Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita melanjutkan dalam Kitab Wahyu 1: 13-16

Wahyu 1: 13-16
13. Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.
14. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.
15. Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.
16. Dan di tangan kanan-Nya Ia memegang tujuh bintang dan dari mulut-Nya keluar sebilah pedang tajam bermata dua, dan wajah-Nya bersinar-sinar bagaikan matahari yang terik.

Rasul Yohanes di pulau Patmos mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring, yang menjadi dua wujud:

  1. Kaki dian emas (Wahyu 1: 10-12),
  2. Pribadi YESUS dalam kemuliaan (Wahyu 1: 13-16).

Demikian juga kita semua, biarlah hari-hari ini kita dapat mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring, yaitu Firman penggembalaan yang mengandung bobot Firman pengajaran yang benar (bukan yang ‘guyonan’ dsb), yang keras, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang disampaikan dengan berulang-ulang, sehingga sanggup untuk menyucikan dan mengubahkan kita menjadi wujud nyata tujuh kaki dian emas yang bercahaya (gereja TUHAN yang sempurna). Kalau sudah ada kaki dian emas, disitulah kita juga bisa melihat Wujud Pribadi YESUS dalam kemuliaan.

Mengikut YESUS itu tidak abstrak, sebab:

  • Pribadi YESUS tidak abstrak (Pribadi TUHAN sudah nyata di dalam YESUS).
  • kerajaan surga nyata didalam tabernakel. Musa melihat kerajaan surga, kemudian Musa diperintahkan oleh TUHAN untuk membuat tabernakel di bumi ini. Rasul Yohanes juga melihat kerajaan surga, ini nanti kita bandingkan dengan Musa yang sudah pernah melihat kerajaan surga. Ini sama persis dan tidak abstrak.


  • Firman TUHAN juga tidak abstrak, bukan hanya kita dengar saja. Ini merupakan tanggung jawab seorang gembala untuk memberitakan suara sangkakala (Firman penggembalaan yang mengandung bobot Firman pengajaran yang benar).

Dalam Wahyu 1: 13-16, ada empat wujud penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan = penampilan Pribadi YESUS dalam empat keadaan-Nya yang sebenarnya:

  1. YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar (Wah 1: 13).
  2. YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja (Wah 1: 14).
  3. YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Hakim yang Adil (Wah 1: 15).
  4. YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga (Wahyu 1: 16).

Setiap penampilan YESUS ada ciri-ciri tersendiri. Pada Wahyu 1: 16, YESUS tampil sebagai Mempelai Pria Surga, cirinya Wajah-Nya bersinar seperti matahari terik dst. Sekarang ini kita akan mempelajari satu persatu, dimulai dari Wahyu 1: 13, yaitu YESUS tampil dalam kemuliaan sebagai Imam Besar.

Wahyu 1: 13, Dan di tengah-tengah kaki dian itu ada seorang serupa Anak Manusia, berpakaian jubah yang panjangnya sampai di kaki, dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.

Penampilan YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, ditandai dengan dua hal yaitu

  • jubah yang panjangnya sampai di kaki’,
  • dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas’.

Sekarang kita mempelajari tentang ‘jubah yang panjannya sampai di kaki’, artinya:

  1. Pakaian kebenaran dan kebajikan yang melimpah-limpah (jubahnya panjang sampai di ujung kaki). Ini dikaitkan dengan perbuatan memberi, contohnya: memberi untuk pekerjaan TUHAN dan memberi untuk sesama yang membutuhkan. Semoga kita dapat mengerti.

    2 Korintus 9: 7, Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

    Syarat untuk memberi yaitu


    • Sukacita.
    • Kerelaan hati = tidak terpaksa dan tidak memaksa. Banyak kali kita memaksa orang untuk memberi untuk pekerjaan TUHAN, istilahnya seperti kita ‘todong’.
    • 1 Yohanes 3: 17,18,
      17. Barangsiapa mempunyai harta duniawi dan melihat saudaranya menderita kekurangan tetapi menutup pintu hatinya terhadap saudaranya itu, bagaimanakah kasih Allah dapat tetap di dalam dirinya?
      18. Anak-anakku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran.

      Ayat 18 => ‘tetapi dengan perbuatan’ => perbuatan memberi dalam kebenaran dan kasih (tanpa pamrih).


    • Jubah itu dipakai ditubuh. Jadi YESUS memakai jubah untuk menutupi tubuh (Tubuh Kristus). syarat memberi: harus mengarah kepada pembangunan Tubuh Kristus, bukan mengarah kepada manusia supaya dipuji dsbnya.


    YESUS memakai jubah, kita juga harus memakai jubah (dikaitkan dengan pakaian kebenaran dan kebajikan). Jika kita memberi sesuai dengan syarat-syarat diatas, maka ada hasilnya.
    2 Korintus 9: 7, 8,
    7. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
    8. Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

    Ayat 8 => ‘malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan’ => seperti jubah yang panjang sampai ke ujung kaki.

    Hasilnya adalah


    • ALLAH mengasihi orang yang memberi dengan sukacita (ayat 7), kerelaan hati, kebenaran dan kasih dan yang mengarah kepada pembangunan Tubuh Kristus.
    • ALLAH sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kita (ayat 8), untuk:


      1. memelihara kehidupan kita dengan berkecukupan, tidak berkekurangan = berkelimpahan (selalu mengucap syukur). Berkelimpahan itu bukan berjuta-juta, tetapi sampai selalu mengucap syukur kepada TUHAN.


      2. malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan’ = berkelebihan dalam perbuatan kebajikan (perbuatan baik).
        Wahyu 19: 8 (dibandingkan dengan terjemahan lama). Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

        Ay 8 => ‘lenan’ => putih.
        Terjemahan lama: ‘Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus’ => ‘karena kain kasa halus itulah ibarat segala kebajikan orang-orang kudus’ (dalam terjemahan lama).

        Perbuatan kebajikan menjadi jubah putih berkilau-kilau (pakaian putih berkilau-kilau) = pakaian Mempelai, sehingga kita layak untuk menyambut kedatangan YESUS ke dua kali di awan-awan yang permai.

