Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3 (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA; jemaat yang ketujuh--jemaat yang terakhir. Ini merupakan gambaran dari jemaat akhir zaman (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Inilah keadaan kita semua.

Keadaan jemaat Laodikia adalah suam-suam kuku. Artinya, secara jasmani sangat kaya dan tidak kekurangan apa-apa, tetapi secara rohani sangat terpuruk--melarat, malang, miskin, buta dan telanjang.
Akibatnya, dimuntahkan oleh TUHAN--jijik, najis, tidak berguna dan binasa untuk selamanya; terpisah dari TUHAN selamanya.

Oleh sebab itu, TUHAN menasihati dan menegor, untuk mengetok pintu hatinya.
Wahyu 3: 20
3:20. Lihat,
Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

TUHAN Yesus berdiri di muka pintu dan mengetok--secara berulang-ulang.
Ini sama dengan panjang sabarnya TUHAN; Dia menunggu sampai kepala-Nya berembun (Kidung Agung--diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 September 2015); kesabaran TUHAN lewat pemberitaan firman pengajaran benar--pedang firman yang tajam-- yang berisi tegoran, nasihat, bahkan hajaran untuk menantikan, supaya kita semua bisa membuka pintu hati bagi Dia.

Ada 2 kemungkinan saat TUHAN mengetok pintu:

  1. Matius 21: 12-13
    21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allahdan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
    21:13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut
    rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

    Kemungkinan pertama: jika kita mau membuka pintu hati--menerima pedang firman--, maka TUHAN Yesus masukuntuk menyucikan hati kita, kehidupan kita--Bait Allah--, sehingga kehidupan kita menjadi rumah doa.

    Rumah doa = tempat hadirat TUHAN dan diberkati oleh TUHAN.

    Cirirumah doa: gemar bersaksi dan menyembah TUHAN.

  2. Matius 21: 17
    21:17. Lalu Ia meninggalkan merekadan pergi ke luar kota ke Betania dan bermalam di situ.

    Kemungkinan kedua: jika kita keras hati--menolak pedang firman--, maka TUHAN Yesus meninggalkankehidupan kita--Bait Allah--, sehingga keadaan kita seperti Laodikia, yaitu suam-suam kuku; menjadi seperti muntah; dan seperti sarang penyamunyang akan dibinasakan oleh TUHAN.
    Sarang penyamun = terkutuk dan binasa.

    Cirisarang penyamun: suka bergosip, berdusta, memfitnah.

Kemarin kita belajar bagaimana menjadi RUMAH DOA.
Dari pihak kita, kita harus memperhatikan 3 macam rumah, yaitu (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 04 Oktober 2015):

  1. rumah tangga;
  2. Bait Allah--ibadah pelayanan dan penggembalaan;
  3. rumah doa.

Sekarang dari pihak TUHAN; BAGAIMANAsupaya kita bisa menjadi rumah doa?:
Matius 21: 12-13
21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusirsemua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
21:13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."


TUHAN Yesus 'mengusir'--sudah kasar--, artinya penyucian yang menimbulkan sengsara daging--tidak enak kalau diusir. Ini menunjuk pada percikan darah--Wahyu 2-3 menunjuk pada percikan darah; penyucian terakhir--supaya kita menjadi rumah doa.

“Tidak bisa pelan-pelan lagi sekarang, sebab waktunya sudah singkat. Kejahatan dan kenajisan makin meningkat; waktu kedatangan TUHAN sudah semakin dekat. Kalau firman TUHAN masih: 'Ayo, kita diberkati', kita akan tertinggal. Firman sudah harus keras dan cenderung kasar--seperti mengusir. Mungkin kita merasa kalimat ini terlalu keras, ya memang begitu. Sebab akhir zaman, keadaan sudah terlalu jahat dan najis, dan kedatangan TUHAN sudah terlalu singkat waktunya. Kita semua berlomba/berpacu untuk mencari firman yang benar-benar sangat keras dan sakit bagi daging; masuk penyucian terakhir, supaya kita menjadi rumah doa. Jangan sampai kita tertinggal! Sebab TUHAN sudah terlalu lama menunggu dan mengetok pintu. Kita harus segera membukakan pintu bagi-Nya. Kalau tidak, akan benar-benar tertinggal.”

Jadi, TUHAN mencambuk dan mengusir, supaya kita bisa menjadi rumah doa--sudah kasar dan sakit bagi daging; satu-satunya cara terakhir.
Kalau TUHAN hanya berkata: 'Oh, jangan berdagang di sini, ya', justru mereka yang marah. Sebab itu, TUHAN mengusir mereka.

APAyang harus disucikan; diusir dari hati dan kehidupan kita--Bait Allah--, supaya kita bisa menjadi rumah doa?:

  1. Matius 21: 12
    21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati

    Yang pertama: penyucian dari roh jual beli; rohnya antikris.

  2. Matius 21: 15
    21:15. Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: "Hosana bagi Anak Daud!" hati mereka sangat jengkel,

    Yang kedua: penyucian dari roh jengkel--kebencian tanpa alasan;karena gosip-gosip yang tidak benar; rohnya antikris.

    “Ini yang berbahaya. Orang yang sembarangan, kacau pelayanannya, kering, tetapi malah didukung. Sebaliknya, terhadap orang yang benar, yang dipakai TUHAN, malah jengkel--hanya karena gosip-gosip. Ini yang harus disucikan.”

Dua macam roh ini harus disucikan. Oleh sebab itu, kalau mendengar gosip-gosip jangan langsung memvonis. Kalau tidak terganggu, katakan: 'Dalam nama Yesus, itu tidak ada.' Tetapi kalau terganggu, tanyakan langsung: 'Apakah betul seperti begini begitu?' Supaya kita jangan disusupi oleh antikris. Bahkan ada yang tidak mengenal orangnya, dan hanya mendengar namanya saja, sudah jengkel. Ini mengerikan sekali

Malam ini kita belajar yang pertama: PENYUCIAN DARI ROH JUAL BELI.

Roh jual beli membuat Bait Allah menjadi pasar.
Bait Allah dibuat menjadi pasar artinya:

  • Murahan--Pasar adalah tempat di mana kita mencari barang yang paling murah--, artinya: tanpa tahbisan yang benar.

