Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Juli 2017 (Rabu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian. 

Wahyu 6: 5-6
6:5. Dan ketika Anak Domba itu membuka meterai yang ketiga, aku mendengar makhluk yang ketiga berkata: "Mari!" Dan aku melihat: sesungguhnya, ada seekor kuda hitamdan orang yang menungganginya memegang sebuah timbangan di tangannya.
6:6. Dan aku mendengar seperti ada suara di tengah-tengah keempat makhluk itu berkata: "Secupak gandum
sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar. Tetapi janganlah rusakkan minyak dan angguritu."

Di sini merupakan pembukaan METERAI KETIGA--penghukuman yang ketiga dari Allah Roh Kudus--atas dunia ini, yaitu kegerakan kuda hitam, yang menimbulkan KELAPARANsecara dobel: secara jasmani dan rohani terutama kelaparan akan firman Allah.
Akibatnya: banyak manusia, termasuk hamba Tuhan/pelayan Tuhan akan rebah dan tidak bangkit-bangkit lagi--dalam kitab Amos--, artinya: berbuat dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan, enjoydalam dosa sampai puncaknya dosa; tidak bisa bertobat, dan binasa untuk selamanya (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Mei 2017).
Inilah yang akan terjadi.

Jalan keluaruntuk menghadapi kelaparan dobel yang akan datang: (ayat 6) (diterangkan mulai dari Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 25 Mei 2017):
  1. Yang pertama: 'Secupak gandum sedinar, dan tiga cupak jelai sedinar')= kita harus memilikisatu dinar(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 25 Mei 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 29 Mei 2017).
    Pengertian satu dinar:

    1. Satu dinar adalah upah bekerja/melayani di kebun anggur/ladang Tuhan (diterangkan pada Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 25 Mei 2017). Kita harus melayani atau menahbiskan diri di ladang Tuhan.

    2. Satu dinar adalah kehidupan yang kembali pada gambar Allah Tritunggal (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 28 Mei 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 29 Mei 2017).

  2. Jalan keluar yang kedua: 'janganlah rusakkan minyakdan anggur itu'= kita harus punya minyak urapan Roh Kudus(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 04 Juni 2017sampai Ibadah Raya Surabaya, 11 Juni 2017).

  3. Jalan keluar yang ketiga: 'janganlah rusakkan minyak dan angguritu'= kita harus memiliki anggur (darah Yesus)(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 12 Juni 2017sampai Ibadah Doa Surabaya, 21 Juni 2017). Anggur artinya darah Yesus dan kesukaan sorga.
Upah satu dinar ini ada kaitan dengan minyak dan anggur; ada hubungan antara tahbisan (satu dinar) dengan minyak dan anggur.
Keluaran 29: 21
29:21. Haruslah kauambil sedikit dari darahyang ada di atas mezbah dan dari minyak urapanitu dan kaupercikkanlah kepada Harun dan kepada pakaiannya, dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian anak-anaknya; maka ia akan kudus, ia dan pakaiannya, dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya.

Di sini ada DARAH (ANGGUR) DAN MINYAK URAPAN.
Harun imam besar gambaran dari Yesus. Anak-anaknya gambaran dari kita imam-imam.
Minyak urapan dan darah ada kaitan dengan tahbisan--upah satu dinar; ibadah pelayanan kepada Tuhan.
'jangan rusakkan minyak dan anggur'= jangan rusakkan tahbisan kepada Tuhan/ibadah pelayanan kepada Tuhan!

Oleh sebab itu tahbisan harus ditandai dengan darah dan minyak. Jika tahbisan kita ditandai dengan darah (anggur) dan minyak, kita akan mendapatkan perlindungan dan kekekalan; itu arti dari istilah 'jangan rusakkan!'.
Kita mengalami perlindungan dari hukuman Allah yang akan menimpa dunia--tiga kali tujuh penghukuman--, kiamat sampai neraka. Termasuk perlidungan dari celaka dan marabahaya.

Selanjutnya, kita mendapatkan hidup kekal untuk selama-lamanya. Pada hari Minggu, dalam Wahyu 20: 6, sekalipun seorang imam diizinkan meninggal dunia, kalau tahbisannya benar--ada tanda darah dan minyak---, dia akan bangkit untuk tetap menjadi imam dan raja dalam Kerajaan Seribu Tahun Damai, sampai di Kerajaan Sorga selamanya (Wahyu 22: 3, 5). Itu kekekalan; ibadah pelayanan tidak bisa dihalangi oleh apapun juga. 

Inilah tentang kelaparan yang akan datang; hanya bisa ditanggulangi dengan bekerja di kebun anggur, dan tahbisan harus benar--ditandai dengan minyak dan anggur (jangan rusakkan tahbisan!).

Di dalam Keluaran 29, ada tiga bagian dasar dari tahbisan yang benar--di mana kita mendapat minyak dan anggur--:
  1. Bagian dasar yang pertama: korban binatang.
    Keluaran 29: 1
    29:1. "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembujantan muda dan dua ekor dombajantan yang tidak bercela,

    Ini nanti disembelih dan dibakar; darahnya--anggur--dari sini. Darah dipercikkan pada pakaian pelayanan; kehidupan yang melayani.

  2. Bagian dasar yang kedua: korban makanan.
    Keluaran 29: 2-3
    29:2. roti yang tidak beragidan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.
    29:3. Kautaruhlah semuanya dalam sebuah bakul dan kaupersembahkanlah semuanya dalam bakul itu, demikian juga lembu jantan dan kedua domba jantan itu.

    Korban makanan= roti yang tidak beragi.

  3. Bagian dasar yang ketiga: minyak urapan.
    Keluaran 29: 4-7
    29:4. Lalu kausuruhlah Harun dan anak-anaknya datang ke pintu Kemah Pertemuan dan haruslah engkau membasuh mereka dengan air.
    29:5. Kemudian kauambillah pakaian itu, lalu kaukenakanlah kepada Harun kemeja, gamis baju efod, dan baju efod serta tutup dada; kaukebatkanlah sabuk baju efod kepadanya;
    29:6. kautaruhlah serban di kepalanya dan jamang yang kudus kaububuh pada serban itu.
    29:7. Sesudah itu kauambillah
    minyak urapandan kautuang ke atas kepalanya, dan kauurapilah dia.

