Lain - Kamis Pagi, 31 Juli 2008

Kita masih tetap membahas tema kita yang bersamaan dengan ulang tahun yang ke empat puluh dari Lempin-El, maka tema kita adalah angka ‘40’. Kita sudah mendengar pertama kali tentang angka, ‘40’ ini dalam ktb Kejadian 7 : 4, yaitu selama empatpuluh hari, empat puluh malam TUHAN menurunkan hujan yang lebat sehingga menimbulkan air bah yang merupakan penghukuman bagi bumi ini.
Angka ‘40’ ini berarti angka penamatan/perobekan daging.

Sayang, penamatan/perobekan daging ini berupa hal yang negatif yaitu lewat penghukuman air bah; kita jangan sampai mengalami hal ini, tetapi biarlah kita dapat masuk dalam penamatan daging yang positif yaitu masuk dalam bahtera Nuh. Dan ini sudah kita dengar.

Kemudian angka ‘40’ selanjutnya di dalam ktb Keluaran tentang kehidupan Musa yang juga ditandai dengan berpuasa selama empatpuluh hari, empat puluh malam untuk menerima tabernakel dan juga untuk menerima dua loh batu yang mula-mula. Kemudian Musa kembali berpuasa selama empatpuluh hari empat puluh malam di gunung Sinai untuk menerima dua loh batu yang baru yang sama dengan yang mula-mula karena dua loh batu yang mula-mula sudah dipecahkan dan ini menunjukkan pada pembangunan Tubuh Kristus yang juga harus ditandai dengan penamatan daging.

Selanjutnya tadi malam, kita sudah mendengarkan tentang Musa yang usianya juga ditandai dengan angka ‘40’ dan kita akan membaca sekali lagi di dalam Ulangan 34 : 7, Musa berumur seratus dua puluh tahun, ketika ia mati; matanya belum kabur dan kekuatannya belum hilang.
Musa berusia seratus duapuluh tahun, kemudian ia mati. Seratus duapuluh ini mengandung angka empatpuluh >>> 120 = 3 x 40. Jadi Musa mengalami perobekkan/penamatan daging selama hidupnya dari awal, pertengahan dan sampai akhir hidupnya sehingga Musa ditampilkan di dalam kemuliaan.

Kita dengar ada tiga tahap dari umur Musa dan kemarin kita baru mendengar dua tahap yaitu:

Sekarang ini, kita akan membahas tahap yang ketiga; dengan membaca di dalam Kisah rasul 7 : 35, 36,
35. Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? --Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
36. Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya.

Inilah empatpuluh tahun tahap yang ketiga, Musa berada di padang gurun selama empatpuluh tahun >>> delapanpuluh satu – seratus duapuluh tahun dan ini disebut dengan masa pengutusan. Seperti yang akan dialami oleh siswa/i Lempin-El Kristus Ajaib angkatan ke XXX sebab mereka segera akan ditamatkan dan diutus. Masa pengutusan ini, kita belajar dari Musa.

Pengutusan/pemakaian TUHAN atas seseorang/atas Musa/atas kita/atas siswa/i Lempin-El angkatan XXX, dimulai dengan panggilan TUHAN. Jadi sebelum diutus harus dipanggil terlebih dahulu. Pada panggilan TUHAN ini, merupakan tahap yang paling menentukan, sebab kuat tidaknya seorang hamba TUHAN di dalam pengutusan bukan tergantung dari banyak/sedikitnya jumlah sidang jemaat atau banyak/sedikitnya uang atau pandai/bodohnya seseorang, tetapi bergantung pada benar/tidaknya panggilan TUHAN itu yang seseorang itu terima. Jadi, kita jangan emosi jika mau menjadi seorang hamba TUHAN >>> banyak kali karena kita tidak dapat bersekolah lagi dan daripada menganggur, lebih baik masuk sekolah alkitab saja dan orang semacam ini akan gugur sebab ia masuk sekolah alkitab bukan karena panggilan TUHAN. Atau karena sudah pensiun, baru mau menjadi hamba TUHAN. Ada banyak macamnya dan saya tidak mementingkan latar belakangnya apa, tetapi yang terpenting adalah panggilan dari TUHAN sebab itu yang menentukan. Hanya orang-orang yang dipanggil oleh TUHAN, akan diutus/dipakai oleh TUHAN dan contohnya adalah Musa.

