Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 05 Juli 2019 (JUmat Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Tema ibadah kunjungan di pulau Nias: Matius 19: 30
19:30. Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu."

Perikop: upah mengikut Yesus.
Ini bicara soal tahbisan--pengikutan dan pelayanan kita kepada Tuhan--; sama dengan ibadah pelayanan kepada Tuhan.

Seorang imam--hamba/pelayan Tuhan--harus membawa korban penyerahan diri sepenuh yang berbau harum di hadapan Tuhan, supaya ibadah pelayanan kita berkenan kepada Tuhan.

Dalam perjanjian lama, Imam Besar Harun dan imam-imam membawa seekor domba jantan untuk korban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan--syarat pada perjanjian lama.
Domba jantan disembelih, dikuliti, dan dipotong-potong, kemudian dibakar menjadi asap berbau harum di hadapan Tuhan.
Di dalam perjanjian baru, Yesus mempersembahkan dirinya sebagai korban penyerahan diri yang berbau harum di hadapan Tuhan saat Ia mati di kayu salib.

Efesus 5: 1-2
5:1. Sebab itu jadilah penurut-penurut Allah, seperti anak-anak yang kekasih
5:2. dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan
telah menyerahkan diri-Nyauntuk kita sebagai persembahandan korban yang harum bagi Allah.

Kalau Yesus sudah membawa korban penyerahan diri sepenuh yaitu hidup-Nya sendiri, kita juga sebagai seorang imam harus membawa korban penyerahan diri sepenuh yang berbau harum kepada Tuhan.

Syarat korban penyerahan diri sepenuh:
  1. Efesus 5: 3-5
    5:3. Tetapi percabulandan rupa-rupa kecemaranatau keserakahandisebut sajapun jangan di antara kamu, sebagaimana sepatutnya bagi orang-orang kudus.
    5:4. Demikian juga
    perkataan yang kotor, yang kosongatau yang sembrono--karena hal-hal ini tidak pantas--tetapi sebaliknya ucapkanlah syukur.
    5:5. Karena ingatlah ini baik-baik: tidak ada orang sundal, orang cemar atau orang serakah, artinya penyembah berhala, yang mendapat bagian di dalam Kerajaan Kristus dan Allah.

    Syarat pertamakorban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan: jangan berjalan dalam dosa yang keji--jahat dan najis--tetapi hidup suci.
    Artinya:

    • Tidak boleh ada dosa percabulan dan perzinahan baik secara jasmani maupun rohani.
      Secara jasmani: dosa kawin mengawinkan (hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan suami isteri sah, hubungan sejenis--laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan--, hubungan intim dengan binatang, nikah yang salah: kawin lari, kawin cerai, kawin campur, dan kawin mengawinkan--seks bebas.

      Secara rohani: selalu mengorbankan perkara rohani untuk mendapatkan yang jasmani: tidak setia, mengorbankan kebenaran (mengorbankan pengajaran benar, hidup benar untuk mendapatkan perkara jasmani) dan ibadah pelayanan.

      Ibrani 12: 16
      12:16. Janganlah ada orang yang menjadi cabulatau yang mempunyai nafsu yang rendahseperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan.

      Kita harus hati-hati, tidak setia dan benar sama dengan cabul secara rohani.

    • Tidak boleh ada keserakahanyang sama dengan penyembahan berhala--dosa kejahatan; cinta akan uang; menyembah uang; terikat akan uang sehingga menjadi kikir dan serakah.
      Kikir= tidak bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan.
      Serakah= mencuri milik orang lain terutama milik Tuhan yaitu persepuluhan dan persembahan khusus, dan mencuri milik sesama.

      Jangan ada keserakahan apalagi dalam keluarga--saudara kandung; sedarah daging.
      Kalau dalam keluarga kita mencuri atau tidak adil atau menipu warisan, itu sama dengan makan darah dagingnya sendiri. Terlalu jahat dan buas, seperti binatang buas. Jangan!
      Kalau kita dalam kelebihan justru kita harus mengalah kepada saudara yang dalam kekurangan.

