Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 23 Agustus 2019 (JUmat Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Tema ibadah persekutuan di Medan:
Wahyu 19: 9
19:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

'Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba'= perjamuan kawin Anak Domba adalah pertemuan antara Yesus yang segera datang kembali kedua kali dalam kemuliaan sebagai Kepala--Raja di atas segala raja--dan Suami--Mempelai Pria Sorga--dengan sidang jemaat, kita semua yang sempurna/tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga/isteri--di awan-awan yang permai, sehingga kita mempelai wanita sorga bisa memandang Yesus Mempelai Pria Sorga muka dengan muka; tidak ada halangan lagi. Sesudah itu kita masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang; Wahyu 20), dan kerajaan sorga yang kekal (langit baru dan bumi baru; Yerusalem baru; Wahyu 21-22).

Tujuan utama mengikut dan melayani Tuhan adalah masuk perjamuan kawin Anak Domba. Mengapa begitu? Karena perjamuan kawin Anak Domba merupakan pintu masuk ke Firdaus dan kerajaan sorga yang kekal.

Jadi, mulai dari sekarang gereja Tuhan harus memiliki pandangan rohani--pandangan mempelai--yang semakin hari semakin jelaslewat penyucian yang semakin meningkat oleh kabar mempelai/pedang firman, sampai puncaknya kita bisa memandang Dia muka dengan muka dalam perjamuan kawin Anak domba di awan-awan yang permai.

Mulai sekarang kita bisa tahu pandangan kita semakin jelas, yaitu saat-saat kita lebih menikmati firman; setiap saat lebih menikmati firman Tuhan--seperti anjing menjilat remah-remah roti--, dan kita semakin mempraktikkannya.
Kalau sudah menikmati, pandangan akan semakin jelas.

Pandangan rohani bisa kita pelajari dalam Matius 22: 41-44
22:41. Ketika orang-orang Farisi sedang berkumpul, Yesus bertanya kepada mereka, kata-Nya:
22:42. "
Apakah pendapatmu tentang Mesias? Anak siapakah Dia?" Kata mereka kepada-Nya: "Anak Daud."
22:43. Kata-Nya kepada mereka: "Jika demikian, bagaimanakah Daud oleh pimpinan Roh dapat menyebut Dia Tuannya, ketika ia berkata:
22:44. Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.
22:45.
Jadi jika Daud menyebut Dia Tuannya, bagaimana mungkin Ia anaknya pula?"
22:46. Tidak ada seorangpun yang dapat menjawab-Nya, dan sejak hari itu tidak ada seorangpun juga yang berani menanyakan sesuatu kepada-Nya.

Ada dua kali pertanyaan Yesus kepada orang Farisi:
  1. 'Anak siapakah Mesias/Kristus?' Orang Farisi bisa menjawab dengan benar karena memiliki pandangan daging, yaitu Mesias dari keturunan Daud--dari silsilah secara manusia.

  2. Ayat 43-45: 'Mungkinkah Mesias/Kristus merupakan anak Daud sekalipun Tuhan dari Daud?' Orang Farisi tidak bisa menjawab karena tidak memiliki pandangan rohani.
    Kalau dari pandangan rohani, jawabannya adalah natal--Tuhan lahir menjadi manusia yang merupakan keturunan Daud. Jadi Yesus merupakan keturunan Daud, tetapi Yesus adalah Tuhan.
Orang Farisi hanya memiliki pandangan jasmani, mereka mengakui Yesus adalah manusia (bukan Tuhan), sehingga menolak Yesus sebagai Mesias/Kristus. Ini artinya binasa selamanya.
Sampai hari ini banyak orang Israel asli yang masih menunggu Mesias karena mereka menganggap Yesus hanya manusia biasa.

Oleh sebab itu gereja Tuhan harus memiliki pandangan rohani sehingga bisa melihat Yesus sebagai anak Daud--manusia--dan juga sebagai Tuhan yang duduk di sebelah kanan takhta Allah Bapa.
Inilah pandangan mempelai untuk bisa mencapai perjamuan kawin Anak Domba.

