Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita kembali pada kitab Wahyu 1: 7
Wahyu 1: 7, Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

Ini menunjuk pemberitahuan tentang kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan kemuliaan, Dia sebagai Raja segala Raja/Mempelai Laki-laki Surga (kepala/suami). Kita sudah beberapa kali membaca ayat ini, jangan bosan, sebab kita belajar apa yang menjadi kehendak TUHAN dalam Wahyu 1: 7.

Sebelumnya kita sudah pelajari bagaimana kita dapat melihat YESUS sebagai Mempelai? kita harus terlebih dahulu melihat YESUS sebagai Anak Domba ALLAH Yang menghapus dosa dunia (ini untuk diikuti, sebab YESUS sebagai Gembala), baru setelah itu kita dapat melihat YESUS Yang datang di awan-awan yang permai.

Pada waktu yang lalu kita sudah mempelajari YESUS datang di awan-awan = waktu Musa membangun tabernakel. Setelah tabernakel selesai dibangun maka awan-awan dari TUHAN (awan kemuliaan) turun diatasnya. Demikian juga, kalau Tubuh Kristus selesai dibangun, maka YESUS datang dengan awan kemuliaan.

Sekarang ini kita masih mempelajari pemberitahuan tentang kedatangan YESUS ke dua kali dengan awan-awan kemuliaan, Dia sebagai Raja segala Raja, Mempelai Laki-laki Surga. Kita lihat dalam Zakharia 12, ini sudah dinubuatkan oleh nabi Zakharia bahwa orang-orang akan meratapi Dia, semua bangsa di bumi akan meratapi Dia, orang yang menikam Dia juga akan meratapi Dia.

Zakharia 12: 10-14,
10. "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
11. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido.
12. Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; kaum keluarga keturunan Daud tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum keluarga keturunan Natan tersendiri dan isteri mereka tersendiri;
13. kaum keluarga keturunan Lewi tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum keluarga Simei tersendiri dan isteri mereka tersendiri;
14. juga segala kaum keluarga yang masih tinggal, setiap kaum keluarga tersendiri dan isteri mereka tersendiri."

Ayat 10 --> “mereka akan memandang kepada Dia yang telah mereka tikam” --> ini sudah dinubuatkan. Sebelum ini terjadi, sudah diberitahukan terlebih dahulu. Nubuat ini tidak sama dengan ramalan. Ramalan itu titik beratnya kepada perkara-perkara jasmani. Misalnya: mungkin ada pendeta yang dapat melihat kandungan seseorang, anaknya laki-laki atau perempuan. Kalau nubuat itu tentang persoalan yang rohani/persoalan akhir zaman. Semoga kita dapat mengerti.
kepada dia yang telah mereka tikam” Siapakah itu? itulah YESUS.

Ayat 12 --> jadi sendiri-sendiri meratap (suami meratap sendiri, istri meratap sendiri, anak meratap sendiri).

Jadi ratapan tentang YESUS Yang ditikam Lambung- Nya, ini sudah dinubuatkan oleh nabi Zakharia.

Nubuat nabi Zakharia tentang YESUS Yang ditikam ini dua kali digenapkan yaitu:

  1. Pada saat YESUS mati di kayu salib. Kegenapan nubuat nabi Zakharia yang pertama ini sudah terjadi --> banyak perempuan yang meratapi Dia.

    Lukas 23: 27, 28,
    27. Sejumlah besar orang mengikuti Dia; di antaranya banyak perempuan yang menangisi dan meratapi Dia.
    28. Yesus berpaling kepada mereka dan berkata: "Hai puteri-puteri Yerusalem, janganlah kamu menangisi Aku, melainkan tangisilah dirimu sendiri dan anak-anakmu!


  2. Pada saat YESUS datang kembali dua kali dengan awan-awan kemuliaan (dalam kitab Wahyu). Nubuat nabi Zakharia yang kedua ini belum terjadi dan akan terjadi.

Ada dua peristiwa besar pada saat kedatangan YESUS ke dua kali dalam awan kemuliaan:

  1. Wahyu 1: 7, Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

    Ayat 7 --> “Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia” --> internasional.

    Peristiwa besar pertama adalah terjadi ratapan, kesusahan, kedukaan, bahkan kebinasaan secara internasional bagi mereka yang menolak YESUS (yang menikam YESUS), termasuk juga bagi orang yang tidak percaya kepada YESUS yang Lambung- Nya tertikam diatas kayu salib (tidak percaya pada Korban Kristus).

    Contoh salah satunya adalah Tomas. Tomas ini adalah rasul, tetapi dia tidak percaya. Waktu YESUS bangkit dan Dia menyatakan diri kepada murid-murid di dalam rumah yang terkunci, tetapi waktu itu Tomas tidak ada. Setelah murid-murid cerita kepada Tomas bahwa mereka sudah melihat YESUS dan Tomas berkata --> “kalau aku belum mencucukkan tangan ke Lambung yang tertikam, aku tidak percaya”. Satu waktu YESUS datang --> “Tomas, lihat dan cucukkan tanganmu kepada Lambung yang tertikam”, lalu Tomas berkata --> “Oh TUHAN ku, oh ALLAH ku” akhirnya Tomas baru percaya, lalu YESUS berkata --> “kamu melihat baru percaya, berbahagialah orang yang tidak melihat tetapi percaya”.