    “Siapa saja boleh melayani, tidak perduli siapapun dia; yang mau berkhotbah, silakan, asal membawa sesuatu. Hati-hati! Bukan hamba TUHAN, tetapi sembarangan berkhotbah. Entah hidupnya bagaimana; korupsi, berapa isterinya; yang penting berkhotbah. Ini murahan. Bahkan, orang di luar TUHAN bisa main musik di dalam gereja, menjadi paduan suara. Saya sendiri bertanya pada dia--isteri saya menjadi saksi. 'Kita satu iman ya?': 'Tidak, saya lain, tapi setiap hari Minggu saya di gereja menjadi paduan suara.' Sekarang luar biasa, asal orang tertarik; orang datang, uang datang. Saya benar-benar kaget. Inilah pentingnya penggembalaan. Dalam penggembalaan, kita tahu siapa yang berkhotbah. Kalau sistem pasar, kita tidak tahu jika kita ditipu mentah-mentah.”

    Kalau ibadah pelayanan dengan 'murahan', betapa kita menghina darah Yesus yang sudah menebus kita. Sedangkan di dunia, orang mau berkerja di kelurahan saja dipilih--mana yang sesuai dan mana yang tidak--, tetapi di rumah TUHAN--yang notabene seharga darah Yesus--malah dibuat main-main. Ini akibat dari roh jual beli.

  • Ramai= kesukaan daging/kesukaan dunia; tanpa penyucian.

    “Katanya sukacita sorga, tetapi kalau sukacita tanpa penyucian, sama seperti yang di alun-alun.”


  • Tempat mencari keuntungan secara jasmani--uang, kedudukan dan lain-lain; menjadi sarang penyamun.

    “Saya sangat bersyukur mendapatkan pengajaran ini. Kita memberitakan firman ke mana-mana dengan cuma-cuma; tanpa sponsor; bahkan kami diajarkan untuk membayar ongkos sendiri. Tidak ada sedikitpun mencari keuntungan yang jasmani, sponsornya langsung dari TUHAN Yesus. Bahkan sekarang ada yang menjual karcis untuk kebaktian, di situ bisa mencari keuntungan jasmani. Itu tandanya sudah menjadi pasar, kembali ke zaman di mana TUHAN Yesus mengusir para pedagang di Bait Allah. Sekarang firman sudah harus tajam dan keras--seperti pengusiran--, tidak bisa main-main. Jangan terkena gosip-gosip! Itu sarang penyamun. Tetapi lihat TUHAN/pengajaran yang benar! Itu yang benar!”

Praktik roh jual beli
:

  1. Praktik roh jual beli yang pertama:kikir dan serakah.

    Kikir: tidak bisa memberi untuk pekerjaan TUHAN dan sesama yang membutuhkan.
    Untuk bisa memberi, tidak bergantung dari kaya atau miskin. Dalam alkitab, ada orang kaya yang bisa memberi, tetapi ada juga orang miskin yang bisa memberi--jemaat Makedonia bisa memberi; janda yang miskin bisa memberi; malah TUHAN katakan dia memberi lebih dari orang kaya.

    Untuk bisa memberi, bukan bergantung kaya atau miskin, tetapi bergantung dari hati; hati terikat akan uang atau tidak. Kalau hati bebas dari ikatan akan uang, baik miskin maupun kaya bisa memberi. Tetapi kalau hati diikat uang, sekalipun kaya sekali, tidak bisa memberi; apalagi miskin, sama sekali tidak mau memberi.

    Serakah= merampas hak orang lain, yaitu:

    • terutama haknya TUHAN, yaitu persepuluhan dan persembahan khusus.
    • Merampas hak orang lain, yaitu korupsi, hutang tidak bayar, dan lain-lain.

    “Kita harus berhati-hati! Mulai dari saya, kalau gembala serakah--mengambil milik TUHAN--, bagaimana dengan jemaat? Akan betul-betul kacau, sebab serakah sama dengan penyembahan berhala (Kolose 3: 5). Bapak, ibu, saudara juga hati-hati!”

    Jika gembala mencuri milik TUHAN--persepuluhan dan persembahan khusus--, maka keadaan jemaat seperti bangsa Israel yang menyembah lembu emas--ketika Musa berada di atas gunung, bangsa Israel di bawah gunung menyembah lembu emas; terjadi pemberhalaan (Keluaran 32).

    Jika kita mencuri milik TUHAN, berarti kita menyembah berhala juga. Kita mengatakan menyembah TUHAN, padahal menyembah lembu emas. Kita harus hati-hati!

    Ini yang terjadi. Jika roh antikris--roh jual beli--sudah menguasai hati kita; menguasai penggembalaan/Bait Allah, maka akan terjadi PENYEMBAHAN BERHALA.

    Praktik roh jual beli yang juga termasuk kikir dan serakah--penyembahan berhala--, yaitu

    • beribadah melayani hanya untuk mencari keuntungan jasmani.
      Atau sebaliknya, tidak setia dan meninggalkan ibadah pelayanan untuk mencari perkara jasmani.

      Bukan tidak boleh bekerja dan sekolah, harus bekerja keras dan sekolah yang giat. Tetapi jangan sampai tidak setia dalam ibadah pelayanan, bahkan tinggalkan ibadah pelayanan, karena mencari perkara-perkara jasmani. Ini sama dengan dikuasai roh jual beli.

    • mencari uang dengan cara yang tidak halal--tidak sesuai dengan firman Allah.

  2. Matius 21: 12
    21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati

    Praktik roh jual beli yang kedua: memperjualbelikan korban penghapus dosa.

    Dulu, kalau orang Israel berbuat dosa, mereka harus membawa korban binatang, supaya mengalami pengampunan dosa; orang kaya membawa lembu, yang kelas menengah membawa kambing domba, yang miskin membawa burung tekukur. Tetapi di sini diperjualbelikan.

    Sekarang, memperjualbelikan korban penghapus dosa adalah memperjualbelikan kurban Kristus.
    Artinya, menghina/menginjak-injak kurban Kristus; tidak mau mengalami kelepasan dosa; tetap mempertahankan dosa dengan cara menyalahkan orang lain. Akhirnya hidup di dalam dosa--enjoydalam dosa--sampai puncaknya dosa.

