Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita mempelajari sidang jemaat ketujuh di dalam kitab Wahyu 3: 14-22, yaitu sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015).

Wahyu 3: 16-17

3:16. Jadi karena
engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17. Karena engkau berkata:
Aku kayadan aku telah memperkayakan dirikudan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, butadan telanjang,

Ayat 16 => KEADAAN ROHANIjemaat laodikia adalah SUAM-SUAM KUKU.
Ayat 17 => Praktik suam-suam rohaniadalah:

  1. Praktik suam-suam rohani yang pertama: 'Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa'= hanya menyombongkan/membanggakan berkat-berkat jasmani; hanya puas dengan berkat-berkat jasmani, sehingga tidak pernah mengalami kepuasan sorgawi--ini yang berbahaya.

    Mungkin sudah menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN--sudah beribadah--tetapi hanya mencari perkara jasmani.
    Akibatnya: mencari kepuasan-kepuasan semu di dunia, sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa. Atau bahkan, kepuasan-kepuasan di dunia dimasukkan ke dalam gereja, supaya sidang jemaat/kaum muda merasa puas.

    Puncaknya dosa yaitu:

    1. Dosa makan-minum: merokok, mabuk, narkoba.
    2. Dosa kawin-mengawinkan.

  2. Wahyu 3: 17b
    3:17. dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, butadan telanjang,

    Praktik suam-suam rohani yang kedua: keadaan rohaninya sangat terpuruk, yaitu:

    1. Melarat, malang, miskin; artinya tanpa kekayaan sorga = tanpa firman Allah.
      Firman Allah tidak mendapat tempat dalam ibadah. Firman diabaikan, padahal itu adalah kekayaan sorga.
    2. Buta; gelap = tanpa Roh Kudus.
    3. Telanjang; najis = tanpa kasih Allah.
      Sama seperti rasul Yohanes yang memakai pakaian yang tipis dan di taman Getsemani, waktu Yesus mau ditangkap, dia lari dan pakaiannya terlepas karena terlalu tipis, sehingga telanjang.

Inilah kehidupan yang suam-suam rohani; betul-betul kosong. Secara jasmani memang diberkati, tetapi kepuasannya hanya sampai di sana, sehingga batinnya belum puas. Akibatnya, terus mencari kepuasan-kepuasan di dunia, sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa dan tidak bisa terlepas, karena merasa belum puas di dalam ibadah.

Kemarin, dalam kebaktian kaum muda dijelaskan. Kalau kita sudah merasakan kepuasan rohani, maka tidak akan ada gedung bioskop, diskotik, dan lain-lain. Kita tidak akan tertarik lagi. Tidak ada lagi kaum muda yang merokok, narkoba dan lain-lain; sebab sudah puas. Kalau tidak puas, akan jatuh ke situ. Bahkan kepuasa dunia masuk di gereja.

Kehidupan yang suam-suam rohani, keadaan rohaninya terpuruk, yaitu tanpa firman Allah, tanpa Roh Kudus dan tanpa kasih Allah = tanpa pribadi Yesus; Yesus berada di luar dan sedang mengetok pintu, sebab di dalam gereja hanya ada perkara-perkara dunia--kepuasan daging/dunia.

Keadaannya terbalik, seharusnya Bait Allah merupakan tempat Yesus, tetapi bagi jemaat Laodikia--sekarang jemaat akhir zaman--Bait Allah menjadi tempat berkat jasmani, perkara jasmani, dan kesukaan dunia, tetapi Yesus berada di luar; tanpa firman.
Kalau tanpa firman, berarti tidak ada Roh Kudus dan pasti tidak ada kasih, sebab dikatakan: 'pada mulanya adalah firman'.

Jadi, jangan pernah berkata, 'Oh, kami spesialis Roh Kudus; yang penting bagi kami adalah kasih'. Tidak ada yang demikian. Kalau tidak ada firman, tidak akan ada kasih dan Roh Kudus. Tetapi yang ada di dalam rumah TUHAN, hanya perkara jasmani dan kepuasan duniawi. Tidak ada pribadi Yesus, seperti tadi jemaat Laodikia mengatakan: 'aku tidak kekurangan apa-apa', tidak butuh Yesus lagi dan Yesus dibiarkan berada di luar.

