[cetak]
Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 18 Mei 2019 (Sabtu Sore)
Salam sejahtera dalam kasih sayang
Tuhan kita Yesus Kristus.
Lukas
13: 22-30 (kita baca ayat 23-24) =>
siapa yang diselamatkan 13:23.
Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah
orang yang diselamatkan?" 13:24. Jawab Yesus kepada
orang-orang di situ: "Berjuanglah
untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!
Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk,
tetapi tidak akan dapat.
Diselamatkan
sama dengan masuk kerajaan sorga. 'Berjuanglah
untuk masuk melalui pintu yang sesak itu!'=
pintu sempit menunjuk pada pintu tirai--Lukas 13 terkena pada pintu
tirai; pemisah antara ruangan suci dan ruangan maha suci. Kita
berjuang supaya pintu tirai terobek, artinya mengalami perobekan
daging sepenuh--sampai daging tidak bersuara lagi. Ini sama seperti
Yesus mati di kayu salib, dan pintu tirai terobek.
Jadi, kita
harus berjuang untuk masuk pintu sempit; berjuang untuk mengalami
perobekan daging sepenuh,
supaya kita bisa diselamatkan dan masuk kerajaan sorga yang
kekal. Kaum muda banyak berjuang dalam studi dan pekerjaan, tetap
jangan lupa berjuang untuk masuk pintu sempit--mengalami perobekan
daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya.
Praktik
mengalami perobekan daging sepenuh:
berjuang
untuk beribadah dan melayani Tuhan
sekarang ini sekalipun mengalami sengsara daging, bahkan satu waktu
berupa aniaya. 2
Timotius 3: 12 3:12.
Memang setiap orang yang mau hidup beribadah
di dalam Kristus
Yesus akan menderita
aniaya,
Karena
itu jangan berlambat-lambat, jangan membuang waktu hari-hari ini
tetapi gunakan untuk ibadah pelayanan! Satu waktu bukan hanya
diperhadapkan dengan waktu tetapi juga antikris.
Lalu apa
hubungannya masuk ibadah dengan kerajaan sorga?
Karena aktivitas kita di sorga adalah beribadah. Kalau sekarang tidak
mau beribadah, mana mau nanti beribadah selamanya. Wahyu
22: 3 22:3.
Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Domba
akan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah
kepada-Nya,
Kita
harus berjuang untuk beribadah melayani Tuhan mulai sekarang
ini. Kita berjuang untuk bekerja, bagus, kuliah, baik sekali,
tetapi lebih semangat lagi untuk beribadah.
"Dulu
om dari SD sudah mengalami, pergi lama, pulang sampai rumah sudah
sore. Susah sekali. Setelah era keponakan om, mereka naik mobil kecil
hanya lima belas menit. Enak sekali. Kami dulu bangun jam empat pagi.
Tidak ada ampun."
Berjuang
untuk beribadah melayani Tuhan sama dengan rela sengsara daging untuk
bisa beribadah melayani Tuhan mulai sekarang. Kalau kaum muda
dalam ibadah merasa capek, daging sakit, itu sudah benar. Kalau
merasa senang-senang, gawat. Harus berjuang; harus ada sengsara
daging!
Tetapi waspada, ada
dua hal yang harus diperhatikan tentang ibadah pelayanan kepada
Tuhan:
-
Maleakhi
3: 18-4: 1
3:18.
Maka kamu akan melihat kembali perbedaan
antara orang benar dan orang fasik,
antara
orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah
kepada-Nya. 4:1.
Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka
semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi
seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman
TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang
mereka.
'Orang
fasik'=
tidak mau beribadah.
Yang pertama: ada
perbedaan antara orang yang mau beribadah melayani Tuhan dan
tidak. Yang
tidak mau beribadah melayani Tuhan, ia hanya seperti jerami, sehebat
apapun dia--sia-sia, tidak berguna, dan hanya menunggu untuk dibakar
selamanya. Hati-hati kalau mulai tidak setia beribadah! Biarpun
hebat, semua akan menjadi sia-sia sampai binasa selamanya.
