Bible Study Surabaya - Senin, 15 Oktober 2007

Yudas 1 : 24, 25,
24. Bagi Dia, yang berkuasa menjaga supaya jangan kamu tersandung dan yang membawa kamu dengan tak bernoda dan penuh kegembiraan di hadapan kemuliaan-Nya,
25. Allah yang esa, Juruselamat kita oleh Yesus Kristus, Tuhan kita, bagi Dia adalah kemuliaan, kebesaran, kekuatan dan kuasa sebelum segala abad dan sekarang dan sampai selama-lamanya. Amin.

Ay 24 --> jika kita tidak tersandung, maka kita dapat dituntun oleh TUHAN sampai kita menjadi tidak bernoda/tidak bercacat cela.

Kita sudah mempelajari penyebab dari sandungan yaitu:

Ada dua macam sandungan yaitu:

Ulat-ulat bangkai tidak akan mati dan tetap menggerogoti kehidupan yang masuk ke dalamnya. Inilah sandungan dari dalam/dari diri sendiri yaitu mata, kaki dan tangan menjadi sandungan dan semuanya ini berhubungan/bersumber dari dalam hati.

Kita akan membahas tentang hati terlebih dahulu Markus 7 : 21, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, inilah hati yang berisi ulat-ulat bangkai yang tidak pernah mati. Jika hati, kaki dan tangan berisi ulat-ulat ini, maka hati, kaki dan tangan akan menjadi sandungan. Jadi semuanya ini tergantung pada hati, sebab kalau hati ini berisi keinginan jahat dan keinginan najis/bagaikan ulat-ulat bangkai.

Bagaimana praktek dari mata yang menjadi sandungan? Ada dua macam dari mata yang menjadi sandunganyaitu:

  1. Matius 5 : 28, Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
    Mata yang najis yaitu mata yang memandang perkara-perkara yang najis lewat tontonan-tontonan dlsbnya. Itu sebabnya kita harus berhati-hati sebab ini menjadi batu sandungan dalam pengikutan kita kepada TUHAN.
  2. Matius 6 : 22,23,
    22. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu;
    23. jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.

Dikaitkan dengan ay 19 yaitu hal mengumpulkan harta/uang sebab di sini ada mata. Jadi praktek kedua adalah mata yang jahat = pandangan yang hanya tertuju kepada perkara-perkara duniawi. Sebab akar kejahatan adalah cinta akan uang, sampaipun di dalam ibadah pelayanan akan tetap memandang kepada perkara-perkara yang duniawi.

Inilah mata yang jahat dan najis yng berasal dari hati dan kalau keduanya yaitu mata yang jahat dan yang najis ini digabung akan menjadi mata gelap/hidup di dalam kegelapan/hidup yang membabi buta dan ini sangatlah berbahaya. Sebab kalau menyangkut uang --> tidak perlu uang itu milik siapa, tetap ia ambil. Demikian juga dengan kenajisan --> tidak perduli isteri siapa, tetap ia ambil kalau ia menginginkan seperti Herodes yang mengambil isteri dari Filipus. Inilah sandungan dari dalam dan semoga kita dapat mengerti.

Kemudian kaki yang juga memiliki kaitan dengan hati dan juga menjadi sandungan --> Mazmur 139 : 23, 24,
23. Selidikilah aku, ya Allah, dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku;
24. lihatlah, apakah jalanku serong, dan tuntunlah aku di jalan yang kekal!

Praktek dari kaki yang menjadi sandungan adalah perjalanan hidup yang serong.

Perjalanan hidup yang serong di mulai di dalam Yesaya 59 : 8, Mereka tidak mengenal jalan damai, dan dalam jejak mereka tidak ada keadilan; mereka mengambil jalan-jalan yang bengkok, dan setiap orang yang berjalan di situ tidaklah mengenal damai.
Bengkok = tidak benar, tidak adil.

Jadi perjalanan hidup yang serong adalah:

Itu sebabnya kita harus berhati-hati dengan terlebih dahulu kita harus memiliki damai/benar, sebab jika tidak, maka kita akan kehilangan arah untuk menuju surga dan ini berarti kita akan ke neraka tempat di mana ulat-ulat bangkai tidak mati sehingga akan terus menerus menggerogoti kehidupan yang masuk ke neraka. Semoga kita dapat mengerti.

Kemudian tangan yang juga memiliki kaitan dengan hati dan menjadi sandungan dengan praktek --> Ibrani 9 : 14, betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Tangan = perbuatan.
Jadi praktek dari tangan yang menjadi sandungan adalah perbuatan yang sia-sia.

