Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 April 2017 (Senin Sore)

Pembicara: Pdm. Youpri Ardiantoro

Puji TUHAN, salam sejahtera, selamat malam, selamat beribadah di dalam kasih sayangnya TUHAN kita, Yesus Kristus. Kiranya bahagia, sukacita, dan damai sejahtera dari TUHAN kita, Yesus Kristus, dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Markus 12: 41-44
12:41. Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar.
12:42. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit.
12:43. Maka dipanggil-Nya murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini
memberilebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan.
12:44. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."

Dalam susunan Tabernakel, Markus 12: 41-44 terkena pada peti dari tabut perjanjian.
Peti perjanjian terdiri dari dua bagian:
  1. Tutup pendamaian dengan dua kerub di atasnya yang terbuat dari emas murni.
    Emas menunjuk pada sifat keilahian--tabiat ilahi.
    Kerub I= TUHAN.
    Kerub II= Kristus.
    Tutup pendamaian--dengan tujuh percikan darah--= Yesus.

    Jadi secara keseluruhan, tutup pendamaian menunjuk pada TUHAN Yeuss Kristus sebagai Mempelai Pria Sorga.

  2. Peti, yang terbuat dari kayu penaga tetapi disalut emas murni luar dan dalam.
    Kayu penaga menunjuk pada manusia darah daging. Manusia darah daging masih ada kesempatan untuk menjadi mempelai wanita TUHAN, tetapi harus disalut dengan emas murni--sifat tabiat ilahi--baru bisa menjadi mempelai wanita TUHAN yang sempurna.

    Jadi, peti menunjuk pada gereja TUHAN yang sempurna/mempelai wanita TUHAN yang sempurna.
Sifat keilahian yang dimiliki Yesus--emas--harus dimiliki oleh mempelai wanita-Nya.

Salah satu sifat tabiat ilahi dari TUHAN adalah suka memberi, sampai lebih bahagia memberi dari pada menerima.
Kisah Rasul 20: 35
20:35. Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan TUHAN Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima."

Ini yang harus kita teladani sebagai gereja TUHAN, yaitu kita harus suka memberi bahkan lebih bahagia memberi dari pada menerima.

Untuk apa pemberian-pemberian itu?Dikaitkan dengan Markus 12: 41-44 banyak orang yang memberi; orang kaya memberi, bahkan janda miskin pun bisa memberi.
2 Raja-raja 12: 9, 12
12:9. Kemudian imam Yoyada mengambil sebuah peti, membuat lobang pada tutupnya dan menaruhnya di samping mezbah, di sebelah kanan apabila orang masuk ke rumah TUHAN. Para imam penjaga pintu menaruh ke dalamnya segala uang yang dibawa orang ke dalam rumah TUHAN.
12:12. kepada tukang-tukang tembok dan kepada tukang-tukang pemahat batu; mereka memakainya juga bagi pembelian kayu dan batu pahat
untuk memperbaiki rumah TUHANdan bagi segala pengeluaran untuk memperbaiki rumah itu.

Mulai zaman raja Yoas, imam Yoyada mengambil inisiatif untuk membuat peti persembahan yang ditaruh di samping mezbah,supaya orang yang beribadah bisa memberikan persembahan dalam bentuk keuangan, dan ini terus berlanjut sampai pada zaman Yesus.
Kegunaan dari pemberian ini untuk memperbaiki rumah TUHAN; terutama kalau dikaitkan zaman imam Yoyada, rumah Allah dalam keadaan rusak--dirusak oleh anak-anak Atalya.

Jadi, pemberian ini untuk memperbaiki Bait Allah, dulu secara jasmani. Sekarang sifat keilahian dari Yesus yang suka memberi sampai lebih bahagia memberi dari pada menerima,apa yang diberikan oleh Yesus untuk memperbaiki rumah Allah?Dia sampai memberikan nyawa-Nyauntuk memperbaiki rumah Allah, tetapi bukan lagi rumah Allah secara jasmani, melainkan rohani.

1 Korintus 3: 16
3:16. Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allahdan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu?

Secara rohani, Bait Allah menunjuk pada kehidupan kita, manusia darah daging.
Keadaan Bait Allah/keadaan kehidupan kita adalah sudah rusak dalam dosa. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, semua keturunannya sudah rusak di dalam dosa.

