Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Tema ibadah kunjungan di Ciawi dan Jakarta: Wahyu 21: 5:"Aku menjadikan segala sesuatu baru"

Wahyu 21: 5
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "
Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."

Sebenarnya, di dalam kitab Kejadian pada awal penciptaan, TUHAN sudah menciptakan langit bumi serta isinya termasuk manusia yang sama mulia, sempurna dengan Dia--satu gambar dengan TUHAN--dan manusia ditempatkan di taman Eden. Semua baik dan semua bahagia pada waktu diciptakan. Tetapi sayang, manusia diperdaya oleh ular dan jatuh dalam dosa, sehingga kehilangan kemuliaan Allah; telanjang dan diusir ke dunia, dan manusia hidup dalam suasana kutukan, letih lesu, beban berat, penderitaan, susah payah, dan air mata.

Di dalam dunia, semua manusia tetap berbuat dosa, bahkan puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan--sehingga tampil seperti anjing dan babi.
Roma 3: 23
3:23. Karena semua orang telah berbuat dosadan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Bukan itu saja, sampai hamba Tuhanpun berbuat dosa sehingga tampil seperti setan. Kita harus hati-hati.
Matius 16: 21-23
16:21. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
16:22. Tetapi
Petrusmenarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
16:23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "
Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

Petrus--hamba Tuhan, pelayan Tuhan--menolak saat Yesus memberitakan salib, sehingga ia menjadi sama dengan iblis, dan harus dibinasakan selamanya.

Tuhan tidak rela manusia ciptaannya menjadi sama dengan anjing babi, iblis.
Oleh sebab itu Tuhan mau menciptakan langit dan bumi yang baru di mana ada Yerusalem baru, dan juga menciptakan manusia baru yang sama mulia dengan Tuhan/segambar dengan Tuhan, untuk layak ditempatkan di Yerusalem baru, bahagia dan kekal selamanya.

Prosesnya disebut dengan PEMBAHARUAN.
Dalam Wahyu 21, ada empat macam pembaharuan(diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Sore):

  1. Wahyu 21: 1= pembaharuan langit dan bumi yang baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi I, 19 April 2012-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Ciawi IV, 28 Februari 2013-Kamis Pagi).

  2. Wahyu 21: 2-3= pembaharuan manusia baru (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Persekutuan Ciawi V, 28 Februari 2013-Kamis Soresampai Ibadah Persekutuan Jakarta V, 10 Oktober 2013-Kamis Sore).

  3. Wahyu 21: 4-8= pembaharuan suasana baru (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 14 Oktober 2014-Selasa Sore).
  4. Wahyu 21: 9-27= pembaharuan Yerusalem baru sampai kekal.

Bagaimana manusia yang sudah rusak, hancur, menjadi sama dengan iblis dan seharusnya binasa di neraka, bisa dibaharui? Terlebih dahulu langit bumi yang terkutuk dibaharui. Lalu manusianya dibaharui. Suasananya dibaharui; bukan lagi suasana kutukan, letih lesu. Sampai Yerusalem baru.
Serusak, sejahat dan senajis apapun manusia kalau mau masuk proses pembaharuan, ia bisa masuk Yerusalem baru. Inilah kemurahan Tuhan.

AD 3. PEMBAHARUAN SUASANA BARU

Wahyu 21: 4-8
21:4. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu."
21:5. Ia yang duduk di atas takhta itu berkata: "Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!" Dan firman-Nya: "Tuliskanlah, karena segala perkataan ini adalah tepat dan benar."
21:6. Firman-Nya lagi kepadaku: "Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan.
21:7. Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia ak
an menjadi anak-Ku.
21:8. Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala
dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

Pembaharuan suasana baru dibagi menjadi empat:

  1. Wahyu 21: 4= suasana tanpa maut/suasana tanpa air mata dan perkabungan (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan Jakarta I, 17 November 2015-Selasa Soresampai Ibadah Kunjungan Jakarta II, 18 November 2015-Rabu Pagi).

