Ibadah Persekutuan di Kartika Graha IV Malang, 24 September 2015 (Kamis Pagi)

Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Matius 25:6
25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

Waktu tengah malam adalah keadaan yang paling gelap. Ini menunjuk pada suasana akhir jaman di mana kesulitan dan krisis makin memuncak, sampai kemustahilan. Juga dosa-dosa makin memuncak sampai pada dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan (dosa seks dengan aneka ragamnya, kawin campur, kawin cerai). Sampai puncaknya adalah antikris yang berkuasa 3.5 tahun di bumi.

Hanya ada satu suara yang dibutuhkan waktu tengah malam, yaitu Kabar Mempelai ("Mempelai datang! Songsonglah dia!").

Sebenarnya ada dua macam pemberitaan firman:
  1. Injil Keselamatan/ firman penginjilan/ Kabar Baik/ susu.
    Efesus 1:13
    1:13 Di dalam Dia kamu juga--karena kamu telah mendengar firman kebenaran, yaitu Injil keselamatanmu--di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.

    Amsal 25:25
    25:25 Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh.

    Yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus pertama kali ke dunia, mati di kayu salib, untuk memanggil orang-orang berdosa supaya diselamatkan.
    Tetapi hati-hati sebab banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih. Oleh sebab itu, ada pemberitaan firman kedua.

  2. Cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus/ Firman pengajaran/ Kabar Mempelai/ makanan keras.
    2 Korintus 4:3-4
    4:3 Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa,
    4:4 yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

    Matius 25:6
    25:6 Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!

    Yaitu Injil yang memberitakan tentang kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga, untuk memilih orang-orang yang sudah selamat untuk disucikan sampai sempurna seperti Yesus. Kita menjadi tubuh Kristus yang sempurna, yaitu mempelai wanita Surga. Kita harus mengenal Yesus sebagai Juru Selamat, sebagai Tabib, sebagai Gembala, dll, tetapi harus ditingkatkan sampai mengenal Yesus sebagai Mempelai Pria Surga. Hanya hubungan Mempelai Pria (Kepala) dan mempelai wanita (tubuh) yang tidak terpisahkan selamanya.
Kita memperingati 80 tahun pengajaran Tabernakel dan Mempelai (Kabar Mempelai) yang diwahyukan kepada Rev. van Gessel di Pacet tahun 1935.

Hakim-hakim 3:14,16-17,21-22,30
3:14 Delapan belas tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab.
3:16 Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya.
3:17 Kemudian ia menyampaikan upeti kepada Eglon, raja Moab. Adapun Eglon itu seorang yang sangat gendut.
3:21 Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja,
3:22 sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Lemak menutupi mata pedang itu, sebab pedang itu tidak dicabutnya dari perut raja. Lalu keluarlah ia melalui pintu belakang.
3:30 Demikianlah pada hari itu Moab ditundukkan oleh Israel, maka amanlah tanah itu, delapan puluh tahun lamanya.

Hakim-hakim 3:30[terjemahan lama]
3:30 Maka demikianlah peri Moab direndahkan pada masa itu di bawah tangan orang Israel, maka sentosalah negeri itu delapan puluh tahun lamanya.

Setelah raja Eglon ditusuk pedang dan anak buahnya dikalahkan, Israel aman sentosa selama 80 tahun.
Jadi, angka 80 dikaitkan dengan penyucian oleh Kabar Mempelai, firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua, untuk memindahkan sidang jemaat dari suasana antikris kepada suasana Surga yang aman sentosa dan damai sejahtera.

Yang harus disucikan oleh Kabar Mempelai supaya kita bersuasana Surga:
  1. Perut hati yang gendut yang berisi lemak.
    Hakim-hakim 3:21-22
    3:21 Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja,
    3:22 sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Lemak menutupi mata pedang itu, sebab pedang itu tidak dicabutnya dari perut raja. Lalu keluarlah ia melalui pintu belakang.