Ada tiga tingkatan pandangan rohani/pandangan mempelai:
  1. Tingkatan pertama pandangan mempelai: memandang Yesus sebagai anak Daud--manusia yang dikorbankan di kayu salib untuk menyelamatkan manusia berdosa.
    Yohanes1: 29
    1:29. Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

    Yesus sebagai manusia yang dikorbankan sama dengan Anak Domba Allah yang harus mati di kayu salib untuk menghapus dosa dunia dan menyelamatkan manusia berdosa.

    Bagaimana caranya?
    Yohanes 19: 32-34
    19:32. Maka datanglah prajurit-prajurit lalu mematahkan kaki orang yang pertama dan kaki orang yang lain yang disalibkan bersama-sama dengan Yesus;
    19:33. tetapi ketika mereka sampai kepada Yesus dan melihat bahwa
    Ia telah mati, mereka tidak mematahkan kaki-Nya,
    19:34. tetapi seorang dari antara prajurit itu
    menikam lambung-Nya dengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.

    Menjelang hari Sabat tidak boleh ada mayat tergantung. Kalau belum mati, harus dipatahkan kakinya.
    Sebenarnya Yesus sudah mati di kayu salib dengan empat luka utama--dua di tangan dan dua di kaki--sebagai bentuk kasih Allah untuk menyelamatkan bangsa Israel, umat pilihan Tuhan--Tuhan jelas berkata kepada perempuan Kanani (perempuan Kanani meminta tolong kepada Tuhan karena anaknya dirasuk setan): 'Aku datang hanya untuk mencari domba yang hilang dari antara orang Israel'.

    Karena sudah mati, kaki-Nya tidak boleh dipatahkan. Lalu prajurit bangsa kafir menikam lambung-Nya dengan tombak--luka kelima; luka terbesar dan terdalam--sehingga mengeluarkan darah dan air.
    Ini merupakan kemurahan belas kasih Tuhan untuk menyelamatkan bangsa kafir, kita semua. Ia sudah mati tetapi masih ingat bangsa kafir, itulah kemurahan Tuhan yang lebih dari kasih.

    Jadi, bangsa kafir yang memiliki pandangan mempelai harus memandang luka kelima pada lambung Yesus yang mengeluarkan darah dan air.
    Praktiknya:

    • Menerima tanda darah--mezbah korban bakaran. Dulu binatang yang disembelih, keluar darah, lalu dibakar untuk pengampunan dosa, sekarang Yesus yang disalib dan dibakar di bawah panas terik matahari.
      Artinya: kita harus percaya kepada Yesus sebagai satu-satunya Juruselamat dan bertobat(berhenti terhadap dosa dan kembali kepada Tuhan; mati terhadap dosa) terutama dari delapan dosa utama.
      Ingat! Iman adalah rem supaya tidak berbuat dosa.

      Wahyu 21: 8
      21:8. Tetapi orang-orang penakut(1), orang-orang yang tidak percaya(2), orang-orang keji(3), orang-orang pembunuh(4), orang-orang sundal(5), tukang-tukang sihir(6), penyembah-penyembah berhala(7)dan semua pendusta (8), mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang; inilah kematian yang kedua."

      Inilah dosa yang menenggelamkan kita dalam lautan api dan belerang.

      'orang-orang penakut'= takut pada 'sesuatu' di dunia sampai melawan Tuhan/firman pengajaran yang benar.
      Contoh: takut nilai jelek, lalu menyontek dan sebagainya. Demikian juga dalam pekerjaan, perjodohan.
      Kalau sudah takut kepada sesuatu, lalu berani melawan Tuhan, berarti sudah tidak ada harapan--pasti ada dosa sampai yang kedelapan.

      'orang-orang pembunuh' = kebencian.
      'tukang-tukang sihir' = ramalan-ramalan.
      'Penyembahan berhala'= mengasihi sesuatu lebih dari Tuhan; mengutamakan sesuatu lebih dari Tuhan.

      Kita harus bertobat dari delapan dosa

    • Menerima tanda air= baptisan air dan sekaligus baptisan Roh Kudus.
      Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi--langit terbuka--yaitu mengalami urapan dan baptisan Roh Kudus.

