Ibadah Raya Surabaya, 06 Desember 2015 (Minggu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kesaksian:
"Pelayanan ke Poso memang sudah beberapa kali saya mengalami semacam ini. Dulubeberapa tahun yang lalu saya melayani di Saojo (daerah dekat Tentena), saya belum tahu posisinya, di mana kerusuhannya dan sebagainya. Saya sempat ketakutan. Ternyata di sanaaman, karena kerusuhannya di bawah(di dekat kota Poso). Melayani memang selalu ditakut-takuti. Dulu temanya 'Jangan takut!' Sayaagak berani untukberangkat, tapi takut juga ditembak, karena ibadahnya di lapangan.

Dulu mau melayani ke Kalimantan, dari sini naik pesawat besar, kemudian naik pesawat kecil lagi. Besok mau berangkat, lalu lihat TV ada kecelakaan pesawat kecil di Kalimantan. Memang tantangannya begitu.

Waktu mau berangkat ke Poso ini, saya memang mendengar ada kerusuhan terorisSantoso. Sayatakut juga dantelepon terus gembalanya untuk bertanya ibadahnya di gereja atau di luar gereja. Ternyata ibadahnya di luar gereja. Maksudnya supaya saya aman, saya maunya minta ibadah di dalam gereja. Tapi di dalam hati, saya bertanya-tanya juga kenapa kok tidak di dalam gerejaatau diberi terop. Saya tidak mau merepotkan(mengorbankan) jemaat juga. Notabene gereja inilah yang dulu pernah diberondong peluru beberapa tahun yang lalu. Saya pernah diperlihatkan bekas-bekasnya. Saya hanya membayangkan kalau ada sniper-sniper--penembak jitu--, karena saya paling di luar dan paling kelihatan.

Setelah kami tiba di Makassar, saya buka internet dan desa Maranda, dusun Gayatri--yangakankami kunjungi--perang, TNI mati satu. Saya tidak bilang ke isteri. Saya berdoa saja. Hanya bayangan saya, TNI saja mati. Saya bergumul dan berdoa. Tetapi betul, saat kami mau beribadah, dekat sana ada perang.

Pendetanya berkata: 'Pak Wi, polisi banyak berjaga.' Semua pakai senjata laras panjang. Tetapi saya katakan: 'Yang tidak kelihatan lebih banyak, Pak.'
Kami pulang juga dikawal. Itulah pengalaman-pengalaman melayani TUHAN. Saya bersaksi ini karena saya sudah berjanji kepada TUHAN bahwa saya akan bersaksi kalau pulang selamat, karena situasinya memang genting. Malah orang luar yang tahu. Orang dalam banyak yang tidak tahu. Memang keadaan mencekam dan firman TUHAN tetap bisa disampaikan, bahkan saya dengar firman TUHAN dimasukkan di televisi Poso selama 2 hari. Tidak tahu bagaimana caranya. Puji TUHAN."

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3, tentang 7 jemaat bangsa kafir yang mengalami penyucian terakhir, supaya bisa sempurna (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015). Ini adalah jemaat yang terakhir--jemaat ketujuh. Ini menunjuk pada keadaan jemaat akhir zaman--kita semua.

Wahyu 3: 21-22
3:21.
Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.
3:22. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."


JANJI TUHANkepada jemaat Laodikia--kita semua--yang menang bersama Yesus, yaitu duduk bersanding bersama Yesus di takhta sorga (takhta Yerusalem baru) selama-lamanya; Yesus adalah Mempelai Pria surga--kepala--dan kita mempelai wanita surga--tubuhnya--duduk bersanding di takhta sorga--takhta Yerusalem baru--selama-lamanya.

Ini adalah tujuan utama kita mengikut melayani Yesus. Kalau tidak sampai duduk di takhta, maka semua yang kita peroleh menjadi sia-sia.

Hubungan Mempelai Pria dan mempelai wanita adalah HUBUNGAN KASIH. Dalam Tabernakel, ini digambarkan dengan 2 loh batu.
Jadi, jika kita mau duduk bersanding dengan Yesus di takhta sorga, maka kita mutlak memiliki kasih Allah--2 loh batu.
2 loh batu terdiri dari loh batu pertama dan loh batu kedua.

Praktik memiliki 2 loh batu--kasih Allah--adalah:
  1. Markus 12: 30=> tentang 2 loh batu.
    12:30. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.

    Praktik pertama (loh batu pertama): kita bisa mengasihi TUHANdengan segenap tubuh (kekuatan), jiwa (pikiran), dan roh kita; mengasihi TUHAN lebih dari segala sesuatu; sama dengan taat dengar-dengaran.