Kemarin kita sudah mendengar tentang Musa yang mengalami penyucian dengan api sehingga ia tergembala, baru terjadi panggilan. Keluaran 3 : 3, 4,
3. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
4. Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

Inilah contoh dari Musa ketika ia menerima panggilan TUHAN dari semak duri yang menyala. Kita sudah mendengar arti dari semak duri yang bernyala adalah penyucian. Jadi panggilan itu berasal dari kesucian. Jadi siapapun yang dipanggil dan dipakai oleh TUHAN berasal dari kesucian. Bukan dari kepandaian/kebodohan, bukan dari kekayaan/kemiskinan tetapi penentunya adalah kesucian. Semakin kita disucikan, maka panggilan TUHAN itu akan semakin jelas dan teguh/tidak dapat berubah lagi. Baik sebagai seorang hamba TUHAN sepenuh/full-timer maupun yang melayani paduan suara, musik dlsbnya, mau dipakai oleh TUHAN dan diutus oleh TUHAN harus melewati panggilan yang berasal dari kesucian. Jika kita tidak suci/kehilangan kesucian, maka pelayanan itu akan hilang/terlepas. Semoga kita dapat mengerti hal ini.

Kemudian, TUHAN memanggil>>> Musa, Musa, bukan kamu atau hai. Seperti kita kalau memanggil seseorang hai, hai. Tetapi kalau TUHAN memanggil >>> Samuel, Samuel, Jadi TUHAN juga mengajar kesopanan kepada kita. Semoga kita mengerti.

Apa arti dari panggilan TUHAN >>> Musa, Musa? Memanggil dengan nama yang jelas.
Berarti:

Roma 8 : 28 – 30,
28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
30. Dan mereka yang ditentukan-Nya dari semula, mereka itu juga dipanggil-Nya. Dan mereka yang dipanggil-Nya, mereka itu juga dibenarkan-Nya. Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Jadi TUHAN tidak begitu saja memanggil dan memilih kita, tetapi TUHAN memanggil kita sesuai dengan rencana/kehendakNYA. Itu sebabnya sesudah kita menerima panggilan TUHAN, maka kita harus selalu berada di jalur dari rencana/kehendak ALLAH lewat pembukaan rahasia Firman.

Bagaimana kita mengetahui rencana/kehendak ALLAH di dalam kehidupan kita? yaitu di dalam pembukaan rahasia Firman = harus sesuai Firman. Jika kita hendak melayani >>> harus sesuai dengan Firman, juga dalam hal keuangan >>> harus sesuai dengan Firman. Demikian juga jika kita berdagang, maka kita harus sesuai dengan Firman, sebab itu berarti kita berada di jalur rencana/kehendak TUHAN lewat pembukaan Firman TUHAN.

Tadi, di dalam Roma 8 : 28, Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.
Jadi, kalau kita sebagai hamba-hamba TUHAN/pelayan-pelayan TUHAN selalu berada pada jalur kehendak TUHAN/jalur Firman TUHAN, maka kita tidak perlu takut sebab TUHAN selalu mendatangkan kebaikan/menjadikan semua baik karena TUHAN turut bekerja di dalam kehidupan kita.

Yang penting kita harus selalu berada di dalam Firman, sebab seringkali kita melepaskan Firman dan mencari kebaikan di tempat lain dan ini merupakan kesalahan yang besar. Sebab siapa manusia yang dapat menjamin kita untuk mendapatkan sesuatu yang baik. Mungkin satu dua kali, sesudah itu sudah tidak dapat lagi. Tetapi kalau TUHAN, selama kita berada di dalam rencana TUHAN, maka akan ada jaminan dari TUHAN bahwa IA turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan/menjadikan semua baik di dalam kehidupan kita bahkan membawa kita sampai pada kemuliaan surga >>> Roma 8 : 30c, Dan mereka yang dibenarkan-Nya, mereka itu juga dimuliakan-Nya.

Itu sebabnya, mari! sesudah kita menerima panggilan, maka kita harus tetap berada dijalur Firman/pembukaan Firman sebab ini merupakan rencana TUHAN. Semuanya harus sesuai Firman, jika kita tidak melakukan apa yang sesuai dengan Firman, berarti kita berada di luar rencana TUHAN. Tetapi kalau sesuai dengan rencana Firman, maka kita benar-benar berada di dalam kehendakNYA dan Tangan TUHAN turut bekerja dengan mendatangkan kebaikan/menjadikan semuanya baik, bahkan membawa kita dalam kemuliaan surga. Nanti para hamba-hamba TUHAN/pelayan TUHAN akan banyak yang kecele/terkecoh/tertipu sebab ukurannya sudah bukan Firman lagi tetapi hanya pada hal yang sifatnya jasmani.