Akibatkeadaan rohani yang suam-suam adalah dimuntahkan oleh TUHAN, artinya:

  • Muntah adalah sesuatu yang jijik/najis; artinya tidak berguna.
  • Terpisah dari TUHAN selama-lamanya, binasa selamanya.
    Muntah tidak akan diambil lagi, kecuali anjing yang menjilat muntah. Tetapi kalau Yesus yang memuntahkan, tidak akan pernah diambil lagi selama-lamanya.

Kita harus waspada! Jemaat Laodikia--jemaat yang ketujuh/yang terakhir--adalah gambaran secara langsung keadaan kita gereja bangsa kafir di akhir zaman. Pribadi Yesus berada di luar, yang ada di dalam gereja hanya perkara jasmani dan kesukaan duniawi.

Bagaimana cara TUHAN menolongjemaat Laodikia--kita semua--yang dalam keadaan suam-suam rohani?
Wahyu 3: 18-20
3:18. maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
3:19. Barangsiapa Kukasihi, ia
Kutegordan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!
3:20.
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

Ayat 20 => 'Lihat, Aku berdiri di depan pintu dan mengetok' = berarti Yesus berada di luar rumah TUHAN kehidupan kita.
Cara TUHAN menolong adalah TUHAN mengetok pintu hati kita, artinya:

  • TUHAN mendekat kepada kita.
    Kalau mengetok, pasti mendekat ke pintu; tidak mungkin berjauhan.
    Kalau sudah terpisah dari TUHAN, maka tidak ada kemampuan untuk kembali.
    Seperti Adam dan Hawa yang telanjang, waktu TUHAN datang ke Taman Eden, mereka lari dan bersembunyi. Oleh sebab itu, TUHAN yang datang mendekat dan mengetok pintu hati kita.

  • Untuk mengetok, berarti jaraknya hanya sehasta/satu langkah dari pintu. Artinya, hanya sehasta jarak kita dengan TUHAN--TUHAN sedang menjamah kehidupan kita.
    Satu hasta = satu denyut nadi = satu langkah.

    Raja Daud mengatakan, 'hanya satu langkah jaraknya aku dengan maut'. Kita tinggal memilih, satu langkah jaraknya dengan maut, atau satu langkah jaraknya dengan TUHAN.

Dengan apa TUHAN mengetok pintu hati kita--menjamah kita--supaya tidak suam-suam?


  1. Wahyu 3: 18a, 19a
    3:18. maka Aku menasihatkan engkau
    3:19. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegordan Kuhajar

    Yang pertama, TUHAN mengetok pintu hati kita dengan tegoran dan nasihat= firman pengajaran yang benar.
    Firman pengajaran benar yaitu:

    • Tertulis di dalam Alkitab.
    • Diwahyukan oleh TUHAN/diilhamkan, dibukakan rahasianya; ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab.

    2 Timotius 4: 2
    4:2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlahdan nasihatilahdengan segala kesabaran dan pengajaran.

    Kalau bapak, ibu, saudara dan saya datang beribadah lalu mendengar firman yang bisa menunjukkan dosakita, jangan marah! Itu artinya TUHAN sedang mendekat/sedang menjamah/sedang mengetok. 'Sudah terlalu lama Saya berada di luar; sudah terlalu lama kamu berbuat dosa.' Sudah cukup. Mau sampai kapan? Apakah mau sampai TUHAN datang? Kalau TUHAN datang, kita akan habis.”

    Kalau firman menunjuk dosa, kita harus bersyukur kepada TUHAN. Kalau tidak, apa artinya kita datang? Tetap berjauhan dengan TUHAN.

