Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 6: 12-17
6:12. Maka aku melihat, ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keenam, sesungguhnya terjadilah gempa bumi yang dahsyatdan matahari menjadi hitambagaikan karung rambut dan bulan menjadi merahseluruhnya bagaikan darah.
6:13. Dan
bintang-bintang di langit berjatuhanke atas bumi bagaikan pohon ara menggugurkan buah-buahnya yang mentah, apabila ia digoncang angin yang kencang.
6:14.Maka menyusutlahlangit bagaikan gulungan kitab yang digulung dan tergeserlah gunung-gunung dan pulau-pulau dari tempatnya.
6:15.Dan raja-raja di bumi dan pembesar-pembesar serta perwira-perwira, dan orang-orang kaya serta orang-orang berkuasa, dan semua budak serta orang merdeka bersembunyi ke dalam gua-gua dan celah-celah batu karang di gunung.
6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karang itu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."
6:17.Sebab sudah tiba hari besar murka mereka dan siapakah yang dapat bertahan?

Ini adalah pembukaan METERAI yang KEENAM; penghukuman yang keenam dari Allah Roh Kudus atas dunia (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017), yaitu terjadi gempa bumi yang dahsyat, yang mengakibatkan:

  1. Ayat 12-13: kegelapan(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 24 September 2017) sampai Ibadah Doa Surabaya, 27 Oktober 2017).
  2. Ayat 14: kegoncangan(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 29 Oktober 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 10 November 2017).
  3. Ayat 15-17: ketakutan, terutama untuk menyambut dan melihat kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria sorga di awan-awan yang permai (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 12 November 2017).

AD. 3 KETAKUTAN
Kalau takut menghadapi kedatangan Yesus berarti ketinggalan dan binasa bersama dunia; ia mengalami kiamat, murka Allah, sampai neraka selamanya.

Oleh sebab itu, untuk menghadapinya kita harus belajar memandang kemuliaan Yesus mulai sekarang; seperti yang dialami oleh Musa.
Musa juga pergi ke celah-celah gunung tetapi yang positif, kalau nanti saat Tuhan datang baru pergi ke celah-celah gunung untuk yang negatif.

Keluaran 33: 18-23
33:18.Tetapi jawabnya: "Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku."
33:19.Tetapi firman-Nya: "Aku akan melewatkan segenap kegemilangan-Ku dari depanmu dan menyerukan nama TUHAN di depanmu: Aku akan memberi kasih karunia kepada siapa yang Kuberi kasih karunia dan mengasihani siapa yang Kukasihani."
33:20.Lagi firman-Nya: "Engkau tidak tahan memandang wajah-Ku, sebab tidak ada orang yang memandang Aku dapat hidup."
33:21.Berfirmanlah TUHAN: "Ada suatu tempat dekat-Ku, di mana engkau dapat berdiri di atas gunung batu;
33:22.apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunungitu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
33:23.Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

'Perlihatkanlah kiranya kemuliaan-Mu kepadaku'= Musa justru rindu melihat kemuliaan Tuhan. Kita juga harus merindu, supaya saat Tuhan datang kita berani menghadapinya, kalau tidak, saat Tuhan datang kita akan lari ke celah-celah batu karang untuk bersembunyi. Sekarang, kita datang ke celah-celah batu karang untuk melihat kemuliaan Tuhan.

Tuhan menunjukkan tiga tempat untuk dapat memandang kemuliaan-Nya:

  1. Tempat pertama: ayat 21: 'berdiri di atas gunung batu'.
    Kejadian 49: 24=> tentang Yusuf
    49:24.namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,

    Gunung batu menunjuk pada pribadi Tuhan sebagai Gembala.

    Jadi berdiri di atas gunung batu artinya kita harus MANTAP DAN TEGUH DALAM PENGGEMBALAAN YANG BENAR, untuk dapat melihat kemuliaan Tuhan. Jangan miring sedikitpun apalagi jatuh.
    Berdiri= berdiri tegak--papan-papan Tabernakel berdiri tegak.

    Jadikanlah penggembalaan yang benar sebagai tempat yang paling menyenangkan--seperti di kota Nain. Kalau keluar dari kota Nain, akan menuju kuburan, mati rohaninya. Waktu itu ada dua rombongan: rombongan Yesus masuk ke kota Nain, dan rombongan janda yang anaknya mati keluar dari kota Nain menuju kuburan. Untunglah bertemu tepat di pintu gerbang, sehingga anak muda itu bisa hidup kembali, tidak jadi ke kuburan.