        YESUS sebagai Imam Besar memakai jubah yang panjang sampai di ujung kaki, sekarang kita juga memiliki jubah yang panjang sampai di kaki (pakaian Mempelai) lewat memberi. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Pakaian pelayanan Imam Besar yang tampil untuk mengadakan pelayanan pendamaian = mengadakan penyucian bagi sidang jemaat untuk pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna (tidak bercacat cela). Pelayanan pendamaian itu sampai bangsa Israel dan bangsa kafir menjadi satu tubuh. Dulu satu tahun sekali, imam besar Harun memakai jubah putih masuk ke ruangan maha suci untuk mengadakan pelayanan pendamaian.

    Imamat 16: 1, 2, 4,
    1. Sesudah kedua anak Harun mati, yang terjadi pada waktu mereka mendekat ke hadapan TUHAN, berfirmanlah TUHAN kepada Musa.
    2. Firman TUHAN kepadanya: "Katakanlah kepada Harun, kakakmu, supaya ia jangan sembarang waktu masuk ke dalam tempat kudus di belakang tabir, ke depan tutup pendamaian yang di atas tabut supaya jangan ia mati; karena Aku menampakkan diri dalam awan di atas tutup pendamaian.
    4. Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus dan ia harus menutupi auratnya dengan celana lenan dan ia harus memakai ikat pinggang lenan dan berlilitkan serban lenan; itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air.

    Ay 2 => jangan sembarangan melayani, sebab nanti akan mati. Kalau dulu mati secara tubuh, sekarang lebih lagi, bisa mati secara rohani. Kalau mati tubuh, tetapi bertobat, dia bisa selamat. Kalau mati rohani, sekalipun tubuhnya sehat, maka akan menuju kebinasaan.

    Ay 4 => ‘Ia harus mengenakan kemeja lenan yang kudus’ => ini salah satu syarat melakukan pelayanan pendamaian. Lenan itu jubah putih.

    itulah pakaian kudus yang harus dikenakannya, sesudah ia membasuh tubuhnya dengan air’ => sesudah baptisan air (sudah mandi) jangan telanjang terus, selanjutnya harus berpakaian (memakai pakaian kudus atau pakaian imamat). Nanti sesudah baptisan air, akan ada penataran calon imam-imam. Semoga kita dapat mengerti.

    Jadi, Imamat 16: 1-2, 4 ini tentang pakaian/kemeja lenan (kemeja putih). Ini lebih jelas lagi dalam Keluaran 28: 39 (pakaian imam besar).

    Keluaran 28: 39, Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus, dan membuat serban dari lenan halus dan haruslah kaubuat ikat pinggang dari tenunan yang berwarna-warna.

    Ay 39 => ‘Haruslah engkau menenun kemeja dengan ada raginya, dari lenan halus’ => kemeja dari lenan halus, putih dan ada raginya (mata-mata). Ragi ini bukan ragi untuk membuat tape, tetapi ada lubang-lubangnya (mata-matanya).

Dari dua ayat ini (Imamat 16: 1-2, 4 dan Keluaran 28: 39) disimpulkan: pakaian pelayanan imam besar untuk mengadakan pelayanan pendamaian adalah jubah lenan halus yang bermata-mata = pakaian putih yang bermata-mata. Inilah istilah jubah yang panjang sampai di kaki yang dipakai oleh imam besar, sekarang pakaian ini dipakai oleh kita. Tadi yang pertama, pakaian kebenaran dan kebajikan (pakaian Mempelai) yang dikaitkan dengan memberi. Jadi memberi berarti kita memiliki pakaian, jika kikir dan serakah berarti telanjang.

Yang kedua, pakaian yang dipakai oleh imam besar untuk melayani pelayanan pendamaian itulah jubah lenan halus yang bermata-mata (pakaian putih yang bermata-mata), ini disebut ‘pakaian kudus’ = pakaian kesucian dan kemuliaan dalam urapan Roh Kudus (ada mata-mata). Jadi pakaian pelayanan = pakaian kesucian. Selalu Firman TUHAN mengingatkan kita, syarat untuk melayani bukan kaya atau miskin, tua atau muda, pandai atau bodoh, tetapi dalam kesucian (pakaian kesucian).

Jadi tidak sembarangan melayani, salah satunya harus memakai pakaian, kalau tidak memakai pakaian dapat mati = melayani tanpa pakaian kudus kerohanian akan mati rohani/kerohanian-nya akan mati sehingga akan menuju kematian kedua (kebinasaan untuk selamanya). Tadi yang pertama, memberi kepada pekerjaan TUHAN dan sesama, memberi dalam bentuk waktu, tenaga, uang dsb. Kalau melayani tanpa memberi itu berarti telanjang. Hati-hati dalam melayani! Kita melayani di kantor pemerintahan, menjadi guru dsb sekarang ini bertambah susah, sebab akan terus dimonitor => ‘harus begini syarat-syaratnya dsbnya’, apalagi kita melayani kerajaan surga? Sebab itu kita harus sungguh-sungguh dan memakai pakaian kesucian dan kemuliaan.

Bagaimana kita bisa disucikan dan diurapi (mendapatkan pakaian kesucian dan kemuliaan dalam urapan Roh Kudus)? jawabannya adalah dalam Imamat 21: 12. Kalau mau melayani, harus mengikuti syarat-syaratnya yang ada didalam alkitab, bukan mengikuti syarat gereja A, gereja B atau pendeta A, pendeta B, sebab ada pendeta yang berkata => ‘tidak mengapa melayani dalam ibadah, sekali-pun istrinya dua, silahkan melayani’.

Imamat 21: 12, Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

Ay 12 => ‘ia’ => imam-imam.
supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya’ => ada kesucian, maka akan ada urapan.

Imamat 21: 12, ini tentang ‘kudusnya para imam’. Jadi supaya kita dapat disucikan dan diurapi, kita harus selalu berada di ruangan suci. Di dalam tabernakel adalah di dalam ruangan suci. Ini selalu diulang-ulang, sebab inilah Firman penggembalaan, tujuannya adalah untuk memberi kesempatan yang belum berada di ruangan suci (diingatkan lagi, supaya jangan keluar dari ruangan suci).