    Isidari firman pengajaran benar adalah:

    • Menunjuk kesalahan/dosa kita, supaya kita sadar, menyesal dan mengakui dosa kita. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi!
      Sering kali sesudah diampuni, keluar dari gereja, kita sudah berbuat dosa lagi. Sebab itu ada yang kedua,

    • Tegoran yang keras; supaya kita berhenti berbuat dosa.
      Itu namanya tegoran. Kalau kita merasa firman semakin keras, berarti kita yang keras karena mempertahankan dosa. Kalau sudah berhenti berbuat dosa, maka firman tidak keras lagi.

      Contoh dosa mencuri. 'Saudara jangan mencuri!' Kalau kita sudah berhenti, kita bisa tertawa: 'Itu saya yang dulu, untunglah TUHAN tolong'. Tapi kalau masih mencuri, firman akan semakin keras.

      Kalau firman tambah keras, ada 2 kemungkinan:

      1. Kita tidak kuat mendengar firman. Batu semakin keras sampai menjadi batu kilangan--dosa Babel. Kita tidak akan pernah mendengar firman lagi.
      2. Kita bertobat. Batu yang keras, kalau dipukul terus-menerus bisa hancur; bertobat.

    • Nasihat.
      Kalau kita sudah berhenti berbuat dosa, maka firman pengajaran berubah menjadi nasihat untuk:

      1. Menuntun kita kepada kebenaran, kesucian sampai kesempurnaan.
      2. Memberi jalan keluar dari segala masalah kita.

      Jadi, jangan berpikir di dalam pengajaran tidak ada mujizat dan hanya firman penginjilan yang ada mujizat. Itu salah! Firman pengajaran juga ada mujizat yang terbesar, yaitu keubahan hidup. Mujizat jasmani juga terjadi.
      Banyak kali, kita menyalahkan pengajarannya. 'Ada pengajaran tetapi kok masalah tidak pernah selesai?' Itu karena dosanya tidak selesai. Kalau dosa sudah diselesaikan, firman menjadi nasihat untuk menuntun kita dan memberi jalan keluar.

      Jalan keluar = jalan baru = jalan tanpa Herodes.
      Pada peristiwa natal, 3 orang majus dari timur hendak bertemu dengan Yesus. Tetapi mereka malah bertemu dengan Herodes terlebih dahulu. Setelah mendapat mimpi--pembukaan firman--, ada jalan baru. Tidak ada Herodes lagi.

      Jadi, kalau firman menasihati kita untuk hidup benar dan suci, itu merupakan jalan menuju Yesus--menuju sorga. Semua sudah selesai dan ada jalan keluar dari segala masalah.

    Di dalam pemberitaan firman pengajaran, Yesus sedang mengetok pintu hati kita. Mengetok artinya dengan kesabaran.

    "Tidak ada orang mengetok pintu hanya sebentar lalu ditinggal. Itu namanya tidak niat. Saya pun dalam memberitakan firman harus sabar. Tidak bisa langsung berbuah, yang banyak malah berbuah cacian. Harus terus mendoakan orang-orang yang masih melawan firman. Yang mendengar juga harus sabar. Jangan buru-buru mau pulang! Kalau tidak senang berada di rumah TUHAN, bahaya! Itu bukan anak TUHAN. Apalagi kalau itu hamba TUHAN, mau cepat-cepat pulang. Itu juga bukan hamba TUHAN."

    Jadi, dalam pemberitaan firman, gembala dan sidang jemaat harus sama-sama sabar. Artinya sama-sama menggunakan waktu bagi TUHAN.
    Selain itu, dalam pemberitaan firman ada kerelaan hatiuntuk menerima firman dan bertobat. Jangan mengeraskan hati!

  2. Yang kedua, kalau tegoran dan nasihat ditolak, maka TUHAN mengetok pintu hati kita dengan hajaran.
    Wahyu 3: 19
    3:19. Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar

    Hajaran adalah:

    • Cambukandi segala bidang.
      Firman yang disampaikan adalah tali kasih TUHAN kepada kita. Kalau ditolak, tali-tali akan dipintal menjadi cambuk untuk menghajar.

    • Kasih TUHANuntuk mengembalikan kita kepada kesucian.

