Ibadah Doa Surabaya, 20 April 2018 (Jumat Sore)

Bersamaan dengan doa puasa session III

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Keluaran 8:
=> tulah keempat: lalat pikat.
Ada sepuluh tulah dalam Kitab Keluaran mulai dari katak--binatang yang keluar dari dalam air; binatang buas dari dalam laut--menunjuk pada antikris, kemudian nyamuk--keluar dari bumi; binatang buas dari bumi--menunjuk pada nabi palsu, dan lalat pikat--binatang di udara--, menunjuk pada naga merah padam/setan.
Kita sudah belajar tentang lalat pikat.

Keluaran 8: 25-32
8:25. Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini."
8:26. Tetapi Musa berkata: "Tidak mungkin kami berbuat demikian, sebab korban yang akan kami persembahkan kepada TUHAN, Allah kami, adalah kekejian bagi orang Mesir. Apabila kami mempersembahkan korban yang menjadi kekejian bagi orang Mesir itu, di depan mata mereka, tidakkah mereka akan melempari kami dengan batu?
8:27. Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami."
8:28. Lalu kata Firaun: "Baik, aku akan membiarkan kamu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di padang gurun; hanya janganlah kamu pergi terlalu jauh. Berdoalah untuk aku."
8:29. Lalu kata Musa: "Sekarang aku keluar meninggalkan tuanku dan akan berdoa kepada TUHAN, maka
pikatitu akan dijauhkan besok dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; hanya janganlah Firaun berlaku curang lagi dengan tidak membiarkan bangsa itu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN."
8:30. Sesudah itu keluarlah Musa meninggalkan Firaun, lalu berdoa kepada TUHAN.
8:31. Dan TUHAN membuat seperti yang dikatakan Musa:
pikat itu dijauhkan-Nya dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; seekorpun tidak ada yang tinggal.
8:32. Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati;
ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.

Ayat 26 = lembu adalah dewanya orang Mesir, kalau dipersembahkan di Mesir oleh orang Israel, bisa kacau.
'pikat' = lalat pikat; tabuhan.

Firaun gambaran dari setan yang menyerang soal ibadah termasuk penggembalaan. Bangsa Israel mau keluar dari Mesir untuk beribadah kepada Tuhan. Pada mulanya dihalangi, setelah terkena tulah-tulah, akhirnya boleh ibadah, tetapi masih dihalangi (masih tawar-menawar).

Tujuan Firaun menghalangiadalah supaya Israel--sekarang hamba/pelayan Tuhan--tidak beribadah dan tergembala, sehingga menjadi sasaran empuk bagi serigala--setan dengan dosa-dosa sampai puncaknya dosa, ajaran palsu yang dilancarkan oleh nabi palsu--untuk membinasakan Israel--sekarang gereja Tuhan.
Inilah siasat dari setan.

Kemudian terjadi tawar-menawar.
Tawaran dari setan adalah ibadah di Mesir saja (ayat 25-26). Artinya: ibadah sistem duniawiyang tidak sesuai dengan tahbisan yang benar/firman pengajaran yang benar.
Praktiknya:
  1. Sekalipun beribadah tetapi tidak terlepas dari Mesir; tetap diperbudak= sekalipun beribadah melayani tetapi tidak terlepas dari dosa; tidak bertobat.
    Ibadah pelayanan semacam ini bukan kepada Tuhan tetapi kepada setan.

    Setan benar-benar menggunakan kecerdikannya. Dihalangi ibadah, kalau tidak bisa, boleh ibadah tetapi dengan sistem duniawi yang tidak cocok dengan tahbisan yang benar dan pengajaran yang benar. Praktiknya: beribadah melayani tetapi tetap berbuat dosa; tidak bertobat--merokok, mabuk, berkhotbah tetapi isteri dua--, sehingga ibadah pelayanannya bukan kepada Tuhan tetapi setan.

  2. Menghalalkan segala cara untuk mencari jiwa-jiwa demi keuntungan jasmani--kalau jiwa banyak, uang banyak.
    Gereja dibuat seperti diskotik, supaya orang senang, orang datang dan uang banyak.

