Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 25 April 208 (Rabu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Kita mempelajari kitab wahyu 7: 9-17.
Wahyu 7 terbagi menjadi dua bagian besar:
  1. Ayat 1-8= seratus empat puluh empat ribu orang dari dua belas suku Israel menerima meterai di dahi; menjadi intidari mempelai wanita sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 28 Januari 2018sampai Ibadah Raya Surabaya, 08 April 2018).
    Bangsa Israel menerima meterai di dahi mereka lewat jalur janji Tuhankepada Abraham.

  2. Ayat 9-17= bangsa kafir menerima meterai Allah di dahinya; menjadi kelengkapandari mempelai wanita sorga (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 15 April 2018).
    Bangsa kafir menerima meterai lewat jalur kasih karunia Tuhanyang seharga kurban Kristus.
Keduanya--Israel dan kafir--yang mendapatkan meterai di dahi akan menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna; mempelai wanita sorga yang sempurna, yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai; masuk perjamuan kawin Anak Domba. Sesudah itu masuk kerajaan Seribu Tahun Damai (Firdaus yang akan datang), dan Yerusalem baru--duduk di takhta kerajaan sorga.

Wahyu 7: 9
7:9. Kemudian dari pada itu aku melihat: sesungguhnya, suatu kumpulan besar orang banyakyang tidak dapat terhitungbanyaknya, dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa, berdiri di hadapan takhtadan di hadapan Anak Domba, memakai jubah putihdan memegang daun-daun palem di tangan mereka.

'berdiri di hadapan takhta'= sampai di takhta sorga.
Kita sudah belajar tentang jalur ke takhta sorga: Israel lewat janji Tuhan--tidak bisa diganggu gugat--, bangsa kafir lewat kasih karunia Tuhan.
Lalu prosessampai ke takhta juga sudah dipelajari: penebusan sampai penyembahan di depan takhta (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 18 April 2018).

Kemudian kita belajar tentang SYARATuntuk masuk takhta sorga: harus memakai jubah putih(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 22 April 2018).

Ada tiga macam pakaian rohaniyang diberikan oleh Yesus kepada kita semua:
  1. Yohanes 19: 23a
    19:23a.Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nyalalu membaginya menjadi empat bagianuntuk tiap-tiap prajurit satu bagian

    Pakaian pertama: pakaian kebenaran/keselamatan--pakaian Yesus yang dibagi menjadi empat bagian (diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 22 April 2018).

  2. Yohanes 19: 23b
    19:23b. dan jubah-Nyajuga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.

    Pakaian kedua: jubah kesucian/jubah indah/jubah pelayanan(diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 22 April 2018).

  3. Wahyu 19: 8
    19:8.Dan kepadanya dikaruniakansupaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauandan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)

    (terjemahan lama)
    19:8. Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat segala
    kebajikanorang-orang suci itu."

    Pakaian ketiga: jubah putih berkilau-kilauan (pakaian kemuliaan/pakaian mempelai wanita sorga).
Pakaian rohani adalah harta sorgawi yang harus kita miliki.

AD. 3. JUBAH PUTIH BERKILAU-KILAUAN
'Dan kepadanya dikaruniakan'= pakaian ini dikaruniakan, artinya jika kita mendapatkan pakaian kemuliaan, itu merupakan kasih karunia Tuhan, yang tidak bisa dibeli.

Proses untuk mendapatkan pakaian kemuliaan:
  1. 2 Korintus 9: 7-8
    9:7.Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.
    9:8.Dan Allah sanggup melimpahkan segala kasih karuniakepada kamu, supaya kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu dan malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan.

    'kasih karunia'= pakaian mempelai.
    'kebajikan'= tadi pakaian putih berkilau-kilauan adalah segala kebajikanorang-orang suci.

    Proses pertamamendapatkan pakaian kemuliaan: lewat memberi dengan kerelaan hati dan sukacita:

    • Mulai dari mengembalikan persepuluhan dan persembahan khusus milik Tuhan.
    • Setelah itu baru bisa memberi untuk pekerjaan Tuhan.
    • Memberi untuk sesama yang membutuhkan--memberi sedekah.