    Hati-hati jika ada keragu-raguan seperti Tomas, sebab jika dipertahankan terus, dia juga akan meratap saat YESUS datang. Untunglah Tomas ditolong oleh TUHAN. Tomas ini gambaran dari hamba TUHAN tetapi tidak percaya (ragu-ragu) kepada YESUS dengan Lambung yang tertikam. Jadi ada orang yang memang menolak YESUS (malah menikam Dia), tetapi ada juga orang yang tidak percaya kepada YESUS yang tertikam Lambungnya di kayu salib (tidak percaya kepada korban Kristus). Semoga kita dapat mengerti.

    Orang-orang yang meratap ini tidak akan terangkat saat YESUS datang ke dua kali = ketinggalan di dunia ini dan binasa bersama dunia. Inilah kelompok peristiwa besar yang pertama. Dunia ini akan benar-benar hancur, terjadi pembantaian/penghukuman secara internasional bagi orang yang menolak YESUS dan bagi orang yang tidak percaya kepada YESUS yang sudah tertikam Lambung- Nya.


  2. Wahyu 19: 6, 7, 9
    6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya! Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
    7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.
    9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

    Ay 6 --> “Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak” --> dari seluruh Bangsa di dunia (semua suku Bangsa) = internasional.
    katanya: "Haleluya!” --> satu suara/satu bahasa (ini masuk akal). Satu Bangsa dengan Bangsa yang lain bahasanya lain, suku Bangsa dengan suku lain bahasanya juga lain, tetapi untuk Haleluya secara internasional adalah sama. Jadi orang Kristen dimanapun juga bisa menyebutkan kata “Haleluya”.
    Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja” --> YESUS datang sebagai Raja.

    Ayat 7 --> “Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai” --> bukan ratapan dan kesusahan lagi.
    dan pengantin-Nya telah siap sedia” --> YESUS sebagai Raja dan juga sebagai Pengantin (Mempelai Pria Surga = Suami = Kepala = Raja). Kita sebagai tubuh = istri = Mempelai Wanita yang siap sedia. Siap sedia kemana? pada ayat 9.

    Pada peristiwa besar pertama terjadi ratapan, kesusahan yang dahsyat dan belum pernah terjadi --> bagaimana nanti seluruh dunia ini akan dibantai/dibunuh/dihukum. Ini belum pernah terjadi.

    Peristiwa besar kedua adalah terjadi sorak sorai yang dahsyat (ini belum pernah terjadi) , dari umat TUHAN secara internasional, yang percaya kepada YESUS dengan lambung yang tertikam.

    Mereka semuanya (yang percaya kepada YESUS Yang Lambung-Nya tertikam) akan terangkat ke awan-awan yang permai, untuk berjumpa dengan YESUS Muka dengan muka yang datang ke kembali dua kali, sehingga kita masuk:


    • Pesta nikah Anak Domba (perjamuan kawin Anak Domba), yaitu pertemuan antara YESUS sebagai Mempelai Pria Surga dan kita sebagai Mempelai Wanita Surga di awan-awan yang permai. Disana tidak ada air mata lagi.


    • Sesudah itu dalam Wahyu 20, kita masuk kerajaan 1000 tahun damai (firdaus yang akan datang). Kitab Kejadian dibuka dengan nikah yang jasmani antara Adam dan Hawa yang di tempatkan di taman Eden, tetapi karena jatuh dalam dosa, akhirnya dibuang ke dunia. Untunglah alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang memuat nikah yang rohani/nikah yang sempurna (perjamuan kawin Anak Domba) antara Adam (YESUS) dengan Hawa (sidang jemaat).


    • Sesudah itu dalam Wahyu 21-22, kita masuk Yerusalem Baru (kerajaan surga yang kekal). Inilah sorak sorai.

Inilah dua peristiwa besar saat YESUS datang di awan yang permai/awan kemuliaan. Salah satu pihak (yang menolak YESUS dan yang tidak percaya pada YESUS yang ditikam Lambung-Nya) akan mengalami ratapan yang dahsyat dan binasa. Hati-hati! saya tekankan tentang Tomas ini untuk diri saya juga. Tomas ini gambaran hamba TUHAN, tetapi seringkali tidak percaya/ragu-ragu. Jika kita seperti Tomas nanti akan ketinggalan saat YESUS datang ke dua kali. Sedangkan pihak lainnya akan mengalami sorak-sorai mulai di awan-awan, sampai 1000 tahun damai, bahkan sampai kerajaan surga yang kekal, biarlah kita mengerti tentang Lambung Yang ditikam.

Yohanes 19: 31-37 --> ini tentang lambung YESUS yang ditikam.

Yohanes 19: 31-34,
31. Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib--sebab Sabat itu adalah hari yang besar--maka datanglah orang-orang Yahudi kepada Pilatus dan meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan dan mayat-mayatnya diturunkan.
32. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
33. tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
34. tetapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

Ay 31 --> “Karena hari itu hari persiapan dan supaya pada hari Sabat mayat-mayat itu tidak tinggal tergantung pada kayu salib” --> mayat harus segara mati, kemudian diturunkan dari kayu salib dan dikuburkan.
meminta kepadanya supaya kaki orang-orang itu dipatahkan” --> menjelang hari Sabat jika orang yang disalibkan belum mati, supaya cepat mati, maka kakinya harus dipatahkan dan mayatnya segera diturunkan. Itulah hukumnya.
Ay 33 --> jika orang yang disalibkan sudah mati di kayu salib, maka kakinya tidak bisa dipatahkan.

