Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 4: 6b-7
4:6 Dan di hadapan takhta itu ada lautan kaca bagaikan kristal;
(6b)di tengah-tengah takhta itu dan di sekelilingnya ada empat makhlukpenuh dengan mata, di sebelah muka dan di sebelah belakang.
4:7 Adapun makhluk yang pertama sama seperti
singa, dan makhluk yang kedua sama seperti anak lembu, dan makhluk yang ketiga mempunyai muka seperti muka manusia, dan makhluk yang keempat sama seperti burung nasaryang sedang terbang.

Di pulau Patmos, rasul Yohanes melihat empat makhluk di sekeliling takhta sorga; di atas gunung Sinai, nabi Musa juga melihat sorga--itulah Tabernakel dan ia melihat empat tiang pintu tirai--pintu terakhir dari Tabernakel.
Ini semua menunjuk pada empat pribadi yang pernah hidup di dunia dalam suasana takhta sorga--sekalipun dunia penuh dengan kutukan, dosa, pergaulan tidak baik dan lain-lain--, sampai mereka benar-benar terangkat ke takhta sorga.

Empat orang tersebut adalah Henokh, Musa, Elia, dan TUHAN Yesus.
Di ayat 7, empat makhluk ini adalah:

  1. Makhluk yang pertama memiliki muka seperti singa.
  2. Makhluk yang kedua memiliki muka seperti anak lembu.
  3. Makhluk yang ketiga memiliki muka seperti manusia.
  4. Makhluk yang keempat memiliki muka seperti burung nasar.

Kalau ditarik garis, akan membentuk empat titik dan menjadi salib(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 05 Juni 2016).



  1. Muka seperti burung nasarmenunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai Anak Allah.
  2. Muka seperti manusiamenunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai manusia.
  3. Muka seperti singamenunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai raja.
  4. Muka seperti anak lembumenunjuk pada sifat tabiat Yesus sebagai hamba.

Yesus adalah Anak Allah dalam kemuliaan, tetapi juga ada muka seperti manusia--sifat tabiat Yesus sebagai manusia yang menderita. Ada imbangannya. Kalau ditarik garis akan menjadi garis vertikal.
Kemudian, Dia juga sebagai raja yang berkuasa, tetapi Dia juga memiliki sifat tabiat sebagai hamba yang melayani. Ada imbangannya. Kalau ditarik garis, akan menjadi garis horizontal.

"Jadi, mengikut Yesus ada imbangannya. Dia sebagai Anak Allah yang mulia--kalau kita diberkati, kita harus bersyukur--, tetapi satu waktu juga seperti manusia yang sengsara--kita juga harus bersyukur. Jangan hanya menuntut: 'Saya anak Allah, luar biasa,' tetapi saat menderita tidak mau."

Kalau semua garis ini ditarik, akan membentuk salib.

Jadi, JALAN MENUJU TAKHTA SORGA ADALAH SALIB.
Empat pribadi yang sudah terangkat ke takhta sorga adalah kehidupan yang mengalami pengalaman salib/perobekan daging.

Untuk bisa mengalami suasana takhta sorga di bumi, sampai benar-benar terangkat ke takhta sorga, kita harus menerima salib. Tidak bisa tidak! Itu jalan satu-satunya.

"Kesaksian tadi, ada salib. Tetapi jangan ragu! Di balik salib, kita akan melihat Roh Kudus yang dicurahkan. Manusia daging selalu lemah, tetapi kalau ada salib, di balik salib ada Roh Kudus yang menjadi kekuatan ekstra bagi kita. Harus menerima salib!"

Justru saat kita mau menerima salib, kita bisa mengalami suasana takhta sorga mulai di bumi--yang terkutuk dan penuh tangisan--, sampai kita betul-betul terangkat ke takhta sorga, seperti empat makhluk.
Kalau kita membuang salib, tidak ada suasana takhta sorga; yang ada hanya suasana kutukan, penderitaan, dan air mata.

MENGAPA HARUS MELALUI SALIB?:
Bukan hanya kita yang harus melalui salib, Yesuspun juga harus melalui salib.

DARI PIHAK TUHAN:
Yohanes 16: 7
16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Yesus pergiartinya Yesus mati di kayu salib, bangkit, dan naik ke sorga untuk:

  1. Menyediakan tempat bagi kita di sorga.
  2. Mencurahkan Roh Kudus kepada kita semua yang masih hidup di dunia, supaya kita bisa mengalami suasana takhta sorga di dunia ini, sampai benar-benar terangkat ke sorga.
    'jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu' = kalau Yesus tidak disalib, tidak akan ada Roh Kudus.

Yesus tahu, sehebat apapun bangsa Israel, tanpa Roh Kudus, keadaannya hanya seperti tongkat yang mati.
Saat Korah dan kawan-kawan bersungut-sungut kepada Musa, TUHAN memerintahkan Musa supaya bangsa Israel mengumpulkan tongkat-tongkat, tetapi hanya tongkat Harun yang bertunas, berbunga, dan berbuah; sedangkan tongkat yang lain mati.

