Ibadah Doa Surabaya, 29 Januari 2014 (Rabu Sore)

Pembicaran: Pdm. Gideon Pakpahan

Selamat malam, selamat mendengarkan firman Tuhan, biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari Tuhan Yesus Kristus senantisasa dilimpahkan ditengah-tengah kita pada malam hari ini.

Wahyu 1: 10-12
1:10 Pada hari Tuhan aku dikuasai oleh Roh dan aku mendengar dari belakangku suatu suara yang nyaring, seperti bunyi sangkakala,
1:11 katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: ke Efesus, ke Smirna, ke Pergamus, ke Tiatira, ke Sardis, ke Filadelfia dan ke Laodikia."
1:12 Lalu aku berpaling untuk melihat suarayang berbicara kepadaku. Dan setelah aku berpaling, tampaklah kepadaku tujuh kaki dian dari emas.

Rasul Yohanes mengalami sengsara daging dan dibuang di Pulau Patmos bukan karena berbuat salah/dosa, tetapi karena kesaksian tentang Yesus dan firman Allah/firman pengajaran yang benar.

Rasul Yohanes mengalami sengsara daging, sehingga ia bisa mendengar dan melihat bunyi sangkakala yang nyaring (ayat 10), yang menjadi 2 wujud nyata yaitu

  1. 7 kaki dian dari emas. Ini menunjuk kepada gereja Tuhan yang sempurna= mempelai wanita Tuhan yang sempurna.
  2. Pribadi Yesusdidalam kemuliaan sebagai Raja segala Raja dan sebagai Mempelai Pria Surga (ayat 13-20).
Jika kita didalam ibadah pelayanan mengalami sengsara daging bukan karena berbuat dosa, tetapi karena mempertahankan firman pengajaran yang benar, mempertahankan tahbisan yang benar, maka kita juga bisa mendengar dan melihat suara sangkakala yang nyaring.

Suara sangkakala yang nyaring sekarang menunjuk kepadafirman penggembalaan yang mengandung bobot firman pengajaran yang benar, keras, tajam, yang mampu menyucikan kehidupan kita sampai kita ditampilkan menjadi “tujuh kaki dian dari emas” yaitu mempelai wanita Tuhan yang sempurna.

Hari-hari ini tujuan kita datang ke gereja adalahuntuk mendengarkan firman sampai bisa melihat wujud bunyi sangkakala (bukan untuk bertemu dengan teman, saudara, pacar, dll). Inilah yang mampu menyucikan kita sampai kita menjadi sempurna yaitu menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus sebagai Raja segala Raja dan Mempelai Pria Surga di awan-awan permai dan kita masuk didalam pesta perjamuan kawin Anak Domba.

Wahyu 22: 17
22:17 Roh dan pengantin perempuanitu berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang mendengarnya, hendaklah ia berkata: "Marilah!" Dan barangsiapa yang haus, hendaklah ia datang, dan barangsiapa yang mau, hendaklah ia mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma!

Roh” =Pribadi Yesus didalam kemuliaan (Mempelai Pria Surga).
pengantin perempuan= gereja Tuhan yang sempurna.

Tugas kita sebagai mempelai wanita Tuhan
(“tujuh kaki dian dari emas”) yang bisa mendengar dan melihat bunyi sangkakala yaitu

  1. Bersaksi.
    Kita bersaksi bisa lewat apa saja, mungkin kita bisa bersaksi secara langsung kepada seseorang dll.

  2. Mengundang("Marilah!").
    Kita harus mengundang mereka yang belum tahu akan firman pengajaran yang benar, supaya mereka juga bisa mendengar dan melihat wujud bunyi sangkakala yang nyaring yaitu firman penggembalaan yang mengandung bobot firman pengajaran yang benar, sehingga mereka bisa masuk didalam pesta perjamuan kawin Anak Domba dan menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali diawan-awan permai. Kita mengundang mereka lewat memberikan majalah manna, kaset DVD dll.

    Jika didalam gereja apa yang disampaikan sesuai dengar firman, jangan diragukan lagi!sebab ini berasal dari Tuhan (sesuai dengan kehendak Tuhan).

Matius 22: 1-2
(perikopnya adalah perumpamaan tentang perjamuan kawin)
22:1. Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.

Pesta perjamuan kawin Anak Domba diumpamakan seperti pesta perjamuan kawin anak raja.

Matius 22: 9
22:9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalandan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sanake perjamuan kawin itu.
22:10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orangyang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahatdan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.

Didalam pesta perjamuan kawin anak raja (pesta perjamuan kawin Anak Domba), Tuhan Yesus mengundang siapa saja, baik yang ada dipersimpangan jalan, orang jahat dan orang baik. Jadi tidak ada alasan bagi kitasebab semuanya bisa masuk pesta perjamuan kawin Anak Domba.