    Mau tetap di Nain atau ke kuburan, bergantung pada pintu gerbangnya.
    Pintu gerbang menunjuk pada hati nurani. Mau mantap dalam penggembalaan, itu adalah hati nurani yang baik.

    Lukas 7: 11-15
    7:11.Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain. Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
    7:12. Setelah Ia
    dekat pintu gerbangkota, ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
    7:13. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "Jangan menangis!"
    7:14. Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
    7:15. Maka bangunlah orang itu dan
    dudukdan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

    'duduk'= mantap.
    Kalau hati nurani tidak baik, sekalipun gembalanya Yesus sendiri, ia akan keluar seperti Yudas.
    Hati nurani yang bak= jujur, rendah hati, taat, dan rela menderita. Masuk penggembalaan sama dengan masuk pintu sempit--menderita. Kalau sombong--Yudas mengangkat tumitnya terhadap Tuhan--, bahaya, lama-lama jatuh sendiri.
    Periksa hati! Kita harus mantap dalam penggembalaan.

    Buktipenggembalaan menjadi tempat paling menyenangkan adalah kita tekun dalam kandang penggembalaan--Yusuf biasa menggembalakan, berarti ia tekun.
    Kalau hati nurani tidak baik, susah untuk masuk dalam tiga macam ibadah, bahkan gembala juga, tidak mau berkorban.

    Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

    • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya; kita diberi minum supaya segar.
    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus; kita diberi makan supaya kuat, tidak tersandung dan rebah dalam dosa-dosa, tetapi tetap hidup benar dan suci. Kita juga mengalami pertumbuhan.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; kita bernafas dengan kasih Allah sampai hidup kekal. Mungkin tubuh diizinkan meninggal dunia, tetapi nanti akan dibangkitkan dalam hidup kekal; karena kasih itu kekal.

    Di luar penggembalaan: kuburan, kering dan mati rohani; tidak ada kepuasan sorga, mau sehebat apapun dia. Mulai dengan bersungut, bertengkar, dan berbantah, terutama soal uang--seperti Yudas. Yang dipertengkarkan adalah masalah jasmani.

    "Dulu di Malang seharusnya gereja kami ada dua, tetapi yang satu diminta. Om Pong hanya bilang: Itu hakmu, menurut surat keputusan itu hakmu. Kamu hancurkan bisa, tetapi untuk apa, kamu berikan saja, ya. Saya tidak mau bertengkar. Kalau tidak, saya tidak bertemu saudara di sini; kalau di Malang ada dua, sudah cukup di situ. Itulah rencana Tuhan. Saya kasih saja. Tidak apa-apa. Saya pindah ke tempat yang lain. Tetapi isunya sekarang: oh itu pendeta yang rebut-rebutan gereja. Padahal tidak ada itu. Saya serahkan. Malah waktu saya ambil bangkunya, marah orangnya. Saya bersihkan gereja yang baru, orang-orang pucat: Kami dimarahi: Soal apa?: Bangku. Saya ke sana. Saya tanya: Berapa yang boleh saya bawa?: Sekian. Itu yang saya ambil. Sound system disuruh ambil, saya tidak mau karena saya sudah beli. Tidak ada rebut-rebutan. Itu pelajaran yang saya petik. Gereja tempat rohani tetapi bertengkar soal jasmani, benar-benar suasana kuburan; kering."

    Kalau tidak puas, akan mencari kepuasan di dunia, jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan; benar-benar masuk dalam kematian kedua, neraka selamanya.

    Tetapi di dalam penggembalaan kita mengalami kepuasan/kesegaran rohani--ada air kehidupan--, sehingga kita selalu mengucap syukur kepada Tuhan apapun yang kita alami. Kita mengalami pertumbuhan rohani ke arah kedewasaansampai mengarah pada hidup kekal selamanya.

    Ini bedanya di dalam dan di luar kandang. Yakinkan! Sekalipun hebat, kalau di luar kandang, satu titik pasti akan bersuasana kuburan--kekeringan dan kematian rohani; mulai berbantah, bersungut, dan bertengkar--, sampai mencari kepuasan di dunia, atau kepuasan di dunia dibawa masuk dalam gereja--sama-sama jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa, dan binasa selamanya bersama dunia.

