Umum Surabaya - Minggu, 21 Januari 2007

Kolose 4 : 17Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam Tuhan kaujalankan sepenuhnya.
berisi pergumulan-pergumulan di dalam pelayanan sepenuhnya sampai mencapai garis finish/garis akhir.

1 Korintus 9 : 25,
Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Mahkota yang fana adalah mahkota yang diperoleh dari pertandingan-pertandingan di dunia ini, misalnya pertandingan sepak bola dlsbnya.
Jadi di sini disimpulkan bahwa ibadah pelayanan itu adalah suatu pertandingan/perlombaan sampai mencapai garis akhir. Tidak ada orang yang bertanding yang tidak mencapai garis finish/garis akhir, sebab jika tidak mencapai garis akhir/finish, maka itu berarti ia gagal. Perlombaan/pertandingan sampai mencapai garis akhir/sampai mendapatkan mahkota yang abadi/kekal apapun bidang yang kita layani sesuai dengan kehendak TUHAN dan juga tidak masalah apapun jabatan kita. Semoga kita mengerti.

Sekarang ini kita akan mempelajari secara sederhana syarat berlomba untuk mencapai mahkota abadi, sebab perlombaan/pertandingan itu tentunya memiliki syarat-syarat. Ada banyak syarat-syarat yang harus dipenuhi, tetapi sekarang ini kita akan mempelajari sesuai dengan kehendak TUHAN yaitu kita membaca di dalam:

Apa arti dari mata yang tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA?

  1. Ibrani 7 : 26, Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga,
    Tadi mata tertuju kepada Imam Besar = penyucian perhatian. Kalau kita hendak melayani TUHAN/mau berlomba. Maka perhatian kita harus disucikan.
    Saya teringat kalau dalam perlombaan lari, banyak yang salah di start karena kurang perhatian. Oleh sebab itu kalau kita mau berlomba dihari-hari ini, maka kita harus menyucikan perhatian/mata harus disucikan dengan hanya tertuju kepada YESUS sebagai Imam Besar Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA, artinya: YESUS sebagai Imam Besar Yang Suci, tanpa salah, tanpa noda dan ini berarti kita meneladani Imam Besar dalam kesucian.
    Apa yang harus kita perhatikan? Saya kaitkan dengan pengajaran tabernakel. Pada
    pakaian imam besar Harun pada dadanya ada tapal dada/dijantungnya ada Urim dan Tumim (Keluaran 28) yang berbicara tentang penyucian/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua >>>Ibrani 4 : 12, 13,
    12. Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.
    13. Dan tidak ada suatu makhlukpun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggungan jawab.

