Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 14 November 2016 (Senin Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Wahyu 5: 1
5:1. Maka aku melihat di tangan kanan Dia yang duduk di atas takhta itu, sebuah gulungan kitab, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnyadan dimeterai dengan tujuh meterai.

'gulungan kitab yang ada di dalam tangan kanan TUHAN, yang ditulisi sebelah dalam dan sebelah luarnya', dalam perjanjian baru menunjuk pada logosatau firman Allah yang tertulis di dalam alkitab atau Kitab Suci.
Di dalam perjanjian lama, kitab Keluaran 20-23, firman Allah ditulis pada dua tempat: (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 21 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 06 November 2016)
  1. Yang pertama: Keluaran 20: 1-17=> firman Allah ditulis pada dua loh batu.
    Sekarang artinya firman ditulis pada hati dan pikirankita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 25 September 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016).

  2. Yang kedua: Keluaran 21-23=> firman Allah ditulis pada gulungan atau lembaran surat-surat.
    Sekarang artinya firman Allah ditulis dalam lembaran hidup kita--seluruh hidup kita/solah tingkah laku kita (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 02 Oktober 2016sampai Ibadah Raya Surabaya, 06 November 2016).

Praktik sehari-hari jika hati-pikiran dan seluruh hidup kita ditulisi firman Allah
--kita menjadi surat Kristus yang terbuka--(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 November 2016):
  1. Keluaran 21: 12-14 => jangan membunuh--hukum keenam pada dua loh batu--, artinya tidak ada kebencian (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 07 November 2016sampai Ibadah Doa Surabaya, 09 November 2016).

  2. Keluaran 21: 15, 17
    21:15. Siapa yang memukul ayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati.
    21:17. Siapa yang
    mengutuki ayahnya atau ibunya, ia pasti dihukum mati.

    Praktik kedua hati-pikiran dan seluruh hidup ditulisi firman: hukum kelima pada dua loh batu yaitu hormatilah ayahmu dan ibumu!(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 13 November 2016).

AD. 2 HORMATILAH AYAHMU DAN IBUMU!

Kalau kehidupan itu ditulisi firman pada hati-pikiran dan solah tingkah laku hidupnya, ia bisa menghormati orang tua.

Dulu, selain Musa menerima dua loh batu, ia juga melihat kerajaan sorga di gunung Sinai, kemudian TUHAN perintahkan Musa untuk membuat sorga di bumi--supaya di bumi seperti di sorga--, itulah Tabernakel; kemah suci (Keluaran 25-40). Tabernakel terdiri dari tiga ruangan: halaman, ruangan suci, ruangan maha suci.

Dalam Tabernakel--sistem kerajaan sorga--, ada tiga tingkatan orang tua:
  1. Orang tua jasmani= halaman Tabernakel.
    Orang tua jasmani adalah orang yang melahirkan kita secara jasmani. Ibu melahirkan kita dan ayah memberi benih.

  2. Orang tua secara rohani= gembala= ruangan suci.
    Gembala adalah orang yang ikut serta dalam kelahiran baru--ikut serta untuk melahirkan kita kembali dari manusia daging menjadi manusia rohani. Bukan melahirkan, tetapi ikut serta mengawasi dan lain-lain--seperti bidan.

  3. Orang tua sorgawi= TUHAN= ruangan maha suci. Ini yang melahirkan kita kembali dari manusia daging menjadi manusia rohani.

Keluaran 21: 15

21:15. Siapa yang memukulayahnya atau ibunya, pastilah ia dihukum mati.

(terjemahan lama)
21:15. Barangsiapa yang sudah
memalubapanya atau ibunya, ia itu tak dapat tiada mati dibunuh juga.

Sikap terhadap orang tua yang negatif, yaitu memukul atau memalu orang tua.
Artinya:
  1. Memukul atau memalu orang tua jasmani= memberontak pada orang tua; melawan orang tua; melakukan perbuatan yang memedihkan hati orang tua jasmani.
    Contohnya Esau. Dia dilarang mengambil perempuan Het--orang Kanaan--, tetapi dia mengambil perempuan Het.

    Hati-hati kaum muda! Kaum muda bisa memedihkan orang tua lewat nikah yang salah dan lain-lain. Hati-hati dalam bergaul.

  2. Memukul atau memalu orang tua rohani= memberontak pada gembala; melawan gembala; melekukan perbuatan-perbuatan yang membuat gembala berkeluh kesahsehingga doanya terhalang dan jemaat mengalami kerugian, bukan keuntungan.

    Kalau doa penyahutan gembala terhalang, berarti tudung--tudung penutup--terbuka dan jemaat mengalami kerugian.

    Tugas pokok gembala adalah memberi makan sidang jemaat, tetapi gembala juga berdoa---bagaikan tudung. Di ruangan suci ada tudung empat lapis. Kalau gembala berdoa, tudung-tudung akan terpasang. Tetapi kalau berkeluh kesah, doanya terhalang, sehnigga jemaat rugi, tudungya dibuka--hujan, angin, ular masuk semua dan hidupnya kacau.

  3. Memukul atau memalu orang tua sorgawi(TUHAN Yesus).
    Salah satunya adalah melakukan perbuatan yang memilukan hati TUHANyaitu perbuatan dosa sampai puncaknya dosa seperti pada zaman Nuh.
    Puncaknya dosa= doa makan minum dan kawin mengawinkan.

    Dia tidak mau lahir baru, tetapi tetap berbuat dosa sampai puncaknya dosa; tidak mau berubah hidupnya. Mengapa begitu?
    1 Petrus 1: 23
    1:23. Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal.

    Orang tua rohani--TUHAN--adalah firman Allah yang hidup dan yang kekal.
    Jadi, memukul orang tua sorgawi sama dengan memukul atau memalu firman Allah yang hidup dan benar--firman pengajaran. Kita sudah dengar dalam Ibrani 4: 12, firman Allah yang hidup dan yang kekal adalah firman Allah yang hidup, kuat, dan lebih tajam dari pedang bermata dua.

    Yeremia 23: 29
    23:29. Bukankah firman-Kuseperti api, demikianlah firman TUHAN dan seperti paluyang menghancurkan bukit batu?