- Yang
kedua: ada
perbedaan antara orang yang beribadah melayani dan orang yang
beribadah melayani.
Mulai
dari kitab kejadian, Kain dan Habel sama-sama beribadah melayani.
Pelayanan Habel diterima Tuhan, tetapi Kain tidak, sehingga Kain
membunuh Habel.
Dalam perjanjian baru, ibadah pelayanan Yudas
Iskariot tidak berkenan, tetapi sebelas murid berkenan pada Tuhan.
Oleh
sebab itu untuk selamat dan masuk kerajaan sorga kita
harus berjuang untuk beribadah melayani Tuhan dalam ibadah pelayanan
yang benar dan sejati, bukan palsu.
Tanda
ibadah yang benar: Roma
12: 1-2 12:1.
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan
kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan
yang hidup,
yang
kudus
dan yang
berkenan kepada Allah:
itu adalah ibadahmu
yang sejati. 12:2.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah
kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang
sempurna.
- Ayat
1= harus
ada persembahan/pengorbanan
kepada Tuhan sesuai dengan kurban Kristus yang memperjuangkan ibadah
kita. Kalau Dia tidak mati di kayu salib kita bangsa kafir tidak
bisa beribadah.
Kita beribadah bukan mencari sesuatu. Banyak
diajarkan ibadah mencari berkat/sesuatu--sama dengan
bertapa.
Berkorban untuk Tuhan dimulai dari mengembalikan
milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus, setelah itu
baru bisa berkorban waktu, tenaga, keuangan dan lain-lain untuk
Tuhan, sampai mempersembahkan seluruh hidup kita.
Dulu bangsa
Israel harus membawa korban binatang untuk beribadah. Sekarang kita
tidak membawa binatang tetapi seluruh hidup kita.
Ibadah
sejati masih dibatasi lagi; masih ada syaratnya--tubuh yang
dipersembahkan tidak boleh sembarangan--:
- Tubuh
yang hidup.
Dulu
manusia diciptakan dari tanah liat, lalu diberi nafas hidup oleh
Tuhan--daging tidak berguna, Rohlah yang memberi hidup.
Jadi
tubuh yang hidup adalah tubuh yang dikuasai,
diurapi, dan dipenuhi oleh Roh Kudus
lewat ketekunan
dalam ibadah raya
termasuk ibadah kaum muda. Ini adalah persekutuan dengan Allah Roh
Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya. Kalau pergaulan kita
tidak baik, berarti tubuh kita dikuasai oleh dosa.
Bukti
tubuh dikuasai Roh Kudus:
- Hidup
benar--hidup dalam terang--; tidak berbuat dosa.
- Setia
berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan--tubuh yang
hidup itu aktif.
Kalau untuk beribadah masih diseret-seret,
berat, itu masih bergaul dengan daging atau dosa. Bahaya! Ingat
baik-baik!
- Tubuh
yang kudus,
yaitu dikuasai
oleh firman pengajaran yang benar,
yang lebih tajam dari pedang bermata dua lewat ketekunan
dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci
(meja roti sajian). Hidup kita disucikan sampai bagian dalam
disucikan. Kita bergaul dengan Anak Allah di dalam firman dan
kurban Kristus.
Buktinya:
firman dan perjamuan suci sanggup menyucikan kita dari dosa-dosa
Yudas Iskariot yaitu:
- Keinginan
jahat--keinginan akan uang--sehingga menjadi pencuri.
Kalau
ada keinginan jahat, juga ada keinginan najis. Dari dua belas
murid, hanya satu yang gagal. Kenapa? Karena hati Yudas hanya
berisi keinginan jahat sehingga menjadi pencuri.
Malam ini
disucikan menjadi pemberi.
- Pendusta--dari
hati meluap ke mulut.