    Imamat 3:16-17
    3:16 Imam harus membakar semuanya itu di atas mezbah sebagai santapan berupa korban api-apian menjadi bau yang menyenangkan. Segala lemak adalah kepunyaan TUHAN.
    3:17 Inilah suatu ketetapan untuk selamanya bagi kamu turun-temurun di segala tempat kediamanmu: janganlah sekali-kali kamu makan lemak dan darah.”


    Lemak sama dengan milik Tuhan yang tidak boleh diganggu-gugat. Milik Tuhan yang terkecil adalah perpuluhan dan persembahan khusus.

    1 Samuel 4:15-18
    4:15 Eli sudah sembilan puluh delapan tahun umurnya dan matanya sudah bular, sehingga ia tidak dapat melihat lagi.
    4:16 Kata orang itu kepada Eli: “Aku datang dari medan pertempuran; baru hari ini aku melarikan diri dari medan pertempuran.” Kata Eli: “Bagaimana keadaannya, anakku?”
    4:17 Jawab pembawa kabar itu: “Orang Israel melarikan diri dari hadapan orang Filistin; kekalahan yang besar telah diderita oleh rakyat; lagipula kedua anakmu, Hofni dan Pinehas, telah tewas, dan tabut Allah sudah dirampas.”
    4:18 Ketika disebutnya tabut Allah itu, jatuhlah Eli telentang dari kursi di sebelah pintu gerbang, batang lehernya patah dan ia mati. Sebab telah tua dan gemuk orangnya. Empat puluh tahun lamanya ia memerintah sebagai hakim atas orang Israel.


    Eli adalah gambaran hamba Tuhan yang tetap mempertahankan lemak, makan lemak, sehingga gendut perutnya. Ini sama dengan tidak mengembalikan milik Tuhan, mencuri milik Tuhan. Akibatnya adalah:
    1. Matanya bular, artinya tidak ada pembukaan rahasia firman Allah. Bagi jemaat, mata bular artinya tidak bisa mengerti pembukaan firman Allah.
      Jadi, kalau mencuri milik Tuhan, keadaan hamba Tuhan dan sidang jemaat adalah kering rohani, masuk suasana kutukan, telanjang, susah payah, seperti Hawa yang makan buah terlarang.

    2. Batang leher patah, sama dengan tidak bisa menyembah Tuhan. Doa penyembahan adalah milik Tuhan yang kedua.
      Akibatnya adalah kering rohani yang membawa pada kematian kedua di neraka, tidak bisa menjadi mempelai wanita (milik Tuhan yang terbesar).
    Jika bisa mengembalikan perpuluhan dan persembahan khusus, bisa mengembalikan penyembahan, maka pasti bisa menjadi mempelai wanita Tuhan.

    Kejadian 8:21-22
    8:21 Ketika TUHAN mencium persembahan yang harum itu, berfirmanlah TUHAN dalam hati-Nya: “Aku takkan mengutuk bumi ini lagi karena manusia, sekalipun yang ditimbulkan hatinya adalah jahat dari sejak kecilnya, dan Aku takkan membinasakan lagi segala yang hidup seperti yang telah Kulakukan.
    8:22 Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau dan hujan, siang dan malam.”

    Kalau mau membakar lemak, ada persembahan berbau harum, maka kita akan dipindahkan dari suasana kutukan (antikris) pada suasana Surga.

  2. Tabiat dosa, yaitu kesombongan dan kebanggaan, mengandalkan segala sesuatu di dunia lebih dari Tuhan/ firman pengajaran yang benar.
    1 Tawarikh 21:1-2,7,16,27
    21:1 Iblis bangkit melawan orang Israel dan ia membujuk Daud untuk menghitung orang Israel.
    21:2 Lalu berkatalah Daud kepada Yoab dan kepada para pemuka rakyat: “Pergilah, hitunglah orang Israel dari Bersyeba sampai Dan, dan bawalah hasilnya kepadaku, supaya aku tahu jumlah mereka.”
    21:7 Tetapi hal itu jahat di mata Allah, sebab itu dihajar-Nya orang Israel.
    21:16 Ketika Daud mengangkat mukanya, maka dilihatnyalah malaikat TUHAN berdiri di antara bumi dan langit, dengan di tangannya pedang terhunus yang diacungkan ke atas Yerusalem. Lalu dengan berpakaian kain kabung sujudlah Daud dan para tua-tua.
    21:27 Lalu berfirmanlah TUHAN kepada malaikat itu supaya dikembalikannya pedangnya ke dalam sarungnya.