    Salah satu pribadi TUHAN adalah firman Allah yang hidup dan yang kekal; sama dengan firman Allah yang lebih tajam dari pedang bermata dua atau FIRMAN PENGAJARAN YANG BAGAIKAN PALU UNTUK MENGHANCURKAN BUKIT BATU.

    Sikap memukul atau memalu orang tua sorgawi adalah mengkritik atau menolak firman pengajaran yang bagaikan palu. Ini sama dengan tidak taat dengar-dengaranpada firman Allah yang bagaikan palu, sehingga ia menjadi KERAS HATI.

    Alkibatnya: ia tidak mengalami kelahiran kembali--tidak diilahirkan baru--; tetap manusia darah daging yang tidak mewarisi kerajaan sorga.
Inilah sikap yang negatif. Kita harus menajga. Banyak orang memukul atau memalu orang tua secara jasmani--memedihkan hati orang tua--, orang tua rohani--membuat keluh kesah gembala--, dan orang tua sorgawi--menolak atau mengkritik firman dan tidak taat pada firman pengajaran yang bagaikan palu (keras hati).

Bukti atau praktik kehidupan yang keras hati:
  1. Zakharia 7: 12-14
    7:12. Mereka membuat hati mereka kerasseperti batu amril, supaya jangan mendengar pengajaran dan firman yang disampaikan TUHANsemesta alam melalui roh-Nya dengan perantaraan para nabi yang dahulu. Oleh sebab itu datang murka yang hebat dari pada TUHAN.
    7:13. "Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam.
    7:14. Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badai ke antara segala bangsa yang tidak dikenal mereka, dan sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalu lalang di sana; demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi."

    Bukti keras hati yang pertama: tidak mau mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar---tidak taat.

    Ini orang keras hati. Tidak mau mendengar dan tidak mau taat. Ada yang tidak mau dengar, ada juga yang mau dengar tetapi tidak mau taat, itu sama-sama keras hati.
    Friman bilang: A, dia: B.

    Contoh: raja Saul.
    Dua kali dia tidak taat dengar-dengaran: dalam keadaan terjepit dan dalam keadaan diberkati. Hati-hati, saat diberkati dan dalam keadaan terjepit kita bisa tidak taat.

    • 1 Samuel 13: 6, 9-14
      13:6. Ketika dilihat orang-orang Israel, bahwa mereka terjepit--sebab rakyat memang terdesak--maka larilah rakyat bersembunyi di gua, keluk batu, bukit batu, liang batu dan perigi;
      13:9. Sebab itu Saul berkata: "Bawalah kepadaku korban bakaran dan korban keselamatan itu." Lalu
      ia mempersembahkan korban bakaran.
      13:10. Baru saja ia habis mempersembahkan korban bakaran, maka tampaklah Samuel datang. Saul pergi menyongsongnya untuk memberi salam kepadanya.
      13:11. Tetapi kata Samuel: "Apa yang telah kauperbuat?" Jawab Saul: "Karena aku melihat rakyat itu berserak-serak meninggalkan aku dan engkau tidak datang pada waktu yang telah ditentukan, padahal orang Filistin telah berkumpul di Mikhmas,
      13:12. maka
      pikirku: Sebentar lagi orang Filistin akan menyerang aku di Gilgal, padahal aku belum memohonkan belas kasihan TUHAN; sebab itu aku memberanikan diri, lalu mempersembahkan korban bakaran."
      13:13 Kata Samuel kepada Saul: "Perbuatanmu itu bodoh. Engkau tidak mengikuti perintah TUHAN, Allahmu, yang diperintahkan-Nya kepadamu; sebab sedianya TUHAN mengokohkan kerajaanmu atas orang Israel untuk selama-lamanya.
      13:14 Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap.

      Ayat 12= 'pikirku'= saat terjepit, pikiran atau logika yang jalan. Akhirnya melawan firman. Hati-hati!

      Dalam keadaan terjepit Saul tidak taat dengar-dengaranpada TUHAN karena mengikuti pikiran daging---logika---yang seringkali bertentangan dengan firman.

      Samuel belum datang padahal sudah janji, tetapi belum sampai tamat tujuh hari, Saul mengikuti pikirannya---rakyat sudah kacau balau dan sebagainya---lalu ia membakar korban bakarannya. Ia tidak taat. Hati-hati dalam keadaan terjepit--kesulitan--seringkali logika ini yang mempengaruhi; kita tidak taat dengar-dengaran karena menggunakan logika--pikiran daging--yang kelihatannya benar tetapi bertentangan dengan firman.

      Firman sudah jelas, Samuel yang membakar korban, tetapi Saul menggunakan pikiran daging dan membakar korban. Secara pikiran mungkin benar, tetapi bertentangan dengan firman.
      Itulah orang keras hati.

    • 1 Samuel 15: 3, 7-11, 15
      15:3. Jadi pergilah sekarang, kalahkanlah orang Amalek, tumpaslah segala yang ada padanya, dan janganlah ada belas kasihan kepadanya. Bunuhlah semuanya, laki-laki maupun perempuan, kanak-kanak maupun anak-anak yang menyusu, lembu maupun domba, unta maupun keledai."
      15:7. Lalu Saul memukul kalah orang Amalek mulai dari Hawila sampai ke Syur, yang di sebelah timur Mesir.
      15:8. Agag,
      raja orang Amalek, ditangkapnya hidup-hidup, tetapi segenap rakyatnya ditumpasnya dengan mata pedang.
      15:9. Tetapi Saul dan rakyat itu
      menyelamatkan Agagdan kambing dombadan lembu-lembu yang terbaik dan tambun, pula anak domba dan segala yang berharga: tidak mau mereka menumpas semuanya itu. Tetapi segala hewan yang tidak berharga dan yang buruk, itulah yang ditumpas mereka.
      15:10. Lalu datanglah firman TUHAN kepada Samuel, demikian:
      15:11. "Aku menyesal, karena Aku telah menjadikan Saul raja, sebab
      ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku." Maka sakit hatilah Samuel dan ia berseru-seru kepada TUHAN semalam-malaman.
      15:15. Jawab Saul: "Semuanya itu dibawa dari pada orang Amalek, sebab rakyat menyelamatkan kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik
      dengan maksuduntuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu; tetapi selebihnya telah kami tumpas."