Kekhususan dan keistimewaan Firman penggembalaan adalah diulang-ulang, apa yang masih belum dilakukan, supaya dapat dilakukan dan kita tidak boleh bosan. Contohnya: ‘aku malas datang ibadah pada hari Senin dan Rabu’ sebab itu perlu diulangi lagi => ‘mari datang ibadah’. Bagi yang sudah melakukan, diulang-ulang, supaya mantap (ada juga yang sudah masuk ruangan suci, tetapi keluar lagi). Contohnya: ‘ibadah hari Senin dan Rabu sebenarnya capek, kali ini aku mau tidak datang ibadah’. Inilah perlu Firman yang diulangi lagi.

Ruangan suci sekarang menunjuk kandang penggembalaan. Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat (sudah hancur) = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok yaitu:

  • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya atau kebaktian umum (biasanya hari Minggu). Pelita emas ini tentang Roh Kudus (kemarin sudah kita pelajari). Ini bersekutu dengan ALLAH Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-karunia Nya. Ada karunia untuk menyanyi, kesaksian-kesaksian, inilah ibadah raya (termasuk juga ibadah persekutuan).


  • Meja roti sajian: ketekunan didalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci (hari Senin disini). Ini bersekutu dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran dan Kurban Kristus. Ini bagaikan makan.


  • Medzbah dupa emas: ketekunan didalam ibadah doa penyembahan (hari Rabu disini). Ini bersekutu dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya sehingga kita dapat merasakan kasih ALLAH.

Supaya kita dapat mengalami kesucian dan urapan, yang bagaikan menerima pakaian putih bermata-mata, maka harus berada di ruangan suci = kandang penggembalaan = kektekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Saya selalu mengatakan, kalau kita bertekun dalam tiga macam ibadah, maka tubuh, jiwa, roh kita bersekutu/melekat dengan ALLAH Tritunggal seperti carang melekat pada Pokok Anggur Yang Benar. Kalau carang sudah melekat pada Pokok Anggur, maka yang mencari makan adalah Pokoknya semuanya (dari bawah tanah, memasak di daun, carangnya hanya tinggal menghisap sari-sari makanan) dan tahu-tahu sudah berbuah. Ini enak sekali!

Hidup kita bergantung sepenuhnya kepada YESUS Imam Besar, Gembala Agung (Pokok Anggur Yang Benar). Kalau Pokoknya mati, carangnya juga ikut mati. Kalau Pokoknya hidup, carangnya juga hidup terus. YESUS hidup selamanya (memiliki hidup kekal), maka carangnya juga hidup selamanya (kita juga kekal selamanya). Jangan ragu-ragu, kita tinggal melekat pada Pokok Anggur Yang Benar saja. Semoga kita dapat mengerti.

Jika kita sudah melekat pada Pokok Anggur Yang Benar di ruangan suci, maka kita akan disucikan. Sesuai dengan namanya ‘ruangan suci’, kita juga akan disucikan disana. Dengan apa kita disucikan? Dalam Yohanes 15: 3 tentang ‘Pokok Anggur Yang Benar’, jika carang-carang sudah melekat pada Pokok Anggur, akan dibersihkan/disucikan, supaya nanti buahnya bertambah lebat, dan bertambah manis.

Yohanes 15: 3, Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu.

Ay 3 => ‘firman yang telah Kukatakan’ => Firman yang telah YESUS katakan.

Jadi, kita disucikan dengan Firman yang merupakan perkataan YESUS Sendiri, artinya:

  • Firman yang dibukakan rahasianya,
  • Firman yang di wahyukan/diilhamkan oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di dalam alkitab.

Salah satu kesaksian dari tamu kita (dari Srilangka) yang menginap satu Minggu di Malang. Dia baru tahu ada Firman yang langsung dari TUHAN. Padahal, dia anak dari seorang pendeta, dari kecil sudah melayani TUHAN, juga sudah berpuasa (1 hari, 3 hari, 7 hari, 40 hari), dia benar-benar melayani TUHAN, tetapi dia mengatakan => ‘baru kali ini aku tahu, wahyu atau Firman yang langsung dari TUHAN, ayat menerangkan ayat’ Dia baru tahu kalau perjanjian lama, bisa diterangkan dengan perjanjian baru. Inilah berkat TUHAN, kasih karunia TUHAN kepada kita, sehingga kita dapat menerima perkataan YESUS. Kalau Firmannya berisi lawakan-lawakan, masakan YESUS melawak, ini tidak mungkin! Jadi ayat menerangkan ayat dalam alkitab, kita jangan dibodohi. Semoga kita dapat mengerti.

Ini juga disebut sebagai Firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Ayat menerangkan ayat di dalam alkitab ini tajam, sehingga dapat untuk menyucikan. Jika Firman diterangkan dengan lawakan, pengetahuan, tidak akan ada ketajaman. Semoga kita dapat mengerti.

Apa yang harus disucikan?

  1. Pakaian putih ini seringkali banyak nodanya. Jadi yang disucikan adalah noda-noda pada pakaian putih (pakaian dalam pelayanan). Noda apa?

    Matius 25: 26, 30,
    26. Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
    30. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."

    Ay 26 => Noda jahat dan malas.
    Ay 30 => kalau jahat dan malas = tidak berguna.

    Noda kejahatan adalah:


    • keinginan akan uang = cinta akan uang= terikat akan uang, itulah akar kejahatan. Inilah yang membuat kita menjadi:


      1. kikir = tidak dapat memberi.
      2. serakah = mencuri atau merampas milik orang lain, yaitu:


        • milik TUHAN = persepuluhan dan persembahan khusus, ini yang seringkali dirampas.
        • milik sesama dirampas (hutang tidak membayar kembali, korupsi dll).
        • termasuk milik sesama yang membutuhkan => ‘ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan’, ‘ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum’. Jadi, dari berkat TUHAN yang kita terima, ada milik TUHAN dan ada juga milik sesama yang membutuhkan. Kita harus menyerahkan sesuai gerakan TUHAN = memberi dengan kerelaan hati, kebenaran (tujuannya benar), untuk pembangunan tubuh Kristus dst. Semoga kita mengerti.