Matius 7 : 21 – 23,
21. Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
22. Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
23. Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

ay 21 >>> melakukan kehendak Bapa-KU = berada di jalur rencana TUHAN/sesuai dengan kehendak TUHAN sebab pelayanannya sesuai dengan Firman dan ini yang penting. Bukan macam pelayanannya tetapi harus sesuai dengan kehendak TUHAN, sebab ini yang diukur oleh TUHAN.

ay 23 >>> terjadi lagi pengusiran >>> enyahlah!
Mari! selama kita berada di dalam kehendak TUHAN/sesuai dengan pembukaan Firman pengajaran yang benar, maka TUHAN akan membuka pintu surga/kemuliaan surga akan terbuka, apalagi hanya pintu-pintu di dunia ini tentu akan dibukakan oleh TUHAN. Itu sebabnya kita jangan takut dan bagi siswa/i angkatan XXX ini, saudara jangan takut untuk diutus kemana pun baik itu diutus di kota, di daerah, sekalipun diutus dengan jumlah sidang jemaat hanya dua orang saja. Sebab yang penting yang dilihat oleh TUHAN, saudara berada di jalur TUHAN/tidak. Jika saudara tetap berada di jalur rencana TUHAN, maka TUHAN mampu membukakan pintu kemuliaan surga.

Kita jangan melepaskan jalur TUHAN/Firman pengajaran yang benar untuk mencari yang lebih baik >>> tidak ada sesuatu yang lebih baik di dunia ini daripada kita berada dalam pembukaan rahasia Firman/berada di dalam kehendak TUHAN/berada di dalam Firman pengajaran yang benar. Jika keluar dari jalur rencana TUHAN, maka kita akan mendapatkan kehancuran; seperti pemberitaan Firman TUHAN kemarin, kalau kita keluar dari bahtera Nuh, maka akan hanyut oleh air bah dan binasa.

Ukuran keberhasilan kalau kita lihat di dalam Matius 7: 22, Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Ukuran keberhasilan dalam pelayanan bukan bentuk/macamnya pemakaian TUHAN seperti mengusir setan, menyembuhkan orang atau dapat mengumpulkan banyak jiwa yang luar biasa >>> kalau di mata manusia, maka pelayanan itu berhasil. Tetapi ukuran di Mata TUHAN bukanlah seperti itu, sebab ukuran keberhasilan di Mata TUHAN adalah ketaatan kepada Firman pengajaran yang benar/pada jalur hidup/jalur kehendak TUHAN. Kalau kita berada di luar jalur Firman yang benar maka segala apa yang sudah kita capai dan dianggap berhasil oleh manusia, tidak diakui bahkan diusir oleh TUHAN. Itu sebabnya kita tidak dapat saling mengukur sekalipun kita melihat bahwa seseorang itu berhasil dan memiliki gedung gereja yang besar >>> belum tentu berhasil, sebab apakah ia berada di dalam kehendak TUHAN atau tidak?

Seringkali kita menghina hamba TUHAN yang berada di desa sebab sudah bertahun-tahun tetapi hanya memiliki jemaat dua orang dan itu berarti hamba TUHAN itu tidak dipakai oleh TUHAN >>> belum tentu. Seandainya hamba TUHAN yang berada di kota dengan gerejanya yang besar itu kemudian menukar pelayannya untuk melayani di desa yang sudah dilayani oleh hamba TUHAN di desa selama limabelas tahun dengan dua orang jemaat. Hamba TUHAN yang sudah besar dan hebat dari kota >>> jangankan melayani selama limabelas tahun, limabelas jam saja, sebab terkena air sungainya saja, seluruh tubuhnya sudah terasa gatal dan pada akhirnya ia tidak tahan lagi. Itu sebabnya kita jangan mengukur keberhasilan dari melihat gedung gereja yang besar yang di mata manusia dianggap berhasil tetapi apakah hamba TUHAN itu berada pada jalur dari TUHAN atau tidak/taat pada Firman pengajaran yang benar atau tidak, sebab ini yang diukur oleh TUHAN.

Kalau seorang hamba TUHAN, pelayanannya itu tidak berada pada jalur dari TUHAN, maka apa yang dianggap hebat oleh manusia, tidak diakui oleh TUHAN bahkan dianggap sebagai seorang penjahat/pembuat kejahatan. Dan ini dimulai dari Wijaya, pemain musik dllnya >>> apa yang dilihat/yang diukur oleh TUHAN? Bukan karena main musiknya hebat atau menyanyinya hebat >>> semuanya ini boleh saja, tetapi hal ini bukanlah menjadi ukuran dari keberhasilan. Ukuran keberhasilan adalah apakah kita berada pada jalur dari TUHAN dan juga berada di dalam Firman pengajaran yang benar.