Arti dari perbuatan yang sia-siaadalah:

Apa arti dari mata, kaki dan tangan yang menjadi sandungan?

Markus 9 : 49, 50,
49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

Jadi sangatlah jelas di sini dikatakan --> garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Jadi kehidupan yang tersandung mata, kaki dan tangannya akan menjadi garam yang tawar. Itu sebabnya kita harus memperhatikan dengan baik.

Salah satu kegunaan dari garam adalah untuk mencegah kebusukan sebab ulat-ulat bangkai itu suka akan kebusukan. Di mana ada kebusukan, maka di situ akan ada ulat bangkai yang akan menggerogoti dan membusukan kehidupan itu. Garam yang tawar ini tidak memiliki kemampuan untuk mencegah kebusukan. Inilah garam yang tawar.

Dosa sandungan itu bagaikan ulat bangkai yang membusukan dan menggerogoti kehidupan yang dimulai di dunia ini sampai di neraka.
Orang yang tersandung = digerogoti oleh ulat bangkai yang dimulai di bumi sampai di neraka. Semoga kita dapat mengerti.

Akibatnya ada dua pilihan dari garam yang tawaryaitu:

Matius 5 : 13, "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.
Garam yang tawar adalah kehidupan yang tidak berguna dan hanya akan diinjak-injak oleh orang/oleh antikrist. Itu sebabnya saudaraku, kita jangan sampai menjadi kehidupan yang tersandung dan menjadi sandungan sebab akan menjadi garam yang tawar sehingga tidak berguna selain diinjak-injak oleh antikrist. Diinjak-injak oleh antikrist ini masih merupakan kemurahan TUHAN sebab masih diberi kesempatan untuk mengasinkan diri.

Ada dua kemungkinan dari garam yang tawar masuk ke jaman antikrist/diinjak-injak oleh antikrist selama tiga setengah tahun yaitu:
Wahyu 12 : 17, Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.
Inilah kehidupan yang diinjak-injak oleh antikrist, sekalipun ia memiliki Firman tetapi kalau ia tersandung, maka ia akan menjadi garan yang tawar.

Garam yang tawar akan diinjak-injak oleh antikrist ini memiliki dua kemungkinan yaitu:

Pada awalnya setan itu adalah Lucifer/garam yang asin tetapi ia jatuh menjadi garam yang tawar sehingga tidak dapat bertobat lagi dan akan dibinasakan untuk selama-lamanya/digerogoti oleh ulat bangkai di neraka. Semoga kita dapat mengerti.

Supaya kita tidak tersandung terutama oleh dosa sandungan dari dalam, maka di dalam Markus 9 dikatakan kita harus menjadi garam yang asin -->

Markus 9 : 49, 50,
49. Karena setiap orang akan digarami dengan api.
50. Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."

Garam yang asin = kehidupan yang digarami dengan api Roh Kudus/kehidupan yang diurapi dengan api Roh Kudus. Jika kehidupan kita memiliki garam yang asin/bagaikan ada api, maka ulat-ulat bangkai tidak berani masuk/bakteri-bakteri pembusuk tidak dapat masuk. Inilah hamba-hamba TUHAN/anak-anak TUHAN yang harus menjadi garam yang asin dihari-hari ini yaitu kehidupan yang digarami/diurapi dengan api Roh. Kudus. Sebab tanpa urapan Roh Kudus, maka kehidupan itu akan menjadi garam yang hambar.

Jika kita menyanyi, mendengarkan Firman dan juga berkhotbah tanpa urapan Roh Kudus, maka akan menjadi garam yang hambar. Semuanya akan menjadi hambar tanpa urapan Roh Kudus. Mari! Kita memohon kepada TUHAN agar sekarang ini kita menjadi garam yang asin/kehidupan yang digarami oleh api/diurapi oleh Roh Kudus.

Bagaimana proses dari kehidupan yang digarami/diurapi dengan api Roh Kudus?yaitu:

  1. ay 50b --> ‘hendaklah kamu semua mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai seorang dengan yang lain’ Jadi! Agar dapat menjadi garam yang asin, maka proses pertama adalah berdamai seorang dengan yang lain = saling mengaku dan saling mengampuni.