Roma 3: 23
3:23. Karena semua orang telah berbuat dosadan telah kehilangan kemuliaan Allah,

Untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan ini, Yesus harus mati di kayu salib--menyerahkan nyawa-Nya--untuk menebus dosa-dosa kita; untuk memperbaiki kehidupan manusia yang sudah dirusak oleh dosa.
Yesus sudah berkorban, memberikan nyawa-Nya, sekarang dari pihak kita, apa yang harus kita serahkan kepada TUHAN untuk memperbaiki rumah Allah/kehidupan kita?Kita belajar dari injil Markus 12 tadi; kita belajar dari kehidupan janda yaitu memberi dua peser atau satu duit. Ini adalah mata uang terkecil, tetapi di ayat 44, itu adalah seluruh nafkahnya--berarti perkara besar; sudah menyangkut nyawanya. Seperti dalam cerita janda Sarfat yang memiliki sedikit tepung.

Jadi, dari pihak kita yang harus kita berikan kepada TUHAN untuk memperbaiki rumah Allah--kehidupan kita--adalah mulai dari perkara kecil sampai dengan perkara besar, itulah seluruh kehidupan/nyawa kita. Yesus sampai memberikan nyawa dan kita juga harus sampai memberikan nyawa.

Apa yang harus kita berikan mulai dari perkara kecil?

  1. Yohanes 19: 28-30
    19:28. Sesudah itu, karena Yesus tahu, bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia--supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci--:"Aku haus!"
    19:29. Di situ ada suatu bekas penuh anggur asam. Maka mereka mencucukkan bunga karang, yang telah dicelupkan dalam anggur asam, pada sebatang hisop lalu mengunjukkannya ke mulut Yesus.
    19:30. Sesudah Yesus meminum
    anggur asamitu, berkatalah Ia: "Sudah selesai." Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya.

    Yang pertama: air anggur asam--air cuka (dalam terjemahan lama). Ini menunjuk pada dosa-dosa sampai puncaknya dosa.

    Ini harus kita serahkan pada TUHAN.
    Yesaya 5: 4, 7
    5:4. Apatah lagi yang harus diperbuat untuk kebun anggur-Ku itu, yang belum Kuperbuat kepadanya? Aku menanti supaya dihasilkannya buah anggur yang baik, mengapa yang dihasilkannya hanya buah anggur yang asam?
    5:7. Sebab kebun anggur TUHAN semesta alam ialah kaum Israel, dan orang Yehuda ialah tanam-tanaman kegemaran-Nya; dinanti-Nya keadilan, tetapi hanya ada
    kelaliman, dinanti-Nya kebenaran tetapi hanya ada keonaran.

    Ayat 4= yang dihasilkan oleh Israel adalah buah anggur yang asam.
    Jadi, anggur asam sama dengan kelaliman dan keonaran.
    Lalim= menumpahkan darah atau perbuatan-perbuatan jahat--dosa kejahatan.
    Keonaran/kegaduhan= membuat orang lain berkeluh kesah. Kita ingat cerita saat orang berkeluh kesah di Sodom Gomora--karena dosa kenajisan.

    Kejadian 18: 20-21
    18:20. Sesudah itu berfirmanlah TUHAN: "Sesungguhnya banyak keluh kesah orang tentang Sodom dan Gomoradan sesungguhnya sangat berat dosanya.
    18:21. Baiklah Aku turun untuk melihat, apakah benar-benar mereka telah berkelakuan seperti keluh kesah orang yang telah sampai kepada-Ku atau tidak; Aku hendak mengetahuinya."

    Keonaran atau kegaduhan adalah sesuatu yang membuat orang lain berkeluh kesah, itulah dosa Sodom dan Gomora--ini menunjuk dosa kenajisan.

    Jadi, anggur asam menunjuk pada dosa kejahatan dan kenajisan, sama dengan puncaknya dosa.
    Yesus menyerahkan nyawa-Nya--mati di kayu salib--, untuk memperbaiki kehidupan kita yang sudah dirusak oleh dosa-dosa. Dari pihak kita, bagaimana memperbaiki kehidupan kita yang sudah rusak? Dengan memberi minum Yesus air anggur asam, artinya kita harus menyerahkan dosa-dosa kepada Yesus lewat mengaku dosaoleh pekerjaan firman pengajaran yang benar.