Karena YESUS sudah mati di kayu salib, maka tulangnya tidak dipatahkan, tetapi Lambung-Nya ditikam dengan tombak, sehingga mengeluarkan darah dan air. Nanti kalau YESUS datang kembali ke dua kali, orang-orang yang melihat Lambung yang tertikam akan meratap, mengalami kesusahan dan sampai binasa selamanya. Oleh sebab itu dalam Zakharia 12: 10-14 disebutkan “setiap orang harus meratap masing-masing” --> suami meratap, istri meratap, dari keluarga Daud meratap.

Zakharia 12: 10-12,
10. "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.
11. Pada waktu itu ratapan di Yerusalem akan sama besarnya dengan ratapan atas Hadad-Rimon di lembah Megido.
12. Negeri itu akan meratap, setiap kaum keluarga tersendiri; kaum keluarga keturunan Daud tersendiri dan isteri mereka tersendiri; kaum keluarga keturunan Natan tersendiri dan isteri mereka tersendiri;

Disimpulkan: sebelum YESUS datang kedua kali:

  • Biarlah setiap pribadi berjuang untuk memandang dan meratapi Lambung YESUS yang tertikam tombak dan mengeluarkan darah dan air.
  • Jika nanti YESUS sudah datang ke dua kali, kita baru memandang dan meratapi Lambung Yang tertikam, maka akan meratap sungguhan, mengalami kesusahan dan kebinasaan. Ini sudah terlambat. Jadi sebaiknya kita meratap sekarang ini sebelum YESUS datang kembali ke dua kali. Setiap pribadi harus meratap (yang lain tidak bisa bergantung) --> biarlah suami saja yang setia, aku ikut-ikut saja dan doakan aku, tidak bisa seperti ini! Jadi setiap pribadi/tersendiri --> istri tersendiri, suami tersendiri.


  • Sekaligus, kita juga mengalami kuasa Tulang yang tidak dipatahkan. Jika ada Lambung yang tertikam, pasti ada Tulang yang tidak dipatahkan.

Dua orang penjahat disamping kiri dan kanan YESUS, karena tulangnya dipatahkan, maka tidak ada lambung yang tertikam.

Tulang ini menunjuk pada kuasa kebangkitan. Waktu ada orang yang menggotong mayat diserang gerombolan musuh, lalu dicampakkan ke kuburan Elisa dan terkena tulangnya Elisa, akhirnya mayatnya bangkit.

Pertanyaannya, bagaimana caranya melihat Lambung yang tertikam? bukan melihat lukisan lambung Yang tertikam, bukan itu! tetapi ini ada prakteknya. Tadi disebutkan Lambung YESUS mengeluarkan darah dan air. Jadi praktek memandang lambung YESUS yang tertikam harus ada tanda darah dan air.

Praktek sehari-hari memandang dan meratapi lambung YESUS yang tertikam tombak dan mengeluarkan darah dan air adalah:
Ada tanda darah. Darah dalam tabernakel menunjuk medzbah korban bakaran. Dulu bangsa Israel membawa lembu, kambing, domba (yang paling miskin membawa burung tekukur) untuk disembelih, kemudian dagingnya dibakar di medzbah bakaran, darahnya ditumpahkan/dicurahkan dsb, untuk pengampunan dosa. Sekarang kita tidak perlu lagi seperti ini, tidak perlu membawa korban binatang ke gereja, sebab sudah digenapkan oleh Korban Kristus di kayu salib. Jadi medzbah korban bakaran = salib Korban Kristus = bertobat. Bertobat artinya berhenti berbuat dosa dan kembali kepada TUHAN (mati bagi dosa).

Kita semua ini manusia berdosa, bagaimana caranya/prosesnya untuk berhenti berbuat dosa? mendengarkan Firman terlebih dahulu. Kalau kita menyadari dosa-dosa oleh pekerjaan Firman pengajaran yang benar/pedang Firman, maka kita terdorong untuk menyesali dosa dan mengaku dosa kepada TUHAN (vertikal), kepada sesama (horisontal) --> membentuk kayu salib. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi (mati bagi dosa). Inilah prosesnya bertobat. Itu sebabnya dalam kebaktian, pedang Firman/Firman yang keras itu penting untuk menunjukkan dosa-dosa.

Jadi praktek memandang dan meratapi lambungnya YESUS sekarang ini adalah bertobat (tanda darah) --> YESUS rela di tikam sampai mati untuk saya. Biarpun kita menangis (mungkin saat perjamuan suci), tetapi tidak bertobat, itu sia-sia, sandiwara dan bukan memandang Lambung YESUS.

Ada tanda air.
Air dalam tabernakel menunjuk:

  • Kolam pembasuhan = baptisan air,
  • Pintu kemah = baptisan Roh Kudus (air kehidupan dari surga).