Waktu perjamuan terakhir, Yesus berkata:
"Dia
yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam
pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku",
tetapi Yudas berkata: "Bukan
aku, ya Rabi?" Pendusta
juga termasuk bergosip dan memfitnah. Kita disucikan menjadi
berkata benar, baik, dan bersaksi kepada yang lain.
- Tubuh
yang berkenan
kepada Allah,
yaitu dikuasai
oleh kasih Allah--'inilah
Anak-Ku yang Kukasihi, kepadanyalah Aku berkenan'--lewat
ketekunan
dalam ibadah doa.
Kita bersekutu dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Buktinya:
- Mengasihi
Tuhan lebih dari semua; rela mengorbankan yang jasmani untuk
perkara rohani.
Yang kita korbankan tidak akan hilang.
Keduanya--jasmani dan rohani--akan Tuhan berikan kepada
kita.
Mengorbankan
perkara jasmani untuk mendapatkan perkara rohani memang sengsara
bagi daging. Tidak apa-apa, sengsara
bagi daging tetapi akan diakhiri dengan sukacita, sorak
sorai. Jangan
seperti Esau! Ia mengorbankan yang rohani untuk dapat yang
jasmani. Sepertinya bersorak sorai, tetapi diakhiri dengan cucuran
air mata, sampai kertak gigi selamanya.
Sekali
lagi, belajar, silakan, mendapatkan yang jasmani, silakan, tetapi
jangan menghambat yang rohani, nanti hanya akan mencucurkan air
mata. Berdoa kepada Tuhan! Yohanes kasihnya tipis, Petrus malah
tidak ada kasih--ia menyangkal Tuhan--, lalu siapa kita. Bahaya!
Buktikan bahwa kita mengutamakan Tuhan lebih dari semua.
Sekarang
mengabaikan berdoa, membaca alkitab, ibadah pelayanan dikecilkan,
jangan, nanti akan menangis. Ibadah yang sungguh-sungguh, jangan
sampai menyesal. Esau menyesal tetapi tidak ada gunanya. Tuhan
tolong kita semua.
"Saya
ingat dulu ketika saya masih belajar, masih SD. Karena kami hidup
di desa, pulang sekolah masih jaga toko, harus persiapkan seragam
sendiri. Saya punya teman, anaknya direktur pabrik gula, saya
lihat dia, saya sampai berkata: coba saya seperti dia, saya mau
belajar apa saja, mau les apa saja karena pulang sekolah tinggal
makan, tidur. Enak. Karena itu sekarang yang sudah enak-enak, mari
ibadah yang sungguh-sungguh. Utamakan yang rohani. Saya dulu
susah. Minggu malam harus menimbang gula, membantu ibu, besok
ujian, tetap harus ikut. Itulah hidup kami. Kalau sekarang sudah
enak, papa mama yang kerja, kita tidak perlu kerja, marilah
belajar sungguh-sungguh dan ibadah sungguh-sungguh. Jangan
korbankan yang rohani!"
- Mengasihi
sesama seperti diri sendiri, sampai mengasihi orang yang memusuhi
kita--membalas kejahatan dengan kebaikan. Kalau ada kebencian,
berarti belum ada kasih; masih bergaul dengan setan.
Jadi
ibadah
sejati adalah ibadah sistem penggembalaan.
Kita harus selalu berada dalam kandang penggembalaan--ketekunan
dalam tiga macam ibadah pokok--sehingga kita selalu disucikan sampai
mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan pada Tuhan.
Dulu, ini sama dengan binatang korban yang disembelih, dikuliti,
dan dipotong-potong--sakit bagi daging. Setelah itu masih harus
dibakar (tanda kedua).
-
Tanda
kedua: dibakar.
Roma
12: 2 12:2.
Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah
oleh pembaharuan
budimu,
sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang
baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Dibakar
artinya harus
mengalami pembaharuan
dari daging menjadi asap berbau harum di hadapan Tuhan; dari manusia
daging menjadi manusia rohani, sampai sempurna; sama mulia seperti
Yesus. Inilah
tanda kedua dalam ibadah pelayanan, yaitu terjadi pembaharuan, bukan
bertambah jahat atau najis.