    Dari sini minyak urapan diambil untuk dipercikkan pada pakaian imam besar dan imam-imam. Minyak urapan ini selain dituangkan di kepala, juga dipercik pada pakaian imam-imam.
Menghadapi kelaparan yang akan datang, hamba Tuhan dan pelayan Tuhan banyak yang rebah; berbuat dosa sampai puncaknya dosa, tidak bisa bertobat lagi karena sudah tidak ada firman.
Sekarang kita punya satu dinar (upah bekerja; melayani Tuhan; menahbiskan diri), lalu jangan rusakkan minyak dan anggur--jangan rusakkan tahbisan; terus menahbiskan diri sampai selamanya.

Tabhisan yang benar kita pertahankan.
Tahbisan yang benar ditandai dengan korban binatang--darah; anggur yang dipercik ke pakaian--, korban makanan--roti--, dan minyak urapan.

AD. 1 KORBAN BINATANG
Keluaran 29: 1
29:1. "Inilah yang harus kaulakukan kepada mereka, untuk menguduskan mereka, supaya mereka memegang jabatan imam bagi-Ku: Ambillah seekor lembu jantan mudadan dua ekor domba jantan yang tidak bercela,

Domba jantan ada dua ekor. Korban binatang ini terbagi atas tiga bagian:
  1. Korban lembu jantan muda= korban pendamaian; korban penghapus dosa.
  2. Korban domba jantan I= korban penyerahan diri sepenuh.
  3. Korban domba jantan II= korban tahbisan; dipakai Tuhan.
Ini semua sudah digenapkan oleh kurban Kristus di kayu salib. Kita tidak usah lagi membawa binatang korban untuk bisa melayani.

Pengertian rohani dari ketiga korban binatang:
  1. Korban lembu jantan muda= korban pendamaian; korban penghapus dosa.
    Harus ada korban pendamaian dulu!

    Mengapa harus ada korban pendamaian dari dosa-dosa?Sebab sejak Adam dan Hawa berbuat dosa di Taman Eden, semua manusia sudah berbuat dosa; manusia menjadi hamba dosa, terpisah dari Tuhan--waktu Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka sembunyi dari Tuhan--, dan tidak ada kemampuan untuk kembali pada Allah, berarti binasa selamanya.

    Roma 3: 23
    3:23. Karena semua orang telah berbuat dosadan telah kehilangan kemuliaan Allah,

    'kehilangan kemuliaan Allah' = telanjang.
    Karena itu kalau mau jadi hamba Tuhan harus terlepas dulu dari dosa.

    Harus ada korban pendamaian!

    Lalu bagaimanamanusia berdosa bisa kembali berdamai dengan Allah? Tadi tidak ada kemampuan untuk kembali, lalu bagaimana bisa berdamai dengan Allah?
    2 Korintus 5: 18-19
    5:18. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nyadan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
    5: 19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

    Ada dua hal tentang pendamaian:

    1. Ayat 18: 'semuanya ini dari Allah'= Allah yang berinisiatifuntuk memperdamaikan diri-nya dengan manusia berdosa lewat kurban Kristus/korban pendamaian.
      Dulu lewat bawa lembu, sekarang tidak usah lagi.

      Roma 3: 24-25
      3:24. dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
      3:25.
      Kristus Yesus telah ditentukan Allah menjadi jalan pendamaiankarena iman, dalam darah-Nya. Hal ini dibuat-Nya untuk menunjukkan keadilan-Nya, karena Ia telah membiarkan dosa-dosa yang telah terjadi dahulu pada masa kesabaran-Nya.

      'jalan pendamaian' = korban pendamaian.
      1 Yohanes 4: 10
      4:10. Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.

      Diperdamaikan = dibenarkan. Berdosa itu rusak, karena itu harus diperbaiki---'jangan rusakkan minyak dan anggur!'. Berbuat dosa berarti merusak darah/anggur dan minyak. Sebab itu harus diperdamaikan/dibenarkan.

      Dari tiga ayat ini jelas, Allah yang berinisiatif untuk memperdamaikan diri-Nya dengan manusia berdosa lewat korban pendamaian. Jadi Allah yang datang terlebih dahulu, bukan manusia yang kembali.

    2. 2 Korintus 5: 19: 'dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka'= setelah manusia berdosa diperdamaikan dengan cuma-cuma oleh kurban Kristus, maka Allah tidak memperhitungkan dosa kita lagi; Allah memandang kita seperti tadinya tidak pernah berbuat dosa itu. Seperti itu pendamaian. Tadinya mencuri, lalu diperdamaikan/diampuni/ditutup, sehingga seperti tidak pernah mencuri. Itulah kekuatan darah Yesus.

      Kalau sudah diampuni, tetapi tetap berbuat dosa mencuri, percuma, nanti akan dihukum. Kalau kita sudah mengaku dan diampuni, dosa itu sudah ditutup dan Allah memandang kita seperti tadinya kita tidak berbuat dosa.

    Jadi untuk masuk tahbisan yang benar, harus ada korban binatang, korban makanan dan minyak urapan. Sekarang kita pelajari dulu tentang korban binatang.

    Korban binatang ada tiga juga, yaitu lembu, domba jantan I dan domba jantan II.
    Lembu artinya korban pendamaian. Mengapa harus berdamai? Sebab manusia sudah berbuat dosa, jauh dari Tuhan, tidak bisa kembali lagi dan binasa. Bagaimana manusia yang jauh dari Tuhan bisa berdamai? Allah yang datang; berinisiatif untuk memperdamaikan diri-Nya dengan manusia berdosa lewat kurban Kristus. Jika sudah diperdamaikan, manusia seperti tidak pernah berbuat dosa dan tidak dihukum.