    Bergantung dari pintu gerbangya--hati nurani. Karena itu baptisan air penting dan harus benar. Hanya baptisan air yang bisa membentuk hati nurani. Kalau baptisannya tidak benar, akan kering, hati nuraninya masih jahat. Sungguh-sungguh!

    Inilah tempat pertama untuk memandang kemuliaan Tuhan: kita mantap dalam penggembalaan. Kita tidak akan mengalami kematian rohani, tetapi kita justru segar/puas, mengucap syukur. Rohani kita bertumbuh, kita kuat, tidak jatuh dalam dosa tetapi hidup benar. Kerohanian kita bertumbuh ke arah kesempurnaan sampai hidup kekal.

  2. Tempat kedua: 'masuk ke lekuk gunung'.
    Keluaran 33: 22
    33:22.apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunungitu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.

    Wahyu 6: 16
    6:16.Dan mereka berkata kepada gunung-gunung dan kepada batu-batu karangitu: "Runtuhlah menimpa kami dan sembunyikanlah kami terhadap Dia, yang duduk di atas takhta dan terhadap murka Anak Domba itu."

    Lekuk gunung= celah batu karang.
    2 Samuel 22: 31-32
    22:31.Adapun Allah, jalan-Nya sempurna; sabda TUHAN itu murni; Dia menjadi perisai bagi semua orang yang berlindung pada-Nya.
    22:32.Sebab siapakah Allah selain dari TUHAN, dan siapakah gunung batu selain dari Allahkita?

    Allah adalah firman, dan Allah juga gunung batu.
    Jadi, gunung batu menunjuk pada firman Allah yang murni/firman pengajaran yang benar. Ukuran kebenaran adalah alkitab, jangan ditambah dan dikurangi, tetapi dibukakan rahasianya.
    Celah-celah batu karang= ayat-ayat dalam alkitab.

    Jadi, masuk ke lekuk gunung artinya HIDUP KITA DILETAKKAN DI AYAT-AYAT ALKITAB; disesuaikan dengan alkitab.
    Yohanes 3: 16
    3:16.Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nyatidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

    'setiap orang yang percaya kepada-Nya'= hidup kita diletakkan di ayat-ayat alkitab--celah-celah gunung batu.
    Firman pengajaran yang benar= ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.

    Tadi, berdiri di atas gunung batu artinya tergembala dalam penggembalaan yang benar.
    Sekarang, masuk lekuk gunung batu artinya firman pengajaran yang benar.
    Kalau digabung, berdiri di atas gunung batu dan masuk lekuk-lekuk gunung batu, artinya kita harus TERGEMBALA PADA FIRMAN PENGAJARAN YANG BENAR, DAN TEKUN DALAM KANDANG PENGGEMBALAAN. Sekarang ini, kalau tunggu nanti, kita akan berseru: Timpalah aku!

    Itulah jalan untuk bisa melihat kemuliaan Tuhan. Itu saja, satu waktu kita akan melihat kemuliaan Tuhan, dan pasti satu waktu kita akan melihat kemuliaan Tuhan muka dengan muka saat Dia datang, kita tidak ketakutan.

    Jangan tunggu nanti! Nanti ke gunung batu dan celah-celah gunung hanya untuk takut dan bersembunyi.
    Sekarang ini kita harus pergi ke gunung batu dan celah batu karang; tergembala pada firman pengajaran yang benar, dan tekun dalam penggembalaan yang benar. Memang berat bagi daging untuk bisa tergembala pada firman pengajaran yang benar dan tekun tergembala, tetapi hidup kita menjadi enak dan ringan; hidup kita menjadi manis.

    Tugas gembaladi dalam kandang penggembalaan:

    • Memberi makan domba-domba dengan firman penggembalaan; firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang--pemeliharaan.
    • Menaikkan doa penyahutan--tudung perlindungan/keselamatan jemaat.
    • Menjadi teladan bagi sidang jemaat, mulai dari teladan iman.
      Teladan iman adalah berpegang teguh pada pengajaran yang benar, taat dengar-dengaran, dan hidup dalam kebenaran. Tidak berubah-ubah; dibuktikan saat menghadapi pencobaan.

      Saat menghadapi pencobaan kalau bisa hidup benar, teladan itu bisa lebih bersinar lagi.

    Kalau gembala bisa melakukan tugasnya, ia menjadi malaikat bagi sidang jemaat. Gembala memberi roti malaikat dan menaungi sidang jemaat; bertanggung jawab atas keselamatan jemaat lewat doa penyahutan.