    Saling mengaku = dari dua pihak yaitu:
    • saling mengaku dosa dengan sungguh-sungguh bahwa aku yang bersalah, tidak boleh ditambah atau dikuranngi = harus sejujur-jujurnya dan rela menanggung risiko apapun juga. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Ini merupakan pengakuan dosa yang benar jika kita mau menjadi garam yang asin. Sebab banyak kali pengakuan kita ini karena kita tidak mau terjadi keributan atau pengakuan kita ini terjadi tetapi dengan menyalahkan orang lain. Contoh seperti pengakuan seorang suami tetapi ia menyalahkan isterinya dengan berkata bahwa ia berbuat hal itu karena isterinya yang bersalah. Sehingga orang lain/isteri yang bersalah, di mana akunya/suami dan ini berarti bukanlah pengakuan yang benar, sebab mengaku itu berarti aku yang bersalah. Semoga kita dapat mengerti.
    • saling mengampuni = mengampuni dosa orang lain dengan kerelaan hati, dengan ketulusan/kerelaan hati. Memang hal ini mudah untuk dikatakan tetapi kalau kita terbentur pada satu dosa yang dahsyat apalagi kalau dosa itu adalah dosa perselingkuhan, tetapi kita dituntut untuk rela hati dan juga ketulusan sebab kalau kita tidak tulus hati, maka satu saat dosa itu akan diungkit-ungkit lagi. Kalau kita mengampuni dengan ketulusan hati, maka kita dapat melupakan dosa itu seperti ia tidak pernah berbuat dosa kepada kita dan ini sama seperti kita mengaku dosa kepada TUHAN, kita diampuni oleh TUHAN dan TUHAN melupakan seperti kita tidak pernah berbuat dosa. Saya seringkali bersaksi, kalau TUHAN tidak melupakan dosa-dosa saya sejak saya masih kecil, maka kalau diukur, tentunya saya sudah mati. Sebab semua ada ukurannya, kalau dosa itu sudah naik membumbung sampai ke hadirat TUHAN, mak hukuman yang akan jatuh. Tetapi untung TUHAN melupakan. Demikian kita juga harus melupakan dosa orang lain.
    Kalau saling mengaku dan mengampuni ini sudah terjadi, maka hasilnya adalah hati menjadi damai sejahtera sehingga menjadi tempat bagi Roh Kudus bukan menjadi tempat bagi ulat-ulat bangkai.
    Menjaga hati tetap damai, merupakan pesan YESUS kepada murid-muridNYA sebelum IA terangkat ke surga untuk tidak meninggalkan Yerusalem yang berarti kota damai. Inilah pesan YESUS kalau kita mau menerima Roh Kudus/digarami/diurapi dengan Roh Kudus, maka hati akan menjadi damai sejahtera.

    Kisah rasul 1 : 4, 5,
    4. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa, yang -- demikian kata-Nya -- "telah kamu dengar dari pada-Ku.
    5. Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus."


    Inilah saudaraku! Hanya Roh Kudus yang mampu melawan ulat-ulat bangkai, sebab di mana ada Roh Kudus/hati damai, maka di situ ulat-ulat/bakteri/virus dosa tidak dapat hidup. Kita harus berhati-hati sebab kalau hati tidak merasa damai karena mempertahankan rasa jengkel, ada iri hati, ada percabulan dlsbnya seperti yang tertulis di dalam injil Marks 7, maka di situlah tempat bagi ulat-ulat bangkai. Itu sebabnya jika kita pulang dari tempat ini dengan sungguh-sungguh bagaikan ada Yerusalem/kota damai/tempat damai di dalam hati kita sebagai tempat dari Roh Kudus. Semoga kita dapat mengerti.
  2. 1 Petrus 4 : 12 – 14,
    12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    13. Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    14. Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.


    Proses kedua ini adalah lewat percikan darah/sengsara bersama YESUS/sengsara tanpa dosa/perobekan daging/ujian. Kalau kita mau mengalami sengsara tanpa dosa, maka kita akan mendapatkan Roh Kemuliaan di dalam hidup kita. Jika ada Roh kemuliaan, maka ulat-ulat bangkai tidak dapat hidup. Itu sebabnya kita jangan ragu-ragu kalau kita harus mengalami sengsara yang dimulai di dalam ibadah dan ini yang benar. Kita jangan mencari apa yang enak bagi daging sebab kalau enak dan empuk bagi daging, maka di situ akan banyak ulat. Tetapi kalau sengsara/tidak enak bagi daging, maka tidak akan ada ulat di situ. Mari! Perobekan daging/percikan darah/sengsara tanpa dosa, maka akan menghasilkan Roh Kemuliaan/Kemuliaan TUHAN ada pada kita. Semoga kita dapat mengerti.
  3. Kisah rasul 1 : 12, 14,
    12. Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem.
    14. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.