  2. Wahyu 21: 5-6= suasana kepuasan/kebahagiaan sorga (diterangkan pada Ibadah Kunjungan Jakarta III, 18 November 2015-Rabu Sore). Kalau haus/tidak ada kepuasan, bahaya, ia akan menjadi seperti perempuan Samaria yang kawin cerai lima kali--mencari kepuasan di dunia.

    Karena itu hamba Tuhan bisa mengalami lapar jasmani, tetapi jangan sampai kering rohani! Kita mohon kepuasan dari Tuhan. Tuhan katakan: Ambillah air kehidupan secara cuma-cuma.


  3. Wahyu 21: 7= suasana kemenangan (diterangkan pada Ibadah Kunjungan Jakarta IV, 19 November 2015-Kamis Pagidan Ibadah Kunjungan Jakarta IV, 11 Agustus 2016-Kamis Pagi) ditambah Ibadah Kunjungan di Ciawi II, 16 Januari 2018.

  4. Wahyu 21: 8= suasana kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan TUHAN (diterangkan mulai dari Ibadah Kunjungan di Jakarta I, 17 Januari 2018).

AD. 4. Suasana kebenaran, kesucian dan kesempurnaan

Wahyu 21: 8
21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7)dan semua pendusta(8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

'orang-orang yang tidak percaya' = bimbang.

Ada delapan dosa yang langsung menenggelamkan manusia--termasuk anak Tuhan, pelayan Tuhan, hamba Tuhan--ke dalam neraka, binasa untuk selamanya.

Delapan dosa ini melawan kebenaran, kesucian, dan kesempurnaan:

  1. Penakut dan tidak percaya= melawan kebenaran (halaman Tabernakel); tidak benar. Orang takut dan tidak percaya tidak akan bisa benar.
  2. Keji, pembunuh, sundal, tukang sihir, penyembah berhala= melawan kesucian (ruangan suci); tidak suci.
  3. Dusta= melawan kesempurnaan (ruangan maha suci); tidak bisa sempurna.
    Kesempurnaan adalah tidak salah dalam perkataan. Kalau masih ada dusta--banyak salah dalam perkataan--berarti tidak bisa sempurna.

Inilah alasannya mengapa delapan dosa langsung membawa manusia masuk ke dalam neraka yaitu melawan kebenaran, kesucian dan kesempurnaan. Akhirnya dibuang ke neraka. Kalau masih ada kebenaran, masih ada kesempatan disucikan dan disempurnakan. Kalau kebenaran saja tidak ada, bagaimana bisa disucikan apalagi disempurnakan?

PENAKUT DAN TIDAK PERCAYA
Dalam terjemahan lama, penakut sama dengan pengecut artinya: takut pada 'sesuatu' di dunia ini sampai melawan Tuhan. Termasuk hamba/pelayan Tuhan banyak yang penakut karena tidak percaya Tuhan. Kalau percaya Tuhan, dia tidak akan takut sekalipun diPHK. Hamba Tuhan takut kehilangan jemaat, sehingga ada jemaat berdosa dibiarkan saja melayani, dari pada sekeluarga keluar semua.

Jadi, penakut dan tidak percaya adalah satu ikatan.

Contoh dan praktik kehidupan yang takut dan tidak percaya:

  1. Kejadian 3: 9-13
    3:9. Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?"
    3:10. Ia menjawab: "Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini,
    aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi."
    3:11. Firman-Nya: "Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?"
    3:12. Manusia itu menjawab: "
    Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan."
    3:13. Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: "Apakah yang telah kauperbuat ini?" Jawab perempuan itu: "
    Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan."

    Contoh pertama: Adam dan hawa.

    Adam dan Hawa berada di taman Eden tetapi bisa takut. Taman Eden sudah merupakan berkat berkelimpahan, semua serba ada--termasuk kekayaan, kedudukan, kepandaian--, tetapi bisa ada ketakutan. Sekarang menunjuk orang yang punya semuanya tetapi bisa takut, artinya harta, kepandaian dan sebagainya tidak bisa menjamin kebahagiaan dan ketenangan hidup kita.