Bagi siswa/i Lempin-El, saudara tetap berpegang pada motto >>> lebih baik ditolak bersama dengan Firman pengajaran yang benar, daripada diterima tanpa Firman pengajaran yang benar. Ini harus tetap dipegang sehingga TUHAN turut bekerja mendatangkan kebaikan dan kemuliaan dan ini pasti terjadi selama kita tetap berada di dalam rencana TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Kita kembali ke Keluaran 3 >>> Musa menjawab. Ada panggilan, maka ada jawaban. Keluaran 3 : 4, Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

Jawaban yang tepat terhadap panggilan adalah ‘Ya ALLAH/Ya TUHAN’. Ya ALLAH ini harus merupakan jawaban dari kita dalam setiap tugas pekerjaan yang dipercayakan oleh TUHAN di ladang TUHAN. Ya ini adalah Nama TUHAN dan kalau kita menjawab ‘Ya’ maka risiko ditanggung oleh yang menyuruh. Kalau TUHAN Yang menyuruh, maka risiko ditanggung oleh TUHAN. Tetapi kalau kita menjawab ‘tidak’, maka risiko ditanggung diri sendiri.

Di dalam ktb perjanjian baru, Nama TUHAN ini ditulis dengan ‘Alfa dan Omega’ tetapi di dalam alkitab perjanjian lama ditulis ‘Alif dan Ya’ (ktb Wahyu). Alif = Alfa = pertama. Jadi kalau kita menjawab ‘Ya’ berarti kita menerima TUHAN Yang Namanya adalah ‘Ya’, maka IA dapat mengakhiri segala sesuatu menjadi baik dan sempurna. Jadi kalau kita selalu berkata ‘Ya TUHAN’ maka kita akan menjadi hamba TUHAN/pelayan TUHAN sampai mencapai garis akhir.

Garis akhir dari manusia/pelayan TUHAN itu ada dua yaitu:

Bagi siswa/i Lempin-El angkatan ke XXX, tulis dengan baik-baik >>> menjadi seorang hamba TUHAN adalah pekerjaan terakhirku. Sebab sesudah itu tidak ada lagi pekerjaan yang lain. Semoga kita dapat mengerti.

Sikap Musa menghadapi panggilan TUHAN>>> Keluaran 3 : 6, Lagi Ia berfirman: "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
Ay 6b >>> menerima panggilan TUHAN, Musa menutupi mukanya ini berarti di wajah ini ada pancaindera/lima indera dan ini yang ditutup oleh Musa, berarti Musa tidak memakai inderanya >>> menerima panggilan TUHAN, jangan memakai pancaindera/daging sebab jika demikian, itu akan menipu. Apalagi mata >>> berapa orang yang sudah tertipu. Ada orang yang di minta untuk pergi kesuatu tempat, tetapi ia mengatakan akan melihat terlebih dahulu >>> ini berbahaya sebab mata ini dapat menipu.

Bagi siswa/i Lempin-El yang akan diterjunkan ke suatu tempat, jangan berkata hendak melihat terlebih dahulu. Berapa banyak orang gara-gara mata kemudian jatuh, contohnya: Hawa, yang tertipu oleh ular, Lot yang memandang Sodom dan Gomora seperti taman surga, ternyata semuanya merupakan tipuan. Itu sebabnya Musa menutup pancainderanya ketika ia menerima panggilan TUHAN. Menerima panggilan TUHAN itu harus dengan iman dan takut akan TUHAN sehingga akan menghasilkan keajaiban-keajaiban, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Inilah sikap Musa menghadapi panggilan TUHAN.

Tujuan panggilan/pengutusan>>> Keluaran 3 : 10, Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
Tujuan panggilan/pengutusan TUHAN, kalau Musa dulu untuk mengeluarkan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir, kalau sekarang, maka tugas kita/hamba TUHAN untuk mengeluarkan/membebaskan/melepaskan sidang jemaat dari Mesir/dunia. Artinya:

Keluaran 3 : 11, Tetapi Musa berkata kepada Allah: "Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?"
Dulu di Mesir, Musa melayani dua orang dengan memakai kepandaian, ia gagal, tetapi sekarang, sesudah panggilannya jelas/teguh, Musa mengalami penyucian, maka Musa mengenal dirinya sendiri. Di dalam pengutusan, kita harus mengenal diri sendiri dengan kekurangan dan kelemahan. Kita tidak mengajukan diri >>> seharusnya saya yang berkhotbah, seharusnya saya, seharusnya saya, ini bukan pengutusan TUHAN, tetapi pengutusan keinginan diri sendiri/daging. Tetapi kalau pengutusan oleh TUHAN, malahan kita banyak mengenal diri sendiri >>> saya banyak kekurangan dan kelemahan sehingga kita tidak mengajukan diri.

