Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 31 Januari 2020 (Jumat Sore)

Dari rekaman ibadah di Medan

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Kidung Agung 2: 3
2:3. --Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.

Pengertian rohani'Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan'.
Pohon apel itu rindang, banyak cabangnya, bunganya harum, dan buahnya manis. Ini menunjuk pada pribadi Yesus dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Sorga yang menjadi tempat naungan bagi kita semua di tengah padang gurun dunia yang tandus.

'pohon-pohon di hutan'--banyak jenisnya--= segala sesuatu di dunia selain pribadi Yesus, yaitu manusia, uang, kedudukan dan lain-lain, yang hanya menimbulkan keinginan dan hawa nafsu daging, sehingga membuat kita tidak bisa mengasihi Tuhan, dan jatuh bangun dalam dosa sampai puncaknya dosa yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan.

Jika kita mengutamakan/mengasihi Yesus--Dia sebagai pohon apel--lebih dari semua, sedangkan pohon lainnya di hutan tidak lagi kita hiraukan, kita akan mendapat naungan dari Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.
Tetapi waspada, Yudas Iskariot lebih memilih uang--mengasihi uang lebih dari Yesus sampai menjual Yesus--, sehingga ia keluar dari naungan Tuhan, dan semuanya menjadi sia-sia--hanya membeli tanah kuburan--; hancur dan binasa.

Sekali lagi, bekerja, sekolah, silakan, tetapi jangan sampai seperti Yudas! Di padang gurun kalau tidak ada naungan kita tidak akan mampu biarpun kita hebat.
Pada ibadah yang lalu kita sudah mendengar: Yudas tertelungkup memeluk bumi (mengutamakan bumi), sedangkan rasul Paulus telentang memandang Tuhan. Sekalipun rasul Paulus disiksa dan disesah, tetapi mendapatkan naungan Tuhan. Yudas kelihatannya enak, banyak uang, tetapi hancur lebur, sia-sia.

Inilah pengertian rohani pohon apel di antara pohon-pohon di hutan.

Sekarang pengertian di rumah tangga.
Kidung Agung 2: 3 => perkataan dari mempelai wanita
2:3. --Seperti pohon apel di antara pohon-pohon di hutan, demikianlah kekasihku di antara teruna-teruna. Di bawah naungannya aku ingin duduk, buahnya manis bagi langit-langitku.

Di dalam rumah tangga, istri harus merasa senang/betah berada dekat dengan suami--'aku ingin duduk'--; berada di bawah naungan suami.
Kita harus waspada terhadap laki-laki lain! Jangan memberi perhatian kepada laki-laki lain!

"Saya hanya dengar-dengar, ada yang sampai bertanya pada laki-laki lain (suami orang lain): Sudah makan?Istrinya orang bertanya seperti itu, ini benar-benar mengundang ular. Bahaya!"

Kalau istri sudah betah berada dekat dengan suami, maka ia bisa tundukkepada suami dalam segala sesuatu.
Ini berarti menempatkan suami sebagai pohon apel, berarti menempatkan Yesus juga sebagai pohon apel--mengalami naungan secara dobel.

Sebaliknya, suami harus merasa senang/betah berada dekat dengan istri.
Karena itu istri-istri perhatikan pakaian! Penampilan harus baik. Harus saling menjaga.

Suami, waspada terhadap perempuan lain; jangan memberi perhatian kepada perempuan lain. Itu hanya mengundang ular masuk untuk menghancurkan semuanya.

Kalau suami sudah senang dekat dengan istri, maka suami bisa mengasihi istri lebih dari semua; berarti suami menempatkan dirinya sendiri sebagai pohon apel, dan menempatkan Yesus sebagai pohon apel, sehingga rumah tangga mengalami naungan dari Mempelai Pria Sorga.

Tadi secara pribadi: kasihi dan pilih Tuhan lebih dari semua. Jangan menjadi seperti Yudas!
Kemudian di dalam nikah sungguh-sungguh ada pohon apel--naungan Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.

Proses untuk mendapatkan naungan dari Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga:
  1. 1 Yohanes 5: 18-19
    5:18. Kita tahu, bahwa setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa; tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.
    5:19. Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat.

    'Dia' = Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga.
    'tetapi Dia yang lahir dari Allah melindunginya, dan si jahat tidak dapat menjamahnya.' = mendapat naungan.

    Proses pertamamendapatkan perlindungan dari Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga: kita harus mengalami kelahiran baru dari Allah lewat baptisan air, sehingga mendapatkan hidup baru.

    Baptisan air yang benar adalah orang yang sudah percaya Yesus dan bertobat--mati terhadap dosa--harus dikuburkan dalam air bersama Yesus dan bangkit--keluar dari dalam air--bersama Yesus sehingga mendapatkan hidup baru/hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran.
    Artinya: tidak berbuat dosa lagi sampai tidak dapat berbuat dosa--BENAR SEPERTI YESUS BENAR.

