Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 24 Agustus 2015 (Senin Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3 (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA; jemaat yang ke tujuh (jemaat yang terakhir). Ini merupakan gambaran dari jemaat akhir zaman (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015).

Wahyu 3: 16-19
3:16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, butadan telanjang,
3:18. maka Aku
menasihatkanengkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
3:19. Barangsiapa Kukasihi, ia
Kutegordan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

KEADAAN ROHANIjemaat di Laodikia adalah SUAM-SUAM KUKU.
Artinya, secara jasmani sangat kaya--tidak kekurangan apa-apa; dan ini yang selalu dibanggakan (digembar-gemborkan)--, tetapi secara rohani melarat, malang, miskin, buta dan telanjang--betul-betul terpuruk. Jadi, antara jasmani dan rohani tidak seimbang.

Akibatnya: dimuntahkan oleh TUHAN; tidak berguna, jijik, najis, dan terpisah dari TUHAN--muntah tidak akan diambil lagi (terbuang untuk selamanya)--, sampai binasa selama-lamannya.

Oleh sebab itu, di ayat 18-19, TUHAN menegordan menasihatilewat firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua, supaya jemaat Laodikia--kita semua--membeli harta/kekayaan Sorga.
Jika tegoran dan nasihat lewat pedang firman diabaikan, maka TUHAN menghajarjemaat Laodikia--kita semua--supaya membeli harta/kekayaan Sorga. Kalau sudah membeli harta sorga, maka kita tidak akan dimuntahkan, tetapi kita bisa menyenangkan dan mengenyangkan TUHAN; bagaikan roti sajian yang dimakan oleh TUHAN. Dan TUHAN pasti menyenangkan kita.

Ada 3 macam kekayaan Sorga yang harus dibeli--dimiliki--oleh jemaat Laodikia--sekarang kita semua:
  1. Emas yang telah dimurnikan dalam api (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 12 Juli 2015sampai Ibadah Doa Surabaya, 15 Juli 2015). Ini menunjuk pada iman yang murni; iman yang permanen; iman yang teruji; iman yang sempurna, yang siap menanti kedatangan Yesus kedua kali.

  2. Pakaian putih untuk menutupi ketelanjangan (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 19 Juli 2015sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Agustus 2015); menunjuk pada pakaian kemurahan dan kepercayaan TUHAN:

    1. Pakaian penggembalaan (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juli 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 26 Juli 2015).
    2. pakaian pelayanan (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 05 Agustus 2015sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Agustus 2015).

  3. Minyak untuk melumas mata, supaya bisa melihat. (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 19 Agustus 2015)

AD 3.
MINYAK UNTUK MELUMAS MATA

Minyak menunjuk pada minyak urapan Roh Kudus, sehingga kita bisa melihat pribadi Yesus.

Tadi malam kita sudah belajar bagaimana proses melihat pribadi Yesus, sehingga ada harapan untuk melihat Yesus saat kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai. Kalau sekarang tidak bisa melihat pribadi Yesus--seperti jemaat Laodikia--, tetapi hanya melihat yang jasmani--kekayaan, manusia--, ini berarti Yesus mengetok pintu--Yesus berada di luar.

Kita harus berusaha untuk MELIHAT PRIBADI YESUS.
Prosesnya adalah melihat lambung TUHAN, tangan TUHAN yang berlubang paku, baru melihat wajah TUHAN (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 23 Agustus 2015).

Sekarang, setelah melihat pribadi-Nya, kita bisa MELIHAT LADANG TUHAN.

Yohanes 4: 35
4:35. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguningdan matang untuk dituai.

Harus tahu pribadi-Nya, baru bisa melihat ladang TUHAN. Jangan sembarangan!
Ladang Allah menunjuk pada pelayanan atau kegiatan. Ladang Allah ini dikaitkan dengan bangunan Allah.

1 Korintus 3: 9
3:9. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah.

Ladang Allah sama dengan bangunan Allah, sama dengan pelayanan pembangunan tubuh Kristus.
Jadi, melihat ladang Allah berarti kita harus aktif dalam pelayanan pembanggunan tubuh Kristus:
Kalau diurapi Roh Kudus, pandangan kita akan berbeda. Kalau memandang manusia, kita akan kecewa. Tetapi kalau memandang pribadi Yesus dan ladang TUHAN, kita tidak akan pernah kecewa.

2 hal yang harus diperhatikan dalam ladang Allah--pelayanan pembangunan tubuh Kristus:
  1. benihnya; ladang--pelayanan pembangunan tubuh Kristus--dimulai dari penaburan benih dahulu.

