Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 07 April 2022 (Kamis Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Wahyu 16:1-21 tentang ketujuh malapetaka = tujuh murka/ hukuman Allah yang terakhir.

Roma 13:10-12
13:10 Kasih tidak berbuat jahat terhadap sesama manusia, karena itu kasih adalah kegenapan hukum Taurat.
13:11 Hal ini harus kamu lakukan, karena kamu mengetahui keadaan waktu sekarang, yaitu bahwa saatnya telah tiba bagi kamu untuk bangun dari tidur. Sebab sekarang keselamatan sudah lebih dekat bagi kita dari pada waktu kita menjadi percaya.
13:12 Hari sudah jauh malam, telah hampir siang. Sebab itu marilah kita menanggalkan perbuatan-perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang!


Sekarang kita hidup pada waktu yang sudah jauh malam (akhir zaman), di mana:
Jadi, waktu sekarang adalah waktu untuk berjaga-jaga dan hidup dalam naungan kasihNya = hidup menuruti firman Tuhan = hidup di dalam perintahNya, yaitu firman pengajaran benar.

Yohanes 14:15
14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

Wahyu 16:1-21 berdasarkan susunan Tabernakel menunjuk pada dua loh batu (kasih Tuhan yang sempurna). Jadi, tujuh malapetaka Allah yang terakhir jatuh pada manusia daging yang menolak kasih Allah.

1 Korintus 2:14
2:14 Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.

Manusia daging/ duniawi/ alamiah hanya hidup untuk makan, minum, dan kawin-mengawinkan (puncak dosa). Mereka tidak terkontrol lagi oleh firman pengajaran benar dan Roh Kudus, sehingga hidup seperti binatang buas dan tanpa kasih Allah. Manusia daging tidak mengerti dan tidak memahami perkara rohani (firman, Roh Kudus, kasih Allah), sehingga tidak pernah mengalami keubahan hidup dari manusia duniawi menjadi manusia rohani = tetap menjadi manusia daging yang harus menerima murka Allah yang besar dan terakhir, sampai kebinasaan selamanya (7 hukuman = sempurna dalam kebinasaan).

Wahyu 16:3-10
16:3 Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.
16:4 Dan malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.
16:5 Dan aku mendengar malaikat yang berkuasa atas air itu berkata: "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini.
16:6 Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka!"
16:7 Dan aku mendengar mezbah itu berkata: "Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu."
16:8 Dan malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api.
16:9 Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.
16:10 Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan,


Ayat 3-10 merupakan kelompok hukuman Allah yang jatuh pada sumber kehidupan manusia daging/ alamiah/ duniawi, yaitu:
Oleh sebab itu, kita harus mengalami keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, yang tidak bergantung pada hal-hal duniawi yang akan binasa. Manusia rohani bergantung pada yang rohani, yaitu firman, Roh Kudus, dan kasih Allah.

Ayat 3: air laut menjadi darah, seperti darah orang mati = maut, kematian kekal, kebinasaan selamanya. Air yang menjadi darah tidak pernah kembali lagi menjadi air, menunjuk pada kebinasaan kekal.
Di Mesir terjadi 2 kali peristiwa air menjadi darah. Pertama, air menjadi darah sebagai tanda pengutusan Musa (Keluaran 4:1-9).

Keluaran 4:9,1
4:9 Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu."
4:1 Lalu sahut Musa: "Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"

Musa (mewakili kita, manusia) cenderung banyak menggunakan logika/ kepandaian, dan tidak lagi menggunakan iman. Kehidupan semacam ini mempersulit cara melakukan kehendak Tuhan, mempersulit kita untuk diutus Tuhan. Musa bertanya, "Bagaimana jika Israel tidak percaya kepadaku?" Bagi kita sekarang di era kesulitan dunia (Antikris), "Bagaimana keuangannya?" atau "Berapa gaji saya?"

Keluaran 3:4
3:4 Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."

Waktu pertama diutus Tuhan, Musa mengawali dengan menjawab "Ya Tuhan". Namun kemudian Musa kembali menggunakan logika.
"Ya Tuhan" artinya kita harus melakukan kehendak Tuhan dalam pengutusan/ pelayanan, apapun itu, sekalipun manusia berkata ada yang lebih baik. Ketaatan adalah permulaan keberhasilan. Kehendak Tuhan memang berlawanan dengan logika.