    Hasilnya: ayat. 8: 'Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu'= Tuhan akan melimpahkan kasih karunia-Nya kepada kitauntuk:

    • 'kamu senantiasa berkecukupan di dalam segala sesuatu'= memeliharahidup kita secara berkecukupan bahkan berkelimpahan--sampai mengucap syukur--di zaman yang sulit sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
      Kita disingkirkan ke padang gurun jauh dari mata antikris, karena semua dikuasai oleh antikris dan tidak bisa kita gunakan, kecuali menyembah antikris. Saat itu oleh kasih karunia Tuhan kita menerima dua sayap burung nasar yang besar. Kita dipelihara secara langsung oleh Tuhan lewat firman pengajaran dan perjamuan suci--seperti yang kita lakukan malam ini.

      Kalau dalam gereja Tuhan ada ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci, itu bukan siksaan, tetapi kasih karuniauntuk beradaptasi tinggal di padang gurun saat antikris berkuasa di bumi--seperti burung nasar mengerumuni bangkai sehingga sayapnya semakin besar, untuk disingkirkan ke padang gurun. Bangkai menunjuk pada kurban Kristus--Dia rela dianggap menjadi penjahat di kayu salib, kalau mati menjadi bangkai.

    • 'malah berkelebihan di dalam pelbagai kebajikan'= kita dapat melimpah dalam perbuatan kebajikan(perbuatan benar dan baik), bahkan bisa membalas kejahatan dengan kebaikan.
      'berkelebihan'= seperti jubah yang panjang sampai di kaki--jubah Imam Besar adalah jubah yang panjang sampai di kaki

      Kalau perbuatan kebajikan kita sampai bisa membalas kejahatan dengan kebaikan diakumulasikan, akan menjadi jubah yang panjang sampai di kaki--pakaian putih berkilau-kilauan/pakaian mempelai.
      Wahyu 19: 8
      19:8.Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benardari orang-orang kudus.)

      (terjemahan lama)
      19:8. Maka dikaruniakanlah kepadanya supaya ia boleh menghiasi dirinya dengan kain kasa halus yang bercahaya dan bersih; karena kain kasa halus itulah ibarat
      segala kebajikanorang-orang suci itu."


    Semua manusia sudah telanjang, karena itu perlu menerima pakaian keselamatan lebih dulu, lalu jubah indah, dan sekarang pakaian kemuliaan. Ini adalah kasih karunia Tuhan dari perbuatan kebajikan kita yaitu bisa mengembalikan milik Tuhan, memberi untuk pekerjaan Tuhan dan sesama yang membutuhkan, sampai membalas kejahatan dengan kebaikan.
    Dari sini bisa kita tarik kesimpulan, kikir dan serakah sama dengan telanjang.

    Kalau kita menjadi hamba/pelayan Tuhan yang kikir dan serakah, kita akan telanjang, dan akibatnya terkutuk dan binasa. Dulu Adam dan Hawa telanjang karena memakan buah yang dilarang Tuhan, lalu mereka dibuang ke dalam dunia--terkutuk: letih lesu, beban berat, air mata--, kalau tidak ditolong akan binasa selamanya.

    Mulai dari gembala harus menjadi teladan, kalau gembala kikir dan serakah, jemaat benar-benar telanjang. Hati-hati! Tuhan tolong kita semua.

  2. Lukas 9: 28-29
    9:28.Kira-kira delapan hari sesudah segala pengajaran itu, Yesus membawa Petrus, Yohanes dan Yakobus, lalu naik ke atas gunung untuk berdoa.
    9:29.Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

    Proses keduamendapatkan pakaian kemuliaan: lewat doa penyembahan yang benar; karena ada penyembahan palsu, yaitu penyembahan kepada antikris. Kikir dan serakah juga termasuk penyembahan palsu--menyembah Mamon/antikris.

    'sesudah segala pengajaran itu'= doa penyembahan yang benar didorong oleh firman pengajaran yang benar, yang menyucikan hidup kita; firman penyucian/firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, sehingga doa penyembahan kita juga dalam kesucian, bukan dengan emosi. Itulah yang berkenan kepada Tuhan.

    Saat menyembah Tuhan kita memandang wajah-Nyadan berkata-kata dengan Dia. Inilah doa penyembahan yang benar; doa penyembahan dalam kesucian.
    Yohanes 9: 37-38
    9:37.Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
    9:38.Katanya: "Aku percaya, Tuhan!" Lalu ia sujud menyembah-Nya.

