Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada dalam Kitab Wahyu 2-3.
Wahyu 2-3 dalam susunan tabernakel ini menunjuk tentang tujuh percikan darah di depan tabut perjanjian, artinya penyucian terakhirbagi sidang jemaat (gereja Tuhan), sehingga gereja Tuhan menjadi sempurna, tidak bercacat celaseperti Yesus = menjadi Mempelai Wanita Surga yang layak untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali di awan-awan yang permai.
Dalam kitab Wahyu 2-3, tujuh sidang jemaat bangsa kafir mengalami penyucian sampai sempurna menjadi Mempelai Wanita Surga.

Sebelum mengalami penyucian yang terakhir, kita harus mengalami penyucian mulai dari yang pertama terlebih dahulu.

Ada empat macam sarana penyucian:

  1. sarana penyucian pertama: darah Yesus.
    Darah Yesus menyucikan kita dari dosa masa lalu. Dosa masa lalu yaitu dosa yang sudahkita lakukan, katakan dan angan-angankan = dosa yang sudah terjadi.

    Prosesnya: mengaku dosa kepada Tuhan dan sesama.
    Contoh: Daud.
    Daud adalah raja yang hebat, tetapi jatuh dalam dosa yang hebat dengan Batsyeba:

    • jatuh dalam dosa kejahatan: membunuh suami Batsyeba. Suami Batsyeba (Uria) sengaja dibunuh dengan diperintahkan untuk maju berperang di tempat musuh yang hebat, lalu ditinggalkan dan akhirnya mati.

    • jatuh dalam dosa kenajisan: Daud berzinah dengan istri orang lain.

    Tetapi Daud mengaku dosa dan mendapat KASIH SETIA TUHAN, sehingga ia diampuni.

  2. sarana penyucian ke dua: firman penyucian= firman pengajaran yang benar/firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua.
    Firman penyucian ini untuk menyucikan dosa-dosa masa sekarang.

    Firman pengajaran benar menjadi pedang untuk memutuskan jerat-jerat dosayang dipasang oleh setan.

    Jerat dosa bentuknya macam-macam, yaitu:

    • jerat ajaran palsu,
    • jerat ikatan akan uang,
    • jerat wanita Babel (dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan).

    Contoh: Yusuf.
    Yusuf diajak berzinah oleh istri Potifar, tetapi dia punya pedang, tetap bertahan, tidak mau berzinah sampai ia dipenjara. Tetapi KASIH SETIA TUHANmembuat Yusuf berhasil.

  3. sarana penyucian ke tiga: hajaran.
    Kalau pedang Firman penyucian ditolak, maka menjadi cambuk. Jadi, firman sekeras apapun, itu merupakan tali kasih Tuhan. Kalau ditolak, maka tali dipintal menjadi cambuk (hajaran). Kita dihajar supaya kembali pada kesucian.

    Contoh: Yunus.
    Yunus disuruh ke Niniwe tetapi lari ke Tarsis. Kelihatannya bagus, tetapi kemudian mengalami badai. Dia sampai tenggelam di dasar lautan. Yunus dihajar dengan keras, tetapi masih mengalami KASIH SETIA TUHANyang tidak pernah ditarik.

    Hajaran juga merupakan penyucian masa sekarang.

    Sarana penyucian pertama sampai ketiga sudah kita pelajari pada Ibadah Raya Surabaya, 13 Juli 2014.

  4. sarana penyucian ke empat: pengharapan akan kedatangan Yesus kedua kali.
    Ini merupakan penyucian masa yang akan datang.

Malam ini, kita pelajari sarana penyucian yang ke empat.
1 Yohanes 3: 2-3
3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
3:3 Setiap orang yang menaruh pengharapanitu kepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

Banyak pengharapan atau cita-cita kita di dunia ini, tetapi semuanya harus memuncak pada pengharapan tertinggiyaitu pengharapan akan kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan permai supaya kita bisa terangkatdi awan-awan permai dan hidup kekal bersama Dia selamanya.

Kalau kita hanya mencapai cita-cita di dunia ini, tetapi tertinggal saat Yesus datang ke dua kali, maka semuanya menjadi sia-sia dan binasa selamanya.

Syarat untuk mengharapkan kedatangan Yesus kedua kalisupaya terangkat bersama Dia:

  1. Roma 8: 25
    8:25 Tetapi jika kita mengharapkan apa yang tidak kita lihat, kita menantikannya dengan tekun.

    'mengharapkan apa yang tidak kita lihat' = mengharapkan kedatangan Yesus kedua kali.

    Syarat pertama mengharapkan kedatangan Yesus ke dua kali adalah ketekunan, sebab kedatangan Yesus kedua kali seperti pencuri. Saat kita menunggu lalu kita mengantuk dan tertidur, dan saat tertidur itu Yesus datang, maka habislah kita.

    Kesaksian:
    "Saya punya pengalaman. Menjelang hari raya seperti ini, saya dulu bersama teman-teman di desa menjaga ayam. Dari jam delapan malam kami jaga terus, main ping-pong dan lain-lain. Sampai jam empat kurang sedikit, tidur sebentar. Baru tidur sebentar sudah hilang semua. Kalau kita tidak tekun sedikit saja, 'Ah tidak apa-apa saya tidak setia dulu, tidak tekun dulu sebentar', hilang semua.

