Ibadah Raya Malang, 15 Juli 2012 (Minggu Pagi)

Matius 27 secara keseluruhan menunjuk pada 7 percikan darah di atas Tabut Perjanjian.
Artinya sekarang adalah sengsara yang dialami Yesus sampai mati di kayu salib untuk menyelamatkan, menyucikan, sampai menyempurnakan kita semua.

Dalam Matius 27 terdapat 7 cerita yang menunjuk pada 7 sengsara yang dialami oleh Yesus sampai mati di kayu salib, yaitu:
  1. Matius 27:1-10, Yesus diserahkan pada Pilatus dan kematian Yudas Iskariot.
  2. Matius 27:11-26, Yesus di hadapan Pilatus.
  3. Matius 27:27-31, Yesus diolok-olok
  4. Matius 27:32-50, Yesus disalibkan.
  5. Matius 27:51-56, mujizat-mujizat saat kematian Yesus.
  6. Matius 27:57-61, Yesus dikuburkan.
  7. Matius 27:62-66, kubur Yesus dijaga.
ad. 3. Yesus diolok-olok.
Matius 27:27-31
27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan.

Ada 3 macam olokan yang diterima Yesus:
  1. Serdadu mengenakan jubah ungu kepada Yesus, artinya sekarang adalah mengolok-olok kewibawaan Yesus sebagai Raja.
    Kewibawaan Raja adalah menang atas dosa. Kalau kita masih mempertahankan dosa, itu sama dengan mengolok-olok Yesus.

  2. Memahkotai Yesus dengan mahkota duri.
    Sebenarnya mahkota Yesus sebagai Raja segala raja adalah pelangi, mahkota kemuliaan.
    Memahkotai Yesus dengan mahkota duri sama dengan mengolok-olok kemuliaan Yesus sebagai Raja.
    Prakteknya adalah perbuatan dan perkataan memilukan Tuhan, memedihkan hati orang tua, membuat gembala berkeluh kesah.

  3. Serdadu memberikan sebatang buluh/tongkat komando kepada Yesus, dan memukulkannya ke kepala Yesus.
    Tongkat komando adalah kuasa seorang Raja.
    Jadi, di sini serdadu mengolok-olok kuasa Yesus sebagai Raja.


Kisah Rasul 1:6-8
1:6 Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: "Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?"
1:7 Jawab-Nya: "Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.
1:8 Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi."

Kuasa Yesus sebagai Raja adalah kuasa Roh Kudus.

Yohanes 16:7
16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.

Yesus pergi artinya Yesus mati, bangkit, dan naik ke Sorga untuk mencurahkan kuasa Roh Kudus.

Mengolok-olok kuasa Yesus sebagai Raja artinya sekarang secara rohani adalah mengolok-olok atau menolak kuasa Roh Kudus.

Yohanes 14:16-18
14:16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya,
14:17 yaitu Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.
14:18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.

Akibat kehidupan yang tanpa Roh Kudus adalah bagaikan yatim piatu, hanya ditandai kelemahan-kelemahan daging.
Sehebat apapun hamba Tuhan/pelayan Tuhan/anak Tuhan, kalau menolak kuasa Roh Kudus maka hanya bagaikan debu tanah liat.

Ada 3 macam kelemahan daging yang utama:

  1. Kelemahan daging dalam menghadapi suara asing/ajaran sesat/gosip-gosip, yaitu tidak tegas untuk menolak suara asing.
    1 Timotius 4:1
    4:1 Tetapi Roh dengan tegas mengatakan bahwa di waktu-waktu kemudian, ada orang yang akan murtad lalu mengikuti roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan

    Akibatnya adalah:
    • mulai bimbang terhadap pengajaran yang benar,
    • gugur, murtad dari iman,
    • sampai disesatkan sehingga kehilangan arah yang benar ke Sorga. 
    Jika kita diurapi dan dipenuhkan oleh Roh Kudus, maka kita akan memiliki ketegasan untuk:
    • Menolak suara asing/ajaran lain/gosip-gosip = tidak memberi kesempatan untuk mendengar, tidak ingin tahu sama sekali.
    • Berpegang teguh pada ajaran yang benar dan taat dengar-dengaran apapun resikonya. 


    Hasilnya:

    • Kita mengalami penyucian dari dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan.
      1 Petrus 1:22
      1:22 Karena kamu telah menyucikan dirimu oleh ketaatan kepada kebenaran, sehingga kamu dapat mengamalkan kasih persaudaraan yang tulus ikhlas, hendaklah kamu bersungguh-sungguh saling mengasihi dengan segenap hatimu.

      Kalau hidup dalam kesucian, maka kita akan bisa saling mengasihi dengan kasih yang tulus ikhlas. Ini sama dengan hidup dalam kerukunan, yang mengarah pada kesatuan tubuh Kristus yang sempurna. Kehidupan yang diurapi Roh Kudus akan ada ketegasan untuk dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus.

      Ketegasan = kesucian = kerukunan.

      Bait Allah Salomo dibangun di Gunung Moria, tempat di mana Ishak akan dipersembahkan. Apapun yang kita korbankan untuk pembangunan tubuh Kristus tidak akan kembali sia-sia, sebab kita berhadapan dengan Yehova Jireh yang akan mengganti semuanya.

    • Kita menerima hikmat dari Sorga yang membuat kita berhasil di tengah krisis.
      Pengkhotbah 10:10
      10:10 Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

      Semua usaha yang kita lakukan kalau tidak ada hikmat dari Tuhan, maka pasti akan sia-sia. Tetapi saat ada hikmat dari Tuhan, maka tidak ada yang mustahil.