    Yang menentukan kita bahagia atau tidak adalah ada dosa atau tidak. Kalau ada dosa, mau bagaimanapun pasti tidak bahagia. Kalau tidak ada dosa, baru bahagia.

    Waktu itu Adam dan Hawa berbuat dosa--telanjang--, lalu Tuhan memanggil mereka--masih dapat kesempatan dari Tuhan untuk terlepas dari dosa lewat panggilan Tuhan/penyampaian firman. Saat Tuhan bertanya kepada Adam: Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu? Kalau Adam percaya kepada Tuhan, ia akan menjawab: Ya, Tuhan ampuni saya.Ini namanya kata-kata iman (kalau ya katakan ya, kalau tidak katakan tidak).

    Jadi iman bisa dilihat dari bagaimana perkataan kita. Kalau berdusta, berarti tidak ada iman. Harus percaya kepada Tuhan: Biar sudah berbuat dosa, kalau mengaku, Tuhan akan ampuni. Tetapi Adam: Kalau mengaku, bisa mati, dihukum.Ini tidak percaya kepada Tuhan; ragu atau bimbang.

    Adam dan Hawa takut dan tidak percaya. Ini sama dengan KERAS HATI, sehingga Adam menyalahkan orang lain/isterinya dan Tuhan/pengajaran yang benar--menutupi dosa dengan cara menyalahkan isterinya dan Tuhan; menggunakan kebenaran sendiri. Dan Hawa malah menyalahkan ular/setan--menutupi dosa dengan cara menyalahkan setan. Kalau sudah menyalahkan setan berarti tidak bisa bertobat lagi tetapi menjadi sama dengan setan, sehingga rumah tangga benar-benar bersuasana kutukan. Kalau dibiarkan, akan menuju kebinasaan.

  2. Contoh kedua: Saul.

    • 1 Samuel 13: 6, 8-13
      13:6. Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit--sebab rakyat memang terdesak--maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;
      13:8. Ia menunggu tujuh hari lamanya sampai waktu yang ditentukan Samuel. Tetapi ketika Samuel tidak datang ke Gilgal, mulailah rakyat itu berserak-serak meninggalkan dia.
      13:9. Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu
      ia mempersembahkan korban bakaran.
      13:10. Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
      13:11. Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
      13:12. maka
      pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
      13:13. Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu
      bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.

      'ia mempersembahkan korban bakaran'= seharusnya tugas Samuel--jabatan pelayanan Samuel yang boleh membakar korban bakaran--bukan raja.

      Dalam keadaan terjepitraja Saul takut pada musuh sehingga ia tidak percaya pada Tuhan, dan ia melawan Tuhan. Ini disebabkan Saul memakai pikiran daging. Ini sama dengan KEPALA BATU/KERAS KEPALA--tadi keras hati/hatinya membatu.

      Saul membakar korban--persembahan kepada Tuhan, yang seharusnya dilakukan oleh nabi Samuel. Artinya: beribadah melayani tetapi tidak sesuai dengan jabatan pelayanan= tahbisan yang salah. Kalau tahbisan salah, maka penyembahan juga salah/palsu--persembahan korbannya tidak diterima oleh Tuhan.
      Hati-hati soal tahbisan! Perhatikan jabatan pelayanan!

      Akibatnya: terjadi kegoncangan, banyak yang lari dan lain-lain. Artinya: kegoncangan dalam pelayanan, rumah tangga, secara jasmani dan rohani, mengalami suasana kutukan--letih lesu, beban berat, masalah datang dan lain-lain.

      Karena tindakan Saul ini ('sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran'), Samuel berkata; perbuatanmu bodoh dan nekad. Artinya: tahbisan yang salah itu bodoh dan nekad, karena dia akan mengalami goncangan dan suasana kutukan.

    • 1 Samuel 15: 13-15, 23-24
      15:13. Ketika Samuel sampai kepada Saul, berkatalah Saul kepadanya: "Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN; aku telah melaksanakan firman TUHAN."
      15:14. Tetapi kata Samuel: "Kalau begitu apakah bunyi kambing domba, yang sampai ke telingaku, dan bunyi lembu-lembu yang kudengar itu?"
      15:15. Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
      dengan maksuduntuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."
      15:23. Sebab pendurhakaan adalah sama seperti dosa bertenung dan kedegilan adalah sama seperti menyembah berhala dan terafim. Karena engkau telah menolak firman TUHAN,
      maka Ia telah menolak engkau sebagai raja."
      15:24. Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi
      aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.