    Ini adalah cerita orang buta sejak lahir. Setelah ia disembuhkan Yesus, ia bersaksi, tetapi ia malah diusir dari Bait Allah. Begitu ia keluar, ada Yesus di situ.
    Mungkin kita merasa dikucilkan dan sebagainya. Kalau itu karena kebenaran/kesaksian (tidak salah disalahkan, dicaci maki dan sebagainya), saat itu kesempatan besar bagi kita untuk menyembah, bukan melawan--Dia juga dikucilkan di kayu salib; Bapa di sorga meninggalkan Dia seorang diri, dan semua lari meninggalkan Dia--; kita memandang Dia dan berkata-kata dengan Dia . Tetapi kalau memang bersalah, kita harus mengoreksi diri. Serahkan semua kepada Tuhan!

    Dari pihak Tuhan: saat kita menyembah Tuhan, wajah-Nya akan menyinarkan sinar matahari yang terik kepada kita, itulah kasih karunia.Di mana ada kasih karunia di situ kita berkesempatan untuk mendapatkan dua sayap burung nasar dan pakaian kemuliaan.

    Bilangan 6: 25-26
    6:25.TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nyadan memberi engkau kasih karunia;
    6:26.TUHAN menghadapkan wajah-Nyakepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

    Apa keadaan kita? Mungkin merasa seorang diri karena kebenaran/kesaksian. Kalau karena dosa kita mengaku dulu--selesaikan dosa--, sesudah itu kita bisa memandang wajah Yesus dan berkata-kata dengan Dia, di situ masih ada sinar matahari--kasih karunia--yang bisa kita terima. Itulah keadilan Tuhan; tetap sama-sama menerima sinar matahari/kasih karunia Tuhan untuk mengubahkan kitadari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus:

    • Mulai dari wajah/hati diubahkanmenjadi hati yang lembut. Jangan hati keras! Kalau hati keras, saat dicaci-maki, akan membalas; dikucilkan balas mengucilkan--saling membalas--; berbuat salah tetapi tidak mau mengaku, lebih keras lagi, malah menyalahkan orang lain.

      Kalau hati lembut, saat dianiaya kita diam dan memandang wajah Yesus, kalau hati keras, akan membalas.

      Hati lembut adalah

      1. Hati yang taat dengar-dengaran.
        Matius 7: 24-25
        7:24."Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya di atas batu.
        7:25.Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuhsebab didirikan di atas batu.

        Kalau hati kita taat dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar, kita akan dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna; membangun rumah di atas batu. Yang dicari adalah orang taat, bukan orang kaya, pandai atau bodoh--kalau tidak taat, susah.

        Ketaatan menghasilkan kesuciansehingga kita dipercaya jabatan pelayanan untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.

        Ada banjir dan lain-lain, kita tidak rubuh--ayat 25= 'rumah itu tidak rubuh'= tahan uji.
        Artinya: tidak tersandung, terjatuh, meninggalkan jabatan pelayanan sekalipun kita menghadapi banyak tantangan dan rintangan, tetapi kita tetap setia berkobar-kobardalam ibadah pelayanan sampai garis akhir.

        Inilah hati yang lembut. Kalau keras hati--gampang kecewa dan bangga--, tidak akan tahan saat ada tantangan dan rintangan.

        Taat dengar-dengaran adalah permulaan keberhasilan dan keindahan.
        Punya kekayaan atau kepandaian belum tentu berhasil dan indah.

        Malam ini minta hati yang lembut, yaitu hati yang taat dengar-dengaran.
        Teruskan dan keberhasilan akan semakin nyata. Angin semakin kencang, banjir semakin hebat, tetapi kita semakin berhasil dan indah. Jangan takut dengan tantangan dan rintangan!

      2. Hati damai sejahtera= diam dan tenang sehingga kita mengalami kuasa Tuhan.
        Bilangan 6: 26
        6:26.TUHAN menghadapkan wajah-Nyakepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

        Diam= bertobat, menguasai diri; mengoreksi diri, kalau ditemukan dosa, bertobat.
        Tenang= berdoa.
        Kita akan mengalami kuasa Tuhan untuk meneduhkan angin dan gelombang di tengah lautan dunia.

        Saat Yesus tidur, kapal murid-murid ditimbus angin dan gelombang dan mereka membangunkan Yesus lalu Ia berkata: Diam dan tenang! Angin dan gelombang menjadi teduh.
        Artinya: semua masalah yang mustahil selesai tepat pada waktunya, dan semua menjadi enak dan ringan.

        Jaga! Kalau ada iri, benci, atau marah, selesaikan! Hadapi dengan diam dan tenang! Tuhan beserta kita, itu sudah cukup.

    • Pakaian diubahkan= pembaharuan dari solah tingkah laku dan perkataan.
      Lukas 9: 29
      9:29.Ketika Ia sedang berdoa, rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan.

