Ibadah Pendalaman Akitab Malang, 04 Oktober 2012 (Kamis Sore)

Pembicara: Pdt. Dadang Hadi Santoso

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Markus 7:8
7:8 Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia.”

Orang Farisi dan ahli Taurat mengabaikan perintah Allah untuk berpegang pada adat istiadat manusia. Adat istiadat adalah perintah manusia/ dunia yang tidak mengandung nilai rohani dan bertentangan dengan firman Allah. Jika ini diikuti, hanya akan menghasilkan kejahatan dan kenajisan.

Perintah Allah adalah kehendak Allah/ firman Allah yang semuanya bernilai rohani. Jika kita ikuti, akan menghasilkan kebenaran, kesucian, bahkan sampai sempurna seperti Yesus.

Markus 7:1-6
7:1 Pada suatu kali serombongan orang Farisi dan beberapa ahli Taurat dari Yerusalem datang menemui Yesus.
7:2 Mereka melihat, bahwa beberapa orang murid-Nya makan dengan tangan najis, yaitu dengan tangan yang tidak dibasuh.
7:3 Sebab orang-orang Farisi seperti orang-orang Yahudi lainnya tidak makan kalau tidak melakukan pembasuhan tangan lebih dulu, karena mereka berpegang pada adat istiadat nenek moyang mereka;
7:4 dan kalau pulang dari pasar mereka juga tidak makan kalau tidak lebih dahulu membersihkan dirinya. Banyak warisan lain lagi yang mereka pegang, umpamanya hal mencuci cawan, kendi dan perkakas-perkakas tembaga.
7:5 Karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat itu bertanya kepada-Nya: “Mengapa murid-murid-Mu tidak hidup menurut adat istiadat nenek moyang kita, tetapi makan dengan tangan najis?”
7:6 Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

Contoh adat istiadat yang dipegang oleh orang Farisi dan ahli Taurat adalah dalam hal pembasuhan diri dan tangan, juga pembasuhan cawan, kendi, dan perkakas-perkakas tembaga.
Artinya adalah pembersihan diri dengan cara-cara dunia, bukan menurut perintah Tuhan. Akibatnya adalah menimbulkan kemunafikan, di luar nampak suci tetapi hatinya tetap jahat dan najis.

Matius 23:27-28
23:27 Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik, sebab kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran.
23:28 Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.


Markus 7:21-23
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”

Hati akan diisi 12 keinginan jahat dan najis, seperti meja yang penuh dengan muntah dan kotoran, sehingga tidak ada tempat untuk roti (Markus 7 dalam susunan Tabernakel menunjuk pada alat Meja Roti Sajian).


Tanda-tanda ada kemunafikan seperti kuburan adalah:
  1. Bibir memuliakan Tuhan tetapi hati jauh dari Tuhan.
    Markus 7:6
    7:6 Jawab-Nya kepada mereka: “Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu, hai orang-orang munafik! Sebab ada tertulis: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku.

    Dalam kehidupan sehari-hari bisa menyeru nama Yesus, bisa berdoa, tetapi hatinya jauh dari Tuhan. Padahal yang dilihat pertama oleh Tuhan adalah hati.

    Praktek hati jauh dari Tuhan:
    1. Fasik.
      Yeremia 12:1-2
      12:1 Engkau memang benar, ya TUHAN, bilamana aku berbantah dengan Engkau! Tetapi aku mau berbicara dengan Engkau tentang keadilan: Mengapakah mujur hidup orang-orang fasik, sentosa semua orang yang berlaku tidak setia?
      12:2 Engkau membuat mereka tumbuh, dan merekapun juga berakar, mereka tumbuh subur dan menghasilkan buah juga. Memang selalu Engkau di mulut mereka, tetapi jauh dari hati mereka.

      Orang fasik adalah kehidupan yang tetap melakukan perbuatan-perbuatan daging, sehingga tidak mendapat bagian dalam Kerajaan Sorga.

      Galatia 5:19-21
      5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu,
      5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah,
      5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.


      Maleakhi 3:18, 4:1
      3:18 Maka kamu akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang yang beribadah kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya.
      4:1 Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.


      Orang fasik juga adalah tidak mau beribadah kepada Allah. Akibatnya adalah menjadi seperti jerami yang dibakar di neraka.

      Mazmur 1:4-5
      1:4 Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin.
      1:5 Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;

      Orang fasik adalah sekam, yaitu orang Kristen yang hanya puas dengan berkat-berkat jasmani, tetapi tidak mau diisi dengan firman Tuhan. Sekam ini akan gampang ditiup angin, artinya gampang bimbang. Sekam tidak akan tahan dalam penghakiman/ penampian.