    Proses pendamaian: oleh pekerjaan firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, kita terdorong untuk sadar akan dosa, menyesali, sampai mengaku dosa pada Tuhan dan sesama dengan sejujur-jujurnya. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi; kita dibenarkan oleh darah Yesus dan hidup dalam kebenaran, sehingga kita mendapat kemurahan dan kepercayaan Tuhan untuk melayani pelayanan pendamaian. Jangan seperti Akhan yang sampai disudutkan, dicari saksinya.

    2 Korintus 5: 18
    5:18. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.

    Kalau kita sudah BERDAMAI, DIBENARKAN DAN HIDUP DALAM KEBENARAN, kita akan mendapatkan kemurahan dan kepercayaan Tuhan untuk melayani dalam pelayanan pendamaian; kita diangkat jadi imam-imam dan raja-raja, bukan lagi hamba dosa.

    Kalau ada dosa, akan jadi hamba dosa, tidak bisa jadi hamba Tuhan. Pilih salah satu! Lepaskan dosa! Caranya adalah lewat korban pendamaian; Allah yang datang pada kita dengan membawa kurban Kristus--korban pendamaian di kayu salib. Tinggal kita mau atau tidak.

    Jadi, imam dan raja atau jabatan pelayanan adalah kemurahan dan kepercayaan Tuhan yang seharga darah Yesus/kurban Kristus di kayu salib. Harus kita hargai!

    "Saya sering mengatakan: kalau kita kerja di dunia, dikontrak lima juta untuk bekerja tiga bulan. Lalu sebelum tiga bulan--sebelum garis akhir--keluar, maka kita harus bayar sepuluh juta. Ini masih bisa dibayar. Tetapi kontrak dengan darah Yesus itu sampai garis akhir. Kalau sebelum garis akhir kita mau berhenti (tinggalkan pelayanan, tidak beribadah melayani Tuhan), mau dibayar dengan apa? Darah Yesus merupakan darah orang tidak berdosa. Kita semuanya berdosa, termasuk saya. Kita tidak akan bisa membayarnya."

    Teken kontrak dengan Tuhan sampai garis akhir (kita beribadah melayani Tuhan sampai garis akhir)! Ini kemurahan kepercayaan Tuhan kepada kita. Saya doakan supaya dapat pekerjaan, sekolah yang bagus, silahkan. Tetapi jangan lupa teken kontrak dengan Tuhan; kita diperdamaikan, dibenarkan, hidup benar, diangkat jadi imam dan raja, kita beribadah melayani Tuhan sampai garis akhir--sampai meninggal atau sampai Tuhan datang kembali.

    Kalau melanggar, kita harus membayar dengan harga yang mahal yaitu kebinasaan karena kita sudah menginjak-injak kurban Kristus.

    Yang belum melayani, berdoa, yang sudah melayani, tetap bertahan. Kemurahan dan kepercayaan Tuhan harus kita pegang.

    Kita semua harus menjaga--berjaga-jaga--supaya kita tetap setia dan dapat dipercaya oleh Tuhansampai garis akhir.
    Mengapa begitu?Kalau tidak setia dan dipercaya sampai garis akhir, kepercayaan itu akan dialihkan kepada orang lain. Celakanya seperti tadi, manusia sudah enak di Taman Eden, tetapi begitu berbuat dosa tidak bisa kembali lagi ke Taman Eden. Untunglah Tuhan yang datang untuk memperdamaikan manusia.

    Tetapi untuk imamini berbeda, kalau kepercayaan atau jabatan pelayanan sudahdialihkan kepada orang lain, kita tidak akan dapat kesempatan untuk kembali lagi; sama dengan binasa. Contoh: Yudas, setelah ia digantikan Matias, ia tidak bisa kembali lagi. Ini yang harus kita jaga.

    Inilah tahbisan yang benar yaitu harus ada korban pendamaian--diperdamaikan--, dibenarkan, hidup benar, baru melayani Tuhan. Melayani Tuhan juga bukan seenaknya, tetapi dengan setia dan dapat dipercaya sampai garis akhir. Kita dapat kepercayaan di rumah tangga sebagai suami, isteri, layani dengan baik; di dalam penggembalaan, layani dengan baik. Juga kita dapat bonus dari Tuhan yaitu antar penggembalaan.

    "Gembala saya, Pdt. In Juwono dan Pdt. Pong Dongalemba selalu mengatakan: Jangan sampai kepercayaan dialihkan. Inilah, kita dapat bonus yaitu dipercayakan pelayanan antar penggembalaan. Kadang kita ke desa, kota, luar negeri, terserah Tuhan. Mari kita layani dengan setia dan dapat dipercaya. Mungkin ada tim doanya dan lain-lain, ada yang ikut serta.
    Kemarin saya sampaikan firman di Malang, Tuhan ingatkan, kita ini ada di Malang, Surabaya, Medan, Jakarta, pemirsa siaran langsung (di luar negeri, Bangka, Belitung dan di manapun), saya di mimbar digerakkan Tuhan, dulu ada tim doa rantai. Nanti saya libatkan semua yang tergembala. Ambil satu jam saja di rumah (tidak usah ke gereja). Mau satu minggu satu jam boleh, satu hari satu jam juga boleh. Doa untuk diri sendiri, keluarga dan pekerjaan Tuhan (kunjungan, Lempin-El). Juga ada tim doa puasa. Mungkin mau ambil satu bulan sekali, setiap minggu sekali. Itu pesan terakhir Om Pong pada saya: Itu sehat untuk jasmani dan rohani. Beliau sudah 60 tahun lebih tetapi tetap puasa. Itu saya jalankan terus. Nanti akan didaftar supaya tanggung jawab.
    Itu sebabnya imam-imam harus mengumpulkan formulir, supaya tanggung jawab dan bisa saya doakan. Saya sering malu kalau berdoa, karena hanya ingat kakaknya atau adiknya. Kalau ada formulir, bisa saya lihat dan tumpangi tangan setiap saat. Mari sungguh-sungguh!
    "

    Diperdamaikan dulu! Tidak sembarang dalam melayani Tuhan. Yang rusak dibenarkan, hidup benar, baru bisa ditahbiskan jadi imam dan raja, bisa setia dan dapat dipercaya. Dievaluasi terus oleh Tuhan. Kalau tidak setia, akan diganti dengan yang lain dan kita tidak bisa kembali. Pertahankan!