  3. Musa berkata: jangan di Mesir, supaya jangan jadi kekejian dan kami dilempar batu= menjadi kekejian bagi orang dunia, sehingga dilempar batu. Benar terjadi, banyak gereja dilempar batu karena menjadi gangguan bagi orang dunia.

    "Ada ajaran untuk kebebasan, yang main musik terserah mau main apa saja; yang mau berteriak, berteriak, yang mau nyanyi, nyanyi. Akhirnya yang di sebelah terganggu dan gerejanya dilempar batu sungguhan. Karena itu kalau anak-anak latihan drum, jangan di sini, nanti jadi gangguan. Kalau main bersama-sama, orang bisa dengar. Kalau main sendirian, siang-siang (saat jam tidur), orang terganggu. Bisa saja tidak dilempar batu secara jasmani, tetapi secara rohani: difitnah, gereja ditutup dan sebagainya."

  4. Mau yang enak bagi daging, tanpa salib--pengajaran yang benar--; hanya menunjukkan kemakmuran dan hiburan jasmani.
Inilah tawaran setan. Kalau sudah tidak bisa dilarang ibadah, maka ibadahnya dibelokkan--ibadahnya bukan kepada Tuhan tetapi setan; ibadah sistem Mesir.

Ayat 27= Musa mengemukakan ibadah yang benar.
Keluaran 8: 27
8:27. Kami harus pergi ke padang gurun tiga hari perjalanan jauhnya untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allah kami, seperti yang difirmankan-Nya kepada kami."

Ibadah yang benaradalah sesuai dengan firman pengajaran yang benar, yaitu berjalan tiga haridi padang gurun untuk mempersembahkan korban. Artinya: ibadah pelayanan yang ditandai dengan pengorbananwaktu, tenaga, keuangan, sampai bisa mempersembahkan seluruh hidup kepada Tuhan, bukan mencari keuntungan.

Roma 12: 1
12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudusdan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Sudah mempersembahkan hidup tetapi masih ada syaratnya:
  1. Tubuh yang hidup= dikuasai Roh Kudus--'Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna '. Ini menunjuk pada pelita emas. Kita dikuasai Roh Kudus lewat ketekunan dalam ibadah raya. Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya sehingga hidup itu aktif dalam ibadah pelayanan; berkobar-kobar.

  2. Tubuh yang kudus= dikuasai oleh firman pengajaran yang benar. Ini menunjuk pada meja roti sajian; ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Kita bersekutu dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran yang benar dan kurban Kristus. Di sinilah kita bisa disucikan.
    Tanpa pengajaran yang benar dan kurban Kristus, tidak mungkin kita bisa suci.

  3. Tubuh yang berkenan pada Allah= dikuasai oleh kasih Allah--'Inilah Anak yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan'. Ini menunjuk pada mezbah dupa emas; ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya sampai hidup kekal--kasih itu kekal.
Jadi, syarat ibadah pelayanan yang benar, yang berkenan pada Tuhan adalah
  1. Ibadah pelayanan di dalam sistem penggembalaan; ditandai dengan ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
    Di dalam sistem penggembalaan ada harapan untuk kita mempersembahkan kehidupan yang tidak bercacat cela. Kalau dulu mengorbankan domba untuk Tuhan--domba yang tidak bercela--, kalau beli di pasar, sulit. Mungkin semua bagus, tetapi kukunya pecah, tidak boleh dipersembahkan.
    Kalau mau mencari orang yang berkenan kepada Tuhan tetapi tidak di dalam sistem penggembalaan, susah! Tidak ada! Harus di dalam penggembalaan, supaya diteliti dan disucikan terus sampai tidak bercacat cela dan bisa dipersembahkan kepada Tuhan.

    Kita semua yang di sini atau tergembala jarak jauh karena keadaan; karena pengajaran yang benar, mari sungguh-sungguh di dalam kandang penggembalaan! Banyak orang berkata: Saya tergembala, gereja saya tetap satu.Gedungnya memang satu, tetapi sistemnya bagaimana? Kalau bukan gembala yang memberi makan, itu bukan penggembalaan.