  2. Kelemahan daging dalam menghadapi pencobaan/masalah/penderitaan, sehingga menjadi bersungut-sungut, saling menyalahkan, bimbang, kecewa, putus asa, sampai tinggalkan Tuhan.
    Roma 5:1-5
    5:1 Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
    5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
    5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan,
    5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
    5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.

    Yakobus 5:9
    5:9 Saudara-saudara, janganlah kamu bersungut-sungut dan saling mempersalahkan, supaya kamu jangan dihukum. Sesungguhnya Hakim telah berdiri di ambang pintu.

    Saat bersungut dan mengomel, sebenarnya kita sedang berhadapan dengan Hakim yang adil yang akan menghukum.

    Yakobus 5:10-11
    5:10 Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan.
    5:11 Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.

    Kalau diurapi dan dipenuhi Roh Kudus, maka kita akan menjadi tekun dan sabar dalam menghadapi pencobaan seperti Ayub.
    Tekun menunjuk pada ketekunan dalam 3 macam ibadah, ketekunan dalam penggembalaan, yaitu:
    • Pelita Emas --> ketekunan dalam Ibadah Raya = minum.
    • Meja Roti Sajian --> ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci = makan.
    • Medzbah Dupa Emas --> ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan = bernafas.

    Dalam penggembalaan kita akan mengalami pertumbuhan menuju kedewasaan rohani.

    Sabar artinya:

    • Sabar dalam menanggung penderitaan bersama Tuhan, sehingga kita bisa selalu mengucap syukur.
    • Sabar dalam menanti waktunya Tuhan. Jangan kita menuntut Tuhan, tetapi biar kita menyerah sepenuh kepada Tuhan. 


    Kalau kita tekun dan sabar, maka kita berhadapan dengan Yesus sebagai Imam Besar yang penuh kasih sayang dan belas kasihan [Yakobus 5:11]. Ini sama dengan mengulurkan tangan kepada Imam Besar dan Yesus sebagai Imam Besar akan segera mengulurkan tangan belas kasihNya untuk:

    • Memberikan kebahagiaan Sorga kepada kita.
    • Menolong kita tepat pada waktuNya secara dobel, yaitu jasmani ditolong dan rohani juga ditolong.
      Ayub menerima kembali semuanya dua kali lipat.

  3. Kelemahan daging dalam menghadapi dosa-dosa, mulai dari virus-virus dosa sampai ulat-ulat dosa yang terus menggerogoti sampai di neraka.
    Roma 8:26-28
    8:26 Demikian juga Roh membantu kita dalam kelemahan kita; sebab kita tidak tahu, bagaimana sebenarnya harus berdoa; tetapi Roh sendiri berdoa untuk kita kepada Allah dengan keluhan-keluhan yang tidak terucapkan.
    8:27 Dan Allah yang menyelidiki hati nurani, mengetahui maksud Roh itu, yaitu bahwa Ia, sesuai dengan kehendak Allah, berdoa untuk orang-orang kudus.
    8:28 Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

    Akibatnya adalah hidup dalam dosa, bahkan menikmati dosa. Kehidupan semacam ini menjadi kering rohani dan tidak bisa menyembah Tuhan.

    Jika kehidupan kita diurapi dan dipenuhi Roh Kudus, maka Roh Kudus sanggup mematikan dosa sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran, menjadi senjata kebenaran, dan menjadi penyembah-penyembah yang benar.
    Roh Kudus menolong kita untuk menjadi penyembah yang benar = mengeluh dan mengerang kepada Tuhan seperti ibu yang akan melahirkan anak.

    Pengkhotbah 11:5
    11:5 Sebagaimana engkau tidak mengetahui jalan angin dan tulang-tulang dalam rahim seorang perempuan yang mengandung, demikian juga engkau tidak mengetahui pekerjaan Allah yang melakukan segala sesuatu.

    Mengeluh dan mengerang = penyerahan sepenuh kepada Tuhan sampai terjadi mujizat.
    • [Roma 8:28] Mujizat secara jasmani, yaitu Tuhan sanggup menjadikan semua baik pada waktuNya.

    • Mujizat rohani, yaitu pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani.
      Efesus 3:16
      3:16 Aku berdoa supaya Ia, menurut kekayaan kemuliaan-Nya, menguatkan dan meneguhkan kamu oleh Roh-Nya di dalam batinmu,

      Manusia baru adalah kuat dan teguh hati.

      Roma 12:11
      12:11 Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan.

      2 Raja-raja 2:11
      2:11 Sedang mereka berjalan terus sambil berkata-kata, tiba-tiba datanglah kereta berapi dengan kuda berapi memisahkan keduanya, lalu naiklah Elia ke sorga dalam angin badai.

      Manusia baru juga setia dan berapi-api dalam pengajaran dan pelayanan. Hasilnya adalah Elia terangkat ke Sorga. Kalau kita setia dan berapi-api dalam pengajaran dan pelayanan, maka kita juga akan mengalami pengangkatan sampai suatu waktu terangkat ke Sorga.

      Keluaran 15:19
      15:19 Ketika kuda Firaun dengan keretanya dan orangnya yang berkuda telah masuk ke laut, maka TUHAN membuat air laut berbalik meliputi mereka, tetapi orang Israel berjalan di tempat kering dari tengah-tengah laut.

      Sehebat apapun kita, kalau tanpa api sebenarnya hanya naik kereta Firaun yang akan tenggelam.
      Tetapi sesederhana apapun, kalau mau menerima api Roh Kudus, kita akan terangkat sampai ke Sorga.



Tuhan memberkati.