      Ayat 8= Saul sudah tidak taat karena rajanya tidak ditumpas, padahal TUHAN bilang semuanya harus ditumpas.
      Ayat 9= binatangnya juga tidak ditumpas.
      Ayat 11: 'ia telah berbalik dari pada Aku dan tidak melaksanakan firman-Ku' = tidak taat dengar-dengaran.
      Ayat 15= 'dengan maksud'= saat diberkati Saul tidak taat dengar-dengarankarena dipengaruhi perasaan hati: 'Sayang kalau lembu-lembu yang gemuk, kambing yang gemuk ditumpas, nanti kalau mempersembahkan korban bingung lagi, beli lagi. Lebih baik binatang yang gemuk untuk TUHAN.' Maksudnya baik, tetapi tidak sesuai firman.

      Perasaan hati seringkali membuat kita tidak taat; bertentangan dengan firman.

      "Kami hamba TUHAN juga, orang mau kawin cerai, kami katakan: 'Kasihan dia masih muda, nanti jatuh.' Pakai perasan daging, padahal tidak sesuai dengan firman. Seringkali keras hati dengan berbagai macam alasan, tetapi melawan firman."

    Inilah dua kali Saul tidak taat dengar-dengaran pada firman TUHAN. Sungguh-sungguh!

    Akibat kalau keras hati--tidak taat dengar-dengaran--:

    • Zakharia 7: 13
      7:13. "Seperti mereka tidak mendengarkan pada waktu dipanggil, demikianlah Aku tidak mendengarkan pada waktu mereka memanggil, firman TUHAN semesta alam.

      Akibat pertama: doa tidak dijawab oleh TUHAN, karena waktu TUHAN memanggil lewat firman pengajaran yang benar kita tidak mendengarkan atau tidak menjawab panggilan TUHAN--tidak taat dengar-dengaran.

      Mendengarkan firman sama dengan menerima panggilan TUHAN lewat firman pengajaran yang benar.
      Karena tidak taat, betul-betul setengah mati raja Saul.

      1 Samuel 28: 5-6
      28:5. Ketika Saul melihat tentara Filistin itu, maka takutlah ia dan hatinya sangat gemetar.
      28:6. Dan
      Saul bertanya kepada TUHAN, tetapi TUHAN tidak menjawab dia, baik dengan mimpi, baik dengan Urim, baik dengan perantaraan para nabi.

      Doa tidak dijawab TUHAN sama dengan dibiarkan hancur oleh TUHAN.
      Saul disuruh A, tetapi melakukan B, itu berarti tidak menjawab TUHAN, sehingga saat ia berdoa--memohon pertolongan--, TUHAN tidak menjawab--dibiarkan hancur oleh TUHAN.

    • Zakharia 7: 14
      7:14. Oleh sebab itu Aku meniupkan mereka seperti angin badaike antara segala bangsa yang tidak dikenal mereka, dan sesudahnya tanah itu menjadi sunyi sepi, sehingga tidak ada yang lalu lalang di sana; demikianlah mereka membuat negeri yang indah itu menjadi tempat yang sunyi sepi."

      Akibat kedua: ditiupkan seperti angin badai--hilang semua.

      Saul kehilangan kerajaannya karena tidak taat.
      Artinya bagi kita sekarang adalah kehilangan jabatan pelayanan. Orang yang tidak taat satu waktu akan meletakkan jabatan pelayanannya. Seperti Yudas Iskariot kehilangan jabatan rasul, diganti Matias. Saul kehilangan jabatan raja, diganti Daud.

      Kehilangan jabatan pelayanan= telanjang--kehilangan jubah--dan binasa selamanya. Tidak ada keindahan lagi. Perut Yudas Iskariot sampai pecah, tidak ada keindahan, bahkan dipermalukan dan binasa untuk selamnya.

    Inilah orang yang memalu atau memukul orang tua. Hati-hati dengan orang tua jasmani, orang tua rohani, dan orang tua sorgawi! Orang tua sorgawi adalah firman pengajaran yang bagaikan palu; firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua; firman yang hidup dan yang kekal. Kalau ditolak, itulah orang yang keras hati. Semestinya hatinya yang keras dipalu oleh firman, tetapi malah dia yang memalu firman--mengkritik dan menolak firman.

    Dalam keadaan terjepit, hati-hati. Itu adalah ujian ketaaatan. Mungkin di sekolah mengalami kesulitan dan yang lainnya menyontek. Inilah ujian ketaatan, kita tetap taat atau pakai pikiran sendiri: 'Nanti semuanya lulus, aku saja yang tidak lulus.' Seringkali memakai logika, akhirnya melawan firman.

    Saat diberkati, hati-hati dengan perasaan daging yang sering bertentangan dengan firman. Kita sok bijaksana karena sudah diberkati dan dipakai, sehingga merasa lebih bijaksana dari TUHAN.
    Akibatnya sangat fatal: dibiarkan oleh TUHAN, ditiup seperti angin badai; sampai kehilangan segalanya, sampai binasa selamanya.

  2. Roma 2: 4-5
    2:4. Maukah engkau menganggap sepi kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nyadan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?
    2:5. Tetapi
    oleh kekerasan hatimu yang tidak mau bertobat, engkau menimbun murka atas dirimu sendiri pada hari waktu mana murka dan hukuman Allah yang adil akan dinyatakan.

    Bukti keras hati yang kedua--bagaikan bukit batu--: tidak mau bertobat; tetap mempertahankan dosa sampai puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan.

    Sebenarnya, TUHAN sudah memberikan tiga sarana untuk bertobat:

    • Kemurahan TUHAN.
      Jadi, manusia berdosa bisa bertobat; tinggalkan dosa.
      Kemurahan TUHAN adalah memberikan tubuh jasmani--manusia darah daging--kepada ktia , sehingga kita bisa bertobat, karena Yesus menebus dosa-dosa dalam bentuk tubuh jasmani--manusia darah daging. Yesus mati di kayu salib sebagai manusia darah daging. Hanya manusia darah daging yang bisa bertobat; mengalami penebusan dosa.

