Ibadah Doa Malang, 21 Oktober 2021 (Kamis Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 14 terkena pada tujuh percikan darah di depan Tabut Perjanjian. Ini menunjuk pada sengsara daging gereja Tuhan bersama dengan Yesus, yang merupakan penyucian terakhir bagi gereja Tuhan untuk mencapai kualitas tidak bercela, kesempurnaan.

Wahyu 14 terbagi menjadi tiga bagian:
  1. Ayat 1-5 = pengikutan gereja Tuhan terhadap Yesus sebagai Anak Domba Allah (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 15 Agustus 2021sampai Ibadah Doa Malang, 14 Oktober 2021).
    Pengikutan gereja Tuhan terhadap Yesus adalah pengikutan yang ditandai dengan percikan darah/ jalan salib, sehingga mengalami peningkatan penyucian, kekuatan, urapan Roh Kudus, berkat Tuhan, pertolongan, sampai mencapai bukit Sion (kualitas kesempurnaan sebagai kualitas mempelai wanita Sorga), bahkan sampai Yerusalem baru

  2. Ayat 6-13 = penghakiman (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 17 Oktober 2021).

  3. Ayat 14-20 = penuaian di bumi.
ad. 2.
Wahyu 14:6
14:6. Dan aku melihat seorang malaikat lainterbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekaluntuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum,

Malaikat pertama adalah malaikat yang memberitakan Injil yang kekal kepada seluruh bangsa, kaum, dan bahasa (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 17 Oktober 2021).
Malaikat menunjuk pada gembala sidang yang memberitakan Injil yang kekal pada sidang jemaat dalam tiga tingkatan:
  1. Injil keselamatan/ firman penginjilan/ kabar baik yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali untuk menyelamatkan manusia berdosa, khususnya bangsa kafir, supaya bisa menjadi dombanya Tuhan.

  2. Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/ firman pengajaran/ kabar mempelai untuk menyucikan sidang jemaat menjadi imam-imam dan raja-raja, sampai pada kesempurnaan.

  3. Injil yang kekal, yaitu kabar baik ditambah kabar mempelai, sama dengan firman penggembalaan untuk membawa sidang jemaat pada kehidupan kekal di kerajaan Sorga.
    Kalau menolak, akan mengalami penghukuman Tuhan selamanya.

Praktik hidup kekal sehari-hari:
Wahyu 14:7
14:7.dan ia berseru dengan suara nyaring: "Takutlah akan Allahdan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Diayang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air."
  1. Takut akan Tuhan (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 17 Oktober 2021).
  2. Memuliakan Tuhan (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 19 Oktober 2021).
  3. Menyembah Tuhan sebagai Sang Pencipta.
Kita belajar tentang menyembah Tuhan. Kalau malas atau bosan dalam menyembah, berarti kekal di penghukuman.

Gemar menyembah Tuhan sebagai Pencipta, artinya:
  1. Kita berlutut, merendahkan diri serendah-rendahnya, untuk menyembah Yesus sebagai Gembala Agung.
    Mazmur 95:6-7
    95:6.Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN yang menjadikan kita.
    95:7.Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nyadan kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu mendengar suara-Nya!

    Sehingga:
    • Kita bisa menjadi dombanya Tuhan yang tergembala dengan benar dan baik.
      Syarat tergembala adalah:
      1. Selalu berada di dalam kandang penggembalaan, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
        1. Pelita emas = ketekunan dalam ibadah raya, persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
        2. Meja roti sajian = ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci, persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan korban Kristus.
        3. Mezbah dupa emas = ketekunan dalam ibadah doa, persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

      2. Taat dengar-dengaran pada suara gembala.
        Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal. Kita tidak bisa dijatuhkan dalam dosa-dosa kecuali kita sendiri yang mau jatuh. Kita tidak bisa disesatkan oleh ajaran palsu.
        Tidak jatuh dan tidak sesat sama dengan mengalami damai sejahtera.

    • Kita mengaku bahwa kita domba-domba sembelihan, yang hanya satu langkah jaraknya dengan maut, sehingga kita terdorong untuk menyerah sepenuh pada Gembala Agung. Kita mengulurkan tangan dan Dia mengulurkan tangan belas kasih-Nya untuk melindungi dan memelihara kita secara berkelimpahan sampai kita berkata 'takkan kekurangan aku', kesempurnaan.

      Wahyu 7:17
      7:17.Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan merekadan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

      Tangan Tuhan juga menuntun kita ke Yerusalem baru. Artinya kita dituntun ke mata air kehidupan, tidak pernah kering tetapi selalu mengasihi Tuhan dan sesama. Kemudian dituntun ke masa depan berhasil dan indah, sampai Yerusalem baru, kandang penggembalaan terakhir.

  2. Kita harus berhiaskan kekudusan, hidup dalam kesucian dan menjadi imam dan raja, untuk menyembah Yesus sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga dengan suara "Haleluya".
    Yesaya 43:15
    43:15.Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."

    Yesaya 54:5
    54:5.Sebab yang menjadi suamimuialah Dia yang menjadikan engkau, TUHAN semesta alam nama-Nya; yang menjadi Penebusmu ialah Yang Mahakudus, Allah Israel, Ia disebut Allah seluruh bumi.

    Mazmur 96:9-10
    96:9.Sujudlah menyembahkepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!
    96:10.Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja!Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

    Kalau kita menyembah Yesus sebagai Raja, maka Dia sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga akan membuka pintu langit untuk mencurahkan hujan Roh Kudus yang berlimpah-limpah untuk berkarya di tengah-tengah kita, dan tulah tidak akan ada lagi.

    Zakharia 14:17-18
    14:17.Tetapi bila mereka dari kaum-kaum di bumi tidakdatang ke Yerusalem untuk sujud menyembah kepada Raja, TUHAN semesta alam, maka kepada mereka tidak akan turun hujan.
    14:18. Dan jika kaum Mesir
    tidak datang dan tidak masuk menghadap, maka kepada mereka akan turun tulahyang ditimpakan TUHAN kepada bangsa-bangsa yang tidak datang untuk merayakan hari raya Pondok Daun.

    Urapan dan kepenuhan Roh Kudus adalah tanda kita bebas dari tulah/ hukuman Tuhan.

    Hasilnya adalah:
Tuhan memberkati.