      'dengan maksud'= maksud hati (HATI KERAS/HATI BATU). Saul diperintahkan menumpas semuanya, tetapi yang baik-baik tidak ditumpas. Kelihatan baik, tetapi tidak sesuai dengan firman. Tadi karena pikiran; pelayanannya kelihatan hebat, tetapi tidak sesuai dengan jabatan pelayanan, sehingga terjadi kegoncangan dan bersuasana kutukan.

      Jadi ketakutan dan ketidakpercayaan disebabkan karena keras hati dan kepala batu.
      Tadi saat terjepit, hati-hati.

      Sekarang, saat diberkati, Saul takut kepada rakyat sehingga mengikuti keinginan dagingyaitu tidak menumpas semuanya--kambing, lembu, domba yang terbaik tidak ditumpas.
      Hati yang keras itu penuh dengan keinginan daging.

      Akibatnya: kehilangan kerajaan. Artinya: meninggalkan jabatan pelayanan; kehilangan jabatan pelayanan yang dipercayakan oleh Tuhan sampai tidak bisa beribadah melayani Tuhan, dan kehilangan kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang)--sebab hanya imam dan raja yang bisa masuk Kerajaan Seribu Tahun Damai.

      Sekalipun kelihatannya baik tetapi kehilangan jabatan pelayanan.
      Itulah akibatnya kalau menggunakan pikiran daging--kepala batu--dan keinginan daging--keras hati. Benar-benar dalam suasana kutukan.

    Seharusnya Saul percaya kepada Tuhan, tetapi ia menggunakan logika dan maksud hati sehingga ia kehilangan kerajaannya.

  3. Yohanes 18: 17-18, 25-27
    18:17. Maka kata hamba perempuan penjaga pintukepada Petrus: "Bukankah engkau juga murid orang itu?" Jawab Petrus: "Bukan!"
    18:18 Sementara itu hamba-hamba dan penjaga-penjaga Bait Allah telah memasang api arang, sebab hawa dingin waktu itu, dan mereka berdiri berdiang di situ. Juga Petrus berdiri berdiang bersama-sama dengan mereka.
    18:25. Simon Petrus masih berdiri berdiang. Kata orang-orang di situ kepadanya: "Bukankah engkau juga seorang murid-Nya?"
    18:26.
    Ia menyangkalnya, katanya: "Bukan." Kata seorang hamba Imam Besar, seorang keluarga dari hamba yang telinganya dipotong Petrus: "Bukankah engkau kulihat di taman itu bersama-sama dengan Dia?"
    18:27 Maka Petrus menyangkalnya pula dan ketika itu berkokoklah ayam.

    Ayat 17-18 = Petrus takut kepada hamba perempuan penjaga pintu.

    Contoh ketiga: Petrus.

    Petrus takut pada sesuatu sampai menyangkal Tuhan (tidak percaya).
    Hamba Tuhan yang hebat bisa takut, karena itu kita harus hati-hati.
    Petrus hamba Tuhan yang hebat tetapi takut menderita(sengsara daging bersama Yesus; takut memikul salib) sehingga menyangkal Yesustiga kali.
    Menyangkal= termasuk dusta--melawan kesempurnaan. Benar-benar binasa, dan jadi sama dengan iblis. Petrus menjadi sama dengan iblis dan harus dibinasakan selamanya.

    Orang yang tidak mau sengsara adalah orang yang KERAS HATI DITAMBAH KEPALA BATU--sampai tiga kali ia menyangkal Yesus. Sungguh-sungguh malam ini! Penakut dan tidak percaya benar-benar terkutuk dan binasa selamanya.

    Zaman Allah Bapa sudah terjadi, zaman Anak Allah sudah terjadi, dan zaman akhir juga terjadi.