Tongkat mati = kayu yang mati; kecil, tidak tahan menghadapi panas dan dingin di dunia; pasti hancur, rapuh, dan binasa.

Yesus juga tahu, sehebat apapun bangsa kafir, tanpa Roh Kudus, keadaannya hanya seperti perempuan Samaria yang haus. Artinya: tidak pernah puas, sehingga mencari kepuasan-kepuasan di dunia sehingga jatuh dalam puncaknya dosa, dan binasa selamanya.

Puncaknya dosa yaitu:

  • Dosa makan-minum: merokok, mabuk, narkoba.
  • Dosa kawin-mengawinkan: dosa percabulan dengan berbagai ragamnya, sampai kawin cerai dan kawin mengawinkan (seks bebas).

Karena itu TUHAN katakan: 'Lebih berguna jika Aku pergi.' Yesus harus mati di kayu salib untuk menyediakan tempat bagi kita dan memberi kekuatan kepada kita yang lemah, yaitu memberikan Roh Kudus kepada bangsa Israel yang lemah--seperti tongkat mati--dan kepada bangsa kafir yang lemah--seperti perempuan Samaria yang haus--, supaya kita bisa bersuasana takhta sorga. Adaptasi dulu. Dengan kekuatan Roh Kudus, kita bisa mengatasi kutukan-kutukan di dunia, sampai betul-betul terangkat ke takhta sorga--'Di mana Yesus berada, di situ kitapun berada'.

DARI PIHAK KITA:
Jika kita menerima salib, kita juga akan menerima pencurahan Roh Kudus--kekuatan ekstra dari TUHAN kepada kita untuk menghadapi suasana kutukan di dunia, supaya kita bersuasana takhta sorga sampai benar-benar terangkat ke takhta sorga.
Di luar salib, tidak ada Roh Kudus--Israel seperti tongkat dan bangsa kafir seperti perempuan Samaria. Pasti jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa karena tidak ada kepuasan--; hanya di dalam salib ada Roh Kudus.

Uang dan ijazah tidak bisa memuaskan kita. Berapa banyak orang kaya dan orang pandai yang jatuh dalam dosa. Hanya Roh Kudus kekuatan kita. Oleh sebab itu kita harus menerima salib. Kalau sudah di dalam salib, berarti sudah benar. Tinggal tekad kita supaya Roh Kudus memberi kekuatan ekstra kepada kita.

Ada empat makhluk di takhta; ada empat tiang pintu tirai. Artinya: empat pribadi yang sudah naik ke takhta sorga. Kalau dilihat dari mukanya, itu merupakan sifat tabiat Yesus. Kalau digabungkan akan membentuk salib. Inilah jalan dari empat pribadi--empat makhluk--ini. Kita juga lewat salib. Harus lewat salib!

Mengapa demikian? Dari pihak Yesus: untuk menyediakan tempat dan mencurahkan Roh Kudus kepada kita. Dari pihak kita: harus menerima salib untuk bisa menerima curahan Roh Kudus.

Kesaksian:
"Jadi sudah betul. Keaksian tadi, sudah 20 tahun beribadah melayani TUHAN, tetapi baru kali ini beribadah melayani serasa mau mati. Itu sudah betul. Itu pesannya Pdt In Juwono kepada Om Pong. Waktu itu kesaksian pendeta Pong, di Manado dia tidak bisa makan, dia tidak kuat lagi. Lalu menulis surat kepada Pdt In Juwono: 'Saya sudah tidak kuat.' Kemudian Pdt In Juwono balas: 'Kalau kamu sudah serasa mati, itu kasih karunia.' Itu kekuatan. Om Pong bertanya pada saya: 'Kamu berpuasa?': 'Iya': 'Kalau belum benar-benar lapar, jangan berbuka! Harus sampai benar-benar tidak kuat.' Lempin-El, kalau nanti diutus ke satu tempat lalu sampai serasa mati, jangan lari! Kalau lari, mati sungguh--mati dalam arti negatif. Tetapi kalau terus di sana, mati bersama TUHAN--salib--dan di balik itu ada Roh Kudus. TUHAN tidak pernah menipu kita."

Praktik sehari-hari menerima salib--firman ini praktis, begitu diberitakan, langsung dipraktikkan--:

  1. Keluaran 15: 23-25
    15:23. Sampailah mereka ke Mara, tetapi mereka tidak dapat meminum air yang di Mara itu, karena pahit rasanya. Itulah sebabnya dinamai orang tempat itu Mara.
    15:24. Lalu
    bersungut-sungutlahbangsa itu kepada Musa, kata mereka: "Apakah yang akan kami minum?"
    15:25. Musa berseru-seru kepada TUHAN, dan
    TUHAN menunjukkan kepadanya sepotong kayu; Musa melemparkan kayu itu ke dalam air; lalu air itu menjadi manis. Di sanalah diberikan TUHAN ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan kepada mereka dan di sanalah TUHAN mencoba mereka,

    Setelah bangsa Israel menyeberangi laut Kolsom, mereka bersukacita; sama dengan orang yang baru percaya Yesus, bertobat, baptisan air; ini firman penginjilan, mereka senang sekali.