    Begitu juga kedatangan Yesus kedua kali, tidak bisa kita katakan 'Ah tidak apa-apa tidur dulu sebentar, Yesus masih belum datang', begitu kita tertidur dan Yesus datang, maka habis semuanya. Harus ada ketekunan.
    "

    Bagaimana bisa tekun?:
    Lukas 8: 15
    8:15 Yang jatuh di tanah yang baikitu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baikdan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

    Jadi, ketekunan adalah buah dari pemberitaan Firman Allah(buah ketekunan = buah tertinggi)/Firman pengajaran benar yang merupakan benih yang baik.
    Supaya bisa berbuah ketekunan, maka kita harus memiliki tanah hati yang baik = hati nurani yang baik. Kalau benihnya baik tetapi tanahnya tidak baik, maka tidak bisa bertumbuh.
    Dalam Kejadian 6, pada zaman Nuh, hati nurani manusia cenderung jahat dan najis.

    Darimana bisa mendapat hati nurani yang baik?
    1 Petrus 3: 20-21
    3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan-- maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah-- oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Pada zaman Nuh, hati nurani semua manusia (termasuk anak kecil) tidak ada yang baik, cenderung jahat dan najis, hanya delapan orang yang bisa masuk bahtera Nuh.
    Kita mendapatkan hati nurani yang baik lewat baptisan air.
    Baptisan air adalah proses pembaharuandari hati nurani yang jahat dan najis menjadi hati nurani yang baik.
    Baptisan bukan disuruh si A, si B, si C, tetapi disuruh Tuhan lewat dorongan Firman. Kalau tidak lahir baru dari baptisan air, maka sejak lahirnya hati nurani tetap jahat dan najis.

    Hati nurani yang baik yaitu bisa menikmati Firman pengajaranyang benar, keras dan lebih tajam dari pedang bermata dua yang berguna untuk menyucikan kita = bisa mendengardan dengar-dengaran(praktek) pada Firman pengajaran yang benar, sehingga menghasilkan buah ketekunan.

    Kisah Para Rasul 2: 41-42
    2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptisdan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
    2:42 Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasuldan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan rotidan berdoa.

    [ayat 41] Setelah dibaptis dan punya hati nurani yang baik, mau kemana? Sebab banyak orang yang sesudah dibaptis, sudah merasa hebat. Masih ada ayat 42, yaitu ketekunan.
    Jadi, sesudah dibaptis air dan punya hati nurani yang baik, lalu ditaburi benih yang baik (firman pengajaran yang benar), maka tumbuh ketekunan.Jadi, bukan hanya sampai baptisan air, baptisan Roh Kudus, lalu sudah hebat. Tidak! Masih harus berbuah ketekunan.

    Buah ketekunan, arti sekarang bagi kita adalah ketekunan dalam kandang penggembalaan(Ruangan Suci).

    Dulu pada zaman Musa, dalam Tabernakel ada Ruangan Suci. Jadi, Musa melihat Surga kemudian Tuhan menyuruh Musa membuat Surga di bumi, itulah Tabernakel/Kemah Suci. Ada tiga ruangan yaitu Halaman, Ruangan Suci dan Ruangan Maha Suci.

    Dalam Ruangan Suci, ada tiga macam alat(sudah hancur, tetapi pada zaman rasul hujan awal muncul dalam arti yang rohani), pada zaman rasul hujan awal menunjuk tiga macam ketekunandan pada zaman hujan akhir menunjuk pada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

    3 macam ibadah pokok

    Jadi, kita harus tergembala dengan benar dan baik. Sebab ada penggembalaan yang tidak benar, yaitu ada gembala pandir dan gembala pedagang = tidak memberi makan, tetapi hanya menjual domba. Tugas gembala yang benar adalah memberi makan domba-domba.

    Hanya kehidupan yang memiliki hati nurani yang baikyang bisa menggembalakandengan benar dan baik (sebagai gembala) dan bisa tergembaladengan benar dan baik (sebagai domba-domba).
    Kalau hati nurani tidak baik, gembala tidak bisa menggembalakan dengan benar dan baik, hanya hitung-hitung untung dan ruginya.

    Jadi, keberhasilan pemberitaan Firman Allahbukan hanya sampai bisa membuat kita menangis/menyesal, itu belum cukup, tetapi jika bisa membawa domba-domba masuk ke kandang penggembalaan(ada buah ketekunan) = masuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

    Yehezkiel 20: 37
    20:37 Aku akan membiarkan kamu lewat dari bawah tongkat gembala-Kudan memasukkan kamu ke kandang dengan menghitung kamu.

    'tongkat gembala-Ku' = Firman penggembalaan.
    Hanya domba yang berada di kandang penggembalaan yang dihitung, sedangkan yang di luar kandang masih terhilang, perlu dicari.

    Kalau di antara kita masih ada suami yang sudah berada di kandang tetapi istri belum, ayo bersaksi dan didoakan! Supaya jangan ada yang terhilang, tetapi semua dihitung oleh Tuhan.