      Wajah sama dengan hati; wajah pucat hatinya takut; wajah merah hatinya marah.
      Kalau wajah/hati berubah, pakaian juga akan berubah--dua ini tidak bisa dipisahkan.

      Pakaian--bagian luar yang bisa dilihat--menunjuk pada solah tingkah laku.
      Mungkin dulu pakaiannya kumal atau compang-camping--perbuatannya bau--, sekarang diubahkan oleh Tuhan menjadi berkenan pada Tuhan, dan menjadi teladanbagi sesama--bisa dilihat oleh sesama.

      1 Timotius 4: 12
      4:12.Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladanbagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu(1), dalam tingkah lakumu(2), dalam kasihmu(3), dalam kesetiaanmu(4)dan dalam kesucianmu(5).

      Ini adalah permulaanpakaian berkilau--pakaian mempelai bisa dilihat dari sini.
      'karena engkau muda' => berarti yang tua sudah harus mantap; mulai dari kaum muda sudah dituntut untuk mengalami keubahan pakaian.

      Praktikpermulaan pakaian kemuliaan:

      1. Menjadi teladan dalam perkataanyaitu perkataan benar dan baik. Yang masih muda sudah dituntut seperti itu, sudah harus belajar, mungkin masih berbuat salah, tetapi yang tua sudah harus mantap, tidak boleh goyah lagi; tidak boleh dusta lagi.

      2. Teladan dalam tingkah laku= perbuatan benar dan baik.
      3. Teladan dalam kasih: tidak ada kebencian, iri, dendam, termasuk membalas kejahatan dengan kebaikan.
      4. Teladan kesetiaan: setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, setia dalam nikah, pekerjaan, sekolah, dan segala hal.
      5. Teladan sampai kesucian.

      Teladan dalam lima hal ini berasal dari kurban Yesusdi kayu salib--angka lima menunjuk pada kurban Kristus. Kalau mau menjadi teladan, kita harus meneladan pada Yesus. Saat ditangkap Dia tidak bohong, perbuatannya benar dan baik, sampai Ia mati di kayu salib.

      Lewat perjamuan suci kita mohon pada Tuhan, supaya pakaian kita diubahkan; kita meneladani Yesus yang sudah mati di kayu salib.
      Kita semua belajar dari kurban Kristus.

  3. 1 Petrus 2: 19
    2:19.Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung.

    Proses ketigamendapatkan pakaian kemuliaan: lewat menderita karena kehendak Tuhan/percikan darah/nyala api siksaan. Dari situ kita akan menerima kasih karunia/pakaian kemuliaan.

    Bagaimanabisa tahan uji menghadapi nyala api siksaan? Kita harus tahan uji dulu menghadapi nyala api penyuciandi dalam kandang penggembalaan.
    Keluaran 3: 1-3, 5
    3:1.Adapun Musa, ia biasa menggembalakankambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb.
    3:2. Lalu Malaikat TUHAN menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah:
    semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
    3:3. Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa
    penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
    3:5. Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat:
    tanggalkanlah kasutmudari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

    biasa menggembalakan'= tekun dalam penggembalaan.
    'semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api'= tahan uji.
    Di dalam penggembalaan ada penglihatan/kesaksian yang hebat, yaitu semak duri menyala tetapi tidak dimakan api; tidak terbakar habis.

    Semak duri menunjuk pada manusia daging. Sehebat apapun manusia, ia hanya seperti kayu yang rapuh, hancur, dan mati. Kalau hidupnya tidak baik, ia akan terbakar di dalam api neraka.

    Sifatmanusia darah daging yang berdosa adalah memiliki duri. Kalau dalam keadaan normal kelihatan baik dari luar, tetapi saat angin lewat akan saling menusuk. Itulah manusia darah daging yang berdosa.
    Duri= tabiat daging yang saing menusuk, menghina, menghakimi, mencaci-maki dan sebagainya, yang membawa pada kutukan, kalau tidak ditolong, akan sampai pada kutukan dan kebinasaan.

    Kalau apinya dari dunia, semak duri akan terbakar. Tetapi api dari sorga tidak membakar, itulah api firman Allah, Roh Kudus, dan kasih Allah.
    Sakit parah jadi sembuh, miskin jadi kaya, boleh, itu pertolongan Tuhan, tetapi kesaksian hebat nanti akan meningkat yaitu manusia daging bisa tahan uji menghadapi nyala api penyucian oleh firman, Roh Kudus, dan kasih Allah.