      Tadinya kita adalah manusia darah daging yang dilahirkan oleh ibu, tetapi lewat baptisan air, kita mengalami baptisan dan urapan Roh Kudus--saat Yesus dibaptis dan keluar dari air langit terbuka, dan Roh bagaikan burung merpati turun ke atas-Nya.

    Kalau benar-benar memiliki pandangan rohani--pandangan mempelai--, kita akan memandang lambung-Nya dan kita tidak ragu untuk percaya-bertobat dan mengalami kelahiran baru--hidup baru; hidup sorgawi; mengalami baptisan dan urapan Roh Kudus.
    Ini bagaikan delapan orang masuk bahtera Nuh--pintu bahtera Nuh ada di lambung bahtera.

    Kejadian 6: 16
    6:16. Buatlah atap pada bahtera itu dan selesaikanlah bahtera itu sampai sehasta dari atas, dan pasanglah pintunya pada lambungnya; buatlah bahtera itu bertingkat bawah, tengah dan atas.

    Lihat lambung Yesus sama dengan lihat lambung bahtera Nuh. Masuk! Jangan ragu-ragu untuk bertobat dan masuk baptisan air.

    Hidup baru artinya hidup seperti delapan orang di bahtera Nuh, itulah hidup sorgawi.
    Dari seluruh dunia ini hanya delapan orang yang 'hidup sorgawi' Yang lainnya 'hidup duniawi' mati semuanya terkena air bah--yang pandai, kaya mati. Yang bisa bertahan hanya 'hidup sorgawi' (yang diurapi Roh Kudus).
    Kejadian 6: 9
    6:9. Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benardan tidak berceladi antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

    Praktik hidup sorgawi:

    • Hidup benar.
    • 'tidak bercela' = tulus= jujur.
    • Bergaul dengan Allah= setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.

    Inilah kehidupan yang memandang lambung Yesus yaitu memiliki tanda darah dan tanda air. Jangan ragu untuk masuk pertobatan dan baptisan! Pasti selamat! Yang hidup duniawi tidak bisa bertahan, baru hukuman air bah sudah tidak bisa bertahan, apalagi nanti menghadapi api yang turun dari langit--hukuman akhir zaman.

    Kalau kita memiliki tanda darah dan air, hasilnya: selamat dan diberkatioleh Tuhan sampai ke anak cucu.

  2. Tingkatan kedua pandangan mempelai: memandang Yesus sebagai Tuhan yang duduk di sebelah kanan takhta Allah bapa--Yesus sebagai Imam Besar dan Gembala Agung.
    Matius 22: 44
    22:44. Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai musuh-musuh-Mu Kutaruh di bawah kaki-Mu.

    Tadi memandang Yesus sebagai manusia artinya memandang lambung-Nya. Yang sudah baptisan, periksa hasilnya apakah sudah hidup benar, jujur, dan bergaul dengan Allah?

    Sekarang memandang Yesus sebagai Imam Besar dan Raja segala raja.
    Praktiknya: kita bangsa kafir harus menjadi imam-imam dan raja-raja.

    Jadi sesudah mengalami baptisan air dan baptisan Roh Kudus kita harus menjadi imam dan raja.
    Yesus menebus kita sampai mati di kayu salib bukan supaya kita bersekolah dan bekerja. Bukan itu yang nomor satu. Kalau hanya untuk itu kita tidak usah ditebus--orang di luar Yesus banyak yang berhasil--tetapi Dia rela lambung-Nya ditikam, supaya kita menjadi imam dan raja.

    Imam adalah:

    • Seorang yang suci--bukan pandai atau bodoh.
    • Seorang yang memangku jabatan pelayanan dari Tuhan.
    • Seorang yang beribadah melayani Tuhan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan.

    Sebenarnya yang boleh menjadi imam hanya orang Israel asli. Tetapi oleh kemurahan-Nya bangsa kafir juga bisa menjadi imam dan raja.
    Kalau tidak bisa masuk bahtera, tidak akan bisa jadi imam dan raja.
    Masuk bahtera--sungguh-sungguh hidup benar, jujur, dan bergaul dengan Allah--, setelah itu kita akan diangkat menjadi imam dan raja.

