Ibadah Doa Malang, 07 Mei 2020 (Kamis Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 11:6
11:6. Mereka mempunyai kuasa menutup langit, supaya jangan turun hujanselama mereka bernubuat; dan mereka mempunyai kuasa atas segala air untuk mengubahnya menjadi darah, dan untuk memukul bumi dengan segala jenis malapetaka, setiap kali mereka menghendakinya.

Ini adalah kuasa dari dua saksi:
  1. Kuasa untuk menutup langit, supaya jangan turun hujan = kuasa dari Elia (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Malang, 26 April 2020sampai Ibadah Doa Malang, 30 April 2020).

  2. Kuasa untuk mengubah air menjadi darah = kuasa dari Musa (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 03 Mei 2020).

ad. 2. Kuasa dari Musa
Air menjadi darah merupakan tulah pertama dari Tuhan atas Firaun dan Mesir.

Keluaran 7:16-17
7:16.Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.
7:17.Sebab itu beginilah firman TUHAN: Dari hal yang berikut akan kauketahui, bahwa Akulah TUHAN. Lihat, dengan tongkat yang di tanganku ini akan kupukul air yang di sungai Nil dan air itu akan berubah menjadi darah,

Tulah pertama terjadi karena dua hal:
  1. Firaun tidak mau mendengar dan dengar-dengaran pada firman Allah, tidak mau beribadah, sama dengan melawan kebenaran, tidak mengasihi Tuhan.

  2. Firaun memperbudak Israel, sama dengan menyakiti dan menyiksa sesama, tidak mengasihi sesama.
    Hati-hati, jangan sampai menyakiti sesama dalam nikah, sesama imam, sesama iman, karena ada tulahnya.
Jadi tulah pertama terjadi karena Firaun dan Mesir tidak memiliki kasih, sama dengan menolak salib, tidak menghargai salib.
Akibatnya adalah Musa memukulkan tongkatnya ke dalam air sehingga menjadi darah.

Air menjadi darah artinya:
Oleh sebab itu kita harus menghargai, meninggikan korban Kristus/ salib Kristus, supaya kita terlepas dari tulah pertama.
Praktiknya:
  1. Rela sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa dan menuruti kehendak daging, sehingga kita bisa menuruti kehendak Allah. Kita bisa taat dengar-dengaran apapun resikonya, sama dengan mengasihi Tuhan.
    1 Petrus 4:1-2
    4:1.Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
    4:2.supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

  2. Rela sengsara daging untuk beribadah melayani Tuhan, setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, sama dengan mengasihi Tuhan.
    2 Korintus 6:4-10
    6:4.Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah, yaitu: dalam menahan dengan penuh kesabaran dalam penderitaan, kesesakan dan kesukaran,
    6:5.dalam menanggung dera, dalam penjara dan kerusuhan, dalam berjerih payah, dalam berjaga-jaga dan berpuasa;
    6:6.dalam kemurnian hati, pengetahuan, kesabaran, dan kemurahan hati; dalam Roh Kudus dan kasih yang tidak munafik;
    6:7.dalam pemberitaan kebenaran dan kekuasaan Allah; dengan menggunakan senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela
    6:8.ketika dihormati dan ketika dihina; ketika diumpat atau ketika dipuji; ketika dianggap sebagai penipu, namun dipercayai,
    6:9.sebagai orang yang tidak dikenal, namun terkenal; sebagai orang yang nyaris mati, dan sungguh kami hidup; sebagai orang yang dihajar, namun tidak mati;
    6:10.sebagai orang berdukacita, namun senantiasa bersukacita; sebagai orang miskin, namun memperkaya banyak orang; sebagai orang tak bermilik, sekalipun kami memiliki segala sesuatu.

  3. Rela sengsara daging untuk berbuat baik, tidak merugikan dan menyakiti sesama, tidak membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan. Ini sama dengan mengasihi sesama.
    1 Petrus 3:17
    3:17.Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.

Tongkat Musa gambaran dari salib.
Tadi, kalau kita tidak menghargai salib, tongkat akan dipukulkan ke bawah, ke air.
Sekarang, kalau kita menghargai salib, mengasihi Tuhan dan sesama, tongkat akan diangkat ke atas untuk memukul gunung batu, sehingga keluar air.

Keluaran 17:3-7
17:3.Hauslah bangsa itu akan air di sana; bersungut-sungutlah bangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
17:4.Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan batu!"
17:5.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nildan pergilah.
17:6. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb;
haruslah kaupukul gunung batu itudan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.
17:7. Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

Gunung batu menunjuk pada Yesus.
'gunung batu dipukul'= Yesus rela sengsara sampai mati di kayu salib untuk memberikan air Roh Kudus kepada kita.
Jadi, kalau kita meninggikan salib, Tuhan akan memberikan air Roh Kudus kepada kita. Kalau tidak, air akan menjadi darah. Tinggal pilih.

Kegunaan Roh Kudus:
  1. Memberikan kepuasan Sorga untuk menghapus segala kehausan atau ketidakpuasan di padang gurun dunia.
    Tidak puas ini yang membawa pada dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan (kawin campur, kawin cerai, dan kawin-mengawinkan).

    Mari, minta kepuasan dari Roh Kudus, mulai dari kepuasan dalam ibadah pelayanan dan nikah, supaya kita mengalami kepuasan dalam segala hal.
    Kalau ada kepuasan, kita akan selalu mengucap syukur kepada Tuhan, tidak saling menyalahkan lagi tetapi saling mengaku dan mengampuni. Mengapa sering bertengkar? Karena tidak ada kepuasan.

    Kita tidak perlu lagi bahkan tidak mau lagi mencari kepuasan dunia yang menjerumuskan kita dalam dosa dan puncaknya dosa. Kita bisa tenang di rumah tangga dan kandang penggembalaan. Di situlah kita mendapatkan segala-galanya, bahkan menjadi saksi Tuhan.

  2. Roh Kudus sanggup mengadakan mujizat.
    1. Mujizat rohani adalah keubahan hidup dari keras hati menjadi hati lembut.
      Keras hati sama dengan bimbang terhadap pribadi Tuhan/ firman dan kuasa Tuhan--'Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?'.

      Keluaran 17:7
      17:7.Dinamailah tempat itu Masa dan Meriba, oleh karena orang Israel telah bertengkar dan oleh karena mereka telah mencobai TUHAN dengan mengatakan: "Adakah TUHAN di tengah-tengah kita atau tidak?"

      Kalau bimbang dan kuatir, pasti tidak jujur dan tidak percaya, menyembunyikan sesuatu, sehingga menjadi sarang penyamun.

      Hati lembut artinya jujur dan percaya apa pun resikonya. Kita menjadi rumah doa dan bisa menyembah Tuhan.

    2. Mujizat jasmani dari tidak ada menjadi ada untuk memelihara hidup kita, yang mustahil menjadi tidak mustahil.

    3. Jika Tuhan datang kembali, Roh Kudus menyempurnakan kita. Kita menjadi rumah doa terbesar di awan-awan yang permai. Kita menyambut kedatangan Yesus kedua kali untuk bersama Dia selamanya di Yerusalem baru.

Tuhan memberkati.