    Puncaknya dosa:

    • Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.
    • Dosa kawin-mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, sampai nikah yang salah.

    Enjoydalam dosa artinya kalau dulu berbuat dosa, masih bisa menangis; tetapi sekarang tidak merasa bersalah lagi. Malah merasa enak dan santai saja. Inilah kehidupan yang menghina dan menginjak-injak darah Yesus.

    Orang semacam ini, hidupnya seperti ANJING DAN BABI; anjing menjilat muntah dan babi yang sudah dimandikan kembali lagi ke kubangan; sudah ada roh jual beli di dalamnya.

  3. Wahyu 13: 16-18
    13:16. Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
    13:17. dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
    13:18. Yang penting di sini ialah hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah
    enam ratus enam puluh enam.

    Praktik roh jual beli yang ketiga: menerima tanda/cap 666 dari antikris; di dahi dan di tangan.
    Ini ada kaitan dengan jual beli ('dan tidak seorangpun yang dapat membeliatau menjualselain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya').

    Nanti saat antikris berkuasa di bumi, deposito, ijazah tidak berlaku lagi, semua tidak berlaku. Yang laku hanya cap 666. Itu yang boleh jual beli, tetap bisa mengambil uangnya, bekerja; seperti biasa.
    Kalau tidak punya cap 666, tidak bisa.

    Kalau ada cap 666 di dahi dan tangan, maka tidak bisa mengalami keubahan hidup/pembaharuan; TETAP MEMPERTAHANKAN MANUSIA DAGINGdengan 18 sifat tabiat daging. Walaupun sudah beribadah, tetapi hanya keluar masuk gereja dan tidak mengalami keubahan hidup.
    Angka '18' tabiat daging = 666.

    “Ingat! Yang kasihan bukan orang yang di luar gereja, tetapi justru yang di dalam. Perempuan bungkuk 18 tahun ada di dalam Bait Allah; di dalam ibadah. Jangan-jangan hamba TUHAN, dan lain-lain. Ini berat.”

    2 Timotius 3: 1-5
    3:1. Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhirakan datang masa yang sukar.
    3:2. Manusia akan mencintai dirinya sendiri
    (1)dan menjadi hamba uang(2). Mereka akan membual(3)dan menyombongkan diri(4), mereka akan menjadi pemfitnah(5), mereka akan berontak terhadap orang tua(6)dan tidak tahu berterima kasih(7), tidak mempedulikan agama(8),
    3:3. tidak tahu mengasihi
    (9), tidak mau berdamai(10), suka menjelekkan orang(11), tidak dapat mengekang diri(12), garang(13), tidak suka yang baik(14),
    3:4. suka mengkhianat
    (15), tidak berpikir panjang(16), berlagak tahu(17), lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah(18).
    3:5.
    Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

    'hari-hari terakhir' = sekarang ini, zaman akhir.
    'masa yang sukar' = sukar untuk berubah. Sekalipun sudah masuk gereja, sudah menjadi hamba TUHAN pun, tetapi tidak berubah.

    'Tidak mempedulikan agama' = mencampur-adukkan agama-agama lain.
    'Lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah' = tidak taat.

    Siapa mereka?
    Ayat 5 => mereka hanya beribadah secara lahiriah, tetapi menolak kekuatan ibadah; hanya mau yang senang-senang saja secara daging.
    Kekuatan ibadah adalah pedang firman--firman pengajaran benar yang sanggup menyucikan dan mengubahkan. Pada akhir zaman, itu semua akan terjadi.
    Menolak kekuatan ibadah = menolak firman pengajaran benar. 'Jangan keras-keras Om, nanti keluar semua. Kolektenya berkurang, jadi rugi.'

    Kalau menolak pedang penyucian dalam rumah TUHAN, ia akan mengalami pedang antikris dan pedang penghukuman TUHAN saat TUHAN datang kedua kali.
    Kalau sekarang mau menerima pedang penyucian yang sakit bagi daging--ibadah sampai 3 jam--, nanti akan bersorak-sorai.

    Jadi, 18 sifat tabiat daging adalah orang yang beribadah secara lahiriah, tetapi menolak pedang firman, sehingga tidak mengalami keubahan hidup dan dicap 666.

    Angka 6 = angka daging; manusia diciptakan pada hari ke-6.

    666 artinya:

    • 6 pertama = tubuhnya daging.
    • 6 kedua = jiwanya daging.
    • 6 ketiga = rohnya daging.

    Jadi, tubuh, jiwa, dan rohnya daging semua.
    Akibatnya tampil seperti binatang buas; hanya hidup mengikuti/menuruti naluri daging, sehingga telanjang.

    Yang benar adalah tubuhnya daging, tetapi jiwa/pikiran dan rohnya rohani.

    “Binatang buas, kalau lapar tidak peduli anaknya, akan dimakan--kalau tidak ada makanan. Mau kawin, tidak peduli itu siapa. Itulah kawin-mengawinkan, sadis, tidak halal dalam mencari makan, teman makan teman. Itu semua akan terjadi. Saya berulang kali bersaksi, tidak bermaksud menyinggung bapak/ibu/saudara. Justru kita harus berhati-hati, jika berdagang/berbisnis dengan sesama anak TUHAN. Sebab di situ banyak binatang buas. Di dalam ibadah banyak binatang buas. Seseorang tidak mau lagi datang ke gereja sampai hari ini, karena pengalaman ini. Awalnya ibunya sudah senang, karena sudah sekian tahun tidak mau dibaptis, tetapi ketika ikut ke Israel mau dibaptis. Pulangnya, berbisnis dengan orang yang sudah lama di gereja, sudah hebat. Tetapi dia ditipu mentah-mentah. Kita harus hati-hati! Tetapi juga, jangan sampai kita yang menjadi demikian--menjadi sandungan. Terlalu berat hidupnya. Bereskan semuanya. Tunjukkan ini pengajaran yang benar--lewat cara bekerja yang benar, sekolah yang benar, nikah yang benar, pergaulan yang benar. Jangan menjadi sandungan!”

    Dulu, Adam dan Hawa telanjang, sehingga diusir dari Taman Eden. Sekarang kalau telanjang, kita tidak bisa kembali ke Firdaus, sehingga binasa selamanya.