    Firman pengajaran yang benar akan menunjukkan kesalahan, kekurangan, dosa-dosa kita, sehingga kita sadar akan dosa, menyesal, mengaku sungguh-sungguh pada TUHAN dan sesama, maka darah Yesus aktif untuk mengampuni segala dosa-dosa kita dan menyucikan--mencabut--akar-akar dosa sehingga semuanya selesai.

    Dosa hanya bisa diselesaikan lewat mengaku dengan sungguh-sungguh. Tidak bisa diselesaikan dengan pura-pura berbuat baik. Harus diakui dengan sungguh-sungguh! Jika dosa sudah diakui--memberi minum Yesus air anggur asam--, maka Yesus mengatakan: Sudah selesai!Tidak terbatas pada dosa apapun juga. Mungkin dulu sebagai kehidupan yang berdosa sampai pada puncaknya dosa, kalau bisa dengar firman TUHAN, lalu sadar, menyesal, sampai mengaku, maka darah Yesus sanggup menyelesaikan segala dosa-dosa.

    Ini yang harus kita serahkan hari-hari ini. Dosa adalah beban terberat yang membuat kehidupan manusia menjadi asam/pahit. Kalau tetap bertahan pada dosa, akan pahit (bukan manis). Dalam nikah, kalau menyimpan dosa, akan pahit; begitu juga dalam penggembalaan dan di manapun kita berada. Tetapi kalau menyerahkan dosa--memberi minum Yesus dengan air anggur asam--, mamka TUHAN ganti air anggur yang asam dengan air anggur yang baru--air anggur yang manis.

  2. 1 Petrus 5: 7
    5:7. Serahkanlah segala kekuatiranmukepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu

    Yang kedua: kekuatiran.

    Apa yang biasa dikuatirkan?
    Matius 6: 31-34
    6:31. Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?
    6:32. Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu.
    6:33. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.
    6:34. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan
    hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

    Yang seringkali dikuatirkan terutama oleh kita bangsa kafir adalah soal makan, minum, pakaian, dan hari besok/masa depan.
    Apa tandanyakalau kehidupan itu kuatir?

    • Tanda yang pertama: tidak bisa mencari kerajaan Allahlebih dahulu; tidak bisa mengutamakan ibadah pelayanan.
      Mencari kearajaan Alah= beribadah melayani.

      Kalau tidak bisa mengutamakan ibadah pelayanan, akan cenderung untuk gampang terhalang, tidak bersungguh-sungguh, tidak setia, dan meninggalkan ibadah pelayanan.

      Ibrani 10: 25
      10:25. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari TUHAN yang mendekat.

      Menjelang kedatangan TUHAN kembali, justru kehidupan anak TUHAN/hamba TUHAN banyak yang tidak bisa mengutamakan ibadah pelayanan; banyak yang terhalang, banyak yang tidak setia dan meninggalkan ibadah pelayanan. Ini tanda kalau kehidupan itu masih kuatir.

      "Mau kerja berapa lamapun (24 jam sehari, 7 hari dalam satu Minggu), terserah, tetapi jam-jam ibadah jangan sampai kita tinggalkan. Itu namanya mengutamakan ibadah."

    • Tanda yang kedua: tidak mencari kebenaran TUHANlebih dulu.
      Yohanes 17: 17
      17:17. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran.

      Kebenaran TUHAN sama dengan firman yang menguduskan atau firman penyucian.
      Kalau kehidupan kita kuatir, kita tidak bisa mengutamakan firman penyucian/firman yang menguduskan. Mulai dari seorang gembala yang menyampaikan firman. Kalau kuatir, tidak bisa menyampaikan firman penyucian ('menghambat pedang-Nya dari penumpahan darah'). Waktunya harus disampaikan: 'Nanti kalau disampaikan, bagaimana? Nanti begitu...'
      Inilah banyak kekuatiran. Firman yang menunjukkan dosa tidak ditampilkan.
      Sidang jemaat juga, yang tidak mengutamakan firman penyucian, akan menolak saat firman penyucian diberitakan; selalu mengelak seperti Yudas. Begitu ditunjukkan kesalahannya, Yudas berkata: Bukan aku!

      Kalau sudah menolak firman penyucian, yang disukai adalah dongeng.
      2 Timtotius 4: 2-4
      4:2. Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.
      4:3. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya.
      4:4. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi
      dongeng.