    "Bagi orang yang bukan keturunan Kristen seperti saya, bisa merasakan hal ini. Perbedaan antara saat belum mengenal Yesus dan sesudah percaya Yesus. Betul-betul senang. Hathi-hati anak hamba TUHAN dan anak dari keturunan orang Kristen! Sebab banyak kali tidak bisa membedakan."

    Tetapi tidak begitu seterusnya, sebab jalannya memang jalan salib. Sesudah menyanyi di tepi laut Kolsom, sebentar lagi mereka tiba di mara dan menghadapi air yang pahit, sehingga mereka bersungut-sungut. Kita harus menerima salib, dan di situ Roh Kudus menolong kita.

    Praktik sehari-hari menerima salib yang pertama: TUHAN menunjukkansepotong kayu kepada Musa--kalau TUHAN menunjukkan sepotong kayu, berarti Musa melihatnya; kayu gambaran dari salib--, artinya kita harus selalu MEMANDANGsalib, terutama saat menghadapi kepahitan hidup, kesusahan, dan kegagalan dalam hidup.

    Jangan memandang manusia, dunia, dan diri sendiri! Tidak akan kuat dan pasti bersungut-sungut. Saat kita menghadapi kepahitan hidup, kesusahan, dan kegagalan, kalau memandang manusia, kita akan bersungut-sungut: 'Dulu saya tolong dia, sekarang dia tidak menolong saya.'

    Kalau memandang dunia, kita akan kecewa. Kalau memandang diri sendiri, kita tidak akan mampu--putus asa. Yang benar adalah memadang salib.

    Buktimemandang salib:

    • Tidak bersungut-sungut lagi, tetapi selalu mengucap syukurkepada TUHAN.
      Kalau kita memandang orang lain, kita akan bersungut-sungut, sehingga hidup semakin pahit, kacau, susah, dan menderita.

    • Tidak saling menyalahkan, menghakimi, dan berdusta, tetapi koreksi dirilewat ketajaman pedang firman. Kita harus banyak mendengar firman. Tidak bersungut, mengomel, menyalahkan, dan menghakimi siapapun, dan tidak berdusta.

      Kita koreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Jika ditemukan dosa, harus mengaku kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi! Jika tidak ditemukan dosa--itu merupakan percikan darah--, kita harus berdiam diri--menyerah sepenuh kepada TUHAN.

    "Hanya satu rumusnya: saat kita tidak kuat lagi, pandang Yesus di kayu salib! Sungguh tidak sebanding. Saya punya pengalaman yang tak terlupakan. Ketika saya baru mau menjadi hamba TUHAN--masih sekolah alkitab--, saya diizinkan TUHAN tidak makan, tidak minum, dan tidak punya uang. Saya sudah mau lari, saya berkata: 'Besok aku kembali bekerja lagi, tidak mau aku dibeginikan.' Tetapi saat saya bisa memandang Yesus di kayu salib, betapa Dia lebih menderita dari saya, di situ betul-betul ada kekuatan."

    Hasilnya: air pahit menjadi manis. Artinya Roh Kudus sama dengan ROH PENGHIBURyang dicurahkan atas kita, yang mampu menjadikan yang pahit menjadi manistepat pada waktunya. Yakinlah! Semua menjadi manis/bahagia pada waktunya.

    Itulah kekuatan Roh Kudus kalau kita bisa memandang salib. Mungkin sudah pedih dan susah, tetapi tetap ucapkan syukur kepada TUHAN! Kemudian, jangan salahkan orang lain, tetapi koreksi diri lewat ketajaman pedang firman sampai bisa mengaku dosa dan tidak berbuat lagi--bertobat--, atau berdiam diri jika tidak ditemukan dosa! Beres! Tinggal tunggu waktunya TUHAN dan satu waktu Roh Kudus dicurahkan untuk menjadikan yang pahit menjadi manis tepat pada waktunya.

    Jangan menghakimi dan membalas, tetapi koreksi diri dalam segala masalah! Mungkin masalah dalam nikah rumah tangga: 'Kamu berbuat begini, saya juga bisa.' Jangan! Mari memandang salib hari-hari ini. TUHAN tolong kita semua, dan semua akan menjadi manis.

    Ini praktik yang pertama menerima salib Yesus, yaitu memandang salib Yesus saat menghadapi kepahitan atau kepedihan.

  2. Keluaran 14: 16, 21
    14:16. Dan engkau, angkatlah tongkatmudan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
    14:21. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan
    angin timuryang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

    Praktik sehari-hari menerima salib yang kedua: kita belajar pada Musa, yaitu 'angkatlah tongkatmu', sama dengan MENINGGIKANsalibatau MENGHARGAIsalib TUHAN, saat menghadapi jalan buntu/kemustahilan.