Hati-hati!Roh jual beli menguasai 3 macam alat di dalam Bait Allah--ruangan suci; roh Jual beli menguasai menguasai kandang penggembalaan:

“Ini yang bahaya. Perempuan bungkuk 18 tahun berada di dalambait Allah, bukan di luar. Perempuan adalah gambaran dari gereja TUHAN (Wahyu 12: 1). Hati-hati dengan kepercayaan-kepercayaan di dalam rumah TUHAN yang menyangkut keuangan. Jangan ada roh jual beli! Yang mengatur ongkos untuk ibadah kunjungan, mengatur seragam dan lain-lain, hati-hati! Karena itu, saya jug ahati-hati. Sebab di situ roh jual beli bisa menyusup, ini cakar antikris; kalau jual beli bisa untung. Jangan mencari keuntungan di dalam gereja TUHAN! Sistem yang benar adalah berkorban. Kita harus berani berkorban.”

  1. Meja roti sajian.
    Tadi, ada meja penukar uang.

    Jadi, meja roti sajian tidak lagi diisi dengan roti--pembukaan firman pengajaran yang benar--, tetapi diisi dengan uang, sehingga menjadi meja penukar uang => meja roti sajian menjadi meja penukar uang.

    “Mohon maaf dan mohon didoakan. Kalau seorang gembala tidak setia sampai tidak bisa memberi makan sidang jemaat, berarti di atas meja tidak ada roti; yang ada pasti uang. Tidak mungkin tidak. Jadi, penggembalaan dikuasai antikris.
    Sebaliknya, kalau jemaat tidak bisa menikmati firman pengajaran benar; tidak mau makan firman pengajaran benar hanya karena gosip, sedangkan jemaat yang lain bisa menerima dan diubahkan, berarti dia dikuasai antikris. Meja hatinya diisi dengan uang. Oleh sebab itu, kalau ragu silakan bertanya. Tidak ada masalah. Tetapi kalau tidak ragu: 'Dalam nama Yesus, saya tidak melihat orang, tetapi hanya memandang TUHAN.' Semua selesai.
    ”

  2. Pelita emas.
    Tadi, ada bangku-bangku pedagang merpati. Bangku menunjuk pada kedudukan atau jabatan.

    Pelita emas tidak lagi diisi dengan karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan dari TUHAN--yang mengangkat kita adalah TUHAN, bukan kita sendiri--, tetapi diisi dengan bangku-bangku pedagang merpati; jabatan pelayanan diperjualbelikan. Yang paling banyak memberi uang, bisa berkhotbah. Kalau yang sedikit/tidak bisa memberi uang, hanya menjaga pintu di luar. Ini tidak ada lagi ketulusan hati, sebab hanya memandang uang.

    “Seorang murid--doktor theologia--bersaksi. Pertama kali dia datang ke sini, rasanya dia mau pulang, sebab tidak dianggap. Yang lain ada yang tidak lulus SD, sedangkan dia doktor theologia. Tetapi kenapa disamaratakan. Saya mengatakan: 'Kalau saya membeda-bedakan, berarti saya melayani dengan kekuatan sendiri dan tidak tulus hati.' Tetapi kalau disamaratakan, berarti kita tulus hati dan hanya bergantung pada karunia TUHAN. Dia bisa mengerti.”

    Mari, semua dari TUHAN. Jabatan pelayanan, yang mengangkat kita adalah TUHAN, tetapi sekarang diperjualbelikan.

    Hari-hari ini penggembalaan sudah dikuasai oleh antikris. Di sini juga harus betul-betul diperiksa! Jangan kita beribadah seperti perempuan bungkuk 18 tahun--dicap 666 dan binasa. TUHAN tolong kita semua.

    Melayani dengan kekuatan sendiri dan tidak tulus hati = tidak ada merpati; berarti tidak ada urapan dan karunia Roh Kudus. Semua melayani dengan kekuatan sendiri, mengangkat diri sendiri dalam jabatan pelayanan, hanya berpolitik di dalam gereja dan organisasi gereja.

  3. Mezbah dupa emas.
    Mezbah dupa emas--rumah doa--menjadi sarang penyamun.

    Rumah doa adalah tempat bersaksi dan menyembah TUHAN.
    Sarang penyamun adalah tempat untuk berdusta, bergosip, memfitnah dan lain-lain; baik di dalam hidup kita maupun dalam penggembalaan, hati-hati!

    “Makanya saya selalu menasihatkan. Kalau datang paling awal sebelum ibadah, mari berlutut dahulu, kalau tidak bisa duduk saja; kita menyembah TUHAN. Dari pada nanti bergosip, penggembalaan menjadi sarang penyamun. Lebih baik berdoa menyembah TUHAN: 'Siapkan hatiku TUHAN'; periksa kalau tadi banyak salah, mohon ampun pada TUHAN, lalu memohon supaya bisa menyanyi dengan baik, tidak mengantuk saat mendengar firman dan bisa diubahkan. Maka kita semua bisa menjadi rumah doa. Bukan berarti tidak boleh ngomong. Tetapi jangan berdusta, bergosip dan memfitnah; bicara hanya seperlunya. Itu rumah doa.”

    Kalau dalam rumah tangga dan penggembalaan kita masih menggosipkan orang, berarti kita belum satu tubuh. Yang benar, kita harus banyak menyembah TUHAN dan banyak bersaksi.

    “Umpama paha saya ada cacatnya, tidak mungkin saya bercerita pada orang banyak: 'Ada cacatnya, lho.'; karena satu tubuh. Kalau diceritakan, berarti bukan pahanya sendiri, tetapi pahanya orang lain--tidak satu tubuh.”

"Inilah kenyataan yang mengerikan. Sebagai gembala, saya merasa ngeri. Mari, saling mendukung dalam doa, jangan sampai penggembalaan di sini maupun di Jalan Simpang Borobudur dikuasai roh jual beli."

Apa artinya menjadi hamba TUHAN dan pelayan TUHAN kalau hanya dipersiapkan untuk menghadapi pedang antikris dan pedang penghukuman. Lebih baik hari-hari ini menerima pedang penyucian sampai serasa diusir.

Kalau kita mendengar firman sampai serasa diusir, itu sudah benar. Jangan pergi! Tetapi dosanya yang harus pergi!