    Hanya domba yang berada di kandang penggembalaan yang dihitung oleh Tuhan, sampai sehelai rambut pun dihitung.
    Sehelai rambut menunjuk kehidupan yang tidak berdaya, tidak berharga tetapi dihitung, diperhatikan dan dimiliki oleh Tuhan. Di luar kandang penggembalaan = terhilang dan sedang dicari oleh Tuhan.
    Masih banyak jiwa-jiwa yang belum tergembala. Lebih banyak pohon ara di tepi jalan daripada pohon ara ditanam di kebun anggur.Pohon ara di tepi jalan = kehidupan Kristen jalanan/tidak tergembala. Mulai dari gembalanya tidak mau memberi makan. Hanya sedikit yang digembalakan, masih banyak yang terhilang. Ini tugas kita.

    Kalau sudah dalam kandang penggembalaan, maka semua urusan Tuhan. Biar kita hanya sehelai rambut, kita dihitung oleh Tuhan. Urusan kita hanya masuk kandang penggembalaan.

    "Seperti kalau di desa, kita punya kambing, pokoknya dia masuk di kandang, maka semua urusan gembalanya. Mau makan pagi/siang/malam, semua disediakan gembalanya. Coba kalau di luar kandang, di hutan, cari makan sendiri, belum lagi kalau ketemu macan. Tapi kalau di kandang tidak usah pusing, tinggal makan-tidur-makan-tidur. Semua dijamin."

    Ibrani 10: 36-38
    10:36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
    10:37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
    10:38 Tetapi orang-Ku yang benar akan
    hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

    'sebab kamu memerlukan ketekunan' artinya semakin banyak kebutuhan kita di akhir zaman (harga makin naik, sekolah makin mahal), tetapi semua sudah tercakup/sudah dipenuhi dalam ketekunan dalam penggembalaan.

    Kesaksian:
    "Dulu, pertama kali saya diutus Tuhan di Malang, mengajar Kaum Muda tentang Kitab Keluaran. Itu sekitar tahun 1995. Saya ingat betul, itu Firman nubuat. Saya katakan 'Nanti sekolah sulit'. Karena seperti waktu Musa menghadap Firaun, 'kami mau pergi beribadah', Firaun katakan 'oh, pemalas! Sekarang jumlah batu batu tetap, tetapi tidak diberi jerami'. Dulu, jeraminya dari Firaun, jadi mereka tinggal cetak dan bakar. Sekarang jeraminya tidak diberi, berarti mereka harus mencari dulu jeraminya, kemudian baru dicetak. Diperberat. Saya juga mengatakan, 'nanti sekolah juga akan diperberat'.
    Dulu saya juga guru SMA, dulu jam 12.00, paling lama jam 12.15 sudah pulang. Tidak berapa lama setelah saya berkotbah itu, SMA di depan gereja kami, jam 13.30 atau jam 14.30 baru pulang. Kalau yang masuk gereja, banyak yang masih pakai seragam sekolah, tidak sempat mandi. Semua diperberat, itu baru sekolah, belum lagi ekonomi dan sebagainya.
    "

    Banyak kebutuhan kita di akhir zaman ini, tetapi semua sudah tercakup/dipenuhi oleh ketekunan dalam penggembalaan. Yang penting kita sudah tekun dan sungguh-sungguh, memang banyak kebutuhan kita, tetapi kita akan merasakan bahwa Tuhan menyediakan semua di dalam kandang penggembalaan.
    Artinya:


    • Tangan Gembala Agung sanggup memenuhi kebutuhan hidup kita dan memeliharakita sampai tidak kekurangan apapun. Seperti yang dikatakan Raja Daud, 'Tuhanlah gembalaku, takkan kekurangan aku'.
      Takkan kekuranganartinya memelihara kehidupan kita secara berkelimpahan, bukan berjuta-juta, tetapi sampai mengucap syukur kepada Tuhan.


    • Tangan Gembala Agung sanggup memelukkehidupan kita supaya kita mantapdalam iman/kebenaran, bertumbuh dalam iman (hidup dalam kesucian) sampai berbuah kesempurnaan. Jangan lepas sedikitpun! Kalau lepas, hilang kebenaran. Kalau lepas dari pelukan tangan Gembala Agung, maka akan ikut-ikutan dengan dunia.

      Di akhir zaman ini semua tidak benar. Mau kerja, tidak benar, sekolah, tidak benar, bahkan, maaf, di gereja juga tidak benar, dalam organisasi gereja pun tidak benar. Betul-betul sedih. Bukan cuma di dunia, sampai di gereja pun tidak benar. Semua tidak benar, berani untuk berdusta, apalagi dalam keuangan, tidak benar. Biarlah kita dipeluk oleh tangan Tuhan, supaya kita mantap dalam iman dan mantap dalam kebenaran, bertumbuh dalam iman = kesucian, sampai berbuah kesempurnaan.


  2. 1 Yohanes 3: 2-3
    3:2 Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.
    3:3 Setiap orang yang
    menaruh pengharapan itukepada-Nya, menyucikan diri sama seperti Dia yang adalah suci.

    Syarat kedua mengharapkan kedatangan Yesus ke dua kali adalah hidup suci seperti Yesus suci, sampai hidup sempurna seperti Yesus sempurna= sama mulia dengan Yesus.
    Kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan(dalam keadaan sebenarnya) sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga, bukan lagi sebagai bayi. Memang waktu datang pertama kali sebagai bayi yang tidak berdaya dan mati di kayu salib.