    Supaya kita digarami oleh Roh Kudus/menjadi garam yang asin, maka kita harus banyak bertekun di dalam doa penyembahan. Proses kedua dan ketiga ini tidak dapat dipisahkan. Kalau dulu imam besar Harun masuk ke dalam ruangan maha suci, selain membawa darah, maka ia juga membawa dupa/doa. Kedua proses ini tidak dapat dipisahkan sebab merupakan kemuliaan/ruangan maha suci.
    Ada Yerusalem = hati yang damai, maka akan ada percikan darah dan juga ada dupa = bertekun di dalam doa penyembahan. Doa penyembahan ini dilakukan baik secara pribadi di rumah sampai di dalam doa penyembahan di dalam sistim penggembalaan.

    Sekali lagi saya katakan --> bertekun ini adalah sesuatu yang dilakukan terus menerus dan tidak dapat dihalangi oleh apapun juga. Kalau dapat dihalangi, maka itu berarti tidak tekun.

    Kepenuhan Roh Kudus/bertekun ini seperti seorang ibu hamil yang akan melahirkan dan jika sudah melahirkan, akan berbahagia serta melupakan segala rasa sakit. Kita tidak dapat memaksa Roh Kudus untuk memenuhi kita, itu sebabnya jika kita belum dipenuhkan dengan Roh Kudus, maka kita harus terus bertekun sebab seorang bayi di dalam kandungan tidak dapat dipaksakan untuk lahir tetapi juga tidak dapat dicegah kalau sudah waktunya untuk dilahirkan. Biarlah TUHAN Yang mengetahui kerinduan hati kita masing-masing untuk diurapi bahkan untuk dipenuhkan dengan Roh Kudus, yang penting kita bertekun di dalam doa penyembahan. Semoga kita dapat mengerti.
    Mengenai kepenuhan Roh. Kudus --> selain kita harus bertekun, Roh Kudus ini berada ditempat-tempat yang rendah. Itu sebabnya kita harus menyembah.
    Kejadian 1 : 2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

    Di atas permukaan air = berada di titik nol = melayang-layang diatas permukaan air dan ini yang menjadi sasaran dari Roh Kudus. Untuk sekarang yang dihitung adalah berapa meter di atas air laut = berada di atas tampat yang rendah; kecuali untuk L.Mati/Sodom dan Gomora yang berada berapa ratus meter di bawah laut. Tetapi di lain tempat, diukur dari titik nol/di atas permukaan air laut.

Jadi selain kita:

Inilah proses untuk menjadi garam yang asin yaitu:

Salah satu praktek di dalam alkitab ada pada Maria ketika ia menghadapi saudaranya Lazarus yang sudah mati selama empat hari dan ini berarti menghadapi ulat-ulat bangkai --> Yohanes 11 : 5, 31, 32,
5. Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus.
31. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ.
32. Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati."

Maria adalah kehidupan yang dikasihi oleh YESUS dan ini berarti ia juga mengasihi YESUS tetapi Maria diijinkan untuk menghadapi Lazarus yang sudah mati/menjadi bangkai selama empat hari.

Mungkin saudara bertanya-tanya, saya sudah melayani TUHAN tetapi mengapa saya harus menghadapi problem? Inilah ujian/percikan darah dan untuk ini harus kita hadapi dengan apa? Di bagian atas, Firman TUHAN sudah mengatakan bahwa imam besar Harun masuk ke dalam ruangan maha suci/ruangan kemuliaan yang memiliki sinar Roh Kemuliaan, ia harus membawa darah dan juga dupa --> di mana ada percikan darah, maka harus diimbangi dengan dupa.

Kita jangan bersikap salah di saat kita menghadapi percikan darah/sengsara tanpa dosa --> Yohanes 11 : 39, 40,
39. Kata Yesus: "Angkat batu itu!" Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati."
40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

Maria dan Marta ini mengasihi YESUS dan YESUS juga mengasihi mereka tetapi mereka diijinkan untuk menghadapi bangkai/Lazarus sudah mati selama empat hari dan sudah berulat. Tetapi mereka bersikap salah yaitu:

Tetapi sikap yang benar di saat menghadapi percikan darah adalah mengangkat dupa, barulah kita berada di ruangan maha suci sehingga ada Shekina Glory. Sekali lagi saya katakan bahwa sekali dalam setahun imam besar Harun masuk ke dalam ruangan maha suci dengan membawa darah, ia juga membawa dupa dan begitu darah dipercikan dan dupa dinaikkan, maka akan ada sinar kemuliaan/Roh Kemuliaan/Roh Kudus dicurahkan.