    Syaratnya: kita harus berada di dalam kandang penggembalaan--seperti Musa yang biasa menggembalakan--; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Baru datang ke ibadahnya saja, orang sudah heran. Kalau orang bekerja masih bisa dimaklumi, tetapi untuk pelajar tidak bisa dimaklumi: Kapan belajarnya kalau ibadah hari minggu, rabu, jumat, dan sabtu, masih ditambah latihan koor? Masak bisa?Ternyata banyak yang ranking. Di situ Tuhan tolong. Itu sudah menjadi kesaksian yang hebat.

    Kita sama-sama berjuang untuk bertekun dalam tiga macam ibadah pokok:

    • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya. Ini adalah penyucian oleh nyala api Roh Kudus.
      Tahan uji= tekun; tidak mau dihalangi.

    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus. Ini adalah penyucian oleh nyala api firman pengajaran yang benar.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya. Ini adalah penyucian oleh nyala api kasih Allah.

    Hasilnya: tubuh, jiwa, dan roh kita mengalami penyucianoleh api firman, Roh Kudus, dan kasih Allah, sehingga kita harus menanggalkan sepasang kasut.
    Keluaran 3: 5
    3:5. Lalu Ia berfirman: "Janganlah datang dekat-dekat:
    tanggalkanlah kasutmudari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."

    Menanggalkan sepasang kasut= penyucian lahir dan batinsampai menjadi seperti bayi yang baru lahir, yaitu:

    • Menanggalkan beban dosa dan tidak berbuat dosa; hidup benar dan suci.
      Ini yang dituntut dari seorang imam yaitu hidup suci, karena bisa berimbas--'tempat, di mana engkau berdiriitu, adalah tanah yang kudus'.

      Kalau kita hidup suci, di mana kita berdiri, di situ suci. Saya mengatakan ini dengan bergetar, saya diperiksa juga. Karena itu kalau ada dosa, segera selesaikan karena tempat di mana kita berdiri, di situ berimbas. Kalau hidup suci, akan berimbas kesucian--ada jemaat yang datang dalam kenajisan, bisa disucikan--; kalau najis, akan berimbas kenajisan, apa artinya datang beribadah? Jemaat dari jauh datang karena rindu bertemu Tuhan, lalu gara-garam imam dia bukan menerima imbas kesucian tetapi kenajisan. Betapa imam itu berhutang darah! Harus tanggung jawab!

      Bukan hanya di dalam ibadah, tetapi di kantor dan di manapun juga berimbas kesucian. Imam bukan suci di gereja saja, tetapi di mana saja. Kesucian adalah suasana sorga; jadi orang bisa merasakan suasana takhta sorga--seperti berdiri di hadapan takhta Allah; di situ ada kebahagiaan, pertolongan, dan ada semuanya. Mungkin kantor kita macet tetapi bisa tertolong karena ada kita yang hidup dalam kesucian. Itu akan terjadi. Tuhan tolong kita semua.

    • Bayi tidak menuntut hak= tanpa pamrih.
      Tidak ada bayi yang minta rumah sakit kelas VIP. Ditaruh di tikarpun tidak bisa apa-apa. Yang menuntut itu ibunya. Kalau ibunya berkata: Ini bawaan bayiku,jangan percaya! Nanti ingin buah yang langka, juga berkata: Bayinya yang ingin,padahal ibunya yang ingin.

    • Bayi hanya menangis= menyembah Tuhan dengan hancur hati; menyerah sepenuh kepada Tuhan.
      Kalau sudah suci, tidak menuntut hak, saat tidak bisa apa-apa, bayi hanya menangis.

      Ini yang disebut dengan kuat teguh hati. Ada apa-apa, hanya menangis, bukan marah. Bayi gambaran dari hamba/pelayan Tuhan yang kuat teguh hati; hanya menangis kepada Tuhan; hanya berserah dan berseru pada Tuhan. Itu saja senjata dari bayi.

    Yang penting benar dan suci, kemudian tidak menuntut hak, dan bisa menyembah Tuhan dengan hancur hati. Kalau belum ditolong, akan terus menangis.

    Kalau kuat teguh hati, maka hak dan upah kita ada di dalam tangan Tuhan.
    Yesaya 49: 3-4
    49:3.Ia berfirman kepadaku: "Engkau adalah hamba-Ku, Israel, dan olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku."
    49:4.Tetapi aku berkata: "Aku telah bersusah-susah dengan percuma, dan telah menghabiskan kekuatanku dengan sia-sia dan tak berguna; namun, hakku terjamin pada TUHAN dan upahku pada Allahku."