      Malaikat hebat, tetapi tidak punya tubuh, ia hanya roh dan roh itu penurut, kalau IA jatuh dalam dosa, tidak bisa ditebus lagi tetapi menjadi setan.
      Inilah kemurahan TUHAN bagi kita. Gunakan kesempatan! Kalau masih ada tubuh jasmani, sekarang juga bisa bertobat, tinggal mau atau tidak.

    • Kelapangan hati-Nya, yaitu TUHAN bisa mengampuni segala dosa kita sampai puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan. TUHAN bisa dan mau mengampuni segala dosa kita.

      Jadi, jangan ada anggapan: dosa kita tidak mungkin lagi diampuni. Bisa! Semua jenis dosa bisa diampuni oleh TUHAN!

    • Kesabaran= panjang sabar TUHAN, yaitu

      1. Yesus belum datang kembalikedua kali dan kita masih diberi panjang umur.
        Kalau Yesus sudah datang tidak ada kesempatan bertobat. Kalau sudah meninggal dunia, sekalipun Yesus belum datang, tidak bisa bertobat juga--tinggal bertanggung jawab kepada TUHAN.

        Malam ini, kita belum meninggal dunia--masih ada umur-- berarti kita masih bisa bertobat, karena Yesus menebus dosa di dalam dunia.

      2. Panjang sabar TUHAN adalah Dia mau menyampaikan firman pengajaran yang diulang-ulang.
        Hari ini firman berkata: jangan dusta! Besok diulangi lagi. Mungkin hari ini, masih berkata: Apa itu? Tetapi besok mau berhenti berdusta, tatapi masih gagal. Datang lagi, diulang lagi. Itulah kesabaran TUHAN.

        Yesus masih menyampaikan firman pengajaran yang bagaikan palu dan lebih tajam dari pedang bermata dua yang diulang-ulang untuk menunjukkan dosa-dosa yang tersembunyi, untuk menyadarkan kita akan dosa-dosa yang tersembunyi, sampai mendorong kita untuk mengaku dosa-dosa yang tersembunyi kepada TUHAN dan sesama, sehingga darah Yesus mengampuni dosa-dosa kita dan jangan berbuat dosa lagi--bertobat.

    Itulah maksudnya TUHAN.
    Ada sarana yang TUHAN berikan untuk kita bisa bertobat. Manusia berdosa seharusnya binasa, tetapi TUHAN berkemurahan--diberi sarana oleh TUHAN. Ada panjang sabar TUHAN: kita belum meninggal, TUHAN belum datang kembali dan TUHAN menyampaikan firman yang diulang-ulang. Firman tambah dalam menusuk sampai kita sadar, menyesal, dan mengakui dosa.
    Ada keluasan hati TUHAN: segala dosa bisa diampuni oleh TUHAN, tidak ada pengecualian.

    Jadi, jelas malam ini, dengan adanya tiga sarana ini, semua bisa bertobat. Tinggal mau atau tidak!
    Karena upah dosa adalah maut, jangan menuntut TUHAN nantinya.

    Kalau setiap kali firman pengajaran menunjukkan dosa-dosa kita yang tersembunyi lalu kita tidak mau betobat, itu sama dengan menambah murka, sampai satu waktu kita tidak bisa bertobat lagi. Ada batas kesabaran TUHAN!Kalau mau, kemurahan yang datang; kalau tidak mau, murka yang ditimbun.

    Tidak bisa bertobat lagi= hati yang paling kerasseperti setan dan murka Allah akan turun atas kita.
    Biar sudah dihukum di dunia, tetap tidak mau bertobat.
    Wahyu 9: 20-21
    9:20. Tetapi manusia lain, yang tidak mati oleh malapetaka itu,tidak juga bertobat dari perbuatan tangan mereka: mereka tidak berhenti menyembah roh-roh jahat dan berhala-berhala dari emas dan perak, dari tembaga, batu dan kayu yang tidak dapat melihat atau mendengar atau berjalan,
    9:21. dan
    mereka tidak bertobatdari pada pembunuhan, sihir, percabulan dan pencurian.

    Sudah dihukum di dunia, tetapi tidak mau bertobat, sampai satu waktu tidak bisa bertobat, berarti masuk hukuman kekal selamanya.
    Jangan salahkan TUHAN! TUHAN sudah berusaha dengan memberi sarana dan TUHAN terus mengejar kita supaya bertobat. Kalau kita sudah tidak bisa lagi bertobat, maka TUHAN juga tidak bisa lagi menahan hukuman kekal; neraka selamanya.

    Ayat 20= sekalipun penghukuman sudah datang ke dunia, dan kita masih hidup, itu maksudnya untuk bertobat.
    Jadi jangan menantang: 'Sekalipun sudah berzinah, buktinya mana? Aku tidak dihukum. Itu yang suci, malah susah hidupnya.' Kalau belum dihukum, berarti masih ada panjang sabar TUHAN. Kalau penghukuman sudah datang, juga masih ada panjang sabar TUHAN. Kalau sudah tidak bisa bertobat, hukuman kekal yang datang dan sudah tidak bisa apa-apa lagi.

    Sudah mengalami murka Allah di dunia, tetap tidak mau berboat, sampai tidak bisa bertobat lagi, sehingga murka itu akan bertimbun-timbun sampai hukuman kekal--kebinasaan kekal selamanya.

    Mari, pada malam ini, kekerasan hati memukul orang tua--tidak taat dengar-dengaran. Itu sama dengan keras hati. Bukti sehari-hati adalah tidak mau mendengar dan dengar-dengaran--tidak taat pada firman pengajaran yang benar, yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang bagaikan palu. Jangan takut pada palu!Palu itu untuk memperbaiki sesuatu; firman yang keras untuk melahirkan kembali dan merubah hidup kita dari batu keras.

    Jangan kita yang melalu, tetapi kita yang dipalu. Kalau kita yang memalu, akibatnya kita tidak bertobat.

  3. Keluaran 7: 16
    7:16. Dan katakanlah kepadanya: TUHAN, Allah orang Ibrani, telah mengutus aku kepadamu untuk mengatakan: Biarkanlah umat-Ku pergi, supaya mereka beribadah kepada-Ku di padang gurun; meskipun begitu sampai sekarang engkau tidak mau mendengarkan.