  2. Korban domba jantan I= korban penyerahan diri sepenuh.
    Tadi korban pendamaian itulah korban Kristus (1 Yohanes 4:10, Roma 3:24-25; 'manusia berdosa diperdamaikan oleh darah Yesus').

    Korban penyerahan diri sepenuh juga merupakan kurban Kristus. Korban domba jantan I sudah digenapi oleh korban Kristus.
    Ibrani 5: 7-9
    5:7. Dalam hidup-Nya sebagai manusia, Ia telah mempersembahkan doa dan permohonan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia, yang sanggup menyelamatkan-Nya dari maut, dan karena kesalehan-Nya Ia telah didengarkan.
    5:8. Dan sekalipun Ia adalah Anak,
    Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,
    5:9. dan sesudah Ia mencapai kesempurnaan-Nya, Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat kepada-Nya,

    Yesus memang mati, tetapi tidak dikuasai maut. Dia bangkit.
    Korban penyerahan diri sepenuh adalah TAAT DENGAR-DENGARANsampai menderita (ayat 8). Kalau taat yang enak-enak, mudah. Tetapi kalau taat yang menderita, belum tentu mau. Yesus sebagai Anak Allah, taat dalam penderitaan.

    Filipi 2: 8
    2:8. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.

    Tadi Dia sebagai Anak taat sampai menderita, di sini lebih lagi yaitu taat sampai mati di kayu salib. Itulah persembahan yang harum.

    Efesus 5: 1-2
    5:1. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
    5:2. dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan
    telah menyerahkan diri-Nyauntuk kita sebagai persembahan dan korban yang harumbagi Allah.

    Taat merupakan penyerahan diri sepenuh.
    Tadi korban pendamaian untuk memperdamaikan dosa dan membenarkan kita. Sekarang Yesus sebagai korban penyerahan diri sepenuh; Dia sebagai Anak yang taat sampai menderita; Dia sebagai Anak yang taat sampai mati di kayu salib; Dia menyerahkan diri sepenuh sebagai korban yang berbau harum di hadapan Tuhan.

    Kepada kita sekarang, kalau dosa-dosa sudah diakui dan diselesaikan oleh darah Yesus, maka tidak sulit bagi kita untuk menyerahkan diri sepenuh pada Tuhan.
    Tadi, imam besar dipercik--Harun dipercik, Yesus juga dipercik--, kita juga dipercik. Yesus sudah membuktikan; Dia sebagai korban pendamaian dan korban penyerahan diri; Dia berbau harum dan taat sampai mati. Sekarang kepada kita.

    Kalau ada dosa, tidak akan bisa menyerah. Tetapi kalau sudah bisa mengaku dosa--dosa diserahkan dan sudah diampuni--, akan bisa menyerah sepenuh pada Tuhan, artinya tidak sulit bagi kita untuk taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi--seperti Yesus taat sampai mati.
    Kalau kita taat sampai daging tidak bersuara, tidak sulit bagi Tuhan untuk memakai kita.
    Apalagi hanya menyerahkan waktu, berpuasa, tidak sulit.

    Kalau dosa selesai, tidak sulit untuk menyerah pada Tuhan dan tidak sulit untuk dipakai Tuhan.
    Contohketaatan sampai daging tak bersuara: Abraham taat kepada Tuhan untuk mempersembahkan anaknya. Apalagi kalau perintah Tuhan: Abraham ambil air, Abraham serahkan lembumu seribu!, ini gampang.

  3. Korban domba jantan II= korban tahbisan.
    Untuk melayani Tuhan harus ada tiga ini: korban binatang ada tiga: diperdamaikan dulu. Jangan sampai yang berbuat dosa (merokok) boleh melayani, itu namanya merusak minyak dan anggur (tahbisan). Jangan! Harus diperdamaikan, hidup benar dulu. 
    Biar main musiknya hebat kalau ada dosa, tidak akan bisa jalan. Ini kesalahan kita. Karena itu banyak gereja Tuhan tidak bisa maju.
    Harus diperdamaikan dulu, setelah itu hidup benar, setia dan dapat dipercaya.

    Kemudian menyerahkan diri pada Tuhan--taat. Kalau tidak taat, sulit; biar hebat tidak ada artinya. Harus taat, sehingga tidak sulit untuk dipakai Tuhan.

    Setelah itu baru korban tahbisan, kita baru dipakai Tuhan.

    Jadi kehidupan yang sudah dibenarkan dan hidup dalam kebenaran, kemudian sudah menyerah sepenuhnya kepada Tuhan; sudah taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara, ia akan DITAHBISKAN oleh Tuhan, dipakai oleh Tuhan--diangkat jadi imam dan raja--untuk dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir/ kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

    Inilah pengertian 'jangan rusakkan minyak dan anggur!' Jangan rusakkan tahbisan, supaya upahnya jelas satu dinar.

    Kita diberi kesempatan untuk bisa melayani Tuhan, tetapi harus ada korban binatang--ada tanda darah. Tadi pakaian Harun dan anak-anaknya dipercik dengan darah, artinya: berdamai, hidup benar--korban pendamaian--, lalu taat sampai daging tidak bersuara--korban penyerahan--, baru korban tahbisan yaitu bisa dipakai dan ditahbiskan oleh Tuhan jadi imam dan raja; dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; kegerakan Roh Kudus hujan akhir; mempelai wanita sorga yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus yang kedua kali di awan-awan yang permai, sampai masuk Yerusalem baru; tidak binasa bersama dunia dan tidak bisa di neraka.
Di alkitab ada yang merusak minyak dan darah (anggur), yaitu pelayanan si bungsu (tanpa darah). Kalau tanpa darah, nanti tanpa urapan. Seenaknya saja melayani--merusak tahbisan--, dia juga akan rusak hidupnya. Tuhan itu adil, siapapun kita. Dia sudah katakan: jangan rusakkan minyak dan anggur!Kalau dirusak, hidup orang itu akan rusak.