    Oleh sebab itu kita harus menjadi sama suci, sama sempurnadan sama muliadengan Dia.
    Ini tidak boleh ditawar. Makanya tidak boleh kita katakan, 'Oh, cuma dosa sedikit, Om. Cuma salah sedikit, cuma beda sedikit.' Tidak boleh!Sebab nanti kedatangan Yesus kedua kali tidak boleh ada cela sedikitpun. Harus sama persis, sama suci, sama sempurna dan sama mulia dengan Tuhan.

    Kita harus belajar. Kalau kita membaca pelajaran Tabernakel dalam Keluaran 25, jumlah emas dan perak yang dikumpulkan dan digunakan oleh orang Israel untuk membangun Tabernakel adalah sama persis.
    Contoh: perak dikumpulkan dari orang-orang yang berusia dua puluh tahun ke atas (membayar setengah syikal perak tiap orang). Ada perhitungannya dan jumlahnya persis untuk keperluan pembangunan Tabernakel, padahal tidak pakai konsultan, tidak pakai perusahaan yang hebat, alat-alat dan mesin yang hebat.

    Kesaksian:
    "Dulu, saya pernah berbincang-bincang dengan konsultan yang bekerja di pabrik emas. Saya cuma tanya (karena saya sudah mengajar Tabernakel, makanya terbersit ke situ), 'Alat-alatnya hebat, Bu?'
    Dia jawab 'hebat, alatnya modern, ketat, dijaga semuanya'.
    Tapi saya tanya, 'Apa ada kebocoran?'
    Dia jawab 'pastilah Pak Wi, pasti ada kebocoran'.
    "

    Tetapi, Tabernakel tidak ada alatnya, bisa sama persis.
    Sebab itu, jangan ditawar sedikitpun, kita harus berusaha untuk sama suci, sama sempurna dan sama mulia dengan Yesus.

    Bagaimana kita bisa suci seperti Yesus suci, sempurna seperti Yesus sempurna?:
    Yaitu lewat tujuh kali percikkan darah= penyucian terakhir, supaya tidak ada cacat cela sedikitpun.

    Imamat 16: 14
    16:14 Lalu ia harus mengambil sedikit dari darah lembu jantanitu dan memercikkannya dengan jarinya ke atas tutup pendamaiandi bagian muka, dan ke depan tutup pendamaianitu ia harus memercikkan sedikit dari darah itu dengan jarinya tujuh kali.

    Tabut Perjanjian adalah alat yang terdalam (berada di Ruangan Maha Suci). Ada tabutnya/petinya dan ada tutupnya dengan dua kerub.

    Ada 2 x 7 percikkan darah:

    • yang pertama: tujuh kali percikkan darah di atas tutup Tabut/tutup pendamaian.
      Darah = sengsara.
      Tutup (dari emas murni)= Yesus sebagai Kepala.

      Jadi, tujuh kali percikan darah di atas tutup pendamaian adalah sengsara Yesussampai mati di kayu salib untuk menyelamatkandan menyempurnakankita gereja Tuhan.

      Seandainya Yesus tidak sengsara dan mati, maka kita tidak akan selamat, semua berdosa dan dihukum, tidak bisa menjadi suci, sempurna dan sama mulia dengan Yesus. Semua najis dan berdosa. Tetapi karena Yesus rela sengsara sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan dan menyempurnakan gereja Tuhan, ada harapan bagi kita untuk selamat dan sempurna.

    • yang kedua: tujuh kali percikkan darah di depan Tabut Perjanjian.
      Tabut/peti (dari kayu) = gereja Tuhan.

      Jadi, tujuh kali percikkan darah di depan Tabut Perjanjian adalah sengsara yang dialami gereja Tuhan.
      Yesus sebagai Kepala sengsara, maka tubuhNya juga harus sengsara. Tidak mungkin kepala sengsara, tetapi tubuhnya senang-senang.

      Gereja Tuhan harus rela mengalami sengsara daging bersama Yesusuntuk mengalami penyucian terakhirsampai sempurna seperti Yesus.
      Kalau kita datang ibadah tidak mau sengsara, bagaimana mau menjadi sempurna? Yesus berjam-jam bergumul sampai mati di kayu salib Sengsara-Nya mulai dari Taman Getsemani, terus meneteskan darah, terus sengsara, sampai jam tiga sore mati di atas kayu salib. Berapa jam itu? Kalau sekali ibadah berapa jam?
      Kita baru menggunakan waktu 2-3 jam untuk beribadah, sudah merasa berat. Padahal, satu hari 24 jam, untuk tidur berapa, untuk bekerja berapa, kalau satu minggu berapa jam? Untuk Tuhan berapa jam? Seringkali kita korupsi, banyak menggunakan waktu untuk yang lain, tetapi untuk Tuhan tidak ada.

      Biarlah hari-hari ini kita rela mengalami sengsara daging bersama Yesus untuk mengalami penyucian terakhir sampai bisa sama sempurna dengan Dia.

    Kita belajar tentang percikkan darah.
    1 Petrus 4: 12-14
    4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab
    Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

    Mengapa harus menderita?Supaya sama suci, sama sempurna dan sama mulia dengan Dia. Kalau tidak menderita, tidak bisa. Harus diajarkan salib/sengsara daging bersama Yesus.