    Mengapakita harus menjadi imam dan raja?

    • Imam dan raja sama dengan batu hidup. Kalau tidak mau jadi imam dan raja, bangsa kafir akan tetap menjadi batu keras yang tenggelam di dalam neraka.
      1 Petrus 2: 5
      2:5. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

      Pembangunan rumah rohani= pembangunan tubuh Kristus.
      Imamat rajani= imam dan raja.
      Batu hidup artinya kita bisa hidup di tengah kesulitan dan kemustahilan dunia oleh karena kemurahan Tuhan sampai hidup kekal.

    • Kita harus menjadi imam dan raja, supaya kita dipakai dalam pelayanan pembangunan rumah rohani; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga.

    Hasilnya:

    • Kita mampu menghadapi kegoncangan di dunia baik secara jasmani dan rohani sehingga kita tidak hancur dan binasa bersama dunia.
      Di dalam kitab Hagai, pembangunan rumah Tuhan justru selesai di tengah kegoncangan (krisis dunia, kehancuran dunia); bahkan barang berharga masuk rumah Allah. Hanya rumah Tuhan yang selamat, sama dengan hanya bahtera Nuh yang selamat.

      Hagai 2: 5-8, 22-23
      2:5. Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,
      2:6. sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!
      2:7. Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka
      Aku akan menggoncangkanlangit dan bumi, laut dan darat;
      2:8. Aku akan menggoncangkan segala bangsa,
      sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.
      2:22. "Katakanlah kepada Zerubabel, bupati Yehuda, begini: Aku akan menggoncangkan langit dan bumi
      2:23. dan akan menunggangbalikkan takhta raja-raja; Aku akan memunahkan kekuasaan kerajaan bangsa-bangsa dan akan menjungkirbalikkan kereta dan pengendaranya; kuda dan pengendaranya akan mati rebah, masing-masing oleh pedang temannya.

      'Zerubabel' = raja.
      'Yosua bin Yozadak' = imam.
      'bupati Yehuda' = raja--karena sudah dijajah, maka raja Yehuda diturunkan menjadi bupati Yehuda.

      Kegoncangan jasmani akan terjadi, sampai zaman antikris, kegoncangan rohani juga terjadi--dosa makan minum dan kawin mengawinkan--, termasuk aniaya karena nama Tuhan--pra aniaya antikris yang harus kita hadapi. Aniaya karena Yesus merupakan percikan darah. Sekarang masih ada kesempatan beribadah, gunakan. Kalau capek saat ibadah, harus dilawan.

      "Dulu saya turun di pertigaan Gending banyak orang berkerumun, saya tidak berani bilang ke gereja. Karena takut. Waktu di Malang gereja belum selesai, dua orang yang menjaga, lalu ada pembakaran gereja. Tengah malam menggigil, saat ada mobil lewat. Nanti itu akan kita alami (aniaya). Selagi sekarang masih bisa ibadah, gunakan sungguh-sungguh. Tuhan tolong kita semua."

      Kita bertahan di tengah kehancuran dunia, dan Tuhan akan memuliakan kita sampai sama mulia dengan Dia. Sementara dunia guncang, kita akan dimuliakan sampai sama mulia dengan Yesus--menjadi mempelai wanita sorga.

    • Kita mampu menghadapi kedatangan Yesus kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Sorga; tahan berdiri menghadapi kedatangan Yesus; layak untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.

    Ini maksud Tuhan mengangkat kita jadi imam dan raja.

    "Saya sudah cerita beberapa kali soal anak saya, Markus. Tadi saya mau berbisik sama Markus: 'Sudah jarang ya pulang malam saat ibadah.' Kalau dulu setiap Minggu pulang malam (jam 12 malam sampai jam 1) karena lewat Porong. Lalu Senin pagi ikut doa pagi jam 5, sekolah jam 6.30. Ini mulai dari SD, sampai banyak yang protes, termasuk saya juga: Ya kasihan. Itu salah besar! Kalau ada orang beribadah kita hentikan karena kasihan, itu sama dengan menghalangi orang untuk masuk sorga. Saya sempat salah, untung dikuatkan."