    Supaya imam-imam bisa suci, maka ada ketentuan tentang benihnya.
    Imamat 19: 19=>kudusnya hidup
    19:19. Kamu harus berpegang kepada ketetapan-Ku. Janganlah kawinkan dua jenis ternak dan janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih, dan janganlah pakai pakaian yang dibuat dari pada dua jenis bahan.

    Ada hubungan antara kesucian dengan benih firman yang ditabur. Kalau benihnya tidak benar, tidak mungkin suci. Bukan berarti kita benar sendiri, tetapi kita sungguh-sungguh hari-hari ini.

    ladang’ juga menunjuk pada kehidupan kita.
    'janganlah taburi ladangmu dengan dua jenis benih'= berarti hanya boleh ada satu benihfirman pengajaran yang benar, supaya kita bisa hidup suci.

    Kalau dua jenis benih, berarti najis.
    Hawa mendengar suara TUHAN dan ular, akhirnya telanjang. Tidak bisa kalau ada 2 benih.

    Firman pengajaran benar:

    • tertulis di dalam Alkitab. Kalau mau jujur, tinggal baca di Alkitab. Yang cocok dengan Alkitab itulah yang benar, biarpun hanya satu orang. Kalau ribuan orang mengatakan benar, tetapi tidak cocok dengan Alkitab, itulah yang salah--benih yang lain.

      Jangan mengikuti yang umum, seperti pendapat umum mengenai pribadi Yesus!Tetapi ikutilah Alkitab!

      "Dalam ibadah kaum muda, TUHAN berkata: ‘Menurut pendapat orang banyak--pendapat umum--, siapakah Aku?’ Orang banyak hanya melihat yang jasmani. Contohnya: nabi Elia bisa melakukan mujizat, nabi Yohanes disebut orang besar. Tetapi Tuhan tidak puas: ‘Menurut kamu, siapakah Aku?’: ‘Mesias, Anak Allah’. Baru selesai pertanyaannya."

    • Diwahyukan oleh TUHAN; diilhamkan oleh TUHAN; dibukakan rahasianya oleh TUHAN, yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain di dalam Alkitab.

    1 Timotius 1: 3-4
    1:3. Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
    1:4. ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.

    harus ada satu benih saja’ (Imamat 19 : 19) diteguhkan dalam perjanjian baru (1 Timotius 1 : 3) yaitu ‘jangan mengajarkan ajaran lain’ = harus satu pengajaran yang benar, tidak boleh ada ajaran lain.
    Kalau ada yang berbeda sedikit saja, itu berarti sudah lain. Mulai dari pintu gerbang sampai dengan tabut perjanjian, tidak boleh ada yang beda.

    Dari dua saksi ini (Imamat 19 : 19 dan 1 Timotius 1 : 3) kita sudah teguh. Inilah wahyu dari TUHAN; ayat menerangkan ayat.

    Sikap hamba TUHAN:

    • 1 Timotius 4: 1
      4:1. Tetapi Roh dengan tegasmengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

      Sikap hamba TUHAN yang pertama: harus ada ketegasanoleh urapan Roh Kudus untuk berpegang pada satu firman pengajaran yang benar--yang sudah diyakini dan dialami--dan tegas menolak ajaran yang lain.

      Kalau ada Roh Kudus--ada minyak urapan Roh Kudus untuk melumasi mata--, kita bisa tegas untuk hanya memandang pengajaran yang benar. Kalau dari daging, tidak akan bisa (plin-plan).

      Kalau masih ragu, berarti belum ada Roh Kudus; belum ada minyak untuk melumasi mata. Contoh: masih melihat orang--karena masih keluarga, karena sungkan dan sebagainya.

      Hawa hanya satu kali mendengar ajaran lain dan habis. Sebab itu, jangan memberikan kesempatan satu kalipun mendengar ajaran lain!
      Dengan demikian, hanya ada satu benih firman pengajaran yang benar di dalam sidang jemaat.

      Kalau hamba TUHAN tegas dalam urapan Roh Kudus, maka jemaat juga akan tegas dalam urapan Roh Kudus.

    • Sikap hamba TUHAN yang kedua: harus menjadi teladan iman.
      Ibrani 13: 7-9
      13:7. Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.
      13:8.
      Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya.
      13:9.
      Janganlah kamu disesatkan oleh berbagai-bagai ajaran asing. Sebab yang baik ialah, bahwa hati kamu diperkuat dengan kasih karunia dan bukan dengan pelbagai makanan yang tidak memberi faedah kepada mereka yang menuruti aturan-aturan makanan macam itu.