    'olehmu Aku akan menyatakan keagungan-Ku'= bayi adalah hamba/pelayan Tuhan yang tugasnya hanya mengagungkan nama Tuhan. Seperti tadi, kalau berimbas kesucian, nama Tuhan akan diagungkan.

    Tidak usah takut! Tuhan tidak pernah menipu. Hak dan upah kita ada di dalam tangan Tuhan, baik untuk hidup sekarang di dunia sampai hidup kekal selamanya.

    Mari beribadah, melayani, digembalakan yang sungguh-sungguh sampai disucikan menjadi seperti bayi: hidup benar dan suci, tidak menuntut hak, dan hanya menangis/menyembah Tuhan--kuat teguh hati; kita hanya memuliakan/mengagungkan Tuhan. Kita tidak kecewa dan putus asa.
    Hanya itu tugas kita, dan hak dan upah kita ada di dalam tangan Tuhan.

    Tahan uji dulu dalam nyala api penyucian di penggembalaan, baru bisa tahan uji dalam nyala api siksaan.
    Contoh: Sadrakh, Mesakh, dan Abednego--gambaran kehidupan yang tahan dalam penggembalaan sampai tampil seperti bayi: kuat teguh hati; hanya menangis, tidak bisa apa-apa

    Daniel 3: 16-18
    3:16.Lalu Sadrakh, Mesakh dan Abednego menjawab raja Nebukadnezar: "Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini.
    3:17. Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja;
    3:18. tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu."

    'Tidak ada gunanya kami memberi jawab kepada tuanku dalam hal ini'= tidak bisa menjawab, seperti bayi. Mau ditolong atau tidak, bayi tetap menangis. Mungkin ada bayi yang menangis terus sampai mati karena tidak ada yang menolong.

    Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menghadapi nyala api yang dipanaskan tujuh kali--pencobaan jasmani, rohani, rumah tangga, sampai pencobaan yang sempurna saat antikris berkuasa di bumi. Mereka tidak kecewa, putus asa, dan meninggalkan Tuhan tetapi kuat teguh hati, seperti bayi yang menangis. Mereka menyembah Tuhan dengan hancur hati; berserah dan berseru kepada Tuhan. Yesus berjuang menghadapi salib bukan hanya mencucurkan air mata, tetapi sampai mencucurkan keringat darah.

    Inilah hasil penggembalaan. Sadrakh, Mesakh, dan Abednego gambaran dari tubuh, jiwa, dan roh. Kalau tubuh, jiwa, dan roh tergembala dengan baik--ada persekutuan dengan Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus; ada penyucian oleh api firman, Roh Kudus, dan kasih--kita akan tampil seperti bayi.

    Daniel 3: 24-25
    3:24.Kemudian terkejutlah raja Nebukadnezar lalu bangun dengan segera; berkatalah ia kepada para menterinya: "Bukankah tiga orang yang telah kita campakkan dengan terikat ke dalam api itu?" Jawab mereka kepada raja: "Benar, ya raja!"
    3:25.Katanya: "Tetapi ada empat orangkulihat berjalan-jalan dengan bebas di tengah-tengah api itu; mereka tidak terluka, dan yang keempat itu rupanya seperti anak dewa!"

    Jangan lihat nyala api siksaannya--pencobaannya--, kita akan lemah, tetapi lihat penyertaan Tuhan, itu yang penting!
    'rupanya seperti anak dewa'= wajah kemuliaan, itulah Yesus; saat di atas gunung wajah-Nya bersinar bagaikan matahari.

    Yang penting tiga jadi empat--yang satu menyertai. Yang penting Tuhan beserta kita. Kalau kita tetap kuat teguh hati seperti bayi--hanya menangis; berserah dan berseru--, Tuhan akan beserta kita dengan wajah kemuliaan/Roh kemuliaan.
    Jangan takut dengan nyala api siksaan, karena di situ ada Roh kemuliaan.

    1 Petrus 4: 12-14
    4:12.Saudara-saudara yang kekasih, janganlah kamu heran akan nyala api siksaanyang datang kepadamu sebagai ujian, seolah-olah ada sesuatu yang luar biasa terjadi atas kamu.
    4:13.Sebaliknya, bersukacitalah, sesuai dengan bagian yang kamu dapat dalam penderitaan Kristus, supaya kamu juga boleh bergembira dan bersukacita pada waktu Ia menyatakan kemuliaan-Nya.
    4:14.Berbahagialah kamu, jika kamu dinista karena nama Kristus, sebab Roh kemuliaan, yaitu Roh Allah ada padamu.