    • iri hati, kebencian tanpa alasan, dendam, sakit hati. Contohnya:


      1. seperti Kain terhadap Habel. Pelayanan Habel berkenan kepada TUHAN (diterima oleh TUHAN), sedangkan pelayanan Kain belum diterima oleh TUHAN (belum berhasil), sebenarnya ini masih bisa diperbaiki, tetapi Kain karena iri hati. Hati-hati akan iri hati, kebencian tanpa alasan didalam pelayanan.


      2. seperti kakak-kakak Yusuf terhadap Yusuf. Yusuf mendapatkan karunia-karunia (jubah maha indah), kakak-kakak Yusuf tambah iri dan benci.


    Kalau mencuci pakaian dikucak satu kali, nodanya belum hilang, sebab itu Firman penggembalaan diulang-ulang => ‘maju mundur lagi, maju mundur lagi, supaya bersih’ kemarin menerangkan Wahyu 1: 10-12, sekarang Wahyu 1: 13, besok masih menerangkan Wahyu 1: 13 lagi dst. Semoga kita dapat mengerti.

    Noda malas adalah tidak setia atau lalai. Dalam Matius 25: 30, jika kita melayani TUHAN dengan jahat dan malas = ‘hamba yang tidak berguna’. Salah satu motto dari Lempin-El adalah ‘lebih berguna seorang pengerja yang setia (sekalipun mengepel yang tidak dilihat oleh jemaat), daripada seorang gembala yang tidak setia (gembala yang tidak berkotbah)’. Coba tangan kita, biarpun kuat, hebat tetapi tidak mau mengangkat, maka tangan itu tidak berguna! Lebih baik tangan yang tidak terlalu kuat, tetapi mau untuk mengangkat. Semoga kita dapat mengerti.

    Noda jahat dan malas, ini seringkali tidak kita sadari, sebab itu harus disucikan. Jika jahat dan malas atau tidak berguna, maka akan merusak Tubuh Kristus, bukan membangun. Kalau berguna, berarti membangun sampai besar dan sehat. Akibatnya adalah dicampakkan kedalam kegelapan yang paling gelap, dimana terdapat ratap tangis dan kertak gigi, artinya masa depannya gelap dan sampai kepada kebinasaan di neraka yang penuh dengan ratap tangis dan kertak gigi untuk selamanya.


  2. Penyucian pakaian = penyucian nikah, supaya nikah mencapai nikah yang sempurna, nikah yang rohani yaitu perjamuan kawin Anak Domba. Waktu Adam dan Hawa berbuat dosa dan telanjang, ini berarti secara pribadi telanjang, maka nikahnya juga telanjang.

    Matius 19: 1, 3, 4, 5,
    1. Setelah Yesus selesai dengan pengajaran-Nya itu, berangkatlah Ia dari Galilea dan tiba di daerah Yudea yang di seberang sungai Yordan.
    3. Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
    4. Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan?
    5. Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.

    Banyak masalah-masalah didalam nikah (keuangan dsb), tetapi masalah terbesar didalam nikah adalah perceraian (inilah yang ditanyakan oleh orang Farisi). Kawin cerai adalah ajaran Farisi (ragi Farisi). ‘apa yang disatukan oleh Allah, tidak boleh diceraikan oleh manusia’, jika bercerai, ini berarti sudah melawan TUHAN (masalah terbesar dalam nikah). Semoga kita mengerti.

    Apakah penyebab perceraian? Matius 19: 7,8
    7. Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?"
    8. Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.

    Jadi penyebab perceraian dalam nikah adalah karena kekerasan hati (‘ketegaran hatimu’). Kekerasan hati inilah yang harus disucikan. Praktik dari keras hati sampai bisa bercerai adalah


    • tidak taat dengar-dengaran kepada firman TUHAN. Firman mengatakan ‘tidak boleh bercerai’, tetapi malah bercerai. Semuanya kalau tentang nikah, didalam Alkitab ditulis istri terlebih dahulu, sebab yang bersalah adalah istri dahulu. Jadi istri harus memperbaiki dahulu. Contohnya tidak taat dengar-dengaran:


      1. di alkitab istri dituliskan ‘tunduk kepada suami’. Jika keras hati, istri tidak tunduk kepada suami = melawan atau menanduk suami dan istri mau menjadi kepala atas suami. Seperti Hawa mau menjadi kepala dari suami, saat Hawa dalam masalah dengan ular (berdialog dengan ular), lalu Hawa mengambil keputusan sendiri => ‘makan saja buah yang dilarang oleh TUHAN’ dan Hawa lupa akan suaminya. Akhirnya, nikahnya hancur dan menjadi telanjang.


      2. Firman TUHAN mengatakan ‘suami mengasihi istri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar’. Seringkali suami juga tidak taat yaitu tidak mengasihi istri dan berlaku kasar terhadap istri baik lewat perkataan dan perbuatan.


      3. Anak-anak tidak taat kepada orang tua.Inilah penyebab perceraian, karena kekerasan hati (tidak taat dengar-dengaran), sehingga nikah tidak lagi menjadi satu.


    • kebenaran diri sendiri. Dulu Adam dan Hawa memakai daun ara. Kebenaran diri sendiri artinya


      1. sudah berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, malah menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain. Misalnya:


        • suami sudah berbuat dosa (selingkuh), malah menyalahkan istri => ‘karena istri kurang perhatian’
        • istri sudah berbuat dosa, malah menyalahkan suaminya.
        • Anak yang berdosa menyalahkan orang tua dan sebaliknya.


      2. sudah berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan TUHAN = menyalahkan pengajaran yang benar. Kebenaran diri sendiri itu diluar alkitab. Jika sudah menyalahkan pengajaran yang benar, berarti berada di luar alkitab = tidak sesuai dengan kebenaran alkitab. Biarpun sudah diakui oleh semua gereja (pertimbangan pendeta siapapun juga), tetapi jika tidak sesuai dengan alkitab, itulah kebenaran sendiri.


      3. sudah berbuat dosa, tidak mau mengaku dosa, malah menyalahkan setan. Seperti Hawa menyalahkan ular. Jika sudah menyalahkan setan, berarti sudah tidak mau bertobat dan tidak bisa bertobat lagi. Semoga kita dapat mengerti.