      Ingatlah akan pemimpin-pemimpin kamu, yang telah menyampaikan firman Allah kepadamu’ = pemimpin adalah gembala-gembala.
      contohlah iman mereka’ = gembala harus menjadi teladan iman.

      Ayat 8 = sering kali diterangkan kalau kuasa-Nya sama--tidak berubah--; dulu bisa membelah laut Kolsom, sekarangpun masih bisa melakukan. Tetapi ini dikaitkan dengan ayat 9.

      Ayat 9= Yesus tidak berubah, baik kuasa-Nya maupun firman-Nya atau ajaran-Nya. Ajaran-Nya tidak berubah, kuasa-Nya juga tidak berubah. Kalau ajaran-Nya berubah, kuasa-Nya juga berubah.

      Hamba TUHAN menjadi teladan iman, artinya:

      1. tidak berubah-ubah dalam pengajaran yang benar. Contoh: kalau guru matematika mengajarkan berubah-ubah, maka murid-muridnya tidak lulus ujian nasional.

        Yang namanya firman pengajaran benar, tidak akan berubah-ubah dari zaman ke zaman; sampai kapanpun tidak akan berubah.

        Kalau berubah-ubah dalam pengajaran, maka perkataan juga berubah-ubah--lidah bercabang dan menghasilkan benih ular--keturunan ular beludak.

      2. Tetap hidup dalam kebenaran.
      3. Saat-saat menghadapi pencobaan atau masalah, hanya percaya dan berharap pada pengajaran yang benar--pribadi TUHAN.
        Kuasa pengajaran yang benar tidak berubah!

        "Kami hamba TUHAN sepenuh di Lempin-El Kristus Ajaib diajar tidak boleh minta dan tidak boleh hutang. Saya ditest juga, tidak punya uang, tidak bisa minum. Ditest saja, apakah bisa menjadi teladan atau tidak, apakah tegas dalam pengajaran, berani hidup benar, dan hanya berharap pengajaran saja atau tidak. Dan TUHAN tolong. Kami diterjunkan di Malang, om Pong bilang: kamu ada janda di situ sekian...sekian. Tetapi ini diatur oleh pengerja. Lalu ada yang tahu: 'Tidak ada uang segitu.' Lalu saya ingat khotbah Pdt In Juwono: kalau pengajaran yang kita bawa itu benar, maka tidak kalah dengan antikris. Saya akan buktikan kalau pengajaran yang saya bawakan benar, maka tidak akan kalah dengan uang. Dan sampai hari ini, tidak pernah dikalahkan oleh uang."

        Kalau kita tegas, kita bisa menjadi teladan iman. Kalau benihnya saja plin-plan, tidak mungkin bisa bertumbuh dan berbuah. TUHAN akan menolong kita.

  2. Tanahnya. Kalau benih sudah benar, tinggal tanahnya yang diperhatikan; di dalam ladang terdapat benih dan tanah.
    Tanah= tanah hati.

    Ada 4 macam tanah hati:

    • Lukas 8: 12
      8:12. Yang jatuh di pinggir jalanitu ialah orang yang telah mendengarnya; kemudian datanglah Iblis lalu mengambil firman itu dari dalam hati mereka, supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan.

      Yang pertama: tanah hati bagaikan pinggir jalan.

      Ini menunjuk pada pikiranatau logika.
      Artinya:

      1. tidak tergembala; jalan-jalan. Contoh: kalau satu saja yang khotbah, bosan.
        Sekarang, justru banyak hamba TUHAN yang jalan-jalan--bukan sistem penggembalaan lagi.

        Kalau yang diberikan makanan, maka tidak akan pernah bosan. Seperti dulu, TUHAN berikan manna setiap pagi. Kalau yang diberikan camilan, nanti akan bosan.

      2. Ada di dalam ibadah, tetapi kurang perhatian--kurang konsentrasi--pada pemberitaan firman.

      Akibatnya: tidak mengerti dan tidak percaya ('supaya mereka jangan percaya dan diselamatkan'); tidak selamat.
      Jadi, jangan pikir kalau 2 benih itu hebat. Justru 2 benih itu membuat tidak mengerti, tidak percaya dan tidak selamat. Ini banyak terjadi di kota.

    • Lukas 8: 13
      8:13. Yang jatuh di tanah yang berbatu-batuitu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menerimanya dengan gembira, tetapi mereka itu tidak berakar, mereka percaya sebentarsaja dan dalam masa pencobaan mereka murtad.