    "Itulah kepuasan kami gembala yaitu kalau bisa memberi makan sidang jemaat dan bisa menaikkan doa penyahutan sampai garis akhir. Berapa banyak yang mau meninggal, didoakan, begitu tenang, dia sudah berani. Memang sedih ditinggal jemaat, tetapi ada keyakinan dan kebahagiaan bahwa dia sudah diterima oleh Tuhan; dia selamat. Itu yang penting dalam penggembalaan. Banyak sedikitnya jemaat urusan Tuhan, yang penting kami gembala sudah berusaha melakukan tugasnya: memberi makan, menaikkan doa penyahutan, mengantarkan jemaat mulai dari dalam kandungan sampai meninggal dunia atau sampai Tuhan datang kembali, tidak ada yang ketakutan saat Tuhan datang."

    Gembala yang menjadi teladan, akan menjadi bintang dalam sidang jemaat; ada terang. Inilah gembala yang berada di dalam tangan Gembala Agung. Gembalanya dulu yang harus dikerjakan untuk menjadi teladan bagi jemaat, sampai jemaat juga berada di tangan Gembala Agung.
    Gembala harus berada di dalam tangan kanan Tuhan.

    Wahyu 1: 20
    1:20.Dan rahasia ketujuh bintang yang telah kaulihat pada tangan kanan-Kudan ketujuh kaki dian emas itu: ketujuh bintang itu ialah malaikat ketujuh jemaatdan ketujuh kaki dian itu ialah ketujuh jemaat."

    Tugas domba: makan firman penggembalaan yang benar; firman pengajaran yang diulang-ulang. Itu saja.
    Makan firman, artinya menikmati; mendengar dengan sungguh-sungguh sampai taat dengar-dengaran.
    Kalau tidak bisa makan, hidup ini tidak ada gunanya. Kalau domba-domba tidak bisa makan firman penggembalaan, tidak ada gunanya, dan ia pasti menuju kebinasaan. Yudas dapat uang, tetapi akhirnya hanya membeli tanah kuburan. Tidak ada gunanya karena ia tidak bisa makan.

    Gembala bertanggung jawab, harus bisa menjadi malaikat--ada makanan dan perlindungan/tudung di dalam sidang jemaat--dan menjadi bintang. Bayangkan kalau di tengah jemaat tidak ada bintang, kalau gelap mau ke mana? Jemaat akan menabrak sana-sini, jemaat jadi tidak tertib dan teratur.

    Kalau banyak jemaat kacau, jangan salahkan jemaat, tetapi gembalanya yang belum menjadi bintang. Doakan gembala supaya bisa menjadi malaikat dan bintang--teladan--dalam sidang jemaat. Gembala berada di dalam tangan kanan Imam Besar dan Gembala Agung.

    Sidang jemaat mendengar dengan sungguh-sungguh dan taat dengar-dengaran sehingga sidang jemaat juga berada dalam tangan Gembala Agungyang kuat.
    Yohanes 10: 27-28
    10:27.Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Kudan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
    10:28.dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasasampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

    'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku'= hidup dalam tangan kanan Imam Besar dan Gembala Agung yang kuat.

    Posisi kita sama, yaitu gembala dan domba sama-sama di dalam tangan kanan Imam Besar dan Gembala Agung kalau kita menunaikan tugas masing-masing dengan benar di tempat yang benar, itulah tergembala pada pengajaran yang benar dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok--tempatnya benar, tugasnya benar, dan posisinya juga benar.

    Hasilnya:

    • 'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku'= kuasa kemenangan  atas setan tritunggal: masalah selesai, jadi bahagia, berhasil dan indah.
    • 'mereka pasti tidak akan binasa'= tangan kanan Tuhan memberi jaminan kepastiandi dunia sampai hidup kekal selamanya; tidak akan binasa selamanya.

    Inilah melihat kemuliaan Tuhan, sekarang ada di dalam penggembalaan. Kita berdiri di atas gunung, artinya tergembala pada pengajaran yang benar; mantap dalam pengajaran dan penggembalaan yang benar--tempatnya benar. Kemudian, masuk celah-celah batu karang, artinya kita tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Dua ini saja sudah cukup bagi kita untuk berada di dalam tangan Tuhan.

    Kemudian kerjakan tugas masing-masing--tugasnya benar dan posisinya benar. Kita tinggal memetik hasilnya.