    Pedang firman menyucikan tabiat dosa supaya kita hanya mengandalkan Tuhan dan pedang firman pengajaran yang benar dalam seluruh kehidupan kita.
    Bersyukur Daud mengalami penyucian tabiat dosa. Daud merendahkan diri, menyesal, dan mengaku dosa, sehingga penghukuman atau masalah diambil oleh Tuhan (pedang dikembalikan ke sarungnya).

    2 Tawarikh 26:5
    26:5 Ia mencari Allah selama hidup Zakharia, yang mengajarnya supaya takut akan Allah. Dan selama ia mencari TUHAN, Allah membuat segala usahanya berhasil.

    Kita berusaha, tetapi Tuhan yang membuat semua berhasil, aman sentosa, dan bersuasana Surga.

    2 Tawarikh 26:16-19,21
    26:16 Setelah ia menjadi kuat, ia menjadi tinggi hati sehingga ia melakukan hal yang merusak. Ia berubah setia kepada TUHAN, Allahnya, dan memasuki bait TUHAN untuk membakar ukupan di atas mezbah pembakaran ukupan.
    26:17 Tetapi imam Azarya mengikutinya dari belakang bersama-sama delapan puluh imam TUHAN, orang-orang yang tegas;
    26:18 mereka berdiri di depan raja Uzia dan berkata kepadanya: “Hai, Uzia, engkau tidak berhak membakar ukupan kepada TUHAN, hanyalah imam-imam keturunan Harun yang telah dikuduskan yang berhak membakar ukupan! Keluarlah dari tempat kudus ini, karena engkau telah berubah setia! Engkau tidak akan memperoleh kehormatan dari TUHAN Allah karena hal ini.”
    26:19 Tetapi Uzia, dengan bokor ukupan di tangannya untuk dibakar menjadi marah. Sementara amarahnya meluap terhadap para imam, timbullah penyakit kusta pada dahinya di hadapan para imam di rumah TUHAN, dekat mezbah pembakaran ukupan.

    26:21 Raja Uzia sakit kusta sampai kepada hari matinya, dan sebagai orang yang sakit kusta ia tinggal dalam sebuah rumah pengasingan, karena ia dikucilkan dari rumah TUHAN. Dan Yotam, anaknya, mengepalai istana raja dan menjalankan pemerintahan atas rakyat negeri itu.

    Waspada, raja Uzia mengandalkan Tuhan dan firman saat muda dan lemah. Tetapi raja Uzia menjadi sombong dan melepas pedang firman saat merasa kuat. Ibadah pelayanannya tidak lagi sesuai dengan firman. Saat ditegur firman, justru marah, sehingga akibatnya:
    1. Kusta atau kebenaran diri sendiri, yaitu menutupi kesalahan lewat menyalahkan orang lain bahkan menyalahkan Tuhan. Kusta juga menunjuk pada kenajisan.
    2. Diasingkan, yaitu terlepas dari tubuh Kristus sehingga gagal total. Yang mengasingkan bukan manusia, tetapi Tuhan sendiri.

  3. Lewiatan yang menguasai laut.
    Yesaya 27:1
    27:1 Pada waktu itu TUHAN akan melaksanakan hukuman dengan pedang-Nya yang keras, besar dan kuat atas Lewiatan, ular yang meluncur, atas Lewiatan, ular yang melingkar, dan Ia akan membunuh ular naga yang di laut.