“Saya bahagia menerangkan ini. Sungguh keadaan darurat hari-hari terakhir ini. Semua darurat. Negara kita dalam keadaan darurat, terkena asap, darurat keuangan, dan sebagainya; semua sudah darurat. Yang rohani lebih darurat lagi. Gereja TUHAN darurat rohani sekarang ini. Mengerikan sekali, hanya bisa dimenangkan oleh pedang. Mari, banyak bersaksi. Keluarga-keluarga harus bersaksi, bukan berarti sombong, merasa yang paling benar, tidak. Tetapi bersaksi sungguh-sungguh dengan hati tulus untuk menolong orang lain.”

Jalan keluarnya: Roh jual beli yang menguasai 3 macam alat dalam ruangan suci--kandang penggembalaan--harus disucikan dengan tegas--seperti mengusir.
Orang tegas bukan berarti kasar; tegas sama dengan lembut/tidak keras hati.

Kalau sungkan, bimbang dan lain-lain, itu justru keras hati; masih memandang manusia, bukan memandang TUHAN.
Orang Niniwe tidak bisa membedakan tangan kanan dengan tangan kiri; seperti anak kecil. Itu keras hati.

Waktu Musa menghadapi bangsa Israel yang menyembah lembu emas, ia lembut, bukan keras. Musa bertanya: 'Siapa memihak TUHAN?', bukan: 'Siapa memihak Musa?', padahal saat itu bahaya. Kalau Israel memberontak, Musa akan kalah. Tetapi Musa tidak mau. Biar dia kalah atau tidak, tidak peduli. Siapa memihak TUHAN?Itu yang penting. Hanya orang Lewi yang maju menyandang pedang. Hanya berapa orang Lewi? Satu suku dibanding yang lain. Hanya sedikit, tetapi menang dengan pedang TUHAN.

Sekarang harus mengandalkan pedang. Jangan mengandalkan jumlah dan kelompok. Baik dalam hal ekonomi dan lain-lain, andalkan pedang! Pasti kita menang.
Kalau tegas dalam satu pedang, kita pasti menang menghadapi apapun.

“Kaum muda banyak menghadapi godaan. Mari tegas dan pegang pedang! Kalau melihat orang, memihak orang, apalagi memihak Widjaja, maka tidak akan pernah menang. Yang benar, kita harus memihak TUHAN; satu pedang.”

PENYUCIAN MEJA ROTI SAJIAN.
Matius 21: 12
21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uangdan bangku-bangku pedagang merpati

Bukti meja roti sajian disucikan dari roh jual beli adalah meja-meja penukar uang dibalikkan; uangnya dibuang, diganti dengan roti.
Artinya: tekun dalam kebaktian pendalaman alkitab dan perjamuan suci; tidak terikat oleh apapun juga.
Ini kesempatan, supaya meja hati kita diisi dengan roti firman pengajaran benar dan perjamuan suci => meja penukar uang diganti menjadi meja roti sajian; tidak terikat oleh apapun juga.

Yakobus 1: 19-22
1:19. Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah;
1:20. sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.
1:21. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
1:22. Tetapi hendaklah kamu menjadi
pelaku firmandan bukan hanya pendengar saja; sebab jika tidak demikian kamu menipu diri sendiri.

Prosesmeja hati diisi dengan roti firman pengajaran dan perjamuan suci:

  1. Proses yang pertama: ayat 19 => cepat untuk mendengar, artinya mendengar firman pengajaran benar.
    Jadi, bukan lagi mendengar susu/firman penginjilan--itu sudah dulu, kalau masih penginjilan berarti masih bayi dan lamban--, sekarang harus cepatmendengar firman pengajaran benar; beralih dari firman penginjilan ke firman pengajaran.

    Kita bisa mendengar firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus--dengan hati yang lembut dan dengan kesungguhan--, sehingga bisa mengerti firman Allah.

    Mengerti firman= firman ditulis di dahi; antikris tidak bisa memberi cap pada dahi, karena ada capnya TUHAN, yaitu firman.

    Bukti orang yang mengerti firman:

    1. 'lambat untuk berkata-kata' = banyak berdiam diri/mengoreksi diri.
    2. 'lambat untuk marah' = sabar atau marah untuk menolong orang lain.
      Kalaupun harus marah, tetapi marah dengan kasih--bukan dengan emosi yang meledak-ledak--untuk menolong orang lain.

  2. Proses kedua: Roh Kudus menolong kita untuk percaya kepada firman, sehingga firman tertanam dalam hati yang lembut--menjadi iman; hati dicap firman, sehingga tidak ada kesempatan bagi antikris untuk memberi cap.

    Hasilnya: firman bertunas, berbunga dan berbuah, yaitu

    1. buah keselamatan; tidak mengalami pedang antikris dan pedang penghukuman.
    2. buah yang manis; bahagia.
      Saat kita percaya firman, maka kita berbahagia; ada harapan.

      “Mari, terus ditabur firman/mendengar firman dalam kebaktian bible study. Satu waktu kita akan berbuah manis. Tidak mungkin tidak.”

  3. Proses ketiga: Roh Kudus menolong kita untuk menjadi pelaku firman= mempraktikkan firman pengajaran benar, sehingga terjadi mujizat.

    Mujizat yang rohani: tidak menipu diri sendiri:

    1. Kalau berbuat salah, kita mengaku dosa. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi.
    2. Kalau benar, kita harus mengampuni dan melupakan dosa orang lain.

    Siapa berbuat dosa, tetapi mengatakan: Tidak, itu menipu diri sendiri. Paling jahat. Menipu orang lain sudah jahat, menipu TUHAN, lebih jahat. Tetapi kalau menipu diri sendiri, \ paling jahat.

    “Bagaimana diri sendiri kok ditipu? Sebagai contoh, kalau menipu orang lain bisa tertawa-tawa. 'Nanti datang ya, jam 4. Memakai jas, nanti dijemput.' Ternyata sudah memakai jas, tetapi tidak dijemput-jemput sampai besok pagi. Itu dulu, ketika saya masih mengajar di Petra, waktu bulan April--April Mop--; itu menipu orang lain tapi bisa tertawa. Menipu TUHAN bisa tenang-tenang saja. Tetapi kalau menipu diri sendiri, bagaimana bisa tenang? Contohnya, jarinya sakit sekali. Mana ada orang yang jarinya sakit, bisa tertawa dan mengatakan: Tidak sakit. Kalau kesakitan pasti tidak bisa tenang.”

