Ibadah Raya Surabaya, 01 Januari 2017 (Minggu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah kasih sayang, damai sejahtera dan berkat TUHAN senantiasa dilimpahkan dalam hidup kita sekalian.

Ini ibadah istimewa: tanggal satu bulan satu, itulah tahun baru. Di alkitab juga ada tahun baru dikaitkan dengan perkara rohani; perkara besar.
Keluaran 40: 1-2, 33
40:1.Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
40:2."Pada hari yang pertama dari bulan yang pertamaharuslah engkau mendirikan Kemah Suci, yakni Kemah Pertemuan itu.
40:33.Didirikannyalah tiang-tiang pelataran sekeliling Kemah Suci dan mezbah itu, dan digantungkannyalah tirai pintu gerbang pelataran itu. Demikianlah diselesaikan Musapekerjaan itu.

'hari yang pertama dari bulan yang pertama haruslah engkau mendirikan Kemah Suci' = tahun baru, dimana ada kaitan dengan Tabernakel.

Pada tanggal satu bulan pertama--tahun baru--Musa mendirikan Tabernakel yang jasmani sampai selesai.
Artinya:
Ibadah pelayanan juga harus memuncak sampai pada doa penyembahan.

Kita sudah mendengar berita tutup buka tahun: TAHUN INI ADALAH TAHUN PENYEMBAHAN. Ini merupakan pemuncakan dari ibadah pelayanan kita kepada TUHAN. Di tahun penyembahan, kita akan merasakan suasana takhta sorga di bumi.

"Tahun lalu adalah tahun kegerakan yang gempar. Benar-benar banyak kegerakan yang terjadi. Daerah-daerah yang sulit--orang sulit mau datang karena dihalangi dan lain-lain--tetapi bisa terbuka jalan.
Tahun ini tahun penyembahan, saya merasa ini merupakan pemuncakan dari semuanya: ibadah pelayanan, kunjungan-kunjungan akan memuncak semua sampai pada penyembahan di mana kita merasakan suasana takhta sorga.
"

Semakin kita disucikan, kita semakin dipakai; semakin menyembah TUHAN, semakin kita merasakan suasana takhta sorga sampai betul-betul kalau TUHAN datang kita berada di takhta sorga selamanya.

Inilah tahun baru. Harus dikaitkan dengan pembangunan Tabernakel. Dulu Musa membangun yang jasmani, sekarang artinya: pembangunan tubuh Kristus yang sempurna lewat ibadah pelayanan dan penyembahan kepada TUHAN.

Kalau mau menjadi tubuh Kristus yang sempurna/mempelai wanita sorga, prosesnya disebut dengan PEMBAHARUAN/keubahan hidup--namanya tahun baru, berarti suatu pembaharuan.

Jadi, lewat ibadah pelayanan kepada TUHAN dan doa penyembahan kita akan mengalami pembaharuan/keubahan hidup sedikit demi sedikit sampai sempurna seperti Dia; sampai menjadi tubuh Kristus yang sempurna--mempelai wanita sorga--yang layak untuk masuk Yerusalem baru/takhta sorga selamanya.

Di dalam Wahyu 21, pembaharuan ini disebut dengan istilah 'MENGHIASI'. Calon mempelai wanita harus dihiasi--dibaharui. Itu gunanya kita beribadah melayani TUHAN sesuai dengan jabatan kita masing-masing. Mari aktif melayani sampai puncaknya yaitu bisa menyembah TUHAN. Di situ kita mengalami pembaharuan sedikit demi sedikit sampai sempurna seperti Dia--menjadi mempelai wanita sorga yang layak untuk duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga/Yerusalem baru.

Wahyu 21: 2
21:2.Dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari sorga, dari Allah, yang berhiasbagaikan pengantin perempuanyang berdandan untuk suaminya.

Ada perhiasan secara jasmani--dihias secara jasmani. Harus! Terutama seorang wanita, boleh berhias/berdandan secara jasmani untuk suaminya ('berdandan untuk suaminya').
Jangan salah! Banyak kali suami tidak suka isteri berdandan seperti itu, tetapi isteri ngotot. Salah! Ini berdandan untuk siapa? Seringkali kita berdandan untuk laki-laki lain. Jangan! Secara jasmani, kalau berdandan harus dengan persetujuan suami.

Tetapi yang dipentingkan di sini adalah berhias/berdandan secara rohani.

Jadi, dibaharui sama dengan dihiasi/berdandan secara rohani sampai sempurna seperti Yesus.
Lewat ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan masing-masing, mari, layani sungguh-sungguh sampai bisa menyembah TUHAN--puncak ibadah pelayanan. Di situlah kita dihiasi--dibaharui--sampai sempurna.

Ada tiga macan perhiasan mempelai wanita:
  1. Yeremia 2: 32
    2:32.Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuanmelupakan ikat pinggangnya? Tetapi umat-Ku melupakan Aku, sejak waktu yang tidak terbilang lamanya.

    Perhiasan mempelai wanita yang pertama: ikat pinggang.

    Yesaya 11: 5
    11:5.Ia tidak akan menyimpang dari kebenaran dan kesetiaan, seperti ikat pinggangtetap terikat pada pinggang.

