mengalah dan keluar dari istana.
    ‘Jika aku boleh kembali, maka itu adalah kemurahan dan kebaikan TUHAN, tetapi jika aku tidak boleh kembali, maka itu adalah kemurahan dan kebaikan TUHAN juga sebab aku tidak hidup dari istana tetapi hidup dari kemurahan dan kebajikan TUHAN’ Inilah yang dipegang oleh Daud, bukan istananya sebab istana itu hanyalah hasil dari kemurahan dan kebajikan TUHAN.
    Dulu Daud hanyalah seorang gembala di padang, sedangkan kakak-kakaknya adalah perwira; waktu Samuel melihat kakaknya, maka ia berpikir bahwa ini cocok untuk menjadi raja, sedangkan Daud tidak cocok untuk menjadi raja. Tetapi oleh kemurahan dan kebajikan TUHAN-lah, maka ia diangkat menjadi seorang raja.
    Jadi Daud keluar dari istana, bukan ia berpegang pada jabatannya sebagai seorang raja, tetapi ia berpikir sekalipun aku tidak menjadi raja dan keluar dari istana, tidaklah mengapa sebab aku hidup bukan dari hal itu tetapi hidup dari kemurahan dan kebaikan TUHAN.
    Seringkali kita selalu berpikir dan menganggap bahwa kemurahan dan kebaikan TUHAN itu karena IA memberi berkat pekerjaan pada saat kita belum bekerja, sehingga yang kita pegang adalah pekerjaannya, bukan lagi pada kemurahan dan kebaikan TUHAN. Kita bekerja sampai kita tidak dapat beribadah dan ini berarti kita hidup dari pekerjaan. Daud akhirnya tertolong dan ia dapat kembali lagi keistananya. Demikian juga pada waktu ia berzinah dengan Betsyeba, seharusnya ia binasa, tetapi Daud bersaksi bahwa ‘kemurahan dan kebaikan TUHAN mengikuti aku seumur hidupku’. Daud tertolong dan semuanya menjadi baik, demikian juga bagi kita sekalian, apa yang sudah hancur akan menjadi baik kembali.
  • Melakukan/menjadikan semuanya baik bagi kita/dalam kehidupan kita,
    Mari! bagi yang sudah hancur/porak poranda, biarlah sekarang ini kita berlomba untuk memperbaiki ibadah pelayanan dengan:
    • sungguh-sungguh menanggalkan beban dosa.
    • mata tertuju pada YESUS dengan meneladani kesucianNYA.
    • pandang pada Firman/perhatikan Firman sehingga kita akan disucikan.
    • kita meneladani ketabahanNYA dengan banyak menyembah sehingga kita mendapatkan sinar kemuliaan.
    • perhatikan lambung yang tertusuk/perhatikan kemurahan dan kebaikan TUHAN dan ini adalah hidup tergembala dihari-hari ini, supaya kita mendapatkan kemurahan dan kebaikan TUHAN yang berguna supaya IA menolong kita tepat pada waktunya dan juga menjadikan segala sesuatunya baik di dalam kehidupan kita.
  • kemurahan dan kebaikan TUHAN itu menjadi mahkota abadi di dalam hidup kita.
    Mazmur 103 : 4, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,
    Kasih setia, kebaikan dan rahmat TUHAN menjadi mahkota yang abadi agar kita dapat menyambut kedatanganNYA Yang keduakalinya, kita akan bersama dengan DIA selama-lamanya.
    Tadi di dalam ktb Mazmur 23, Daud berkata ‘seumur hidupku kemurahan dan kebaikan TUHAN mengikuti aku sampai aku diam di rumah TUHAN selama-lamanya’. Kita bersama YESUS selama-lamanya di kota Yerusalem Baru.

Mari kita memperbaiki dan bergumul untuk ibadah pelayanan kita supaya kita mencapai garis finish/garis akhir walau apapun yang harus kita lalui. Seperti Daud yang melewati lembah-lembah >>> lembah dosa, lembah maut, lembah kesulitan ia lalui, namun ia diangkat oleh kemurahan dan kebaikan TUHAN sampai ia menerima mahkota. TUHAN memberkati.