    Kalau hajaran masih ditolak, akan dibiarkan oleh TUHAN, sehingga hanya menunggu hukuman dari TUHAN; binasa selamanya.
    Sebenarnya TUHAN tidak tega, tetapi kalau tidak dihajar, tidak akan kembali kepada kesucian.

  3. 1 Korintus 11: 28
    11:28. Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiridan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawanitu.

    Yang ketiga, TUHAN mengetuk pintu hati kita lewat perjamuan suci; makan bersama TUHAN.

    "Di dalam keluarga hati-hati! Bapak Pendeta Pong selalu mengajarkan: kalau bisa satu hari satu kali makan bersama-sama dengan keluarga di meja makan. Itu penting. Tetapi di meja makan, jangan bergosip! Kalau bergosip sama dengan makanan babi. Nanti saudara akan menuai, 'kok anak-anak saya seperti itu?' Itu karena dia memakan makanan babi. Kalau kita bicara tentang firman dan bicara yang baik, itu sehat."

    Jadi, lewat perjamuan suci, kita menguji diri/memeriksa diri. Oleh sebab itu, perjamuan suci tidak bisa dipisahkandari firman pengajaran benar. Firman pengajaran menunjukkan dosa lebih dulu--kita memeriksa diri lewat ketajaman pedang firman pengajaran--, baru ada perjamuan suci. Jika ada kesalahan/dosa, kita mengaku dosa lebih dulu kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Maka, kita layak untuk makan dan minum perjamuan suci. Kalau merasa diri berdosa lalu menolak perjamuan suci, itu sama dengan menolak kurban Kristus dan sama akibatnya.

    Jika tidak ada kesalahantetapi kita disalahkan, kita banyak berdiam diri. Itu percikan darah.

    Yohanes 13: 23
    13:23.Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya.

    Kalau TUHAN mengetok pintu hati kita lewat nasihat, tegoran, hajaran dan perjamuan suci, dan kita mau membuka pintu hati, maka kita bersandar di dada TUHAN seperti rasul Yohanes. Ini jarak yang dekat dengan TUHAN. TUHAN mendekat pada kita dan kita juga mendekat sampai bisa bersandar di dada TUHAN.

    Tetapi kalau kita tidak mau menguji diri, maka akan menjadi seperti Yudas Iskariot. Saat perjamuan suci, Yesus mengatakan: 'siapa mencelupkan roti bersama Aku, dialah yang menyerahkan Aku'.
    Seharusnya Yudas mengaku, tetapi ia berkata, 'bukan aku'--tidak mau menguji diri, tetapi malah menutupi dosa dengan menyalahkan orang lain dan TUHAN--pengajaran yang benar--, sehingga ia terpisah dari TUHAN selama-lamanya--bagaikan muntah.
    Mungkin di hadapan manusia, dia bersih dan hebat. Tetapi di hadapan TUHAN, bagaikan muntah. Yudas tidak pernah kembali lagi selama-lamanya.

Malam ini, TUHAN mengetuk pintu hati kita lewat firman pengajaran benar, hajaran dan perjamuan suci, supaya kita bisa bersandar di dada TUHAN. Kesempatan bagi kita untuk mendekat pada TUHAN sampai bersandar di dada TUHAN, sebab TUHAN sudah mendekat pada kita. Jangan menjauh seperti Yudas yang berakhir pada kebinasaan selama-lamanya. Sebenarnya tidak perlu ada hajaran, sudah cukup firman pengajaran dan perjamuan suci, supaya kita membuka pintu hati.

SIKAP KITAjika TUHAN mengetuk pintu hati kita adalah membuka pintu hatibagi TUHAN--bersandar di dada TUHAN.
Artinya:

  1. Arti yang pertama: kita tergembala dengan benar dan baik, seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar; melekat kepada Yesus, bukan pada yang lainnya.

    Tergembala dengan benar dan baik artinya kita harus selalu berada di dalam kandang penggembalaan (ruangan suci); ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

    • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam karunia-karunia-Nya; kita sedang membeli minyakRoh Kudus untuk melumas mata, sehingga kita bisa melihat ladang TUHANyang sedang menguning/pelayanan untuk TUHAN (Wahyu 3: 18: 'Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli minyakuntuk melumas matamu').