    Tuhan beserta kita dengan Roh kemuliaan/shekinah glory. Kalau ada shekinah glory, dosa akan selesai--seperti saat dulu bangsa Israel mengadakan pendamaian, mereka membawa korban-korban, dan terjadi shekinah glory, sehingga dosa-dosa selesai. Dosa selesai, berarti semua masalah selesai--Sadrakh, Mesakh, dan Abednego dikeluarkan dari dapur api.

    Ada Roh kemuliaan, hasilnya:

    • Semua masalah yang selesai selesai.
    • Ada masa depan yang berhasil dan indah--Sadrakh, Mesakh, dan Abednego mendapat kedudukan lebih tinggi.
      Kaum muda, catat di hati: tugas kita hari-hari ini adalah menyediakan pakaian kemuliaan lewat memberi, doa penyembahan, dan nyala api siksaan. Untuk mengantisipasi kita harus masuk dalam penggembalaan. Kita tekun dan tahan uji lewat penyucian oleh firman, Roh Kudus, dan kasih Allah, sampai kita menjadi seperti bayi. Kita mengagungkan nama Tuhan, hak dan upah kita ada di dalam tangan Tuhan.

      Masih dilanjutkan. Kalau sudah tahan menghadapi penyucian, jangan heran kalau menghadapi nyala api siksaan! Itu artinya sudah naik satu tingkat supaya ada Roh kemuliaan. Yang penting Tuhan beserta kita. Itu sudah cukup, apalagi ditambah dengan Roh kemuliaan. Luar biasa!

    • Dipakai menjadi saksi--raja bersaksi bahwa Allahnya Sadrakh, Mesakh, dan Abednego adalah Allah yang benar. Sekarang kita bersaksi tentang Kabar Baik dan kabar mempelai di dalam nikah, penggembalaan, antar penggembalaan.
      Kita bersaksi tentang Kabar Baik untuk jiwa-jiwa yang belum percaya Yesus.
      Kita bersaksi tentang kabar mempelai untuk jiwa-jiwa yang sudah selamat.

    • Mengubahkan kita, mulai dari wajah.
      Wajah bisa berarti hati dan panca indera--panca indera diubahkan.

      Wajah kemuliaan dimulai dari wajah berseri. Kapan wajah bisa berseri? Kalau telinga dan mulutnya baik.
      Telinga baik= mendengar dan dengar-dengaran pada firman pengajaran yang benar/suara gembala.
      Mulut baik= perkataan benar dan baik: bersaksi dan menyembah Tuhan.

      Jangan mendengar suara asing! Bukan hanya tidak mendengar, tetapi lari. Kalau mendengar suara asing, wajah tidak akan berseri.
      Apalagi yang punya anak-anak, jangan sampai bergosip di depan anak-anak. Bahaya, saat itu kita sedang menabur benih yang tidak baik, dan satu waktu akan tumbuh, anak kita akan menjadi tidak baik. Ini banyak terjadi.

      "Satu orang datang kepada kami: 'Begini, om.': 'Salah kau, kalau om seperti itu, om sudah mati.' Lalu isteri saya menyeletuk: Anakmu dengar?: Iya: Aduh, gawat kamu, kamu harus berdoa. Dan terjadi setelah beberapa tahun."

      Markus 7: 37
      7:37.Mereka takjub dan tercengang dan berkata: "Ia menjadikan segala-galanya baik, yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berkata-kata."

      Kalau telinga baik, mulut akan baik.
      Telinga dan mulut baik, semua akan menjadi baik; wajah berseri. Inilah Roh kemuliaan.

      Setelah wajah diubahkan, Roh kemuliaan juga mengubahkan pakaian kita.
      1 Petrus 4: 15
      4:15.Janganlah ada di antara kamu yang harus menderita sebagai pembunuh atau pencuri atau penjahat, atau pengacau.

      Pakaian kemuliaan dimulai dari sini. Pembunuh/kebencian tidak ada lagi; pencuri diubahkan jadi memberi; penjahat diubahkan menjadi berbuat baik malah membalas kejahatan dengan kebaikan; tidak menjadi pengacau.