      Ayat 2= kalau tidak ada kekuatiran, akan bisa menyampaikan firman baik atau tidak baik waktunya (menyampaikan firman sekalipun isinya menegor, menyatakan kesalahan).

      "Paling bagus (aman) adalah firman penggembalaan; tidak memberi kesempatan hamba TUHAN yang menyampaikan firman untuk menembak sana-sini. Kalau mau menembak (mencari-cari ayat) akan kelihatan, melenceng jauh dari urutan. Dalam firman penggembalaan, kalau sudah memang waktunya TUHAN, harus disampaikan."

      Dongeng adalah sesuatu yang tidak tertulis dalam alkitab, tidak bisa diterangkan ayat dengan ayat. Mungkin bisa dalam bentuk cerita, perumpamaan yang tidak tertulis dalam alkitab, pengalaman dan sebagainya.
      Tetapi celakanya, banyak anak TUHAN/hamba TUHAN yang justru lebih menyukai dongeng dari pada firman penyucian, sehingga ia tetap dalam kekuatiran. Kalau masih kuatir, tidak mungkin bisa menyerahkan nyawa.

      Mari, ada dosa-dosa serahkan dulu, setelah itu meningkat, serahkan kekuatiran! Bagaimana orang yang kuatir? Orang yang tidak bisa mengutamakan ibadah, orang yang tidak bisa mengutamakan kebenaran.

      Kebenaran juga berarti paktik hidup yang benar. Kalau kuatir hidupnya ditandai dengan ketidakbenaran (dalam bekerja tidak benar, berlalu lintas tidak benar).

    • 1 Petrus 5:=> pasal penggembalaan.
      Tanda yang ketiga: tidak mau tergembala dengan baik.
      Praktiknya:

      1. Tidak mau bertekun dalam kandang penggembalaan; tidak mau bertekun dalam tiga macam ibadah pokok.
        Kita berjuang untuk bisa bertekun dalam tiga macam ibadah pokok.

        Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok ini masih minimal, karena nanti akan datang waktunya di dalam Kisah Rasul 2: 46, tiap-tiap hari kita berada di Bait Allah, dan nanti selama-lamanya kita beribadah di Yerusalem baru.

        Kisah Rasul 2:42, 46
        2:42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.
        2:46. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

        Ayat 42= ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
        Ayat 46 = ini semakin memuncak; akan ada saatnya kita tiap-tiap hari berada di Bait Allah. Selanjutnya saat penyingkiran di padang gurun kita akan terus beribadah kepada TUHAN. Dan saat kita berada di Yerusalem baru, siang malam (selama-lamanya) kita beribadah melayani TUHAN.

        Sebab itu kita harus berjuang, kalau tidak tekun dalam tiga macam ibadah, nanti bagaimana mau tiap-tiap hari beribadah? Bagaimana nanti beribadah di padang gurun? Bagaimana nanti beribadah saat di Yerusalem baru? Sebab itu sekaranglah waktunya kita bertekun dalam tiga macam ibadah.

      2. Tubuhnya ada di dalam tiga macam ibadah pokok, tetapi kenyataannya beredar-edar.
        1 Petrus 5: 8
        5:8. Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singayang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

        Beredar-edar= tidak mantap pada satu firman pengajaran yang benar--firman yang tertulis dalam alitab, diwahyukan oleh TUHAN yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain. Dia tidak mantap, sehingga dia selalu mencari dan mendengar suara asing.

        Akibatnya: beretemu dengan singa yang beredar-edar.
        Dalam perjanjian baru ini, kalau sudah bertemu singa, akan ditelan hidup-hidup.

        Amos 3: 12
        3:12. Beginilah firman TUHAN: "Seperti seorang gembala melepaskan dari mulut singa dua tulang betis atau potongan telinga, demikianlah orang Israel yang diam di Samaria akan dilepaskan seperti sebagian dari katil dan seperti sepenggal dari kaki balai-balai."

        Dalam perjanjian lama; kalau kehidupan itu beredar-edar dan bertemu dengan singa, maka yang digigit singa adalah--dua tulang betis atau potongan telinga--:

        1. Potongan telinga.
          TUHAN menciptakan dua telinga; telinga yang satu untuk mendengar dan satunya lagi untuk taat dengar-dengaran. Singa tidak perlu dua telinga, cukup satu telinga digigit, sudah tidak bisa mendengar yang benar. Kalau kehidupan itu beredar dan dimangsa singa, ia tidak akan bisa mendengar yang benar--justru mengkritik, bersungut dan menghakimi kalau mendengar yang benar.