  3. Tempat ketiga: 'Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku'= ditudungi oleh tangan Tuhan.
    Keluaran 33: 22-23
    33:22.apabila kemuliaan-Ku lewat, maka Aku akan menempatkan engkau dalam lekuk gunung itu dan Aku akan menudungi engkau dengan tangan-Ku, sampai Aku berjalan lewat.
    33:23. Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

    Tangan Tuhan= urapan Roh Kudus.
    Ditudungi oleh tangan Tuhan artinya kita diurapi oleh Roh Kudus; KITA HIDUP DALAM URAPAN ROH KUDUS.

    Kalau kita masuk ruangan suci/penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok kita akan disucikan dan diurapi. Itulah pengertian ditudungi.
    Imamat 21: 12
    21:12.Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

    Di dalam penggembalaan kita mengalami penyuciansecara intensif sehingga kita selalu mengalami urapan Roh Kudus, tidak kering. Kalau keluar dari kandang, sehebat apapun kita, akan kering.

    Kalau sudah suci dan dalam urapan Roh Kudus, kita bisa beribadah melayani Tuhan dengan setia dan berkobar-kobarsesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir.
    Roma 12: 11
    12:11.Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyaladan layanilah Tuhan.

    "Saya seringkali melayani orang meninggal dunia. Om Pong katakan: Itu nilai tambah hamba Tuhan karena di situ kita juga belajar. Karena itu saya sangat menyesal kalau berada di luar kota dan tidak bisa melayani orang yang meninggal dunia. Seperti tadi pagi, ada orang yang sudah sakit parah, berjalan sudah terseret-seret, masih ibadah naik lantai dua, terakhir kurang satu minggu, dia sudah tidak kuat, duduk di bawah. Tetapi setiap ibadah dia datang, bahkan ibadah kaum muda datang. Saya menjadi saksi, kalau kita belum tentu bisa seperti itu. Dia begitu terus sampai garis akhir. Dari mana? Dari kesucian dan urapan Roh Kudus. Kalau dari daging, akan memilih istirahat dan tidur saja. Itu pelajaran bagi saya setiap melayani orang meninggal dunia, seperti Pengkhotbah mengatakan: Lihat, apa yang bisa dipelajari di sana!"

    Kalau kita beribadah melayani Tuhan dengan suci, setia dan berkobar,kita akan dikhususkan oleh Tuhan. Kita menjadi biji mata Tuhan yang bisa melihat kemuliaan Tuhan.
    Wahyu 1: 14
    1:14.Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

    Keluaran 33: 23
    33:23.Kemudian Aku akan menarik tangan-Ku dan engkau akan melihat belakang-Ku, tetapi wajah-Ku tidak akan kelihatan."

    Musa bisa melihat kemuliaan Tuhan dari belakang; rasul Yohanes melihat dari depan; kalau kita melihat sampai kedalaman hati-Nya.

    Mari, mantap dalam penggembalaan hari-hari ini--berdiri di atas gunung--dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok.
    Lalu masuk lekuk gunung--tergembala pada pengajaran yang benar. Jangan sembarangan! Kita lakukan tugas yang benar, tempat kita benar di dalam penggembalaan, dan posisi kita juga benar di dalam tangan Tuhan.

    Kemudian kita akan diurapi Roh Kudus; ditudungi oleh tangan Tuhan. Kita melayani Tuhan dengan suci, setia, dan berkobar-kobar; kita menjadi biji mata Tuhan. Kita bisa melihat kemuliaan Tuhan sampai kedalaman hati-Nya yaitu penuh dengan kemurahan dan kebaikan-Nyaterutama bagi kita bangsa kafir. Itu saja yang kita butuhkan. Di luar itu, bangsa kafir binasa. Begitu juga kalau kita di luar penggembalaan.
    Di dalam penggembalaanlah kita bisa merasakan kemurahan dan kebajikan Tuhan. Di dalam hati Tuhan hanya ada kemurahan dan kebajikan; itulah kemuliaan Tuhan yang bisa kita lihat.

    Kalau bisa melihat kemuliaan Tuhan sampai kedalaman hati-Nya--kita bisa menikmati kemurahan dan kebajikan-Nya--, hasilnya:

    • Mazmur 107: 1-3
      107:1.Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      107:2.Biarlah itu dikatakan orang-orang yang ditebus TUHAN, yang ditebus-Nya dari kuasa yang menyesakkan,
      107:3.yang dikumpulkan-Nya dari negeri-negeri, dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan.

