Ibadah Doa Puasa Malang Session I, 21 Oktober 2014 (Selasa Pagi)

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Keluaran 25:18-20
25:18 Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu.
25:19 Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya.
25:20 Kerub-kerub itu harus mengembangkan kedua sayapnya ke atas, sedang sayap-sayapnya menudungi tutup pendamaian itu dan mukanya menghadap kepada masing-masing; kepada tutup pendamaian itulah harus menghadap muka kerub-kerub itu.


Tutup pendamaian menunjuk pada Yesus/ Anak Allah.
Dua kerub dari emas menunjuk pada Allah Bapa dan Allah Roh Kudus.
Dua sayap dari kerub menudungi tutup pendamaian dan peti, menunjuk pada perlindungan dan pemeliharaan Tuhan.
Muka kerub menghadap pada tutup pendamaian, artinya Allah Bapa dan Allah Roh Kudus menjadi saksi bahwa Yesus sudah menjadi korban pendamaian (ada 7 percikan darah di tutup peti, menunjuk sengsara Yesus sampai mati di kayu salib).

Kejadian 3:24
3:24 Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyala beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.

Sesudah Adam dan Hawa berbuat dosa dan telanjang, maka mereka diusir dari Taman Eden ke dunia. Sejak itu, pintu ke Taman Eden dijaga oleh pedang yang menyala-nyala dan menyambar-nyambar, yaitu pedang penghukuman. Yesus sudah kena pedang penghukuman, taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib, untuk membuka pintu ke Taman Eden. Kita harus taat dengar-dengaran pada pedang penyucian sampai daging tidak bersuara, untuk bisa masuk ke Taman Eden. Kalau masih ada keinginan, pasti tidak bisa taat. Taat sama dengan suasana Firdaus, tidak taat sama dengan suasana neraka.

Ibrani 4:12
4:12 Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua manapun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.

Kalau taat dengar-dengaran pada pedang firman, maka kita mengalami penyucian hati, sehingga pikiran dan perbuatan sampai seluruh hidup juga disucikan.

Matius 15:19
15:19 Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.

Kalau hati disucikan, maka mata bisa memandang Tuhan, dan bisa menyembah Tuhan.

Matius 5:8
5:8 Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.

Hasil mata memandang Tuhan:
  1. Mengalami kepuasan dan kebahagiaan Surga, mengalami pemeliharaan secara langsung dari Tuhan, jasmani dan rohani.
    Mazmur 17:15
    17:15 Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

    Kita dipelihara secara berkelimpahan, sampai mengucap syukur kepada Tuhan.

  2. Kuat dan teguh hati, tidak goyah.
    Mazmur 16:8
    16:8 Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

    Kuat dan teguh hati bagaikan 4 pilar:
    • Berpegang teguh pada firman pengajaran yang benar dan taat dengar-dengaran.
    • Tetap hidup benar apa pun resikonya.
    • Tidak kecewa, tidak putus asa, tidak tinggalkan Tuhan menghadapi apa pun juga, tetapi tetap setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan sampai garis akhir.
    • Tetap menyembah Tuhan.

    1 Tawarikh 19:13
    19:13 Kuatkanlah hatimu dan marilah kita menguatkan hati untuk bangsa kita dan untuk kota-kota Allah kita. TUHAN kiranya melakukan yang baik di mata-Nya.”

    Maka Tuhan yang akan menjadikan semua baik pada waktuNya, sampai kekal selamanya.

  3. Tangan belas kasih Tuhan diulurkan kepada kita untuk mengadakan mujizat, yang mustahil menjadi tidak mustahil.
    Mazmur 123:1-2
    123:1 Nyanyian ziarah. Kepada-Mu aku melayangkan mataku, ya Engkau yang bersemayam di sorga.
    123:2 Lihat, seperti mata para hamba laki-laki memandang kepada tangan tuannya, seperti mata hamba perempuan memandang kepada tangan nyonyanya, demikianlah mata kita memandang kepada TUHAN, Allah kita, sampai Ia mengasihani kita.


    Mujizat jasmani terjadi, mujizat rohani juga terjadi, yaitu keubahan hidup. Sampai jika Yesus datang kedua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia, mata memandang Dia, muka dengan muka, berseru "Haleluya", dan kita bersama Dia selamanya.


Tuhan memberkati.