Ibadah Raya Malang, 08 Juli 2012 (Minggu Pagi)
Matius 27 secara keseluruhan menunjuk pada 7 percikan darah di atas Tabut Perjanjian.ad. 3. Yesus diolok-olok.
Matius 27:27-31
27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.
Olokan yang diterima Yesus:
Kehidupan yang mengolok kemuliaan Yesus adalah hamba Tuhan/pelayan Tuhan/anak Tuhan yang memiliki hati dan pikiran yang seperti duri.
Markus 7:21-23
7:21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan,
7:22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan.
7:23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang."
Hati dan pikiran yang seperti duri ini berisi 12 keinginan jahat dan najis.
Kejadian 6:5-6
6:5 Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,
6:6 maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya.
Jika hati dan pikiran seperti duri, maka perbuatan dan perkataan juga akan seperti duri, yaitu memilukan hati Tuhan, memalukan Tuhan.
Terutama klimaksnya adalah dalam nikah yang salah, yaitu menikah hanya untuk memuaskan hawa nafsu daging. Ini merupakan duri yang menusuk hati Tuhan.
Kejadian 6:2
6:2 maka anak-anak Allah melihat, bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil isteri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja yang disukai mereka.
Kejadian 26:34-35
26:34 Ketika Esau telah berumur empat puluh tahun, ia mengambil Yudit, anak Beeri orang Het, dan Basmat, anak Elon orang Het, menjadi isterinya.
26:35 Kedua perempuan itu menimbulkan kepedihan hati bagi Ishak dan bagi Ribka.
Perbuatan dan perkataan yang seperti duri akan menusuk hati orang tua, dan puncaknya juga terjadi dalam nikah.
Ibrani 13:17
13:17 Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.
Perbuatan dan perkataan yang seperti duri juga akan membuat gembala berkeluh kesah. Akibatnya adalah doa penyautan terhalang sehingga keadaan jemaat adalah tanpa tudung, dan memberi kesempatan terbuka bagi musuh-musuh untuk menyerang.
Kalau sudah menusuk Tuhan, menusuk orang tua, menusuk gembala, akibat terakhir adalah menusuk diri sendiri. Artinya adalah hidup dalam suasana kutukan, kepedihan hati, kepahitan hati, kesusahan, kegagalan, sampai hidup dalam dosa bahkan puncaknya dosa. Kehidupan yang semacam ini hanya menunggu untuk dibakar oleh Tuhan.
Ibrani 6:8
6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
Sikap yang benar adalah:
Bagaimana kita bisa memuliakan Tuhan, membahagiakan orang tua, membuat hati gembala bergembira? Ini semua kembali pada hati nurani. Kita harus memiliki hati nurani yang baik.
Hati nurani yang baik ini diperoleh lewat baptisan air.
1 Petrus 3:20-21
3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,
Dalam baptisan air yang benar, kita lahir baru dari Tuhan, sehingga kita memiliki hati nurani yang baik. Kalau hati nurani baik, maka bukan diisi dengan 12 duri, tetapi diisi dengan 12 roti (2 susun roti, masing-masing 6 tumpuk). Angka 66 ini menunjuk pada 66 buku dalam Alkitab. Artinya hati nurani yang baik akan diisi dengan firman pengajaran yang benar.
Tanda hati nurani diisi firman pengajaran yang benar:
Kalau kita hidup benar, taat dengar-dengaran, dan tergembala dengan baik, maka kita akan bisa memuliakan dan mengagungkan Tuhan.
Prakteknya:
Tuhan memberkati.