    • Tidak boleh ada perkataan kotor/perkataan kosong/sembrono: dusta, gosip, fitnah dan lain-lain sampai menghujat Tuhan.

    Inilah korban penyerahan diri kepada Tuhan. Syaratnya: jangan berjalan dalam dosa yang keji. Tidak boleh ada percabulan, keserakahan, dan perkataan kotor.

  2. Efesus 5: 6-13
    5:6. Janganlah kamu disesatkanorang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.
    5:7. Sebab itu janganlah kamu berkawan dengan mereka.
    5:8. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
    5:9. karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
    5:10. dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
    5:11. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.
    5:12. Sebab menyebutkan sajapun apa yang dibuat oleh mereka di tempat-tempat yang tersembunyi telah memalukan.
    5:13. Tetapi segala sesuatu yang sudah ditelanjangi oleh terang itu menjadi nampak, sebab semua yang nampak adalah terang.

    'jangan berkawan'= menghindari, bukan memusuhi.

    Syarat keduakorban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan: jangan berjalan di jalan yang sesat--jangan mau disesatkan.
    Tadi, kalau berbuat dosa, berarti kita jatuh. Tetapi kalau sesat berarti kita berbelok dari jalan Tuhan. Keduanya membuat kita tidak sampai ke hadirat sorga.

    1 Petrus 2: 25
    2:25. Sebab dahulu kamu sesatseperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembaladan pemelihara jiwamu.

    Kita harus tergembala supaya tidak tersesat. Hanya ini caranya. Kita harus tergembala dengan benar dan baik.
    Tergembala dengan benar artinya kita tergembala pada pokok anggur yang benar--pribadi Yesus; pengajaran yang benar--makanannya benar.
    Disesatkan sama dengan makan makanan racun, sehingga semakin lemah. Kalau gembalanya lemah, apalagi sidang jemaat. Kalau makan makanan sehat, gembalanya sehat, jemaat juga sehat.

    Ada tiga macam penyesatan:

    • Pengajaran sesat--ekor naga di Wahyu 12 yang menyeret sepertiga bintang di langit.
      Wahyu 12: 4
      12:4. Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langitdan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.

      Ekor naga menunjuk pada ajaran palsu/ajaran sesat yang menyeret sepertiga bintang di langit--kehidupan yang dipakai Tuhan/menerima kabar mempelai--sehingga dilemparkan ke bawah.

      Dulu Adam dan Hawa dilemparkan ke bawah karena ajaran sesat. Tuhan berkata: 'Semua pohon di taman boleh kau makan buahnya dengan bebas, kecuali satu.' Tetapi ular berkata: 'Semua buah pohon di taman tidak boleh kau makan.' Inilah penyesatan. Akhirnya Adam dan Hawa dilemparkan dari Firdaus ke bumi. Kita harus hati-hati!

      1 Timotius 4: 1-2
      4:1. Tetapi Roh dengan tegasmengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
      4:2. oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

      Menghadapi naga--ular yang cerdik--, yang dibutuhkan adalah tegas, bukan pintar.
      Siapayang bisa diseret oleh ajaran palsu? Hamba/pelayan Tuhan dalam pengajaran benar, tetapi tidak tegas; tidak diurapi Roh Kudus--tidak tegas untuk berpegang teguh pada pengajaran yang benar, dan tidak tegas untuk menolak ajaran-ajaran lain--karena sungkan, kedudukan dan sebagainya.
      Contohnya: ketika Saul kehilangan urapan, dia datang kepada tukang tenung yang dilarang oleh Tuhan--tidak ada ketegasan tetapi mengikuti logika daging, keinginan daging, dan perasaan daging.

      Siapayang dipakai untuk menyesatkan? Orang dekat, yaitu

      1. Nabi palsu.
        Ulangan 13: 1-3

        13:1. Apabila di tengah-tengahmu muncul seorang nabi atau seorang pemimpi, dan ia memberitahukan kepadamu suatu tanda atau mujizat,
        13:2. dan apabila tanda atau mujizat yang dikatakannya kepadamu itu terjadi, dan ia membujuk: Mari kita mengikuti allah lain, yang tidak kaukenal, dan mari kita berbakti kepadanya,
        13:3. maka janganlah engkau mendengarkan perkataan nabi atau pemimpi itu; sebab TUHAN, Allahmu, mencoba kamu untuk mengetahui, apakah kamu sungguh-sungguh mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu.