    Ikat pinggang menunjuk pada kesetiaan dan kebenaran--SETIA DAN BENAR.
    Kita harus beribadah melayani TUHAN sesuai dengan jabatan pelayanan yang TUHAN percayakan kepada kita dengan setia dan benar.

    Yang dilihat/dinilai bukan hebat tidaknya, tetapi setia dan benar atau tidak. Jabatan itu dari TUHAN--terserah mau melayani apa--, tetapi yang dinilai adalah setia dan benar.

    Lukas 17: 7-8
    17:7."Siapa di antara kamu yang mempunyai seorang hamba yang membajak atau menggembalakan ternak baginya, akan berkata kepada hamba itu, setelah ia pulang dari ladang: Mari segera makan!
    17:8.Bukankah sebaliknya ia akan berkata kepada hamba itu: Sediakanlah makananku. Ikatlah pinggangmudan layanilah aku sampai selesai aku makan dan minum. Dan sesudah itu engkau boleh makan dan minum.

    Sudah kerja di ladang, kena panas dan hujan, setelah pulang ke rumah bukan boleh makan atau minum, tetapi masih harus mengikat pinggang--inilah hamba TUHAN--, melayani lagi untuk tuannya makan dan minum, sampai tuannya puas, setelah itu barulah ia boleh makan. Itulah ikat pinggang--perhiasan mempelai wanita.

    Jadi, jika kita setia dan benar--berikat pinggang--dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, itu sama dengan memberi makan dan minum kepada Yesus--memuaskan hati Yesus.
    Sekali lagi, bukan bentuk pelayanannya, tetapi yang dinilai adalah kesetiaan dan kebenarannya. Harus setia dan benar! Itu baru bisa memberi makan dan minum kepada Yesus--memuaskan hati TUHAN.

    Hasilnya:

    • Hasil pertama: 'sesudah itu engkau boleh makan dan minum'= secara jasmani: TUHAN menyediakan makan dan minum bagi kita; memeliharahidup kita dalam kelimpahan--selalu mengucap syukur pada TUHAN.
      Urusan makan-minum adalah urusan TUHAN, urusan kita adalah setia dan benar--memberi makan dan minum kepada Yesus.

      Urusan masa depan  juga urusan TUHAN; semua adalah urusan TUHAN. Yang penting kita bisa memberi makan dan minum kepada Yesus.

      Nomor satu adalah gembala, harus setia dan benar. Kalau gembala sudah tidak setia dan benar, sudah tidak ada harapan. Gembala dulu yang setia dan benar, baru jemaat bisa setia dan benar, dan TUHAN dipuaskan.

    • Hasil kedua: secara rohani: TUHAN memberikan kepuasan sorga/kebahagiaankepada kita; kita merasa puas dalam ibadah.
      Buktinya: kita bisa menjadi saksi TUHAN, bukan bergosip.
      Kalau bergosip, akan kering.

      Mari, di rumah jadi saksi, di gereja jadi saksi, antar penggembalaan jadi saksi, di mana-mana kita menjadi saksi. Itulah kepuasan.
      Tidak usah ditanya: puas atau tidak dalam ibadah? Cukup dilihat dari penampilan dan kelakuan sehari-hari. Kalau puas, kita akan bersaksi. Kalau gembala dan jemaat dipuaskan--bisa bersaksi--, jiwa-jiwa akan datang. Bukan gembalanya yang beranak domba, tetapi jemaat--domba--yang beranak domba. Kalau bergosip, domba yang ada malah pergi.

    • Hasil ketiga: kalau sudah puas secara jasmani dan rohani, ibadah yang disertai rasa puas itu akan mendatangkan keuntungan besar.
      1 Timotius 6: 6
      6:6.Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

      Keuntungan besar adalah dua sayap burung nasar yang besar, bukan uang banyak. Ini gunanya kita beribadah, yaitu sampai mendapatkan keuntungan besar; kita mendapatkan dua sayap burung nasar yang besar. 
      Kalau keuntungan besar hanya diukur dari uang, gereja besar, di dunia ini--di luar TUHAN--, uangnya lebih banyak. Tetapi keuntungan besar adalah dua sayap burung nasar yang besar, lebih besar dari apapun di dunia ini.

      Kegunaan dua sayap burung nasar yang besar:

      1. Menyingkirkan kitake padang gurun, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama 3,5 tahun. Kita dipelihara dan dilindungi secara langsung oleh TUHAN di padang gurun.
        Antikris berkuasa di bumi, tetapi kita sudah mendapatkan dua sayap burung nasar. Kita bebas!

      2. Mengangkat kitauntuk bertemu dengan Yesus di awan-awan yang permai saat Dia datang kembali kedua kali.

    Mari, dalam ibadah pelayanan kita mau apa? Harus sampai pada puncak ibadah pelayanan, yaitu penyembahan. Harus mengalami pembaharuan--tahun baru. Dulu Musa membuat Tabernakel di tahun baru, sekarang artinya kita mengalami pembaharuan/keubahan hidup--dihiasi.

    Perhiasan yang pertama: setia dan benar. Ini sama dengan memakai ikat pinggang. Kita memuaskan TUHAN, dan hasilnya: (1)kita dipelihara oleh TUHAN. Urusan makan-minum dan masa depan adalah urusan TUHAN. Urusan kita adalah setia dan benar.
    Kasih makan-minum kepada Yesus!