Jadi tanda air adalah lahir baru dari baptisan air dan baptisan Roh Kudus. Inilah sekarang prakteknya memandang dan meratapi Lambung YESUS.

Yohanes 3: 5-8,
5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
8. Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Ay 5 --> “sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh” --> air = baptisan air, Roh = baptisan Roh Kudus.

Kita dulu dilahirkan oleh ibu kita masing-masing (maafkan para ibu). Biarpun ibu itu hebat, kaya, pandai, tetapi seorang ibu hanya melahirkan kita sebagai manusia darah daging yang cuma cocok untuk hidup di dunia (tidak cocok di surga). Oleh sebab itu harus lahir baru dari TUHAN lewat air dan Roh. Jika kita lahir baru dari baptisan air dan baptisan Roh Kudus, maka kita mendapatkan hidup baru (hidup surgawi) yaitu seperti angin bertiup dan seperti api (pasangan angin adalah api). Jadi orang yang memandang dan meratapi lambung YESUS yang tertikam akan menjadi angin dan api.

Mazmur 104: 4, yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

Angin dan api --> pelayan-pelayan TUHAN yang bagaikan angin dan api.
Mari kita semua harus beribadah dan melayani TUHAN seperti angin dan api. Jangan sembarangan beribadah dan melayani TUHAN!

Pelayan TUHAN seperti angin dan api: Pelayan TUHAN bagaikan angin
Tanda-tanda pelayan TUHAN seperti angin:

  1. Angin itu hampa (menghampakan diri) artinya ada tetapi merasa tidak ada. Coba kalau kita dekat AC kita akan merasakan dingin, tetapi saat dilihat tidak ada. Contohnya seperti YESUS yang menghampakan diri. YESUS yang memiliki surga dll, tetapi Dia tinggalkan --> tidak merasa memiliki semuanya.

    Angin itu ada tetapi merasa tidak ada artinya


    • Tidak mengandalkan sesuatu dari dirinya (sekalipun punya), dari dunia, tetapi selalu mengandalkan TUHAN. Jadi kita melayani jangan mengandalkan kemampuan, kepandaian, ijasah, pengalaman. Contohnya Petrus yang sudah berpengalaman tetapi semalam-malaman tidak mendapatkan ikan.


    • Tidak menuntut hak, tetapi hanya melakukan kewajiban. Seperti YESUS tidak menuntut hak, bahkan hak untuk hidup pun tidak dituntut, Dia rela mati untuk melakukan kewajiban menyelamatkan orang berdosa. Dimulai dari saya, mari kita melayani dengan tidak menuntut hak, tetapi hanya melakukan kewajiban. Dalam rumah tangga melayani harus seperti angin. Jika dalam rumah tangga saling menuntut hak --> suami harus begini dan istri harus begini, nanti akan terjadi demo, ketidak puasan, pertengkaran. Sebaiknya kita harus melakukan kewajiban tanpa menuntut hak. Misalnya:


      1. Biarpun suami saya kejam, saya (istri) harus tetap tunduk.
      2. Biarpun istri saya cerewet, saya harus (suami) tetap mengasihi istri.
      3. Dalam ibadah kunjungan kemanapun, kita (gembala dan jemaat) bayar ongkos sendiri-sendiri dan tidak menuntut hak apapun.


    Angin itu juga berhembus kemanapun ia dihembuskan (“Angin bertiup ke mana ia mau”) artinya taat dengar-dengaran melakukan kehendak TUHAN. Kalau TUHAN hembuskan kedepan, maka anginnya kedepan (tidak mungkin anginnya berbelok).
    Jika kita melayani seperti angin (tanpa hak, tidak mengandalkan apapun, taat dengar-dengaran), hasilnya adalah, kita akan membawa bau harum Kristus, sehingga ada kesejukan/damai sejahtera dimanapun (2 Korintus 2).

    Membawa bau harum Kristus:


    • Bersaksi tentang YESUS sebagai juru selamat, kepada orang-orang berdosa/orang yang belum percaya YESUS supaya percaya YESUS dan diselamatkan = bersaksi tentang kabar baik/Firman penginjilan.


    • Bersaksi tentang Kabar Mempelai/Firman pengajaran yang benar kepada orang-orang yang sudah selamat untuk disucikan, disempurnakan menjadi Mempelai Wanita Kristus yang siap untuk menyambut kedatangan YESUS yang ke dua kali (masuk Tubuh Kristus). Seringkali kita sudah selamat dan diberkati, merasa sudah selesai (stop), ini belum selesai! sebab sekalipun kita sudah selamat dan diberkati, kita masih berbuat dosa. Oleh sebab itu kita memerlukan pedang untuk menyucikan terus sampai satu waktu kita tidak dapat berbuat dosa lagi dan menjadi sempurna seperti YESUS itulah Mempelai Wanita Surga yang layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali. Hampir setiap bulan kita melakukan ibadah kunjungan, ini untuk membawa bau harum Kristus, sebab banyak orang yang sudah selamat, diberkati tetapi mereka tidak tahu hendak kemana lagi. Orang yang sudah selamat dan diberkati masih perlu untuk ditingkatkan, disucikan. Inilah yang menjadi tugas kita.