        Nabi palsu membawa mujizat jasmani tetapi tidak ada keubahan hidup sampai nanti menurunkan api dari langit untuk menguji apakah kita mengikut Tuhan karena mengasihi Dia atau hanya karena perkara dunia.

      2. Saudara terdekat, isteri dan lain-lain.
        Ulangan 13: 6
        13:6. Apabila saudaramulaki-laki, anak ibumu, atau anakmulaki-laki atau anakmu perempuan atau isterimu sendiriatau sahabat karibmumembujuk engkau diam-diam, katanya: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak dikenal olehmu ataupun oleh nenek moyangmu,

        Jangan sungkan!

        "Seringkali perkataan yang menusuk hati saya: Dia tidak hormat pada orang tua. Tetapi kalau tidak hormat kepada Tuhan tidak apa-apa. Ini keliru besar! Kita harus tegas soal perkara rohani, tidak peduli saudara, isteri, orang tua. Jangan sampai kita diseret."

      3. Orang-orang dursila.
        Ulangan 13: 12-15
        13:12. Apabila di salah satu kota yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu untuk diam di sana, kaudengar orang berkata:
        13:13. Ada
        orang-orang dursilatampil dari tengah-tengahmu, yang telah menyesatkan penduduk kota mereka dengan berkata: Mari kita berbakti kepada allah lain yang tidak kamu kenal,
        13:14. maka haruslah engkau memeriksa, menyelidiki dan menanyakan baik-baik. Jikalau ternyata benar dan sudah pasti, bahwa kekejian itu dilakukan di tengah-tengahmu,
        13:15. maka
        bunuhlah dengan mata pedangpenduduk kota itu, dan tumpaslah dengan mata pedang kota itu serta segala isinya dan hewannya.

        Orang dursila= hamba/pelayan Tuhan yang hanya mencari perkara jasmani. Dia akan menyesatkan dan disesatkan.

      Kita harus tegas untuk menolak semua ini dengan ketajaman pedang firman /pengajaran yang benar--'bunuhlah dengan mata pedang.' Tidak ada cara lain.

    • Penyesatan kedua: perkataan-perkataan hampa.
      Efesus 5: 6
      5:6. Janganlah kamu disesatkan orang dengan kata-kata yang hampa, karena hal-hal yang demikian mendatangkan murka Allah atas orang-orang durhaka.

      2 Timotius 2: 14-18
      2:14. Ingatkanlah dan pesankanlah semuanya itu dengan sungguh-sungguh kepada mereka di hadapan Allah, agar jangan mereka bersilat kata, karena hal itu sama sekali tidak berguna, malah mengacaukan orang yang mendengarnya.
      2:15. Usahakanlah supaya engkau layak di hadapan Allah sebagai seorang pekerja yang tidak usah malu, yang berterus terang memberitakan perkataan kebenaran itu.
      2:16. Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci yang hanya menambah kefasikan.
      2:17. Perkataan mereka menjalar seperti penyakit kanker. Di antara mereka termasuk Himeneus dan Filetus,
      2:18.
      yang telah menyimpang dari kebenaran dengan mengajarkan bahwakebangkitan kita telah berlangsungdan dengan demikian merusak iman sebagian orang.

      Perkataan hampa ini terutama ajaran yang menolak salibdengan berkata: 'kematian itu hanya untuk Yesus, sedangkan kita kebangkitan atau kemuliaan'; sama dengan hanya mencari yang enak bagi daging--menolak pengalaman kematian. Ini sama dengan merusak iman.

      "Lempin-El Kristus Ajaib sempat digoyang juga lewat perkataan orang-orang: Kasihan murid-murid disuruh kerja dan lain-lain, padahal seharusnya belajar alkitab, bukan jadi pembantu. Sempat terjadi saat om Pong baru meninggal dunia. Saya tetapkan, seperti dulu yang sudah saya alami, sekarang itu yang saya terapkan. Pengalaman kematian dulu, baru nanti kebangkitan dan kemuliaan."