      Kita boleh bekerja di dunia, tetapi jangan buta terhadap ladang pelayanan TUHAN. Semoga lewat ibadah raya, mata kita bisa terbuka dan kita tertarik untuk melayani TUHAN. Jangan terlambat! Kita mohon kepada TUHAN, karena ladang sudah menguning dan TUHAN mengatakan: 'kamu mengatakan 4 bulan lagi? Sekaranglah waktunya!'

      Tadi keadaan jemaat Laodikia adalah buta--gelap, seperti tidak ada pelita--pelita padam. Sebab itu, malam hari ini, kita membeli minyak.
      Membeli artinya kita harus membayar harga untuk mempunyai minyak Roh Kudus; perlu perjuangan untuk mempunyai minyak Roh Kudus.

    • Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus; membeli emas murni--kekayaan sorga--, yaitu iman yang permanen(buli-buli emas berisi manna).

      Wahyu 3: 18
      3:18.maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.

      Jadi, ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci menghasilkan emas murni, yaitu iman yang teguh/permanen (buli-buli emas berisi manna).

      Dalam kebaktian pendalaman alkitab, firman sedang digali semakin dalam, sampai kita mendapatkan emas yang murni. Kekayaan sorga inilah yang harus kita pilih. Kita tidak akan rugi. Kalau emas dunia saja diburu, bagaimana kalau tambang emas sorga dibukakan? Kalau tambang emas sorga dibukakan, emas dunia tidak ada artinya apa-apa.

    • Mezbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya; membeli pakaian putih, supaya kita tidak telanjang('Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganm').

      Kasih Allah menutupi segala ketelanjangan kita.


    Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa dan diusir ke dunia, maka dunia dikutuk.
    Jadi, di dalam kandang penggembalaan kita bisa membeli kekayaan sorga, supaya kita terlepas dari kemiskinan, kebutaan, ketelanjangan dan kemalangan; kita lepas dari suasana kutukan/suasana kepahitan dan kegoncangan dunia, sehingga kita merasakan damai sejahteradalam pelukan tangan TUHAN.

    Dalam ruangan suci dan ruangan maha suci ada 4 lapis tudung, artinya ada perlindungan ekstra, sehingga kita bisa tetap tenang, sekalipun di luar terjadi kegoncangan dan pahit getir.

    Dalam penggembalaan, kita merasakan damai sejahtera dalam pelukan tangan Gembala Agung, sehingga semua menjadi enak dan ringan.

    "Memang untuk masuk dalam kandang penggembalaan, berat bagi daging. Saya sebagai gembala juga merasa berat, sebab harus berkhotbah pagi-sore. Saya ada alasan untuk tidak berkhotbah, tetapi bukan seperti itu di dalam penggembalaan. Di dalam penggembalaan memang berat bagi daging, tetapi enak dan ringan bagi jiwa dan roh kita di dalam dunia; semua ditanggung oleh Gembala Agung."

    Gunakan setiap langkah hidup--denyut nadi--kita untuk bisa mengarah ke kandang penggembalaan dan kita bisa tergembala dengan benar dan baik. TUHAN mengetok dan kita membuka pintu hati kita bagi TUHAN.

    Mungkin kita masih belum mampu--masih ada halangan--, tetapi setidaknya, kita berdoa supaya TUHAN menolong kita untuk masuk kandang. Yang sudah ada di dalam kandang, jangan keluar lagi!Kalau keluar dari kandang, akan menghadapi kegoncangan, kepahitan dan kutukan.

  2. Arti yang kedua: membuka pintu hati adalah memeriksa diri/koreksi diri sendiri. Jangan menyalahkan orang lain!
    Artinya: membereskan segala sesuatu yang belum beres dalam hidup kita.

    Dengarkan degup jantung Yesus yang begitu rata; berarti semua beres. Kalau semua beres, degup jantungnya bagus. Kalau ada yang tidak beres atau berbuat dosa, maka degup jantung kita tidak beraturan.