      (terjemahan lama)
      107:1. Pujilah akan Tuhan, karena baiklah Ia, dan
      kemurahan-Nyakekal selama-lamanya.

      "Tadi dalam penguburan, saya berdoa: 'Semoga bisa menerima kehendak dan kebaikan Tuhan.' Biarpun sakit tidak sembuh, Tuhan tetap baik dan ada kemurahan-Nya baik bagi yang meninggal maupun yang ditinggalkan. Jangan curiga pada Tuhan! Darah-Nya tetap merah, tidak pernah berubah apapun yang kita hadapi. Yang dialirkan pada bangsa kafir tetap kemurahan dan kebaikan-Nya. Belajar percaya! Kalau kita masih menderita, percaya ini adalah kemurahan dan kebaikan Tuhan; di balik ini ada sesuatu. Yang penting tergembala hari-hari ini--tempatnya yang benar--, tugasnya yang benar--taat pada firman, tidak usah pikir orang lain--, dan posisi kita ada di dalam tangan Tuhan. Tidak ada yang bisa merebut kita. Kita menang dan menjadi biji mata Tuhan; kita bisa melihat hati Tuhan yang penuh kemurahan dan kebajikan hari-hari ini."

      'dari timur dan dari barat, dari utara dan dari selatan'= salib.

      Hasil pertama: di dalam kemurahan dan kebajikan Tuhan kita mengalami kuasa penebusan; kuasa pengangkatandari segala dosa, kejatuhan yang terdalam dan ternajis, dan dari lembah-lembah kelam. Percayalah! Malam ini masih ada. Bukan saya percaya orang najis, tetapi malam ini kalau ada yang najis dan lain-lain masih ada kemurahan dan kebaikan Tuhan.

      Raja Daud jatuh dengan Batsyeba, ia diambil jadi isterinya dan suaminya dibunuh. Sangat terlalu! Tetapi masih ada kemurahan dan kebaikan Tuhan, dia masih bisa diangkat dari lembah kelam.

      Malam ini, ada lembah kelam: letih lesu, beban berat, air mata, pahit getir, suasana kutukan, sebagai akibat dari dosa apapun juga, diubah semua jadi damai sejahtera; kita terlepas dari dosa-dosa pikiran, perbuatan, dan perkataan. Akui pada Tuhan! Lihat kemurahan dan kebaikan Tuhan untuk melepaskan kita dari dosa, dan mengangkat kita dari kejatuhan yang dalam dan najis. Kita bisa hidup benar dan damai, semua enak dan ringan; segala letih lesu sudah diselesaikan.

    • Mazmur 118: 1-8
      118:1.Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      118:2. Biarlah Israel berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
      118:3. Biarlah kaum Harun berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
      118:4. Biarlah orang yang takut akan TUHAN berkata: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!"
      118:5.
      Dalam kesesakanaku telah berseru kepada TUHAN. TUHAN telah menjawab aku dengan memberi kelegaan.
      118:6. TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?
      118:7. TUHAN di pihakku,
      menolong aku; aku akan memandang rendah mereka yang membenci aku.
      118:8. Lebih baik berlindung pada TUHAN dari pada percaya kepada manusia.


      'kasih setia-Nya'= kemurahan dan kebaikan Tuhan.

      Hasil kedua: kita mengalami kuasa pertolongan.

      Kita menghadapi masalah yang sulit bahkan mustahil di segala bidang hari-hari ini, termasuk dalam pelayanan. Itu namanya lembah masalah/lembah air mata. Sekarang banyak air mata.
      Tadi, lembah kelam/lembah dosa.

      Segala masalah yang sulit dan mustahil di segala bidang sanggup dihapuskan oleh kemurahan dan kebajikan Tuhan. Semua masalah yang mustahil diselesaikan tepat pada waktunya. Kita diangkat dari lembah air mata.

      Malam ini, air mata apapun akan dihapus oleh Tuhan, diganti dengan mata air. Roh Kudus akan mendorong kita untuk selalu mengucap syukur pada Tuhan; bahagia di dalam Dia.

    • Mazmur 136: 1-4
      136:1.Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      136:2.Bersyukurlah kepada Allah segala allah! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      136:3. Bersyukurlah kepada Tuhan segala tuhan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
      136:4. Kepada
      Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

      Yesus seorang diri sanggup melakukan keajaiban-keajaiban besar lewat kemurahan dan kebajikan-Nya.

