Ibadah Doa Malang, 13 Januari 2009 (Selasa Sore)

Matius 24:29-31adalah keadaan pada waktu kedatangan Yesus yang kedua kali:
  1. Matius 24:29, terjadi kegoncangan dan kegelapan menimpa bumi = terjadi badai maut di bumi, untuk membinasakan manusia termasuk anak-anak Tuhan.
  2. Matius 24:30, Yesus tampil dalam kemuliaan sebagai Raja di atas segala raja, sebagai Mempelai Pria Surga di awan-awan yang permai.
Jadi, Yesus tampil dengan kuasa kemuliaan untuk menolong gereja Tuhan menghadapi badai maut di bumi, sampai puncaknya yaitu menghadapi antikris dan kiamat, neraka.

Ada 2 macam kuasa kemuliaan Tuhan:
  1. Kuasa kemuliaan di atas gunung, untuk menghadapi badai maut penyakit ayan.
  2. Kuasa kemuliaan dalam dua sayap burung nazar yang besar.
ad. 2. Kuasa kemuliaan dalam dua sayap burung nazar yang besar.
Wahyu 12:14.
Kegunaan dua sayap burung nazar yang besar adalah untuk menyingkirkan gereja Tuhan ke padang gurung selama 3,5 tahun, jauh dari mata ular (antikris). Puncak badai adalah antikris. Kalau kita bisa ditolong dari puncaknya badai, maka berarti kuasa kemuliaan dalam dua sayap burung nazar yang besar mampu menolong kita dari badai maut apapun di bumi ini.

Daniel 9:24-27.
Daniel menubuatkan tentang akhir jaman, yaitu tentang datangnya antikris dan tentang penyingkiran gereja Tuhan. Yang perlu kita pelajari adalah apa yang akan terjadi dalam satu kali tujuh masa yang merupakan tujuh masa terakhir, atau tujuh masa yang ketujuhpuluh.

Dalam tujuh masa yang terakhir, ada kejadian-kejadian penting yang kita alami, yang dapat dibagi menjadi 2 bagian:
  1. 3.5 tahun pertama
    Daniel 9:24, ada 3 hal, yaitu:
    1. untuk melenyapkan kefasikan,
    2. untuk mengakhiri dosa,
    3. untuk menghapus kesalahan.
    Ini menunjuk pada masa penyucian terakhir, masa penebusan terakhir bagi gereja Tuhan.
    Pada masa penyucian terakhir ini, Tuhan akan mencurahkan firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus untuk menyucikan gereja Tuhan dari dosa-dosa yang tersembunyi, dari dosa-dosa yang tidak disadari, sampai gereja Tuhan tidak bercacat cela.

    Masa penyucian terakhir ini sangat singkat. Kita harus memanfaakan kesempatan untuk tergembala, sebab dalam penggembalaan kita mengalami penyucian secara intensif. Ditambah lagi dalam kebaktian kunjungan atau fellowship yang benar, kita akan mengalami penyucian yang lebih mendalam.

    Sikap kita menghadapi masa penyucian adalah mengakui dosa-dosa kitayang ditunjukkan oleh firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus, sehingga kita mengalami penebusan dari segala dosa dan kejahatan sampai tak bercacat cela.

    Jadi, di hari-hari yang terakhir ini, gereja Tuhan harus hidup dalam suasana penyucian!

  2. 3.5 tahun yang kedua
    Gereja Tuhan yang sempurna akan mengalami penyingkiranke padang gurun selama 3.5 tahun.

    Wahyu 12:1.
    Gereja Tuhan yang sempurna tiada bercela = tidak ada lagi kefasikan, dosa, atau kejahatan yang bisa ditunjuk oleh Tuhan, sesama, atau setan. Ini digambarkan sebagai perempuan dengan terang matahari, bulan, dan bintang, tidak ada kegelapan sedikitpun.

    Wahyu 12:14.
    Bersamaan dengan perempuan ditampilkan, antikris juga akan ditampilkan. Perempuan gereja Tuhan yang sempurna akan dikaruniakan dua sayap burung nazar yang besar untuk disingkirkan ke padang belantara selama 3.5 tahun, sementara antikris menguasai bumi. Antikris akan datang dengan sayap kekejian untuk menguasai bumi selama 3.5 tahun untuk menyiksa dan membunuh gereja Tuhan yang tertinggal, yang tidak punya sayap, yang tidak mau masuk masa penyucian. Kalau tidak mau masak penyucian, tidak akan bisa masuk masa penyingkiran.

    Daniel 9:24, apa yang kita alami dalam penyingkiran?
    1. Untuk mendatangkan keadilan yang kekal, yang tidak bisa diganggu gugat lagi oleh apapun juga.

    2. Untuk mengalami penggenapan pembukaan rahasia firman, firman pengajaran yang benar sudah mendarah daging dalam hidup kita.
      Nanti di padang belantara, makanan kita hanyalah firman pengajaran dan Perjamuan Suci.

    3. Untuk mengalami urapan maha kudus, urapan Roh Kudus.
      Salah satu tanda kepenuhan Roh Kudus memang adalah berbahasa Roh, tetapi harus dilanjutkan.

      Yesaya 11:1-3, tanda urapan Roh Kudus adalah takut akan Tuhan.
      Prakteknya:
      1. Amsal 8:13, membenci dosa, tidak melakukan dosa, sampai membenci dusta.
        Dalam nikah (suami-istri, anak-orang tua) kalau ada dusta, itu adalah yang paling pahit dalam hidup. Juga dalam penggembalaan kalau ada dusta, itu pahit.
        Jangan takut pada manusia sampai berdusta, lebih baik takut pada Tuhan!
        Berdusta itu termasuk melalukan perintah setan, dan akan menuju kebinasaan.

      2. Wahyu 14:7, memuliakan Tuhan:
        • Lewat ibadah pelayanan yang benar, yang setia dan sungguh-sungguh.
        • Lewat kehidupan kita yang taat dengar-dengaran dalam segala hal.
          Tidak taat = memilukan hati Tuhan.
      3. Menyembah Tuhan.
      Hasil takut akan Tuhan:
      1. Mengalami kuasa penciptaan Tuhan, yang mampu menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, mampu memelihara kehidupan kita di tengah badai maut. Kuasa penciptaan Tuhan juga menjadikan yang mustahil menjadi tidak mustahil, menolong kita di tengah badai, menyelesaikan dan meneduhkan badai maut yang melanda.
      2. Keluaran 1:17,20, mengalami kuasa penciptaan Tuhan untuk menjadikan segala sesuatu baik.
        Bagi hamba Tuhan, akan ada pertambahan jiwa-jiwa.
      3. Keluaran 1:21, masuk Pesta Nikah Anak Domba Allah, mengalami kuasa penciptaan yaitu kuasa pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani dan mengalami kuasa pengangkatan ke awan-awan yang permai, masuk Pesta Nikah Anak Domba, sampai masuk Yerusalem Baru, bersama Tuhan selamanya. Secara jasmani juga diijinkan masuk rumah tangga yang baik di hadapan Tuhan.
Tuhan memberkati.