      Yang kedua: tanah hati yang keras(‘berbatu’).
      Artinya: menerima firman dengan emosi.

      Ini biasanya banyak terjadi di desa.
      Contoh: kalau firmannya cocok, mereka senang. Tetapi kalau firmannya menunjukkan dosa-dosa, mereka marah-marah.

      Kalau menerima firman dengan emosi, maka benih firman tidak berakar; pertumbuhannya terganggu; firman tidak menjadi iman.

      Akibatnya: saat menghadapi panas terik--pencobaan--, ia tidak bertahan dan murtad.

    • Lukas 8: 14
      8:14. Yang jatuh dalam semak duriialah orang yang telah mendengar firman itu, dan dalam pertumbuhan selanjutnya mereka terhimpit oleh kekuatiran dan kekayaandan kenikmatan hidup, sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang.

      sehingga mereka tidak menghasilkan buah yang matang’ = sudah bertumbuh, tetapi tidak berbuah.
      Yang ketiga: tanah hati seperti semak duri, yaitu hati yang penuh keinginan daging dan kekuatiran, sehingga sekalipun sudah percaya firman, tetapi tidak pernah praktik firman.

      Contoh:

      1. yang lain menyontek, kalau saya tidak menyontek, nanti tidak lulus.
      2. yang lain menjual barang palsu, tetapi dikatakan asli dan harganya murah. Nanti kalau aku jual barang asli sungguhan, bagaimana ini?

      Kalau tidak praktik firman, akibatnya: tidak pernah berbuah; tidak pernah berubah; tetap manusia darah daging yang dicap 666 oleh antikris dan binasa selamanya.

    • Lukas 8: 15
      8:15. Yang jatuh di tanah yang baikitu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan."

      Yang keempat: tanah hati yang baik; hati yang lemah lembut.

      Yakobus 1: 21
      1:21. Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatanyang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanamdi dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.

      Kalau sudah tertanam, berarti sudah berakar, bertunas, berbunga dan berbuah sampai 100 kali lipat.

      Kalau hati lemah lembut, maka firman pengajaran yang benar akan bertumbuh dan berbuah-buah sampai 100 kali lipat.
      Hati lemah lembut bisa dilihat dari proses saat-saat menerima firman--bukan dari suara atau jalannya.

      Prosesnya:

      1. mendengar firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh dan dengan suatu kebutuhan; seperti orang lapar makan roti; seperti anjing--bangsa kafir--menjilat remah-remah roti sampai habis.

        Menjilat remah-remah roti sampai habis, artinya merasa kurang dan mau tambah lagi.

      2. Mengerti firman. Kalau sudah mendengar dengan sungguh-sungguh, pasti mengerti firman pengajaran yang benar. Roh Kuduslah yang akan menolong! Bahkan sampai anak kecilpun juga mengerti.

        "Saya berterima kasih pada TUHAN lewat guru sekolah minggu. Dulu, di Malang juga teriak-teriak. Tetapi lewat guru sekolah minggu, anak-anak selalu dididik, diingatkan--bukan dilarang. Kalau anak-anak dilarang datang kepada TUHAN, nanti tidak mau ke gereja. Tetapi didoakan, dijaga dan ditertibkan. Sekarang sudah baik dan saya senang."

      3. percaya firman; firman menjadi iman di dalam hati; firman sudah berakar di dalam hati.

        Kalau 3 tanah yang tadi, tidak ada akarnya. Ujiannya adalah saat menghadapi pencobaan. Saat menghadapi pencobaan, dan belum ditolong oleh TUHAN, sudah habis.

        Kalau kita percaya firman, sehingga firman menjadi iman di dalam hati--berakar di hati--, maka tidak ada kesempatan akar lain--akar kejahatan, akar kenajisan dan akar kepahitan--untuk tumbuh, sehingga kita selamat.

        Jadi, bisa dilihat. Kalau orang itu cinta uang--kikir dan serakah--, mencari uang dengan cara tidak halal, berarti di hatinya hanya ada akar kejahatan dan tidak ada akar firman pengajaran benar. Riskan, tidak bisa selamat, seperti 3 tanah yang tadi. Begitu juga kalau ada akar kenajisan--mempertahankan kenajisan--dan kepahitan--pahit hati, gosip-gosip.

        Malam ini, kita mohon pada TUHAN, supaya kita bisa melembut dan mencabut akar-akar yang lain, supaya hanya firman pengajaran benar yang berakar di dalam hati kita.

      4. Praktik firman; bertumbuh, bertunas dan berbuah 100 kali lipat--buah dalam ketekunan(Lukas 8: 15)--ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok.