      Ajaran yang benar adalah mengikuti dan melayani Yesus harus ada kematian--salib--, kebangkitan, sampai kemuliaan. Setiap perjalanan kita harus ditandai dengan kematian, kebangkitan, dan kemuliaan. Begitu membuang salib, iman akan rusak bahkan gugur dari iman, dan binasa selamanya. Hati-hati!

    • Penyesatan ketiga: perbuatan gelapyang membuat tersesat.
      Efesus 5: 8-11
      5:8. Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang,
      5:9. karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,
      5:10. dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan.
      5:11.
      Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapanyang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.

      'telanjangilah' = jangan bergaul.
      Perbuatan kegelapan adalah segala perbuatan yang tidak baik, benar, dan adil, yang menyesatkan. Jangan bergaul dengan orang semacam ini!

      "Di pulau Nias diterangkan soal keadilan. Banyak kali kita di keluarga tidak adil. Saya ada pengerja dan anak, apakah adil? Harus adil, karena orang tidak adil sama dengan pezinah, pemburit dan sebagainya (dalam kitab 1 Korintus). Supaya adil kita harus memihak Tuhan/pengajaran benar. Kalau memihak sesuatu di dunia, pasti tidak adil. Kalau tidak adil dalam keluarga, sama dengan makan darah daging."

    Inilah syarat korban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan. Yesus sudah mati di kayu salib sebagai korban penyerahan diri yang berbau harum di hadapan Tuhan.
    Kita juga membawa korban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan yang berbau harum lewat tidak boleh ada perbuatan keji (tidak boleh ada percabulan, keserakahan, perkataan kotor), kemudian jangan tersesat tetapi tergembala dengan benar dan baik.

    Ada tiga penyesat: ajaran sesat. Harus tegas berpegang teguh ajaran yang benar dan tegas menolak ajaran sesat. Tegas itu dalam urapan. Kalau daging, tidak tegas (sungkan). Ada perkataan hampa; menolak salib (tidak ada kematian). Ada perbuatan gelap; tidak benar, baik, dan adil. Harus memihak Tuhan atau pengajaran yang benar.

  3. Efesus 5: 14-21
    5:14. Itulah sebabnya dikatakan: "Bangunlah, hai kamu yang tidurdan bangkitlah dari antara orang mati dan Kristus akan bercahaya atas kamu."
    5:15. Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif,
    5:16. dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat.
    5:17. Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi
    usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan.
    5:18. Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi
    hendaklah kamu penuh dengan Roh,
    5:19. dan berkata-katalah seorang kepada yang lain dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersoraklah bagi Tuhan dengan segenap hati.
    5:20.
    Ucaplah syukursenantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita
    5:21. dan rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

    Ayat 20 = ucapan syukur sampai menyembah kepada Tuhan.

    Syarat ketigakorban penyerahan diri sepenuh kepada Tuhan: hidup dalam kebangunan rohani--jangan tidur.
    Kedatangan Yesus kedua kali seperti pencuri, kalau tidur, kita akan terhilang/ketinggalan.
    Kebangunan rohani bukan ke luar dulu (KKR), tetapi di dalam dulu.

    "Saya bersyukur punya gembala yang benar, yang mendidik dengan benar. Ibadah persekutuan merupakan kelimpahan dari dalam penggembalaan. Kalau di dalam melimpah, pasti ke luar. Sekarang dibalik. Kalau saya tidak bisa melayani yang di dalam, lebih baik saya tidak ke luar. Itu rumusnya."

    Tanda hidup dalam kebangunan rohani:

    • Bijaksana/arif; sama dengan mengerti kehendak Tuhan= hidup dalam firman Allah--meja roti sajian; ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci.

      Jadi kalau mau bijaksana harus lewat ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Di sana kita bisa hidup suci dan mempersembahkan tubuh yang sucisebagai korban penyerahan diri.

    • Tanda kedua: 'hendaklah penuh dengan Roh Kudus'--pelita emas; ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus.
      Yohanes 6: 63
      6:63. Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.