    (2)Secara rohani kita dipuaskan, kita bisa menjadi saksi TUHAN dan (3)kita menerima dua sayap burung nasar yang besar. Ini yang sangat dibutuhkan. Zaman antikris nanti semua diblokir, hanya dua sayap ini yang bisa menolong kita. Kita menyingkir ke padang gurun, jauh dari mata antikris yang berkuasa di bumi selama 3,5 tahun; kita dipelihara dan dilindungi oleh TUHAN secara langsung lewat firman pengajaran dan perjamuan suci, sampai satu waktu dua sayap burung nasar yang besar mengangkat kita di awan-awan yang permai untuk bertemu dengan Yesus selamanya.

    Jadi, ibadah pendalaman alkitab penting, itu adalah latihan penyingkiran.

    Ini ibadah istimewa untuk diingatkan pada berita tutup buka tahun: tahun penyembahan--beribadah melayani sampai puncaknya yaitu menyembah TUHAN. Mari, tekuni penyembahan sampai dihiasi--sampai mengalami pembaharuan (tahun baru). Minta perhiasan dari TUHAN! Yang pertama: setia dan benar.

  2. Yakobus 1: 12
    1:12.Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupanyang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

    Perhiasan mempelai wanita yang kedua: mahkota kehidupan--mempelai itu punya mahkota.

    Kidung Agung 3: 11
    3:11.puteri-puteri Sion, keluarlah dan tengoklah raja Salomodengan mahkotayang dikenakan kepadanya oleh ibunya pada hari pernikahannya, pada hari kesukaan hatinya.

    Salomo, mempelai pria punya mahkota, mempelai wanita juga punya mahkota untuk 'hari pernikahannya'--untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba Allah--pernikahan yang rohani.

    Bagaimanacaranya mendapatkan mahktoa kehidupan? Tadi, mahkota kehidupan diberikan TUHAN kepada kehidupan yang TAHAN UJI.
    Yakobus 1: 12
    1:12.Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

    Tahan uji ini untuk menghadapi angin dan gelombang di lautan dunia:

    • Angin= ajaran-ajaran palsu, termasuk gosip-gosip.
      Hati-hati sekarang apalagi dengan adanya media sosial.

      "Sampai presidenpun bingung dan prihatin: Bagaimana rakyat Indonesia sekarang ini, kok gosip terus lewat media sosial. Tetapi lebih celaka lagi kalau gereja TUHAN yang bergosip. Itu sudah benar-benar akhir zaman. Karena itu saya sudah sering memberikan nasihat: gunakan media sosial untuk penyebaran firman. Kadang-kadang anak TUHAN menulis: aku galau. Orang/temannya yang lihat: Dia ke gereja hari minggu, senin, rabu dan sabtu, tetapi galau, untuk apa aku pergi ke geraja? Dia tidak sadar kalau dia jadi sandungan. Coba gunakan untuk membagikan firman lewat apapun yang bisa saudara lakukan, itu jadi berkat bagi orang lain."

      Sekarang ini angin melanda--ajaran palsu dan gosip melanda. Kita harus hati-hati. Ini membuat kering rohani. Kalau kering, berarti tidak ada daya tahan, artinya:

      1. Putus asa, kecewa, dan meninggalkan TUHAN.
      2. Bangga dengan sesuatu di dunia; tidak mengandalkan TUHAN lagi.

    • Gelombang=

      1. Dosa-dosa sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan-minum (merokok, mabuk, narkoba) dan kawin-mengawinkan (percabulan, penyimpangan seks--laki-laki dengan laki-laki, perempuan dengan perempuan--, nikah yang salah--perselingkuhan). Ini terjadi hari-hari ini. Hati-hati!

        "Luar biasa perselingkuhan ini. Kami hamba TUHAN/pelayan TUHAN, luar biasa perselingkuhannya hari-hari ini. Saya bukan menjelekkan orang, tetapi itu awasan untuk saya. Ada seorang hamba TUHAN yang hebat, gelarnya hebat, pelayanannya hebat, tetapi minta didoakan supaya ia jangan berselingkuh seperti teman-temannya yang lain. Baru kenal dengan saya, baru ikut ibadah persekutuan tubuh Kristus. Biasanya kalau baru kenal minta didoakan pelayanannya, tetapi kali ini istimewa. Karena itu saya terngiang-ngiang terus: Doakan saya, supaya saya jangan berselingkuh seperti teman-temanku hamba TUHAN yang lain. 
        Coba bayangkan, kalau itu melanda rumah TUHAN, bagaimana rusaknya gereja TUHAN. Betul-betul rusak gereja TUHAN karena diterpa gelombang di akhir zaman.
        Yang paling saya takutkan adalah sudah rusak, tetapi masih berkhotbah. Munafik! Sidang jemaat ditipu. Karena itu sistem penggembalaan ini paling murni. Orangnya kita saling kenal, pemberitaan firmannya berurutan, tidak bisa belok sana-sini. Paling murni, paling enak. Kalau orang lain yang tidak kita kenal, mungkin hebat tetapi kita tidak tahu apa yang terjadi di belakangnya.
        "

      2. Masalah-masalah yang mustahil di segala bidang.

    Gelombang inilah yang menghantam untuk menenggelamkan perahu kehidupan, nikah, dan pelayanan kita, juga perahu jasmani--ekonomi dan lain-lain--,sampai tenggelam di lautan dunia dan lautan api belerang. Binasa selamanya, tidak mencapai Yerusalem baru--pelabuhan damai sejahtera.