        Kisah Rasul 2: 41-42
        2:41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
        2:42. Mereka
        bertekundalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

        Gereja hujan awal--2000 tahun yang lalu--memiliki tiga macam ketekunan. Jika dibandingkan dengan zaman Musa, ini menunjuk pada ruangan suci.
        Tiga macam Ketekunan menunjuk pada ketekunan dalam kandang penggembaaan/ruangan suci.

        Keberhasilanpemberitaan firman bukan dilihat dari jumlah jemaat dan kekayaannya, melainkan kalau bisa membawa jemaat pada ketekunan dalam kandang penggembalaan.

        Pada zaman Musa terdapat tiga macam alat dalam ruangan suci. Ini semuanya sudah hancur, tetapi muncul--digenapkan--dalam arti rohani dalam Kisah Rasul 2: 42--tiga macam ketekunan gereja hujan awal. Sekarang pada zaman gereja hujan akhir, menunjuk pada ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok--kandang penggembalaan.



    Inilah ketekunan di dalam kandang penggembalaan, sama dengan kita menjadi kehidupan yang tergembala dengan benar dan baik.

    Jika BENIHNYA BAIK--satu pengajaran yang benar--dan HATINYA BAIK, maka penaburan berhasil dan menghasilkan buah ketekunan. Di dalam ketekunan sudah tercakup segala kebutuhan kita. Jika kita digembalakan, TUHANlah yang bertanggung jawab; Gembala yang baik menyerahkan nyawa-Nya untuk menjamin kehidupan kita.

    Ibrani 10: 36
    10:36. Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

    Yesus rela mati supaya domba-domba bisa hidup sampai hidup kekal.

    Kalau belajar dari kitab Keluaran, saat bangsa Israel mau keluar dari Mesir, lalu Musa menghadap Firaun, akhirnya malah dipersulit; disuruh mencetak batu bata dengan jumlah yang sama, tetapi jeraminya harus cari sendiri. Kalau dulu jeraminya diberikan, tinggal mencetak batu bata dan membakarnya. Sekarang sarana dikurangi, tetapi kebutuhan semakin meningkat.

    'kamu memerlukan ketekunan'= di akhir zaman--menjelang kedatangan TUHAN yang ke dua kali--banyak keperluan kita, bahkan meningkat dan sarana dikurangi, tetapi semua itu sudah tercakup di dalam ketekunan dalam kandang penggembalaan, sebab Gembala yang baik sudah berkoban nyawa untuk memenuhi segala kebutuhan kita di dunia, sampai hidup kekal selama-lamanya.

    Mari, kita sediakan satu benih pengajaran yang benar--bukan manna yang busuk, berulat--dan satu macam tanah hati. Pasti berakar sampai berbuah dan segala kebutuhan sudah tercakup mulai sekarang sampai hidup kekal selama-lamanya.

    3 macam ibadah di dalam kandang penggembalaan baru pijakan pertama. Harus ditingkatkan, karena di dunia ini semua yang negatif--dosa-dosa, kesulitan, kejahatan --meningkat. Sebab itu, ketekunan dalam ibadah juga harus meningkat.

    Kisah Rasul 2: 46
    2:46. Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap haridalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

    Ayat 46b menunjuk perjamuan kasih.

    Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok baru pijakan permulaan. Untuk menghadapi tuntutan zaman yang semakin meningkat, maka ketekunan juga harus meningkat sampai satu waktu tiap-tiap hari di dalam Bait Allah.

    Satu waktu akan benar-benar terjadi--gereja hujan akhir akan kembali seperti zaman gereja hujan awal--, di mana kita akan beribadah setiap hari di dalam Bait Allah. Kemudian, kita tiap hari juga perjamuan suci di padang belantara--dalam penyingkiran 3,5 tahun.

    Jadi, ibadah meningkat dan perjamuan suci juga meningkat. Sampai yang terakhir, siang malam kita beribadah di takhta TUHAN. Di takhta TUHAN, tugas kita hanya beribadah dan menyembah TUHAN, tidak ada lainnya. Kalau sekarang kita tidak senang beribadah, mana bisa nanti tinggal di takhta TUHAN.

    Saya bersyukur dengan adanya pengajaran, sehingga kita tidak salah, karena ada ayat-ayat yang menuntun kita. Sekarang kita tetap bertekun dalam tiga macam ibadah, sudah mulai ditambah doa malam dan doa puasa. Tetapi satu waktu sudah tidak kuat lagi untuk menghadapi tuntutan zaman yang meningkat; nanti setiap hari kita beribadah di Bait Allah.