      Kalau dikuasai Roh Kudus, kita bisa mempersembahkan tubuh yang hidup--aktif, setia berkobar (pelita menyala terus). Ini sama dengan minum anggur dari sorga, kita mengalami kepuasan sorga, yang tidak bisa dipengaruhi dunia.
      Tetapi kalau tidak setia, berarti kita minum anggur dari dunia--mencari kepuasan di dunia sampai jatuh dalam dosa dan puncaknya dosa; berkobar-kobar dalam berahi (Roma 1). Bahaya besar! Tuhan tolong semua.

    • Tanda ketiga: ayat 19-21= mengucap syukur sampai menyembah Tuhan--mezbah dupa emas; ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; kita bersekutu dengan kasih Allah Bapa sehingga bisa mempersembahkan tubuh yang berkenanpada Allah ('Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan').
      Kita mengasihi Tuhan lebih dari semua, mengasihi sesama seperti diri sendiri, sampai mengasihi orang yang memusuhi kita.

    Ini semua adalah ibadah yang sejati.
    Roma 12: 1

    12:1. Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudusdan yang berkenankepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

    Dalam sistem penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--, ibadah pelayanan kita berkenan kepada Tuhan.
    Dulu, sama seperti mempersembahkan domba jantan yang tidak bercela untuk disembelih, dikuliti, lalu dipotong-potong.
    Begitu juga kita, untuk masuk dalam tiga macam ibadah kita seperti disembelih--sakit bagi daging--tetapi manis bagi jiwa dan roh--cepat atau lambat akan berbuah manis, bisa menjadi saksi bagi yang lain.

    Contohnya: gembala harus menyiapkan firman, saudara dari kuliah, kerja lalu masuk ibadah. Ini seperti domba yang disembelih, dikuliti, dan dipotong.
    Kalau semua berbuah, kebangunan rohani akan menjadi suatu ledakan. Kita akan terus dalam ibadah persekutuan--lebih intensif--, sampai tiap hari di Bait Allah seperti dalam kitab Kisah Rasul 2.

    Jadi ada tiga syarat korban penyerahan diri: tidak boleh hidup dalam dosa keji; hidup dalam kesucian (tidak boleh ada percabulan, penyembahan berhala, kata dusta, gosip, fitnah, menghujat Tuhan). Menghujat Tuhan: pengajaran yang benar dibilang kebenaran sendiri. Ini betul terjadi di kalangan pengajaran. Kalau orang yang tidak mengerti masih ada harapan untuk bisa mengerti. Kalau orang yang sudah mengerti tetapi menghujat, berarti sudah bebal ('tidak mau mengerti lagi'); yang benar ditentang, yang tidak benar malah didukung. Ini sudah tertutup kesempatan bagi dia. Kalau yang belum mengerti, masih ada kesempatan.

    "Ini terjadi di Papua dulu (waktu saya pertama diundang ke Papua). Almarhum Pdt Alex Tanto banyak didatangi untuk meminta supaya ibadah persekutuan dibatalkan, bahkan keluarganya sendiri (orang yang berpengaruh dan terpandang) memaki-maki dia. Tetapi orang tersebut datang di kebaktian pertama, setelah selesai, dia berlutut di depan Pdt Alex: 'Aku minta ampun, ternyata inilah yang benar.' Ini juga sama-sama dalam pengajaran (GPT), tetapi belum mengerti.
    Kalau yang sudah mengerti seperti murid Lempin-El, akan gengsi dan sudah tertutup kesempatan. Kita harus waspada hari-hari ini."

    Kemudian syarat kedua: jangan tersesat, tetapi harus tergembala dengan baik.
    Syarat ketiga: suasana kebangunan rohani (dalam penggembalaan) sampai bisa mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus dan berkenan kepada Tuhan.

    Domba disembelih, dikuliti, dipotong--sudah tekun dalam penggembalaan dan memetik buah manis; 'takkan kekurangan aku'--, masih belum cukup. Harus dibakar supaya berbau harum, kalau tidak, akan hancur dan busuk.
    Jadi suasana kebangunan rohani terjadi dalam penggembalaan dan mengalami pembakaran (ujian atau percikan darah).