    Hanya satu kata untuk bangsa Israel: Mati! Di depan ada lautan, di belakang ada pasukan Firaun, kiri dan kanan tidak bisa. Ini sama dengan jalan buntu/kemustahilan.

    Ini adalah perjalanan Israel menuju ke Kanaan. Artinya: dalam perjalanan menuju Kanaan samawi (sorga)--kegerakan hujan akhir; kegerakan yang besar; pemakaian TUHAN--, kita harus menghadapi ini semua.
    Kita menghadapi kepahitan, kesusahan, dan kehausan, mari pandang salib TUHAN, biar semua menjadi manis!
    Menghadapi kemustahilan, sekarang saatnya meninggikan salib; menghargai salib TUHAN saat menghadapi jalan buntu/kemustahilan.

    Hanya satu kata: Mati, inilah yang diharapkan oleh Firaun, supaya bangsa Israel mati di tengah jalan dan tidak sampai ke Kanaan.
    Kita juga. Dalam perjalanan kita mengikut TUHAN--kita sudah melayani TUHAN, menjadi gembala dan lain-lain--, kita mau dimatikan di tengah jalan. Itulah tugas Firaun.

    Buktimengangkat/menghargai salib TUHAN: Musa mengulurkan tangan kepada TUHAN, sama dengan menyerah sepenuh kepada TUHAN; tidak mengandalkan kepandaian, kekayaan, kedudukan dan lain-lain.

    Kepandaian, kekayaan, dan kedudukan tidak bisa menolong kita saat menghadapi jalan buntu/kemustahilan. Hanya salib yang bisa menolong.

    Musa adalah anak raja, dia menempuh pendidikan di Mesir selama 40 tahun--hebat. Kalau Musa mengandalkan kehebatannya, berarti ia membuang salib. Kita ingat, kalau tongkat Musa dibuang, akan menjadi ular. Jangan coba-coba mengadalkan sesuatu di dunia!

    Begitu juga kita, kalau kita mengandalkan ijazah, uang, kedudukan, kesehatan, kekuatan dan lain-lain, maka ular/setan yang datang; kita akan mati. Tetapi kalau mengangkat salib, Roh Kudus yang datang. Itu saja.

    Menyerah sepenuh pada TUHAN = 'terserah Kau, TUHAN!' = taat dengar-dengaran. Kalau tidak taat, sama dengan mati.

    Hasiljika kita menyerah sepenuh pada TUHAN adalah angin timur berhembus dan membelah laut, artinya:

    • Roh Kudus sama dengan ROH PENOLONGyang sanggup menyelesaikan semua masalah yang mustahil tepat pada waktunya. Kita tinggal menunggu waktunya TUHAN.

    • Israel bisa bergerak menuju Kanaan. Artinya Roh Kudus mampu memakai kehidupan kita dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
      Pembangunan tubuh Kristus mulai dari dalam nikah rumah tangga--nikah menjadi satu--, lebih membesar lagi di dalam penggembalaan, antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna.

      "Kita berdoa supaya kegerakan ini semakin membesar. TUHAN tolong. Dulu ada istilah Bride Tidings Internasional Fellowship pada zaman om Pong. Kalau zaman Pdt In Juwono istilahnya BTIC (Bride Tidings International Conference). Siapa tahu kita dipercaya. Kita mengundang secara intensif hamba-hamba TUHAN dari beberapa negara. Dulu kalau tidak salah 40 negara. Kita juga undang, supaya firman ini bisa diseberkan bersama hamba TUHAN dari dalam negeri. Tidak ada yang mustahil bagi TUHAN. Kalau mengangkat uang atau lainnya, ular yang datang, tetapi kalau mengangkat salib, Roh Kudus yang datnag dan tidak ada yang mustahil. TUHAN tolong kita semua. Kita bukan ambisi, tetapi berdoa kepada TUHAN, supaya pemakaian TUHAN/kegerakan hujan akhir ini semakin nyata. Sekarang kecepatannya betul-betul dilipatgandakan oleh TUHAN--bagaikan kilat. Nanti betul-betul scopenya akan lebih besar lagi sampai mencapai tubuh yang sempurna--Israel dan kafir menjadi satu tubuh yang sempurna."