    "Sekarang, saya sudah tiap hari beribadah. Senang, sudah tidak terasa lagi hidup ini. Semua terasa cepat, tahu-tahu nanti sudah di padang belantara--sudah tiap hari perjamuan suci--dan sudah ada di takhta TUHAN--siang, malam beribadah kepada TUHAN. Saya bersyukur dan semoga ini menjadi teladan iman. Dalam kebutuhan yang mendesak, semua bisa hadir tiap hari untuk beribadah kepada TUHAN. Tidak ada yang mustahil. Sudah 3 macam ibadah, kita bersyukur. Ini sudah pijakan. Kalau imam yang mengangkat tabut perjanjian menginjakan kaki di sungai Yordan, maka sungai Yordan tersibak dan ada jalan. Nanti satu waktu kalau sudah butuh, kita akan beribadah tiap hari, ini berarti kita semakin lepas dari dunia, sampai ke penyingkiran."

    'Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing'= bukan perjamuan suci, tetapi perjamuan kasih, maksudnya saling memberi; yang lebih memberi kepada yang kurang).

    Jadi, di sini--Kisah Rasul 2: 46--, tidak ada perjamuan suci setiap hari, tetapi tetap 3 macam ibadah.

    Yesaya 58: 6-7
    58:6. Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk,
    58:7. supaya engkau
    memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmuorang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

    Ayat 7 = bukan perjamuan suci, tetapi perjamuan kasih.

    Perjamuan suci setiap hari baru terjadi di padang belantara saat kita disingkirkan selama 3,5 tahun. Setelah itu kita beribadah siang malam di takhta TUHAN untuk selama-lamanya.

    Mazmur 23: 1
    23:1. Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

    Di dalam kandang penggembalaan, kita bisa berseru seperti Daud: 'takkan kekurangan aku'=

    • kita dipelihara oleh TUHANsecara berkelimpahan--selalu mengucap syukur.
    • menjadi sempurnaseperti TUHAN; tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga.

    Biarlah hari-hari ini, kita digembalakan semua.

Waspada!
Di dalam kandang penggembalaan masih terjadi pemisahan; bahkan 2 orang di tempat tidur bisa terpisah.
Terjadi 2 kali pemisahan, yaitu pemisahan domba dengan kambing dan pemisahan domba dengan domba; pemisahan orang tidak beribadah dengan orang beribadah--lewat firman penginjilan--dan pemisahan orang yang beribadah dan orang yang beribadah--lewat firman pengajaran.

2 kali pemisahan:
  1. pemisahan kambing dengan domba.
    Yehezkiel 34: 17-19
    34:17. Dan hai kamu domba-domba-Ku, beginilah firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba, dan di antara dombajantan dan kambingjantan.
    34:18. Apakah belum cukup bagimu bahwa kamu menghabiskan padang rumput yang terbaik? Mesti pulakah kamu injak-injak padang rumput yang lain-lain dengan kakimu? Belum cukup bahwa kamu minum air yang jernih? Mesti pulakah yang tinggal itu
    kamu keruhkan dengan kakimu?
    34:19. Apakah domba-domba-Ku seharusnya memakan rumput yang sudah diinjak-injak kakimu dan meminum air yang sudah dikeruhkan kakimu?


    Kambing= kehidupan yang egois (tidak praktik firman pengajaran yang benar).

    Artinya:

    • suka mengeruhkan firman pengajaran yang benardengan perbuatan-perbuatan dan perkataan yang tidak sesuai dengan firman, sehingga orang lain tidak mau menerima firman pengajaran yang benar; menjadi sandungan.
      Kambing juga berarti kehidupan yang tidak taat-- menanduk--, melawan firman terus.

    • Di Matius 25: ‘Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum ….’), egois berarti tidak bisa memberi dan mengunjungisesama yang membutuhkan; tidak ingat pada orang lain; tidak ada perhatian kepada sesama yang membutuhkan.

      Kalau sudah tidak ingat pada orang lain, bisa tidak ingat TUHAN dan diri sendiri.

      Mulai dari dalam nikah, kita harus saling perhatian, baik secara jasmani--yang sudah diberkati ingat yang lain--maupun rohani--mendoakan, mengajak untuk datang kepada TUHAN.