Hati-hati! Adam dan Hawa keras hati/hati batu, lalu meningkat pada Saul jadi kepala batu, dan meningkat lagi pada Petrus yang keras hati dan kepala batu.
Seharusnya semua sudah binasa.

Jalan keluarnya: lewat doa penyembahan (doa Getsemani).
Lukas 22: 41-43
22:41. Kemudian Ia menjauhkan diri dari mereka kira-kira sepelempar batu jaraknya, lalu Ia berlutut dan berdoa, kata-Nya:
22:42. "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi."
22:43. Maka seorang malaikat dari langit menampakkan diri kepada-Nya untuk memberi kekuatan kepada-Nya.

'sepelempar batu jaraknya'= menghadapi hati batu dan kepala batu, Yesus harus menjauhkan diri sepelempar batu jaraknya.

Jadi untuk menghadapi hati batu dan kepala batu, jalan keluarnya adalah lewat doa penyembahan (doa Getsemani).
Yesus harus rela menerima pelemparan batu--bukan murid-murid--, untuk menanggung hati batu dan kepala batu. Yesus harus mengalami penyaliban/perobekan daging sekalipun Ia sangat takut menghadapi salib ('Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku'), apalagi Dia tidak bersalah--orang bersalahpun tidak harus disalib, yang disalib adalah yang sudah terkutuk.

Ini menunjukkan bahwa Dia manusia daging seperti kita ('hati-Ku sangat takut dan gentar seperti mau mati rasanya').

Tetapi untunglah, daging yang takut dirobek: 'Bukan kehendak-Ku yang jadi, melainkan kehendak-Mu.'
Yesus mengalami penyaliban daging dari daging yang takut pada salib--takut 'sesuatu' di dunia--menjadi takut akan Tuhan (percaya dan mempercayakan diri sepenuhnya pada Tuhan).

Malam ini, jangan takut pada 'sesuatu' sampai melawan Tuhan (tidak percaya Tuhan; melawan Tuhan), tetapi biarlah sampai kita berkata: Bukan kehendakku, tetapi kehendak-Mu yang jadi.
Dulu malaikat memberikan kekuatan ekstra kepada Yesus. Sekarang, kuasa Roh Kudus yang turun atas kita. Kalau takut akan Tuhan kita akan benar-benar diurapi Roh Kudus dengan tujuh manifestasinya.

Yesaya 11: 1-3
11:1. Suatu tunas akan keluar dari tunggul Isai, dan taruk yang akan tumbuh dari pangkalnya akan berbuah.
11:2. Roh TUHAN akan ada padanya
(1), roh hikmat(2)dan pengertian(3), roh nasihat(4)dan keperkasaan(5), roh pengenalan(6)dan takut akan TUHAN(7);
11:3. ya, kesenangannya ialah takut akan TUHAN. Ia tidak akan menghakimi dengan sekilas pandang saja atau menjatuhkan keputusan menurut kata orang.

Perikop: Raja damai yang akan datang--Yesus.

Kehidupan yang takut akan Tuhan (percaya dan mempercayakan diri pada Tuhan) akan dikuasai/diurapi Roh Kudus dengan tujuh manifestasi-Nya.
Di saat kita takut pada 'sesuatu', biarlah kita menyembah Tuhan, dan Roh Kudus menjadi kekuatan kita sehingga kita TAKUT AKAN TUHAN SAMPAI PERCAYA DAN MEMPERCAYAKAN DIRI SEPENUH PADA TUHAN.

Buktitakut akan Tuhan--percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Tuhan; hidup dalam urapan Roh Kudus dengan tujuh manifestasi-Nya--:

  1. Bukti pertama: tergembala dengan benar dan baik.
    Petrus mendapatkan kesempatan.
    Yohanes 21: 15-17
    21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
    21:16. Kata Yesus pula kepadanya untuk
    kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
    21:17. Kata Yesus kepadanya untuk
    ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

    Tergembala dengan benar dan baik= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; kita selalu berada di dalam kandang penggembalaan.