Kita harus hati-hati, ada hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang merusak darah (anggur) dan minyak.
Pelayanan si bungsu tanpa tanda darah; tanpa percikan darah; tanpa korban binatang, sekarang artinya tanpa kurban Kristus. Seenaknya saja beribadah melayani yang penting bisa menarik orang. Kalau yang berkhotbah berdosa, orang datang ditarik ke mana?

Lukas 15: 11-17
15:11. Yesus berkata lagi: "Ada seorang mempunyai dua anak laki-laki.
15:12. Kata yang
bungsukepada ayahnya: Bapa, berikanlah kepadaku bagian harta milik kita yang menjadi hakku. Lalu ayahnya membagi-bagikan harta kekayaan itu di antara mereka.
15:13. Beberapa hari kemudian anak bungsu itu menjual seluruh bagiannya itu lalu
pergi ke negeri yang jauh. Di sana ia memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya.
15:14. Setelah dihabiskannya semuanya, timbullah bencana kelaparan di dalam negeri itu dan iapun mulai
melarat.
15:15. Lalu ia pergi dan bekerja pada seorang majikan di negeri itu. Orang itu menyuruhnya ke ladang untuk menjaga babinya.
15:16. Lalu ia ingin mengisi perutnya dengan ampas yang menjadi makanan babi itu, tetapi tidak seorangpun yang memberikannya kepadanya.
15:17. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.

Pelayanan si bungsu ini tanpa korban pendamaian, korban penyerahan diri dan korban tahbisan; sama dengan tanpa kurban Kristus. Pada ayat 27, setelah anaknya kembali, baru dipotong lembu--tadinya tidak ada korban, begitu saja melayani.

Lukas 15: 27
15:27. Jawab hamba itu: Adikmu telah kembali dan ayahmu telah menyembelih anak lembutambun, karena ia mendapatnya kembali dengan sehat.

Tanpa kurban Kristus= tanpa percikan darah. Ini sama dengan merusak anggur (darah), sehingga hidupnya dirusak. Melayani tetapi rusak. Jangan main-main dalam pelayanan!Kalau kita beribadah melayani seenaknya--tanpa tanda darah seperti si bungsu--, hidup kita juga akan rusak dan menuju kebinasaan.

Tanda pelayanan si bungsu:
  1. Melayani hanya untuk mencari berkat jasmani--si bungsu minta warisan. Contohnya: sekali khotbah berapa?
    Karena itu orang paling tertarik, kalau hamba Tuhan berkhotbah tentang berkat jasmani. Sebab mau melayani dengan sembarangan, bukan untuk perkara sorga.

    "Dulu sebelum jadi hamba Tuhan saya mendengar sendiri: Di sini tidak ada, coba gereja di sana, siapa tahu dapat. Ini hanya untuk mencari jodoh dan benar-benar terjadi. Berkat jasmani bermacam-macam, bisa soal keuangan, kedudukan, jodoh. Hanya itu yang dikejar dalam pelayanan, tidak ada perkara sorga sedikitpun."

    Kalau hanya cari berkat jasmani, setelah diberkati, ia--si bungsu--mulai tidak setia dan tinggalkan ibadah pelayanan--meninggalkan bapa; meninggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan.

  2. Ayat 13: 'pergi ke negeri yang jauh'= jauh dari sorga.
    Hati-hati, setelah diberkati lalu tidak setia, itu sudah merupakan kejatuhan. Tidak setia itu sudah rusak. Hati-hati!
    Lalu jauh dari sorga.

    Tuhan katakan: Carilah dahulu kerajaan sorga dan kebenarannya.Kalau jauh dari sorga, berarti jauh dari kebenaran dan kebahagiaan sorga; dekat dengan neraka, tidak ada anggur lagi; anggurnya sudah rusak.

    Jangan pikir jauh dari Tuhan itu enak. Mau ikuti setan (pesta miras, pesta narkoba), itu penderitaan!

  3. Ayat 14: 'melarat'= habis semuanya(habis harta bendanya) karena dia berfoya-foya.
    Melarat artinya tidak terpeliharasecara jasmani terutama rohani--rohaninya kering, tidak puas (bersungut-sungut, mengomel), sehingga mencari kepuasan-kepuasan semu di dunia sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa yaitu masuk ke kandang babi.

    Masuk ke kandang babi= hidupnya membabi buta; jahat, najis dan pahit, serta dipakai oleh Babel (pembangunan tubuh babel), mempelai wanita setan yang akan dibinasakan selamanya.
Melayani tetapi tanpa korban pendamaian, tanpa korban penyerahan--tidak taat, semaunya saja--dan tanpa korban tahbisan--bukan Tuhan yang menahbiskan.
Ini yang bahaya, semaunya sendiri.

"Punya uang, lalu bangun gereja dan jadi gembala, tetapi tidak bisa memberi makan. Itu berarti bukan Tuhan yang menahbiskan. 
Saya ingat, saya dulu tidak mau jadi gembala. Om saya sebagai gembala, sudah agak tua, di kamar terus, masih dicaci maki. Sejak itu saya berkata pada Tuhan: Kalau Tuhan pakai saya menjadi hamba Tuhan sepenuh, jangan gembala, lebih baik jadi guru saja. Saya senang mengajar. Tetapi Tuhan izinkan jadi gembala, ya harus bisa memberi makan. Kalau bukan dari Tuhan tidak mungkin bisa. Doakan kami gembala-gembala untuk bisa memberi makan. Bukan memberi makan pada orang lain, tetapi di rumah dulu. Bukan salah memberi makan orang lain, tetapi di rumah dulu, kalau ada kelimpahan baru dibawa keluar.
"

Mari, sungguh-sungguh! Jangan sampai tanpa tahbisan. Jangan mau angkat-angkat sendiri! Tuhan tolong.

Tetapi kalaupun ada hamba/pelayan Tuhan yang sudah seperti si bungsu, yang namanya sudah ditahbiskan oleh Tuhan, akan dikejar oleh Tuhan untuk ditolong.

Lukas 15: 17-20
15:17. Lalu ia menyadari keadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
15:18. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa,
15:19. aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.
15:20. Maka bangkitlah ia dan pergi kepada bapanya.
Ketika ia masih jauh, ayahnya telah melihatnya, lalu tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Ayahnya itu berlari mendapatkan dialalu merangkul dan mencium dia.