    Ini diizinkan oleh TUHAN, supaya terlihat siapa yang tahan uji dan tidak.

    "Saya juga tidak kuat. Kita ini butuh TUHAN. Waktu Lempin-El saya sudah mau lari karena tidak kuat. Waktu sudah jadi gembala di Malang juga mau lari, tidak kuat saya. Untunglah, doa penyembahan saja yang membuat saya kuat--tahan uji."

    TUHAN izinkan, supaya terjadi perpisahanantara yang tahan uji dan tidak; antara yang layak mendapatkan mahkota dan tidak. Itu semua lewat angin dan gelombang.

    Yesaya 30: 15
    30:15.Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobatdan tinggal diamkamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenangdan percayaterletak kekuatanmu." Tetapi kamu enggan,

    Sikap kitamenghadapi angin dan gelombang adalah DIAM DAN TENANGsecara rohani--seperti Yesus, waktu perahu murid-murid ditimbus gelombang, Ia tidur, lalu Ia bangun dan berkata: Diam! Tenang!.

    • Diam= berdiam diri; mengoreksi diri lewat ketajaman pedang firman. Jangan menyalahkan orang lain!
      Jadi, kalau ada angin dan gelombang, kita justru banyak mendengar firman. Sangat salah kalau kita katakan: Tidak bisa lagi dengar firman, pencobaannya masih berat. Pasti tenggelam.

      Kalau tidak mau dengar firman, siapa yang mau tolong? Pencobaan itu dari setan dengan kuasa maut, siapa yang mau menolong? Siapapun tidak ada yang bisa. Hanya TUHAN yang bisa. Karena itu, dengar firman pengajaran yang menusuk-nusuk kita! Koreksi diri! Kalau ditemukan dosa, mari mengaku pada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Itu saja.

      Angin dan gelombang menerpa, itu akibat dosa. Di mana ada dosa, di situ setan masuk dan menghantam kita. Kalau kita sudah bertobat--kita mengaku, diampuni, dan tidak berbuat dosa--, kita akan diselamatkan.
      Misalnya kapal sudah oleng dah hampir tenggelam, tetapi kita bertobat, kita akan selamat; ada kekuatan TUHAN yang menyelamatkan. Tidak akan tenggelam.

      Baik menghadapi nikah, ekonomi, maupun pelayanan, kita periksa diri. Kalau menyalahkan orang lain, akan makin tenggelam. Justru koreksi diri, dan kita akan selamat.

      Kalau sudah diperiksa tetapi tidak ada dosa, kita diam.

      "Seperti kesaksian terakhir guru, gembala, dan mertua saya: 'Papa sudah koreksi diri. Ini percikan darah. Saya tidak salah. Ingat! Bilang ke Pak Wi, saya tidak salah.' Saya tahu, pesan terakhir beliau kepada saya adalah supaya jangan ikut orang-orang menyalahkan beliau. Sudah mati disalah-salahkan. Karena itu dia bilang ke saya: 'Bilang ke Pak Wi, saya tidak salah. Saya sudah periksa diri, ini percikan darah.' Karena itu saya percaya sampai sekarang. Saya tidak mau ikut-ikut yang lain. Saya tetap percaya: percaya TUHAN dan ajaran-ajaran beliau."

      Kalau tidak salah, kita diam; tidak membela diri, supaya TUHAN yang membela. Kalau TUHAN yang membela, setanpun hancur.
      Itu caranya.

    • Tenang=

      1. Menguasai diri untuk bisa tergembala dengan benar dan baik--seperti Yakub yang tenang di kemah. Esau ke sana ke mari cari ini-itu. Yang daging ia dapatkan--kedudukan, uang--tetapi yang rohani hilang semua.
        Mungkin Yakub diolok, tetapi dia tenang dalam kemah.

        Perhatikan ruangan suci--kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok.
        Janji TUHAN begitu besar kepada kita yaitu bersuasana takhta sorga sampai kita benar-benar duduk di takhta. Tetapi setan akan menghantam kita.

        Urusan kita hanya diam dan tenang, dan TUHAN yang bekerja!Pasti berhasil.
        Dari pada kita yang bekerja melawan setan, mana bisa?

        Kita menguasai diri untuk bisa tergembala dengan benar dan baik. Diri ini banyak keinginan, mau ke sana ke mari, mau lihat sana sini. Seperti Esau, dapat daging kelinci, mau daging kuda; dapat kuda, mau daging yang lainnya lagi.
        Keinginan-keinginan daging itulah yang membuat kita tidak tergembala. Kita menguasai diri dari segala keinginan daging, supaya kita bisa tergembala dengan benar dan baik. Kita berada di ruangan suci--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Ini saja.