    Bukti keras hati yang ketiga: tidak mau beribadah melayani TUHAN. Ini adalah keras hati seperti Firaun. Setan juga tidak mau beribadah.

    Kalau dulu, kekerasan hati Firaun adalah menghalangi Israel beribadah. Israel ditahan sampai sepuluh hukuman TUHAN datang.

    Ibrani 10: 25-27
    10:25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakanoleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
    10:26. Sebab jika kita
    sengajaberbuat dosa, sesudah memperoleh pengetahuan tentang kebenaran, maka tidak ada lagi korban untuk menghapus dosa itu.
    10:27. Tetapi yang ada ialah kematian yang mengerikan akan penghakiman dan api yang dahsyat yang akan menghanguskan semua orang
    durhaka.

    'marilah kita saling menasihati' = "Kita tolong saudara-saudara kita yang lainnya. Saya juga berusaha mengingat dalam doa, ditelpon, diSMS, membezuk yang tidak datang. Saudara juga saling menasihati soal ibadah."

    'menghanguskan semua orang durhaka' = keras hati; tidak taat sama dengan durhaka, yaitu tidak mau beribadah melayani TUHAN.

    Tiga tingkatantidak mau beribadah melayani TUHAN:

    • Biasatidak beribadah kepada TUHAN= menjadi dosa kebiasaan.

      Dosa kebiasaan artinya

      1. Tidak ada perasaan menyesal lagi saat kita tidak beribadah kepada TUHAN. Kalau dulu tidak beribadah karena sakit, berdoa: 'TUHAN sembuhkan saya, tolong TUHAN.' Tetapi sekarang biasa saja, tertawa-tawa. Ini bahaya! Sudah mulai keras hati!

        "Yang dengar siaran lewat jarak jauh, perhatikan! Tidak bisa dikontrol secara langsung, tetapi TUHAN yang melihat. Rasul Paulus berkata: Jangan ketika aku ada, tetapi waktu aku tidak ada. Inilah takut dan gentar soal ibadah. Tanggung jawab pada TUHAN!"

      2. Tidak ada usaha yang sungguh-sungguh untuk mengatasi halangan dan rintangan yang membuat kita tidak bisa beribadah. Jika sudah ada halangan untuk beribadah, sikap kita: 'Malah kebetulan... ini ada alasannya ... ya sudahlah.' Ini sudah menjurus pada durhaka.

        "Termasuk gembala juga. Bagaimana kalau tidak bisa melayani? Pernah tempo hari gara-gara pesawat. Di pesawat serasa naik duri. Menyesal. Kalau bisa terbang, saya terbang untuk bisa melayni. Bukan malah tertawa-tawa. Bahaya! Sudah dosa kebiasaan itu dan gejala pendurhakaan."

        Kalau dosa kebiasaan diteruskan, akan masuk tingkat kedua.

    • Sengajatidak beribadah melayani. Tidak ada halangan, tetapi sengaja tidak beribadah melayani TUHAN.

      "Saya seringkali katakan, maaf kaum muda, saya diingatkan oleh TUHAN bulan-bulan ini. Penyusunan Kartu Rencana Study, ada satu mata kuliah, malah ambil jam-jam ibadah, jadi ada alasan isi daftar hadir: kuliah. Ini sudah sengaja. Saya tidak pernah kasih contoh ini sebelumnya, tetapi sekarang tega. Berarti ada yang menjurus ke sana."

      Jangan sengaja-sengaja! Bahaya!

    • Tidak mau beribadah--seperti Firaun yang sangat menghalangi, sampai dihukum berapa kali tetap tidak mau. Ini sudah keras hati.

    Mari, sungguh-sungguh hari-hari ini!
    Menjelang kedatangan Yesus kedua kali, nasihat yang paling tinggi adalah saling menasihati soal ibadah pelayanan.
    Boleh menasihati soal kerja dan kuliah yang keras, harus!

    "Saya sudah kesaksian, dulu tidak bangun pagi, diseret oleh ayah saya, karena harus naik dokar, jadi harus bangun pagi. Kalau tidak bangun, diseret. Bagus, saya setuju sekali. Kalau tidak demikian, tidak tahu lagi bagaimana saya."

    Tetapi lebih bagus lagi, kalau saat sudah kendor dalam ibadah, kita mau mengingatkan. Karena segala aktifitas atau keberhasilan kita di dunia, tanpa ibadah pelayanan kepada TUHAN, akan sia-sia, hancur dan binasa selamanya. Dengarkan baik-baik!Biar kita utamakan ibadah pelayanan kepada TUHAN lebih dari segala perkara! Itulah kehidupan yang punya pengharapan kepada TUHAN.

    Kaum muda, perhatikan! Kaum muda yang punya pengharapan bukan yang kuliahnya hebat, modal orang tuanya hebat, punya perusahaan. Belum tentu! Tetapi kalau dia bisa mengutamakan ibadah pelayanan kepada TUHAN, sekalipun ia tidak punya apa-apa, ia punya pengaharapan untuk masa depan yang berhasil dan indah, terutama hidup kekal selamanya. Serius! TUHAN tolong kita semua.

    Inilah praktik orang yang sudah memalu orang tua jasmani, orang tua rohani dan terutama TUHAN atau firman. Ia tidak lahir baru, benar-benar keras hati bagaikan bukit batu. Dengan praktik-praktik: tidak mau mendengar firman, tidak mau dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar (yang lebih tajam dari pedang bermata dua, yang bagaikan palu), sehingga tidak bisa memperbaiki hidupnya. Seperti Saul, yang ikuti logika dan pikiran daging. Saat diberkati, perasaannya serasa lebih bijaskana TUHAN sampai tidak taat dan saat terjepit, logika yang jalan, merasa pandai.

    Hati-hati! Saul dan Yudas Iskariot sudah mengalami. Hilang semua--ditiupkan seperti angin badai--terutama jabatan pelayanan. Hati-hati! Jubah yang indah jangan sampai hilang. TUHAN tolong. Kalau hilang, tidak ada harapan; sudah telanjang, dipermalukan sampai binasa.

    Praktik selanjutnya" tidak mau bertobat dan tidak mau beribadah kepada TUHAN.