    Jadi kabar baik harus ditingkatkan menjadi Kabar Mempelai --> “lihat mempelai datang songsonglah Dia” “berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin anak domba”, semoga kita bisa mengerti.


  2. Pelayan bagaikan angin = tidak bisa dihalangi dan tidak mau terhalang oleh apapun juga. Waktu YESUS bangkit dan murid-murid mengunci pintu rumah, tahu-tahu YESUS sudah berdiri ditengah mereka dan berkata “damai sejahtera bagimu” Biarpun pintu sudah dikunci, tapi kalau angin pasti dapat masuk. Kita sedikit-sedikit jangan gampang terhalang, jangan! tetapi harus seperti angin yang tidak bisa dihalangi oleh apapun. Semoga kita dapat mengerti.

Inilah pelayan TUHAN bagaikan angin. Memandang dan meratapi Lambung YESUS yang tertikam dimulai dari bertobat dahulu. Jika berbuat dosa itu menjadi hamba dosa dan tidak dapat menjadi hamba TUHAN. Setelah stop berbuat dosa, setelah itu lahir baru dan bisa menjadi hamba TUHAN (menjadi pelayan TUHAN yang seperti angin dan api).

Pelayan TUHAN bagaikan api
Pelayan TUHAN bagaikan api itu menunjuk:

  1. Pelayan TUHAN yang suci. Api itu menyucikan kita. Waktu di Mesir, Musa mengandalkan kepandaian, kehebatan, tetapi ia tidak dapat melayani dua orang bahkan Musa menjadi pembunuh. Setelah itu Musa lari ke Median, disana Musa menggembalakan kambing, domba. Dalam penggembalaan Musa melihat api dan disucikan --> “tanggalkan kasutmu”.

    Karena TUHAN itu suci, jadi harus dilayani dengan kesucian. Didalam sistem penggembalaan, pelayan TUHAN mengalami api penyucian (seperti Musa), sehingga menjadi pelayan TUHAN yang suci. Jadi bukanlah pandai, bodoh, kaya, miskin, pengalaman atau tidak pengalaman, tua atau tidak, tetapi yang menentukan kita menjadi pelayan TUHAN adalah suci atau tidak suci.

    Saya sering menerangkan, seorang pelayan TUHAN, bahasa aslinya adalah imam. Imam itu adalah seorang yang suci. Jadi yang jasmani tidak mempengaruhi seorang imam. Oleh sebab itu seorang imam harus tinggal di ruangan suci = kandang penggembalaan. Dulu Musa melihat kerajaan surga, lalu TUHAN memerintahkan Musa untuk membuat surga di bumi (tabernakel), supaya apa yang kita lakukan di bumi sama dengan di surga, itulah maksudnya. Jadi yang dibumi sama dengan yang di surga; jangan “ngawur”! Semua yang kita lakukan di bumi merupakan pantulan yang di surga, supaya kita dapat ke surga. Itulah pengajaran tabernakel.

    Tabernakel terdiri dari:
    Mulai dari Halaman (ada darah dan air):


    • Ada medzbah korban bakaran.
    • Ada kolam pembasuhan.
    • Ada pintu kemah.


    Setelah itu lanjut ke ruangan suci (kandang penggembalaan). Dulu di ruangan suci terdapat tiga macam alat (sekarang sudah hancur). Tiga macam alat ini sekarang menunjuk tiga macam ibadah pokok yaitu:


    • Pelita emas menunjuk ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu). Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya. Pada ibadah hari Minggu ada nyanyian dan kesaksian, itulah karunia-karunia Roh Kudus.


    • Meja roti sajian menunjuk ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci (hari Senin sore). Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran dan Korban Kristus.


    • Medzbah dupa emas menunjuk ketekunan dalam ibadah doa penyembahan (hari Rabu sore). Ini persekutuan dengan Allah Bapa didalam kasih Nya.


    Jadi di dalam kandang penggembalaan tubuh, jiwa, roh kita melekat kepada ALLAH Tritunggal dan tubuh, jiwa, roh kita disucikan oleh ALLAH Tritunggal. Namanya ruangan suci, sehingga ada jaminan kita disucikan dan menjadi pelayan TUHAN yang suci.

    Di mulai dari saya sebagai gembala, kalau mau ada jaminan kesucian, maka harus berada didalam ruangan suci. Terutama gembala nomor satu sebagai contoh/teladan untuk beribadah melayani dalam tiga macam ibadah pokok, setelah itu saudara-saudara semuanya juga harus datang beribadah melayani sesuai tugasnya masing-masing --> yang pemain musik datang, paduan suara datang untuk latihan dsb. Jika Gembala tidak datang, bagaimana domba-dombanya, ini tidak bisa! Jadi mulai dari gembala terlebih dahulu.


  2. Pelayan TUHAN yang setia dan berkobar-kobar. Kalau sudah suci, maka akan setia dan berkobar-kobar (menyala-nyala). Jika ada pelayan TUHAN yang tidak setia, tidak berkobar-kobar, ini dikarenakan kesuciannya menurun, bukan karena sudah tua dll. Kalau kesuciannya meningkat, biarpun usia nya meningkat dll, maka pasti kesetiannya juga meningkat. Perhatikan hal ini baik-baik. Semoga kita dapat mengerti.