        Kalau sudah menyalahkan sesama, TUHAN dan setan, sampai tidak mau bertobat dan tidak bisa bertobat lagi = dosanya permanen untuk selamanya dan membawa kepada kebinasaan. Kita jangan seperti itu! Sebagai suami atau istri, mari kita mendengarkan Firman, jika tidak cocok dengan Firman itu berarti salah. Jika ada kesalahan dalam nikah apapun bentuknya, mari kita mengaku dosa. Setelah diampuni maka selesai. Semoga kita dapat mengerti.

Jika kita mau disucikan bagaikan pakaian sudah suci/bersih (hidup kita suci), maka pasti diberi mata-mata (lubang-lubang), itulah urapan Roh Kudus. Jadi kesucian dan urapan Roh Kudus itu satu. Semakin suci, kita semakin diurapi. Jika kesucian menurun, maka urapan juga menurun, bahkan sampai menjadi kering. Semoga kita dapat mengerti.

Jika pakaian putih diberikan mata-mata = mata terbuka. Dimulai dari gembala terlebih dahulu, jika gembala hidup suci, diurapi Roh Kudus bagaikan memiliki pakaian putih bermata-mata, maka:

  • gembala memiliki mata terbuka untuk melihat pembukaan Firman ALLAH sehingga ada makanan bagi sidang jemaat sehingga jemaat dapat bersyukur. Firman penggembalaan ini tidak bisa dipelajari dimanapun juga, sebab ini hanya kasih karunia dari TUHAN. Jadi hanya dalam kesucian dan urapan, ada pembukaan Firman.


  • gembala memiliki mata terbuka untuk memperhatikan seluruh sidang jemaat, bukan hanya yang kaya atau yang miskin saja yang diperhatikan, tidak! Mungkin dia butuh doa, atau harus ditolong secara ekonomi dsbnya. Jika hanya memperhatikan yang kaya atau yang miskin saja = tidak suci!

Sebaliknya juga, jika sedang jemaat hidup suci dan diurapi Roh Kudus bagaikan memiliki pakaian putih bermata-mata, maka:

  • sidang jemaat memiliki mata terbuka agar dapat mengerti pembukaan Firman = jemaat dapat makan Firman penggembalaan. Jika domba sudah bisa makan Firman, itu berarti sudah mendapatkan semuanya. Tugas dari domba hanyalah makan Firman. Lain halnya dengan kambing, domba yang tidak tergembala, mencari makanan dulu, berjalan dulu. Kalau waktu musim kemarau, harus berjalan jauh untuk mencari rumput, sudah dapat rumputnya bisa pingsan duluan. Kalau domba yang tergembala, mau musim kemarau atau tidak, gembalanya lah yang bertanggung jawab. Jika sudah dapat makan Firman penggembalaan, maka sudah mendapatkan segala-galanya, sebab di dalam Firman penggembalaan sudah tercakup semua kebutuhan kita. Tinggal kita dapat makan atau tidak!

    Saya sudah bersaksi beberapa kali, tetapi ini terkesan sekali. Saat saya masih pengerja tahun 93, saya mendapat kemurahan dari TUHAN, mendapatkan bangku ekstra (10 gratis 1), lalu saya diajak ke New Zealand, tetapi kursinya dekat dengan sopir. Secara tidak sengaja, saat menoleh ke arah gunung, ada domba-domba berjajar seperti Kidung Agung ‘rambutnya bagaikan kawanan domba’, tetapi yang saya lihat dan aneh, tidak ada domba yang bergoyang-goyang, semuanya makan. Saat itulah TUHAN berbicara => ‘inilah domba, tugas domba hanyalah menunduk saja, makan saja’ jika dapat makan, domba akan bertumbuh, dan mendapatkan semuanya.


  • sidang jemaat memiliki mata terbuka untuk memperhatikan gembala. Gembalanya tidak usah bingung => ‘tidak perlu menagih-nagih, saya tidak ada yang memperhatikan, tidak perlu menyindir-nyindir, sudah enak naik mobil dsb’, tidak perlu seperti itu! Jadi gembala dan jemaat saling memperhatikan. Semoga kita dapat mengerti.

Jika gembala dan jemaat, sama-sama hidup suci dan diurapi, sama-sama memiliki pakaian putih yang berjala-jala, maka:

  • Saling memperhatikan.
  • Ada pembukaan Firman, sehingga ada jalan keluar dari segala masalah, bahkan pintu surga terbuka.

Inilah penampilan Pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Imam Besar, mari kita teladani! Dia memakai jubah yang panjangnya sampai di kaki, sekarang bagi kita dalam arti yang rohani. Kita tidak perlu ke gereja memakai jubah => ‘ini seperti YESUS’. Dulu ada yang tanya kepada bpk pdt In Juwono => ‘oom, saya mau berrambut gondrong seperti YESUS’ (ini memang nakal rupanya), lalu dijawab => ‘kamu boleh meniru rambut YESUS, asalkan kamu meniru puasa-Nya YESUS selama empat puluh hari’ YESUS berpuasa selama empat puluh hari, tidak makan dan tidak minum. Padahal bagi kita, arti puasa itu secara rohani, angka empat puluh = perobekan daging. Kita mau berpuasa berapa hari, itu terserah saja, yang penting adalah mengalami perobekan daging. Biarpun kita berpuasa selama empat puluh hari, tetapi jika daging tidak robek = hanya menunda makan saja. Yang penting adalah arti rohaninya, tetapi sering di jasmanikan. Semoga kita dapat mengerti.

Jika tanpa kesucian dan urapan Roh Kudus (tanpa pakaian putih bermata-mata), maka mata tidak akan terbuka = buta.

Praktik mata buta adalah:

  • seperti Barthemeus yang buta dan duduk di pinggir jalan, (maaf) sehingga menjadi Kristen jalanan = tidak tergembala. Sekarang ini banyak sistem jalanan, sekalipun tetap di gereja. Contohnya: yang kotbah beredar-edar dan bukan gembalanya. Kalau yang memberi makan sidang jemaat bukan gembala, itu berarti bukan penggembalaan (sistem pinggir jalan). Apa yang dicari? Barthemeus ini mengemis, hanya memintaminta (mencari uang) = beribadah melayani hanya mencari perkara-perkara jasmani (mencari keuntungan jasmani) dan tidak memperdulikan makanan rohani => ‘yang penting uang yang datang’. Ini hanya puas sampai disini, tidak memperdulikan apa yang dimakan (racun dsb), tidak memperdulikan jiwanya yang hampir mati (merana). Inilah cirinya buta.