  2. Pemisahan domba dengan domba.
    Yehezkiel 34: 20-21
    34:20. Oleh sebab itu, beginilah firman Tuhan ALLAH terhadap mereka. Dengan sesungguhnya Aku sendiri akan menjadi hakim di antara domba yang gemuk dengan domba yang kurus;
    34:21. oleh karena semua yang lemah kamu desak dengan
    lambungmudan bahumuserta kamu tandukdengan tandukmu, sehingga kamu menghalau mereka ke luar kandang,

    Domba yang gemuk mendesak dengan:

    • lambung= perut; ‘bertuhankan perut’. Mendesak dengan lambung, artinya ada domba-domba, tetapi bertuhankan perut.
      Filipi 3: 18-19
      3:18. Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
      3:19. Kesudahan mereka ialah kebinasaan,
      Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

      Ayat 19 = seperti jemaat Laodikia.

      Bertuhankan perut= beribadah melayani hanya untuk mencari kebutuhan daging, sehingga tidak mengutamakan firman pengajaran yang benar; tidak mengutamakan pribadi TUHAN; tidak mengutamakan penyucian dan menolak salib--tidak mau sengsara daging.

      Kalau tidak mau menerima pengajaran, pasti tidak mau sengsara daging. Kalau tidak mau pedang penyucian, pasti tidak mau salib.

      "Mungkin ada yang bilang: ‘firmannya terlalu lama.’ Setelah firmannya dipendekkan: ‘firmannya terlalu tajam.’ Sebenarnya, yang keterlaluan adalah dagingnya. Kalau dengar firman 1, 5 jam, sudah dianggap lama, tetapi kalau bergosip 3 jam, masih belum lama. Daging yang terlalu, karena menyimpan dosa."

      Kalau kita melihat yang rohani, maka kita bisa menikmati pedang firman dan salib TUHAN. Kalau punya mata yang diurapi Roh Kudus, kita bisa memandang ladang TUHAN, sehingga kita akan menikmati pedang firman dan salib.

      Kalau menerima pedang, kita akan semakin disucikan. Kalau menerima salib TUHAN, kita akan mengalami sengara, tetapi kita mengucap syukur, karena penderitaan kita tidak sebanding dengan salib TUHAN. Kalau dosa-dosa ditusuk, memang kita mengalami salib--sakit--, tetapi kita dibersihkan.

    • Bahu= tanggung jawab.
      Seharusnya bahu ini untuk memikul tabut perjanjian, bukan untuk mendesak!
      Mendesak dengan bahu berarti tidak setia dan tidak tanggung jawab dalam ibadah pelayanan. Mulai dari seorang gembala harus hati-hati. Kalau gembala sudah mendesak, maka domba-domba juga saling mendesak.

    • Mendesak dengan tanduk= tidak tunduk; tidak taat dengar-dengaran.
Biarlah perut hatikita disucikan--dikeluarkan kotorannya, sehingga tidak menjadi seperti Yudas--, bahuuntuk memikul--setia dan tanggung jawab--dan kita bisa tunduk--taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.

Kalau domba sudah tunduk, sekalipun ia kecil, ia punya kekuatan besar untuk menembusi zaman yang sulit sampai zaman antikris.

Contoh:
  1. Seperti janda Sarfatyang tunduk kepada TUHAN; ia membuat roti bundar kecil--menyenangkan dan mengeyangkan TUHAN--, sehingga ia bisa menembusi 3,5 tahun--masa-masa antikris yang sangat hebat.

    1 Raja-raja 17: 11-13, 15
    17:11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
    17:12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."
    17:13. Tetapi Elia berkata kepadanya: "Janganlah takut, pulanglah, buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi
    buatlah lebih dahulu bagikusepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku, kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu.
    17:15. Lalu pergilah perempuan itu dan
    berbuat seperti yang dikatakan Elia; maka perempuan itu dan dia serta anak perempuan itu mendapat makan beberapa waktu lamanya.

    Ayat 13 = perintah TUHAN.
    Ayat 15 = janda Sarfat tunduk; taat dengar-dengaran sampai daging tak bersuara lagi.

    Saat menghadapi situasi krisis sampai zaman antikris--krisis total--, maka kita bisa menghadapi lewat penundukan.
    Penundukan berasal dari kesucian--disucikan oleh pedang firman dan salib TUHAN.

    Kalau tunduk--taat dengar-dengaran--, kita bisa mempersembahkan sepotong roti bundar kecil yang matang untuk mengeyangkan dan menyenangkan TUHAN. Ini yang penting!

    Sekalipun kita kecil dan tidak berdaya, tetapi kalau kita hidup SUCI, SETIA-TANGGUNG JAWAB DAN TUNDUK, maka tangan anugerah TUHAN--tangan Gembala Baik--yang besar sanggup memelihara kitadi tengah krisis besar di dunia ini sampai masa aniaya antikris selama 3,5 tahun.