    Yang terutama, hutang dosa harus dibereskan, tetapi hutang yang lain juga harus dibereskan.
    Kita membereskan hutang dosa lewat berdamai. Yang bersalah, mengaku. Jika diampuni, jangan berbuat lagi. Yang benar, mengampuni dan melupakan. Maka denyut jantung akan tenang, semua beres.

    "Kalau masih ada hutang uang, kita harus bicarakan baik-baik dengan yang bersangkutan. Jangan malah memusuhi. Kita sudah diberi pinjaman uang, tetapi malah kita memusuhi orang itu, itu salah besar dan tidak pernah beres!"

    Gunakan setiap langkah hidup/detak jantung kita untuk membereskan dosa. Jangan menambah dosa lagi, baik lewat perkataan, perbuatan dan pikiran! Kita mohon pertolongan kepada TUHAN, supaya kita tidak menambah dosa lagi.

  3. Arti yang ketiga: membuka pintu hati adalah menyerahkan segenap hidup kepada TUHAN.
    Mulai dari menyerahkan kekuatiran, sampai menyerahkan segenap hidup kepada TUHAN; percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN.

    Matius 6: 27
    6:27.Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannyadapat menambahkan sehastasaja pada jalan hidupnya?

    Kalau kuatir, justru mengurangi sehasta hidup kita.
    Kekuatiran dan ketakutan adalah pembunuh utama manusia di bumi.

    Gunakan setiap hasta--setiap langkah hidup kita--untuk menyerahkan diri sepenuh kepada TUHAN. Kita percaya dan mempercayakan diri sepenuh hanya kepada TUHAN; seperti Yesus yang tertidur di perahu, di tengah badai gelombang.

Inilah TUHAN mengetok pintu hati kita lewat firman dan perjamuan suci. Sudah cukup, tidak perlu sampai dihajar. Tetapi kalau sudah terlanjur dihajar, tidak apa-apa, kita buka pintu hati kita. Kita melekat--bersandar--kepada TUHAN. Jangan lari lagi seperti Adam dan Hawa.

TUHAN mengetok untuk menjamah kita dan biarlah kita juga mendekat kepada TUHAN sampai kita dipeluk oleh TUHAN. Kita bersandar di dada TUHAN, tergembala dengan benar dan baik. Kita membeli kekayaan dari sorga--pakaian putih dan minyak--, supaya kita tidak buta dan terkutuk, hidup tidak pahit getir, hidup tidak goncang terus, tetapi hidup mulai damai/tenang, aman sejahtera dan semua mulai enak dan ringan. Mulai bisa bersaksi kalau hidup mulai tenang setelah menerima firman pengajaran.

"Saya bersyukur dari luar pulau hanya mendengar lewat handphone yang murah. Dia sudah masuk gereja sana sini, tetapi dia tidak betah. Tetapi mendengar firman ini dari handphone yang murah, kesaksiannya sederhana: 'sejak saya kembali pada firman pengajaran, TUHAN mulai menata hidup saya.' Berarti, tadinya hidupnya kacau balau. Memang tidak langsung semua baik, tetapi sudah mulai terasa enak dan ringannya. Yang kacau, mulai ditata. Itulah bukti kalau sudah kembali dalam pelukan tangan TUHAN."

Mari kita semua, kembalilah! Kalau sudah diketok, buka pintu hati kita--kita tergembala dengan baik dan benar, mau mengoreksi diri dan menyerahkan segenap hidup kepada TUHAN--maka kita sungguh-sungguh berada dalam pelukan tangan TUHAN. Artinya, TUHAN sedang memperhatikan, mempedulikan, mengerti keadaan kita, dan bergumul untuk kita yang tidak berdaya. Inilah yang harus kita lakukan di hari-hari terakhir ini.

Jangan suam-suam! Jangan terpisah dari TUHAN, tetapi mari mendekat sampai bersandar di dada TUHAN. Kita berada dalam pelukan tangan kasih TUHAN, seperti bayi-bayi dipeluk oleh ibunya.