  4. Bukti keras hati yang keempat: akumulasi dari tiga point di atas, yaitu kering rohani, haus terus, tidak ada kepuasan. Kalau tidak dengar-dengaran, tidak ada kepuasan; kalau tidak bertobat, tidak ada kepuasan. Contohnya: perempuan Samaria lima kali kawin cerai, tetap tidak puas--haus. Tidak mau beribadah, juga tidak ada kepuasan.

    Keluaran 17: 1-4
    17:1. Kemudian berangkatlah segenap jemaah Israel dari padang gurun Sin, berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah TUHAN, lalu berkemahlah mereka di Rafidim, tetapi di sana tidak ada air untuk diminum bangsa itu.
    17:2. Jadi mulailah mereka itu bertengkar dengan Musa, kata mereka: "Berikanlah air kepada kami, supaya kami dapat minum." Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Mengapakah kamu
    bertengkardengan aku? Mengapakah kamu mencobai TUHAN?"
    17:3. Hauslah bangsa itu akan air di sana;
    bersungut-sungutlahbangsa itu kepada Musa dan berkata: "Mengapa pula engkau memimpin kami keluar dari Mesir, untuk membunuh kami, anak-anak kami dan ternak kami dengan kehausan?"
    17:4. Lalu berseru-serulah Musa kepada TUHAN, katanya: "Apakah yang akan kulakukan kepada bangsa ini? Sebentar lagi mereka akan melempari aku dengan
    batu!"

    'batu'= keras hati bagaikan bukit batu.
    Tanda utama kekeringan rohaniadalah bersungut-sungut, bergosip, bertengkar, dan saling membantah.

    "Karena itu jangan ikuti yang tidak baik kalau ada di media sosial, nanti kita akan kering juga. Kalau bersaksi, itu orang yang ada sumber air--ada air kehidupan.
    Kalau kita menyampaikan firman yang benar lalu diserang, yang diserang di media sosial itu TUHAN, bukan kita. Korah bersungut-sungut kepada Musa dan Harun, lalu Musa menjawab: 'Siapakah kami sehingga kamu bersungut-sungut kepada kami? Bukan kepada kami kamu bersungut-sungut, tetapi kamu bersungut-sungut kepada TUHAN.'
    Kita juga, kalau menghadapi seperti itu, biar saja, tidak usah dibela, nanti ikut kering, haus.
    "

    Kalau belajar dari bangsa kafir (perempuan Samaria), terakhirnya adalah kawin cerai; lima kali kawin cerai sampai 'kumpul kebo'--kumpul bersama tanpa ikatan suami-isteri sah. Itu tandanya haus.
    Bersungut dan bertengkar itu jahat. Lima kali kawin cerai ditambah kumpul kebo(kawin mengawinkan), itu najis. Itulah tanda utamaorang yang kering--keras hati: tidak mau dengar firman, tidak taat, tidak mau bertobat, tidak mau beribadah, akhirnya kering rohaninya.

    Ini justru melanda anak-anak TUHAN, imam-imam--bintang-bintang. Pelayan TUHAN diangkat oleh TUHAN, itu bagaikan bintang-bintang. Karena itu rasul Paulus katakan (Filipi 2): Supaya jadi bintang bercahaya, tidak gugur, salah satunya adalah jangan berbantah (jangan berkelahi). Ini khusus kepada bintang-bintang; hamba TUHAN, pelayan TUHAN---imam-imam dan raja-raja; gembala, hamba TUHAN sepenuh, pemain musik, penyanyi dan sebagainya.

    Penyakitnya bintang adalah sering berbenturan. Sudah bagus menjadi bintang, tetapi sering berbenturan karena haus/kering. Tidak taat; orbitnya di sini, mau ke orbitnya orang lain, sehingga bertabrakan. Tidak taat, loncat-loncat orbitnya.

    Filipi 2: 14-15
    2:14. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungutdan berbantah-bantahan,
    2:15. supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka
    seperti bintang-bintang di dunia,

    Ini awasan bagi bintang!Ciri utama bintang yang kering/gelap adalah berbantah, bersungut, bergosip, nanti juga ada kenajisan, seperti perempuan Samaria--bangsa kafir. Hati-hati! Kalau bangsa kafir banyak bersungut, bergosip, nanti akan najis.

    Kalau sudah bersungut dan berbantah, sampai kepada perbuatan najis dan lain-lain, derajatnya turun dari bintang menjadi binatang. Ngeri! Dari bintang gugur jadi binatang.

    Bilangan 14: 29
    14:29. Di padang gurun ini bangkai-bangkaimuakan berhantaran, yakni semua orang di antara kamu yang dicatat, semua tanpa terkecuali yang berumur dua puluh tahun ke atas, karena kamu telah bersungut-sungut kepada-Ku

    'bangkai'= untuk binatang.
    Kepada umat pilihan-Nya (umat kesayangan-Nya), TUHAN katakan: bangkai-bangkaimu. Apalagi bagi bangsa kafir. Jangan macam-macam!
    Jangan bersungut atau bergosip! Ngeri!

    Bayangkan! Kalau bersungut, dari bintang menjadi binatang yang bangkai-bangkainya berhantaran di padang gurun; tidak masuk Kanaan, artinya: tidak dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus; tidak dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--gugur--, bukan menyatukan, malah memecah-belah dan lain-lain. Sampai dia sendiri binasa selamanya--diperhadapkan pada malaikat maut.

    Ini diingatkan pada kita di akhir zaman.
    1 Korintus 10: 10-11
    10:10. Dan janganlah bersungut-sungut, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang dari mereka, sehingga mereka dibinasakan oleh malaikat maut.
    10:11. Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi
    peringatanbagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba

    Ayat 10 = Kalau bersungut, akan berhadapan dengan malaikat maut dan binasa.
    Ayat 11 'Semuanya ini telah menimpa mereka' = dulu sudah terjadi pada Israel (umat pilihan TUHAN) di padang gurun.