    Sekarang banyak hamba Tuhan berpendapat (menggunakan logika), 'jemaat di luar sudah sengsara, cari uang sudah susah, kerja susah, sekolah susah, kuliah susah, kalau di gereja susah lagi, kasihanlah, jadi di gereja diberi yang enak-enak saja'. Itu salah. Harus sengsara kalau mau sama suci, sama sempurna dan sama mulia dengan Tuhan.

    1 Petrus 4: 12-14
    menunjuk percikkan darah= nyala api siksaan = sengsara daging bersama Yesus = ujian.

    Sekarang, banyak gereja cari yang enak-enak saja, pendeta juga mau enak. Ini tanpa salib, tanpa percikkan darah. Mana bisa sempurna? Kalau tanpa salib bisa sempurna, maka Yesus tidak perlu disalib.

    Kemarin sudah kita pelajari tiga penyucian, masa lalu dan masa sekarang, semua ada kasih setia Tuhan di dalamnya.
    Daud yang sudah jatuh, kalau mau mengaku, ada kasih setia Tuhan. Yusuf bertahan dalam kesucian, ada kasih setia Tuhan. Yunus lari dari Tuhan dan dihajar, masih ada kasih setia Tuhan sehingga diangkat lagi oleh Tuhan.
    Juga percikkan darah, ada KASIH SETIA TUHANdidalamnya.

    Saya diyakinkan dengan pemberitaan ini.
    Hati-hati!Pemberitaan Firman pengajaran adalah langsung praktek. Jadi, kita hari-hari ini akan menghadapai tujuh kali percikkan darah.
    Salah satu bentuknya tidak salah tetapi disalahkan. Harus kita hadapi.

    Kesaksian:
    "Mulai tadi malam saya sudah menghadapi. Saya bertanya 'Kenapa ya?' Saya terima SMS tadi malam dan tadi siang, saya begitu dikata-katai. Saya ingat, 'Oh, iya, pemberitaan Firmannya tentang percikkan darah'. Ya sudah, pas. Saya tidak marah, tetapi diyakinkan oleh pemberitaan Firman ini. Bukan dibesar-besarkan, tetapi saya bersaksi supaya nyata bahwa dua saksi sudah cukup bagi saya bahwa ini pemberitaan dari Tuhan. Hari-hari ini kita masuk dalam percikkan darah."

    Ujian/sengsara daging bersama Yesus menghasilkan dua hal:


    • yang pertama: penyucian terakhir dari dosa-dosa yang seringkali tidak disadari.
      Memang kita sudah disucikan oleh darah Yesus (penyucian dosa masa lalu), pedang Firman (penyucian dosa masa sekarang) dan lewat hajaran. Tetapi seringkali masih tersisa dosa-dosa yang tidak disadari. Tidak bisa kalau hanya lewat Firman, harus lewat percikkan darah, baru sadar.

      Contoh: Ayub.
      Ayub suci (saleh) dan diberkati, tetapi ada dosa yang tidak disadari, sehingga diizinkan oleh Tuhan mengalami ujian habis-habisan supaya Ayub sadar.

      Kesaksian:
      "Saat saya menerima SMS, saya juga mengoreksi diri. 'Betul tidak kata-kata orang ini?' Istri saya juga baca, 'Ah, nggaklah'. Ya sudah. Om Pong juga terakhir saat mau meninggal dunia juga telepon pada istri saya.
      'Papa sudah periksa semua, Papa tidak salah. Sampaikan Pak Wi juga ya, Papa tidak salah. Ini percikkan darah'.
      Kita harus mengalami percikkan darah.
      "

      Ayub 1: 1-3
      1:1 Ada seorang laki-laki di tanah Us bernama Ayub; orang itu saleh dan jujur; ia takut akan Allah dan menjauhi kejahatan.
      1:2 Ia mendapat tujuh anak laki-laki dan tiga anak perempuan.
      1:3 Ia memiliki tujuh ribu ekor kambing domba, tiga ribu ekor unta, lima ratus pasang lembu, lima ratus keledai betina dan budak-budak dalam jumlah yang sangat besar, sehingga orang itu adalah
      yang terkayadari semua orang di sebelah timur.

      Ayub adalah kehidupan yang saleh/suci dan jujur, kehidupan dan nikahnya diberkati sampai menjadi orang terkaya. Tetapi ada dosa yang tidak disadari, sehingga diizinkan Tuhan mengalami ujian habis-habisan/percikkan darah untuk menyucikan dosa yang tidak disadariyaitu kebenaran diri sendiri.

      Ayub 32: 1-2
      32:1 Maka ketiga orang itu menghentikan sanggahan mereka terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya benar.
      32:2 Lalu marahlah Elihu bin Barakheel, orang Bus, dari kaum Ram; ia marah terhadap Ayub, karena ia menganggap dirinya lebih benar dari pada Allah,

      Kebenaran diri sendiriadalah:

      1. kebenaran di luar Alkitab.
        Kita seringkali memakai pendapat orang, pendeta-pendeta bilang tidak apa-apa, padahal Firman bilang tidak boleh = kena pengaruh pendapat rohani/pendapat pendeta secara umum.
        Biar satu orang, tapi kalau itu pendapat Alkitab, itu yang kita pegang.

      2. menutupi dosa dengan cara menyalahkan orang lain dan menyalahkan Tuhan.
        Rumus Opa Van Gessel, kalau menuding orang, satu jari ditujukan ke orang lain, satu jari yang lain ditujukan kepada Tuhan, tetapi tiga jari yang lain menunjuk pada diri sendiri (sebenarnya, diri kita sendiri yang salah).