Keluaran 4:2
4:2 TUHAN berfirman kepadanya: "Apakah yang di tanganmu itu?" Jawab Musa: "Tongkat."

Kalau kita mau taat dan mengikuti cara Tuhan, sebenarnya sangat sederhana. Tuhan memulai dengan apa yang ada pada kita, bukan ijazah, tetapi tongkat/ salib yang harus ada di tangan kita. Di luar salib, semua sia-sia dan hanya binasa selamanya. Kalau kita sudah melakukan kehendak Tuhan, Tuhan memberikan 3 tanda kepada utusanNya yang pernah bertemu denganNya, yaitu:
  1. Tongkat menjadi ular menunjuk tanda pertobatan (Mezbah Korban Bakaran), yaitu pekerjaan salib Tuhan yang mengampuni dosa kita. Setelah diampuni, jangan kita berbuat dosa lagi. Kita harus bertobat. Pertobatan adalah suatu mujizat.
    Keluaran 4:3-5
    4:3 Firman TUHAN: "Lemparkanlah itu ke tanah." Dan ketika dilemparkannya ke tanah, maka tongkat itu menjadi ular, sehingga Musa lari meninggalkannya.
    4:4 Tetapi firman TUHAN kepada Musa: "Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya" -- Musa mengulurkan tangannya, ditangkapnya ular itu, lalu menjadi tongkat di tangannya
    4:5 -- "supaya mereka percaya, bahwa TUHAN, Allah nenek moyang mereka, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub telah menampakkan diri kepadamu."


    Tongkat harus di tangan, artinya pengajaran yang benar dan pertobatan sudah harus dimiliki, dikuasai, dan menjadi pengalaman hidup dari seorang utusan Tuhan.
    Tongkat dilepas menjadi ular, artinya kalau salib dilepaskan, kita hanya menjadi seperti setan dan tidak bisa bertobat lagi.
    Ekor ular dipegang menjadi tongkat kembali, artinya sekarang masih ada kesempatan untuk bertobat dan kembali pada Tuhan serta firman pengajaran yang benar.

  2. Tangan berkusta menunjuk tanda baptisan air (Bejana Pembasuhan).
    Keluaran 4:6-8
    4:6 Lagi firman TUHAN kepadanya: "Masukkanlah tanganmu ke dalam bajumu." Dimasukkannya tangannya ke dalam bajunya, dan setelah ditariknya ke luar, maka tangannya kena kusta, putih seperti salju.
    4:7 Sesudah itu firman-Nya: "Masukkanlah tanganmu kembali ke dalam bajumu." Musa memasukkan tangannya kembali ke dalam bajunya dan setelah ditariknya ke luar, maka tangan itu pulih kembali seperti seluruh badannya.
    4:8 "Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua.

    Tanda kusta menunjuk pada kebenaran diri sendiri. Tangan berkusta dimasukkan baju dan pulih kembali, artinya baptisan air yang benar (lahir baru) adalah untuk memulihkan dan menyucikan hati nurani kita dari kebenaran diri sendiri. Lewat kebenaran firman Allah yang dibukakan rahasiaNya dan yang menunjuk pada kebenaran diri sendiri, kita menjadi sadar (tangan dimasukkan ke dalam baju, memegang dada), kita menyesal, mengaku dosa pada Tuhan dan sesama. Darah Yesus menyucikan kita dari segala dosa. Kita bisa bertobat dan lanjut hidup dalam kebenaran.

  3. Air menjadi darah menunjuk pada Pintu Kemah, kepenuhan Roh Kudus. Kita perlu mengalami urapan dan kepenuhan Roh Kudus sehingga bisa taat dengar-dengaran.
    Keluaran 4:8-9
    4:8 "Jika mereka tidak percaya kepadamu dan tidak mengindahkan tanda mujizat yang pertama, maka mereka akan percaya kepada tanda mujizat yang kedua.
    4:9 Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu."


    Air dicurahkan kepada tanah yang kering. Tanah kering menunjuk pada kehidupan yang keras hati dan tidak taat, sehingga air menjadi darah,, artinya firman pengajaran benar sudah menjadi penghukuman. Tadinya, firman membawa kita bertobat dan lahir baru, serta hidup dalam ketaatan. Kalau keras hati, tidak bertobat, tidak lahir baru, dan tidak taat (tidak ada Roh Kudus), maka firman menjadi penghukuman, seperti yang dialami setan.

