Ibadah Raya Surabaya, 03 November 2013 (Minggu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Tema Ibadah Persekutuan di Medan: "Wahyu 19: 9".
19:9. Lalu ia berkata kepadaku: "Tuliskanlah: Berbahagialah mereka yang diundang ke perjamuan kawin Anak Domba." Katanya lagi kepadaku: "Perkataan ini adalah benar, perkataan-perkataan dari Allah."

Ini merupakan nikah rohani dan perkataan yang benar.
Alkitab dibuka dengan kitab Kejadian yang memuat nikah jasmani yang sudah dihancurkan dan ditelanjangi dengan dosa.
Ketelanjangan/kehancuran nikah ini berlangsung terus sampai akhir jaman.
Praktiknya:
Tapi kita bersyukur, sebab Alkitab ditutup dengan kitab Wahyu yang memuat perjamuan kawin Anak Domba (nikah yang rohani/nikah yang sempurna).
Perjamuan kawin Anak Dombaadalah pertemuan antara Yesus yang datang kedua kali dalam kemuliaan sebagai Raja dan Mempelai Pria Surga dengan sidang jemaat yang sempurna (mempelai wanita Surga) di awan-awan yang permai.
Sesudah itu, kita masuk kerajaan 1000 tahun damai (Firdaus yang akan datang). Sesudah itu, masuk Yerusalem Baru (kerajaan Surga yang kekal).

Karena hampir semua nikah didunia sudah hancur, maka Tuhan mengundang kita untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba.
Mengapa demikian?
Sebab, kalau tidak masuk perjamuan kawin Anak Domba, berarti tertinggal didunia ini dan saat Tuhan datang kembali akan binasa selamanya.
Apapun yang kita miliki didunia ini, tidak ada artinya jika kita tertinggal saat Yesus datang kembali.

Dengan apa Tuhan mengundang kita masuk perjamuan kawin Anak Domba?
Matius 25: 6
25:6. Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang!Songsonglah dia!

= Tuhan mengundang kita dengan kabar mempelai(Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua).

2 macam pemberitaan Firman:
Syarat-syarat untuk menerima undangan Tuhan:
Matius 22: 1-14
= perjamuan kawin Anak Domba digambarkan sebagai perjamuan kawin anak raja.
Disini, ada 3 syarat yang harus diperhatikan untuk bisa memenuhi undangan:
  1. Matius 22: 4
    22:4. Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglahke perjamuan kawin ini.

    Syarat pertama: 'hidangan, telah kusediakan'= harus ada hidangan.
    'roti'= Firman pengajaran benar.
    'ternak-ternak yang disembelih'= korban Kristus/perjamuan suci.
    Kalau digabung, ini adalah Firman pengajaran dan perjamuan suci. Dalam Tabernakel ditunjukan dengan meja roti sajian.

    Sikap negatif:

    • menolak undangan Tuhan= menolak Firman pengajaran benar, sehingga marah, dsb.
      Sebenarnya, bukan Firmannya yang keras, tetapi dagingnya yang keras untuk mempertahankan dosa.
      Kalau kita mau disucikan, kita justru senang dengan Firman yang tajam.

    • bergurau, mengantuk atau tidak sungguh-sungguh saat mendengar Firman.

    Sikap positif: mendengar, mengerti, percaya sampai praktik Firman pengajaran benar.

    Kalau kita bisa praktik Firman, inilah yang mendorong kita menghargai Kurban Kristus(selalu rindu akan perjamuan suci).
    Kalau kita rindu akan perjamuan suci, kita bisa tekun dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.

    Jadi, kalau mau menerima undangan Tuhan, kita harus mau menerima hidangan.
    Firman dan perjamuan suci ini tidak bisa dipisahkan.
    Hasilnya:

    • Firman pengajaran benar mendarah daging dalam hidup kita, sehingga kerohanian kita bertumbuh ke arah kedewasaan rohani.
      Kalau sudah dewasa rohani, kita bisa masuk dalam nikah rohani.

    • Firman pengajaran benar menyucikan kita dari dosa yang mendarah daging.
      1 Korintus 5: 11
      5:11. Tetapi yang kutuliskan kepada kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul(1), kikir(2), penyembah berhala(3), pemfitnah(4), pemabuk(5)atau penipu(6); dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama-sama.