Kuncinya adalahjangan tetap bertahan didalam dosa. Jika kita sudah menyadari kesalahan kita, kita harus segera mengaku dengan jujur kepada Tuhan dan sesama.
Tuhan tidak memperhitungkan seberapa besar dosa dan kejahatan yang kita lakukan. Selama kita masih memiliki tubuh, darah dan daging, ini berarti masih ada kesempatan bagi kita untuk bertobat dan menerima undangan, sehingga kita bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba.

Contohnya adalah orang yang disalibkan disebelah Yesus. Orang yang disalib adalah orang yang terkutuk dan sangat jahat, tetapi masih bisa ditolong oleh Tuhan dan masuk perjamuan kawin Anak Domba.

Ada 3 sikap terhadap undangan pesta kawin anak raja yaitu

  1. tidak mau datang (Matius 22: 3).
  2. tidak layak atau menolak undangan (Matius 22: 4,8).
  3. mau datang ke pesta perjamuan kawin anak raja, tetapi tidak berpakaian pesta (Matius 22: 9-14).

Tidak berpakaian pesta berarti
memakai pakaian kotor (pakaian yang penuh dengan noda-noda dosa).

Contohnya adalahimam besar Yosua. Ini menjadi awasan bagi imam-imam dan pelayan-pelayan Tuhan.

Mau datang ke pesta,tetapi tidak berpakaian pesta artinyaberibadah melayani dalam firman pengajaran yang benar, tetapi tetap mempertahankan pakaian kotor/pakaian lama/pakaian penuh dengan noda-noda.

Kita diperiksa pada malam hari ini, baik sebagai hamba Tuhan sepenuh, zangkoor, penerima tamu, pembersih gereja dll, apakah kita yang sudah melayani tetap mempertahankan pakaian bernoda (pakaian kotor)?

Jika kita sebagai imam-imam yang sudah melayani Tuhan, tetapi memakai pakaian kotor, jangan berputus asa!(sekalipun memang kita adalah manusia daging yang sulit untuk berubah).

Malam ini kita belajar
, bagaimana proses pakaian imam yang penuh dengan noda diubahkan menjadi pakaian putih berkilau-kilauan (pakaian mempelai)
  1. Maleakhi 3: 1-2
    3:1. Lihat, Aku menyuruh utusan-Ku, supaya ia mempersiapkan jalan di hadapan-Ku! Dengan mendadak Tuhan yang kamu cari itu akan masuk ke bait-Nya! Malaikat Perjanjian yang kamu kehendaki itu, sesungguhnya, Ia datang, firman TUHAN semesta alam.
    3:2 Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya? Dan siapakah yang dapat tetap berdiri, apabila Ia menampakkan diri? Sebab Ia seperti api tukang pemurni logam dan
    seperti sabun tukang penatu.

    Siapakah yang dapat tahan akan hari kedatangan-Nya?”= menunjuk hari kedatangan Tuhan kedua kali sebagai Mempelai Pria Surga.

    Ini pelajaran tentang mencuci pakaian, pelajaran yang sederhana. Untuk menjadi mempelai, harus bisa mencuci pakaian.

    Proses pertama adalahpakaian kotor/pakaian yang bernoda harus disucikan oleh sabun tukang penatu.

    Sabun tukang penatu
    =firman penggembalaan yang diulang-ulang, dan disampaikan oleh seorang gembala secara terus menerus. Ini seperti mencuci pakaian yang harus diulang-ulang supaya pakaian menjadi bersih.

    Jika firman penggembalaan tentang pakaian masih diulang-ulang, ini berarti masih ada pakaian yang kotor.

    Ada dua hal yang harus disucikandari pakaian seorang imam oleh sabun tukang penatu yaitu

    • Imamat 13: 35, 45-47
      13:35 Tetapi jikalau kudis itu memang meluas pada kulit, sesudah ia dinyatakan tahir,
      13:45 Orang yang
      sakit kustaharus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!
      13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.
      13:47. Apabila pada
      pakaian ada tanda kusta, pada pakaian bulu domba atau pakaian lenan,

      Yang pertama adalah pakaian kusta seorang imam.

      Pakaian kusta adalah

      • Pakaian kebenaran diri sendiri:

        • Orang berdosa, sudah tahu kalau itu dosa, tetapi tetap mempertahankan dosa.
        • Sudah tahu diri sendiri yang salah, tetapi malah menyalahkan yang lain.

      • Pakaian kenajisan (Imamat 13: 45).
        Pakaian kenajisan ini harus disucikan. Jangan sampai kita sebagai imam-imam melakukan kenajisan lewat pandangan (tontonan), pikiran, dan perasaan.