Hasilnya:

  1. Wahyu 3: 20
    3:20.Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku.

    Hasil yang pertama: tangan kemurahan dan belas kasih TUHAN mengangkat kita masuk perjamuan kawin Anak Domba; kita makan bersama TUHAN.
    Artinya:

    1. Tangan belas kasih TUHAN sanggup memeliharakehidupan kita, di tengah kesulitan dunia dan di tengah ketidakberdayaan kita.
      Memang keadaan kita seperti bayi, serba terbatas. Mau apa lagi. Tetapi mulai sekarang, biarlah tangan TUHAN yang memelihara kita secara ajaib.

      Kita bekerja dengan giat, tetapi jangan upa untuk tergembala dengan benar dan baik, mengoreksi diri dan menyerah sepenuh kepada TUHAN.

    2. Tangan belas kasih TUHAN sanggup membereskan semua masalahkita, sampai yang mustahil. Kalau dosa sudah beres, maka semuanya juga akan beres.
    3. Tangan belas kasih TUHAN sanggup memberikan masa depan yang indah; sampai yang terindah, kita masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba.

    Percayalah! TUHAN sedang mengetok pintu. Kalau TUHAN di luar, bahaya . Kalau TUHAN bersama kita, maka semuanya beres.

  2. Wahyu 3: 21
    3:21.Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.

    Jemaat Laodikia memang keadaannya paling terpuruk; seperti muntah. Tetapi diangkat paling tinggi sampai di takhta, jika mau membuka pintu hati. Ini kebesaran dan keagungan tangan belas kasih TUHAN.

    Kalau keadaan kita sudah terpuruk, tetapi kita mau membuka pintu hati, maka TUHAN akan mengangkat kita dan yang jasmani juga pasti diangkat oleh TUHAN.

    Hasil yang kedua:tangan kemurahan dan belas kasih TUHAN sanggup memberi kemenanganatas:
    suam-suam rohani, sehingga kita bisa setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN. Bukti kalau kita ada dalam gendongan tangan TUHAN adalah kita setia dan berkobar-kobar, tidak suam.

    "Kalau saya bisa berkhotbah pagi-sore, itu benar-benar tangan TUHAN. Kalau dari saya sendiri, tidak bisa dan tidak mungkin. Saya sebagai hamba TUHAN juga belajar dari sidang jemaat yang berasal dari kota yang jauh dan berjuang untuk bisa beribadah. Masih harus bekerja, lalu sorenya datang beribadah. Kalau saya hanya di kamar saja untuk berdoa dan periksa firman, jangan sampai saya tidak setia dan berkobar-kobar. Ini dorongan bagi saya. Seperti kata Pdt Totaijs: 'tidak ada kata maaf kalau saya tidak mau datang.' Terima kasih untuk pelajarannya, kita semua sama-sama berjuang."

    Kalau sudah tidak setia, itu sama seperti jantung berhenti berdetak. Tetapi, selama kita setia--jantung berdetak--, biarlah tangan TUHAN yang bekerja. Mungkin sekarang kita masih dalam kesusahan dan kegagalan, tetapi TUHAN mengetok kita semua, supaya kita bisa bersandar di dada TUHAN. TUHAN sedang memperhatikan dan mempedulikan kita. Sampai nanti, jika Yesus datang kedua kali, kita benar-benar disempurnakan seperti Dia dan kita diangkat sampai di takhta kerajaan Sorga. Kita bersama Dia, tidak ada setetespun air mata.

