Ibadah Pembukaan Lempinel Angkatan XXXII, 16 Oktober 2009 (Jumat Sore)

Tema fellowship kali ini adalah tentang PANGGILAN DAN PILIHAN TUHAN.

Lukas 6:12-16,menikah merupakan panggilan dan pilihan Tuhan.
Ada kehidupan yang dipanggil menikah, ada kehidupan yang dipanggil tidak menikah. Ini tidak bisa dipaksakan, kalau dipaksakan akan hancur.

Pengkhiatanan dimulai dengan roh tidak setia. Ada 2 macam pengkhianatan:
  1. Pengkhianatan dalam ibadah pelayanan, praktiknya:
    • Ini dimulai dengan tidak setia, sampai meninggalkan jabatan pelayanan. Akibatnya adalah binasa seperti Yudas.
    • Bersungut-sungut dalam ibadah pelayanan, seperti Korah, akibatnya juga adalah kebinasaan.
    Di manapun, kapanpun, situasi apapun, kita harus beribadah melayani Tuhan dengan setia dan mengucap syukur selalu.
    Kalau setia dan baik (mengucap syukur selalu), maka kita akan menerima kebahagiaan Sorga (Matius 25:21), yang tidak bisa dipengaruhi oleh apapun juga di dunia.

  2. Pengkhianatan dalam nikah, Maleakhi 2:15-16,praktiknya:
    • Kawin campur.
      Jangan sampai terang bersatu dengan gelap. Harus satu iman. Malam ini ditingkatkan, untuk bisa satu dalam pengajaran. Kalau bisa menjadi satu dalam pengajaran, maka hati juga akan menjadi satu.

    • Kawin cerai.
      Ini dimulai dengan terjadinya perceraian, kemudian kawin lagi. Perceraian dalam nikah terjadi karena kekerasan hati. Orang keras hati adalah orang yang memegang kebenaran diri sendiri, yaitu kebenaran yang diperoleh orang berdosa dengan jalan menyalahkan orang lain.
      Suami adalah kepala, istri adalah tubuh. Bercerai = memisahkan kepala dengan tubuh = mati. Kalau kawin dengan yang lain, itu berarti kebusukan, mempermanenkan dosa perzinahan.

    • Kawin-mengawinkan.

    Pengkhianatan dalam nikah ini akan merusak benih ilahi dan menghasilkan benih raksasa (Kejadian 6:4), yaitu manusia yang hidup dalam hawa nafsu daging.

    Kejadian 2:22-24,Tuhan menghendaki kesatuan nikah.
    Tujuan utama menikah adalah menjadi satu daging, supaya nanti menghasilkan benih ilahi.
    Rumus nikah Kristiani adalah: 1 suami + 1 istri = 1.
    Di antara suami dan istri hanya boleh ada tanda tambah, yaitu tanda salib, pribadi Tuhan dengan korbanNya; maka nikah itu akan menjadi satu.

    Praktek ada kasih yang dicurahkan dari kayu salib:
    • Saling mengaku dan saling mengampuni.
      Yang membuat nikah tidak bisa menyatu adalah dosa. Kalau dosa diselesaikan, maka nikah akan kembali menyatu.

    • Saling melayani (Galatia 5:13).
      Melayani = melakukan kewajiban.
      Kewajiban mutlak suami adalah mengasihi istri seperti diri sendiri dan jangan berlaku kasar kepada istri.
      Kewajiban mutlak istri adalah tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.

      1 Korintus 7:3-4,
      kalau sama-sama melakukan kewajiban, maka istri adalah hak suami 100 persen, dan suami adalah hak istri 100 persen, nikah itu dalam satu kesatuan dan tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun juga.

    • Saling menghormati.
      Roma 12:10, Ibrani 13:4-6,
      suami istri harus saling menghormati, artinya jujur dalam urusan tempat tidur, jujur dalam keuangan. Ini adalah tolok ukur kejujuran. Kalau jujur dalam urusan tempat tidur dan keuangan, maka ada harapan jujur dalam perkara-perkara lain.

    • Saling mengasihi.
      Kolose 3:14, Efesus 5:31-32,kesatuan nikah yang jasmani akan mengarah pada kesatuan nikah Kristus dengan jemaat. 
    Hasil kesatuan nikah:
    • Lewat kesatuan nikah, Tuhan menemukan wadah untuk tempat menampung benih ilahi, keturunan ilahi.
      Secara jasmani, benih ilahi adalah anak-anak (sampai cucu) yang bersifat rohani, menyenangkan Tuhan. Bagi hamba Tuhan, juga anak-anak rohani yang menunjuk pada jemaat yang baik.
      Secara rohani (Wahyu 12:1-3,5), benih ilahi adalah anak laki-laki yang akan membebaskan kita dari ular naga.
    • Matius 18:19,nikah menjadi rumah doa, doa dijawab oleh Tuhan, dan berkat Tuhan dilimpahkan.
    • Wahyu 19:9,masuk dalam Pesta Nikah Anak Domba saat Yesus datang kembali kedua kali.
Tuhan memberkati.