    Hasilnya:

    • Tubuh, jiwa dan roh kita disucikan oleh Allah Tritunggal, sehingga kita selalu hidup dalam urapan Roh Kudus.
    • Tubuh, jiwa dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga kita tidak akan bisa dijamah setan dan tidak menyangkal Tuhan selamanya--kita mengasihi Tuhan lebih dari apapun. Setelah ditanya Yesus tiga kali--tergembala--, Petrus tidak pernah lagi menyangkal Tuhan.

    • Angka tujuh menunjuk pada terang, artinya: kita hidup dalam terang; tidak ada kegelapan.
    • 'Sedih hati Petrus'= hati batu dan kepala batu dihancurkan--melembut--, sehingga bisa menyadari kekurangan dan kelemahan kita; juga menyadari kuasa Tuhan yang tidak terkalahkan. Jangan berharap pada yang lain!

  2. Yohanes 21: 18-19
    21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
    21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

    Bukti kedua: mengulurkan tangan kepada Tuhan--taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi; menyerah sepenuh; percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada Tuhan.

Dulu dari zaman ke zaman ada orang yang penakut dan tidak percaya Tuhan; melawan Tuhan.
Sekarang, dari zaman ke zaman juga ada orang-orang yang mengulurkan tangan pada Tuhan--takut akan Tuhan; taat dengar-dengaran; percaya dan mempercayakan diri pada Tuhan-:

  1. Abraham--zaman Allah Bapa.
    Dulu Adam dan Hawa bisa takut dan melawan Tuhan. Orang hebat bisa takut. Saul juga raja yang hebat, Petrus hamba Tuhan yang hebat (senior), tetapi bisa takut dan menyangkal Tuhan. Siapa kita? Kita harus hati-hati! Yesus rela menanggung semuanya; Dia harus dilempar batu supaya kita bisa takut akan Tuhan--mengulurkan tangan pada Tuhan.

    Kejadian 22: 10-12
    22:10. Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.
    22:11. Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."
    22:12. Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang,
    bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku."

    Abraham taat kepada Tuhan untuk menyembelih Ishak anaknya sendiri--mengulurkan tangan pada Tuhan--sehingga ia bertemu dengan Jehovah Jireh, Tuhan mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar untuk menjadikan yang tidak ada menjadi ada. Tuhan sanggup menyediakan yang tidak ada menjadi ada, sampai Dia mempersiapkan kita menjadi mempelai wanita sorga yang siap sedia.

    Wahyu 19: 7
    19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan pengantin-Nya telah siap sedia.


  2. Janda Sarfat (bangsa kafir)--zaman Anak Allah.
    Ia memiliki sedikit minyak dan segenggam tepung, tetapi harus diserahkan dulu pada Tuhan.
    1 Raja-raja 17: 12-13, 15
    17:12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
    17:13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "
    Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dahulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
    17:15. Lalu pergilah perempuan itu dan berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

    'Lalu pergilah perempuan itu dan berbuatseperti yang dikatakan Elia' = jangan takut kepada sesuatu di dunia, tetapi takut kepada Tuhan. Lakukanlah firman, itulah takut kepada Tuhan (taat dengar-dengaran).
    'dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya' = selama tiga setengah tahun.

    Tadi dari tidak ada menjadi ada untuk pemeliharaan sekarang di akhir zaman yang sudah sulit. Kalau kita mengangkat tangan, ada Jehovah Jireh. Biar Dia yang bekerja; kita cuma mengangkat tangan dan Dia yang turun tangan, sampai persiapan menjadi mempelai wanita.
    Sebelum kesempurnaan (sebelum Tuhan datang kembali), antikris datang, saat itulah bangsa kafir (janda Sarfat) mendapatkan kesempatan untuk tergembala dengan benar dan baik, dan mengulurkan tangan pada Tuhan (taat sampai daging tak bersuara, takut akan Tuhan, percaya mempercayakan diri kepada Tuhan).

    Kita mengangkat tangan seperti janda Sarfat dan Tuhan mengulurkan tangan anugerah-Nya yang besar untuk:

    1. Menyingkirkan kita ke padang gurundengan kekuatan dua sayap burung nasar yang besar, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Kita dipelihara langsung oleh Tuhan lewat firman dan kurban Kristus (perjamuan suci).