    Yang ikut dari jarak jauh, mungkin ibadah di kamar. Kalau sekarang sungguh-sungguh beribadah, kamar akan menjadi rumah Tuhan--di mana ada hadirat Tuhan di situ jadi rumah Tuhan.

  2. Ibadah yang benar memiliki tanda tiga hari perjalanan= ibadah sistem salib; ibadah yang berpegang pada salib Kristus.
    Kalau kita beribadah rasa sakit bagi daging/sengsara, berarti ada tanda salibnya. Salib memang kebodohan bagi yang akan binasa, tetapi bagi kita yang dipanggil, salib adalah hikmat Allah--lebih dari apapun di dunia ini.

    "Banyak orang tidak mau salib: Yang enak saja, Yesus sudah disalibkan, kita tidak usah salib. Itu salah! Yesus disalibkan sampai mati, tetapi kita harus mengalami penyaliban daging."

    1 Korintus 1: 18, 23-24
    1:18. Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah.
    1:23. tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan:
    untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungandan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,
    1:24. tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi,
    Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.

    Orang yang tidak mau salib= orang yang mau binasa.
    'kekuatan Allah' = kuasa Allah.
    'untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan'= bagi orang Israel, mereka masih menantikan yang akan datang, bukan Yesus, karena Yesus dianggap anak tukang kayu.

    Salib adalah kebodohan bagi dunia dan kehidupan yang akan binasa, tetapi bagi kita yang dipanggil, salib adalah hikmat dan kuasa Tuhanuntuk:

    1. Menyelamatkanbangsa kafir manusia berdosa--selamat dan tidak dihukum.
      Orang yang terlanjur berbuat dosa seharusnya dihukum. Bagaimana caranya kita yang sudah salah bisa terlepas? Yesus yang harus dihukum untuk menanggung dosa kita, sehingga kita bebas; selamat dan tidak dihukum.

    2. Memberi jalan keluardari segala masalah yang mustahil. Kalau dosa selesai, semua akan selesai.

    3. 1 Korintus 1: 25
      1:25. Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnyadari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuatdari pada manusia.

      Yang ketiga: sekalipun kita bodoh, lemah, tidak terpandang dan hina, tetapi kalau memegang salib, kita akan menjadi lebih kuat dan lebih pintar dari manusia siapapun di dunia.

      Jadi salib tidak tertandingi oleh apapun di dunia.

      "Karena itu kitab Keluaran adalah permulaan untuk menjadi hamba Tuhan. Dulu om Pong yang mengajarkan ini, sedangkan Tabernakel saya yang mengajar. Tetapi kemudian kitab Keluaran juga dibagi-bagi dengan saya, karena ini ilmunya hamba Tuhan. Saat Musa mau diutus oleh Tuhan--Musa mau menjadi hamba Tuhan--, Tuhan bertanya: Apa yang ada di tanganmu? Jawaban Musa: Tongkat--menunjuk pada salib--, bukan ijazah."

      Jangan sampai ibadah melepaskan salib. Kalau melepas salib, ular yang datang dan habis semuanya.

    Persembahkan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan pada Allah--tergembala--, dan pegang salib! Inilah ibadah yang sejati.
Kemudian tawaran setan adalah ibadah jangan jauh-jauh(ayat 28). Artinya: tidak sungguh-sungguh.
Praktiknya:
  1. Firaun berkata: Doakan aku= masih ada hubungan dengan Firaun/setan yaitu tetap mempertahankan dosa, berbuat dosa dan lain-lain; tetap ada ikatan dosa.

  2. Tidak mau mendalam dalam firman Allah; tidak mau firman pengajaran karena dianggap terlalu lama. Itulah manusia daging, justru orang Kristen yang menghina.
    Ini sama dengan menolak firman pengajaran yang benar.
    Tanpa salib itu bodoh. Kalau ada salib, dianggap bodoh, tetapi lebih pintar dari semua orang.

    Tanpa firman, perahu Petrus gagal--memakai kepandaian, pengalaman tetap gagal--, sampai binasa--gagal jasmani dan rohani. Menolak firman pengajaran yang benar sama dengan perahu yang gagal. Tetapi bersyukur, Tuhan masih mau duduk di perahu yang gagal. Inilah jalan keluarnya.