    Kalau kasihan pada diri sendiri atau orang lain untuk beribadah dengan alasan capek, sama dengan menghalangi untuk masuk sorga.

    Yang dibutuhkan imam adalah kesucian. Setelah menjadi hamba/pelayan Tuhan jangan bekerja dengan rumput, kayu, jerami--kedagingan; kemampuan daging, kepandaian daging! Kalau pakai daging memang hebat tetapi akan terbakar.
    Kita harus bekerja dengan kesucian--emas dan perak.

    Di manatempat untuk mengalami penyucian? Imam harus berada di ruangan suci.
    Imamat 21: 12
    21:12. Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusan tempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

    'ia' = imam-imam.
    Tempat penyucian imam-imam adalah ruangan suci--kandang penggembalaan.
    Dulu Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Musa, lalu Ia perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel dengan tiga ruangan.
    Tadi sudah masuk halaman Tabernakel (selamat)--percaya, bertobat, dan baptisan air. Sesudah itu masuk ruangan suci (kesucian). Kalau Tuhan datang kita masuk ruangan maha suci (kesempurnaan).

    Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat, artinya ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

    • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

    Ibrani 10: 36-38
    10:36. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.
    10:37. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.
    10:38. Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya."

    'kamu memerlukan ketekunan'= ketekunan adalah mutlak.
    'kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu' = sampai hidup kekal.

    Menjelang kedatangan Yesus kedua kali yang sudah tidak lama lagi kebutuhan kita di dunia semakin meningkat tetapi sarananya semakin berkurang--dulu orang Israel membuat batu bata jeraminya disediakan, tetapi saat mau beribadah, jerami disuruh cari sendiri (sarana dikurangi)--sehingga manusia semakin sulit untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
    Tetapi semua kebutuhan kita di akhir zaman sudah tercakup dalam kandang penggembalaan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.

    Jadi, ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok adalah kebutuhan pokok kita di akhir zaman, sehingga rantingnya bertambah-tambah dan buah-buah akan semakin banyak.
    Sekolah tanpa ketekunan sama dengan sia-sia.

    Ini kebutuhan pokok kita yang tidak bisa diganti. Serius! Tuhan tolong kita semua.
    Di dalam kandang penggembalaan, tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggal sehingga tidak bisa dijamah, dijatuhkan, disesatkan, dan dibinasakan oleh setan tritunggal. Kita mengalami penyucian secara terus menerusoleh Allah Tritunggal, sampai kita dikhususkan oleh Tuhan--menjadi biji mata Tuhan sendiri; kesayangan Tuhan sendiri; satu butir pasir tidak boleh menjamah kita.

    Mazmur 61: 5
    61:5. Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu! Sela

    'kemahmu'= ruangan suci.
    Biji mata mendapat naungan sayap burung nasar artinya perlindungan dan pemeliharaan Tuhandi zaman yang sulit ini sampai nanti zaman antikris berkuasa.
    Jangan berhenti hanya sampai percaya Yesus, bertobat, baptisan air, baptis Roh Kudus, diberkati--masih di halaman--! Harus masuk ruangan suci, di situ ada dua tangan Tuhan yang memeluk kita; Dia memelihara dan melindungi kita yang tidak berdaya mulai di zaman yang sulit, sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.

    Penyucian terus berlanjut yaitu dari dikhususkan menjadi sempurnaseperti Yesus--masuk ruangan maha kudus.
    Imamat 27: 28
    27:28. Akan tetapi segala yang sudah dikhususkan oleh seseorang bagi TUHAN dari segala miliknya, baik manusia atau hewan, maupun ladang miliknya, tidak boleh dijual dan tidak boleh ditebus, karena segala yang dikhususkan adalah maha kudus bagi TUHAN.

    Kalau penggembalaan jadi kebutuhan pokok, kita akan dikhususkan sampai sempurna.