      Pakaian kusta ini menimpa dua tempat yaitu

      • Didalam nikah rumah tangga.
        Contohnya adalah peristiwa Taman Eden. Setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, maka pakaiannya adalah pakaian kusta (menyalahkan orang lain, istri, dan anak).

      • Didalam penggembalaan.
        I
        tulah sebabnya harus disucikan oleh sabun tukang penatu (firman penggembalaan).

    • Matius 6: 28,31-32
      6:28 Dan mengapa kamu kuatirakan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal,
      6:31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
      6:32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.

      Yang kedua adalah pakaian kekuatiran:

      • Pakaian kekuatiran yang sering dipertahankan oleh seorang imam adalah kuatir akan jodoh, sehingga mencari jodoh diluar Tuhan.
      • Kuatir akan masa depan.
      • Kuatir akan pelayanan. Jika diutus Tuhan melayani kemanapun kita tidak boleh kuatir.
      • Kuatir tentang “apa yang akan kami makan, apa yang akan kami minum, apa yang akan kami pakai

      Kita harus setia dan tekun tergembala (ada atau tidak ada Bapak gembala), supaya pakaian kita semakin disucikan dan saat Yesus datang kembali kedua kali sudah tidak ada lagi pakaian kekuatiran.

      Didalam Kitab Wahyuorang yang bimbang/kuatir tidak akan bisa masuk Surga, tidak bisa memiliki pakaian mempelai dan tidak bisa menyambut kedatangan Tuhan.

      Kita tidak boleh kuatir lagi dan kita serahkan segala kekuatiran kita kepada Tuhan.

    Jika seorang imam-imam tetap mempertahankan pakaian kusta dan pakaian kekuatiran, akibatnya:

    • Imamat 13: 46
      13:46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.

      Terasing dari nikah(terasing dari keluarga) dan merasa asing dalam penggembalaan.

      Jika kita sebagai anak merasa terasing dari orang tua, itu berarti masih ada noda dalam pakaiannya.

    • Wahyu 21: 27
      21:27 Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu.

      Tidak bisa masuk kedalam Firdaus dan Kerajaan Surga yang kekal(tidak pernah memiliki pakaian putih berkilau-kilauan) dan hidupnya hanya menunggu kebinasaan untuk selama-lamanya.

    Kita sebagai pelayan Tuhan/hamba Tuhan jangan mempertahankan pakaian kusta dan pakaian kekuatiran!

    Yesaya 4: 1
    4:1. Pada waktu itu tujuh orang perempuan akan memegang seorang laki-laki, serta berkata: "Kami akan menanggung makanan dan pakaian kami sendiri; hanya biarlah namamu dilekatkan kepada nama kami; ambillah aib yang ada pada kami!"

    Jika kita mau disucikan oleh sabun tukang penatu (firman penggembalaan), maka kita tidak ada kekuatiran= kita bisa mempercayakan hidup sepenuh kepada Tuhan(mempercayakan masa depan, keluarga, setiap detak jantung kita kedalam tangan Tuhan).
    Jika kita masih kuatir tentang segala sesuatu yang jasmani, ini berarti pakaiannya masih ada noda. Waspada! jika ada satu titikpun noda didalam pakaian kita, kita tidak akan bisa menyambut kedatangan Tuhan.

  2. Markus 9: 2-3
    9:2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
    9:3 dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.

    Proses kedua adalah naik ke gunung yang tinggi.

    Naik ke gunung yang tinggi menunjuk kepada doa penyembahan.

    Doa penyembahan adalahproses perobekan/penyaliban daging dengan segala hawa nafsu/keinginan daging, solah tingkah laku (pakaian) daging, tabiat daging, dan perbuatan daging, sehingga kita bisa menerima solah tingkah laku/tabiat dari Kristus (pakaian yang putih berkilauan).

    Tabiat dari Kristus(pakaian putih berkilauan/pakaian Kristus) yaitu

    • Pakaian dalam tanda kematian(pakaian salib).
      Dalam doa penyembahan, daging dimatikan dan kita mengalami pengalaman salib.

      Yesus naik ke gunung yang tinggi= sakit/berat bagi daging.

      Pakaian dalam tanda kematian ini dimulai dari BERTOBAT(berhenti berbuat dosa). Jika kita sulit untuk berhenti berbuat dosa, kita harus datang kepada Tuhan lewat doa penyembahan, supaya daging dengan segala keinginannya dimatikan. Salah satu contoh dosa yang sulit dilepaskan adalah dosa kenajisan.
    • Pakaian dalam tanda kebangkitan:

      • Hidup dalam kebenaran.
      • Mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segala-galanya.

      Jika kita hidup dalam kebenaran dan mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segalanya, kita bisa menang bersama Tuhan (kita memiliki pakaian dalam tanda kebangkitan).

      Kita boleh bekerja, kuliah, tetapi jangan sampai hal ini menghalangi kita untuk beribadah melayani Tuhan.