    Lukas 5: 3-6
    5:3. Ia naik ke dalam salah satu perahu itu, yaitu perahu Simon, dan menyuruh dia supaya menolakkan perahunya sedikit jauh dari pantai. Lalu Ia duduk dan mengajar orang banyak dari atas perahu.
    5:4. Setelah selesai berbicara, Ia berkata kepada Simon: "Bertolaklah ke tempat yang dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan."
    5:5. Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami
    tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga."
    5:6. Dan
    setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak.

    Ayat 5 = jujur. Petrus sudah mengunakan kepandaian dan pengalamannya tetapi tidak menangkap ikan. Setelah ada firman, mereka bisa menangkap ikan.
    Kalau menolak firman pengajaran, satu waktu akan menjadi perahu yang gagal.

    "Saya sudah bercerita kemarin. Ada gembala yang mengeluh (gereja yang jemaatnya ribuan) karena penghasilan merosot (tinggal 50%). Ini bocor kapalnya. Tanpa firman pengajaran, satu titik pasti gagal total. Tidak mungkin tidak. Semua akan mencari pengajaran. Penginjilan penting (penginjilan harus sudah mantap), tetapi haus ditingkatkan pada pengajaran."

    "Nanti bulan lima saya bilang di Malang, tanah di Malang harus sudah digali. Harus ditambah ruangannya karena semua akan mencari pengajaran. Sudah waktunya untuk mencari firman pengajaran. Jangan malah mundur! Harus maju (bertolak ke tempat yang lebih dalam)!"
Kalau tidak mau mendalam dalam firman--menolak firman pengajaran yang benar--, mau hebat, kuat, banyak, nanti akan menjadi perahu yang gagal. Harus ada firman pengajaran!
Jika mau mendalam dalam firman pengajaran yang benar--sungguh-sungguh mendengar (jangan mendengar asal-asalan), menikmati firman pengajaran yang benar sekalipun tidak masuk logika (menebarkan jala di pantai), dan taat dengar-dengaran (jangan mengkritik firman)--, kita akan merasakan hadirat Imam Besaruntuk memelihara kehidupan kita--dari tidak ada ikan jadi ada ikan--, menolong bahkan menyucikan dan menyempurnakan kita.

"Di dalam pelayanan saya juga tidak mampu. Mau datang satu jiwa, siapa yang jamin? Tidak ada. Saya berdoa saja: 'Tuhan gerakkan jiwa-jiwa.' Mau apa lagi? Yang penting siapkan firman. Kalau firman sudah siap, pasti ada yang dengar. Waktu ibadah di Medan baru-baru, saya menjadi kuat (firman soal jala yang kuat), yang penting siapkan jala (jala pelayanan, jala pekerjaan, jala dalam kuliah). Siapkan semua, maka kita bisa berhasil."

Keluaran 8: 29-32
8:29. Lalu kata Musa: "Sekarang aku keluar meninggalkan tuanku dan akan berdoa kepada TUHAN, maka pikat itu akan dijauhkan besok dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; hanya janganlah Firaun berlaku curang lagi dengan tidak membiarkan bangsa itu pergi untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN."
8:30. Sesudah itu keluarlah Musa meninggalkan Firaun, lalu
berdoa kepada TUHAN.
8:31. Dan TUHAN membuat seperti yang dikatakan Musa:
pikat itu dijauhkan-Nya dari Firaun, dari pegawai-pegawainya dan rakyatnya; seekorpun tidak ada yang tinggal.
8:32. Tetapi sekali inipun Firaun tetap berkeras hati; ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.

Tugas pokok gembalaadalah memberi makan bagi domba-domba dan menaikkan doa penyahutan. Sekarang saya sebagai gembala tugasnya menyediakan firman pengajaran yang benar untuk memelihara dan menolong sidang jemaat, dan menaikkan doa penyahutan sehingga bisa menunda penghukuman Tuhan.

Seperti pohon ara ditanam di kebun anggur, tiga tahun tidak berbuah masih diberi waktu satu tahun. Jika dalam satu tahun berbuah--jika bertobat--, maka hukuman ditiadakan. Bukan hanya ditunda tetapi hukuman bisa ditiadakan. Betapa enaknya kalau tergembala. Kalau pohon ara di pinggir jalan langsung kering.