    Jadi, kalau kita mau meneladani YESUS/Imam Besar dalam penyucian, maka kita harus memperhatikan Urim dan Tumim/memperhatikan Firman nubuat/Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua sebab di sinilah kita akan mengalami penyucian dan akan menjadi sama dengan YESUS.
    2 Petrus 1 : 19, Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.
    Firman yang dinubuatkan oleh para nabi = Firman nubuat/Firman penyucian.
    Jadi, inilah praktek meneladani YESUS di dalam kesucian dengan memandang Urim dan Tumim/memperhatikan dengan sungguh-sungguh Firman nubuat sampai kita dapat mempraktekan Firman pengajaran dan akan bersinar di hati/menyucikan hati.
    Hati ini adalah sumber kehidupan seperti aliran listrik, sebab kalau hati tidak ada aliran listrik/tidak ada penyucian, maka hati ini akan menjadi gelap.
    Saya ulangi sekali lagi arti dari mata tertuju kepada YESUS yaitu meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian dengan praktek kita memperhatikan Firman nubuat yaitu kita mendengarkan Firman dengan sungguh-sungguh sampai kita mengerti, percaya, yakin dan kita mempraktekkan Firman, maka Firman pengajaran akan bersinar di dalam hati, menyucikan hati kita sehingga kita akan tampil dimulai dari yang kecil terlebih dahulu yaitu tampil sebagai pelita di dalam rumah tangga. Pelayan TUHAN itu harus menjadi pelita di dalam rumah tangga dan ini berarti meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian.
    Matius 5 : 15, Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu.
    Inilah kalau kita disucikan oleh Firman pengajaran, maka kita akan tampil seperti pelita/bercahaya di dalam rumah tangga. Kalau suami menjadi pelita di dalam rumah tangga, maka suami akan mengasihi isterinya dan tidak berlaku kasar kepada isterinya. Demikian juga dengan isteri, kalau ia disucikan, maka di dalam rumah tangga, isteri akan tunduk kepada suaminya di dalam segala sesuatu. Demikian juga dengan anak jika hatinya disucikan, mereka akan tampil menjadi pelita di dalam rumah tangga, maka anak itu akan taat dan dengar-dengaran pada orang tuanya.
    Demikianlah saudaraku, sinar pelita yang menyala itu mampu mengalahkan dua kegelapan yang besar yang akan menghancurkan rumah tangga yaitu:
    • kegelapan gantang yang berbicara tentang ekonomi dan juga berbicara tentang makan minum. Inilah kegelapan yang mau menghancurkan nikah; berapa banyak nikah yang hancur karena dosa makan minum ini yang dimulai dengan mabuk, narkoba dll.
    • berbicara tentang tempat tidur dan ini berbicara tentang dosa sex/kawin mengawinkan. Berapa banyak buah nikah yang hancur.
      Oleh sebab itu, marilah kita kembali kepada Firman pengajaran dengan meneladani YESUS sebagai Imam Besar dalam kesucian yang tidak bercacat dan bernoda dan IA juga saleh. Kita meneladani lewat apa? Prakteknya adalah :
      • Urim dan Tumim/memperhatikan Firman sampai kita mengalami penyucian.
      • Firman bersinar di dalam hati sehingga kita dapat tampil sebagai pelita dan kegelapan tidak dapat mengalahkan kita.
    Bagi kaum muda, perhatikan! Sebab kalian diancam dengan kegelapan. Tetapi kalau saudara bersinar, maka saudara tidak dapat hancur, sebab kegelapan itu tidak berdaya menghadapi sinar dan lama kelamaan akan habis. Semoga kita mengerti.
    Kita bukan saja akan tampil sebagai pelita di dalam rumah tangga, sebab ini yang terkecil sebab sesudah itu kita akan tampil sebagai bintang dan bintang ini berarti sudah berada di luar rumah. Daniel 12 : 3, Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.
    Bintang itu adalah kehidupan yang bijaksana dan dapat menjadi berkat untuk menuntun orang lain kepada kebenaran.
    Menjadi berkat bagi orang lain = memuliakan Nama TUHAN = bintang yang bercahaya.
    Di dalam ktb Wahyu, bintang ini berada di dalam Tangan Kanan TUHAN dan ini berarti ia benar-benar berada di dalam Tangan TUHAN sehingga ia tidak akan pernah gugur.