'Ketika ia masih jauh ayahnya itu berlari mendapatkan dia'= yang berdamai itu Tuhan.
Tuhan masih mengejar si bungsu--hamba/pelayan Tuhan yang sudah terperosok dalam kandang babi. Jadi kalau ada yang masuk neraka, itu salahnya sendiri karena sudah di kandang babipun masih dikejar oleh Tuhan.

Mungkin masih kemerosotan tingkat I yaitu dalam hal tidak setia, masih dikejar oleh Tuhan; mungkin lewat ditelepon temannya untuk beribadah kembali. Jangan marah, itu Tuhan sedang mengejar. Kalau marah, berarti sombong. Itu diingatkan dari Tuhan, tidak kebetulan. Apalagi ada yang besuk. Jangan marah! Kalau marah, itu berarti sombong dan menutup pintu sorga.

Atau merosot tingkat II, yaitu bicaranya tidak benar, masih dikejar oleh Tuhan. Bahkan sampai melarat, masih dikejar. Tuhan itu adil, siapapun kita. Dia sudah katakan: --seperti si bungsu--masih dikejar oleh Tuhan, dan sudah di kandang babipun masih diingatkan. 

Begitulah Tuhan berbelas kasih pada pelayan-Nya; dikejar terus. Tuhan tolong kita semuanya.

Tuhan terus mengejar untuk mengangkat kita kembali pada tahbisan yang benar.

Bagaimana cara Tuhan menolong?

  1. Ayat 17: 'Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya'= lewat makanan di rumah bapa.
    Makanan di rumah Bapa menunjuk pada korban makanan.

    Keluaran 29: 2
    29:2. roti yang tidak beragidan roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, dan roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak; dari tepung gandum yang terbaik haruslah kaubuat semuanya itu.

    Sudah ada korban binatang--percikan darah--, tetapi masih butuh makanan untuk mengingatkan kita.

    Sekarang, Tuhan menolong lewat makanan di rumah bapa yang berlimpah-limpah--korban makanan. Jadi melayani Tuhan harus bawa roti bundar tidak beragi sampai roti tipis tidak beragi.

    Roti tidak beragi diolah dengan minyak= firman pengajaran yang benar dalam urapan Roh Kudus. Itulah makanandi rumah Bapa--pengertian dari makanan di rumah bapa yang berlimpah-limpah, tetapi hanya istilah 'makanan'nya saja.

    Makanandi rumah bapa yang berlimpah-limpah= firman penggembalaan--rumah Bapa sesungguhnya adalah sorga, tetapi di bumi adalah kandang penggembalaan--yaitu firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus, yang dipercayakan Tuhan kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia dan berulang-ulang--istilah 'berlimpah-limpah'--; satu ayat bisa diterangkan berulang-ulang. Biasanya orang baca satu ayat, ya sudah itu saja. Tetapi firman penggembalaan satu ayat bisa dibukakan rahasianya; itu istilah 'berlimpah-limpah'.

    Firman penggembalaan disampaikan dengan setia dan berulang-ulang untuk menjadi makanan bagi domba-domba, supaya domba-domba bertumbuh ke arah kedewasaan rohani, yaitu  disucikansampai 'bundar' (kekal--bundar tidak ada ujung pangkalnya) dan 'tipis' (rendah hati). Firman itu kekal, sehingga kehidupan yang disucikan juga kekal.

    Rendah hati=

    • Bisa mengaku dosa; bisa berdamai.

      "Saya percaya, penggembalaan yang Tuhan percayakan dalam kabar mempelai tidak akan sia-sia. Orang-orang yang pernah mendengar firman penggembalaan yang benar dalam penggembalaan yang benar satu waktu pasti akan ingat kembali. Karena itu kita banyak bersaksi dan mengundang kalau ada ibadah persekutuan. Siapa tahu datang sekali lalu ingat. Ada satu dari Tuban, beliau dari Lempin-El angkatan IV (tahun 70an). Satu satu kali ke Tuban, dia ingat dan sekarang datang ke sini."

    • Mengakui kebenaran firman dan mengaku kekurangan kita.

  2. Yang kedua: Tuhan menolong lewat hajaran.
    Si bungsu dibiarkan melarat, susah payah. Kalau firman pengajaran yang benar, yang diulang-ulang tidak dihiraukan, Tuhan akan izinkan hajaran terjadi di segala bidang.

    Waktu si bungsu berfoya-foya, ia tidak ingat makanan di rumah bapa.
    Setelah dihajar, ia baru ingat makanan di rumah bapa.
    Esau juga, ia makan daging buruan terus, tetapi terakhir ia ingat kacang merah.
    Setelah dihajar, si bungsu ingat makanan di rumah bapa; kembali lagi pada makanan di penggembalaan.

    Mari, kalau sudah ada firman yang benar dalam penggembalaan, pertahankan!

    "Saya juga, saya dapat firman yang benar, pertahankan. Kalau tidak; cari yang lain seperti si bungsu, lama-lama akan habis semua dan ingat lagi roti di rumah bapa, dan pasti kembali kalau ada kemurahan Tuhan, kalau tidak, akan hilang selamanya. Karena itu kita dipakai dalam kegerakan, keluar ratusan juta tidak apa-apa, jiwa-jiwa baru ditolong, jiwa-jiwa lama seperti si bungsu juga perlu ditolong; perlu diingatkan. Kita tinggal mengundang dan bersaksi, dari keluarga kita atau teman-teman kita."

    Lewat hajaran si bungsu ingat pada makanan di rumah bapa yang menyucikan, supaya kembali pada tahbisan yang benar. Hajaran ini untuk membawa kembali pada makanan di rumah bapa; firman penggembalaan yang menyucikan kita, supaya kembali pada tahbisan yang benar.
    Jadi, baik firman maupun hajaran berguna untuk mengembalikan kita pada tahbisan yang benar.

