[cetak] Kebaktian: Lain Tanggal: Rabu Malam, 24 September 2014 Tempat: Tentena-Poso Pembicara: Pdt. Widjaja Hendra Kita kembali didalam tema Markus 13: 29b Markus 13: 29, Demikian juga, jika kamu lihat hal-hal itu terjadi, ketahuilah bahwa waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu. ‘waktunya sudah dekat, sudah di ambang pintu’ artinya waktu kedatangan YESUS kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga (Kepala/Suami) di awan-awan yang permai sudah tidak lama lagi/sudah singkat untuk mengangkat sidang jemaat yang sempurna (Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita) untuk bertemu dengan Dia dan masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba (Wahyu 19: 9). Semoga kita dapat mengerti. Dalam waktu yang sudah dekat ini kita harus mempersiapkan diri. Maafkan, yang sudah pernah menikah maupun yang sudah pernah melihat pernikahan, persiapan dalam pernikahan merupakan sesuatu yang berat. Perjamuan kawin Anak Domba adalah nikah yang rohani/nikah yang sempurna antara Kristus dengan sidang jemaat. Wahyu 19: 9, Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah." Alkitab dibuka dengan kitab Kejadian yang memuat nikah jasmani antara Adam dan Hawa yang sudah hancur sampai hari ini. Sampai dengan hari ini, sudah banyak korban nikah yang hancur. Korban perang dunia I-II dapat dihitung, tetapi korban kehancuran nikah tidak dapat dihitung. Mulai istana raja sampai kolong jembatan terjadi kehancuran nikah. Tetapi, bersyukur, alkitab ditutup dengan perjamuan kawin Anak Domba. Biarlah kita menjaga nikah-nikah kita dalam kebenaran, kesucian dan kesatuan sampai mencapai nikah sempurna. Itulah pengikutan kita kepada TUHAN. Semoga nikah yang sudah hancur dapat diperbaiki sampai mencapai nikah yang rohani. Setelah itu (Wahyu 20), kita masuk dalam kerajaan seribu tahun damai = firdaus yang akan datang. Sebenarnya manusia memang diciptakan dan diletakkan di firdaus, bukan di dunia ini. Dunia ini sebagai tempat pembuangan orang yang berdosa. Nanti kita akan kembali ke Firdaus. Sesudah itu (Wahyu 21-22), kita masuk Yerusalem Baru (‘langit baru, bumi baru’) = kerajaan surga selama-lamanya. TUHAN YESUS segera datang kembali ke dua kali, sebab itu, kita sebagai sidang jemaat harus mempersiapkan diri dalam waktu yang sudah dekat ini agar dapat menyambut kedatangan YESUS kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga di awan permai, supaya kita dapat bersama dengan Dia selama-lamanya. Apa yang harus dipersiapkan pada waktu yang sangat singkat ini? Kita harus banyak membaca, mendengar dan menuruti Firman nubuat, menjaga perasaan hati supaya tidak ada ketakutan dan kekuatiran, ini semua sudah diterangkan dalam ibadah sebelumnya. Sekarang ini kita belajar satu lagi tentang, apa yang harus dipersiapkan dalam waktu yang singkat ini. 1 Korintus 7: 29-34, 29. Saudara-saudara, inilah yang kumaksudkan, yaitu: waktu telah singkat! Karena itu dalam waktu yang masih sisa ini orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; 30. dan orang-orang yang menangis seolah-olah tidak menangis; dan orang-orang yang bergembira seolah-olah tidak bergembira; dan orang-orang yang membeli seolah-olah tidak memiliki apa yang mereka beli; 31. pendeknya orang-orang yang mempergunakan barang-barang duniawi seolah-olah sama sekali tidak mempergunakannya. Sebab dunia seperti yang kita kenal sekarang akan berlalu. 32. Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara TUHAN, bagaimana TUHAN berkenan kepadanya. 33. Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, 34. dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara TUHAN, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Ay 29 ?‘orang-orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri’ => ini bukan berarti diceraikan, diabaikan dan sebagainya, tetapi tidak terikat. Ay 32 => Yang dipersiapkan adalah kita tidak boleh ada kekuatiran lagi (ini sudah dipelajari dalam ibadah tadi pagi). Supaya tidak kuatir kita belajar pada:
Ini semua merupakan penggembalaan (kita semua harus tergembala). Tidak ada kekuatiran kalau kita hidup didalam sistem penggembalaan. Kita yang duduk, TUHAN lah yang bekerja, itulah didalam sistem penggembalaan. Coba kalau kita mempunyai kambing lalu diletakkan di kandang dan dikunci, mana bisa dia makan? Kalau sampai tidak dapat makan, ini salah yang meletakkan di kandang, sebab itu gembala harus bertanggung jawab. Begitu juga kalau kita berada didalam kandang penggembalaan (duduk dan tidak jalan kesana kemari), maka TUHAN sebagai Gembala Agung yang akan bertanggung jawab. Kita tinggal pilih: kita yang jalan, TUHAN yang duduk atau kita yang duduk, TUHAN yang bekerja? Sekarang ini, kita lanjutkan dalam ayat 33-34, Yang harus kita persiapkan dalam waktu yang sudah dekat adalah perhatian kita harus dipersiapkan:
Misalnya:
Apa yang harus diperhatikan supaya kita dapat memusatkan perhatian soal perkara TUHAN? Salah satunya adalah didalam Mazmur 107: 43. Mazmur 107: 43, Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN. Memusatkan perhatian pada perkara TUHAN artinya memusatkan perhatian pada kemurahan TUHAN. TUHAN memberi kemurahan-Nya kepada kita. Banyak kali, orang Kristen selalu ingat kemurahan TUHAN. Misalnya:
Firman penginjilan (kabar baik/susu) ini membawa orang-orang yang berdosa kepada TUHAN. Setelah itu kita mau kemana? kalau kita bertahun-tahun terus minum susu, maka pertumbuhan kita menjadi abnormal. Jadi Firman penginjilan harus ditingkatkan kepada Firman pengajaran (Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua/Kabar Mempelai/Firman nubuat). Firman pengajaran merupakan Firman yang praktis artinya Firman yang dapat langsung dipraktikkan. Praktik sehari-hari memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN:
Kita membahas tentang baptisan air dan baptisan Roh Kudus: BAPTISAN AIR. Baptisan yang benar bukan menurut gereja A, B, C dst, tetapi baptisan air yang benar adalah baptisan menurut kehendak TUHAN (Firman TUHAN) dan seperti YESUS dibaptis, kita dibaptis, sebab YESUS adalah Kepala dan kita tubuhNya. Kepala dengan tubuh harus satu baptisan. Kita berasal dari gereja apa saja, alkitabnya pasti sama, oleh sebab itu kita membaca alkitab saja dan jangan menganut ajaran atau teori-teori lainnya. Semoga kita dapat mengerti. Matius 3: 15, 16, 15. Lalu Yesus menjawab, kata-Nya kepadanya: "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah." Dan Yohanespun menuruti-Nya. 16. Sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air dan pada waktu itu juga langit terbuka dan Ia melihat Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas-Nya, Ay 15 => ‘Dan Yohanespun menuruti-Nya’ => Yohanes tahu diri. Waktu YESUS datang untuk dibaptiskan, dia berkata => ‘jangan TUHAN, TUHAN lebih tinggi dari saya’. Lalu YESUS berkata => ‘baptisan ini bukan menurut kehendak-Ku, tetapi menurut kehendak ALLAH’ Sebenarnya, YESUS tidak berdosa, sehingga tidak perlu bertobat dan tidak perlu dibaptis. Mengapa YESUS dibaptis?