      2. Menguasai diri supaya tidak berharap orang lain.

        "Daging biasanya begitu. Baru mau membangun gereja, sudah tidak ingat TUHAN. Saya sudah pengalaman saat mau melanjutkan Lempin-El 'Kristus Ajaib'. Waktu itu om Pong kalau bertemu saya selalu berkata: 'Pak Wi, kalau masih ada Lempin-El, sungguh-sungguh ya. Papa berdoa buat kamu jadi guru dan gembala.' Saya ditumpangi tangan. Setelah beliau meninggal, kami reuni lalu semua mengatakan: 'Lempin-El di Malang.' Saya katakan: 'Jangan sayalah': 'Tidak apa-apa di Malang.' Apa yang saya lakukan? Begitu mau buka Lempin-El, saya langsung ingat teman saya yang pernah bilang dia kenal dengan Bimas Kristen Jawa Timur. Dia membuka sekolah alkitab di organisasinya, teman baik saya dari kecil. Senang saya. Langsung telepon dia, tidak ingat TUHAN.
        Saya datang, ditolak mentah-mentah. Isteri saya, saya tinggal di luar. Gaya sekali, mengandalkan manusia. Begitu di dalam, saya dimarahi, padahal tidak kenal. Tidak bisa tidur tiga hari. Anak dan isteri jadi korban. Tahun 2004, anak saya umur 7 tahun, sampai menangis dia. Kasihan, mereka berdua jadi korban karena mengandalkan sesuatu di dunia.
        Akhirnya isteri saya pelan-pelan berkata: 'Ayo, aku yang antar. Ayolah menyerah.' Dalam pikiran saya, tidak mungkin, tetapi kami berdua menyerah. Kami berdua diterima dengan baik, malah dia ikut ke Toraja. Saya bersaksi kalau kami mau ke Toraja, dulu Pdt In Juwono dan Pdt Pong ke Toraja dengan ratusan orang. Dia--bimasnya--juga mau ikut, padahal tidak kenal dan baru tahu saat itu. Dan dia setuju dengan Lempin-El: 'Oh baik sekali ini, apalagi cuma-cuma.' Dia bingung: 'Sekarang, pak, SPP naik terus, bapak kok cuma-cuma. Luar biasa ini.' Dia mendukung sekali.
        "

      Inilah, seringkali kita tidak bisa menguasai diri--ingin kedudukan dan lain-lain--sampai tidak tergembala dengan benar; sampai meninggalkan pengajaran yang benar, dan seringkali mengandalkan orang, bukan TUHAN.

      Mari, kuasai diri supaya tidak mengandalkan apapun di dunia, tetapi hanya percaya dan berharap TUHAN, sehingga kita bisa berdoa.

    Bertobat dan berdoa, itulah diam dan tenang. Kita mengulurkan tangan kepada TUHAN dan Dia mengulurkan tangan-Nya untuk memegang kita.
    Hasilnya:

    • TUHAN membuat semua teduh; kita merasakan damai sejahtera.
      Kita tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan--kejahatan, kenajisan, kepahitan hati, kekuatiran, ketakutan dan sebagainya--, tetapi hanya mengasihi TUHAN lebih dari semua. Ini orang kuat teguh hati, mau diapakan saja, terserah TUHAN; mau diapakan saja, setan kalah.

      Damai itu kuat teguh hati, tidak bisa dikalahkan aapun.
      Damai itu tahan uji, sehingga semua menjadi enak dan ringan. Semua diselesaikan oleh TUHAN tepat pada waktunya, jangan sampai tenggelam.

    • Hasil kedua: kita mendapatkan mahkota.
      Kita tetap setia berkobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN sesuai dengan karunia dan jabatan yang TUHAN percayakan kepada kita, sampai mendapatkan mahkota dua belas bintang--karunia-karunia yang sudah permanen.

      Semakin setia, semakin meningkat sampai karunia menjadi permanen, itulah mahkota kehidupan; mahkota dua belas bintang; mahkota mempelai, untuk layak menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan.

    Inilah perhiasan rohani kita.
    Musa mendirikan Kemah Suci/Tabernakel di tahun baru, sampai selesai. Jangan tidak selesai! Kita juga. Harus sampai selesai. Kita harus aktif dalam ibadah pelayanan pembangunan tubuh Kristus; aktif dalam ibadah pelayanan sampai puncaknya, yaitu penyembahan, bahkan sampai kita menjadi mempelai wanita sorga--tubuh Kristus yang sempurna.

    Prosesnya: pembaharuan. Lewat doa penyembahan kita mengalami pembaharuan--Yesus naik ke gunung dan wajah-Nya berubah. Lewat ibadah pelayanan dan doa penyembahan, kita dihiasi.
    Perhiasan pertama: ikat pinggang--setia dan benar. Urusan kita hanya setia dan benar--memberi makan dan minum kepada Yesus. Yang lain urusannya TUHAN. Kita mengalami kepuasan dan kebahagiaan. Tidak perlu lagi kita mencari tontonan-tontonan di dunia, jatuh dalam hal merokok, tidak perlu lagi. Kita sudah puas, kita hanya bersaksi--membawa keharuman Yesus--dan banyak jiwa dimenangkan. Sampai kita mendapatkan dua sayap burung nasar yang besar--keuntungan besar. Ini penting! Kalau tidak ada dua sayap, kita tidak bisa menyingkir dan terangkat--kita diterkam antikris. Harus ada dua sayap, itulah ibadah pelayanan dan penyembahan.