Mari! Sekarang ini sikap yang benar adalah seperti Maria yang tersungkur di bawah Kaki YESUS di saat ia menghadapi bangkai/mengalami percikan darah. Itu sebabnya kita harus tersungkur di bawah Kaki YESUS = menyembah TUHAN dan mengaku bahwa saya hanyalah tanah liat yang tidak berlayak dan juga tidak mampu berbuat apapun, tetapi hanya percaya dan mempercayakan diri sepenuh kepada TUHAN.

Seperti kata Maria --> ‘TUHAN! seandainya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati’ --> ini bukanlah menuntut TUHAN tetapi ia percaya dan yakin (sekalipun Lazarus sudah mati) tetapi Maria yakin/percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN = doa penyembahan, maka di situ Roh.Kemuliaan/sinar kemuliaan/Roh. Kudus dicurahkan ke tengah kita untuk memulihkan bangkai-bangkai.

Ada dua macam pengertian dari bangkai yaitu:

Mari! Mungkin kehidupan kita secara rohani sudah busuk sebab sudah digerogoti oleh ulat-ulat dosa --> mari! Sekarang ini tidak ada jalan lain selain kita berdamai dan rela sengsara/menyembah TUHAN agar Roh.Kemuliaan memulihkan kehidupan kita sehingga kita menjadi kehidupan yang dibenarkan, disucikan sampai kita disempurnakan oleh TUHAN.

Inilah pemulihan oleh TUHAN yaitu:

Inilah garam yang asin/kehidupan yang benar sehingga memiliki kekuatan untuk melawan ulat. Kemudian suci sampai sempurna sehingga garam yang asin itu menjadi garam dunia. YESUS katakan ‘Akulah Terang Dunia, kamu terang dunia’. Terang dunia = garam dunia = kehidupan yang sama sempurna dengan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

Tidaklah mudah untuk menolong bangkai yang sudah digerogoti oleh ulat sebab upah dosa adalah maut = seharusnya binasa. Dan untuk menolong bangkai-bangkai yang sudah digerogoti oleh ulat itu maka YESUS harus mati di atas kayu salib/menjadi Bangkai dan dikuburkan selama tiga hari. Dia Yang tidak berdosa harus menjadi Bangkai. Semoga kita dapat mengerti.

Matius 24 : 28, Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun."
Bangkai ini menunjukkan TUHAN YESUS Yang disalibkan di antara orang durhaka/orang berdosa = disamakan dengan orang berdosa = dijadikan berdosa dan mati di atas kayu salib menjadi Bangkai untuk menanggung segala ulat-ulat dosa manusia dan untuk memulihkan/membangkitkan manusia yang sudah menjadi bangkai.

Mari! Sekarang ini Bangkai/perjamuan suci. Burung nazar adalah anak-anak TUHAN. YESUS harus mati tetapi IA bangkit untuk mengirim Roh Kudus; kalau YESUS tidak pergi --> ‘YESUS katakan, lebih berguna Aku pergi, sebab jika Aku tidak pergi, maka Roh Kudus tidak akan dicurahkan kepada kita’. YESUS rela pergi = mati di kayu salib dan menjadi Bangkai untuk IA bangkit dan naik ke surga dan mencurahkan Roh Kudus kepada kita.

Mari! Bangkai sekarang ini adalah perjamuan suci dan kita adalah burung-burung nazar. Burung nazar harus memakan Bangkai/perjamuan suci dengan sungguh-sungguh, di situ kita akan menerima curahan Roh Kudus. Saya mencatat apa yang dikatakan oleh alm.bpk.pdt Totaijs yaitu di dalam perjamuan suci ini, kita dapat menerima kepenuhan/urapan Roh Kudus untuk membangkitkan bangkai.

Roh Kemuliaan ini bukan saja membangkitkan bangkai, tetapi Roh Kudus memberikan kekuatan baru bagi kita sehingga kita tidak tersandung, tidak letih/lesu dan tidak jatuh mengikuti YESUS sampai IA datang kembali.

Yesaya 40 : 29, 30, 31,
29. Dia memberi kekuatan kepada yang lelah dan menambah semangat kepada yang tiada berdaya.
30. Orang-orang muda menjadi lelah dan lesu dan teruna-teruna jatuh tersandung,
31. tetapi orang-orang yang menanti-nantikan TUHAN mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.

Yang lelah --> mungkin belum tersandung tetapi sudah lelah mengikut TUHAN.
Inilah kekuatan dari perjamuan suci yaitu:

TUHAN memberkati.