    2. [Yeremia 12:1] Tidak setia dalam ibadah pelayanan dan penyembahan kepada Tuhan.
      Matius 25:21,26,30
      25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
      25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
      25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”


      Tidak setia = jahat dan malas = tidak berguna, dan akan dicampakkan dalam kegelapan yang paling gelap.

    3. Mengikut Yesus dari jauh saat akan menghadapi penderitaan = menolak salib.
      Lukas 22:54
      22:54 Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.

      Matius 16:21-23
      16:21 Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
      16:22 Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau.”
      16:23 Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: “Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”


      Wujudnya adalah seperti Petrus yang menarik Yesus ke samping. Yesus adalah Gembala yang berjalan di depan domba-dombaNya. Menarik Yesus ke samping artinya tidak mau tergembala, tidak mau masuk pintu yang sempit.
      Pintu sempit adalah pintu perobekan daging yang liar dan ganas. Daging harus dibendung dalam penggembalaan sampai tidak bersuara lagi.
      Pintu sempit juga merupakan jalan supaya kita bisa menjadi dekat dengan Tuhan Yesus Kristus. Dalam Ruangan Suci ada 3 macam alat yang menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:
      • Pelita Emas -->dalam Ibadah Raya kita bergaul dengan Allah Roh Kudus.
      • Meja Roti Sajian -->dalam Ibadah Pendalaman Alkitab, kita bergaul dengan Anak Allah.
      • Medzbah Dupa Emas -->dalam Ibadah Doa Penyembahan, kita bergaul dengan Allah Bapa.

      Pintu sempit juga merupakan jalan untuk menuju Yerusalem Baru. Untuk bisa masuk Yerusalem Baru, kita harus mau mengalami salib.

      Akibat menolak salib adalah menjadi sama dengan Iblis [Matius 16:23], dan berakhir di neraka untuk selama-lamanya.

  2. Suka menghakimi orang lain.
    Kisah Rasul 23:2-3
    23:2 Tetapi Imam Besar Ananias menyuruh orang-orang yang berdiri dekat Paulus menampar mulut Paulus.
    23:3 Membalas itu Paulus berkata kepadanya: “Allah akan menampar engkau, hai tembok yang dikapur putih-putih! Engkau duduk di sini untuk menghakimi aku menurut hukum Taurat, namun engkau melanggar hukum Taurat oleh perintahmu untuk menampar aku.”


    Yaitu cepat melihat kesalahan atau kekurangan orang lain, padahal diri sendiri lebih banyak kesalahan dan kekurangan.

    Matius 7:1-5
    7:1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.
    7:2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
    7:3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?
    7:4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
    7:5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

    Orang berdosa hidupnya sudah berat sekalipun tidak kita hakimi.
    Kita tidak boleh menghakimi orang lain, sebab:
    • Kalau kita menghakimi, maka kita juga akan dihakimi.

    • Kita juga banyak kesalahan. Kalau kita menghakimi, maka pasti tidak adil dan tidak benar.
      Roma 2:1-2
      2:1 Karena itu, hai manusia, siapapun juga engkau, yang menghakimi orang lain, engkau sendiri tidak bebas dari salah. Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri, karena engkau yang menghakimi orang lain, melakukan hal-hal yang sama.
      2:2 Tetapi kita tahu, bahwa hukuman Allah berlangsung secara jujur atas mereka yang berbuat demikian.

      Yohanes 8:15-16
      8:15 Kamu menghakimi menurut ukuran manusia, Aku tidak menghakimi seorangpun,
      8:16 dan jikalau Aku menghakimi, maka penghakiman-Ku itu benar, sebab Aku tidak seorang diri, tetapi Aku bersama dengan Dia yang mengutus Aku.

    • Sebab belum waktunya penghakiman, dan penghakiman adalah hak Tuhan.
      1 Korintus 4:5
      4:5 Karena itu, janganlah menghakimi sebelum waktunya, yaitu sebelum Tuhan datang. Ia akan menerangi, juga apa yang tersembunyi dalam kegelapan, dan Ia akan memperlihatkan apa yang direncanakan di dalam hati. Maka tiap-tiap orang akan menerima pujian dari Allah.


    Sikap yang benar adalah:

    • Membawa orang berdosa untuk datang kepada Tuhan, lewat mendoakan, lewat mengajak untuk beribadah dan mendengarkan firman Tuhan.