    Mazmur 74:13
    74:13 Engkaulah yang membelah laut dengan kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air.

    Wahyu 17:1,5,15
    17:1 Lalu datanglah seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan itu dan berkata kepadaku: “Mari ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu putusan atas pelacur besar, yang duduk di tempat yang banyak airnya.
    17:5 Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: “Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi.”
    17:15 Lalu ia berkata kepadaku: “Semua air yang telah kaulihat, di mana wanita pelacur itu duduk, adalah bangsa-bangsa dan rakyat banyak dan kaum dan bahasa.


    Lewiatan adalah perempuan Babel yang menguasai bangsa-bangsa di dunia.

    Pedang firman menyucikan kita dari dosa Babel atau puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan dosa kawin-mengawinkan (dosa seks dengan berbagai ragamnya, nikah yang salah, kawin-cerai, kawin-mengawinkan).

    Jalan keluarnya adalah air yang banyak (laut bebas) harus masuk dalam tempayan, yaitu harus masuk dalam penggembalaan. Kalau tidak tergembala, pasti akan diduduki oleh Babel. Di dalam kandang penggembalaan, kita mengalami penyucian secara intensif sehingga air tawar menjadi air anggur yang manis.

  4. Penyucian mata kanan.
    Matius 5:29
    5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.

    Yaitu supaya mata hanya memandang kepada Yesus sebagai Imam Besar yang duduk di sebelah kanan Allah Bapa.

  5. Penyucian mulut. Jika "ya" katakan "ya", jika "tidak" katakan "tidak".
    Matius 5:37
    5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.

    Terutama harus jujur dalam hal firman pengajaran yang benar.
    Mulut hanya digunakan untuk mengagungkan Tuhan, berkata-kata dengan Tuhan, menyembah Tuhan.

    Yohanes 9:37-38
    9:37 Kata Yesus kepadanya: “Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!”
    9:38 Katanya: “Aku percaya, Tuhan!” Lalu ia sujud menyembah-Nya.

    Yohanes 9:34-35
    9:34 Jawab mereka: “Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?” Lalu mereka mengusir dia ke luar.
    9:35 Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: “Percayakah engkau kepada Anak Manusia?”


    Diusir artinya sengsara daging bersama Yesus, diperlakukan tidak adil, difitnah, direndahkan, sampai ditinggal seorang diri.
    Saat ditinggal sendiri adalah saat yang tepat untuk bertemu dengan Yesus yang seorang diri di kayu salib. Maka mujizat terjadi.

    Yohanes 9:39-41
    9:39 Kata Yesus: “Aku datang ke dalam dunia untuk menghakimi, supaya barangsiapa yang tidak melihat, dapat melihat, dan supaya barangsiapa yang dapat melihat, menjadi buta.”
    9:40 Kata-kata itu didengar oleh beberapa orang Farisi yang berada di situ dan mereka berkata kepada-Nya: “Apakah itu berarti bahwa kami juga buta?”
    9:41 Jawab Yesus kepada mereka: “Sekiranya kamu buta, kamu tidak berdosa, tetapi karena kamu berkata: Kami melihat, maka tetaplah dosamu.”


    Mujizat rohani adalah pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
    Merasa buta artinya merasa tidak layak, merasa banyak kekurangan, tidak melihat kesalahan orang lain sebab kita sendiri banyak kesalahan. Juga tidak melihat kebesaran orang lain supaya tidak menjadi iri dan tidak menjilat.
    Merasa buta juga artinya merasa kecil dan tidak berdaya sehingga hanya melihat kebesaran Tuhan dan kebesaran firman pengajaran yang benar.
    Kalau mujizat rohani terjadi, maka mujizat jasmani juga akan terjadi, yang mustahil menjadi tidak mustahil. Langkah-langkah hidup kita adalah langkah mujizat. Sampai mujizat terakhir adalah kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, layak menyambut kedatanganNya kedua kali di awan-awan yang permai.


Tuhan memberkati.