          Ini tanda kalau satu telinga sudah digigit, dan dia sudah otomatis tidak bisa taat dengar-dengaran.

          Jadi kalau beredar, mulai dengar yang lain, mulai cari yang lain, membaca yang lain, ia justru tidak bisa dengar yang benar dan tidak bisa praktik yang benar.

          "Satu waktu saya pernah lihat di televisi lokal yang menyiarkan istilah Tabernakel. Saya coba lihat, ternyata lama-lama bukan lagi ayat menerangkan ayat, tetapi ilmu lain, sudah saya tidak lihat lagi."

          Dari dulu, mulai Adam dan Hawa--Adam dan Hawa sudah sekian lama hidup oleh firman pengajaran yang benar--, begitu satu kali dengar yang tidak benar--dari ular--, satu telinga langsung hilang. Dia sudah dipelihara oleh perintah TUHAN, tidak mau dilakukan, justru ikuti perintah ular, akhirnya jatuh dalam kutukan.
          Salomo demikian juga, satu telinga dengar suara isteri-isterinya dan pada masa tuanya ia jatuh pada penyembahan berhala.
          Di perjanjian baru, Yudas sekian lama bersama Yesus tetapi juga datang pada imam-imam kepala dan saat firman datang, ia mengelak/menolak.
          Juga Eutikhus mendengarkan firman tetapi duduknya di jendela--dengar rasul Paulus dan juga dengar suara lain.

          Kalau sudah mulai beredar-edar--mendengar yang lain--, jatuhnya pasti ke arah yang salah.

        2. Yang kedua, yang dimakan singa adalah tulang betis. Kalau tulang betis dimakan, tidak bisa berdiri lagi dengan tegak.
          Jadi, kalau beredar-edar, dia tidak punya pendirian yang tegak. Nanti dimulai soal firman, yang benar dianggap sama dengan yang tidak tertulis dalam alkitab; menganggap semua ajaran sama. Ini tanda kalau betisnya sudah dimakan oleh singa.

          "Saya pernah bersaksi. Satu kali waktu ada orang bercerita tentang: Haleluya. Saya katakan: 'Itu salah, yang benar Haleluya.' Lalu dia berkata: 'Itu namanya kamu menghakimi.': 'Kalau om bagaimana?': 'Om tidak berani jawab.': 'Kalau om jawab: benar, kenapa tidak diikuti? Kalau dikatakan: salah, berarti sama-sama menghakimi.' Dia tidak berani jawab. Akhirnya saya dengar lagi, dia katakan: Sama saja, tidak usah dibicarakan. Inilah tulang betis sudah dimakan, soal pengajaran tidak punya ketegasan."

          Ini namanya tidak ada ketegasan, lama-lama dosa dan tidak dosa dianggap sama saja--tulang betis sudah dimakan oleh singa.

          Hanya gembala yang dapat melepaskan. Kalau sudah terkena ajaran asing, sulit untuk kembali. Seorang gembalapun sulit--seperti gembala melawan singa.

          "Saya berbincang-bincang untuk menyakinkan seseorang kalau yang benar tertulis di alkitab, ayat menerangkan ayat. Sulit sekali. Tetapi beberapa kali mau datang, bisa datang ibadah Jumat Agung dan Paskah. Sulit mau menyakinkan, seperti gembala harus membuka mulut singa."

          Dari sidang jemaat sendiri juga satu pergumulan, karena sidang jemaat yang mendengar ajaran yang tidak benar, termasuk hamba TUHAN, itu seperti diselar dengan besi panas.

          1 Timotius 4: 1-2
          4:1. Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan
          4:2. oleh tipu daya pendusta-pendusta yang hati nuraninya memakai cap mereka.

          (terjemahan lama)
          4:1. Tetapi Roh itu berkata dengan nyata, bahwa pada akhir zaman beberapa orang akan gugur daripada iman, sebab berpaling kepada penguasa, yang menyesatkan orang, dan kepada beberapa pengajaran setan-setan,
          4:2. oleh keadaan orang munafik yang memberitakan dusta, yang di dalam perasaannya seperti
          diselar dengan besi hangat,

          Sudah ada stempelnya, sulit dihilangkan.