    Kembali pada tahbisan yang benar, artinya:

    • Yang pertama: kembali pada tahbisan yang benar sama dengan kembali pada korban pendamaian:

      1. Sadar akan dosa-dosa, menyesali dosa, dan mengakui segala dosa kepada Tuhan dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi.
        Lukas 15: 17-18
        15:17. Lalu ia menyadarikeadaannya, katanya: Betapa banyaknya orang upahan bapaku yang berlimpah-limpah makanannya, tetapi aku di sini mati kelaparan.
        15:18. Aku akan bangkit dan pergi kepada bapaku dan berkata kepadanya: Bapa,
        aku telah berdosaterhadap sorga dan terhadap bapa,


      2. Mengakui bahwa kita adalah imam-imam yang dipelihara langsung oleh Bapa di sorga.
        Lukas 15: 19
        15:19. aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

        Hamba/pelayan Tuhan itu hidup secara langsung dari Tuhan. Gaji dan lain-lain hanya sarana, tetapi sebenarnya Tuhanlah yang memberi kita hidup.

      Mari kembali sadar, akui dosa, kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi; kita sudah hidup benar. Lalu mengakui bahwa kita dipelihara secara langsung oleh Bapa di sorga. Jangan mengandalkan sesuatu di dunia!

      Si bungsu mengandalkan warisan dan akhirnya ia ditinggalkan orang. Kalau jauh dari Tuhan, kita akan mati, itu maksudnya. Kita hidup dari Tuhan. Jangan mau menjauh dari Tuhan!

    • Yang kedua: kembali pada tahbisan yang benar sama dengan kembali pada korban penyerahan sepenuh.
      Lukas 15: 19
      15:19. aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.

      Upahan= imam dan raja.
      Kembali pada korban penyerahan artinya kita kembali pada posisi sebagai imam dan raja yang taat dengar-dengaran pada Bapa. Orang upahan tidak sama dengan gembala upahan.

      Kalau ingat orang upahan kita ingat budak belian. Sudah dibeli, hanya bergantung pada tuannya. Kita juga, harus taat pada Tuhan sampai daging tidak bersuara.

      Jangan ikuti keinginan daging!

    • Yang ketiga: kembali pada tahbisan yang benar sama dengan kembali pada tahbisan yang benar.
      Kembali pada korban pendamaian--berdamai dulu--: akui dosa, akui kalau hidup dari Tuhan, jangan jauh lagi dari Tuhan, lalu kembali pada korban penyerahan: serahkan diri sebagai imam. Tadi, Yesus sebagai Anak taat sampai mati di kayu salib. Kita tidak layak menjadi anak, tetapi kita adalah imam dan raja; hamba-hamba Tuhan yang taat dengar-dengaran pada Tuhan. Kemudian kembali pada tahbisan yang benar.

      Malam ini kita kembai pada ibadah pelayanan yang benar dan berkenan pada Tuhan. Itu yang menarik belas kasih anugerah Tuhan.
      Lukas 15: 22
      15:22. Tetapi ayah itu berkata kepada hamba-hambanya: Lekaslah bawa ke mari jubahyang terbaik, pakaikanlah itu kepadanya dan kenakanlah cincinpada jarinya dan sepatupada kakinya.

      Kita beribadah melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh; setia dan dapat dipercaya; berkenan pada Tuhan, dan ini yang menarik belas kasih Tuhan yang besar untuk memberikan tiga hal:

      1. Yang pertama; 'Jubah indah'= karunia-karunia Roh Kudus; kemampuan ajaib dari Roh Kudus sehingga kita semakin dipakai Tuhan.
        Semakin dipakai oleh Tuhan, hidup kita semakin indah.

        Semakin dipakai bukan semakin susah.

      2. Yang kedua: 'Kasut/sepatu'= kerelaan untuk berkorban dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.
        Efesus 6: 15
        6:15. kakimu berkasutkan kerelaanuntuk memberitakan Injil damai sejahtera;

        Kalau ada kerelaan untuk berkorban apa saja dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, kita tidak akan pernah bersungut-sungut dan tersandung sampai garis akhir. Seperti Israel, kasut mereka tidak rusak selama empat puluh tahun.

        Ulangan 29: 5
        29:5. Empat puluh tahunlamanya Aku memimpin kamu berjalan melalui padang gurun; pakaianmu tidak menjadi rusak di tubuhmu, dan kasutmu tidak menjadi rusakdi kakimu.

        Empat puluh tahun= empat puluh tahun yobel= dua ribu tahun zaman gereja sampai kedatangan Tuhan; kita bisa melayani sampai garis akhir, sampai kedatangan Tuhan.

        Jaga kerelaan ini! Kalau sudah tidak mampu, lihat kurban Kristus! Kita akan malu.

      3. Yang ketiga: 'Cincin'= kasih sekuat maut untuk memeluk kita.
        Kidung Agung 8: 5-6
        8:5. Siapakah dia yang muncul dari padang gurun, yang bersandar pada kekasihnya? --Di bawah pohon apel kubangunkan engkau, di sanalah ibumu telah mengandung engkau, di sanalah ia mengandung dan melahirkanengkau.
        8:6. --Taruhlah aku seperti
        meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!

        'kegairahan'= cemburu.
        Cincin tidak ada ujung dan pangkal, itu menunjuk pada kasih sekuat maut, untuk memeluk kita.

        Kita dimeterai di dada dan lengan.
        Jadi posisi imam dan raja--hamba Tuhan/pelayan Tuhan yang melayani Tuhan dalam tahbisan yang benar; dengan tanda percikan darah--, ia seperti bayi dalam gendongan tangan kasih Tuhan yang sekuat maut; tangan anugerah Tuhan yang besar.

        Bayi memang tidak berdaya, tetapi digendong dalam tangan kasih Tuhan yang sekuat maut. Kita hanya menangis/menyembah Tuhan, mengulurkan tangan pada Tuhan. Hanya itu tugas kita.

        Yang penting ada korban pendamaian--hidup benar, tidak ada dosa--, korban penyerahan--taat--dan layani Tuhan dengan sungguh-sungguh dan setia serta dapat dipercaya. Itu saja urusan kita, dan itu ada percikan darah. Posisi kita sudah seperti bayi.