      = 6 dosa yang mendarah daging dan mencerai beraikan tubuh Kristus.
      Lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci, kita disucikan dari dosa yang mendarah daging sampai sempurna, tak bercacat cela dan kita layak untuk masuk perjamuan kawin Anak Domba.

  2. Matius 22: 11
    22:11. Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.

    Syarat kedua: 'berpakaian pesta'= harus memiliki pakaian.
    Dalam Tabernakel, ini menunjuk pada pelita emas(ketekunan dalam Ibadah Raya).

    Sejak Adam dan Hawa berbuat dosa, mereka telanjang dan malu.
    Sebelumnya, mereka telanjang tetapi tidak malu karena ada pakaian kemuliaan.
    Artinya: orang berdosa= telanjang.
    Sebab itu, harus menerima pakaian dari Yesus di kayu salib, sebab Yesus rela ditelanjangi di kayu salib untuk memberi kita pakaian.

    Yohanes 19: 23-24
    19:23. Sesudah prajurit-prajurit itu menyalibkan Yesus, mereka mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagianuntuk tiap-tiap prajurit satu bagian--dan jubah-Nya juga mereka ambil. Jubah itu tidak berjahit, dari atas ke bawah hanya satu tenunan saja.
    19:24. Karena itu mereka berkata seorang kepada yang lain: "Janganlah kita membaginya menjadi beberapa potong, tetapi
    baiklah kita membuang undi untuk menentukan siapa yang mendapatnya." Demikianlah hendaknya supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci: "Mereka membagi-bagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku." Hal itu telah dilakukan prajurit-prajurit itu.

    Dikayu salib, Yesus memberi 2 macam pakaian:

    • 'mengambil pakaian-Nya lalu membaginya menjadi empat bagian'= pakaian keselamatan/kebenaran.
      '4 bagian'= 4 penjuru bumi.
      Artinya: semua manusia mendapat kesempatan yang sama untuk diselamatkan dan dibenarkan. Tinggal mau atau tidak.
      Kalau mau, proses keselamatanadalah:

      1. percaya Yesus,
      2. bertobat, berhenti berbuat dosa dan kembali pada Tuhan,
      3. lahir baru dari air dan Roh (baptisan air dan baptisan Roh Kudus).

      Hasilnya: kita mendapat hidup baru (hidup dalam kebenaran) dan berpegang teguh pada pengajaran benar, sehingga kita tidak telanjang lagi.

    • 'jubah yang dibuang undi'= pakaian kesucian/pakaian pelayanan/pakaian imamat.
      Syarat pakaian pelayanan secara jasmani: bersih, rapi, pantas dan benar.

      Ulangan 22: 5
      22:5. "Seorang perempuan janganlah memakai pakaian laki-laki dan seorang laki-laki janganlah mengenakan pakaian perempuan, sebab setiap orang yang melakukan hal ini adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu.

      Syarat pakaian pelayanan secara rohani: karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan.

      Jubah ini tidak dirobek.
      Artinya: kalau kita bisa melayani Tuhan, itu seperti terkena undian, karena tidak semua mendapatkannya.

    Kalau kita tekun dalam Ibadah Raya dan ibadah persekutuan yang benar, hasilnya: Roh Kudus akan memantapkan jabatan pelayanandan menambahkan karunia-karunia Roh Kudus, sehingga pelayanan kita semakin hari semakin mantap dan berkenan kepada Tuhan.

    Sikap negatif: menolak undangan= tidak mau melayani (tidak memiliki pakaian pelayanan) atau meninggalkan pelayanan, sehingga telanjang.
    Kalau meninggalkan pelayanan, bukan hanya telanjang, tetapi sampai perutnya robek (busuk seperti Yudas).

    Sikap positif: melayani Tuhan (memiliki pakaian pelayanan dan karunia Roh Kudus). Setelah itu dilanjutkan dengan setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan dan melayani dengan tanda darah (sengsara daging bersama Yesus= jubah dicelup dalam darah).
    Hasilnya:

    • pelita tetap menyala sampai garis akhir(sampai meninggal dunia atau sampai Yesus datang kembali).