Itu dari gembala manusia. Apalagi dari Gembala Agung.
Karena itu ibadah harus dalam sistem penggembalaan, ada salib dan mendalam dalam firman pengajaran.

1 Yohanes 2: 1-2
2:1. Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa, yaitu Yesus Kristus, yang adil.
2:2. Dan
Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.

Tugas Gembala Agungjuga berdoa syafaat--doa pendamaian--untuk domba-domba-Nya supaya
  1. Kita tidak jatuh dalam dosa.
  2. Jika masih jatuh dalam dosa, masih diampuni untuk tidak berbuat dosa lagi, tetapi hidup benar dan kembali pada Tuhan.
Itulah doa syafaat dari Gembala Agung. Kalau masih jatuh, kita ditarik terus.

Jadi kalau kita tergembala dengan benar dan baik, dari bawah ada doa penyahutan gembala manusia yang menjunjung kita, dan dari atas ada doa syafaat Gembala Agung yang menarik kita, sehingga tidak mungkin jatuh, kecuali keras hati. Contohnya: Firaun. Setelah lalatnya dijauhkan, bangsa Israel tetap tidak boleh pergi beribadah.
Yudas Iskariot keras hati--sudah ditegor beberapa kali tetap keras hati--dan akhirnya ia binasa.

Kalau tergembala sungguh-sungguh, kita akan bahagia dan tidak mungkin jatuh. Yudas Iskariot tidak sungguh-sungguh dalam penggembalaan, ia masih mendengar suara asing--melawan suara Yesus--dan ia binasa selamanya. Sama dengan Firaun yang keras hati (ayat 32), tidak mau bertobat saat melihat hukuman Allah ditunda.

Hati-hati!Banyak kali hamba/pelayan Tuhan keras hati kalau melihat hukuman Allah ditunda. Sekarang tidak mau bertobatkarena hukuman Allah ditunda. Satu waktu tidak bisa bertobatsekalipun sudah dihukum, malah menghujat Tuhan--sudah sama seperti setan.

Wahyu 16: 9
16:9. Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allahyang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobatuntuk memuliakan Dia.

Sudah dibakar, tidak bisa lagi bertobat. Jangan keras hati!Tuhan tolong kita. Kalau keras hati, tidak akan bisa berdoa; tidak mau bertobat, tidak bisa bertobat--curang terus; dusta terus; tidak jujur terus--, dan tidak bisa berdoa; ini benar-benar kering dan terpisah dari Tuhan.
Tetapi mari malam ini, dengarkan firman yang keras dan melembut.

Hati yang lembut adalah
Kalau melembut, kita akan menjadi rumah doa.
Amsal 15: 8
15:8. Korban orang fasik adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi doa orang jujur dikenan-Nya.

Tadi Firaun tidak bisa berdoa. Orang yang keras hati tidak bisa mengaku dan tidak bisa berdoa, sehingga kering. Orang yang lembut hati artinya menerima firman yang keras; jadi iman dalam hati, percaya dan mempercayakan diri pada Tuhan, dan jujur; mengaku dan mengampuni.

Contoh rumah doa:
  1. Yunus.
    Yunus berdoa di dasar laut--di perut ikan--dengan lembut hati; ia berdoa dalam ketenggelaman dan kegagalan. Sekalipun tenggelam, kalau ada pengakuan-pengakuan, penyerahan, masih ada kuasa pengangkatan. Doa dijawab, gagal jadi berhasil dan indah, sudah hancur dipakai lagi oleh Tuhan--Niniwe selamat.

    Gagal dalam ekonomi jadi berhasil dan indah, gagal dalam pemakaian; sudah hancur, jatuh dipakai lagi oleh Tuhan dalam kegerakan hujan akhir.

    "Banyak pekerjaan Tuhan menanti. Setelah di Melaka, dua minggu lagi ibadah di Square Ballroom, mari bergerak. Mari kita mengundang teman-teman kita. Tinggal pilih mau dipakai atau di perut ikan seperti Yunus."


  2. Elia.
    Yakobus 5: 17-18
    5:17. Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan.
    5:18. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya.