    Tidak menipu diri sendiri adalah keubahan hidup/mujizat yang rohani. Kalau tidak menipu diri sendiri, maka tidak akan menipu sesama--tidak menipu suami, isteri, anak, sesama rekan bisnis--dan tidak akan menipu TUHAN. Kita benar-benar diubahkan.

    Kalau mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmanijuga terjadi.
    Tidak ada yang mustahil bagi orang yang taat. Orang taat akan berhasil. Petrus semalam-malaman tidak bisa menangkap ikan, tetapi karena taat--disuruh oleh Yesus supaya menebarkan jala pada siang hari--, maka ia berhasil; pada waktu yang baik, ia gagal, tetapi pada waktu yang tidak tepat--orang mengatakan: Tidak bisa--kalau taat, bisa berhasil.

PENYUCIAN PELITA EMAS
.
Matius 21: 12
21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkanmeja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati

Bukti disucikan dari roh jual beli adalah tekun dalam ibadah raya= pelita tetap menyala => bangku-bangku pedagang merpati dijungkir-balikkan, supaya kembali menjadi pelita emas.
Kalau tekun, maka pelita menyala. Tetapi kalau tidak tekun, maka satu waktu pelita akan mati.

Pelita tetap menyala artinya:

  1. Hidup dalam terangsehingga:

    1. tidak akan tersandung pada dosa/kegelapan, sampai puncaknya dosa.
      Puncaknya dosa:

      • Dosa makan minum.
      • Dosa kawin mengawinkan.

    2. Tidak tersandung dalam pelayanan, sehingga tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN berikan kepada kita, sampai garis akhir.

      Banyak yang dari kecil melayani, tetapi sesudah remaja berhenti, karena jodoh, dan lain-lain.

      Garis akhir yaitu sampai meninggal dunia atau sampai TUHAN Yesus datang kedua kali.

      “Mari, sungguh-sungguh. Ini doa kita, tetapi tidak boleh memaksa TUHAN. Setiap di akhir kebaktian, saya selalu berdoa: 'Berikan kami panjang umur untuk melayani TUHAN, sampai TUHAN datang kedua kali.' Siapa tahu, sebab kedatangan TUHAN sudah tidak lama lagi, dan jika kita diberi perpanjangan umur, maka kita semua bisa terangkat.”

      Jangan berhenti di tengah jalan! Kalau tersandung dalam pelayanan/berhenti melayani di tengah jalan, berarti pelita menjadi padam; merpati dijual; tidak tulus lagi dan tinggal mencari alasan.

  2. Kita melayani dengan ketulusan hati, artinya:

    1. Tidak ada kebencian; tidak ada pamrih; melayani dengan kasih.
      Kalau mulai ada rasa tidak suka, berarti merpati sudah dijual. Akibatnya menjadi ular; pembenci/pembunuh--kebencian tanpa alasan.

      “Dalam rumah tangga, kalau suami tidak suka melihat isteri, sebaliknya isteri tidak suka melihat suami; ini bahaya. Begitu juga di dalam penggembalaan. Harus terjadi penyucian. Kalau tidak, merpati dijual dan menjadi ular--bapa pembunuh. Di gereja juga. Baru melihat orang masuk, sudah tidak suka. Ini berarti merpati dijual, dan tinggal ular yang ada (alkitab mengatakan: Hendaklah engkau tulus seperti merpati dan cerdik seperti ular). Kalau jadi ular yang jalannya berkelok-kelok, tidak ada lurusnya, lama-lama capek. Begitu juga manusia, kalau tulus--jalannya lurus/jalannya TUHAN--, pasti enak.”

      Ular jalannya selalu berkelok-kelok; hidupnya tidak enak, letih lesu dan beban berat sampai binasa.
      Tetapi jalan lurus adalah tempat di mana Yesus lewat. Kita akan bahagia, sampai mulia selamanya.

    2. Ketulusan hati artinya melayani dengan kejujuran.
      Jangan berdusta! Ular juga berdusta. Kita jujur, kalau ya katakan: Ya, tidak katakan: Tidak.

      Ular adalah pendusta; yang benar jadi tidak benar, yang tidak benar jadi benar.

    3. Melayani tanpa pamrih.
      Lukas 17: 7-10
      17:7. "Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
      17:8. Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku.
      Ikatlah pinggangmudan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.
      17:9. Adakah ia berterima kasih kepada hamba itu, karena hamba itu telah melakukan apa yang ditugaskan kepadanya?
      17:10. Demikian jugalah kamu. Apabila kamu telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu, hendaklah kamu berkata: Kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna;
      kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan."

      (terjemahan lama)
      17:10. Demikianlah juga kamu, apabila kamu sudah berbuat segala perkara yang diperintahkan atasmu itu, berkatalah: Bahwa kami ini hamba yang tiada berguna; kami hanya berbuat barang
      yang wajibatas kami."

      Kalau ular, banyak pamrihnya. Tetapi, merpati melayani tanpa pamrih, artinya:

      • Melayani hanya melakukan kewajiban, tidak menuntut hak; tidak menuntut dipuji, ucapan terima kasih, hak makan minum, hak uang, tetapi hanya memuliakan TUHAN, dan hak upah kita ada di tangan TUHAN.

        Kita sudah dibeli dengan darah Yesus yang tidak ternilai harganya, mengapa kita masih menuntut lagi?

      • Merasa tidak berguna, tidak bisa apa-apa; hanya bergantung pada kemurahan TUHAN.

    4. Melayani dengan berikat pinggang; melayani dengan setia dan benar.
      Yesaya 11: 5
      11:5. Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggang tetap terikat pada pinggang.


    Kalau sudah melayani dengan ketulusan hati seperti merpati--tanpa pamrih, kejujuran, setia-benar, dan dengan kasih--, berarti kita memberi makan dan minum kepada Yesus; kita menyenangkan, memuaskan, dan memuliakan TUHAN; urusan makan minum kita adalah urusannya TUHAN; kita dipuaskan dan dibahagiakan dengan kebahagiaan sorga, tidak perlu lagi mencari kepuasan di diskotik, gedung bioskop, pergaulan buruk dan lain-lain.