      Kesaksian:
      "Dua kali perjalanan kami ke Israel, itu masih merupakan perjalanan kesaksian. Tapi saya percaya, entah yang ke berapa kalinya, akan menjadi perjalanan kegerakan. Ini yang saya tunggu. Saya diberi kesempatan untuk berkhotbah di gereja di Yerusalem, dalam hati saya ditekankan: 'Ini kesaksian.' Tetapi satu waktu nanti akan ada perjalanan kegerakan menuju ke sana. Memang kegerakan kabar mempelai ini menuju ke Israel, kalau dulu, penginjilan bergerak dari Israel menuju kepada kita. Kegerakan hujan awal mulai di loteng Yerusalem. Seharusnya keselamatan hanya untuk orang Israel supaya mereka percaya Yesus dan bertobat--penginjilan--, tetapi karena ditolak di Yerusalem, kegerakan ini menuju ke Yudea, Samaria sampai kepada kita bangsa kafir. Tetapi nanti sebaliknya, kegerakan hujan akhir/kegerakan firman pengajaran yang benar akan kembali menuju Israel. Kita doakan terus di samping kesibukan-kesibukan kita, supaya kita semua dilibatkan dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Roh Kudus yang menolong kita, kalau daging tidak bisa. Kita doakan supaya TUHAN tolong kita semua."

    Jadi, Roh Kudus menolong kita, menyelesaikan masalah, laut terbelah dan bangsa Israel bisa berjalan. Ada kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Kita dipakai, asal kita meninggikan salib.
    Kalau mengangkat uang, kita akan ditertawai. Berapa uang yang bisa kita angkat? Mau angkat ijazah, banyak orang di luar TUUAN yang lebih pandai.
    Tetapi kalau kita angkat salib, orang akan tercengang-cengang seperti dulu kalau melihat laut terbelah.

  3. 1 Petrus 4: 12-14
    4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    4:14. Berbahagialah kamu, jika kamu
    dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

    Praktik sehari-hari menerima salib yang ketiga: harus MEMIKULsalib--rela sengsara daging tanpa dosa.

    Inilah praktik menerima salib.
    Empat makhluk adalah empat orang yang sudah mengalami salib. Mereka hidup di dunia dalam sistem salib, sehingga sekalioun dunia ini dalam kutukan, tetapi mereka dalam suasana takhta sorga sampai terangkat ke takhta sorga.

    Sekarang kita juga harus menerima salib. Mengapa demikian? Dari pihak Yesus, Ia harus disalibkan untuk naik ke sorga. Ia menyediakan tempat bagi kita. Tetapi Ia juga tahu kelemahan kita, sebab itu Ia curahkan Roh Kudus kepada kita, supaya kita bertahan di tengah kutukan, dan kita bisa mengalami suasana takhta sorga sampai naik ke takhta sorga.

    Dari pihak kita: harus menerima salib, supaya kita menerima Roh Kudus--kekuatan ekstra.

    Praktik sehari-hari menerima salib TUHAN adalah

    • Yang pertama: pandang salib saat menghadapi sesuatu yang pahit dan mengecewakan. Jangan bersungut, salahkan orang lain, dan berdusta, tetapi kita koreksi diri! Roh Kudus yang adalah Roh penghibur akan datang, sehingga yang pahit jadi manis. Sebentar lagi, tinggal tunggu waktunya TUHAN. Kita mengalami kebahagiaan, damai sejahtera, enak dan ringan hidup ini.

    • Yang kedua: tinggikan salib--angkat tongkat--saat menghadapi kemustahilan, sesuatu yang mati dan tidak bisa lagi. Pekerjaan mati, ini mati dan sebagainya. Kita tinggikan salib. Kita menyerah sepenuh pada TUHAN.
      Menyerah sepenuh pada TUHAN sama dengan taat dengar-dngaran. TUHAN peirntahkan berangkat, ya berangkat. Kalau tidak taat, akan mati.

      Taat, dan angin akan berhembus. Roh Kudus turun untuk membelah laut. Semua masalah yang mustahil selesai pada waktunya, dan kita dipakai dalam kegerakan yang besar. Harus taat. Hanya satu itu saja!

      Ukuran keberhasilan dalam pelayanan--ukuran pemakaian TUHAN--adalah taat dengar-dengaran. Jangan mendengar suara daging, tetapi dengarkan suara TUHAN!

      Di Matius 7: 'Kami sudah bernubuat, sudah mengusir setan.' Tetapi TUHAN katakan: 'Enyahlah engkau,' karena tidak taat--tidak sesuai dengan kehendak TUHAN.
      Sekalipun pelayanannya hebat di hadapan manusia, tetapi 'enyahlah engkau.' Sebaliknya, sekalipun orang mengatakan kita tidak hebat, tetapi kalau kita taat, kita akan dipakai oleh TUHAN. Betul-betul laut terbelah.

    Dan yang ketiga: harus memikul salib. Artinya: rela sengsara daging tanpa dosa ('dinista karena nama Kristus').
    Contohnya:

    • Sengsara karena ibadah pelayanan kepada TUHAN.