    Perhiasan kedua: kita harus tahan uji--mahkota mempelai. Ini disediakan bagi orang yang tahan uji menghadapi angin dan gelombang. Caranya: belajar pada Yesus, yaitu diam dan tenang= bertobat, tergembala yang baik dan berdoa kepada TUHAN; menyerah sepenuh pada TUHAN dan Dia yang bertindak.
    Begitu saja, lebih enak.

    "Seperti yang tadi soal Lempin-El: 'Terserah TUHAN, kalau kehendak-Mu, jadi. Kalau tidak, ya tidak, berarti bukan kepercayaan TUHAN kepada saya, saya serahkan pada yang lain. Begitu saja. Menyerah. Dari pada dipikir, lebih baik menyerah. TUHAN tolong kita semua.'"

    Kita tahan uji sampai mendapatkan mahkota.

  3. 1 Petrus 3: 4-6
    3:4. tetapi perhiasanmuialah manusia batiniahyang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembutdan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah.
    3:5. Sebab demikianlah caranya perempuan-perempuan kudus dahulu berdandan, yaitu perempuan-perempuan yang menaruh pengharapannya kepada Allah; mereka
    tundukkepada suaminya,
    3:6. sama seperti Sara taat kepada Abraham dan menamai dia tuannya. Dan kamu adalah anak-anaknya, jika kamu berbuat baik dan tidak takut akan ancaman.

    Perhiasan mempelai wanita yang ketiga: perhiasan rohani--bagaikan emas--; perhiasan batiniah/emas secara rohani, yaitu:

    • Lemah lembut=

      1. Kemampuan untuk menerima firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua sekeras dan setajam apapun, untuk menyucikan dosa-dosa sampai puncaknya dosa.

        Firman pengajaran yang keras menusuk dan menegor kita--menunjukkan salah kita--untuk menyucikan kita. Banyak orang tidak mau ditegor, itu berarti keras hati, belum melembut.

        Biar lewat ibadah pelayanan dan penyembahan--puncaknya--kita mengalami tahun baru--pembaharuan/dihiasi.

        "Kaum muda, hati-hati pada orang tua. Nanti menyesal. Jangan! Dulu Pdt In Juwono (alm.) cerita saat saya ikut kaum muda: 'Yang masih punya dua orang tua, berbahagia.' Waktu itu kedua orang tua saya masih ada. Saya kurang mengerti, merasa biasa saja. 'Yang tinggal satu, lebih sungguh-sungguh menghormati orang tua! Jangan menyesal!' Saya anggap angin lalu, biasa saja karena kedua orang tua saya masih ada.
        Tetapi ketika ayah saya meninggal, firman itu bekerja, ingat lagi. Betul, rugi sekali, belum bisa membalas apapun. Sungguh-sungguh! Terima tegoran orang tua! Apalagi ditegor orang tua yang melahirkan dan membesarkan kita. Kenapa harus marah? Apalagi TUHAN yang menegor, jangan marah!
        "

        Herodes marah saat ditegor soal nikahnya yang tidak benar. Ditegor itu maksudnya untuk ditolong. Untuk apa hamba TUHAN menegor orang? Cari masalah? Tidak! Tetapi untuk menolong dia. Kalau tidak mau--keras hati--, habislah dia.
        Mari, sungguh-sungguh, lemah lembut hari-hari ini: anak pada orang tua, suami-steri. Kita menerima firman untuk menyucikan kita; kita saling menasihati dan menegor apa yang salah.

        "Kaum muda, sekali lagi, jangan melawan orang tua! Waktu ayah saya sudah meninggal, tinggal ibu saja, kalau ada salah satu di antara kami anak-anaknya masih mengganggu gugat ibu, kami teriak: 'Sudah cukup ayah yang meninggal. Jangan tambah lagi!' Marah kita. Sadar dia. 'Orang tua jangan dilawan, sudah cukup satu jadi korban kita.' Itu yang saya katakan. 'Jangan ditambah lagi!' Mau melembut semua. Karena saya ini orangnya keras. Ketika om Yo meninggal, saya menangis di belakang. Saya merasa jadi salah satu penyebab beliau meninggal. Om Pong meninggal juga gara-gara saya. Untuk Lempin-El saja beliau sampai sering menegor saya. Masih kurang."

        Mari, melembut, saya juga masih harus melembut.

        Jadi kita bisa menerima firman yang kerasuntuk menyucikan dan menerima tegoran/nasihatdari orang tua atau siapapun yang berniat menolong kita; yang sesuai firman. Sangat keras dan sombong kalau tidak mau ditolong.

      2. Kalau sudah bisa menerima firman, kita bisa menerima orang lain dalam kekurangan/kesalahannya.
        Orang sudah bersalah lalu mengaku, kita ampuni dan lupakan. Isteri dalam keadaan salah, ia sudah sengsara--orang berdosa itu sudah sengsara--, tetapi lebih sengsara lagi saat minta ampun kita katakan: Aku tidak mau lupakan. Dia seperti sudah dimasukkan dalam neraka.

        Butuh kelemahlembutan untuk mengampuni dosa orang lain dan melupakan. Kalau tidak mengampuni, ia juga tidak diampuni oleh Bapa.
        Mari, kita sungguh-sungguh lemah lembut malam ini.