    Salah satu contoh bagi kita adalah alm bpk pendeta Totaijs. Bahkan sampai sakit parah, beliau tetap melayani dua sidang jemaat di Den Haag dan Amsterdam. Sampai beliau sudah tidak bisa melayani lagi, lalu beliau berhenti dan berdoa, ini sebab keadaan fisik beliau sudah lemah. Usia beliau sudah delapan puluh tahun lebih, ini luar biasa. Demikian juga guru-guru dan gembala-gembala saya, seperti bpk pdt In Juwono dan bpk pdt Pong, mereka semakin tua tetapi semakin semangat melayani, baik memberitakan Firman didalam dan keluar --> di Lemah Putro, di Johor, padahal usia bertambah tua, tetapi karena kesucian meningkat, maka kesetiaan juga meningkat. Dua hal ini yaitu kesucian dan kesetiaan tidak dapat dipisahkan.

Pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar = nyala api.

Wahyu 1: 14, Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Mata TUHAN = nyala api.

Jadi pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar = biji mata-Nya TUHAN sendiri, ini merupakan kesayangan TUHAN yang tidak bisa diganggu gugat oleh apapun dan satu butir pasir pun tidak boleh menyakiti. Dunia ini bagaikan padang gurun, begitu angin bertiup, ribuan pasir akan datang. Menjadi tangan dan kaki-Nya TUHAN (menjadi penginjil) memang baik, tetapi kalau cuma sampai disana, begitu angin bertiup, ribuan pasir dapat masuk semuanya (terkena). Misalnya: saya sebagai kaki-Nya TUHAN (penginjil), tetapi juga menjadi biji mata-Nya TUHAN. Penginjil yang suci tergembala dengan baik dan setia berkobar-kobar (menjadi biji mata TUHAN), biarpun angin bertiup berulang-ulang, satu pasirpun tidak boleh masuk.

Jadi harus ditingkatkan --> jangan cuma sebagai penginjil, gembala saja! sebab kalau tidak menjadi biji mata TUHAN (tidak suci dan tidak setia berkobar), akan terkena pasir: dosa-dosa, masalah akan masuk untuk menyakiti, menghancurkan kita. Kita harus sampai menjadi biji mata TUHAN, saat itulah kita benar-benar menjadi milik TUHAN yang tidak bisa diganggu gugat.

Inilah praktek memandang dan meratapi Lambung YESUS Yang tertikam sebelum YESUS datang kembali. Jika nanti saat YESUS datang kita baru meratapi Lambung YESUS --> ini sudah terlambat sebab kita akan binasa. Sekarang inilah masing-masing berusaha dan berjuang dengan baik untuk kuliah, kerja, kebutuhan sehari-hari silakan! tetapi jangan lupa kita juga harus berjuang untuk memandang dan meratapi Lambung YESUS yang tertikam --> berjuang untuk bertobat (stop dosa) dan berjuang untuk menjadi pelayan TUHAN yang suci dan setia berkobar-kobar bagaikan api dan angin. Semoga kita mengerti.

Kalau kita sudah menjadi api dan angin, maka saat TUHAN YESUS datang ke dua kali, kita akan terangkat di awan-awan --> bukan tertinggal, bukan berteriak-teriak meratapi, tetapi bersorak sorai seperti Elia terangkat ke surga. Kalau dibandingkan dengan Elia --> Waktu Elia naik terangkat ke surga, ada kereta berapi dan angin badai. Jadi hanya api dan angin yang bisa terangkat.

2 Raja-Raja 2: 11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.

Disini ada api dan angin. Pelayan TUHAN yang bagaikan api dan angin mampu untuk menghadapi api dan angin, sehingga terangkat ke surga seperti Elia yang terangkat ke surga. Semoga kita bisa mengerti.

Tadi, karena tidak jadi dipatahkan tulangnya, maka Lambung - Nya Yang ditikam. Kalau ada Lambung yang tertikam, pasti ada kuasa Tulang Yang tidak dipatahkan.

Kuasa tulang yang tidak dipatahkan = kuasa kebangkitan.

Mazmur 34: 19-21,
19. TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.
20. Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;
21. Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah.

Ayat 19 --> “TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati” --> hancur hati.

Praktek sehari-hari mengalami kuasa Tulang Yang tidak dipatahkan yaitu kita menyembah TUHAN dengan hancur hati. Menyembah TUHAN dengan hancur hati artinya:

  • Merasa tidak layak dihadapan TUHAN, sebab banyak kesalahan/kekurangan kita (mengaku banyak kesalahan/kekurangan dihadapan TUHAN).
  • Merasa tidak layak untuk ditolong TUHAN, sebab kita manusia berdosa. Misalnya: jika kita bersalah --> ngebut dijalan lalu dipenjara, menabrak orang lalu dipenjara, ya sudah tidak apa-apa sebab kita yang salah. Kita jangan menuntut TUHAN, itulah hancur hati --> saya merasa tidak layak, saya banyak salah, kalau pun tidak ditolong oleh TUHAN, ya tidak apa-apa.


  • Merasa tidak mampu dan tidak berdaya, tetapi hanya bergantung kepada kemurahan belas kasihan TUHAN = tidak berharap yang lain tetapi hanya menyeru Nama YESUS.