    Inilah proses untuk mendapatkan naungan, yaitu harus lahir baru lewat baptisan air, hidup lama harus dibuang, kita hidup dalam kebenaran; tidak berbuat dosa sampai tidak bisa berbuat dosa; sampai kita benar seperti Yesus benar. Yang sudah baptisan air, periksa hasilnya--benar sampai seperti Yesus benar--; yang belum baptisan, berdoa supaya mendapatkan panggilan Tuhan untuk masuk baptisan.
    Kalau tidak dilahirkan baru kita akan berada di bawah kuasa si jahat.

    Orang benar tidak bisa dijamah oleh Setan--'si jahat tidak dapat menjamahnya'.
    Artinya:

    • Tidak jatuh dalam dosa-dosa dan puncaknya dosa.
    • Tidak jatuh dalam pencobaan. Bukan berarti tidak mengalami pencobaan. Kita tetap mengalami ujian--supaya meningkat kerohaniannya--, tetapi iman kita tidak gugur; tidak menyangkal Tuhan, dan tidak mengambil jalan sendiri saat menghadapi pencobaan tetapi tetap percaya dan berharap Tuhan--memiliki iman bagaikan emas murni. Inilah pengertian dari tidak jatuh dalam pencobaan.

    • Tidak tersesat oleh ajaran palsu dan gosip, tetapi tetap berpegang teguh pada firman pengajaran.

    Orang benar tidak dapat dijamah oleh setan, tetapi dijamah oleh Yesus; hidup di dalam tangan Yesus Mempelai Pria Sorga; berada dalam naungan Yesus Mempelai Pria Sorga.
    Hasilnya:

    • Diberkatisampai ke anak cucu, dan menjadi berkat bagi orang lain.
      Mazmur 37: 25-26
      37:25. Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti;
      37:26. tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan
      anak cucunya menjadi berkat.


    • Hidup damai sejahtera, tenang, tidak ada ketakutan lagi, sehingga semua menjadi enak dan ringan.
      Yesaya 32: 17
      32:17. Di mana ada kebenaran di situ akan tumbuh damai sejahtera, dan akibat kebenaranialah ketenangandan ketenteraman untuk selama-lamanya.

      "Misalnya mau hujan, tidak ada ketakutan lagi, karena ada naungannya. Kalau hujan, tidak bisa pulang, lebih baik lama bersama Tuhan (firmannya ditambah lagi). Paling senang, kalau sudah berkumpul lalu hujan. Kalau sebelum kumpul hujan, banyak yang tidak datang, ini karena menganggap hujan sebagai halangan. Padahal hujan adalah berkat Tuhan. Kalau menganggap hujan berkat Tuhan, akan datang. Saya tidak pernah mengusir hujan, karena itu berkat Tuhan. Kalau tidak ada hujan, tidak bisa makan beras (petani menangis semuanya). Yang penting adalah orangnya: Tuhan jamah, supaya tidak terhalang oleh apapun."

    • Doa dijawab oleh Tuhan; kita ditolong oleh Tuhan; segala masalah selesai.
      Yakobus 5: 16
      5:16. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.


    Inilah proses untuk mendapatkan naungan Tuhan, yaitu harus lahir baru; hidup dalam kebenaran. Kalau tidak benar kita akan dijamah oleh Setan.

  2. Wahyu 3: 10
    3:10. Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku, maka Akupun akan melindungiengkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi.

    'hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi' = antikris. Semua bangsa nanti akan dikuasai antikris.

    Proses keduamendapatkan perlindungan dari Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga: tekun menantikan Tuhan dan taat dengar-dengaran.
    Tekun dan taat sama dengan sistem penggembalaan: domba-domba tekun dan taat dalam penggembalaan.

    Tadi lahir baru lewat baptisan air. Setelah itu kita masuk dalam ketekunan.
    Kisah Rasul 2: 41-42
    2:41. Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptisdan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
    2:42. Mereka
    bertekundalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.

    "Ayat ini sering dibaca untuk meyakinkan kita; diulang-ulang untuk memberikan kepastian dan meyakinkan kita. Yang belum yakin, menjadi yakin. Yang sudah yakin, semakin teguh. Kalau satu waktu ada gangguan, godaan, tidak goyah lagi karena sudah teguh."