      Jika ibadah pelayanan kita terhalang karena perkara yang jasmani, itu berarti pakaian dalam tanda kebangkitan kita sedang dilepas.

    • Pakaian dalam tanda kemuliaan.

    Jika kita tidak mau salib/tidak mau datang dalm ibadah doa penyembahan, itu berarti pakaian kita sedang dilepaskandan saat Yesus datang kembali dalam kemuliaan kita akan telanjang dan dipermalukan.

    Hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang mau naik ke gunung yang tinggi (setia dalam doa penyembahan) berhak memiliki pakaian Kristus, sehingga jika Yesus datang kembali kedua kali, kita berhak mendapatkan pakaian putih berkilau-kilauan dan masuk pesta perjamuan kawin Anak Domba.

  3. Wahyu 7: 9, 13-15
    7:9 Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyak yang tidak dapat terhitung banyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhta dan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putihdan memegang daun-daun palem di tangan mereka.
    7:13. Dan seorang dari antara tua-tua itu berkata kepadaku: "Siapakah mereka yang memakai jubah putih itu dan dari manakah mereka datang?"
    7:14 Maka kataku kepadanya: "Tuanku, tuan mengetahuinya." Lalu ia berkata kepadaku: "Mereka ini adalah orang-orang yang keluar dari kesusahan yang besar; dan
    mereka telah mencuci jubah merekadan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba.
    7:15 Karena itu mereka berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang malam di Bait Suci-Nya. Dan Ia yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka.


    Proses ketiga adalah percikan darah(jubah dicelup didalam darah Anak Domba). Kita harus rela mengalami sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus.

    1 Petrus 4: 12
    4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamusebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.

    Percikan darah= menghadapi nyala api siksaan yang dahsyat.

    Contohnya percikan darah adalah

    • Kita tidak salah tetapi disalahkan.
    • Karena bertahan dalam pengajaran yang benar kita dianggap sesat atau durhaka.
    • Kita disingkirkan dari keluarga karena bertahan dalam firman.

    Jubah memang harusdicelup dalam darah supaya menjadi putih berkilau-kilauan. Saat kita menghadapi percikan darah bukan berarti Tuhan mau mengancurkan kita, tetapi supaya pakaian kita menjadi pakaian putih berkilau-kilau.

    Dunia ini semakin sulit dan kita PASTIakan menghadapi nyala api yang dahsyat (percikan darah). Hal ini tidak bisa dihindari, bahkan sampai nanti diperhadapkan kepada aniaya antikris. Kita berdoa kepada Tuhan supaya kita tidak menghadapi aniaya antikris.

    Daniel 3: 15-16
    3:15 Sekarang, jika kamu bersedia, demi kamu mendengar bunyi sangkakala, seruling, kecapi, rebab, gambus, serdam dan berbagai-bagai jenis bunyi-bunyian, sujudlah menyembah patung yang kubuat itu! Tetapi jika kamu tidak menyembah, kamu akan dicampakkan seketika itu juga ke dalam perapian yang menyala-nyala. Dan dewa manakah yang dapat melepaskan kamu dari dalam tanganku?"
    3:16 Lalu Sadrakh, Mesakhdan Abednegomenjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.

    Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menghadapi nyala api siksaan yang dahsyat (7 kali api dipanaskan).

    Saat menghadapi nyala api siksaan (percikan darah) kita membutuhkanRoh Kemuliaanyaitu pribadi Yesus didalam kemuliaan.

    Daniel 3: 22, 24-25
    3:22 Karena titah raja itu keras, dipanaskanlah perapian itu dengan luar biasa, sehingga nyala api itu membakar mati orang-orang yang mengangkat Sadrakh, Mesakh dan Abednego itu ke atas.
    3:24 Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
    3:25 Katanya: "T
    etapi ada empat orang kulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

    Ayat 25= Yesus tampil didalam kemuliaan (Roh Kemuliaan) yang akan memberikan kita kekuatan ekstra, bahkan memberikan kita pakaian kemuliaan(pakaian putih berkilau-kilau).

    Saat kita diperhadapkan dengan percikan darah, kita tidak boleh mundur atau lari, tetapi kita mohon supaya Yesus tampil didalam kemuliaan= Roh Kemuliaan akan memberikan kekuatan kepada kita, sehingga:

    • Kita tetap setia dan berkobar-kobar dalam mengikut/melayani Tuhan.
    • Kita tidak meninggalkan ibadah pelayanan (tidak meninggalkan Tuhan), sekalipun diperhadapkan dengan sengsara.
Apapun yang sedang kita hadapi, kita mohon supaya Roh Kemuliaan ada ditengah-tengah kita, untuk memberikan kekuatan kepada kita semua.

Tuhan memberkati.