Mari sekarang ini, setelah kita memandang dan meratapi Lambung YESUS Yang tertikam (bertobat dan menjadi pelayan TUHAN) masih banyak tantangan, rintangan, masalah yang kita hadapi, oleh sebab itu kita harus banyak menyembah TUHAN dengan hancur hati = tersungkur di Kaki TUHAN.

Menyembah TUHAN dengan hancur hati (tersungkur dihadapan TUHAN), seperti perempuan Kanani --> “tolonglah aku TUHAN”, bukan --> “tolong lah anak ku”. Sekalipun anaknya lah yang sakit, tetapi dia berkata --> “tolonglah aku”, anak ku menjadi seperti ini gara-gara aku juga (aku yang salah, bukan hanya anak ku saja yang salah) dan bukan malah menyalahkan orang lain, bukan!

Menyembah TUHAN dengan hancur hati (tersungkur dihadapan TUHAN) yaitu:

  • merasa tidak layak,
  • merasa tidak mampu/tidak dapat berbuat apa-apa,
  • merasa tidak berharga, tidak berharap pada yang lain tetapi hanya berharap kepada kemurahan belas kasihan TUHAN = mengulurkan tangan kepada TUHAN “terserah Engkau TUHAN” dan TUHAN mengulurkan Tangan belas kasih kemurahan-Nya kepada kita.

Hasilnya adalah

  1. Mazmur 34: 19, TUHAN itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

    Hasil pertama adalah Tangan belas kasih TUHAN memeluk kita (kita dekat dengan TUHAN), sehingga kita menjadi tenang, damai sejahtera. Dalam Mazmur 62 --> “hanya dekat ALLAH saja, aku tenang” . Di dunia ini banyak tidak tenangnya (tenang sebentar, lalu tidak tenang). Contohnya: Mungkin dipekerjaan tahu-tahu ada kemajuan dan labanya banyak, tahu-tahu ada goyang sedikit dan tidak tenang lagi. Baru tenang sebentar, kemudian mendengar berita, lalu tidak tenang lagi.

    Tetapi jika kita berada dalam pelukan TUHAN (dekat dengan TUHAN), maka kita akan selalu tenang, damai sejahtera, mengalami perhentian, sehingga hidup kita semuanya menjadi enak dan ringan hidup. Kalau kita sudah tidak bisa apa-apa, bahkan berpikir pun tidak bisa, mau kemana lagi kita? kita harus melihat dan meratapi lambung YESUS yang tertikam --> periksa diri kita, jika ada yang salah harus bertobat, perbaiki pelayanan kita sehingga menjadi seperti api dan angin, perbaiki ketaatan dan kesucian, sesudah itu kita hanya tersungkur dihadapan TUHAN. Setelah kita melihat lambung YESUS yang tertikam, maka pasti ada kuasa tulang yang tidak dipatahkan.


  2. Mazmur 34: 20,Kemalangan orang benar banyak, tetapi TUHAN melepaskan dia dari semuanya itu;

    Hasil kedua adalah Tangan belas kasih kemurahan TUHAN diulurkan untuk melindungi kita dari segala celaka marabahaya, dari antikrist yang berkuasa di bumi (puncak pencobaan adalah antikrist), dari hukuman ALLAH sehingga hidup kita selamat.

    Seringkali saat kita dekat dengan orang tua itu sudah senang, saat di sekolah kita dekat dengan guru dan kepala sekolah (mungkin nilai bisa ditambah dll) itu juga sudah senang, dekat dengan bupati itu juga senang (mungkin dapat proyek dll), tetapi kalau kita dekat dengan TUHAN itu melebihi semuanya dan kita mendapatkan segala-galanya.


  3. Mazmur 34: 21, Ia melindungi segala tulangnya, tidak satupun yang patah.

    Hasil ketiga adalah Tangan belas kasih kemurahan TUHAN mengandung kuasa kebangkitan untuk memberi kemenangan kepada kita (“satu tulang tidak dipatahkan” = menang). Artinya


    • Semua masalah bisa diselesaikan, bahkan sampai masalah yang mustahil diselesaikan oleh TUHAN.
    • Semua menjadi indah pada waktu-nya. “satu tulang tidak dipatahkan” = tidak ada yang hancur, tidak ada yang remuk, semuanya indah.
    • Tangan belas kasih kemurahan TUHAN dengan kuasa kebangkitan sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan kita sedikit demi sedikit sampai sempurna seperti Dia (satu tulang tidak dipatahkan = semuanya utuh). Kita masuk kesatuan Tubuh Kristus yang sempurna (utuh), Mempelai Wanita yang siap terangkat dan bersorak sorai di awan-awan dengan suara “Haleluya, Haleluya” untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali. Jadi bukan meratap lagi, bukan kesusahan lagi, tetapi bersorak sorai menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan.

Mari! nubuat ini sudah satu kali digenapkan waktu YESUS datang pertama kali untuk mati di kayu salib, banyak yang meratapi, tetapi TUHAN bilang --> “jangan ratapi Aku, ratapi dirimu, ratapi anakmu”. Jadi sekarang ini kita harus meratap sebelum YESUS datang ke dua kali. Mungkin kita sudah banyak meratap, karena perusahaan merosot, nilai merosot, tetapi apakah kita sudah meratapi lambung YESUS yang tertikam?