    Matius 12:33-37
    12:33 Jikalau suatu pohon kamu katakan baik, maka baik pula buahnya; jikalau suatu pohon kamu katakan tidak baik, maka tidak baik pula buahnya. Sebab dari buahnya pohon itu dikenal.
    12:34 Hai kamu keturunan ular beludak, bagaimanakah kamu dapat mengucapkan hal-hal yang baik, sedangkan kamu sendiri jahat? Karena yang diucapkan mulut meluap dari hati.
    12:35 Orang yang baik mengeluarkan hal-hal yang baik dari perbendaharaannya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan hal-hal yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat.
    12:36 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman.
    12:37 Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan, dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum."

    Tanah kering (kering rohani, keras hati, diisi dengan kebenaran diri sendiri) bisa dideteksi dari mulut dengan perkataan-perkataan yang kering. Kata-kata adalah isi hati dan buah kehidupan. Kalau hati keras dan diisi kebenaran diri sendiri, maka kata-katanya sia-sia, dusta, gosip, fitnah, menghujat, bahkan menghujat Tuhan dan firman pengajaran yang benar.

    Roma 10:8-10
    10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
    10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
    10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.


    Mari kita mengisi hati kita dengan iman (firman pengajaran yang benar), sehingga lewat mulut kita bisa diselamatkan. Dengan mulut, kita bisa mengaku Yesus sebagai Juru Selamat, serta mengaku dosa, sehingga kita diselamatkan dan bebas dari hukuman.

    Yohanes 12:47-48
    12:47 Dan jikalau seorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, Aku tidak menjadi hakimnya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.
    12:48 Barangsiapa menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menjadi hakimnya pada akhir zaman.


    Kalau kita menolak firman dan pengutusan Tuhan, maka kita akan menerima penghukuman dari firman dan pengutusan yang kita tolak.
Tanda ketiga seorang utusan Tuhan sama dengan tulah pertama di Mesir, yaitu air menjadi darah (peristiwa air menjadi darah yang kedua di Mesir). Tanda ini juga sama dengan hukuman cawan kedua di akhir zaman, menjelang kedatangan Yesus kedua kali.

Keluaran 7:14
7:14 Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Firaun berkeras hati, ia menolak membiarkan bangsa itu pergi.

Wahyu 16:3
16:3 Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut.

Air laut (kumpulan air yang banyak) menunjuk pada pergaulan dunia, dan dari sini ada garam yang asin. Sekarang sudah tiba waktunya untuk kita diambil dari pergaulan dunia yang luas, untuk diasingkan (digembalakan) sehingga menjadi garam yang asin, bahkan menjadi garam dunia. Dengan demikian, kita tidak akan terkena murka Allah yang terakhir (cawan kedua).

Matius 5:13
5:13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang.

Sebelum air laut menjadi darah, sebelum hukuman cawan kedua datang, mari kita menggunakan kesempatan supaya air laut menjadi garam yang asin, sehingga kita luput dari murka Allah yang akan datang. Garam asin memang kecil, murah, sederhana, tetapi sangat berguna dan dibutuhkan orang. Garam dunia bersama terang dunia = gereja Tuhan yang sempurna seperti Yesus.

Wahyu 17:1-2,5,15
17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: "Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
17:2 Dengan dia raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya."
17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
17:15 Lalu ia berkata kepadaku: "Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.


Siapakah air laut itu? Laut adalah bangsa Kafir yang diduduki/ dikuasai oleh Babel (roh jahat dan najis), yang dipakai hanya untuk pembangunan Babel, dan hanya akan dibinasakan dalam kematian kekal selamanya.

Proses pembuatan garam asin dari air laut:
  1. Sebagian kecil air laut harus dialirkan ke tambak.
    Sebagian bangsa Kafir dipanggil dan dipilih Tuhan sehingga menerima 3 tanda, yaitu percaya Yesus dan bertobat, baptisan air (lahir baru), serta mengalami baptisan Roh Kudus. Ini sama dengan kita masuk Halaman Tabernakel. Hidup benar dan taat = selamat. Kita tidak akan dihukum oleh Tuhan, justru diberkati dan menjadi berkat bagi orang lain.