    • jubah dicelup dalam darah akan menjadi pakaian putih berkilau-kilau. Kita layak untuk masuk dalam perjamuan kawin Anak Domba.
      Wahyu 19: 8
      19:8. Dan kepadanya dikaruniakan supaya memakai kain lenan halus yang berkilau-kilauan dan yang putih bersih!" (Lenan halus itu adalah perbuatan-perbuatan yang benar dari orang-orang kudus.)


  3. Matius 22: 12
    22:12. Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.

    Pada umumnya, kalau tidak berpakaian pesta, akan langsung diusir. Tetapi disini, masih ditanya lagi, tetapi orang ini diam saja. Inilah yang menentukan, yaitu mulut kita.

    Syarat ketiga: 'orang itu diam saja'= mulut/lidah harus dijaga.
    Lidah ini adalah kemudi yang menentukan kita masuk Surga atau neraka.

    Tuhan bertanya, artinya masih memberi kesempatan atau menawarkan pakaian pesta.
    Inilah kemurahan Tuhan. Mungkin kita jatuh dalam dosa, tetapi tidak diusir oleh Tuhan, melainkan masih ditanya.
    Tetapi sayang, orang ini diam saja.
    Artinya: tidak mau mengaku dosa.
    Kalau tidak mau mengaku dosa, itulah yang membuat hidupnya menjadi berat.
    Dan ini sama dengan menolak undangan Tuhan atau kemurahan Tuhan. Kalau sudah tidak bisa mengaku dosa, berarti mulut ini tidak bisa bersaksi= tidak bisa menyembah Tuhan.

    Kekuatan Firman pengajaran benar bisa mendorong kita membuka mulut untuk mengaku dosa.
    Hari-hari ini, biarlah hati ditusuk Firman untuk mendorong mulut kita banyak mengaku dosa.
    Kalau bisa mengaku dosa, mulut juga bisa bersaksi dan menyembah Tuhan.
    Dalam Tabernakel, ini ditunjukan dengan mezbah dupa emas(ketekunan dalam Ibadah Doa).
    Kalau tidak mau mengaku dosa, pasti tidak bisa menyembah Tuhan.
    Mengaku dosa= menyembah Tuhan.

    Menyembah Tuhan= percaya dan mempercayakan diri sepenuh pada Sang Raja (hidup didalam Tangan sang Raja). Yesus adalah Raja dan Mempelai Pria Surga.
    Hasilnya:

    • Yesaya 43: 15-17
      43:15. Akulah TUHAN, Yang Mahakudus, Allahmu, Rajamu, yang menciptakan Israel."
      43:16. Beginilah firman TUHAN, yang telah
      membuat jalan melalui lautdan melalui air yang hebat,
      43:17. yang telah menyuruh kereta dan kuda keluar untuk berperang, juga tentara dan orang gagah--mereka terbaring, tidak dapat bangkit, sudah mati, sudah padam sebagai sumbu--,

      Hasil pertama: Sang Raja bisa membuat jalan melalui laut.
      Saat itu, Israel menghadapi jalan buntu secara jasmani(kedepan, laut Kolsom, ke belakang, Firaun, kiri kanan tidak bisa). Dan hanya ada satu kata, yaitu "mati", seperti buluh yang terkulai dan sumbu yang berasap, tidak ada harapan utnuk hidup.
      Mungkin keadaan jasmani ktia seperti Israel, baiklah kita perhatikan undangan Tuhan. Kita hanya menjaga mulut untuk mengaku dosa.

      Membuat jalan ditengah laut=

      1. Yesus sebagai Raja segala raja mampu untuk memelihara kehidupan ktia ditengah kemustahilan.
      2. Yesus mampu memberikan masa depan yang berhasil dan indah pada waktuNya, asalkan kita mau diundang oleh Tuhan.
      3. Yesus mampu menyelesaikan segala masalah sampai yang mustahil.

      Dalam Tangan Sang Raja, Israel bisa menjadi buluh yang tegak dan sumbu yang menyala lagi.

Tuhan memberkati.