    "Dulu bersungut hanya di antara mereka saja, sekarang bersungut sama orang Amerika bisa pakai media sosial. Karena itu dikasih peringatan oleh TUHAN. Zaman sudah maju, tetapi jangan ikut-ikut digunakan yang tidak baik. Gunakan untuk bersaksi, itu juga dipakai oleh TUHAN.
    Saya ingat Pdt Pong Dongalemba dipindahkan dari Manado ke Medan (selama 10 bulan), waktu itu terpilih juga jadi gembala di Surabaya--di Lemah Putro. Beliau mengeluh dari Medan dan Surabaya capeknya luar biasa (mungkin cuma satu bulan satu kali). Mungkin dulu pesawatnya masih susah. Sekarang sudah cepat, karena sudah maju. Saya seminggu satu kali, tetapi biasa saja. Manfaatkan teknologi dunia akhir zaman! Termasuk kita gunakan untuk bersaksi, bisa menjangkau satu dunia. Jangan bersungut, tetapi bersaksi!
    "

    Kalau kita betul-betul bersaksi, kita berada di dalam tangan Imam Besar. Kita berhadapan dengan Yesus Imam Besar dan Gembala Agung. Kita tetap menjadi bintang yang bercahaya.
Inilah empat praktik sehari-hari kehidupan yang memalu orang tua sampai orang tua sorgawi--menghina firman, menolak firman pengajaran yang bagaikan palu. Dan akibatnya sangat dahsyat.

Sekarang, supaya kita tidak memalu orang tua dan firman pengajaran yang benar, tidak bersungut dan lain-lain, jalan keluarnya: Keluaran 17: 5-6
17:5. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: "Berjalanlah di depan bangsa itu dan bawalah beserta engkau beberapa orang dari antara para tua-tua Israel; bawalah juga di tanganmu tongkatmu yang kaupakai memukul sungai Nil dan pergilah.
17:6. Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di Horeb;
haruslah kaupukul gunung batuitu dan dari dalamnya akan keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum." Demikianlah diperbuat Musa di depan mata tua-tua Israel.

'haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan keluar air'= sudah tidak bersungut lagi, karena sudah puas.

Jalan keluarnya adalah 'haruslah kaupukul gunung batu'= GUNUNG BATU (BATU KARANG) ADALAH YESUS; YESUS HARUS DIPUKUL. Dari pada kita yang jadi bangkai karena memukul orang tua, cukup Yesus yang dipukul di kayu salib.
Sadarlah yang melawan orang tua jasmani, melawan firman, tidak mau beribadah, tidak mau bertobat, tidak mau dengar-dengaran, bersungut-sungut. Sadarlah! Kembali pada gunung batu!

1 Korintus 10: 4
10:4. dan mereka semua minum minuman rohani yang sama, sebab mereka minum dari batu karang rohani yang mengikuti mereka, dan batu karang itu ialah Kristus.

Gunung batu yang dipukul= Yesus rela sengsara dan mati di kayu salib untuk mencurahkan air kehidupan Roh Kudus yang memuaskan kita semua.
Perjamuan suci adalah Yesus yang dipukul; ada Roh Kudus didalamnya. Tidak ada yang bisa memuaskan kita di dunia, kecuali Yesus.

Yohanes 16: 7
16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghiburitu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

'pergi'= Yesus mati di kayu salib, bangkit, dan naik ke sorga.
Jalan satu-satunya, tidak ada yang lain, gunung batu rela dipukul untuk mencurahkan Roh Kudus kepada kita.

Kalau Roh Kudus dicurahkan, maka GUNUNG BATU BISA BERUBAH MENJADI MATA AIR: kehidupan yang keras; tidak mau dengar firman, tidak dengar-dengaran, tidak mau bertobat, tidak mau beribadah, bersungut dan melawan--melawan orang tua dan sebagainya--bisa diubah menjadi mata air, tempat Roh Kudus mengalir.

Mazmur 114: 7-8
114:7. Gemetarlah, hai bumi, di hadapan TUHAN, di hadapan Allah Yakub,
114:8. yang mengubah gunung batu menjadi kolam air, dan
batu yang keras menjadi mata air!

Malam ini lewat perjamuan suci, mari, BATU KERAS DIUBAH MENJADI MATA AIR--tempatnya Roh Kudus yang berlimpah-limpah. Perempuan Samaria sudah mengalami.
TUHAN katakan: kalau Aku memberi air hidup, air yang akan Kuberikan akan menjadi mata air yang mengalir dan memancar ke atas.

Malam ini sekeras apapun kita, kembali pada kurban Kristus (perjamuan suci); Gunung batu (Yesus) sudah dipukul, sehingga mengeluarkan mata air kehidupan untuk mengubahkan kita dari batu keras menjadi mata air--tempatnya Roh Kudus berlimpah-limpah dalam hidup kita. Roh Kudus berlimpah-limpah dalam kehidupan kita untuk--kegunaan Roh Kudus--:
  1. Yang pertama: Roh Kudus yang berlimpah-limpah dalam kehidupan kita untuk menghadapi keadaan padang gurun:

    1. Keluaran 17 => menghadapi padang gurun yang tandus, panas, dan kering--membuat orang haus. Yang penting bawa air.
      Artinya: Roh Kudus--bagaikan air dari sorga--sanggup memeliharakehidupan kita secara jasmani di tengah kesulitan-kekeringan dunia, dan memelihara kehidupan rohani di tengah kekeringan dunia. Kita tidak haus lagi, kita merasakan kepuasan sorga sehingga tidak mencari lagi kepuasan-kepuasan di dunia. Kita mengucap syukur pada TUHAN.

      Kaum muda, tidak perlu lagi ke gedung bioskop, diskotik. Tidak perlu lagi merokok, mabuk. Kita sudah mengalami kepuasan sorga.

    2. Keluaran 17 => menghadapi Amalek; kemenangan orang Israel melawan Amalek. Artinya:

      1. Roh Kudus mampu memberikan kemenanganatas musuh-musuh; menyelesaikan masalah sampai yang mustahil. Dibutuhkan Roh Kudus di padang gurun.

      2. Amalek juga gambaran dari daging dengan segala hawa nafsunya.
        Artinya: Roh Kudus mampu mematikan dagingdengan segala hawa nafsunya sehingga kita tidak jatuh bangun dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa, tetapi tetap hidup benar dan suci dalam TUHAN.