  2. Air laut yang sudah diasingkan di tambak, harus dibendung supaya tidak kembali ke laut.
    Dibendung = digembalakan dengan benar dan baik di Ruangan Suci Tabernakel. Kita menjadi ranting yang melekat pada pokok yang benar = kita digembalakan oleh Yesus, firman pengajaran yang benar. Kita selalu berada di kandang, yaitu ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok: ketekunan dalam Ibadah Raya (Pelita Emas), Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci (Meja Roti Sajian), serta Ibadah Doa Penyembahan (Mezbah Dupa Emas).

    Dalam kandang penggembalaan, kita dibendung = tubuh, jiwa, dan roh kita disucikan dari dosa Babel, yaitu:
    • Dosa kikir (tidak bisa memberi) dan serakah (mencuri milik Tuhan dan sesama, termasuk milik pemerintah) harus disucikan.
    • Dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan tidak boleh ada lagi.
    • Rubah-rubah kecil yang merusak kebun anggur harus disingkirkan.
      Rubah kecil = dosa-dosa kecil yang seringkali tidak disadari, yaitu bersungut-sungut, mengomel, bergosip, serta iri hati.
      Rubah kecil merusak kebun anggur yang sedang berbunga = dosa kecil yang merusak kebahagiaan dalam nikah dan penggembalaan.
    Kidung Agung 2:15
    2:15 Tangkaplah bagi kami rubah-rubah itu, rubah-rubah yang kecil, yang merusak kebun-kebun anggur, kebun-kebun anggur kami yang sedang berbunga!

    Selain dosa, daging harus dibendung supaya tidak liar. Keadaan daging yang liar adalah seperti orang Gerasa yang berkeliaran di kuburan. Daging yang liar = orang gila, lari ke mana-mana. Sebaliknya, yang bisa duduk tenang adalah orang yang waras.

    Markus 5:1-5
    5:1 Lalu sampailah mereka di seberang danau, di daerah orang Gerasa.
    5:2 Baru saja Yesus turun dari perahu, datanglah seorang yang kerasukan roh jahat dari pekuburan menemui Dia.
    5:3 Orang itu diam di sana dan tidak ada seorang pun lagi yang sanggup mengikatnya, sekalipun dengan rantai,
    5:4 karena sudah sering ia dibelenggu dan dirantai, tetapi rantainya diputuskannya dan belenggunya dimusnahkannya, sehingga tidak ada seorang pun yang cukup kuat untuk menjinakkannya.
    5:5 Siang malam ia berkeliaran di pekuburan dan di bukit-bukit sambil berteriak-teriak dan memukuli dirinya dengan batu.


    Daging liar suka tinggal di kuburan/ tempat perpanjangan tangan maut yang membuat kita kering dan mati rohani, seperti diskotik, perjudian, termasuk kuburan modern, yaitu gereja/ fellowship/ organisasi tanpa firman pengajaran benar. Mereka hanya mengandalkan kemakmuran dan hiburan, tanpa penyucian, sehingga menjadi persekutuan orang gila. Sidang jemaat menjadi kering rohani.

    Segala sesuatu tanpa pengajaran yang benar pada akhirnya menjadi seperti orang gila, suka berteriak (perkataan yang menyakiti orang lain), suka memukul diri dengan batu (suami tidak mengasihi dan kasar pada istri, istri tidak tunduk dan justru menuntut suami). Firman disampaikan dengan keras menegor kita untuk menjadikan hidup kita manis.

    2 Petrus 1:10-11
    1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
    1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

    Kalau kita sudah bisa digembalakan dengan baik, maka kita akan menerima hasilnya. Kita tidak akan pernah tersandung, kita bisa melayani Tuhan sampai garis akhir. Kita menerima hak penuh untuk masuk Kerajaan Sorga. Orang waras bisa duduk = tenang, damai sejahtera, enak dan ringan, serta kenyang dipelihara Tuhan. Kalau laki-laki (ayah, suami) duduk di rumput, maka istri dan anak-anak pasti mengikuti. Tuhan yang menjadi Gembala, kita takkan berkekurangan. Kita tinggal tenang sampai air laut bisa mengkristal menjadi garam.