      3. Kita bisa menerima orang lain dalam kelebihannya. Jangan pikir kalau orang lain ada kelebihan kita senang. Isteri lebih tinggi gaji atau kedudukannya kita senang, belum tentu. Ada laki-laki yang gengsi, dia ngomel terus. Janganlah!

        "Kami hamba TUHAN juga, seperti Kain terhadap Habel, ada orang dipakai malah tidak suka. Kalau saya dulu, Pdt Pong dipakai TUHAN, saya cari rahasianya. Saya fellowship terus supaya bisa dapat juga, bukan menggosipkan. Sampai saya ikut terangkat juga dalam pelayanan. Salah satunya soal puasa: 'Pak Wi, puasa ya.': 'Iya, Pa.': 'Penting itu.' Sampai kalau mengajar dan pegang bolpen, saya tiru, karena beliau berkata: 'Pak Wi, inilah, setumpul-tumpulnya pensil, masih lebih tajam dari otak kita.' Jadi kita di mimbar seringkali menerima wahyu, saya catat. Saya selalu bawa banyak bolpen sampai yang jaga bandara tanya: 'Apa ini, Pak?': 'Bolpen.': 'Oh kok banyak sekali.' Di alkitab saya banyak catatan-catatan. Saya tiru: 'Oh ini rahasianya.' Saya berfellowship, saya ikuti terus."

    • Tenteram= pendiam=

      1. Tidak banyak berkomentar terutama yang negatif.

        "Di media sosial, saya bilang: jangankan komen, bacapun jangan. Nanti kita ikut di dalamnya. Di situ kita kering. Biar saja, itu urusan dia dengan TUHAN. Tidak usah kita pusing. Kalau kita diam, nanti dia yang dibuat pusing oeh TUHAN. Kalau kita ikuti, kita yang pusing. Rugi!"

        Jangan banyak berkomentar yang negatif! Di rumah tangga, jangan banyak berkomentar yang negatif!

      2. Tidak bergosip.
      3. Tidak melawan.
      4. Tidak memberontak.

    • Penurut= tunduk= taat dengar-dengaransampai daging tidak bersuara.
      Untuk seorang wanita, puncak penundukanadalah tidak mengajar dan memerintah laki-laki di dalam rumah tangga--suaminya--dan ibadah.

      Seperti Hawa terhadap Adam, kalau wanita mengajar dan memerintah laki-laki, itu seperti memberi buah terlarang; sama dengan menelanjangi nikah dan tahbisan--begitu makan buah terlarang, langsung telanjang.

      Wanita mengajar dan memerintah laki-laki, itu berarti wanita mau menjadi kepala. Ini sama dengan memasukkan ular  untuk jadi kepala dalam nikah dan tahbisan. Hancur semua! Merpatinya lari semua, tidak ada yang tulus, ular semua. Baru ditanya: Benar tidak?: Ya benar, tetapi.... Itu ular. Tidak berani dia. Kalau ya katakan: ya, tidak katakan: tidak, itulah TUHAN sebagai kepalanya.

      Mari, sungguh-sungguh.
      1 Petrus 5: 5-6=> pasal penggembalaan.
      5:5.Demikian jugalah kamu, hai orang-orang muda, tunduklahkepada orang-orang yang tua. Dan kamu semua, rendahkanlah dirimu seorang terhadap yang lain, sebab: "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati."
      5:6.Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya.

      Kehidupan yang tergembala itu juga tunduk.
      Tunduk--taat sampai daging tidak bersuara--sama dengan mengulurkan tangan kepada TUHAN.

      Abraham taat disuruh mempersembahkan anaknya.
      Janda Sarfat, bangsa kafir yang tidak bisa apa-apa, tinggal makan dan mati. Bangsa kafir ini sudah mau matipun masih egois, tetapi TUHAN tolong.

      TAAT sampai daging tidak bersuarasama dengan mengulurkan tangan pada TUHAN ('terserah Kau, TUHAN') dan Dia mengulurkan tangan kasih-Nya yang besar untuk meninggikan kita pada waktunya. Kita tinggal tunggu waktu TUHAN. Kita tinggal angkat tangan saja. Kalau TUHAN sudah mengulurkan tangan, sudah selesai. Kita tinggal menyerah saja.

      "Saya sudah memberi contoh, untuk beli tanah di Malang 22 tahun menunggu. Di hati kecil saya pikir sudah tidak mungkin. Dulu om Pong mau membelikan untuk Lempin-El tetapi harganya dinaikkan. Saya bukan dibelikan, tetapi dimarahi. Hati kecil saya: Mana bisa beli? Apalagi tiga tahun yang lalu, harganya 3 milyar, dari mana? Tunggu waktu TUHAN. Pas 22 tahun. Tinggal menyerah saja. Sudah tidak mungkin, sudah transaksipun, saya sudah gemas dan mau saya batalkan. Ada jemaat kami yang jadi notaris di Malang berkata: 'Kok misterius, om?': 'Ya sudah, terakhir nanti saya telpon, kalau tidak ketemu hari Rabu, saya batalkan.' Terserah TUHAN. Ternyata dia masih melunak dan ketemu hari Rabu. Menunggu waktu TUHAN."