      Pengacau= Babel--salah satu pengertian Babel adalah kacau balau (Kejadian 11). Kalau menjadi pengacau, hidupnya akan kacau balau sendiri, dan mengarah pada Babel: jahat dan najis. Bahaya!
      Di dalam penggembalaan jangan jadi pengacau! Tidak ada untungnya!

      Pengacau diubahkan jadi pendamai--masalah besar jadi kecil, masalah kecil jadi tidak ada.

      Itulah pakaian putih berkilauan. Lewat salib/nyala api siksaan, ada Roh kemuliaan. Jangan putus asa! Jangan lihat apinya! Tuhan beserta kita dengan Roh kemuliaan, yang penting kita tetap mempertahankan sebagai bayi; jangan kecewa, putus asa, menyerah kalah, dan mundur, tetapi menyembah Tuhan dengan hancur hati.

      Mujizat rohani akan terjadi, wajah mulai berseri--semua baik--, dan pakaian diubahkan.

      Dan kalau Tuhan datang, semua sudah sempurna seperti Dia--memakai pakaian putih berkilau-kilauan--untuk menghadapi nyala api kemuliaan Tuhan yang datang kedua kali.
      2 Tesalonika 1: 6-7
      1:6.Sebab memang adil bagi Allah untuk membalaskan penindasan kepada mereka yang menindas kamu
      1:7.dan untuk memberikan kelegaan kepada kamu yang ditindas, dan juga kepada kami, pada waktu Tuhan Yesus dari dalam sorga menyatakan diri-Nyabersama-sama dengan malaikat-malaikat-Nya, dalam kuasa-Nya, di dalam api yang bernyala-nyala,

      Ayat 6= jangan membalas penindasan dengan penindasan! Itu urusan Tuhan.

      Mengapaharus mengalami nyala api penyucian dan nyala api siksaan? Karena Tuhan datang dalam nyala api. Jika Yesus datang kedua kali kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, untuk tahan menghadapi Dia dalam nyala api kemuliaan di awan-awan yang permai. Kita bersama Dia selamanya, sampai di takhta sorga.

      Tadi kita membaca: banyak orang berdiri di hadapan takhta, tetapi satu waktu kita yang berada di sana, asalkan kita mau menerima nyala api penyucian dari Tuhan dan nyala api siksaan, nanti kita juga akan menerima nyala api kemuliaan.
Jangan putus asa, mundur, menyerah kalah! Kita menyembah Tuhan dengan hancur hati seperti bayi-bayi. Memang banyak kesulitan hari-hari ini, Tuhan lebih tahu. Kita memandang Dia, berseru kepada-Nya; menangis kepada-Nya. Tuhan tolong kita.

Langit memang tidak selalu biru--ada mendung--, jalan tidak selalu rata--ada lembah. Jangan mundur sedikitpun tetapi maju terus ke takhta; kita memakai pakaian putih semuanya.
Apapun kemustahilan yang kita hadapi, mungkin dalam kegagalan, kejatuhan, mari berseru kepada Tuhan. Jangan mundur! Yang sudah berhasil jangan sombong tetapi tetap di dalam Dia. Mungkin banyak kekotoran/kenajisan kita, dalam kelaparan, dan apapun, kita berseru pada Tuhan. Dia mendengar seru doa kita. Percaya dan setia kepada-Nya!

Perjamuan suci adalah jaminan Tuhan beserta kita. Setiap ada percikan darah, ada Roh kemuliaan di tengah kita. Dosa tidak bisa bertahan, apalagi masalah-masalah, tidak akan bisa bertahan. Kaum muda, kalau takut akan masa depan, bicara pada Tuhan, jangan berharap pada yang lain; serahkan semua kepada Dia!

Dia sudah menyerahkan semua kepada kita, kita juga menyerahkan semua kepada Dia. Perjamuan suci adalah uluran tangan, ada shekinah glorydi tengah kita, bukan hanya menyembuhkan kita, tetapi juga melakukan apa saja sampai memuliakan kita--menjadi sama mulia dengan Dia. Ada kekecewaan, kesulitan, termasuk kebanggaan dan lain-lain, serahkan semuanya pada Tuhan!

Pengangkatan Tuhan bukan hanya sampai di dunia, tetapi sampai di awan-awan dan takhta sorga. Sekarang kita hanya membaca, tetapi nanti kita mengalami. Mulai di awan-awan kita bersorak-sorai sampai di hadapan takhta. Jangan luap mendoakan keluarga kita. Sekalipun mereka sudah menyakiti kita, kita doakan, jangan ada yang ketinggalan.

Tuhan memberkati.