Bagi siswa/i Lempin-El jika saudara nanti menjadi pengerja, maka saudara jangan berkata bahwa gembala saya ini tidak tahu diri, sebab saya tidak pernah disuruh berkhotbah. Saudara jangan mengajukan diri, tetapi banyak merendahkan diri dengan mengenal diri sendiri dengan kekurangan dan kelemahan. Jadi dasar panggilan/pengutusan adalah mengenal diri sendiri. Mengenali diri sendiri dengan kekurangan dan kelemahan itu, merupakan sesuatu yang penting sebab itu adalah dasar dari panggilan dan pengutusan TUHAN atas hidup kita.

Sebelum Musa mengenal dirinya sendiri >>> jangankan memimpin sejuta orang, memimpin dua orang saja, ia tidak mampu sebab ia ditolak. Tetapi kalau sudah mengenal diri sendiri, maka itu adalah waktu pengutusan oleh TUHAN sehingga panggilan dan pengutusan semakin jelas di dalam kehidupan kita. Setelah kita mengenal diri sendiri dan kemudian kita dipakai oleh TUHAN, kita jangan menjadi lupa diri, sebab seringkali setelah dipakai kita menjadi lupa diri. Kalau sudah melupakan dirinya sendiri, maka pasti akan lupa pada semuanya/lupa kalau sudah memiliki isteri sampai melupakan TUHAN. Bagi siswa/i Lempin-El, jangan lupa diri >>> tetap mengenal diri dengan kekurangan dan kelemahan sehingga tetap dipakai oleh TUHAN, kalau lupa diri, tidak akan dipakai oleh TUHAN, bahkan jatuh. Inilah dasar-dasar pengutusan TUHAN yang kita pelajari lewat panggilan kepada Musa.

Kemudian Musa diutus oleh TUHAN di padang gurun selama empatpuluh tahun/perobekan daging. Di dalam panggilan/pengutusan, kita akan menghadapi halangan-halangan/TUHAN mengijinkan kita mengalami halangan-halangan/kesulitan agar terjadi perobekan daging/penamatan daging/angka ‘40’. Jadi kesulitan itu bukan untuk membuat kita menjadi putus asa, contohnya : hendak pergi ke gereja, hujan lebat turun >>> ada halangan-halangan tetapi kalau kita kalah, maka itu berarti kita tidak mengalami perobekan daging.

Musa menghadapi banyak halangan-halangan, tetapi saya mengambil halangan yang pokok/yang berat/yang besar saja dan ada dua halangan untuk mengalami perobekan daging. Bagi siswa/i Lempin-El, jika saudara di terjunkan untuk melayani dan saudara menghadapi halangan, maka itu sudahlah benar sebab jalurnya sudah benar. Ada tantangan dan rintangan >>> sudah benar, sebab itu untuk masuk dalam perjalanan salib/penamatan daging/angka ‘40’.

Musa menghadapi dua halangan yang berat yaitu:

  1. di laut Kolsom, setelah keluar dari Mesir, maka langkah awal adalah di depan menghadapi laut Kolsom, di belakang ada Firaun sedangkan hendak ke kiri maupun ke kanan tidak ada jalan = jalan buntu.
    Nanti bagi siswa/i dalam melayani sidang jemaat, maka akan banyak jemaat yang mengalami jalan buntu yang mungkin buntu dalam soal ekonominya, soal perusahaannya dllnya. Atau kita sendiri menghadapi jalan buntu dalam pengurusan ijin pembangunan gereja dllnya dan memang TUHAN ijinkan supaya terjadi perobekan daging.
    Laut Kolsom ini berbicara tentang jalan buntu/masalah yang tidak pernah selesai bahkan yang mustahil. Dan ini sering kita diperhadapkan tetapi kita jangan salah sebab justru diperhadapkan dengan masalah agar kita mendapatkan angka ‘40’/perobekan daging/salib dan bukan yang enak buat daging.
    Keluaran 14 : 15, 16,
    15. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Mengapakah engkau berseru-seru demikian kepada-Ku? Katakanlah kepada orang Israel, supaya mereka berangkat.
    16. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmu ke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.