Kita mengalami penyucian lewat
penggembalaan, memang sakit, tetapi bisa dipersembahkan kepada Tuhan
lewat dibakar. Apa yang harus dibaharui? 'pembaharuan
hati',
artinya hati
keras menjadi hati lembut,
yaitu:
- Bisa
membedakan apa yang benar dari pada yang tidak benar,
mulai dari pengajaran yang benar dan tidak benar.
Hari-hari ini
ada pengajaran yang tidak benar. Datang ke gereja diajarkan nanti
dapat berkat, mobil dan sebagainya. Salah! Bedakan yang benar dan
tidak benar.
Kalau bisa membedakan pengajaran yang benar dan
tidak benar, maka kita bisa membedakan ibadah yang benar dan tidak
benar, termasuk penyembahan dan nikah yang benar dan tidak benar.
Sekarang ibadah pelayanan dibuat serupa dengan dunia.
Salah! Sekarang di gereja Tuhan boleh kawin cerai, kawin campur,
sampai kawin mengawinkan--seperti Hofni dan Pinehas. Ini yang
terjadi. Kita harus hati-hati!
Mari bedakan antara yang
benar dan yang tidak benar, mulai dari pengajarannya, kemudian
ibadah, penyembahan, dan nikah, sampai bisa membedakan semua yang
benar dan tidak benar.
Hasilnya:
apa yang kita pikir, lakukan, dan perbuat adalah benar sehingga
berkenan kepada Tuhan. Hari-hari ini sungguh-sungguh! Kita tidak
bisa apa-apa tanpa Tuhan.
-
Efesus
5: 1-2
5:1.
Sebab itu jadilah
penurut-penurut Allah,
seperti anak-anak yang kekasih 5:2. dan hiduplah di dalam kasih,
sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah
menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang
harum bagi Allah.
Yang
kedua: hati lembut adalah hati
yang taat dengar-dengaran
sampai daging tidak bersuara lagi--Yesus taat sampai mati di kayu
salib.
Contoh: Abraham taat untuk mempersembahkan anaknya.
Sebaliknya, kaum muda kaya, berhasil, melakukan hukum Allah,
lalu Tuhan berkata: 'Juallah
segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka
engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan
ikutlah Aku',
tetapi dia pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Ketaatan
kita seringkali memilih antara sakit bagi daging atau tidak. Tidak
boleh! Harus
taat sampai daging tidak bersuara, barulah kita bisa berbau harum
di hadapan Tuhan.
"Waktu
Tuhan panggil om jadi hamba Tuhan sepenuh, saya berpikir seribu
kali. Kalau hanya tinggal di gereja, saya taat. Tetapi panggilan
hamba Tuhan sepenuh, saya tidak mau, sampai jatuh dari tempat
tidur, baru saya menyerah. Dan Tuhan tolong semua, Tuhan tidak
mempermalukan sekalipun saya diizinkan tidak makan dan minum. Dia
tidak menipu kita."
Ketaatan
diuji saat Tuhan meminta apa yang kita sukai. Mungkin
waktu main game diminta Tuhan untuk berdoa, bagaimana? Di situlah
ketaatan kita diuji. Dosa diminta malam ini, taat, jangan
dipertahankan.
Jangan seperti Yudas! Apa yang disukai,
dosanya disimpan dalam hati sampai hancur dan busuk; tidak berbau
harum sama sekali. Ayo serahkan pada Tuhan dan taat!
Keluaran
29: 22-25 29:22.