  3. Kristal garam harus direbus, dijemur, dikeringkan = kita mengalami percikan darah (Ruangan Maha Suci Tabernakel).
    Dulu Imam Besar Harun masuk ke Ruangan Maha Suci dan memercik darah. Kita mengalami sengsara daging bersama Yesus, tanpa dosa, dan harus disertai dengan doa penyembahan agar kita menjadi kuat.

    1 Petrus 4:12-14
    4:12 Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13 Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    4:14 Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.


    Kita harus mengalami percikan darah untuk bisa menerima Shekinah Glory, yaitu Roh Kemuliaan. Semakin besar salibnya, semakin besar urapannya, semakin besar kemuliaannya, dan semakin besar pula berkatnya. Kemuliaan Tuhan yang sesungguhnya adalah keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

    Efesus 4:24-25
    4:24 dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya.
    4:25 Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota.


    Permulaan tanda manusia baru adalah tidak boleh ada lagi dusta. Dusta adalah dosa otomatis karena suatu kepentingan atau takut akan sesuatu, yang harus dilawan dan disucikan. Dusta, gosip = kata-kata hambar = garam hambar, yang akan diinjak-injak antikris selama 3,5 tahun. Namun, garam yang asin = kehidupan yang jujur. Air laut harus melewati proses untuk bisa menjadi garam yang asin.

Sifat garam adalah:
Iman + belas kasih = mujizat terjadi.

Hasilnya adalah:
  1. Yohanes 21:3-7
    21:3 Kata Simon Petrus kepada mereka: "Aku pergi menangkap ikan." Kata mereka kepadanya: "Kami pergi juga dengan engkau." Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
    21:4 Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
    21:5 Kata Yesus kepada mereka: "Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?" Jawab mereka: "Tidak ada."
    21:6 Maka kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh." Lalu mereka menebarkannya dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.
    21:7 Maka murid yang dikasihi Yesus itu berkata kepada Petrus: "Itu Tuhan." Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau.

    Tidak ada ikan menjadi banyak ikan. Petrus dan kawan-kawan mengalami kuasa penciptaan, dari yang tidak ada menjadi ada, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Laki-laki/ suami/ gembala yang sering mengandalkan kekuatan dan pengalaman sendiri harus diubahkan. Kita hanya mengandalkan iman dan belas kasih Tuhan. Jujur dan taat = mengulurkan tangan pada Tuhan, sehingga terjadi mujizat. Tuhan akan memelihara kita di tengah kesulitan akhir zaman, bahkan menyingkirkan kita di zaman antikris. Orang berdosa yang telanjang bisa diubah menjadi orang yang diutus Tuhan dalam jabatan pelayanan, untuk pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

  2. Markus 5:25-29
    5:25 Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan.
    5:26 Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk.
    5:27 Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya.
    5:28 Sebab katanya: "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."
    5:29 Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya.


    Perempuan yang pendarahan 12 tahun, menunjuk pada perpecahan, kebusukan, keadaan yang semakin memburuk, sampai kemustahilan. Kelemahan perempuan adalah berharap pada tabib/ manusia lain. Jika kita jujur dan taat = mengulurkan tangan iman pada Yesus, maka kesembuhan akan terjadi, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Semua perpecahan bisa disatukan kembali, bahkan kita menjadi satu tubuh Kristus. Kebusukan diubah menjadi keharuman, artinya kita menjadi kesaksian yang hidup untuk memuliakan Tuhan.

  3. 1 Petrus 5:5-6
    5:5 Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklah kepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
    5:6 Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.


    Kaum muda juga sering mengandalkan kekuatannya sendiri, susah untuk tunduk dan taat, sehingga gagal total dan hancur hidupnya. Mari kita kembali, mengulurkan tangan iman pada Tuhan. Tuhan akan mengangkat dan meninggikan pada waktunya, yang gagal total menjadi berhasil dan indah pada waktunya.

    Kita disucikan dan diubahkan terus-menerus, sampai kita sempurna dan bisa menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan permai. Kita bisa masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah, Kerajaan 1000 tahun damai, sampai masuk Yerusalem baru kekal selamanya. Sesuai iman kita, mujizat pasti terjadi di tengah-tengah kita.


Tuhan memberkati.