      "Kita yang datang ke tempat ini, tentu ada salibnya. Ada yang jarak jauh dari Pamekasan, Tuban, Mojokerto, Malang, juga yang di Surabaya terkadang mengalami kemacetan. Bisa 1,5 - 2 jam menuju ke sini. Bentuk salib berbeda-beda, tetapi kuasanya sama. Ada hamba TUHAN yang diizinkan lapar, sakit dan lain-lain. Tidak bisa kita mengatakan: 'Kamu dibanding saya, masih lebih berat saya.' Ada hamba TUHAN berkata: 'Kalau kami dulu sampai makan bubur.' Sekarang mungkin masih makan-makan tapi tidak seperti waktu masih bekerja. Dulu ketika bekerja masih enak, tetapi sekarang gajinya distop lalu menjadi hamba TUHAN. Itu juga berat. Jadi tidak bisa kita mengatkaan: Lebih berat dan sebagainya. Tidak merasakan bagaimana anak-anak muda sekarang kalau gajinya distop. Susah! Dulu mau naik apa saja, bisa. Sekarang mau masuk peron untuk masuk terminal bis keluarkan dompet untuk lihat ada uang atau tidak. Baru peronnya, belum naik bisnya. Masuk kamar mandi, hitung lagi uangnya. Bentuknya memang beda-beda, tetapi kuasanya sama."

    • Doa puasa.
    • Kalau Lempin-El, sengsara karena mempersiapkan firman.
    • Sengsara karena kebenaran firman. Di kantor semua korupsi, tetapi kita tidak mau korupsi--kita tidak mau berbuat dosa. Mungkin kita dianggap sok suci dan sebagainya. Di sekolah, yang lain mencontek, tetapi kita tidak mau nyontek. Ini namanya memikul salib.

    • Sengsara karena mempertahankan firman pengajaran yang benar. Kadang kita dicaci maki. Inilah memikul salib. Kita harus berani.

    Hasilnya: Roh Kudus sama dengan ROH KEMULIAAN/shekinah gloryyang dicurahkan kepada kita.
    Dulu imam besar Harun masuk ke ruangan maha suci memercikkan darah, lalu terjadi shekinah glory.

    Memandang salib: tidak bersungut, ada Roh penghibur waktu kita pahit, sudah dan sebagainya. Semua jadi manis, bahagia, damai, enak dan ringan.

    "Sering saya katakan saya paling tidak kuat kalau menghadapi anak remaja, tetapi bebannya sudah terlalu berat. Saya tidak kuat: 'Tuhan, tolong!' Banyak yang mengalami, sampai pahit hidupnya. Karena itu, kita orang tua harus hati-hati. Anak-anak muda hati-hati dalam pergaulan. TUHAN tolong semua."

    Mari, semua memandang salib.
    Jangan saling menyalahkan, tetapi banyak koreksi diri sampai Roh penghibur turun dan semua jadi manis, bahagia, damai, enak dan ringan; tidak ada letih lesu dan beban berat.

    Kemudian meninggikan salib--angkat salib--saat menghadapi kemustahilan. Kita taat dengar-dengaran dan menyerah sepenuh pada TUHAN. Roh penolong menolong kita dan membuka jalan, yang mustahil jadi tidak mustahil. Roh Kudus juga memakai kita dengan luar biasa. TUHAN tolong kita.

    Dan yang ketiga, kita harus langsung memikul salib--sengsara daging karena Yesus dalam bentuk apapun--supaya Roh kemuliaan dicurahkan kepada kita. Dulu istilahnya percikan darah. Dulu, kalau imam besar Harun masuk ke ruangan maha suci dan memercikan darah, terjadi shekina glory; sekarang Roh kemuliaan.

    Semakin hebat nyala api siksaan atau sengsaaranya yang harus kita alami, semakin kuat urapan Roh Kudus yang kita terima; semakin kuat Roh kemuliaan mengurapi kita; semakin besar mujizat yang kita terima. Tidak rugi! Jangan takut! TUHAN tidak pernah menipu kita. Kalau ada suara: 'Nanti kamu mati,' saat kita mengalami nyala api siksaan, itu suara setan. Kalau suara TUHAN: Berangkat! Kalau sudah menyerah, Roh kemuliaan yang menolong kita semua.

    Terutama mujizat rohani, yaitu keubahan hidup. Waktu zaman israel, begitu imam besar Harun memercikkan darah, maka terjadi pendamaian atas dosa-dosa--pembaharuan. Ini mujizat rohani yang tidak bisa ditiru oleh setan. Kalau hanya sakit menjadi sembuh, setan juga ahli. Banyak hamba TUHAN dan anak TUHAN yang terkecoh.

    Mujizat terbesar atau mujizat rohani adalah keubahan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus; keubahan hidup untuk menjadi sempurna seperti Yesus, sehingga kita bisa masuk Yerusalem baru--Kanaan samawi; takhta kerajaan sorga.

    Pembaharuan dari apa? Yerusalem baru itu jernih seperti kristal.
    Wahyu 21: 11
    21:11. Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah, bagaikan permata yaspis, jernih seperti kristal.

    'jernih seperti kristal' = JUJUR--ya di atas ya, tidak di atas tidak; benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar. Kalau kita jujur, shekina glorysudah ada dalam hidup kita.