    Tetapi kalau tidak mau dikhususkan Tuhan, akan ditumpas; binasa selamanya. Di luar ruangan suci hanya dikhususkan untuk ditumpas.
    Imamat 27: 29
    27:29. Setiap orang yang dikhususkan, yang harus ditumpasdi antara manusia, tidak boleh ditebus, pastilah ia dihukum mati.

    Perhatikan ruangan suci! Harus jadi kebutuhan pokok!

  3. Tingkatan ketiga pandangan mempelai: memandang Yesus sebagai Mempelai Pria Sorgayang segera datang kembali kedua kali.
    Tadi kita memandang Dia sebagai manusia; pandang lambung Yesus; kita masuk bahtera Nuh--selamat dan diberkati.

    Kemudian melihat Dia sebagai Imam Besar di takhta kanan Allah Bapa; kita menjadi imam dan raja, tergembala sungguh-sungguh. Kita menjadi biji mata-Nya yang dikhususkan.

    Terakhir melihat Dia sebagai Mempelai Pria Sorga yang segera datang kembali.
    Dulu Tuhan mengajak Petrus, Yakobus, dan Yohanes naik ke atas gunung dan Dia berubah--wajah dan pakaian-Nya berubah.

    Bagi kita sekarang praktiknya: banyak menyembah Tuhan, ditambah doa puasa dan doa semalam suntuk. Kita memandang wajah Yesus yang bersinar bagaikan matahari terik (Matius 17).

    Doa penyembahan adalah proses perobekan daging dengan segala keinginan, hawa nafsu, dan tabiat daging, sehingga kita bisa menerima sinar matahari yang terik dari wajah Yesus. Selama ada keinginan, hawa nafsu, dan tabiat daging, itulah yang menghalangi kita untuk menerima sinar matahari dari wajah Yesus.

    Kalau mengalami sinar matahari dari wajah Yesus, hasilnya:

    • Sinar matahari sama dengan sinar kemuliaan yang mengubahkankita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus, mulai dari terang-terangan; jujur/tulus--ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, benar katakan: benar, tidak benar katakan: tidak benar.
      Jujur mulai dari soal pengajaran, sampai jujur dalam segala hal.

      Matahari bersinar--jujur--artinya:

      1. Tidak ada kegelapan; tidak ada dosa-dosa. Selesaikan semuanya!
      2. Tanpa pamrih; tidak menuntut sesuatu tetapi hanya memberi.
      3. Tanpa pandang bulu--sinar matahari menyinari orang baik dan orang jahat. Kita hanya memandang Yesus (pengajaran yang benar) dan kita tidak akan pernah salah. Kalau memandang manusia kita akan tersandung.

      4. Tanpa kemunafikan, jangan ada yang disembunyikan.

      Kalau sudah jujur, wajah akan berseri, ada kebahagiaan. Kalau ada kemunafikan atau pamrih, wajah sudah tidak berseri lagi.

    • Bilangan 6: 25
      6:25. TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberi engkau kasih karunia;

      'memberi engkau kasih karunia' = kemurahan dan kebajikan Tuhan.

      Hasil kedua: sinar matahari sama dengan sinar kemurahan dan kebajikan Tuhan untuk memberikan kehidupan jasmanidi dunia yang sulit dan kehidupan rohanidi dunia yang jahat dan najis--tetap hidup benar dan suci.
      Pandang wajah Yesus supaya ada kehidupan!

      Menghadapi kesulitan apapun, banyak pandang wajah Yesus. Berusaha, silakan, tetapi sinar matahari dari wajah Yesus yang menentukan.

      Kemudian kemurahan dan kebajikan Tuhan--kunci Daud--memberikan pertolongan, semua masalah yang mustahil diselesaikan.
      Mari, banyak menyembah hari-hari ini. Jangan bergosip! Ada apa-apa, menyembah, sampai sinar matahari disinarkan. Wajah kita akan berseri.

      Selama masih melihat matahari, masih ada harapan dari Tuhan. Dia Mempelai Pria Sorga tidak pernah menipu; Dia setia sampai mati untuk mempelai wanita-Nya.