          "Saya pernah waktu kecil, anak-anak main-main, tetapi bukan besi dipanasi, tetapi mata uang logam digosok di lantai, lama-lama panas, lalu dilengketkan di tangan saya. Sampai sekarang mungkin masih ada--lebih dari dua puluh tahun. Sulit mau dihilangkan kalau sudah dicap besi panas. Demikian juga kalau sudah dengar ajaran palsu, kalau bukan kemurahan TUHAN tidak bisa kembali."

          Hanya gembala/firman penggembalaan yang benar yang bisa melepaskan.

    Inilah tanda kekuatiran. TUHAN mau supaya kita menyerahkan kekuatiran.
    Bagaimana praktik menyerahkan kekuatiran?

    • Mengutamakan ibadah pelayanan lebih dari segala sesuatu.
    • Mengutamakan firman pengajaran yang benar lebih dari segala sesuatu; kalau hamba TUHAN, menyampaikan fiman baik atau tidak baik waktunya.
    • Bisa mengutamakan kebenaran baik lewat perbuatan, perkataan.
    • Tergembala pada firman pengajaran yang benar; mantap pada satu firman pengajaran yang benar.

    Ini sama dengan kehidupan yang menyerahkan kekuatiran.
    Yesus sudah mati di kayu salib untuk memperbaiki kita. Kita serahkan dosa-dosa, supaya diperbaiki; serahkan kekuatiran supaya kita diperbaiki.

  3. 1 Yohanes 3: 16
    3:16. Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

    Yang ketiga: Yesus sudah menyerahkan nyawa dan kita wajib menyerahkan nyawa.

    Ulangan 12: 23a
    12:23a. Tetapi jagalah baik-baik, supaya jangan engkau memakan darahnya, sebab darah ialah nyawa

    Nyawa = darah. Jadi menyerahkan nyawa artinya rela mengalami percikan darah.

    Menyerahkan dosa-dosa; hidup dalam kebenaran= halaman Tabernakel.
    Menyerahkan kekuatiran= kita bisa tergembala= ruangan suci.
    Menyerahkan nyawa= rela mengalami percikan darah= ruangan maha suci.

    Dulu, imam besar Harun satu tahun sekali masuk ruangan maha suci dengan membawa darah dan dupa. Begitu selesai memercikan dua kali tujuh percikan darah (tujuh percikan darah di atas tutup pendamaian, dan tujuh percikan darah di depan tabut perjanjian), terjadi shekinah glory--cahaya kemuliaan Allah.

    Percikan darah adalah sengsara daging tanpa dosa atau sengsara daging bersama dengan Yesus. Praktiknya: tidak salah tetapi disalahkan, berbuat benar masih dikatai atau difitnah, berpuasa padahal ada banyak makanan di rumah.

    1 Petrus 4: 12
    4:12. Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaan yang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasaterjadi atas kamu.

    Kalau terjadi percikan darah--nyala api siksaan-- ini bukan sesuatu yang luar biasa, tetapi sesuatu yang biasa. Sekalipun kalah, kita tetap berusaha. Saat menghadapi percikan darah, dijaga supaya tidak sampai mengomel, bersungut, berbantah, saling menyalahkan, tetapi dari mulut kita keluar ucapan syukur dan menyembah TUHAN. Ini bagaikan imam besar Harun membawa darah dan dupa--ada percikan; sengsara daging dan ada ucapan syukur; menyembah TUHAN--dan hasilnya ada kemuliaan Allah/shekinah glory.

    Kegunaanshekinah glory:

    • Roma 6: 4
      6:4. Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru.

      Yang pertama: TUHAN sanggup membangkitkankehidupan kita--Yesus bangkit oleh kemuliaan Allah.
      Kuasa kebangkitan adalah kuasa yang tidak bisa dihalangi oleh apapun juga, sekalipun menghadapi kematian, tidak bisa dihalangi; sekalipun sudah busuk--Lazarus mati 4 hari--, masih bisa bangkit.

      Yohanes 11: 40
      11:40. Jawab Yesus: "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

      Ada kemuliaan Allah, dan Lazarus yang sudah mati empat hari bisa bangkit.

      Malam ini, apapun keadaan kita, mungkin mengalami sesuatu yang mati; pekerjaan serasa mati, kesehatan serasa mati, masa depan serasa mati, kalau rela mengalami penderitaan daging tanpa dosa dan mulut kita mengucap syukur; menyembah TUHAN (tidak mengomel, tidak salahkan orang), di situ ada kemuliaan Allah untuk membangkitkan kehidupan kita yang sudah mati.