    “Salah, jika kami hamba TUHAN sepenuh meninggalkan sidang jemaat hanya untuk urusan makan minum. 'Jemaat hanya sekian, padahal keluarga ada sekian, tidak akan cukup.' Lalu meninggalkan jemaat. Salah! Sudah layani saja yang TUHAN percayakan dengan tanpa pamrih, jujur dan setia-benar. Nanti urusan makan minum adalah urusannya TUHAN. Secara rohani juga, kita diberi kebahagiaan sorga, sehingga kita tidak akan jatuh dalam perangkap dunia. Kaum muda, tidak akan jatuh dalam perangkap dunia/kesukaan dunia--diskotik, pergaulan yang buruk, dan lain-lain.”

PENYUCIAN MEZBAH DUPA EMAS
.
Matius 21: 12-13
21:12. Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati
21:13. dan berkata kepada mereka: "Ada tertulis:
Rumah-Ku akan disebut rumah doa. Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun."

Bukti disucikan dari roh jual beli adalah tekun dalam kebaktian doa penyembahan=> sarang penyamun kembali menjadi rumah doa.

Penyembahan adalah:

  1. Proses perobekan dagingdengan segala keinginan dan hawa nafsunya, supaya kita tidak dicakar oleh antikris.
    Kalau ada daging yang menonjol, pasti dicakar oleh antikris--kakinya seperti kaki beruang; jika mencakar tidak bisa terlepas (Wahyu 13).

    Kalau keinginan dan hawa nafsu daging disalibkan--daging dirobek--lewat doa penyembahan, maka kita dipeluk oleh TUHANdan antiktris tidak bisa mencakar kita. Tinggal pilih! Mau dipeluk TUHAN atau dicakar antikris!
    Semakin banyak kita menyembah TUHAN, kita semakin merasakan pelukan tangan kasih TUHAN.

    Doa penyembahan ditambah doa puasa dan doa semalam suntuk untuk mempercepat perobekan daging. Karena kita berlomba dengan waktu kedatangan TUHAN, maka daging harus cepat dihabiskan keinginan dan hawa nafsunya.

  2. Proses mempersembahkan seluruh hidup kepada TUHAN.
    Dimulai dari mempersembahkan yang terkecil, yaitu persepuluhan dan persembahan khusus, lalu mempersembahkan doa penyembahan--menjadi rumah doa--, sampai mempersembahkan seluruh hidup kita--menjadi mempelai wanita TUHAN.

Jika Bait Allah sudah disucikan dari roh jual beli lewat penyucian meja roti sajian, pelita emas dan mezbah dupa emas; maka kita menjadi RUMAH DOA; kita bisa menyeru: 'Haleluya' dan menyeru nama Yesus yang berkuasa.

Filipi 2: 8-9
2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.
2:9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya
nama di atas segala nama,

Karena Yesus taat sampai mati di kayu salib, maka Dia menerima nama di atas segala nama--nama yang berkuasa.
Malam ini, Yesus taat sampai mati di kayu salib adalah perjamuan suci.

Jadi, lewat perjamuan suci--kayu salib--, kita bisa menerima kuasa nama Yesus. Apapun keadaan kita, serukan nama Yesus.

Hasilnya:

  1. Filipi 2: 10
    2:10. supaya dalam nama Yesus bertekuk lututsegala yang ada di langitdan yang ada di atas bumidan yang ada di bawah bumi,

    'segala yang ada di langit' = setan.
    'yang ada di atas bumi' = nabi palsu.
    'yang ada di bawah bumi' = antikris.

    Hasil pertama : kuasa kemenanganatas setan tritunggal:

    1. Setan tritunggal adalah sumber dosa sampai puncak dosa => kita menang atas dosa, sehingga bisa hidup benar dan suci.
      Jika ada dosa-dosa--dosa dalam pandangan, pikiran, perkataan, perbuatan, bahkan sampai puncaknya dosa--sebut nama Yesus: 'Yesus, tolong saya.'

    2. Setan tritunggal adalah sumber air mata => sebut nama Yesus, sehingga kita bahagia, mendapat penghiburan, semua kesusahan disedot, air mata dihapuskan, dan kita mendapat kelegaan dan kebahagiaan dari sorga.

    3. Setan tritunggal adalah sumber masalah yang mustahil => sebut nama Yesus, maka tidak ada yang mustahil, semua masalah diselesaikan tepat pada waktunya.

  2. Filipi 2: 9
    2:9. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Diadan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama,

    Hasil kedua : kuasa pengangkatan.
    Artinya:

    1. Kita yang sudah terpuruk dan jatuh dalam dosa--seperti Daud dengan Batsyeba--, akan diampuni dan dipulihkan kembali.
      Jangan takut! Kalau kita mengaku, maka kita akan diampuni dan dipulihkan kembali.

    2. Yang gagal menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
    3. Kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

  3. Filipi 2: 11
    2:11. dan segala lidah mengaku: "Yesus Kristus adalah TUHAN," bagi kemuliaan Allah, Bapa!

    Hasil ketiga: kuasa keubahan; mulai dari lidah, yaitu lidah hanya untuk mengaku dosa-- segala yang negatif dikeluarkan dahulu--akui yang salah, jika diampni jangan berbuat lagi; bukan untuk menuduh orang--, maka yang positif akan datang, yaitu perkataan benar, baik, dan memuliakan nama TUHAN. Ini mujizat rohani.

    “Kalau mengaku dosa, semua yang negatif dikeluarkan dahulu. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi. Kita berbuat dosa, sudah banyak yang negatif; kalau menuduh orang lain, maka yang negatif masuk lagi. Tidak lulus sebab nilainya negatif terus. Tetapi kalau kita mengaku dosa, maka yang negatif dikeluarkan, barulah ada perkataan benar dan baik. Yang positif datang.”

    Kalau perkataan benar dan baik, maka air diubah menjadi anggur manis. Bisa dicicipi, sesendok saja, tidak perlu satu gentong. Keubahan yang diperlukan hanya sedikit saja. Lidah saja yang diubahkan, maka sudah terasa manis.