    Mengapakah engkau berseru-seru >>> inilah daging yang harus dirobek. Sebab seringkali di dalam menghadapi jalan buntu, kita berseru-seru.
    Berseru-seru:
    • berteriak-teriak karena panik
    • berharap kepada orang lain
    Saya berani berkata begini karena sayalah orangnya yang pernah panik sebab satu malam, saya sakit dan tubuh saya sudah dingin, kemudian saya mengambil alkitab dan menumpangkan tangan di atas ktb Yesaya tentang raja Hiskia yang sakit dan diberi panjang umur oleh TUHAN >>> saya berdoa kepada TUHAN agar saya juga diberi panjang umur dan jangan mati sekarang. Tetapi saya tetap panik dan menelepon alm.bpk.pdt Pong jam dua malam dan berkata bahwa mungkin saya terkena penyakit jantung sebab tubuh ini dingin semuanya. Bpk.pdt Pong hanya menjawab >>> tenang! Dan kemudian kami berdoa dan saya dapat tidur. Keesokan hari, saya memeriksakan diri ke dokter, ternyata saya terkena radang tenggorokan, padahal saya sudah mengira terkena penyakit yang aneh-aneh. Inilah sikap dari orang yang panik/yang ribut dan itu adalah sikap tanpa iman.
    Ay 15 >>> kalau daging dirobek,
    Ay 16 >>> setelah daging yang panik/yang berseru-seru/yang suka berharap kepada orang lain itu dirobek, barulah Musa dapat mengangkat tongkat/meninggikan salib TUHAN/mengangkat tangan = menyerah sepenuhnya kepada TUHAN dan di saat itu juga >>> Keluaran 14 : 21, Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.
    Angin timur = kuasa Roh.Kudus/Tangan TUHAN Yang ajaib Yang membuka jalan keluar dan yang menyelesaikan segala masalah. Kalau kita mengangkat tangan, maka Roh.Kudus turun = TUHAN turun dengan TanganNYA Yang ajaib, membuka jalan keluar dan menyelesaikan segala masalah sampai yang mustahilpun dapat selesai. Inilah arti pertama dari daging yang suka berseru-seru, yang panik dan bimbang dan yang suka berharap kepada orang lain sehingga harus dirobek, biar kita merasakan Tangan TUHAN Yang turun di tengah sidang jemaat.
  2. Bagian atas tadi, Musa menghadapi air laut Kolsom yang banyak, sekarang di akhir hidupnya, Musa menghadapi air satu gelas sebab bangsa Israel tidak dapat minum. Menghadapi banyak air, menjadi masalah, sekarang di akhir hidupnya, menghadapi air satu gelas, juga menjadi masalah.
    Bilangan 20 : 2 – 5, 8, 11, 12,
    2. Pada suatu kali, ketika tidak ada air bagi umat itu, berkumpullah mereka mengerumuni Musa dan Harun,
    3. dan bertengkarlah bangsa itu dengan Musa, katanya: "Sekiranya kami mati binasa pada waktu saudara-saudara kami mati binasa di hadapan TUHAN!
    4. Mengapa kamu membawa jemaah TUHAN ke padang gurun ini, supaya kami dan ternak kami mati di situ?
    5. Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membawa kami ke tempat celaka ini, yang bukan tempat menabur, tanpa pohon ara, anggur dan delima, bahkan air minumpun tidak ada?"
    8. "Ambillah tongkatmu itu dan engkau dan Harun, kakakmu, harus menyuruh umat itu berkumpul; katakanlah di depan mata mereka kepada bukit batu itu supaya diberi airnya; demikianlah engkau mengeluarkan air dari bukit batu itu bagi mereka dan memberi minum umat itu serta ternaknya."
    11. Sesudah itu Musa mengangkat tangannya, lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah banyak air, sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum.
    12. Tetapi TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: "Karena kamu tidak percaya kepada-Ku dan tidak menghormati kekudusan-Ku di depan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jemaah ini masuk ke negeri yang akan Kuberikan kepada mereka."