    Elia berdoa dengan hati lembut--percaya dan mempercayakan diri kepada Tuhan. Ia suruh bujangnya sekali untuk melihat, belum ada apa-apa, bukan berhenti tetapi berlutut dan bertekun terus sampai tujuh kali--sampai ujian ketekunan selesai. Setelah yang ketujuh, ada tanda awan setelapak tangan.
    Tidak apa-apa, mungkin tandanya kecil, padahal kita butuh hujan lebat, tetapi itu adalah tangan Tuhan yang bekerja.
    Akhirnya hujan turun, Elia terpeliharatiga setengah tahun--kita terpelihara sampai zaman antikris.

    Dunia ini sulit, mari kita bergantung pada awan kemuliaan Tuhan. Biarlah hujan berkat Tuhan diturunkan sampai zaman antikris, bahkan sampai hidup kekal.

  3. Stefanusberdoa untuk mengampuni orang lain.
    Kalau ada kepahitan, iri hati, tidak akan bisa berdoa, mari ampuni.

    "Saya sudah bersaksi, dulu baru di Malang: 'Haleluya, oh dia ini, awas ya, terlalu...' (Haleluya satu kali, bilang 'terlalunya' sepuluh kali). Bagaimana doa bisa dijawab? Inilah saya yang sudah menjadi gembala. Saya sering mengeluh: 'Aduh, saya belum bisa jadi gembala, saya masih banyak kelemahan.'"

    Ada kuasa pengangkatan--Yunus; dari gagal jadi berhasil, kemudian pemeliharaandari Tuhan--Elia; ada hujan dari atas (dari tapak tangan Tuhan; bagi Dia lebih mudah dari membalik telapak tangan untuk memelihara kita semuanya).

    Malam ini berdoa dengan hati lembut. Yang sudah berhasil jangan sombong, semua karena Tuhan.
    Kisah Rasul 6: 15
    6:15. Semua orang yang duduk dalam sidang Mahkamah Agama itu menatap Stefanus, lalu mereka melihat muka Stefanus sama seperti muka seorang malaikat.

    Kisah Rasul 7: 60
    7:60. Sambil berlutut ia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

    Stefanus melembut, ia mengampuni dosa orang lain sehingga ada pembaharuan hidupmenjadi wajah berseri sampai berwajah malaikat.
    Kalau kita bisa mengampuni orang lain, kita benar-benar bahagia.

    Sebelum jadi wajah malaikat, wajah Stefanus berseri lebih dulu. Menghadapi lemparan batu, wajah Stefanus berseri.

    Malam ini berseri dulu. Mujizat jasmani juga terjadi, sampai yang terakhir wajah seperti malaikat; kita sama mulia dengan Yesus untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Dulu bangsa Israel keluar dari Mesir, nanti kita keluar dari dunia untuk bertemu Yesus di awan-awan yang permai.
Melembut malam ini. Kita menjadi rumah doa. Serahkan kelemahan dan kekurangan kita kepada Tuhan!
Sekalipun belum ditolong, biarlah kita tetap mengasihi Dia.

Tuhan tidak melihat besarnya persoalan, najisnya hidup kita, kotornya hidup kita, gagal sejauh mana, tetapi Dia melihat hati yang lembut malam ini; mengaku di hadapan Tuhan, percaya dan mengasihi Dia apapun yang kita alami. Jangan seperti Firaun yang keras.
Kalau berhasil, kita juga melembut: Semua karena Engkau, bukan aku, Tuhan.Kalau masih gagal: Engkau tidak meninggalkan aku, aku percaya, Tuhan.Yang sudah jatuh: Engkau mau mengangkat aku, Tuhan.

Kaum muda mungkin bingung dengan masa depan dan lainnya, serahkan: Terserah Engkau, Tuhan.Hati lembut yang dilihat oleh Tuhan.
Iman, percaya, dan mengasihi Dia--hati yang lembut--, dan jujur--mengakui semua--, menyerahkan semua dan menyembah kepada Dia apapun yang kita hadapi. Jangan bersungut atau mengomel! Serahkan semua, jangan ragu.

Tuhan memberkati.