    • Mazmur 80: 1-4
      80:1. Untuk pemimpin biduan. Menurut lagu: Bunga bakung. Kesaksian Asaf. Mazmur.
      80:2. Hai gembala Israel, pasanglah telinga, Engkau yang menggiring Yusuf sebagai kawanan domba! Ya Engkau, yang duduk di atas para kerub,
      tampillah bersinar
      80:3. di depan Efraim dan Benyamin dan Manasye! Bangkitkanlah keperkasaan-Mu dan datanglah untuk menyelamatkan kami.
      80:4. Ya Allah,
      pulihkanlah kami, buatlah wajah-Mu bersinar, maka kami akan selamat.

      'tampillah bersinar' = sinar kemuliaan.

      Yang kedua: ada sinar di atas para kerub, ini adalah sinar kemuliaan untuk memulihkan/mengembalikan kita pada keadaan semula/ciptaan semula seperti saat manusia ciptakan segambar dan serupa dengan TUHAN; kemuliaan Allah mengubahkankita dari manusia jasmani menjadi manusia rohani yang sama dengan Yesus.

      Kalau hari-hari ini kita diubahkan--lewat fiman, penderitaan daging tanpa dosa--sedikit demi sedikit, satu kali waktu saat sangkakala terakhir kita akan diubahkan menjadi serupa dan segambar dengan TUHAN; yang hidup diubahkan, yang mati dalam kemuliaan TUHAN akan dibangkitkan, sehingga baik yang mati dan hidup akan bertemu TUHAN di awan-awan yang permai untuk menyongosong kedatangan TUHAN kedua kali.

      Syaratnya: sampai kita bisa menyerahkan nyawa--percikan darah; rela sengsara daging tanpa dosa bersama Yesus.

    • 2 Raja-raja 19: 14-15, 35
      19:14. Hizkia menerima surat itu dari tangan para utusan, lalu membacanya; kemudian pergilah ia ke rumah TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN.
      19:15. Hizkia berdoa di hadapan TUHAN dengan berkata: "Ya TUHAN, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim! Hanya Engkau sendirilah Allah segala kerajaan di bumi; Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi.
      19:35. Maka pada malam itu keluarlah Malaikat TUHAN, lalu dibunuh-Nyalah seratus delapan puluh lima ribu orang di dalam perkemahan Asyur. Keesokan harinya pagi-pagi tampaklah,
      semuanya bangkai orang-orang mati belaka!

      Hizkia dikepung oleh Sanherib, tentara yang besar, dan masih diolok-olok. Hizkia tidak membalas, tetapi diam, dan ia bentangkan surat di hadapan TUHAN--ia hanya berseru dan bersandar pada TUHAN.

      Yang ketiga: ayat 35= kalau ada kemuliaan TUHAN, dari tentara yang besar--masalah yang besar--menjadi bangkai yang sudah tidak berarti lagi.

      Mari, mungkin malam ini masalah yang kita hadapi besar, tidak mungkin melawan, tidak mungkin bisa diselesaikan, tetapi kalau ada kemuliaan Allah, itulah yang sanggup memberikan kemenangan. Laskar yang besar---masalah besar--jadi bangkai. Kita yang bangkai--tidak ada kemampuan, tidak ada kekuatan, kecil--, tetapi kalau ada kemuliaan Allah, Dia yang akan berperang ganti kita, sehingga kita mengalami kemenangan dari Dia; menjadikan dari mustahil jadi tidak mustahil.

      Mari, berjuang, bergumul hari-hari ini. Memang banyak masalah, tetapi penyelesaiannya tepat pada waktunya. Salah satu kata-kata raja Sanherib: Yang memakan tahinya dan meminum kencingnya. Tetapi Hizkia tidak membalas.

      Memang terjadi demikian karena sangat berat--dikepung pebekalan tidak bisa masuk lagi--, tetapi masih bisa tertolong.

      Apakah masalah kita lebih berat dari Hizkia? Kalau kita ada masalah, TUHAN juga akan menolong kita tepat pada waktunya.
Apapun yang terjadi, kita banyak mengangkat tangan; banyak menyembah TUHAN; mengucap syukur pada TUHAN (jangan didulukan mengomel dan bersungutnya)!

TUHAN memberkati.