    "Tidak perlu kita mengatakan gereja besar, gereja kecil atau membawa saudara-saudara kita ke pengadilan. Kalau diadili orang dunia, bukan shekinah glory lagi. Apalagi kalau sampai terjadi di dalam gereja TUHAN; tidak perlu. Cukup dengan ya di atas ya, tidak di atas tidak; benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar. Itulah shekina glory."

    Ukuran shekinah glorydi Yerusalem baru bukan ukuran kaya atau miskin, itu terlalu kecil; tetapi ukurannya adalah jujur. Dalam hal apa saja kita harus jujur, mulai dari soal pengajaran yang benar, nikah, dan keuangan.

    Selain jujur, kita juga PERCAYAsepenuh kepada TUHAN--iman yang tulus ikhlas.
    Inilah shekina glory--mujizat.

    "Sekarang ini orang pandai, orang kaya makin bertambah banyak. Saya lihat kaum muda sekarang banyak yang melanjutkan kuliah S2, S3, mendapat beasiswa ke luar negeri. Saya senang. Tetapi orang jujur bisa dihitung jari. Ini yang dibutuhkan kerajaan sorga. Kalau yang dibutuhkan hanya kekayaan, kepandaian, berarti TUHAN tidak adil. Mau kaya, miskin, pandai, bodoh; terserah, yang penting jujur."

    Kalau jujur dan percaya kepada Yesus, sebab iman bisa mendatangkan apa yang tidak dilihat. Lebih dari apapun.
    Inilah manusia baru yang memiliki shekina glory, dan mujizat jasmani juga terjadi.

    Salah satu cerita adalah Lazarus yang sudah mati empat hari; di situlah TUHAN benar-benar tunjukkan shekinah glory--kemuliaaan Allah.
    TUHAN berkata kepada Marta: 'Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?'

    mungkin kita menghadapi yang busuk, hancur dan lain-lain, hadapi dengan jujur dan percaya. Tidak usah yang lain!
    Yohanes 11: 39-40
    11:39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
    11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu:
    Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

    Ayat 39= secara logika, maksud Marta memang betul, karena sudah mati dan berbau. Banyak kali kita mengikut TUHAN dengan menggunakan logika; betul tetapi tidak berarti apa-apa--tetap mati. Kalau gunakan logika, tetap mati dan busuk.
    Mari, gunakan iman hari-hari ini, supaya yang busuk menjadi baik!

    'Angkat batu itu!' = tunjukkan keadaan kita yang sebenarnya kepada TUHAN--jujur.

    Kalau hamba TUHAN menggunakan logika/pengetahuan, ia tidak akan jujur--tidak boleh dibuka kuburnya--dan tidak bisa percaya. Banyak kali kita menggunakan logika. Kalau bekerja di dunia, harus menggunakan logika; tetapi di dalam TUHAN, kita harus menggunakan iman sehingga Roh kemuliaan bekerja dan Lazarus dibangkitkan--yang sudah busuk menjadi harum, yang hancur menjadi baik, yang gagal menjadi berhasil dan indah pada waktunya.

    Malam hari ini, yang penting jujur. Buka hati, tunjukkan! Mungkin di dalam nikah ada kebusukan dan kehancuran; kaum muda masih belum masuk nikah tetapi sudah hancur dan busuk. Mari, buka hati; jujur dan percaya. Mengaku pada TUHAN, sehingga yang busuk menjadi harum; yang hancur menjadi baik; yang gagal menjadi berhasil dan indah.

    Sampai jika TUHAN turun dalam awan kemuliaan--shekinah gloryyang terakhir--, kita akan diubahkan dalam sekejap mata menjadi sama mulia dengan Dia, untuk naik terangkat ke takhta sorga. Itulah takhta Yerusalem baru yang penuh dengan kemuliaan TUHAN. Kita bersama dengan TUHAN selamanya.

Mengikut Yesus harus menerima salib, yaitu:

  1. Memandang salib: Roh penghibur datang sehingga yang pahit menjadi manis.
    Jangan bersungut-sungut, tetapi koreksi diri!

  2. Meninggikan salib: taat dan menyerah pada TUHAN.
    Hasilnya: Roh penolong datang. Yang mustahil jadi tidak mustahil, kita dipakai dalam kegerakan hujan akhir sekalipun kita lemah tak berdaya.

  3. Memikul salib: Roh kemuliaan/shekinah gloryakan datang. Kita menjadi jujur dan percaya.
    Jangan gunakan logika, tetapi gunakan iman! Yang gagal menjadi berhasil dan indah, yang busuk menjadi harum, yang hancur menjadi baik, bahkan sampai kita menjadi sama mulia dengan Yesus dan kita betul-betul berada di takhta sorga bersama TUHAN selama-lamanya.

Kita sedang mengalami sengsara apa, serahkan pada TUHAN, biar Roh Kudus yang menolong kita semua.
Ada yang membuat kita ragi? Tidak kuat menghadapi kepahitan, kesusahan, kemustahilan, kegagalan, kebusukan dan lain-lain. Mari, terima salib TUHAN. Biar Roh Kudsu menolong kita. Kaum muda, mungkin banyak waktu di gereja--memikul salib. TUHAN tidak menipu kita semua.