      Hasil ketiga: tangan kemurahan Tuhan sanggup melakukan keajaiban besarterutama keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus; mulai dari kuat teguh hati.

      Istilah 'seorang diri' artinya tidak butuh orang lain; hanya butuh Tuhan; kuat teguh hati, bukan sombong.

      Kegunaan kuat teguh hati:

      1. Untuk menghadapi masalah apapun, artinya: tidak kecewa, putus asa, dan berharap yang lain, tetapi hanya percaya dan berharap Tuhan seperti Sadrakh, Mesakh dan Abednego. Kita kuat teguh hati sampai Tuhan mengadakan keajaiban tepat pada waktunya.

        Kuat teguh hati ini seperti bayi yang terus menangis, hanya berharap ibunya, sampai ia ditolong. Kita juga, kita berharap kemurahan dan kebajikan Tuhan saja. Dia seorang diri di kayu salib sudah cukup untuk menolong kita semua.

      2. Untuk menghadapi kedatangan Yesus kedua kali, tidak usah takut.
        Mazmur 27: 14
        27:14.Nantikanlah TUHAN! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah TUHAN!

        Kita tidak takut melihat kemuliaan Tuhan di awan-awan yang permai.
        1 Tesalonika 3: 13
        3:13.Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacatdan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.

        Saat Yesus datang kedua kali kita diubahkan menjadi sempurna, untuk layak memandang Dia muka dengan muka di awan-awan yang permai; kita bersama Dia selamanya.

Nanti orang-orang akan ketakutan saat Yesus datang kembali; mereka datang ke gunung batu dan celah batu karang untuk ditimpa sehingga mati sampai binasa selamanya di neraka.
Untuk itu mulai sekarang kita belajar memandang kemuliaan Tuhan:

  1. Kita tergembala pada firman pengajaran yang benar dan tekun dalam tiga macam ibadah pokok. Itu tempat yang benar hari-hari ini.
  2. Tugasnya yang benar baik sebagai gembala maupun domba.
    Dan posisi kita ada di dalam tangan kanan Tuhan. Sudah aman.

  3. Di dalam penggembalaan kita diurapi, sehingga bisa setia berkobar-kobar. Kita menjadi biji mata Tuhan, dan bisa belajar memandang kemuliaan Tuhan.
    Musa memandang belakang-Nya Tuhan; rasul Yohanes depan-Nya; dan kita di tengah--dalam hati-Nya. Darah-Nya tetap merah, dan jantung hati tetap berdetak, itulah detak kemurahan dan kebajikan-Nya. Jangan ragu, apalagi ada perjamuan suci.

    Perjamuan suci adalah detak jantung--kemurahan dan kebajikan--Tuhan, terutama bagi kita bangsa kafir.

Di lembah mana kita malam ini? Lembah dosa, kekelaman, air mata, masalah? Segera keluar! Serahkan kepada Tuhan, sampai kuat teguh hati! Kita hanya berharap pada Dia yang seorang diri di kayu salib, jangan pada yang lain.

Kuat teguh hati menghadapi apapun, Tuhan akan menolong tepat pada waktunya.
Kuat teguh hati untuk menanti kedatangan Tuhan kedua kali. Kita terus diubahkan sampai sempurna. Kita layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai, dan memandang Dia muka dengan muka.

Raja Daud yang hebat bisa jatuh, apalagi kita. Walaupun sudah jatuh, gagal, masa depan suram dan sebagainya, masih ada kemurahan dan kebajikan Tuhan.
Jangan ragu sedikitpun apapun yang kita hadapi! Yang sudah berhasil jangan sombong, tetapi tetap kembali pada tangan kemurahan dan kebajikan Tuhan!