    Air minumpun tidak ada = air segelas untuk minumpun tidak ada. Inilah susahnya sidang jemaat >>> banyak air >>> susah dan takut. Tidak ada segelas airpun, menjadi marah. Jadi, halangan yang kedua ini tidak ada air untuk diminum.
    Arti dari tidak ada air minum adalah gambaran dari kehausan, tidak ada kepuasan = rasa tidak puas. Jika sidang jemaat/hamba TUHAN, merasa tidak puas, maka ini akan mendorong terjadinya persungutan, pertengkaran bahkan sampai pada perpecahan karena kehausan.
    Halangan pengutusan dari Musa adalah rasa tidak puas tetapi TUHAN memberikan jalan keluarnya dengan memerintahkan Musa untuk berkata kepada gunung batu supaya mengeluarkan air yang banyak. Tetapi Musa memukul gunung batu itu sebanyak duakali, sekalipun mengeluarkan air yang banyak dan ini berarti Musa dalam keadaan emosi karena keadaan dari sidang jemaat. Inilah daging yang harus dirobek.
    Seringkali karena menghadapi rasa tidak puasnya sidang jemaat, kita sebagai gembala menjadi emosi. Kalau ada sidang jemaat yang tidak mengerti Firman, maka kami mengatakan bahwa jemaat seperti itu tidak mendapatkan kemurahan karena keras hati dan akan masuk ke neraka. Kalau menghadapi jalan buntu, seringkali hamba TUHAN/gembala masih bisa sabar.
    Padahal Musa ini adalah orang yang sangat lembut hati, kita dapat membayangkan >>> orang yang lembut hati, tetapi masih bisa emosi. Bagaimana Wijaya yang kasar karena dilahirkan ditengah-tengah kehidupan yang kasar? Dan juga dengan kita sekalian? Sebab orang yang sangat lembut saja, dapat menjadi emosi. Musa emosi, sekalipun ia berpredikat sebagai orang yang sangat lembut hatinya, berarti Musa jatuh dalam kelebihan bukan dalam kekurangannya. Jatuh dalam kelebihan >>> ini merupakan kengerian. Kalau seseorang/hamba TUHAN jatuh dalam kelemahan, maka itu adalah hal yang biasa, tetapi kalau jatuh dalam kelebihan, maka itu adalah hal yang luar biasa. Itu sebabnya kita harus berhati-hati dan menjaganya dengan baik-baik dengan kelebihan-kelebihan yang TUHAN berikan kepada kita.

Mungkin kita memiliki kelebihan di dalam hal kepandaian, di dalam hal pembukaan Firman TUHAN, dalam menyanyi maupun bermain musik dan dalam hal apa saja, kita harus menjaganya supaya kita jangan jatuh dalam kelebihan sebab itu merupakan kejatuhan yang dahsyat >>> 1 Korintus 10 : 12, Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!
Kalau seseorang itu menyangka ia teguh karena memiliki kelebihan-kelebihan, maka itu harus dijaga agar jangan sampai jatuh, sebab jatuh dalam kelebihan merupakan hal yang dahsyat seperti Musa. Dan akibatnya Musa tidak di ijinkan oleh TUHAN untuk masuk ke tanah Kanaan = kegagalan total.

Kalau seseorang itu jatuh di dalam kekurangan >>> masih dapat diperbaiki. Seperti malaikat yang adalah roh dan seharusnya malaikat itu penurut sebab roh itu penurut tetapi daging itu lemah. Tetapi begitu malaikat itu jatuh, maka menjadi Lucifer >>> ini dahsyat. Tetapi Daud yang keturunan Abraham dan ia jatuh, maka masih dapat ditolong sebab Daud berada di dalam kelemahan dan ia mengakui dosanya.

Saya seringkali cemburu Ilahi, jika melihat ada hamba TUHAN yang selain dapat berkhotbah juga dapat bermain musik sedangkan saya tidak bisa bermain musik dan juga dapat berbicara dengan bermacam-macam bahasa sedangkan saya tidak dapat >>> inilah kelemahan saya. Kita jangan lengah di dalam kelebihan, tetapi juga jangan putus asa di dalam kekurangan sebab TUHAN masih dapat menolong kita.

Tetapi di dalam kelemahan-kelemahan, maka kuasa TUHAN akan dinyatakan >>> 2 Korintus 12 : 7 – 9,
7. Dan supaya aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, maka aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, supaya aku jangan meninggikan diri.
8. Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku.
9. Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku.

Mari! bagi yang memiliki kelemahan-kelemahan, harus berhati-hati supaya jangan jatuh di dalam kelemahan. Jika kita tidak jatuh di dalam kelemahan-kelemahan, maka kuasa TUHAN dapat bekerja di dalam hidup kita. Demikian juga bagi yang memiliki kelebihan-kelebihan, jangan menjadi sombong supaya jangan jatuh sebab itu adalah hal dahsyat seperti Musa. Semoga kita dapat mengerti.