Apa keadaan kita malam ini? Mungkin tidak ada yang tahu, tetapi TUHAN tahu. Serahkan kepada TUHAN. Biar Roh Kudus yang menolong kita. Banyak kelemahan kita, serahkan pada TUHAN! Biar Roh Kudus menjamah kita. Mungkin sudah tidak mampu menghadapi Mara--kepahitan, kesukaran--, menghadapi laut Kolsom--kemustahilan--, menghadapi kebusukan--kejahatan-kenajisan--, dan menghadapi masa depan. Biar Roh Kudus dicurahkan di tengah-tengah kita. Roh kemuliaan ada di tengah-tengah kita.

TUHAN memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Malang, 22 Mei 2022 (Minggu Pagi)
    ... masuk penghukuman api yang membinasakan. Praktik menolak kasih Allah yaitu menolak gairah kasih Allah sehingga tidak setia berkobar dalam ibadah pelayanan tidak berguna tidak aktif dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus. Maka akan dipakai dalam pembangunan Babel mempelai wanita setan yang akan dibinasakan oleh api yang menghanguskan. Praktiknya adalah Babel pelacur besar ...
  • Ibadah Persekutuan Malang III, 01 Agustus 2012 (Rabu Sore)
    ... Allah Yesus . Kerub II Allah Roh Kudus Kristus . Jadi Tutupan Pendamaian adalah Allah Tritunggal dalam pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga sebutan terakhir bagi Yesus . Peti Perjanjian Terbuat dari kayu penaga namun disalut dengan emas murni di bagian luar dan dalam. Kayu bersalut emas menunjuk pada Gereja ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 22 Agustus 2011 (Senin Sore)
    ... dupa emas. html ketekunan dalam Ibadah Doa persekutuan dengan Allah Bapa dalam kasihNya. Dengan macam ibadah ini ibadah kita tidak akan monoton. Didalam kandang penggembalaan kali Yesus tampil sebagai Gembala Yohanes . Akulah gembala yang baik. Gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya Penampilan pertama Yesus sebagai Gembala Yesus tampil sebagai Gembala ...
  • Ibadah Doa Malang, 19 April 2016 (Selasa Sore)
    ... yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui. Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah. Yaitu berpura-pura melakukan ibadah tetapi menyembunyikan ...
  • Ibadah Raya Malang, 11 Desember 2016 (Minggu Pagi)
    ... benar mendarah daging dalam hidup kita. Mengalami penyucian tabiat daging sehingga tabiat Yesus yang mendarah daging dalam hidup kita. Salah satu tabiat Yesus adalah diam dan tenang di tengah badai. Kita juga harus diam dan tenang di tengah badai lautan dunia. Diam artinya berdiam diri mengoreksi diri lewat ketajaman pedang ...
  • Ibadah Jumat Agung Malang, 19 April 2019 (Jumat Pagi)
    ... belalang adalah roh jahat dan roh najis sebagai pemicu dosa membuat manusia berbuat dosa sampai puncaknya dosa sehingga manusia mengalami siksaan kalajengking bulan sampai kebinasaan selamanya. Keadaan belalang dosa-dosa Di atas kepala ada sesuatu menyerupai mahkota emas. Artinya dosa sampai puncaknya dosa menguasai pikiran manusia hamba Tuhan pelayan Tuhan. Muka ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Surabaya, 25 Mei 2013 (Sabtu Sore)
    ... tawanan dan penglihatan bagi orang-orang buta untuk membebaskan orang-orang yang tertindas untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang. Kemudian Ia menutup kitab itu memberikannya kembali kepada pejabat lalu duduk dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka kata-Nya Pada hari ini genaplah nas ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Surabaya, 29 Juni 2013 (Sabtu Sore)
    ... akibatnya akan suam-suam juga dalam ibadah pelayanan dan dalam kehidupan rumah tangga seperti jemaat Laodikia yang suam-suam rohani. Wahyu - Aku tahu segala pekerjaanmu engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas Jadi karena engkau suam-suam kuku dan tidak dingin atau panas Aku akan memuntahkan engkau ...
  • Ibadah Doa Malam Surabaya, 04 November 2015 (Rabu Malam)
    ... mereka menjalankan ibadah mereka tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu Sebab di antara mereka terdapat orang-orang yang menyelundup ke rumah orang lain dan menjerat perempuan-perempuan lemah yang sarat dengan dosa dan dikuasai oleh berbagai-bagai nafsu yang walaupun selalu ingin diajar namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran. Sama ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 12 Maret 2012 (Senin Sore)
    ... sarana penyucian Darah Yesus untuk penyucian dosa MASA LALU. Yohanes - . Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain dan darah Yesus Anak-Nya itu menyucikan kita dari pada segala dosa. . Jika kita berkata bahwa ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.