    “Coba praktikkan. Biasanya pulang ke rumah, ketok pintu, kalau suami/isteri terlambat membukakan pintu, berkata: 'Bagaimana ini?!! Aku sudah capek pulang dari kantor..' Tetapi sekarang kalau terlambat: 'Kenapa terlambat?': 'Tidak apa-apa'. Itu sudah manis. Secedok saja, sudah manis.”

    Matius 21: 14
    21:14. Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya.

    Kalau mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmanijuga terjadi. Ada kuasa kesembuhan--yang mustahil menjadi tidak mustahil--dan kuasa pertolongan.

    Sampai terakhir, saat Dia datang kembali, kita diubahkan menjadi sama sempurna seperti Dia. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai; kita menjadi rumah doa yang sempurna. Dari empat penjuru bumi, hanya menyeru: 'Haleluya' untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

Doakan suami, isteri, anak, dan orang tua kita, supaya semua menjadi rumah doa, sampai menjadi rumah doa yang paling besar, rumah doa yang sempurna di awan-awan yang permai. Hanya berseru: 'Haleluya' untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali. Kita bersama Dia selamanya.

Mari, malam ini menyeru nama Yesus, apapun keadaan kita. Kita menjadi rumah doa, bukan sarang penyamun. Pahit menjadi manis oleh lidah yang menyeru nama Yesus. Mau putus asa dan kecewa, jadi kuat dengan menyebut nama Yesus. Ada pengharapan baru dan ada kepastian; yang mustahil jadi tidak mustahil, yang hancur jadi baik dan yang pahit menjadi manis. Yesus yang tahu keadaan kita.

7 orang anak Skewa menyebut nama Yesus, tetapi justru digagahi oleh iblis, karena mereka adalah sarang penyamun. Mari, bersihkan dulu hati dan hidup kita--lepas dari dosa-dosa, ada ketulusan, meja diisi dengan roti, dan menjadi rumah doa--, baru menyebut nama Yesus.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 08 Juni 2017 (Kamis Sore)
    ... Wahyu Dan aku melihat sesungguhnya ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Habakuk - Busur-Mu telah Kaubuka telah Kauisi dengan anak panah. Sela. Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai melihat Engkau gunung-gunung gemetar air bah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 30 April 2012 (Senin Sore)
    ... darah orang ini itu urusan kamu sendiri . Dan seluruh rakyat itu menjawab Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami . Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkannya untuk disalibkan. Kita sudah mendengar bagaimana Pilatus mencuci tangan artinya bangsa kafir mendapat kesempatan untuk dibasuh oleh ...
  • Ibadah Natal Persekutuan IV di Batam, 04 Desember 2014 (Kamis Pagi)
    ... dari Surga. Tidak bisa dipelajari di manapun kecuali di bawah kaki Tuhan. Tuhan yang menyingkapkan dari Surga untuk menjadi makanan bagi sidang jemaat dan memanggil domba-domba. Sebagai contoh saya belajar Alkitab bulan di Lempin-El Kristus Ajaib. Sekarang saya sudah menjadi gembala tahun dan saya kotbah dalam satu minggu kali jika ...
  • Ibadah Raya Malang, 07 Juni 2020 (Minggu Pagi)
    ... telah menyelesaikan kesaksian mereka maka binatang yang muncul dari jurang maut akan memerangi mereka dan mengalahkan serta membunuh mereka. . Dan mayat mereka akan terletak di atas jalan raya kota besar yang secara rohani disebut Sodom dan Mesir di mana juga Tuhan mereka disalibkan. . Dan orang-orang dari segala bangsa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 23 Mei 2013 (Kamis Sore)
    ... luar perkemahan. Bangsa Israel menanggalkan perhiasannya Keluaran - . Keluaran - Berfirmanlah TUHAN kepada Musa Katakanlah kepada orang Israel Kamu ini bangsa yang tegar tengkuk. Jika Aku berjalan di tengah-tengahmu sesaatpun tentulah Aku akan membinasakan kamu. Oleh sebab itu tanggalkanlah perhiasanmu maka Aku akan melihat apa yang akan Kulakukan kepadamu. Demikianlah orang ...
  • Ibadah Doa Malang, 16 Juni 2009 (Selasa Sore)
    ... pelayanan kita. Pohon ara di sini sudah berdaun tapi tidak berbuah artinya kehidupan yang sudah beribadah melayani Tuhan tetapi tidak memuaskan Tuhan maka akibatnya kehidupan itu juga tidak dipuaskan sehingga mencari kepuasan di dunia hidup dalam suasana kutukan. Mengapa pohon ara sudah berdaun tetapi tidak berbuah Sebab pohon ara ditanam di ...
  • Ibadah Natal Persekutuan Malang, 26 Desember 2021 (Minggu Pagi)
    ... yang tulus tetapi sebelum menerima mimpi pembukaan firman ia berniat menceraikan Maria membunuh bayi Yesus. Yesus adalah Roh Kudus yang lahir untuk memberikan kekuatan ekstra bagi kita. Yohanes Pada mulanya adalah Firman Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 04 September 2011 (Minggu Sore)
    ... juga. ay. Petrus menolak Firman nubuat 'aku sekali-kali tidak' dan 'aku takkan menyangkal Engkau' tidak mau disucikan dan diubahkan oleh Firman nubuat tetap mempertahankan manusia darah daging seperti Yudas sehingga ia menyangkal Tuhan. Kalau menyangkal Tuhan kehidupan itu akan disangkal juga oleh Yesus di depan Bapa sehingga kehidupan itu seperti buli-buli tanah ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 19 Oktober 2014 (Minggu Sore)
    ... suasana tanpa maut tidak ada perkabungan duka cita tangisan . ay. - suasana kepuasan oleh air kehidupan dari Surga orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan . ay. suasana kemenangan Barangsiapa menang ia akan memperoleh semuanya ini . ay. suasana kesucian dan kesempurnaan. Malam ini ...
  • Ibadah Raya Malang, 03 Desember 2023 (Minggu Pagi)
    ... kita dari dosa kita oleh darah-Nya dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan menjadi imam-imam bagi Allah Bapa-Nya bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin. Papan adalah manusia yang sudah ditebus oleh darah Yesus sehingga Terlepas dari dosa-dosa sampai puncak dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan . Kita bisa hidup ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.