Dari domba jantan itu haruslah kauambil lemaknya, ekornya yang
berlemak, lemak yang menutupi isi perutnya, umbai hatinya, kedua
buah pinggangnya, lemak yang melekat padanya, paha kanannya--sebab
itulah domba jantan persembahan pentahbisan-- 29:23. kauambillah
juga satu keping roti, satu roti bundar yang berminyak dan satu roti
tipis dari dalam bakul berisi roti yang tidak beragi, yang ada di
hadapan TUHAN. 29:24. Haruslah kautaruh seluruhnya ke atas
telapak tangan Harun dan ke atas telapak tangan anak-anaknya dan
haruslah kaupersembahkan semuanya sebagai persembahan
unjukan
di hadapan TUHAN. 29:25. Kemudian haruslah kauambil semuanya dari
tangan mereka dan kaubakar di atas mezbah, yaitu di atas korban
bakaran, sebagai persembahan
yang harum di hadapan TUHAN;
itulah suatu korban api-apian bagi TUHAN.
Kalau
sudah berbau harum kita akan menjadi korban timangan/korban
unjukan. Dulu
korban unjukan berasal dari daging binatang dan roti. Tetapi
sekarang kalau kita mau digembalakan--disucikan--dan
dibakar--diubahkan--sampai taat dengar-dengaran, kita juga menjadi
persembahan unjukan/korban timangan yang ada di tangan Imam Besar
Yesus.
Ditimang adalah sama seperti bayi dalam tangan
kemurahan yang besar dari Imam Besar--kemurahan-Nya tidak berubah
selamanya; selalu baru. Mari ibadah yang sungguh-sungguh sampai
berada dalam gendongan tangan Yesus sampai kekal
selamanya.
Hasilnya:
-
Filipi
4: 18-19
4:18.
Kini aku telah menerima semua yang perlu dari padamu, malahan lebih
dari pada itu. Aku berkelimpahan, karena aku telah menerima
kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan
yang harum,
suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah. 4:19.
Allahku akan memenuhi
segala keperluanmu
menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus.
Naikkan
bau harum malam ini lewat penggembalaan dan hati yang taat!
Hasil
pertama: tangan kemurahan Tuhan sanggup memelihara
kita bayi-bayi yang kecil tak berdaya di tengah kesulitan dunia
secara ajaib, tidak terbatas--kalau kita, terbatas--, dan
berkelimpahan sehingga kita mengucap syukur kepada Tuhan. Dia
memelihara kita sampai zaman antikris berkuasa di dunia.
Jangan
batasi Tuhan!
-
Kejadian
8: 20-22
8:20.
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang
tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah
beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas
mezbah itu. 8:21. Ketika TUHAN mencium persembahan
yang harum
itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: "Aku
takkan mengutuk bumi ini lagi karena
manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak
kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup
seperti yang telah Kulakukan. 8:22. Selama bumi masih ada,
takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas,
kemarau dan hujan, siang dan malam."
Hasil
kedua: tangan kemurahan Tuhan sanggup melindungi
kita secara ajaib dari dosa-dosa dan puncaknya dosa--perlindungan
secara rohani--, celaka marabahaya, kutukan Tuhan, hukuman Tuhan,
sehingga kita mengalami damai sejahtera, hidup itu enak dan
ringan.
- Hasil
ketiga: kita disayang
oleh Tuhan--digoyang-goyang/digerakkan--, artinya:
- Dipakai
dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir.
- Ada
masa depan berhasil dan indah.
Kalau kita dipakai, kita sedang
dipersiapkan untuk gerakan masa depan yang berhasil dan indah.
- Dimandikan=
disucikan dan diubahkan, mulai dari tulus. Kita menjadi rumah
doa.
Saat itu pertolongan Tuhan nyata bagi kita; mujizat Tuhan
nyata dalam hidup kita: yang mustahil jadi tidak mustahil; tidak
ada menjadi ada.
Kalau mau diubahkan, tangan kemurahan
Tuhan yang bekerja. Sampai kalau Tuhan datang kita sempurna
seperti Dia. Kita naik ke hadirat-Nya, bersama Dia selamanya,
masuk kerajaan sorga yang kekal.
Inilah
masuk kerajaan sorga. Berjuang untuk ibadah sampai kita digendong
oleh Tuhan, dan semua Dia berikan bagi kita.
Tuhan memberkati.
|