      Jangan sombong dan putus asa! Masih ada lambung Yesus yang bisa kita lihat, ada Imam Besar bisa kita lihat, Mempelai Pria Sorga bisa kita lihat, kita berseru dan berserah kepada-Nya, dan matahari akan bersinar.

    • Bilangan 6: 26
      6:26. TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

      Hasil ketiga: sinar matahari sama dengan sinar damai sejahtera; semua menjadi damai sejahtera.
      Tidak ada lagi iri, benci, takut, kuatir, bimbang dan sebagainya; tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan tetapi hanya merasakan kasih Allah.

      Serahkan kepada Tuhan! Wajah kita akan berseri.
      Semua enak dan ringan, semua berhasil dan indah pada waktunya; tidak ada lagi letih lesu dan beban berat.

      Wajah berseri belum cukup untuk menghadapi kedatangan Yesus yang wajah-Nya bagaikan matahari--kalau memandang muka dengan muka bisa terbakar.
      Oleh karena itu saat Yesus datang kembali kita diubahkan menjadi sempurna;wajah bersinar bagaikan matahari; kita memandang Dia muka dengan muka dalam perjamuan kawin Anak Domba--puncak kebahagiaan--sampai masuk Firdaus, dan duduk di takhta bersanding dengan Dia selamanya.

      Sekarang, kita melihat Dia yang duduk di takhta sorga, dan nanti kita akan duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga untuk selamanya.

      Jaminannya adalah perjamuan suci.
      Yesaya 52: 14
      52:14. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia--begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi--

      Semua keadaan kita--wajah apapun--sudah ditanggung di kayu salib. Serahkan semua kepada Dia, wajah kita akan berseri--ada keindahan, pertolongan, dan segala-galanya.
      Yesus menjadi buruk rupa, bukan seperti manusia--seperti setan karena Petrus pernah jadi setan--, seperti anjing dan babi--bangsa kafir sama seperti anjing dan babi--untuk menanggung semua. Serahkan, kita pulang dengan wajah berseri.

      Di balik wajah berseri ada ketulusan/kejujuran, perlindungan dan pemeliharaan Tuhan, mujizat, damai, enak, berhasil dan indah, sampai Dia datang kembali kedua kali.
Banyak penghalang yang membuat kita tidak berseri. Serahkan semua kepada Tuhan, biar Dia yang menolong kita.

Apapun keadaan kita, selagi masih bisa melihat matahari, mari pandang Dia, masih ada harapan, tinggal tunggu waktu Tuhan. Yang sudah berhasil, jangan sombong karena banyak penghalang. Tetap berserah kepada Dia!
Mungkin tidak ada yang tahu, kesempatan bagi kita untuk memandang Dia. Serahkan segala perkara jasmani, rohani, rumah tangga, masa depan, kesusahan dosa-dosa dan sebagainya kepada Dia! Dia sudah menanggung semuanya di kayu salib.

Apapun yang kita hadapi malam ini, biar disinari malam ini; ada yang cenderung putus asa, biar disinari malam ini, kuat kembali di manapun kita berada, berseri dan segar kembali malam ini.
Kita hanya menunggu waktu Tuhan.

Yakinlah, dalam perjamuan suci Dia sudah menanggung semua yang negatif di dalam hidup kita; yang membuat wajah muram, hidup susah. Kalau memandang dunia, kita akan susah, cenderung putus asa. Padang wajah Yesus malam ini, ada harapan baru apapun yang sedang menimpa. Dia tidak akan membiarkan kita. Yang sudah berhasil jangan sombong karena setan akan terus mengejar. Biar kita tetap di dalam Tuhan, kita mengucap syukur kepada Dia; segar di dalam Dia, tidak akan mundur setapakpun.

Perjamuan adalah sinar matahari yang mampu melakukan apa saja sampai menyempurnakan kita semua. Kita semua membutuhkan sinar matahari dari wajah Yesus.
Sekarang wajah kita berseri, tetapi nanti wajah kita akan bersinar-sinar bagaikan matahari untuk menyongsong Dia muka dengan muka. Ingat keluarga kita, doakan semua, supaya jangan ada yang ketinggalan.

Tuhan memberkati.