1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 21 Juni 2011 (Selasa Sore)
    ... sabar Tuhan ada batas waktunya. Kalau Firman sudah menyatakan kesalahan menegor menasehati namun kita masih tidak bertobat juga - panjang sabar Tuhan sudah habis - yang datang adalah hukuman. Dan kita tidak tahu kapan batas panjang sabar Tuhan kapan Yesus datang kedua kali. Contoh SIKAP YANG NEGATIF terhadap panjang sabar Tuhan Markus - ...
  • Ibadah Raya Malang, 06 Juli 2014 (Minggu Pagi)
    ... kekal maka hidup kita akan kekal. Makanan rohani masih dibagi yaitu Injil keselamatan firman penginjilan susu Kabar Baik Amsal . Efesus Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga ketika kamu percaya dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan-Nya itu. Ini adalah Injil ...
  • Ibadah Raya Malang, 24 Juni 2018 (Minggu Pagi)
    ... pengalaman kematian bersama Yesus Bersungut-sungut mengomel kecewa putus asa sehingga akan mengalami kebinasaan selamanya. Mencari jalan sendiri di luar firman melawan firman sama dengan jalan buntu dan kebinasaan selamanya. Matius Tetapi Maria Magdalena dan Maria yang lain tinggal di situ duduk di depan kubur itu. Sikap yang benar terhadap pengalaman kematian ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 Juni 2021 (Selasa Sore)
    ... bagi TUHAN sebab Ia tinggi luhur kuda dan penunggangnya dilemparkan-Nya ke dalam laut. Kereta Firaun dan pasukannya dibuang-Nya ke dalam laut para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau. Yang mengalahkan Firaun setan adalah Musa dan Israel yang berdiri di tepi laut Kolsom dengan menyanyikan nyanyian Musa. Laut Kolsom ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 13 Januari 2018 (Sabtu Sore)
    ... anaknya di atas mezbah . Kamu lihat bahwa iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan itu iman menjadi sempurna. . Dengan jalan demikian genaplah nas yang mengatakan Lalu percayalah Abraham kepada Allah maka Allah memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran. Karena itu Abraham disebut Sahabat Allah. Abraham sama dengan sahabat ...
  • Ibadah Doa Semalam Suntuk Malang Session I, 10 Juni 2010 (Kamis Malam)
    ... Korban domba jantan pertama korban penyerahan diri sepenuh. Jika dosa sudah diperdamaikan akan dengan mudah menyerahkan diri sepenuh kepada Tuhan. Praktiknya adalah tunduk taat dengar-dengaran. Korban domba jantan kedua korban tahbisan. Korban domba jantan pertama korban penyerahan diri sepenuh. Kegunaan korban ini adalah untuk menghasilkan bau harum di hadapan Tuhan. Keluaran - Kemudian ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 15 Juli 2012 (Minggu Sore)
    ... terlihat ruangan maha suci dimana ada tabut perjanjian di dalamnya ada kesempatan bagi kita untuk menjadi mempelai wanita Tuhan sudah dijelaskan pada ibadah sebelumnya . Ibrani - . Jadi saudara-saudara oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus . karena Ia telah membuka jalan yang baru ...
  • Ibadah Doa Malang, 31 Oktober 2017 (Selasa Sore)
    ... seperti keadaan Israel di Rafidim. nbsp Keluaran Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan sesuai dengan titah TUHAN lalu berkemahlah mereka di Rafidim tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu. Rafidim adalah tempat perhentian tetapi tidak ada air artinya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 09 Juli 2009 (Kamis Sore)
    ... berbuah. Artinya kita harus tergembala supaya kita bisa berbuah dan memuaskan Tuhan. Lukas - . WASPADA Ada pohon ara yang sudah ditanam di kebun anggur tapi tidak berbuah. Artinya sudah tergembala namun tidak berbuah. Penyebabnya karena ada akar yang tidak baik. Ulangan - . Salah satu akar yang tidak baik adalah akar racun akar ipuh ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 November 2019 (Jumat Sore)
    ... tidak bisa menyatu itu artinya ada yang benar dan ada yang salah. Harus koreksi diri lewat ketajaman pedang firman kalau ditemukan dosa kita mengaku dan yang benar mengampuni. Siapa yang boleh masuk pembangunan tubuh Kristus yang benar dan sempurna Imam-imam dan raja-raja. Petrus . Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.