  • Matius 6: 31-37
    31. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
    32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
    33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

    Dalam ay 26 => “Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? “ ini menunjuk pandangan. Kalau buta berarti tidak dapat memandang.

    Kalau buta, berarti selalu kuatir akan kebutuhan hidup sehari-hari, kuatir akan masa depan (ay 34). Kalau kuatir akibatnya adalah


    • tidak mengutamakan (tidak mendahulukan) ibadah pelayanan = tidak setia dalam ibadah pelayanan.
    • tidak dapat hidup benar (‘carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya’). Contohnya: satu kelas menyontek semuanya, nanti kalau saya tidak menyontek, maka saya seorang diri yang tidak lulus, akhirnya ikut menyontek (tidak benar).


    • tidak dapat menerima pengajaran yang benar. Contohnya: dahulukan ibadah (masuk ibadah hari Minggu, Senin, Rabu) nanti kalau aku ikuti ibadah, maka penghasilanku akan turun = menerima pengajaran yang tidak benar.

Kalau gembala dan jemaatnya buta, maka keduanya jatuh kedalam lubang yang dalam. Buta + buta = lubang yang dalam = lubang jurang maut, bergaul dengan belalang dan kalajengking (roh jahat dan roh najis) dalam Wahyu 9. Gembala dan jemaat yang buta ini secara daging memang sama-sama enak (gembala dan jemaat tidak masuk, tidak melayani, hidup tidak benar), tetapi nanti sama-sama masuk lubang yang dalam (yang tak terduga kedalamannya).

Wahyu 9: 2, 3,
2. Maka dibukanyalah pintu lobang jurang maut itu, lalu naiklah asap dari
lobang itu bagaikan asap tanur besar, dan matahari dan angkasa menjadi gelap oleh asap lobang itu.
3. Dan dari asap itu berkeluaranlah belalang-belalang ke atas bumi dan kepada mereka diberikan kuasa sama seperti kuasa kalajengking-kalajengking di bumi.

Ay 2 => jika mengeluarkan asap, maka matahari menjadi gelap, lalu bagaimana gelapnya didalam lubang itu? pasti sangat gelap. Jika tanpa kesucian dan urapan, pasti ‘ngawur’ => “gembala dan jemaat mau kemana?” Ini awasan bagi saya sebagai seorang gembala dan doakan supaya jangan ‘ngawur’ => ‘sekarang enak-enak, tahu-tahu masuk dalam lubang’

Ay 3 => bergaul dengan belalang dan kalajengking = bergaul dengan roh jahat dan roh najis, menuju pembangunan Babel yang akan dibinasakan untuk selamanya.

Ini sungguh mengerikan! Mari kita bersungguh-sungguh, yang jasmani bersungguh-sungguh (bekerja dan sekolah) silahkan saja dan saya doakan, tetapi yang rohani juga harus bersungguh-sungguh, sebab itu perhatikanlah jubah. YESUS tampil sebagai Imam Besar ditengah-tengah kaki dian untuk melayani kita, supaya kita tidak buta, dan kita juga akan tampil dengan memakai jubah: pakaian kebenaran kebajikan (memberi) dan pakaian putih bermata-mata (kesucian dan urapan Roh Kudus). Semoga kita dapat mengerti.

Kalau mata terbuka, keadaannya akan terbalik. Jika kita hidup suci dan dalam urapan Roh Kudus (memiliki pakaian putih bermata-mata), sehingga mata kita terbuka, maka:

  • kita akan mengutamakan ibadah pelayanan (tahbisan yang benar) lebih dari semua perkara di bumi. Kalau mata sudah terbuka, maka kita akan percaya kepada TUHAN => ‘burung yang tidak bekerja dipelihara oleh TUHAN, apalagi kita yang masuk bekerja di ladang TUHAN’. Masuk di ladang TUHAN = kegiatan menabur dan menuai = beribadah melayani TUHAN. ALLAH itu benar dan adil, jika kita bekerja di ladang TUHAN, tidak mungkin kita tidak akan dipelihara oleh TUHAN. Kalau hamba TUHAN sampai tidak dipelihara oleh TUHAN, maka harus diperbaiki => ‘mata sudah melihat atau buta?’ Semoga kita dapat mengerti.


  • kita dapat hidup dalam kebenaran (bekerja dengan benar, sampai semuanya benar).

Jika mata terbuka (mengutamakan ibadah pelayanan dan hidup benar), hasilnya adalah ‘maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu´= kebutuhan sehari-hari dan masa depan akan ditambahkan (ada bonus). Tanda tambah = kayu salib, semuanya akan diberikan oleh TUHAN lewat Kurban-Nya diatas kayu salib. Tambah itu tidak akan pernah minus, melainkan surplus terus.

Roma 8: 32, Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

Ay 32 => ‘Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua’ => YESUS harus mati di kayu salib bagi kita.

bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?’ => bersama dengan YESUS yang disalib (YESUS yang diserahkan), pasti akan diberikan semuanya oleh TUHAN, asalkan mata kita terbuka.

Inilah yang penting, yaitu memiliki jubah putih sampai di kaki (berkelimpahan). Biarlah kita memiliki mata terbuka, ‘carilah kerajaan surga dan kebenarannya’ (utamakan ibadah pelayanan dan hidup benar), maka TUHAN akan menambahkan semuanya kepada kita. Semoga kita dapat mengerti.

Mata terbuka = mata hanya memandang kepada YESUS sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Tahta ALLAH Bapa. Jangan memandang yang lain! Tadi, memandang jemaat dan gembala, itu bukan berarti saling mengharapkan, melainkan saling memperhatikan. Banyak kali mata kita itu (maaf) ‘jelalatan’ = memandang yang lain (memandang manusia dll). Sekarang ini dengan pakaian putih bermata-mata, biarlah fokus hanya memandang YESUS sebagai Imam Besar. Supaya mata kita fokus memandang YESUS Imam Besar, maka TUHAN ijinkan kita mengalami ujian dalam segala bidang = jubah dicelup dalam darah = percikan darah.