  • Saat kita berbuat dosa, kita harus berusaha meratap untuk bertobat.
  • Kita berusaha meratap untuk lahir baru, sehingga menjadi pelayan TUHAN.
  • Setelah menjadi pelayan TUHAN, kita berusaha meratap untuk menjadi api dan angin (seperti YESUS bagaikan api dan angin).

Jika Dia datang kembali ke dua kali, seperti Elia yang naik dalam api dan angin badai, maka (kita) pelayan TUHAN seperti api dan angin juga akan naik ke awan-awan permai.

Kalau kita sudah meratapi lambung YESUS yang tertikam, kita tidak boleh takut, sebab pasti ada kuasa tulang yang dipatahkan --> saat pelayan TUHAN tidak bisa apa-apa, hanya tersungkur dihadapan TUHAN, menyerahkan semuanya kepada TUHAN, menyebut nama YESUS “Haleluya YESUS” dan Dia akan mengulurkan tangan-Nya kepada kita.

Mari kita sungguh-sungguh memandang Lambung yang tertikam dan kita tersungkur di hadapan-Nya, kita hanya menyeru nama-Nya dan biarlah kuasa-Nya dinyatakan di tengah-tengah kita sekalian.

TUHAN memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 10 Juli 2022 (Minggu Pagi)
    ... Daud. Tetapi ketika orang Farisi mendengarnya mereka berkata Dengan Beelzebul penghulu setan Ia mengusir setan. Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka lalu berkata kepada mereka Setiap kerajaan yang terpecah-pecah pasti binasa dan setiap kota atau rumah tangga yang terpecah-pecah tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis mengusir Iblis ia pun terbagi-bagi ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 25 Februari 2012 (Sabtu Sore)
    ... mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. Tariklah pelajaran dari perumpamaan tentang pohon ara Apabila ranting-rantingnya melembut dan mulai bertunas kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian juga jika kamu melihat semuanya ini ketahuilah bahwa waktunya sudah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 17 September 2015 (Kamis Sore)
    ... imam dan raja Sebab penghuni kerajaan tahun damai Firdaus yang akan datang adalam imam dan raja. Wahyu Berbahagia dan kuduslah ia yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka tetapi mereka akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus dan mereka akan memerintah sebagai raja ...
  • Ibadah Doa Malang, 28 September 2010 (Selasa Sore)
    ... kedatangan Tuhan kedua kali. Kejadian - Ketika ia berlambat-lambat maka tangannya tangan isteri dan tangan kedua anaknya dipegang oleh kedua orang itu sebab TUHAN hendak mengasihani dia lalu kedua orang itu menuntunnya ke luar kota dan melepaskannya di sana. Sesudah kedua orang itu menuntun mereka sampai ke luar berkatalah seorang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 15 Mei 2019 (Rabu Sore)
    ... TUHAN . Hauslah bangsa itu akan air di sana bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir untuk membunuh kami anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan . Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN katanya Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini Sebentar lagi ...
  • Ibadah Raya Malang, 12 November 2023 (Minggu Pagi)
    ... bimbang. Bilangan - Mereka menceritakan kepadanya Kami sudah masuk ke negeri ke mana kausuruh kami dan memang negeri itu berlimpah-limpah susu dan madunya dan inilah hasilnya. Hanya bangsa yang diam di negeri itu kuat-kuat dan kota-kotanya berkubu dan sangat besar juga keturunan Enak telah kami lihat di sana. Juga mereka ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 30 Oktober 2021 (Sabtu Sore)
    ... jangan membunuh jangan mencuri jangan mengucapkan saksi dusta hormatilah ayahmu dan ibumu. . Kata orang itu Semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku. . Ketika orang itu mendengar perkataan itu ia menjadi amat sedih sebab ia sangat kaya. Perikop orang kaya sukar masuk kerajaan sorga. Ini adalah seorang pemimpin dan seorang yang ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 01 Februari 2017 (Rabu Sore)
    ... menunjuk pada Yesus yang mati di kayu salib untuk menghapus dosa menebus mendamaikan dosa manusia di dunia--bangsa Israel dan kafir. Atau Yesus mati di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa. Kisah Rasul - . Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus yang kamu salibkan itu ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 27 Januari 2016 (Rabu Malam)
    ... perbuatan-perbuatan daging--dosa. Galatia - Perbuatan daging telah nyata yaitu percabulan kecemaran hawa nafsu penyembahan berhala sihir perseteruan perselisihan iri hati amarah kepentingan diri sendiri percideraan roh pemecah kedengkian kemabukan pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian ia tidak akan mendapat ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 21 Juli 2010 (Rabu Sore)
    ... manusia bisa melayani Tuhan baik pandai bodoh kaya miskin semua bisa dipakai Tuhan sesuai dengan kesanggupannya. Melayani Tuhan itu bekerja sama dengan Tuhan. Yohanes . Tetapi Ia berkata kepada mereka Bapa-Ku bekerja sampai sekarang maka Akupun bekerja juga. Yohanes - Jawab Yesus Bukan dia dan bukan juga orang tuanya tetapi ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.