      Inilah suasana padang gurun. Ada kehausan secara jasmani; sekarang mencari uang sulit, biarlah Roh Kudus yang tolong. Jangan keras hati! Roh Kudus menolong kita. Secara rohani sulit, banyak yang tidak puas, tetapi Roh Kudus yang memuaskan, sehingga tidak perlu lagi mencari ke sana ke mari dan kita mengucap syukur kepada TUHAN.

      Menghadapi Amalek: menghadapi musuh-musuh, menghadapi kesulitan--masalah-masalah diselesaikan--, dan menghadapi daging dengan segala hawa nafsunya--daging dimatikan semuanya, kita hidup benar dan suci.

    3. Keluaran 18 => Yitro mengunjungi Musa. Selama ini isterinya belum diajak, lalu diketemukan semua. Isterinya datang, anaknya datang, mertuanya datang, sehingga menjadi satu kesatuan.
      Artinya: Roh Kudus sanggup menyucikan dan menyatukan nikah dan buah nikahkita sampai masuk perjamuan kawin Anak Domba--nikah yang rohani.

      Harta dan apapun juga tidak bisa menyatukan dan menyucikan nikah.

      Malam ini kita mohon Roh Kudus. Jangan menjadi batu keras, hidup yang kering dan haus, tetapi biar Roh Kudus mengalir. Yesus (gunung batu) sudah rela dipukul supaya kita bisa minum Roh Kudus malam ini.

    4. Keluaran 18, mulai ayat 13=> pengangkatan hakim-hakim--imam-imam dan raja-raja.
      Artinya: Roh Kudus menolong kita untuk bisa beribadah melayani TUHANdengan setia dan benar, dengan tahbisan yang benar dan berkenan kepada TUHAN.

    Inilah kegunaan Roh Kudus yang pertama--menolong kita di padang gurun dunia--, ada empat: menghadapi kehausan, menghadapi Amalek, menghadapi nikah dan buah nikah, menghadapi pelayanan, supaya semuanya berkenan kepada TUHAN.

  2. Yohanes 7: 38
    7:38. Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
    7:39. Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum dimuliakan.

    Kegunaan Roh Kudus yang kedua: Roh Kudus mengalir ke tempat yang kering, artinya kita bisa bersaksikepada:

    1. Kehidupan yang belum selamat; belum percaya Yesus; masih kering dan dalam dosa, supaya percaya Yesus dan diselamatkan--kita bersaksi kabar baik atau firman penginjilan.
    2. Kita bersaksi kabar mempelai kepada kehidupan yang sudah selamat supaya disucikan dan disempurnakan.

    Mari bersaksi, apa yang ktia terima dari TUHAN lewat kabar baik--bagaimana kita dulu menerima injil, saksikan--, dan kabar mempelai--bagiamana kita menerima kabar mempelai, saksikan! Kita saksikan kepada sesama, jangan bergosip!

  3. Roma 8: 26-28
    8:26. Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
    8:27. Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
    8:28. Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

    Kegunaan Roh Kudus yang ketiga: kita bisa menyembah TUHAN. Ini puncaknya!

    Bukan memukul, tetapi menghormati orang tua, menghormati gembala dan bisa menyembah kepada TUHAN--mengagungkan TUHAN. Hanya TUHAN yang disembah, orang tua dan gembala tidak disembah.

    Roh Kudus menolong kita untuk menyembah TUHAN dengan keluhan yang tidak terucapkan--dengan hancur hati, bukan keras hati lagi.
    Artinya: merasa tidak layak, tidak mampu, tidak berdaya apa-apa, merasa lemah, banyak kekurangan. Yang ditunjukkan adalah kekurangann-kekurangan kita, seperti bayi yang menangis--menunjukkan kelemahan, tidak ada kelebihan-kelebihan.

    Kita hanya seperti bayi yang menangis; kita mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan tangan Roh Kudus kepada kita untuk mendatangkan kebaikan. Percayalah!Biarpun kita sudah hancur lebur, tetapi kalau kita tidak keras hati--bisa melembut sampai bisa menghormati orang tua, gembala dan menyembah-mengagungkan TUHAN: hanya seperti bayi yang lemah dan tak berdaya--, Dia akan mengulurkan tangan--tangan Roh Kudus, tangan kasih-Nya--kepada kita untuk mendatangkan kebaikanbagi kita. Menjadikan semua baik pada waktunya. Yang hancur jadi baik, yang gagal jadi berhasil dan indah pada waktunya.

    Sampai satu waktu, Dia menyucikan dan mengubahkan kita sampai kita sempurna seperti Dia.
    Bayi kalau buang air kecil atau buang air besar, hanya menangis, minta dibersihkan. Kita juga, menangis untuk dibersihkan. Banyak kekotoran kita--dosa-dosa di mulut, pandangan dan sebagainya--, kita dimandikan sedikit demi sedikit, sampai satu waktu sempurna seperti Dia.
    Jika Yesus kembali kedua kali kita terangkat bersama-sama dengan Dia selamanya.
Jangan memukul, tetapi menyembah seperti bayi yang tak berdaya.
Jangan keras! Keras hati berarti mengaku diri hebat, luar biasa, lebih, tetapi kalau lembut seperti bayi, hanya berkata: 'Apa saya ini?Tidak ada apa-apa, tidak bisa apa-apa, saya butuh TUHAN.' Melembut malam ini!

Jangan memukul, tetapi mengasihi TUHAN--firman pengajaran!
Jangan kecewa dan putus asa! Ada tangan yang kuat memegang kita. Jangan bangga! Di luar tangan TUHAN, bayi tidak bisa apa-apa. Serahkan semua kepada TUHAN! Bukan kita yang memalu firman, tetapi firman yang memalu kita.

Orang yang melembut hatinya tidak merasa ada kelebihan, tetapi yang ada hanya kekurangan-kekurangan dan ketidakmampuan. Dia hanya mau melekat pada TUHAN, mau dipeluk oleh TUHAN. Biarlah kita rela dipalu oleh firman untuk menghancurkan hati dan keegoisan kita, supaya kita hanya menyembah TUHAN dan menghormati orang tua, dan TUHAN yang bertanggung jawab atas hidup kita.

TUHAN memberkati.