      Hati-hati!Seringkali orang yang diberkati cenderung memiliki kebenaran diri sendiri. Kita harus memeriksa diri.
      Tetapi orang dalam kegagalan, juga punya kebenaran diri sendiri.

      Kesaksian:
      "Seringkali saya mendapatkan orang yang gagal justru punya kebenaran diri sendiri. Paling banyak yang saya dengar hal seperti ini, “Wah, memang berat Om, kalau Om mengalami ini, Om juga tidak kuat”.
      Saya jawab 'iya' saja. Ini mau dinasehati tetapi malah menasehati. Daripada bertengkar, saya jawab “Iyalah, nggak usah ngomong, doa saja ya”.
      "

      Jadi, Ayub diizinkan mengalami percikkan darah supaya sadar. Untunglah, saat menderita, Ayub masih ingat KASIH SETIA TUHANdimana Tuhan mengaruniakan hidup dan kasih setia-Nya sampai Ayub disucikan.

      Ayub 10: 11-12
      10:11 Engkau mengenakan kulit dan daging kepadaku, serta menjalin aku dengan tulang dan urat.
      10:12 Hidup dan kasih setia Kaukaruniakan kepadaku, dan pemeliharaan-Mu menjaga nyawaku.

      Kalau kita diizinkan mengalami penderitaan dalam bentuk apapun, jangan putus asa, kita harus selalu mengingat kasih setia Tuhan. Dalam menghadapi percikkan darah/ujian, kita harus selalu mengingat kasih setia Tuhan yang tidak pernah berubah/tidak pernah ditarik dari kita, sehingga kita banyak memeriksa diri sampai kita menemukan kesalahan kita.

      Orang yang benar sendiri seringkali salah dalam perkataan.

      Ayub 42: 5-6
      42:5 Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
      42:6 Oleh sebab itu aku mencabut perkataankudan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

      'aku mencabut perkataanku' = Ayub banyak salah dalam perkataan.

      Lidah ini menentukanapakah hidup kita baik atau tidak, masuk ke Surga atau ke neraka, diurapi Roh Kudus atau kerasukkan setan. Biarlah perkataan kita yang salah dicabut dan kasih setia Tuhan memulihkan kita, sampai satu waktu tidak salah dalam perkataan= sempurna.

      Yakobus 3: 2
      3:2 Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; barangsiapa tidak bersalah dalam perkataannya, ia adalah orang sempurna, yang dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.

      Ayub duduk di debu dan abu= mengaku hanya tanah liat, mencabut segala perkataan yang salah, maka saat itu Ayub mengalami kasih setia Tuhan yang besar dan Tuhan memulihkan Ayub dua kali lipat, secara jasmani dan rohani dipulihkan, bahkan satu waktu menjadi tidak salah dalam perkataan = sama suci, sama sempurna seperti Yesus.

      Ingat baik-baik!Kalau kita masih mau terima penyucian lewat darah, ada kasih setia Tuhan.
      Daudsudah berzinah dan membunuh suami orang, seharusnya mati, tetapi dia hancur hati, maka masih ada kasih setia Tuhan.
      Yusufdigoda oleh istri Potifar tetapi tetap mempertahankan kesucian, sekalipun menghadapi penjara, masih ada kasih setia Tuhan.
      Yunuslari dan dihajar oleh Tuhan sampai di dasar laut, tetapi ia masih sadar dan ada kasih setia Tuhan.
      Ayubsudah diberkati tetapi ada dosa yang tidak disadari, sehingga dia mengalami percikkan darah.

      "Rumus dari gembala dan guru saya (Bapak Pendeta Pong), 'Kalau kamu memeriksa diri, kamu salah, harus mengaku, siapapun dia. Tetapi kalau tidak salah, kamu diam saja'."

      Ayub memeriksa diri dan mencabut perkataannya. Saat itu ada kasih setia Tuhan yang memulihkan dua kali lipat sampai sempurna seperti Tuhan.

    • 1 Petrus 4: 14
      4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

      Dulu, Imam Besar Harun masuk ke Ruangan Maha Suci untuk memercikkan dua kali tujuh percikkan darah dan terjadi awan kemuliaan/shekinah glory. Kalau istilah dalam surat 1 Petrus 4 adalah Roh Kemuliaan.

      Yang kedua: menghasilkan Roh Kemuliaan(shekinah glory) untuk mengubahkankita dari manusia daging menjadi manusia mulia seperti Yesus.
      Kalau Yesus tidak mati di kayu salib, tidak ada tubuh kemuliaan, tetap tubuh darah daging. Tetapi karena Dia mau mengalami percikkan darah sampai mati di kayu salib, maka Dia bangkit dalam tubuh kemuliaan dan naik ke Surga.
      Kita juga, kalau kita mau mengalami percikkan darah, maka ada Roh Kemuliaan yang mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani yang sama mulia seperti Yesus.

      Keubahan dimulai dari kuat dan teguh hati. Ini yang dibutuhkan untuk mengharapkan kedatangan Yesus kedua kali.

      Efesus 3: 16
      3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkankamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,

      Kalau kuat dan teguh hati, kita bisa tekun dan disucikan.