Ini seperti yang sudah dialami Daud. Daud matanya belum fokus kepada TUHAN, matanya masih memandang Betsyeba (istri orang), sehingga diijinkan oleh TUHAN mengalami ujian supaya matanya fokus.

Mazmur 26: 2-3,
2. Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
3. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

Ay 2 => jika sudah mengalami ujian atau percikan darah = penyucian sampai kedalam hati. Hati ini sebagai pusat kehidupan kita. Seringkali yang disucikan hanya pakaiannya saja, tetapi hatinya tidak.

Ay 3 => ‘Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu’ => kalau hati sudah disucikan, maka mata pasti tertuju kepada TUHAN.

Jadi ujian ini merupakan penyucian terakhir yang menyucikan hati dan batin.

Batin = ginjal (bagian yang terdalam) dalam bahasa aslinya. Kalau jemaat Tiatira, mengenai wanita Izebel, maka ginjal yang disucikan. Jika hati dan ginjal disucikan sampai bersih, maka mata hanya memandang/memperhatikan Imam Besar yang duduk di tahta. Ini tidak hanya satu pihak saja, kalau dalam ujian kita hanya memandang Dia, maka Dia juga akan memperhatikan kita dari tahta.

Itu sebabnya kita jangan takut, kita memang diijinkan menghadapi ujian dalam segala hal/dalam segala bidang: dibidang kesehatan, ekonomi, sekolah, pelayanan dan sebagainya, tujuan ujian ini bukan supaya kita hancur, putus asa, kecewa, bukan! tetapi supaya mata hanya tertuju kepada TUHAN.

Mazmur 11: 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

Jadi, saat kita menghadapi ujian, mata-Nya mengamat-amati/memperhatikan kita. Saat saya dan saudara menghadapi percikan darah di bidang apa saja, tetapi tidak ada yang memperhatikan, kita jangan mengamuk ?’gembala tidak memperhatikan, jemaat tidak memperhatikan, kakak saya juga tidak memperhatikan, aku dibiarkan saja’, sebab ini justru kesempatan bagi kita untuk memandang Imam Besar (mata hanya tertuju pada Imam Besar yang duduk disebelah kanan Tahta ALLAH Bapa). Maka YESUS Imam Besar yang duduk disebelah kanan tahta ALLAH Bapa sedang mengamat-amati/ memperhatikan kita dengan pandangan belas kasih anugerah. YESUS Imam Besar tidak akan menipu kita. Semoga kita dapat mengerti.

Jika dalam ujian kita memandang Dia, menyembah Dia, dan Dia juga memandang kita dengan pandangan belas kasihan, hasilnya adalah

  1. Keluaran 3:7, 8,
    7. Dan TUHAN berfirman: "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka.
    8. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya, ke tempat orang Kanaan, orang Het, orang Amori, orang Feris, orang Hewi dan orang Yebus.

    Ay 8 => ‘Aku telah turun untuk melepaskan mereka’ => turun dari tahta ke bumi ini.

    Hasil pertama: TUHAN memperhatikan (memandang dengan belas kasih) segala kesengsaraan kita di segala bidang. Sekarang ini mungkin kita sengsara dalam penyakit, pekerjaan, ekonomi, studi, pelayanan, nikah, tidak akan dibiarkan oleh TUHAN, asalkan kita memperhatikan pakaian atau jubah yaitu pakaian kebenaran (memberi) dan pakaian putih bermata-mata (mata terbuka).

    TUHAN akan melepaskan kita dari segala kesengsaraan, segala masalah, sampai masalah yang mustahil tepat pada waktu-Nya (ayat 8). Tahun 2014 merupakan tahun Yobel bagi kita (tahun pembebasan). Kalau kita mau dibebaskan, kita harus memakai jubah sampai mata terbuka, jangan telanjang terus. Mungkin ada kesengsaraan yang terpendam di hati, TUHAN akan menolong kita.

    TUHAN menuntun ke negeri yang berlimpah susu dan madu, ke tempat Kanaan = TUHAN memelihara kita dengan berkelimpahan sampai mengucap syukur kepada TUHAN, bahkan sampai hidup kekal di surga (Kanaan Samawi).


  2. Ayub 31: 4, Bukankah Allah yang mengamat-amati jalanku dan menghitung segala langkahku?

    Setiap langkah kita diperhatikan oleh TUHAN, sebab maut itu hanya satu langkah jaraknya dari kita. Inilah perlindungan dari TUHAN.

    Hasil kedua: TUHAN mengamati setiap langkah hidup kita = setiap denyut jantung diperhatikan/dipedulikan oleh TUHAN, supaya tidak dihancurkan oleh maut. Raja Daud mengatakan ‘aku satu langkah jaraknya dengan maut’ .

    Bagaimana caranya?
    Ayub 14: 16, 17,
    16. Sungguhpun Engkau menghitung langkahku, Engkau tidak akan memperhatikan dosaku;
    17. pelanggaranku akan dimasukkan di dalam pundi-pundi yang dimeteraikan, dan kesalahanku akan Kaututup dengan lepa.

    Ay 16 dan 17 => ‘Engkau tidak akan memperhatikan dosaku’ => Sekalipun sudah berdosa, bukan berarti tidak mengapa berbuat dosa, ini salah!

    Jadi, TUHAN memperhatikan setiap langkah (setiap denyut nadi kita) supaya tidak dibinasakan maut yaitu TUHAN menjaga langkah hidup kita dengan langkah pengampunan dan langkah penyucian, sehingga maut tidak dapat menyusup. Jika ada dosa, cepat lah minta ampun, dan jangan berbuat dosa lagi. jika berbuat dosa lagi, maka pengampunan akan batal. Biarlah langkah-langkah kita bukanlah langkah-langkah berbuat dosa, tetapi langkah pengampunan => ‘aku banyak salah TUHAN, ampuni’. Langkah pengampunan dan langkah penyucian itulah langkah-langkah yang indah. Dosa itulah yang membuat tidak indah, bahkan sampai hancur-hancuran, tetapi YESUS diatas kayu salib sampai Wajah-Nya menjadi buruk, bukan seperti manusia lagi, hancur-hancuran, supaya kita dapat menjadi indah seperti Dia. Jika dosa dihapuskan, kita semakin suci dan kita menjadi semakin indah.