    Inilah meneladani YESUS sebagai Imam Besar di dalam kesucian dengan sungguh-sungguh memperhatikan Firman/Urim dan Tumim = melihat YESUS di dalam kesucian. Kita disucikan sehingga akan tampil sebagai pelita, sebagai bintang dan yang terakhir kita akan tampil sebagai bintang timur/sempurna seperti YESUS. Bintang Timur Yang gilang gemilang adalah Pribadi YESUS. Dulu bintang timur itu adalah Lucifer tetapi ia sudah jatuh dan diganti oleh YESUS.
    Mari! kita meneladani YESUS di dalam:
    • kesucian dengan memperhatikan Firman dihari-hari ini.
    • jangan menoleh ke sana kemari, kita jangan melayani TUHAN karena diperintahkan oleh manusia untuk ke sana dan ke sini, sebab kita akan rugi, tetapi biar Firman yang bersinar di dalam hati kita.
  2. Ibrani 12 : 3,Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
    Meneladani ketabahan hati dari YESUS Imam Besar. Di dalam menghadapi sengsara tanpa berbuat dosa sehingga kita tidak akan menjadi lemah, kecewa dan putus asa. Kalau seorang pelayan TUHAN sering merasa lemah, sering putus asa >>> baru menghadapi hujan saja sudah lemah dan tidak pergi ke gereja >>> pelayan TUHAN semacam ini, siapa yang ia pandang? Sudah dapat dipastikan ia tidak memandang YESUS/Imam Besar tetapi memandang manusia/dunia seperti isteri Lot. Hujan yang dihadapi ini barulah hujan air, belum hujan belerang. Hujan air ini sebenarnya membuat kita menjadi segar tetapi kita sudah merasa takut dan tidak datang. Mungkin kita juga harus menghadapi percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa >>> saya tidak bersalah tetapi dicaci maki.
    Mari! kalau kita mau berlomba/melayani TUHAN sampai kita mendapatkan mahkota, maka mata ini harus memandang YESUS di dalam ketabahan hati, supaya kita jangan menjadi lemah,putus asa dan kecewa dan ini berarti kita melihat Tangan Imam Besar. Dulu Harun jika ia mau masuk ke dalam ruangan maha suci, maka di dalam tangannya ia membawa darah dan dupa >>> darah dipercikan dan asap dupa yang dinaikkan sehingga menghasilkan sinar kemuliaan. Oleh sebab itu kita harus mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa sebab YESUS sudah tabah menghadapi hal ini dan kita meneladani ketabahan YESUS sehingga kita tidak menjadi lemah, putus asa dan kecewa dengan prakteknya adalah sama dengan melihat Tangan Imam Besar Yang ada Darah dipercikan dan dupa, ini berarti kalau kita mau tahan menghadapi sengsara/percikan darah, maka kita harus banyak memiliki asap dupa yang dinaikkan/harus banyak menaikkan penyembahan kepada TUHAN. Semakin kita dapat menyembah TUHAN, semakin kita tabah hati dan tidak akan pernah kecewa dan putus asa.
    Banyak menyembah TUHAN = memandang YESUS Yang tabah.
    Tadi diterangkan:
    • memandang YESUS di dalam kesucian seperti kita melihat Urim dan Tumim dengan mempraktekan Firman, kita melihat Firman sehingga kita disucikan seperti YESUS suci.
    • meneladani YESUS Yang tabah HatiNYA, sekarang ini seperti kita melihat Tangan Imam Besar Yang ada darah dan dupa dan untuk sekarang ini prakteknya adalah ‘di saat kita mengalami percikan darah, maka dupa/penyembahan harus dinaikkan. Sebab jika percikan darah itu kita alami dan tidak ada asap dupa/penyembahan yang dinaikkan, maka kehidupan itu akan hancur.
      Jadi, praktek untuk sekarang ini adalah di saat kita mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa untuk melayani TUHAN, maka kita harus
      menaikkan penyembahan sehingga kita tidak kecewa dan menjadi hancur, tetapi justru kita mengalami sinar kemuliaan dari TUHAN. Makin kita dihina, makin hebat percikan darah itu dan semakin hebat juga nyala api siksaan, maka akan semakin hebat juga sinar kemuliaannya. Oleh sebab itu kita jangan merasa iri kalau sekarang ini ada teman yang mau mengalami percikan darah sehingga ia menerima sinar kemuliaan. Semoga kita mengerti.
    Mari saudaraku:
    1. kita jangan ragu-ragu di saat kita mengalami percikan darah/sengsara tanpa berbuat dosa, kita jangan menjadi lemah dan menjadi kecewa tetapi kita menaikkan penyembahan, sebab banyak darah dan banyak asap dupa yang dinaikkan, maka akan terjadi banyak sinar kemuliaan. Apalagi janji TUHAN kepada kita sekalian (jemaat di Malang dan di Surabaya) yaitu untuk tahun ini kita memang akan menghadapi suasana penghukuman TUHAN, tetapi TUHAN menjanjikan sinar kemuliaan. Tetapi untuk mendapatkan sinar kemuliaan ini kita harus melewati percikan darah/sengsara dan dupa. Kalau kita mau berlomba, maka kita harus menanggalkan beban dosa dan dosa yang menjerat, kemudian mata ini jangan menoleh ke kanan dan ke kiri dan juga jangan memandang ke belakang tetapi kita harus memandang YESUS sebagai Teladan kesucian, kita memandang Firman sehingga kita disucikan.
    2. pandang Tangan TUHAN Yang penuh dengan darah/banyak menyembah TUHAN.
  3. Mata tertuju kepada YESUS Yang duduk di sebelah Kanan ALLAH BAPA.
    Mazmur 107 : 43, Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.
    • Kita memandang Imam Besar dan mau disucikan, kita mau menyembah TUHAN, meneladani ketabahan Hati YESUS.
    • Kita memandang Imam Besar >>> kita memandang Jantung HatiNYA/memandang, memperhatikan kemurahan kasihNYA. Tadi sudah diterangkan bahwa ada tutup dada pada dada/jantung hati imam besar.
    Sekarang ini selain kita memperhatikan:
    • Urim dan Tumim
    • TanganNYA, IA tabah sampai dipaku di kayu salib dan kita juga memperhatikan JantungNYA. Waktu YESUS sudah mati dengan empat luka,
      kemudian prajurit Romawi/bangsa kafir menusuk LambungNYA tembus sampai di JantungNYA dan ini adalah luka yang terdalam >>> ini adalah kemurahan dan kasih karunia bagi bangsa kafir.
      Tidak mengapa kalau kita memiliki ijazah, kita bekerja dan menerima gaji >>> silahkan! Tetapi kita jangan lupa, lebih dari itu, kita harus memperhatikan kemurahan dan kasih karunia TUHAN dan ini berarti bagaikan kita melihat Jantung
      HatiNYA Yang ditusuk untuk kita/bangsa kafir. Kemurahan dan kasih karunia TUHAN ini tidak dapat dipisahkan dengan kebaikan dan kebajikan TUHAN >>> ini yang merupakan kesaksian dari raja Daud.
    Mazmur 23 : 6, Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.
    Memperhatikan kemurahan dan kasih karunia TUHAN ini akan selalu diikuti dengan kebaikan TUHAN. Apa prakteknya untuk sekarang?
    Kalau saudara membaca Mazmur 23 >>> ‘TUHAN adalah Gembalaku Yang Baik’ >>> DIA, Imam Besar dan Gembala Agung. Kalau kita mau memperhatikan, merasakan kemurahan dan kebaikan TUHAN, maka prakteknya adalah kita harus tergembala, oleh sebab itu kita harus memperhatikan kandang penggembalaan.
    ‘Seumur hidup, aku akan diam di rumah TUHAN’ >>> kita harus memperhatikan kandang penggembalaan yang di dalam tabernakel adalah di dalam ruangan suci di mana di dalamnya ada tiga macam alat yang untuk sekarang berarti ketekunan di dalam tiga macam ibadah pokok kita. Inilah tergembala agar kita dapat memperhatikan dan menikmati kemurahan dan kebaikan TUHAN Yang mengikuti seumur hidupku kata raja Daud. Semoga kita mengerti.
    Mari! dihari-hari ini di dalam menghadapi keadaan dunia yang tidak menentu ini, biarlah kita tergembala sebab padang gurun ini sudah sulit untuk kita menuai dan menabur dan juga kita masih harus menghadapi binatang buas >>> apa yang dapat kita lakukan? Untuk itu, selain kita harus tergembala, maka kita juga harus memperhatikan kemurahan dan kebaikan TUHAN.

Kegunaan dari kemurahan/kasih karunia dan kebaikan TUHAN ialah:

Mari kita memperbaiki dan bergumul untuk ibadah pelayanan kita supaya kita mencapai garis finish/garis akhir walau apapun yang harus kita lalui. Seperti Daud yang melewati lembah-lembah >>> lembah dosa, lembah maut, lembah kesulitan ia lalui, namun ia diangkat oleh kemurahan dan kebaikan TUHAN sampai ia menerima mahkota. TUHAN memberkati.