    2. Menghapus kemustahilan. Mulai sekarang kita dijamin (ada Jehovah Jireh), sampai nanti menjadi sempurna. Tetapi di tengah-tengah itu kita masih menghadapi antikris, juga ada jaminan dari Tuhan. Dalam menghadapi kesulitan, kemustahilan juga ada jaminan dari Tuhan.

    3. Mati jadi hidup= kuasa untuk membangkitkan orang mati--yang mustahil menjadi tidak mustahil--untuk menyelesaikan semua masalah.
      1 Raja-raja 17: 17, 23

      17:17. Sesudah itu anak dari perempuan pemilik rumah itu jatuh sakit dan sakitnya itu sangat keras sampai tidak ada nafasnya lagi.
      17:23. Elia mengambil anak itu; ia membawanya turun dari kamar atas ke dalam rumah dan memberikannya kepada ibunya. Kata Elia: "
      Ini anakmu, ia sudah hidup!"

      Jehovah Jireh, kita sekarang dipelihara sampai Tuhan datang. Di tengah-tengahnya antikris datang, tetapi Tuhan mengulurkan tangan untuk menyingkirkan kita, dan menghidupkan yang sudah mati--mustahil jadi tidak mustahil.

    Tadi zaman Allah Bapa diwakili Abraham, nubuat kepada kita bahwa ada pemeliharaan Tuhan di tengah kesulitan sampai kita menjadi mempelai--Allah menyediakan. Zaman Anak Allah diwakili janda Sarfat, nubuat kepada kita, jangan takut untuk menghadapi antikris. Tetap takut kepada Tuhan; mengulurkan tangan kepada Tuhan. Dia menyingkirkan kita, masalah mustahil menjadi tidak mustahil (mati jadi hidup), masalah selesai pada waktunya.

  3. Petrus--zaman Allah Roh Kudus; akhir zaman.
    Inilah pengalaman Petrus. Dulu dia menyangkal Tuhan, kemudian setelah tergembala dia bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan.

    1 Petrus 5: 5-6
    5:5. Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
    5:6. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat,
    supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

    Petrus mengangkat tangan dan Tuhan mengangkat tangan untuk meninggikannya. Kita juga mengangkat tangan, dan Tuhan akan mengulurkan tangan untuk meninggikan kita pada waktunya.

    Di antara pemeliharaan sekarang sampai menjadi mempelai, kita menghadapi antikris dan juga kejatuhan--Petrus menyangkal atau kita jatuh dalam dosa. Tetapi masih ada kesempatan kalau kita benar-benar mau digembalakan, mau menyembah Tuhan supaya kekerasan hati dilembutkan, sampai mengangkat tangan. Dan Tuhan akan meninggikan pada waktunya:

    1. Mengangkat dari kejatuhan-kejatuhan dosa sampai puncaknya dosa, sehingga kita bisa hidup benar.
    2. Mengangkat dari kejatuhan pelayanan--kemerosotan--sehingga bisa kembali setia berkobar-kobar lagi. Dulu Petrus dingin (berdiang di api); mengikut Tuhan dari jauh saat Yesus ditangkap. Saat peristiwa lima roti dua ikan, Petrus menggandeng Yesus. Setelah Yesus ditangkap, Petrus menjauh.

      Seringkali kita juga, saat diuji, mulai tidak setia.

    3. Dari kegagalan jadi berhasil dan indah.
    4. Dipakai oleh Tuhan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
    5. Disucikan dan diubahkan terus menerus sampai sempurna seperti Yesus; mempelai wanita sorga yang layak untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), sampai masuk Yerusalem baru selamanya.

Hati-hati dengan dosa penakut dan tidak percaya. Malam ini biarlah kita takut akan Tuhan dan percaya-mempercayakan diri pada Tuhan.
Sudah ada contoh-contoh yang pernah jatuh, tetapi ada contoh-contoh yang mengangkat tangan kepada Tuhan.
Serahkan semua kepada Dia!