  3. Mazmur 8: 5, 6,
    5. apakah manusia, sehingga Engkau mengingatnya? Apakah anak manusia, sehingga Engkau mengindahkannya?
    6. Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat.

    Ay 5 => ‘Engkau mengindahkannya?’ => memperhatikannya.
    Ay 6 => ‘Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah’ => sama mulia dengan ALLAH.

    Tadi, Ayub mengalami ujian. Daud juga mengalami ujian dan perhatian TUHAN ada padanya. Daud bertanya kepada TUHAN ‘mengapa Engkau memperhatikan manusia yang seperti angin berlalu, seperti bayang-bayang maut yang tidak ada artinya’ tetapi manusia diperhatikan oleh TUHAN, sampai diubahkan menjadi sama seperti Dia.

    Hasil ketiga: perhatian TUHAN kepada manusia darah daging yang hina dan akan diubahkan sedikit demi sedikit sampai menjadi sama mulia dengan Dia. Jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita menjadi Mempelai Wanita yang siap terangkat bersama dengan Dia di awan-awan yang permai, Mata memandang mata (kita memandang Dia Muka dengan muka) sampai di tahta. Siang dan malam kita memandang Dia untuk selama-lamanya.

Apapun keadaan kita, TUHAN melihat jubah. Kalau sekarang ini ada jubah, maka ada perhatian TUHAN dalam kehidupan kita. Apapun itu serahkan kepada TUHAN.

TUHAN memberkati.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 12 Maret 2014 (Rabu Sore)
    ... logam Ad. . seperti sabun tukang penatu Kegunaan sabun tukang penatu yaitu Untuk menyucikan pakaian kita dari kotoran-kotoran dan noda-noda. Pakaian ini berbicara tentang solah tingkah laku perbuatan kita dalam kehidupan sehari-hari yang tampak kelihatan diluar. Jadi perbuatan-perbuatan kita sehari-hari harus disucikan supaya perbuatan kita merupakan perbuatan yang benar dan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 13 Juli 2011 (Rabu Sore)
    ... juga sering ke dalam air. 'api' hawa nafsu daging. 'air' kesukaan dunia. Jadi kehidupan yang dipermainkan oleh api hawa nafsu daging dan kesukaan daging sama dengan orang yang sakit ayan rohani penyakit gila babi . Lukas - . Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot mereka makan dan minum mereka membeli dan menjual ...
  • Ibadah Pembukaan Lempinel Angkatan XXXII, 15 Oktober 2009 (Kamis Sore)
    ... jalan lain lewat jalur belas kasihan dan kemurahan Tuhan yang seharga korban Kristus bangsa Kafir bisa menjadi imam dan raja. Harga panggilan dan pilihan kita adalah seharga darah Yesus yang tidak bisa dibeli dibayar dengan apapun juga dan tidak bisa ditukar dengan apapun juga. Karena Tuhan memanggil kita seharga darah Yesus ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 01 Februari 2020 (Sabtu Sore)
    ... koor lalu berhenti berarti anggarannya tidak cukup sehingga ia akan diejek dan dipermalukan hidupnya--telanjang. Pengertian batu karang Mazmur . Mudah-mudahan Engkau berkenan akan ucapan mulutku dan renungan hatiku ya TUHAN gunung batuku dan penebusku. Yang pertama gunung batu adalah Yesus sebagai Penebus--kurban Kristus di kayu salib-- sama dengan batu penjuru--batu yang indah ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 23 Juni 2012 (Sabtu Sore)
    ... saat-saat mau melahirkan. Karena tidak ada penginapan maka Maria melahirkan di kandang. Jadi situasi menjelang Yesus lahir adalah Orang-orang hilir mudik dan sangat kacau. nbsp Orang-orang menjadi egois terutama orang Betlehem. Orang Betlehem tidak memberikan tempat bagi Yesus yang akan dilahirkan. Artinya sekarang adalah tidak mengasihi sesama horizontal yang membutuhkan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 22 Juli 2009 (Rabu Sore)
    ... sebagian besar Israel. Tetapi secara rohani ranting melembut ini juga menunjuk pada Israel yang mengalami keubahan hidup. Pohon ara melembut berarti kedatangan Yesus kedua kali sudah dekat. Jadi kedatangan Yesus kedua kali identik dengan keubahan hidup. Jadi kalau mau menyambut kedatangan Tuhan Yesus kedua kali kita harus mengalami keubahan hidup. Kolose - jelas bahwa yang ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 15 Mei 2011 (Minggu Sore)
    ... hari ke- . Imamat - . Kemudian kamu harus menghitung mulai dari hari sesudah sabat itu yaitu waktu kamu membawa berkas persembahan unjukan harus ada genap tujuh minggu . sampai pada hari sesudah sabat yang ketujuh kamu harus hitung lima puluh hari lalu kamu harus mempersembahkan korban sajian yang baru kepada ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 10 Maret 2013 (Minggu Sore)
    ... bangsa murid-Ku' kegerakan Roh Kudus hujan awal Firman penginjilan membawa orang-orang berdosa untuk diselamatkan lewat baptisan air. ay. 'ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu' kegerakan Roh Kudus hujan akhir Firman pengajaran membawa orang-orang yang sudah selamat masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna mempelai wanita yang siap ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 04 April 2012 (Rabu Doa)
    ... engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk Puasa yang benar adalah terjadi perobekan daging sehingga terjadi KELEPASAN DARI DOSA-DOSA. Yeremia - . Beginilah firman TUHAN tentang bangsa ini Mereka sangat senang mengembara dan tidak menahan kakinya. Sebab itu TUHAN tidak berkenan kepada mereka tetapi sekarang Ia mau mengingat ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 04 Agustus 2016 (Kamis Sore)
    ... kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya. Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.