        Tuhan memberikan tiga hal: karunia--kita semakin dipakai dan tambah indah--, diberi kasut--kekuatan--supaya tidak tersandung sampai Tuhan datang, dan terakhir diberi cincin--dipeluk oleh Tuhan; bayi yang digendong Tuhan.

        Kita hanya mengangkat tangan, menangis dan menyembah Tuhan; menyerah sepenuh pada Tuhan, dan Dia akan mengulurkan tangan kasih sekuat maut.
        Pelayanan kita semakin dipakai, anugerah Tuhan semakin besar dalam hidup kita.

        Hasilnya:
        Lukas 15: 24
        15:24. Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali. Maka mulailah mereka bersukaria.

        'bersukaria'= ADA TANDA ANGGUR; kita sudah pelajari, anggur menunjuk pada darah Yesus dan kebahagiaan sorga.


        1. Hasil pertama: 'Yang hilang ditemukan kembali'= tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup menciptakan dari tidak ada menjadi ada, untuk memelihara secara ajaib kehidupan kita yang kecil dan tak berdaya di tengah kesulitan dunia, sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.

        2. Hasil kedua: 'Yang mati hidup kembali'= tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup menjadikan yang mustahil jadi tidak mustahil; menyelesaikan semua masalah yang mustahil bagi kita semua.

          Mari, jadi imam yang sungguh-sungguh: ada korban pendamaian: berdamai--hidup benar, tidak ada kebencian, tidak ada dosa--, ada korban penyerahan: taat sampai daging tidak besuara, dan ada korban tahbisan: setia dan dapat dipercaya. Itu tugas kita. Dan posisi kita seperti bayi dalam pelukan tangan anugerah Tuhan yang besar.

        3. Hasil ketiga: 'bersukaria'= tangan anugerah Tuhan yang besar sanggup memberikan sukacita sorga (anggur sorgawi)  di tengah penderitaan dalam dunia; sama dengan tangan anugerah Tuhan menyucikan dan mengubahkankita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari jujur--bayi itu tulus/jujur. Itu sukacita sorga/anggur yang manis. Kalau salah kita mengaku; kalau benar, kita mengampuni.

          Kalau ada dusta, akan pahit.
          Praktikkan di rumah tangga! Jujur itu manis; ada anggur sorga, ada kesukaan sorga--'jangan rusakkan minyak dan anggur!'. Malam ini kita masih membahas soal anggur.

          Serahkan semua malam ini kepada Dia! Ada sukacita sorga dan wajah selalu berseri. Dan kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan jadi sempurna seperti Dia--wajah bercahaya bagaikan matahari; mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya.
Jangan rusakkan minyak dan anggur! Kalau dirusakkan, rusak juga si bungsu.
Jaga tahbisan kita! Harus selalu ada korban pendamaian--hidup benar, tidak ada kebencian, dosa, kejahatan dan kenajisan. Kita menjadi senjata kebenaran yaitu imam-imam dan raja-raja. 
Kemudian harus ada korban penyerahan, yaitu taat sampai daging tidak bersuara.
Terakhir, harus ada korban tahbisan, yaitu setia dan dapat dipercaya.

Kita akan dipeluk oleh Tuhan, kita tinggal menangis seperti bayi; hanya mengangkat tangan, dan Tuhan akan mengulurkan tangan anugerah yang besar.
Hasilnya: yang hilang didapat kembali, yang mati hidup kembali, sampai bersukaria selamanya.

Serahkan hidup kepada Dia! Dalam melayani, kita digendong oleh Tuhan.
Urusan kita hanya melayani Tuhan dengan sungguh-sungguh.

Renungkan dalam hati kita masing-masing, urusan kita hari-hari ini hanya melayani dalam tahbisan yang benar. Jangan rusakkan minyak dan anggur! Memang kita akan menghadapi kelaparan, kesulitan dan kemustahilan--bagaikan membangkitkan orang mati. Yang hilang sudah sulit ditemukan, apalagi membangkitkan yang sudah mati. Tetapi kalau kita beribadah melayani dengan sungguh-sungguh, seperti bayi dalam gendongan tangan Tuhan, Ia tidak menipu kita. Kita hanya berserah pada-Nya, dan Dia yang melakukan semua, sampai semua indah pada waktunya, bahkan sempurna seperti Dia.
Ada kesulitan, kebutuhan apapun, kita hanya menyembah Dia. Kita berserah dan berseru kepada Dia; seperti bayi yang menangis pada ibunya. Ada ketidakpastian, kemustahilan dalam hidup ini, serahkan kepada Dia!

Berjanji pada Tuhan! Urusan kita hanya menjaga tahbisan yang benar; berjuang sungguh-sungguh dalam tahbisan yang benar. Memang akan menghadapi kelaparan dan kesulitan dunia, termasuk hukuman di dunia, tetapi urusan kita adalah jangan rusakkan minyak dan anggur. Jaga tanda darah (tahbisan yang benar)! Posisi kita akan mantap dalam pelukan tangan Tuhan. Dia yang bertanggung jawab. Apa yang hilang ditemukan; apa yang kita korbankan tidak hilang. Apa yang mati akan hidup kembali; yang mustahil jadi tidak mustahil. Tuhan tidak menipu kita.

Jangan ada yang kecewa, putus asa, ragu, atau bangga dengan sesuatu! Kita hanya bayi-bayi dalam pelukan tangan Tuhan. Mari menyerah sepenuh. Layani sungguh-sungguh, dan yang kedua: hanya menangis sampai Dia memeluk kita semua. Kaum muda, bapak/ibu, serahkan semua kesulitan dan kemustahilan pada Tuhan! Yang mati akan hidup kembali. Mujizat selalu terjadi.

Bukan hanya sampai di dunia ini, tetapi sampai di awan-awan yang permai, bahkan sampai di Yerusalem baru. Alangkah indahnya kalau sekeluarga kita ada di sana. Doakan dan ingat pada yang lain. Ingat diri sendiri, harus sungguh-sungguh dipeluk Tuhan. Tetapi ingat pada yang lain, doakan juga.

Tuhan memberkati.