    • Menggunakan kesempatan yang masih ada untuk lebih banyak menghakimi diri sendiri.
      Kita menghakimi diri sendiri lewat:
      • Firman pengajaran yang benar. Prosesnya adalah mendengar sampai dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, apapun resiko yang harus kita tanggung.
        Yohanes 12:48
        12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.

        Kalau tidak mau dihakimi oleh firman, maka nanti di akhir zaman firman itu yang akan menjadi hakim di tahta putih.

      • Perjamuan Suci.
        1 Korintus 11:27-31
        11:27 Jadi barangsiapa dengan cara yang tidak layak makan roti atau minum cawan Tuhan, ia berdosa terhadap tubuh dan darah Tuhan.
        11:28 Karena itu hendaklah tiap-tiap orang menguji dirinya sendiri dan baru sesudah itu ia makan roti dan minum dari cawan itu.
        11:29 Karena barangsiapa makan dan minum tanpa mengakui tubuh Tuhan, ia mendatangkan hukuman atas dirinya.
        11:30 Sebab itu banyak di antara kamu yang lemah dan sakit, dan tidak sedikit yang meninggal.
        11:31 Kalau kita menguji diri kita sendiri, hukuman tidak menimpa kita.


        Syarat makan dan minum Perjamuan Suci adalah dengan menguji diri lewat firman pengajaran yang benar. Kalau ditemukan dosa, maka kita harus mengaku. Kalau ada sesama yang mengaku dosa, maka kita harus mengampuni dan melupakan.

        Kalau menolak firman, maka akan menjadi seperti Yudas.
        Yohanes 13:26-27
        13:26 Jawab Yesus: “Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya.” Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot.
        13:27 Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: “Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera.”

        Yudas tidak menggunakan kesempatan dengan baik sekalipun firman sudah jelas menunjuk dosa. Akibatnya setelah makan dan minum Perjamuan Suci, Yudas justru kerasukan iblis.
        Petrus sudah berada dalam kesalahan yang fatal, tetapi masih mendengar firman penggembalaan (kokok ayam), sehingga Petrus terangkat.

        Praktek Yudas kerasukan iblis:
        1. Menjadi pencuri, yaitu mencuri milik Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus) dan milik sesama.
        2. Menjadi pendusta.
        3. Menjadi pengkhianat dengan cara menjual Yesus senilai 30 keping perak.
          Banyak kehidupan yang menjual pengajaran yang benar atau perkara yang benar hanya untuk mendapatkan kemakmuran secara jasmani.


        Yang kedua, syarat makan dan minum Perjamuan Suci adalah mengaku dengan sungguh-sungguh bahwa roti adalah tubuh Yesus dan anggur adalah darah Yesus. Makan dan minum Perjamuan Suci jangan dengan kebiasaan, tetapi harus dengan kesungguhan.

        Hasil makan dan minum Perjamuan Suci dengan benar adalah kita diberkati oleh Tuhan dan mendapat kekuatan baru untuk tetap bertahan dalam Tuhan sampai garis akhir hidup kita.

      • Nyala api siksaan/ sengsara daging.
        1 Petrus 4:1-2
        4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,
        4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.


        Menghakimi diri adalah lewat nyala api siksaan untuk berhenti berbuat dosa dan hidup menurut kehendak Allah. Salah satu contohnya adalah lewat berpuasa.

      Wahyu 1:15
      1:15 Dan kaki-Nya mengkilap bagaikan tembaga membara di dalam perapian; suara-Nya bagaikan desau air bah.

      Tembaga menunjuk pada penghukuman/ penghakiman.
      Posisi kehidupan yang menghakimi diri adalah berada di bawah kaki Tuhan. Di situ tempat kita menjamah Tuhan, dan Tuhan akan menjamah hidup kita. Hasilnya:

      • Menolong kita dari segala masalah, penyakit, dll., sampai yang mustahil sekalipun.
        Matius 15:30
        15:30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.

      • Melindungi kita dari segala marabahaya sampai maut sekalipun.
        1 Korintus 15:25-26
        15:25 Karena Ia harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.
        15:26 Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.


      • Mengangkat kita sampai ke tahta Anak Domba di Yerusalem Baru.
        Yehezkiel 43:7
        43:7 dan Ia berfirman kepadaku: “Hai anak manusia, inilah tempat takhta-Ku dan inilah tempat tapak kaki-Ku; di sinilah Aku akan diam di tengah-tengah orang Israel untuk selama-lamanya dan kaum Israel tidak lagi akan menajiskan nama-Ku yang kudus, baik mereka maupun raja-raja mereka, dengan persundalan mereka atau dengan mayat raja-raja mereka yang sudah mati;



Tuhan memberkati.