Ay 16 => ‘langit terbuka’ => ada hidup baru (hidup surgawi). Baptisan air menentukan surga terbuka atau tidak (menentukan selamat atau tidak)! Baptisan air bukanlah sekedar peraturan gereja dan sebagainya. Jangan main-main dalam baptisan air dan hamba TUHAN yang melayani baptisan air juga jangan main-main. Seperti Yohanes tidak main-main saat membaptiskan YESUS. Waktu YESUS keluar dari air, bersamaan dengan itu langit terbuka. Ini juga diterangkan dalam Roma 6 (ayat diterangkan dengan ayat itulah Firman pengajaran yang benar). Roma 6: 2, 4 2. Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa, bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya? 4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru Ay 2 => Syarat masuk baptisan air yang benar yaitu bertobat (‘mati bagi dosa’), terutama mati terhadap delapan dosa (supaya kita menjadi delapan orang yang masuk dalam bahtera Nuh). Syarat baptisan air bukanlah kaya, miskin, pandai, bodoh. Hamba TUHAN membaptis anak TUHAN, bukan untuk menjadi anggota gereja, tetapi untuk menjadi anggota Tubuh Kristus. Jika membaptiskan untuk menjadi anggota gereja itu egois. Ay 4 => pelaksanaan baptisan air yang benar yaitu orang yang sudah mati terhadap dosa (bertobat), harus dikuburkan bersama YESUS dalam air di dalam nama Bapa, Anak Laki-laki dan Roh Kudus, yaitu TUHAN YESUS Kristus. Setelah itu keluar dari air (bangkit dari air) bersama YESUS, lalu langit terbuka (Matius 3: 16), sehingga mendapatkan hidup baru (hidup surgawi). Kalau dulu, Abraham disunat untuk mendapatkan nama ALLAH. Jadi sunat itu sekarang menunjuk baptisan air. Pada jaman Nuh, bahtera Nuh itu sekarang menunjuk pada baptisan air. 1 Petrus 3: 20, 21, 20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu. 21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus, Kolose 2: 11, 12, 11. Dalam Dia kamu telah disunat, bukan dengan sunat yang dilakukan oleh manusia, tetapi dengan sunat Kristus, yang terdiri dari penanggalan akan tubuh yang berdosa, 12. karena dengan Dia kamu dikuburkan dalam baptisan, dan di dalam Dia kamu turut dibangkitkan juga oleh kepercayaanmu kepada kerja kuasa Allah, yang telah membangkitkan Dia dari orang mati. Ay 11 => ‘penanggalan akan tubuh yang berdosa’ => bertobat. 'disunat' => dikuburkan dalam baptisan air. Karena disunat, ABRAM diganti menjadi ABRAHAM. Ini mendapat nama ALLAH (Jehuvah atau Yahwe diperjanjian lama). Sekarang, disunat sama dengan dikuburkan bersama YESUS dalam air (dibaptis dalam air) dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus (TUHAN YESUS Kristus). Ini mendapatkan nama juga. Semoga kita mengerti. Begitu keluar dari air bersama YESUS, langit terbuka, maka kita mendapatkan hidup baru itulah hidup surgawi = hidup dalam kebenaran. Kalau surga dihitung dari besarnya kekayaan atau besarnya gedung gereja, berarti kecil sekali surganya orang Kristen, sebab orang di luar YESUS jauh lebih kaya dan gedungnya lebih besar lagi. Semoga kita dapat mengerti. Mau kaya atau miskin, tidak ada masalah, YESUS juga miskin bahkan kuburanpun tidak punya, tetapi YESUS adalah Manusia Surgawi. Jadi ukuran surga adalah benar atau tidak (hidup dalam kebenaran). Semua aspek kehidupan kita harus benar. Pribadi (KTP), berlalu lintas (SIM, helm), di kantor benar (tidak korupsi), di Sekolah benar (tidak menyontek), pelayanan benar, nikah benar dan dimana-mana kita harus benar. Semoga kita dapat mengerti. Kalau kita hidup dalam kebenaran, maka langit akan terbuka ('carilah dulu kerajaan Surga dan kebenarannya'). Tidak benar sedikit saja, langit akan tertutup. Contohnya: TUHAN perintahkan Musa membuat tabernakel dengan ukuran yang sama persis dengan kehendak TUHAN (tidak boleh berbeda sedikitpun). Kalau sudah hidup benar, kita bisa menjadi senjata kebenaran. Roma 6: 18, 13 18. Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran. 13. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkanlah dirimu kepada Allah sebagai orang-orang, yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup. Dan serahkanlah anggota-anggota tubuhmu kepada Allah untuk menjadi senjata-senjata kebenaran. Ayat 18 => hamba kebenaran. Setelah kita hidup benar, barulah kita dapat dipakai oleh TUHAN. Kalau masih belum benar (rusak), kita tidak akan dapat dipakai. Banyak pelayanan kita hanya seperti bayangan (ilusi). Sepertinya melayani dan seperti di awan-awan, padahal tidak bergerak karena tidak benar. Maaf, saya juga dikoreksi, kalau saya ada kesalahan tetapi tidak diperbaiki, lalu saya berkotbah, mau kemana jemaat akan dibawa? Hidup benar itu bagaikan peluru. Senjata kebenaran itu bagaikan senjata (‘pelor’). Kalau pembicaranya hidup benar (senjata kebenaran), jemaat yang datang dengan tidak benar tetapi ditembaki kebenaran, satu waktu jemaat akan hidup benar juga. Kalau pembicaranya dalam fellowship tidak benar (ajarannya, tahbisan, nikah, keuangan tidak benar), jemaat yang datang hidup benar, ditembaki dengan yang tidak benar, justru pulang menjadi tidak benar. Panitia dan pembicara bertanggung jawab dihadapan TUHAN, mau dibawa kemana sidang jemaat? Kalau melayani TUHAN, dengan tujuan untuk bertobat ini salah besar. Jadi hidup benar harus bertobat terlebih dahulu, setelah itu melayani TUHAN (menjadi pemain musik dan sebagainya). Kalau hidup kita tidak benar, tetapi kita melayani, ini berarti kita menipu. Kalau kita menipu jemaat, maka menjadi hutang darah yang tidak dapat dibayar sekalipun sampai masuk dalam neraka. Kalau neraka itu bayaran hukuman dosa, itu masih enak. Setelah tiga tahun di neraka, lalu diangkat lagi. Tetapi ini selama-lamanya di neraka, ini berarti tidak dapat dilunaskan (neraka tidak dapat melunaskan hutang darah kita). Ini keras tetapi untuk kemuliaan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti. Senjata kebenaran = imam-imam dan raja-raja adalah:
Sebenarnya, iman dan raja hanya untuk orang Israel. Kalau bangsa kafir dapat menjadi imam dan raja, itu adalah kemurahan TUHAN. Keluaran 19: 6, Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel." Yang layak untuk menjadi imam dan raja adalah orang Israel asli dan keturunannya. 1 Petrus 2: 9, 10, 9. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib: 10. kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan. Ay 9 ?‘imamat yang rajani’? imam dan raja (senjata kebenaran). Ay 10 => ‘bukan umat Allah’ => bangsa kafir. Secara jalur keturunan, bangsa kafir tidak dapat menjadi imam dan raja. Tetapi, TUHAN membuka lewat jalur kemurahan (belas kasihan) seharga kurban Kristus di kayu salib. Jadi, harga ibadah pelayanan bangsa kafir adalah seharga Darah YESUS (Kurban Kristus). Kalau bangsa Israel, harga ibadah pelayanan mereka seharga hukuman TUHAN atas bangsa Mesir. Bangsa Mesir dihukum sebanyak sepuluh kali, sehingga bangsa Israel dapat keluar dari Mesir dan beribadah kepada TUHAN. Itu sebabnya hargai sungguh-sungguh jabatan dari TUHAN! 2 Korintus 4: 1, Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Kalau jabatan pelayanan yang kita terima (sebagai gembala, pemain musik, penerima tamu dsb) adalah kemurahan TUHAN yang seharga Darah YESUS, kita tidak akan pernah tawar hati, tidak akan pernah mundur sampai garis akhir. Mundur dengan alasan apapun, itu sebenarnya ia sudah keluar dari kemurahan TUHAN. Semoga kita dapat mengerti. Pertahankanlah jabatan pelayanan sampai dengan garis akhir. Rasul Paulus untuk mencapai garis akhir, dia sampai tidak menghiraukan nyawanya, apalagi kalau cuma waktu, tenaga, umur, kesehatan dll. Dalam ibadah tadi pagi kita sudah mendengar, karena Roh Kudus, sekali-pun semakin tua, tetapi kita semakin setia dan berkobar-kobar. Kisah Para Rasul 20: 24, Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh TUHAN Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah. Garis akhir adalah sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan TUHAN yang ke dua kali. Hidup benar ditambah senjata kebenaran = orang benar. Inilah cita-cita hidup kita. Tadi sudah dijelaskan, tujuan hidup kita dalah bertobat. Cita-cita kita mungkin banyak, tetapi cita-cita tertinggi adalah menjadi orang benar. Mazmur 37: 25, 26, 25. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; 26. tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat. Ay 25 => inilah pengakuan raja Daud. Jadi orang benar itu diberkati sampai ke anak cucu dan menjadi berkat bagi orang lain. Maaf, kita jangan berlomba-lomba mau mewariskan yang lain-lain buat anak kita (gereja dll). Kebenaran inilah yang harus diwariskan kepada anak cucu. Sebab dengan kebenaran, mereka akan diberkati TUHAN dan menjadi berkat sampai hidup kekal. Kalau gereja yang diwariskan, nanti gereja itu dapat dijual. Tentunya mewariskan gereja itu tidaklah mengapa, kalau ini memang kehendak dari TUHAN. Kalau semuanya sudah tidak ada, maka anaknya lah yang melanjutkan. Semoga kita dapat mengerti. BAPTISAN ROH KUDUS Kisah Para Rasul 2: 1- 4, 1. Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. 2. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; 3. dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. 4. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya. Pencurahan Roh Kudus dimulai dari loteng Yerusalem sampai dengan hari ini. Memang dulu, dalam perjanjan lama (hukum taurat), ada minyak urapan yang kudus, yang terbuat dari minyak zaitun dan rempah-rempah untuk mengurapi (minyak dituang di kepala) raja, nabi, imam. Tetapi sekarang ini sudah digenapkan. Sejak di loteng Yerusalem sampai dengan sekarang ini pencurahan Roh Kudus itu berasal dari surga. Jadi YESUS mati, bangkit dan naik ke surga untuk mencurahkan Roh Kudus ‘lebih baik Aku pergi, sebab jika Aku tidak pergi, Roh itu tidak akan dicurahkan’ (Yohanes 16: 7). YESUS pergi = YESUS mati, bangkit dan naik ke surga. Jadi sekarang tidak lagi memakai minyak untuk mengurapi. Kalau memakai minyak, daripada kita berpuasa dll, lebih baik kita ke Israel dan membeli minyak urapan, tetapi sekarang bukan itu lagi. Minyak urapan dari surga ini bisa diterima di dalam kesucian. Urapan dengan kesucian satu level. Semakin kita disucikan, kita semakin diurapi. Urapan dengan percikan darah juga satu level. Semakin hebat percikkan darah yang kita alami (ujian karena YESUS/sengsara daging karena YESUS), semakin hebat urapan Roh Kudus yang kita terima. Jadi kalau kita mau menerima minyak urapan, harus dalam kesucian dan dalam percikkan darah. Kalau kita belajar tentang loteng Yerusalem, Yerusalem itu berarti hati damai sejahtera. Urapan Roh Kudus juga dikaitkan dengan hati damai. Kalau suci, damai dan ditambah dengan percikkan darah, maka disitu benar-benar ada Roh Kemuliaan (Roh Kudus) dicurahkan. Dulu, imam besar Harun masuk ke ruangan maha suci satu tahun sekali membawa dupa dan darah, lalu dipercikkan dan terjadi sinar kemuliaan (Shekinah Glory). Ini ada didalam Keluaran 25 tentang tabernakel. Sekarang ini menunjuk Roh Kemuliaan (Roh Kudus). Di loteng Yerusalem, Roh Kudus dicurahkan dalam bentuk lidah-lidah api. Murid-murid sangat membutuhkan lidah-lidah api. Tanpa Roh Kudus, murid-murid (rasul-rasul) tidak dapat berbuat apa-apa. Petrus menyangkal TUHAN, Tomas tidak percaya TUHAN dan murid-murid lainnya meninggalkan TUHAN saat diperhadapkan pada sengsara. Tanpa Roh Kudus, mereka yang orang Israel asli saja tetap tidak mampu, apalagi kita bangsa kafir? Tanpa Roh Kudus, kita hanya seperti anjing dan babi (binatang haram).
Sebab itu, sekarang ini kita mohon curahan Roh Kudus! Kisah Rasul 10: 45, Dan semua orang percaya dari golongan bersunat yang menyertai Petrus, tercengang-cengang, karena melihat, bahwa karunia Roh Kudus dicurahkan ke atas bangsa-bangsa lain juga, Roh Kudus juga merupakan kemurahan TUHAN (kasih karunia TUHAN). Kita terima minyak urapan Roh Kudus dengan hati damai, suci dan yang sangat menderita karena YESUS. Kalau kita menderita karena dosa, kita harus mengaku dosa. Kalau kita menderita karena pelayanan, karena Firman, kita harus bersabar. Hari ini juga Roh Kudus akan menolong kita. Kegunaan Roh Kudus bagi bangsa kafir:
TUHAN memberkati. |