    Yang punya gaji besar dan lain-lain, harus mengecilkan diri, karena itu semua terlalu kecil jika dibandingkan lautan dunia. Kita jangan membesar-besarkan diri, biarlah kita mengandalkan tangan anugerah TUHAN yang besar.

  2. Keluaran 14: 16, 21
    14:16. Dan engkau, angkatlah tongkatmu dan ulurkanlah tanganmuke atas laut dan belahlah airnya, sehingga orang Israel akan berjalan dari tengah-tengah laut di tempat kering.
    14:21. Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu
    TUHAN menguakkan air lautdengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu.

    Musa dan umat Israelyang kecilmenghadapi Firaun, laut dan padang gurun yang besar, tetapi ia hanya mengulurkan tangan kepada TUHAN--hidup SUCI, SETIA-TANGGUNG JAWAB DAN TAAT.

    Hasilnya, tangan anugerah TUHAN-- kuasa Roh Kudus--membelah laut.
    Artinya:

    1. memberikan jalan keluardari segala masalah sampai yang mustahil.
    2. ada kegerakan besar menuju ke Kanaan--biarpun kita kecil tetapi dipakai dalam kegerakan yang besar, yaitu kegerakan kuda putih; kegerakan Roh Kudus hujan akhir; kegerakan pembangunan tubuh Kristus.

      Yang ditunggu TUHAN bukan yang kaya, miskin, pandai, bodoh, melainkan yang mau menerima pedang dan salib--suci, setia-tanggung jawab dan tunduk sampai daging tidak bersuara.

  3. Wahyu 3: 7-8
    3:7. "Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Filadelfia: Inilah firman dari Yang Kudus, Yang Benar, yang memegang kunci Daud; apabila Ia membuka, tidak ada yang dapat menutup; apabila Ia menutup, tidak ada yang dapat membuka.
    3:8. Aku tahu segala pekerjaanmu: lihatlah, Aku telah membuka pintu bagimu, yang tidak dapat ditutup oleh seorangpun. Aku tahu bahwa
    kekuatanmu tidak seberapa, namun engkau menuruti firman-Kudan engkau tidak menyangkal nama-Ku.

    kekuatanmu tidak seberapa’ = kekuatanmu kecil.
    'menuruti firman-Ku'= TAAT.
    'tidak menyangkal nama-Ku'= SETIA.

    Jemaat Filadelfia juga kecil, tetapi TUHAN berikan kunci Daud.

    Kunci Daud adalah anugerah--kemurahan dan kebajikan--TUHAN untuk membuka pintu-pintu bagi kita. Daud tidak akan bisa melawan Goliat--Daud terlalu kecil--, tetapi dengan kunci Daud, Goliat bisa dikalahkan dan pintu terbuka:

    1. pintu keberhasilan dan pintu masa depan yang indah TUHAN bukakan bagi kita; Daud yang kecil bisa menjadi raja.

      Kaum muda jangan takut, tetap belajar dan bekerja dengan baik. Yang penting adalah menyenangkan dan mengenyangkan TUHAN.

    2. sampai saat TUHAN datang kembali, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia; pintu perjamuan Anak Domba terbuka, pintu Firdaus terbuka dan pintu sorga terbuka bagi kita semua.
Biarlah malam ini mata kita hanya memandang pribadi TUHAN. Mari, aktif dalam pembangunan tubuh, siapkan SATU SAJA BENIH, yaitu pengajaran yang benar--yang kita yakini dan kita alami--, jangan plin-plan.

Kemudian siapkan SATU HATI SAJA, yaitu hati yang lemah lembut, sehingga menghasilkan buah ketekunan; kita bisa tergembaladengan benar dan baik sampai ‘takkan kekurangan aku’.

Harus waspada, sebab ada pemisahan. Jangan menjadi kambing yang egois dan jangan menjadi domba yang gemuk. Jangan mendesak dengan lambung--mencari kepentingan jasmani; tanpa penyucian--, tetapi biarlah kita menerima pedang firman dan salib, sehingga kita disucikan.

Kita memiliki bahu yang setia-bertanggung jawabdan tunduk--taat dengar-dengaran. Di situlah ada tangan anugerah TUHAN yang besar dan TUHAN akan menolong kita semuanya.

Semakin kita hidup suci, setia dan tunduk, maka anugerah TUHAN semakin besar. Di dunia ini kita semakin kecil, tetapi biar kita alami tangan anugerah TUHAN yang besar.

TUHAN memberkati.