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 07 Mei 2014 (Rabu Sore)
    ... disucikan lewat doa puasa maka kita memiliki pikiran dan perasaan seperti Yesus yaitu taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara taat dengar-dengaran apapun resiko yang kita hadapi. Kalau sudah taat hasilnya Filipi - Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama supaya dalam nama Yesus bertekuk ...
  • Ibadah Doa Malang, 28 Mei 2013 (Selasa Sore)
    ... - Tuhan menunjukkan jalanNya. ay - Tuhan membimbing kita. ay - Tuhan berjalan bersama kita. Kita mempelajari yang pertama. Keluaran Maka sekarang jika aku kiranya mendapat kasih karunia di hadapan-Mu beritahukanlah kiranya jalan-Mu kepadaku sehingga aku mengenal Engkau supaya aku tetap mendapat kasih karunia di hadapan-Mu. Ingatlah bahwa bangsa ini ...
  • Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 05 Mei 2016 (Kamis Pagi)
    ... jauh. 'dari negeri yang jauh' sorga. Manusia berdosa seperti orang haus di padang gurun yang hanya bisa ditolong dengan seteguk air sejuk dari sorga. Yang pertama bersaksi tentang injil keselamatan--firman penginjilan kabar baik susu yaitu injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia dan mati di kayu salib untuk memanggil ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja, 05 Mei 2012 (Sabtu Sore)
    ... cucu sangat banyak engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa dan dari padamu akan berasal raja-raja. Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu. Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing yakni ...
  • Ibadah Raya Malang, 06 April 2014 (Minggu Pagi)
    ... penampilan pribadi Yesus dalam kemuliaan ayat Penampilan pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Imam Besar. ayat Penampilan pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja. ayat Penampilan pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Hakim yang adil. ayat Penampilan pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Mempelai Pria Surga. ad. . Penampilan pribadi Yesus dalam ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Agustus 2019 (Selasa Sore)
    ... undangan-Nya' berdiam diri dikaitkan dengan kesucian. Artinya kita harus selalu mengoreksi menghakimi diri sendiri lewat mendengar firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua Kabar Mempelai. Kabar Mempelai akan menunjuk dosa-dosa yang ada di dalam hati kita keinginan jahat dan najis perbuatan dosa sampai puncaknya dosa dan perkataan dosa ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Januari 2018 (Jumat Sore)
    ... ruangan maha suci--pembentukan tubuh Kristus-- Keluaran . Haruslah engkau membuat untuk Kemah Suci papan dari kayu penaga yang berdiri tegak . Dan haruslah kaubuat empat puluh alas perak di bawah kedua puluh papan itu dua alas di bawah satu papan untuk kedua pasaknya dan seterusnya dua alas di bawah setiap ...
  • Ibadah Raya Malang, 12 Februari 2017 (Minggu Pagi)
    ... Yesus satu-satunya yang mampu memerdekakan kita dari dosa sebab hanya Yesus satu-satunya manusia yang tidak berdosa yang rela mati di kayu salib untuk memerdekakan kita dari dosa. Mengapa kita harus merdeka dari dosa Sebab upah dosa adalah maut sengsara susah payah letih lesu beban berat sampai kebinasaan selamanya di neraka. ...
  • Ibadah Raya Malang, 17 April 2016 (Minggu Pagi)
    ... Abraham. Contohnya adalah Sara istri Abraham. Kejadian - Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid. Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham Mengapakah Sara tertawa dan berkata Sungguhkah aku akan melahirkan anak sedangkan aku telah tua Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN Pada waktu ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 19 September 2020 (Sabtu Sore)
    ... adalah perkara terkecil. Kita harus setia-benar dan setia-jujur mulai dari perkara terkecil. Artinya setia-benar dan setia-jujur dalam harta orang lain itulah Tuhan dan sesama termasuk harta sendiri. Praktiknya Setia-benar dan setia-jujur untuk mengembalikan milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus. Ukuran mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus bukan banyak atau sedikit tetapi setia benar ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.