    Efesus 5: 21
    5:21. dan rendahkanlah dirimuseorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus.

    Ayat 21 = proses pembakaran.
    Sudah digembalakan, rela berkorban semuanya (waktu, keuangan, tenaga, pikiran) sampai bisa mempersembahkan tubuh yang hidup, kudus, dan berkenan, sampai berbuah manis ('Tuhan adalah gembalaku, takkan kekurangan aku'), sudah baik. Tetapi kalau dibiarkan akan busuk, bau, sebab itu harus ada pembakaran.

    Pembakaran artinya percikan darah, supaya terjadi pembaharuan hidup dari manusia darah daging menjadi asap--manusia rohani--berbau harum di hadapan Tuhan.
    Yang dibaharui adalah hati--menjadi rendah hati dan takut akan Tuhan; taat.

    Roma 12: 2
    12:2. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

    'berubahlah oleh pembaharuan budimu'= pembaharuan hati.

    Yesus rendah hati dan taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib. Kita taat sampai daging tidak bersuara lagi.
    Ini adalah asap berbau harum di hadapan Tuhan; korban penyerahan diri yang berbau harum--bagaikan mengulurkan tangan kepada Tuhan. Dan Tuhan mengulurkan tangan setia, berbelas kasih, dan menggenapi janji kepada kita. Serahkan hidup hari-hari ini!

    Hasilnya:

    • Bilangan 14: 8
      14:8. Jika TUHAN berkenan kepada kita, maka Ia akan membawa kita masuk ke negeri itu dan akan memberikannya kepada kita, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya.

      Hasil pertama: Tuhan menuntun langkah-langkah hidup kita menuju Kanaan Samawi--Yerusalem baru.
      Ini adalah:

      1. Langkah-langkah penyertaan dan pemakaian Tuhan--kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna, sesuai dengan gerakan Tuhan.
        Perhatikan kebaktian kunjungan.
        Mari bersaksi mulai dalam keluarga, penggembalaan sampai antar penggembalaan. Dalam ibadah kunjungan ada yang ikut langsung, ada yang berdoa, ada yang berkorban, mari tetap dalam satu kesatuan.

        Kita semuanya dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir sesuai gerakan dari Tuhan. Kalau digerakkan untuk ikut, harus ikut.

        "Satu waktu ada orang dari luar negeri yang tergerak ikut, tetapi karena tiketnya mahal, uangnya mau dialihkan untuk membantu biaya panitia. Saya berkata: 'Apa gerakan dari Tuhan?' Dia jawab: 'Ikut.' Lalu saya bilang: 'Datang saja, tidak usah bingung.' Jangan dibolak-balik, tetapi sesuai dengan gerakan Tuhan. Kalau sudah digerakkan tetapi tidak mau, satu waktu tidak bisa. Tuhan beserta kita. Yang penting ada langkah penyertaan dan pemakaian. Kalau dipakai, akan disertai Tuhan. Tidak usah takut.
        Ada juga yang mau memberikan persepuluhan kepada saya dari hamba-hamba Tuhan, tetapi saya bilang: 'Jangan, itu justru menghambat. Jangan ditipu oleh setan! Gerakan Tuhan yang kita ikuti, bukan gerakan daging.
        "

      2. Yerusalem baru adalah kota yang indah berarti ada langkah masa depan yang berhasil dan indah. Kalau dipakai kita bukan disiksa, tetapi dijadikan berhasil dan indah, yang penting gerakan dari Tuhan, bukan emosi!

      3. Kanaan adalah negeri yang penuh susu dan madu, artinya: langkah pemeliharaan Tuhan secara jasmani dan rohani.
        Secara jasmani, Ia memelihara kita secara berkelimpahan--sampai mengucap syukur.

        Secara rohani: susu untuk bertumbuh, madu untuk kekuatan, artinya: kita menjadi pelayan Tuhan, hamba Tuhan yang semakin kuat dan semakin bertumbuh ke arah kesempurnaan. Semakin tua semakin kuat.