    Ayat ini adalah ketekunan pada gereja hujan awal--dua ribu tahun yang lalu. Setelah baptisan air--halaman--, gereja hujan awal masuk ke ruangan suci.
    Dulu, Tuhan memperlihatkan kerajaan sorga kepada Musa di gunung Sinai, lalu Ia perintahkan Musa untuk membuat kerajaan sorga di bumi, itulah Tabernakel (kemah suci), supaya di bumi sama seperti di sorga.
    Tabernakel terdiri dari tiga ruangan: halaman--tadi baptisan air--, ruangan suci, dan ruangan maha suci--kesempurnaan.

    Dulu setelah masuk baptisan air, gereja hujan awal masuk dalam ruangan suci.
    Di dalam ruangan suci terdapat tiga macam alat yang menunjuk pada tiga macam ketekunan: pelita emas--ketekunan dalam persekutuan--, meja roti sajian--ketekunan dalam pengajaran rasul-rasul dan pemecahan roti--, dan mezbah dupa emas--ketekunan dalam berdoa.

    Sekarang dilanjutkan gereja hujan akhir (kita semuanya), setelah masuk baptisan air kita masuk ruangan suci--kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.



    Jadi ada perkembangan sesuai zamannya. Waktu zaman Musa--zaman Taurat--masih berupa alat-alat secara jasmani (membuat pelita emas, meja roti sajian, dan mezbah dupa emas). Zaman rasul-rasul hujan awal dalam bentuk ketekunan. Zaman kita lebih ditingkatkan lagi, yaitu ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

    • Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
    • Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.

    • Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa penyembahan; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.

    Di dalam kandang penggembalaan kita bisa menikmati firman penggembalaan--makan firman penggembalaan yang diulang-ulang; mendengar dan taat dengar-dengaran pada firman penggembalaan.
    Ini berarti ketekunan dan ketaatan tidak bisa dipisahkan.
    Kalau mau mengalami naungan kita harus menikmati firman. Kalau tidak, berarti belum sampai pada naungan.

    Yang membedakan kesukaan di rumah Tuhan adalah urapan Roh Kudus. Kalau menyanyi dalam urapan, saat mendengar firman juga pasti dalam urapan. Tetapi kalau menyanyi dengan daging, saat firman akan mengantuk, dan senangnya sama seperti mendengar lagu-lagu dunia.

    Mari, dalam ibadah bukan dilarang bersukacita saat menyanyi, tetapi lanjutkan sampai bisa mendengar dan taat dengar-dengaran pada firman--menikmati firman.
    Hasilnya: kita mengalami kuasa penyucian; pertumbuhan rohani ke arah kedewasaan; sama dengan mengalami pertumbuhan kedua sayap dari burung nasar.

    Semakin suci, rohani kita semakin dewasa, dan sayap semakin besar sampai maksimal yaitu SUCI SEPERTI YESUS SUCI.
    Ukuran dewasa rohani adalah banyak berdiam diri--penyucian mulut.
    Ini pelajaran bagi kita.

    "Banyak yang harus saya tanggung karena kira-kira 12 tahun lalu saya tidak mau diam, tetapi banyak membela diri. Sekarang saya menuai, akhirnya dibalik semua, benar jadi salah, salah jadi benar. Harus tanggung resiko. Sekarang belajar berdiam diri."

    Kalau kita sudah suci seperti Yesus suci berarti rohani kita sudah dewasa penuh seperti Yesus, dan memiliki kedua sayap dari burung nasar yang besar. Inilah naunganyang kita butuhkan khusus untuk menghadapi antikris.
    Wahyu 12: 14
    12:14. Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.

    'selama satu masa dan dua masa dan setengah masa' = tiga setengah tahun.

    Jadi, jika kita tekun dan taat kita akan menerima naungan dua sayap burung nasar yang besar. Itulah pelukan tangan kasih Tuhan.
    Hasilnya:

    • Menyingkirkan kita ke padang gurun, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun.
      Artinya: kita dilindungi dan dipelihara oleh Tuhansecara langsung selama tiga setengah tahun lewat firman pengajaran yang benar dan perjamuan suci--ibadah pendalaman alkitab adalah latihan untuk menyingkir ke padang gurun.

      "Dalam kitab Daniel akan ada penggenapan semuanya. Yang kita tidak tahu nanti silakan bertanya. Kalau sekarang bertanya kepada saya tetapi saya tidak tahu juga, berarti rahasia Tuhan. Nanti semua rahasia akan diungkapkan oleh Tuhan. Jangan heboh: Pertanyaannya tidak bisa dijawab semuanya, berarti salah pengajarannya. Tidak, sebab ada ayatnya. Kalau untuk kita, Tuhan akan jawab lewat pembukaan firman (nubuat). Kalau yang rahasia nanti akan dijawab Tuhan."

    • Kita selalu bertekun untuk menantikan kedatangan Yesus kedua kali--di padang gurun kita hanya menantikan kedatangan Tuhan ke dua kali. Kalau sudah di padang gurun tidak ada yang ketinggalan lagi.