      Kuat dan teguh hati artinya:

      1. tetap berpegang teguh pada firman pengajaran benar dan taat dengar-dengaran apapun resikonya.
        Yesus taat sampai mati, kita juga harus taat apapun resikonya. Abraham disuruh menyerahkan anaknya, Ishak, harus taat dengar-dengaran apapun resikonya sampai daging tidak bersuara.

      2. tetap hidup dalam kebenaran dan kesucian apapun resikonya.
        Jangan mau digoda. Di kantor digoda untuk korupsi, jangan mau. Yusuf juga tidak mau digoda.
        Kalau tidak cocok dengan firman pengajaran benar, jangan mau, biar seribu pendeta yang bilang. Kalau pengajarannya benar, dipraktekkan saja, bukan diperbantah-bantahkan, nanti tangan Tuhan yang bekerja.

        Petrus semalam-malaman menangkap ikan tetapi gagal, siang hari disuruh menangkap ikan di pantai. Secara akal, tidak mungkin. Tetapi Tuhan bilang, 'Tebarkan jalamu!'. Tebarkan saja. Jangan terlalu banyak diskusi. Kita seringkali terlalu banyak diskusi soal Firman, sehingga jawaban akhirnya tidak sama dengan Firman. Kalau Firman bilang boleh, kita bilang tidak boleh. Firman bukan untuk didiskusikan. Kalau ilmiah, itu didiskusikan, tetapi kalau Firman yang merupakan ilham/wahyu hanya untuk dipraktekkan. Maka nanti Tuhan yang bertanggung jawab.

      3. tidak kecewa, putus asa dan tinggalkan Tuhan saat menghadapi apa pun juga, tetapi tetap mengucap syukur kepada Tuhan/berbahagia dalam penderitaan, tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, tetap percaya dan berharap Tuhan (menyembah Tuhan).

        Contoh:

        • Sadrakh, Mesakh dan Abednego diperhadapkan pada penyembahan patung. Kalau tidak mau, masuk ke dalam api. Tetapi mereka tetap menyembah Tuhan.

        • Daniel, diperhadapkan pada penyembahan kepada raja. Tetapi, ia tetap menyembah Tuhan sekalipun dimasukkan gua singa.

Hasil kuat dan teguh hati:

  • Mazmur 27: 14
    27:14 Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

    Hasil pertama: kita mampu menantikan kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai.
    Hati-hati!Menjelang kedatangan Yesus kedua kali banyak teruna-teruna tersandung dan lesu, banyak sayap yang terkulai (tidak berdaya) karena tidak kuat dan teguh hati.

    Yesaya 40: 29-31
    40:29 Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
    40:30 Orang-orang muda menjadi lelah dan lesudan teruna-teruna jatuh tersandung,
    40:31 tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.


    'Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu = orang muda adalah gambaran kekuatan yang paling kuat, tetapi lesu.

    "Kalau di gereja kaum mudanya lesu, habislah gereja itu. Makanya saya ikuti nasehat guru-guru saya untuk saya pegang sendiri kaum muda.
    Karena kalau kaum muda lesu, maka sudah habis. Kotbah Om Yo dan Om Pong adalah dilihat dari kaum mudanya. Kalau kaum muda tidak bergerak dalam satu gereja, berarti gereja itu lesu.
    "

    'teruna-teruna jatuh tersandung'= banyak yang tersandung dalam dosa keuangan, perselingkuhan, dan lain-lain menjelang kedatangan Tuhan kedua kali. Kita harus hati-hati!

    Kalau malam ini ada yang sudah lesu karena penyakit, ekonomi, masalah dalam rumah tangga, bahkan dosa, mari kembali pada perjamuan suci(seperti burung nazar makan bangkai) supaya kita menjadi kuat kembali.

    Dalam perjamuan suci ada kasih setia Tuhan yang tidak pernah berubah yang menjadi kekuatan baru.

  • 1 Tawarikh 28: 20
    28:20 Lalu berkatalah Daud kepada Salomo, anaknya: "Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, dan lakukanlah itu; janganlah takut dan janganlah tawar hati, sebab TUHAN Allah, Allahku, menyertai engkau. Ia tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau sampai segala pekerjaan untuk ibadah di rumah Allah selesai.

    Hasil kedua: kasih setia Tuhan mampu menyelesaikan segala sesuatu.

    1 Tawarikh 17: 12-13
    17:12 Dialah yang akan mendirikan rumah bagi-Ku dan Aku akan mengokohkan takhtanya untuk selama-lamanya.
    17:13 Aku akan menjadi Bapanya, dan ia akan menjadi anak-Ku. Tetapi kasih setia-Ku tidak akan Kuhilangkandari padanya seperti yang Kuhilangkan dari pada orang yang mendahului engkau.

    Salomo hanya hidup dari kasih setia Tuhan. Salomo adalah kehidupan yang muda dan tidak punya pengalaman, tetapi dia berpegang pada kasih setia Tuhan, maka kasih setia Tuhan sanggup menyelesaikan segala sesuatu tepat pada waktunya.

    Lewat perjamuan suci, Yesus meneguk anggur asam bercampur empedu (gambaran dari masalah yang belum selesai, dosa-dosa yang membuat hidup kita pahit dan getir). Sesudah itu Yesus berkata, "Sudah selesai!" artinya semua betul-betul selesai pada waktuNya sampai pembangunan bait Allah rohani/pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna selesai.
    Jika Yesus datang kedua kali, maka Roh Kemuliaan mengubahkan kita menjadi sama mulia dengan Dia dan kita bisa terangkat bersama Dia selama-lamanya.