Dia gunung batu tidak pernah bergeser; kemurahan dan kebajikan-Nya tidak pernah bergeser; Dia tidak pernah menipu kita semua. Seorang diri Dia kerjakan semua di kayu salib.
Ada kesempatan besar bagi kita untuk terlepas dari lembah apapun. Ingat Dia seorang diri saja, sudah cukup bagi kita. Jangan ada yang ragu! Semua mau dikeluarkan dari lembah-lembah, tinggal kita mau atau tidak.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 12 Maret 2017 (Minggu Siang)
    ... di dalam dosa. Kalau di rumah tangga terjadi seperti itu itu tandanya sudah terjadi kelaparan rohani. Kejadian . Lagi katanya Telah kudengar bahwa ada gandum di Mesir pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita supaya kita tetap hidup dan jangan mati. Akibat kedua 'jangan mati' kalau dibiarkan akan ...
  • Ibadah Raya Malang, 20 Juni 2021 (Minggu Pagi)
    ... persediaan Roh Kudus . Termasuk pelita dalam nikah menjadi padam kehancuran nikah . Wahyu Dan ia berseru dengan suara yang kuat katanya Sudah rubuh sudah rubuh Babel kota besar itu dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis ...
  • Ibadah Kunjungan Ciawi I, 27 Juli 2010 (Selasa Sore)
    ... kegelapan dosa sampai puncaknya dosa. Bagaimana kita bisa terlepas dari kegelapan dosa Dari diri kita sendiri tidak akan mampu terlepas dari dosa. Satu-satunya jalan adalah lewat TUHAN MENERANGI menyinarkan terang kepada manusia dalam kegelapan dosa. macam terang yang Tuhan sinarkan dikaitkan dengan tabernakel terang kebenaran keselamatan. Yesaya . Bangsa yang berjalan di dalam ...
  • Ibadah Doa Malang, 25 Oktober 2018 (Kamis Sore)
    ... kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman karena sama seperti Dia kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut ia tidak sempurna di dalam kasih. Bukti memiliki kasih yang sempurna adalah tidak ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 07 Juni 2009 (Minggu Sore)
    ... sendiri ini berkembang. Perkembangan dosa kebenaran sendiri Kejadian - melanda kehidupan nikah anak-anak Tuhan. Disini suami istri saling menyalahkan. Akhirnya menyalahkan Tuhan dan setan. Berarti kebenaran diri sendiri menjadikan keras hati sehingga timbul perceraian. Nikah itu tidak menjadi satu lagi bahkan menjadi telanjang. Akibatnya nikah itu hidup dalam suasana kutukan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 05 Oktober 2021 (Selasa Sore)
    ... sulung diterangkan pada Ibadah Raya Malang Oktober . Tidak berdusta tidak bercela. Fakta pertama sampai keempat adalah bunyi-bunyian yang berkenan pada Tuhan. Fakta kelima sampai keltujuh adalah kualitas sempurna yaitu murni sulung dan sempurna. ad. . Menjadi korban sulung bagi AllahWahyu . Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan karena ...
  • Ibadah Doa Malang, 05 September 2023 (Selasa Sore)
    ... Dia seribu tahun lamanya. Ada kelompok orang mati Orang yang selama hidupnya mendengar dan dengar-dengaran pada bunyi sangkakala firman penggembalaan mengasihi Tuhan sehingga mengalami keubahan hidup. Jika diizinkan meninggal dunia sebelum Yesus datang kedua kali disebut mati dalam Tuhan. Wahyu Dan aku mendengar suara dari sorga berkata Tuliskan Berbahagialah orang-orang ...
  • Ibadah Doa Malang, 24 Juni 2014 (Selasa Sore)
    ... masuk kerajaan Surga. Yohanes Setiap orang yang membenci saudaranya adalah seorang pembunuh manusia. Dan kamu tahu bahwa tidak ada seorang pembunuh yang tetap memiliki hidup yang kekal di dalam dirinya. Ada tempat yang sering dilanda kebencian Dalam nikah rumah tangga. Matius - Orang akan menyerahkan saudaranya untuk dibunuh demikian juga seorang ayah ...
  • Ibadah Raya Malang, 28 Juni 2015 (Minggu Pagi)
    ... terakhir bagi sidang jemaat bangsa Kafir atau kita semua supaya sempurna dan tidak bercacat cela seperti Dia untuk layak menyambut kedatanganNya kedua kali di awan-awan yang permai. Sekalipun ada banyak kelebihan tetapi jika ada satu saja cacat cela maka akan ketinggalan saat kedatangan Tuhan kedua kali dan binasa bersama dunia. ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 12 Maret 2016 (Sabtu Sore)
    ... adalah pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Raja Mempelai Pria Surga. Yesus sebagai Raja. Korintus - Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir yang dibinasakan ialah maut. Penampilan Yesus sebagai Raja memiliki kuasa untuk mengalahkan musuh. Musuh terakhir yang dikalahkan adalah maut. ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.