Dari siswa/i Lempin-El, ada yang bermacam-macam:

Jadi daging yang harus dirobek adalah emosi yang memang seringkali tidak tertahankan dan saya juga sering mengalami.

Hari ini kita dikoreksi oleh TUHAN dari:

Musa tidak di ijinkan masuk ke tanah Kanaan, sedangkan jemaat/bangsa Israel juga tidak boleh masuk, hanya dua orang yang di ijinkan masuk yaitu Yosua dan Kaleb. Jadi sama-sama gagal total >>> tidak ada keuntungan. Itu sebabnya sama-sama merobek daging sehingga mendapatkan kemuliaan.

Tetapi untung, TUHAN masih berkemurahan bagi Musa, sebab Musa masih di ijinkan untuk menginjakkan kakinya di gunung di Kanaan. Sebab Musa kembali menjadi seperti bayi, ia lupa bagaimana dulu ia sebagai bayi dibuang di sungai Nil dan berada di tangan puteri Firaun, seharusnya Musa itu sudah mati. Tetapi karena ia menangis, Musa terselamatkan. Kemudian ketika ia menghadapi banyak masalah >>> ketika menghadapi Miryam yang mengata-ngatai, Musa masih dapat berlutut kepada TUHAN. Tetapi di akhir, ketika menghadapi segelas air >>> Musa tidak lagi berlutut, tidak lagi menjadi seperti bayi yang menangis kepada TUHAN, tetapi Musa menghadapi bangsa Israel dengan emosi sehingga ia gagal total.

Tetapi TUHAN masih memberikan kesempatan sehingga Musa masih dapat menginjakkan kaki di tanah Kanaan lewat doa penyembahan dan kemurahan kasih karunia TUHAN >>> Matius 17 : 1 – 3,
1. Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes saudaranya, dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendiri saja.
2. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka; wajah-Nya bercahaya seperti matahari dan pakaian-Nya menjadi putih bersinar seperti terang.
3. Maka nampak kepada mereka Musa dan Elia sedang berbicara dengan Dia.

Dalam/lewat doa penyembahan, Musa kembali menjadi seperti bayi yang menangis kepada TUHAN dan berharap kepada belas kasih dan kemurahan TUHAN dan di situlah TUHAN menghapus segala kemustahilan.

Bagi siswa/i Lempin-El, perhatikan! Apapun yang mustahil tetapi kalau kita banyak menangis kepada TUHAN, seperti bayi yang tidak berdaya, maka Tangan belas kasih TUHAN akan menghapus segala kemustahilan.

Kemustahilan tertinggi adalah Musa ditampilkan di dalam kemuliaan. Awalnya ia sudah gagal total tetapi ia dapat ditampilkan dalam kemuliaan sebagai Mempelai Wanita TUHAN. Inilah kemustahilan yang tertinggi bagi manusia yang memiliki banyak kesalahan dan kekurangan, tetapi dapat menjadi Mempelai Wanita TUHAN lewat banyak menyembah kepada TUHAN dan juga lewat belas kasih TUHAN, lewat Kristus Ajaib Yang mengulurkan Tangan kasihNYA, IA melakukan keajaiban dengan menghapus kemustahilan bahkan menjadikan kita Mempelai Wanita TUHAN.

Pesan saya kepada siswa/i Lempin-El >>> ingat! Selama saudara bersama saya di Lempin-El dan kalau saya tidak sibuk, maka seringkali kami makan bersama-sama sekalipun belum satu meja sebab mejanya kecil. Tetapi ingat! Apa yang kita makan sehari-hari bukan karena saya, sebab saya tidak dapat menjamin kalau setiap hari ada makanan, tetapi Kristus Ajaib Yang menjamin lewat Tangan kemurahanNYA kalau kita banyak menangis kepadaNYA. Apapun yang mustahil sekalipun sudah gagal total dapat mencapai puncak keberhasilan yaitu menjadi Mempelai. Luar biasa! Hanya karena tangisan bayi dan juga karena Kristus Ajaib Yang mengulurkan Tangan belas kasih dan kemurahanNYA kepada kita.

Mari! di dalam panggilan dan pengutusan TUHAN, jangan melepaskan Tangan belas kasih TUHAN, kita banyak menyembah kepada TUHAN sampai pada keberhasilan tertinggi menjadi Mempelai dan masuk dalam kerajaan surga apapun keadaan kita, TUHAN akan menolong kita. TUHAN memberkati.