Jangan goyah!Tetap kuat dan teguh hati, apapun yang terjadi, ada KASIH SETIA TUHANyang tetap.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 08 Juni 2018 (Jumat Sore)
    ... menegakkan nama orang itu di atas milik pusakanya. . Lalu berkatalah penebus itu Jika demikian aku ini tidak dapat menebusnya sebab aku akan merusakkan milik pusakaku sendiri. Aku mengharap engkau menebus apa yang seharusnya aku tebus sebab aku tidak dapat menebusnya. . Beginilah kebiasaan dahulu di Israel dalam hal menebus ...
  • Ibadah Doa Malang, 21 Juni 2016 (Selasa Sore)
    ... mengaku dosa. Setelah diampuni jangan berbuat dosa lagi. Ini sama dengan bertobat mulai dari tidak berdusta dan tidak ada kebencian. Batu Kristal lautan kaca menunjuk baptisan air kolam pembasuhan . Wahyu Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhluk penuh ...
  • Ibadah Doa Puasa Session II Malang, 17 Maret 2009 (Selasa Siang)
    ... kepenuhan Roh Kudus adalah peralihan dari Taurat kepada kemurahan. Dalam perjalanan Israel sesudah menyanyi-nyanyi ada suasana bertentangan yaitu di tepi Laut Kolsom ada kesukaan tetapi dalam perjalanan selanjutnya mengalami kesusahan. Suasana bertentangan ini terjadi di tempat yaitu di Mara dan di padang gurun. Pagi ini kita membahas suasana di Mara. Keluaran ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 21 Juli 2017 (Jumat Sore)
    ... murni yang mahal harganya lalu meminyaki kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya dan bau minyak semerbak di seluruh rumah itu. Praktik pertama nbsp selalu berada di bawah kaki Tuhan seperti Maria mengurapi kaki--tubuh--Yesus untuk persiapan penguburan Yesus. Sekarang artinya kita harus aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna sudah diterangkan pada ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 Oktober 2023 (Minggu Siang)
    ... dipelihara oleh Tuhan sampai masuk Kanaan. Perjanjian baru Sabat adalah perhentian dalam Roh Kudus. Ketika kita masuk baptisan air Roh Kudus akan mengurapi kita sehingga kita mengalami perhentian dalam Roh Kudus. Perhentian dalam Roh Kudus tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Artinya di mana saja kapan saja situasi apa saja kita tetap mengalami ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 September 2011 (Rabu Sore)
    ... Engkau aku takkan menyangkal Engkau. Semua murid yang lainpun berkata demikian juga. ay. Petrus menolak Firman nubuat 'aku sekali-kali tidak' dan 'aku takkan menyangkal Engkau' . Petrus menolak Firman nubuat karena KESOMBONGAN HATI sudah dijelaskan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya September . Kesombongan merasa lebih benar dari yang lain Petrus mengatakan Biarpun mereka ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 01 April 2009 (Rabu Sore)
    ... emas maka tugas gereja Tuhan adalah bersaksi Kisah Rasul . mengundang Wahyu . Kekuatan untuk bersaksi dan mengundang adalah kuasa Roh Kudus. Roh Kudus itu bagaikan minyak. Kalau pelita mau menyala harus ada minyak. Mengapa kita memerlukan kuasa Roh Kudus Yohanes - sebab kita menghadapi dunia akhir jaman yang penuh dengan kegelapan. Kegelapan itu ...
  • Ibadah Doa Ucapan Syukur Surabaya, 28 Desember 2009 (Senin Sore)
    ... kita. Kalau kita ditebus itulah UCAPAN SYUKUR yang melebihi apapun yang ada diduni. Proses penebusan dosa bagi kita adalah berdamai dengan Tuhan dan sesama. Berdamai dengan Tuhan mengaku dosa sejujur-jujurnya dan tidak berbuat lagi hidup dalam kebenaran. JANGAN MENGULANGI DOSA YANG SUDAH DIAMPUNI Berdamai dengan sesama mengaku pada sesama dan ...
  • Ibadah Paskah Persekutuan II Surabaya, 15 Mei 2014 (Kamis Pagi)
    ... berbicara maka tidak akan tekun. Kalau ada urapan Roh Kudus kita akan tekun sampai garis akhir. Untuk menantikan Tuhan kita bertekun terutama didalam ruangan suci ketekunan dalam kandang penggembalaan. Dahulu rasul-rasul ini juga bertekun. Kisah Para Rasul - Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah ...
  • Ibadah Persekutuan IV di Tentena-Poso, 25 September 2014 (Kamis Pagi)
    ... Tuhan kaujalankan sepenuhnya. Memusatkan perhatian kepada Tuhan adalah memperhatikan atau memusatkan perhatian pada ibadah dan pelayanan yang diterima dari Tuhan dipercayakan Tuhan kepada kita supaya kita jalankan sepenuhnya tidak boleh setengah-setengah. Dijalankan sepenuhnya artinya dalam kesucian. Kalau tidak suci berarti pelayanannya tidak penuh dalam kesetiaan dan berkobar-kobar bukan asal melayani sampai garis ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.