    • Amsal 16: 7
      16:7. Jikalau TUHAN berkenan kepada jalan seseorang, maka musuh orang itupun didamaikan-Nyadengan dia.

      Hasil kedua: langkah kemenangan dan kedamaian.

      Periksa kalau kita berbuat begini apakah ada asap berbau harum? Melayani begini apa berkenan pada Tuhan? Itu yang penting. Kalau ada asap berbau harum kita akan mengalami kemenangan, semua masalah yang mustahil selesai pada waktunya. Luar biasa!
      Tergembala dan pembakaran. Itu saja pertanyaan kita, apakah tergembala dan berbau harum? Kalau itu ada, Tuhan tidak menipu kita. Kita hanya berusaha, tetapi selebihnya serahkan kepada Tuhan (ada tiga syarat korban penyerahan diri). Dia yang berbuat semuanya.

      Langkah kedamaian= semua enak dan ringan.
      Damai artinya tidak merasa takut, najis, kecewa, benci, bangga dan sebagainya, tetapi hanya merasakan kasih Tuhan yang besar dalam kehidupan kita.

    • Mazmur 37: 23-24
      37:23. TUHAN menetapkan langkah-langkah orang yang hidupnya berkenan kepada-Nya;
      37:24.
      apabila ia jatuh, tidaklah sampai tergeletak, sebab TUHAN menopang tangannya.

      Hasil ketiga: tangan Tuhan mengangkat kita dari kejatuhan untuk dipulihkan--langkah pengangkatan.

      Sekalipun ada kejatuhan dan kegagalan--bukan saya setuju, tetapi kalau sudah jatuh--, datang kepada Tuhan dan mengaku dosa (rendah hati), masih ada pengangkatan dari Tuhan.
      Daud jatuh dengan Batsyeba, seharusnya ia mati, tetapi karena tergembala, ia masih diangkat oleh Tuhan. Saat nabi Natan menunjukkan kesalahannya, ia mengaku dosa (merendahkan diri).

      Kegagalan, kemerosotan akan diangkat, dipulihkan, bahkan ditingkatkan.
      Kita disucikan dan diubahkan terus menerus sampai sempurna seperti Yesus (tidak salah dalam perkataan). Kita diangkat ke awan-awan yang permai dengan sorak sorai: Haleluya, kita bersama Dia selamanya untuk menerima upah hidup kekal selamanya.
Tuhan ada di tengah kita. Kita mengangkat tangan, dan Dia mengulurkan tangan kepada kita semua. Serahkan hidup kepada Tuhan!
Mungkin masih berbau busuk dan lain-lain, Tuhan masih mau menolong. Masih ada kesempatan apapun keadaan kita saat ini. Serahkan semua kepada Dia! Jangan putus asa, kecewa, dan gugur, masih ada kesempatan. Dia tetap baik, setia, berbelas kasih, dan menggenapi janji-Nya.

Apa yang kita butuhkan? Kemenangan, pemeliharaan, pemakaian, penyertaan, pengangkatan, semuanya ada di dalam perjamuan suci--ini adalah korban penyerahan diri.
Apapun keadaan kita, Dia sudah menyerahkan diri di kayu salib untuk menjangkau kita. Serahkan hidup! Yang masih banyak cacat cela, kekurangan--bau busuk--biar semua diubahkan menjadi berbau harum mulai malam ini.
Setiap langkah hidup kita, Tuhan yang menentukan yang terbaik dan terindah.

Mungkin kita dalam kekalahan, masih ada kemenangan; sudah berhenti melayani Tuhan, masih ada kesempatan; dalam kejatuhan, masih ada kesempatan. Tuhan tolong kita. Perjamuan suci bisa melakukan apa saja bagi kita. Mohon uluran tangan Tuhan!
Bukan hanya sampai di dunia, tetapi asap dupa berbau harum sampai di hadapan Tuhan. Kita terangkat bersama keluarga kita, tidak ada yang ketinggalan. Kita doakan semuanya. Pengangkatan, keindahan, pertolongan, pemeliharaan, dan pemakaian Tuhan terjadi lagi dalam kehidupan kita.

Tuhan memberkati.