      Kita hanya mengulurkan tangan. Apa saja persoalan, kesulitan, dan keterpurukan kita, asalkan kita sudah dihiasi. Urusan kita adalah dihiasi: setia dan benar, diam dan tenang, dan tunduk. Sudah, itu saja. Kita sedang dihiasi oleh TUHAN. Nanti Dia yang mengulurkan tangan untuk meninggikan kita tepat pada waktunya.

      Meninggikan pada waktunya, artinya:

      1. Tangan anugerah TUHAN yang besar mengangkat kitadari kegagalan-kegagalan sehingga menjadi berhasil dan indah pada waktunya.
        Ditulis 'pada waktunya', karena tugas kita hanya menunggu, yang bekerja adalah TUHAN.

        Sabarlah! TUHAN yang bekerja untuk kita. Kita hanya menunggu. Menunggunya dalam bentuk dihiasi menjadi setia dan benar, diam dan tenang, sampai taat. Sudah itu tugas kita. Tinggal tunggu waktu TUHAN. Semua berhasil, indah, dan bahagia pada waktunya.

      2. Tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup menyelesaikan semua masalahyang mustahil pada waktunya.
      3. Tangan anugerah TUHAN yang besar sanggup memakai kehidupan kitadalam kegerakan hujan akhir tepatpada waktunya.

        "Saya ingat pengalaman saya. Dulu, jam kantor di Johor itu jam 8. Ada bank di hotel Majapahit, tiap sabtu ada renungan pagi. Saya disuruh melayani. Kalau tidak salah jam 6.30 sampai jam 8. Jadi saya pas ke Johor jam 8. Tetapi saya dilaporkan kalau terlambat masuk kantor--saya sudah tanya om Pong, mungkin beliau lupa karena sudah lama. Saya dipanggil: 'Pak Wi tugasmu apa?': 'Mengetik di komputer, om': 'Ya, itu tugasmu, tidak usah berkhotbah, tetapi mengetik saja.': 'Iya, om.' Untung saya tidak melawan: 'Saya ini hamba TUHAN, untuk apa mengetik dan tidak khotbah?' Kalau melawan, sekarang saya mengetik, tidak khotbah. Tetapi karena saya ingat ini guru saya, bagi saya tidak ada masalah. Sekarang khotbah tidak berhenti-henti. Mengetik di komputernya sulit sekarang.
        Di Amerika saya ditanya oleh pendetanya: 'Laptopnya di mana, pak?': 'Tidak ada, saya pakai alkitab saja.' Pulang, saya dibelikan laptop dan diajari caranya. Saya coba karena dulu saya di bagian komputer, tetapi tidak bisa. Itulah, saya ingat. Kalau saya melawan om Pong, sekarang saya mengetik. Tetapi karena dulu saya tunduk, belum waktunya TUHAN saat itu, saya diam saja. Tetapi sekarang sudah waktu-Nya, saya khotbah tidak berhenti-henti.
        "

        Mari, tunggu waktu TUHAN! Semua indah dan dipakai oleh TUHAN.

      4. Sampai kalau Yesus datang kembali kedua kali kita diubahkanmenjadi sempurna seperti Dia. Kita diangkat di awan-awan yang permai. Kita bersama dengan Dia pada waktunya, yaitu waktu Yesus datang kembali kedua kali. Kita bersama Dia di Yerusalem baru--takhta sorga--selamanya.
Pada tahun baru ini banyak tugas kita, tetapi jangan lupa kaitkan dengan yang rohani!
Tanggal satu bulan satu, Musa mendirikan Tabernakel sampai selesai.

Banyak kerja, silahkan, kuliah yang keras, tetapi jangan lupa, kaitkanlah tahun baru ini dengan aktif dalam pembangunan tubuh Kristus sampai menyembah TUHAN.
Puncak ibadah pelayanan adalah menyembah TUHAN. Di situ kita dibaharui/dihiasi:
  1. Ikat pinggang= setia dan benar. Kita sudah puas, dipelihara TUHAN, dan diberi dua sayap burung nasar yang besar.
  2. Diam dan tenang--teduh. Semua menjadi enak dan ringan.
  3. Penundukan. Semua indah dan berhasil, semua dinaikkan pada waktunya, sampai sempurna.
Jangan putus asa atau bangga, tetapi serahkan semua pada TUHAN! Yakinlah! Dia menjadi buruk dan hancur supaya semua jadi indah pada waktunya.

Mari, di tahun yang baru ini, perbaharui komitmen kita dengan TUHAN! Mungkin mata masih melihat sesuatu yang buruk, gagal, tidak baik, tidak indah dan lain-lain. Yakin, TUHAN tolong kita. Yang sudah berhasil jangan sombong, semua karena tangan anugerah TUHAN. Serahkan pada TUHAN, biar Dia tetap memegang kita.

Sungguh-sungguh, ini penentuan!Tanggal satu bulan satu menentukan yang selanjutnya sampai selesai--sampai Yesus datang kedua kali. Serahkan hidup kepada Dia! Sungguh-sungguh!
Jangan ragu/bimbang! Mungkin mata kita melihat: Kok begini? Serahkan semua!

Kalau tidak ada yang tahu, kesempatan, hanya TUHAN yang tahu. Jangan mundur! Jangan putus asa! Biar TUHAN menghiasi kita. Jangan ada keraguan!

TUHAN memberkati.