    Inilah proses untuk dinaungi Tuhan yaitu lahir baru--kita diberkati, hidup damai, semua enak dan ringan--, kemudian tekun dan taat--tergembala sungguh-sungguh; kita disucikan sampai mendapatkan kedua sayap dari burung nasar yang besar.

  3. Yohanes 21: 15-19
    21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
    21:16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
    21:17.
    Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.
    21:18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua,
    engkau akan mengulurkan tanganmudan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
    21:19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

    Proses ketigamendapatkan perlindungan dari Yesus sebagai Mempelai Pria Sorga: mengasihi Yesus Mempelai Pria Sorga lebih dari semua; sama dengan kita hanya mengulurkan tangan kepada Yesus.

    Petrus sudah menyangkal Yesus tiga kali, berarti ia tidak punya kasih. Tetapi lewat tiga kali pertanyaan Yesus--sekarang artinya ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok; kandang penggembalaan--ia mengalami penyucian tubuh, jiwa, dan roh, dan ia mengalami kasih Allah/kasih Mempelai yang bertambah-tambah.
    Semakin suci, kasih Allah akan semakin bertambah sehingga Petrus--sekarang kita--bisa mengasihi Tuhan lebih dari semua; bisa mengulurkan tangan kepada Tuhan apapun resikonya.

    Dua kali Petrus mengulurkan tangan:

    • Saat ia tenggelam. Ia mengulurkan tangan kepada Yesus karena terjepit; karena ada kebutuhan bukan mengasihi Tuhan, tetapi Tuhan mau mengulurkan tangan-Nya kepada Petrus.
      Tidak apa-apa kalau ada kebutuhan kita mengulurkan tangan kepada Tuhan, Dia masih mau menolong kita.

      Tetapi kalau mengangkat tangan saat dalam kebutuhan, bahaya, karena satu waktu bisa menyangkal Tuhan--Petrus tidak ingat saat ia diangkat dari ketenggelaman, sehingga ia menyangkal Tuhan karena ia belum mengasihi Tuhan.

      Mari, kalau kita sudah ditolong, pertolongan Tuhan bisa menimbulkan keyakinan kuat--iman--, pengharapan yang kuat, dan kasih kepada Tuhan. Jangan lupakan pertolongan Tuhan, tetapi jadikan sebagai pijakan.

    • Petrus mengulurkan tangan kepada Yesus karena mengasihi Diasebagai Mempelai Pria Sorga.
      Artinya:

      1. Taatdengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi.
      2. Ayat 19 = setiaberkobar-kobar dalam ibadah pelayanan apapun resikonya sampai garis akhir--sampai meninggal dunia atau Yesus datang kembali.

      3. Rela berkorbanapapun untuk Tuhan.
      4. Menyembah Tuhan; sama dengan selalu mengucap syukur sekalipun kita mengalami sesuatu yang tidak enak bagi daging.

    Kalau kita berdoa tetapi belum dijawab, maksud Tuhan adalah supaya kita lebih mengasihi Dia: taat, setia, rela berkorban, dan menyembah Dia.
    Saat itu tangan kasih Tuhan diulurkan kepada kita; kita dalam naungan tangan kasih Tuhan. Jangan putus asa!

    Hasilnya:

    • Hidup mati kita ada di dalam rencana Tuhan. Dia yang menentukan semuanya.
    • Kita dipakaidalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir--Petrus dipakai Tuhan--; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna.
    • Kita dituntun ke Yerusalem baru, kandang penggembalaan terakhir--Yohanes 21:19: Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."
      Wahyu 7: 17
      7:17. Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

      Dituntun ke Yerusalem baru artinya: kita dituntun ke masa depan yang berhasil dan indah; kita diubahkan mulai dari jujur--tidak berdusta--dan percaya.
      Biar Tuhan yang mengadakan mujizat dan menghapus air mata; menyelesaikan masalah, sampai kalau Tuhan datang kembali kita diubahkan menjadi SEMPURNA SEPERTI DIA. Kita mengalami naunganyang terakhir, kita bertemu Dia di awan-awan yang permai, sampai duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga--naungan kekal selamanya.
Mari, biar sekarang kita bisa mengulurkan tangan karena mengasihi Dia lebih dari semuanya.
Lahir baru, kita tidak bisa dijamah Setan, tetapi dijamah Tuhan.
Kemudian tekun dan taat--tergembala.
Terakhir, bisa mengulurkan tangan karena mengasihi Tuhan--bukan karena kebutuhan. Dia melakukan yang terbaik bagi kita.
Perjamuan suci adalah sumber uluran dan naungan Tuhan bagi kita.

Tuhan memberkati.