Semoga malam ini, kita kembali tergairah. Kembali pada TUHAN, jangan jauh dan jangan seperti muntah. Kembalilah sampai bersandar di dada TUHAN. Kita tergembala, mengoreksi diri dan menyerahkan semua dalam tangan TUHAN. Dia yang mempedulikan kita. Jangan pernah berpikir bahwa Dia tinggalkan kita. Tidak pernah. Yang penting kita mau kembali dan mendengar ketukan pada pintu hati kita masing-masing.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 20 Juli 2017 (Kamis Sore)
    ... perkataan kering dusta gosip bersungut dll. Maka akan mencari kepuasan di dunia dan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan. Atau kepuasan dunia dibawa masuk ke dalam gereja sehingga ibadah pelayanan bersuasana dunia sampai lenyap bersama dunia. Pingsan tidak mati tidak hidup suam-suam rohani. Hanya mengutamakan perkara ...
  • Ibadah Raya Malang, 01 Juni 2014 (Minggu Pagi)
    ... mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat katanya Haleluya Karena Tuhan Allah kita Yang Mahakuasa telah menjadi raja. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai dan memuliakan Dia Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba dan pengantin-Nya telah siap sedia. Lalu ia ...
  • Ibadah Raya Malang, 30 Oktober 2016 (Minggu Pagi)
    ... kedatangan Yesus kedua kali. Di Sorga takhta Sorga dikelilingi oleh empat makhluk. Di bumi Yesus dikelilingi oleh empat murid Matius - - . Jadi pelayanan di bumi harus sama dengan pelayanan di takhta Sorga. Bilangan - Terdahulu berangkatlah laskar yang di bawah panji-panji bani Yehuda menurut pasukan mereka yang mengepalai ...
  • Ibadah Persekutuan Ambon III, 13 November 2013 (Rabu Malam)
    ... kita masih membahas yang ketiga YESUS SEBAGAI ANAK ALLAH. Anak Allah adalah manusia yang sama dengan Allah. Yohanes - . Barangsiapa tidak mengasihi ia tidak mengenal Allah sebab Allah adalah kasih. . Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam ...
  • Ibadah Paskah Kaum Muda Remaja, 14 Mei 2011 (Sabtu Sore)
    ... TUHAN kepada Musa Firaun berkeras hati ia menolak membiarkan bangsa itu pergi. Pergilah kepada Firaun pada waktu pagi pada waktu biasanya ia keluar ke sungai nantikanlah dia di tepi sungai Nil dengan memegang di tanganmu tongkat yang tadinya berubah menjadi ular. Dan katakanlah kepadanya TUHAN Allah orang Ibrani telah mengutus ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 Juni 2013 (Kamis Sore)
    ... udara jalan ular di atas cadas jalan kapal di tengah-tengah laut dan jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis. Tabiat Yesus digambarkan hal yaitu Jalan rajawali di udara menunjuk Yesus sebagai Raja. Jalan ular di atas cadas menunjuk Yesus sebagai Manusia. Jalan kapal di tengah-tengah laut menunjuk Yesus sebagai Hamba. Jalan seorang laki-laki dan seorang ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 27 Mei 2017 (Sabtu Sore)
    ... bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu. Kita mendapat hikmat dari mendengar dan melakukan dengar-dengaran pada perkataan Tuhan. Perkataan Tuhan adalah firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam Alkitab yaitu firman pengajaran yang benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Jadi asalnya hikmat adalah dari ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 06 Februari 2012 (Senin Sore)
    ... mengalami kedewasaan. Kalau digabungkan Nazaret adalah tempat dimana Yesus menjadi daging dalam kandungan sampai menjadi dewasa. Yohanes . Pada mulanya adalah Firman Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. . Firman itu telah menjadi manusia dan diam di antara kita dan kita telah melihat kemuliaan-Nya yaitu kemuliaan yang diberikan ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 11 April 2012 (Rabu Sore)
    ... sebab ini uang darah. . Sesudah berunding mereka membeli dengan uang itu tanah yang disebut Tanah Tukang Periuk untuk dijadikan tempat pekuburan orang asing. . Itulah sebabnya tanah itu sampai pada hari ini disebut Tanah Darah. . Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia Mereka menerima tiga puluh ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 18 Oktober 2019 (Jumat Sore)
    ... Dia. AD. DALAM TANGANNYA IA MEMEGANG SEBUAH GULUNGAN KITAB KECIL YANG TERBUKAKitab yang terbuka menunjuk pada pembukaan rahasia firman Allah. Jadi 'Dalam tangannya ia memegang sebuah gulungan kitab kecil yang terbuka' artinya kita mendapatkan pembukaan rahasia firman Allah wahyu dari Tuhan yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab sama ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.