    Yohanes 14: 15
    14:15. "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.

    Jadi, kita mengasihi TUHAN lebih dari semuanya, buktinya adalah kita bisa taat dengar-dengaran kepada perintah TUHAN--firman TUHAN--apapun resiko yang kita hadapi; sampai daging tidak bersuara. Kita tetap memilih taat kepada TUHAN, jangan menyimpang.

    Satu waktu kita akan diperhadapkan untuk memilih TUHAN (taat kepada firman TUHAN) atau sesuatu. Tinggal dilihat. Kalau kita memiliki 2 loh batu--kasih TUHAN--kita pasti memilih TUHAN, sekalipun mungkin kita dirugikan, dicaci maki, dan sebagainya. Seperti Yusuf, sekalipun harus dipenjara, ia tetap memilih TUHAN.

  2. Markus 12: 31
    12:31 Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini."

    Praktik kedua (loh batu kedua): kita bisa mengasihi sesamaseperti diri sendiri.

    Roma 13: 8-9
    13:8. Janganlah kamu berhutang apa-apa kepada siapapunjuga, tetapi hendaklah kamu saling mengasihi. Sebab barangsiapa mengasihi sesamanya manusia, ia sudah memenuhi hukum Taurat.
    13:9. Karena firman: jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini dan firman lain manapun juga, sudah tersimpul dalam firman ini, yaitu:
    Kasihilah sesamamumanusia seperti dirimu sendiri!

    Buktinya yaitu: jangan berhutang apa-apa, artinya:

    1. terutama jangan berhutang dosa kepada sesama. Kita harus menyelesaikan dosa-dosa lewat saling mengaku dan mengampuni.

      Kalau salah, mengaku, jika diampuni, jangan berbuat lagi. Kalau benar, mengampuni dan melupakan. Maka darah Yesus menyucikan (menyelesaikan) segala dosa-dosa kita dan kita bisa hidup dalam kebenaran.

      Mulai dari suami isteri secara jasmani (hubungan yang paling dekat)--tadi Mempelai Pria duduk bersanding dengan mempelai wanita--harus berdamai. Kalau antara suami isteri saja masih ada hutang dosa, lalu bagaimana dengan yang lain? Kalau satu benar dan satu tidak benar, tidak akan bisa menjadi satu.
      Kalau sama-sama benar (suami-isteri benar, orang tua-anak benar), pasti bisa menjadi satu kesatuan.

      Hati-hati!Tidak benar dengan tidak benar juga bisa menjadi satu, tetapi seperti Ananias dan Safira yang bersengkongkol dan binasa selamanya.

    2. jangan merugikan atau membenci sesama. Tidak ada saling membenci dalam anggota tubuh, apalagi yang dalam kekurangan. Misalnya: tangan ada kekurangan--luka--, maka tangan pasti paling diperhatikan.

      Jangan membenci sesama, apalagi ia ada dalam kelemahan, kekurangan atau dalam dosa. Tetapi, mari kita doakan dan kita kasihani. Orang berdosa itu sudah berat, kalau kita hakimi, kita benci, ia akan bertambah berat, sampai tidak mampu lagi (berputus asa). Tetapi orang berdosa tidak boleh 'dielus-elus' juga.

      Jangan kita benci atau kita hakimi, tetapi kita bawa kepada TUHAN untuk beribadah; kalau belum mau, kita bawa dalam doa, supaya ia ditolong oleh TUHAN.

      Tidak merugikan sesama, artinya

      1. kita selalu berbuat baik kepada sesama,
      2. tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan.

        Kalau membalas kebaikan dengan kejahatan, itu sama dengan setan.

      3. jangan membenci sesama, apalagi membenci tanpa alasan.
      4. sampai bisa mengasihi orang yang memusuhi kita; mendoakan orang yang merugikan kita.

Kegunaan kasih Allah
:
  1. Markus 12: 32-34
    12:32. Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia.
    12:33. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan."
    12:34. Yesus melihat, bagaimana
    bijaksananyajawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

    Kegunaan kasih Allah yang pertama: kasih Allah menghasilkan hikmat atau kebijaksanaan sorga--bukan hikmat dunia. Hikmat dunia didapatkan dari sekolah; SD, SMP, SMU.

    Ini penting. Yang masih sekolah, silahkan, tetapi jauh di atas itu adalah hikmat dari sorga.
    Kalau punya hikmat dari sorga, hasilnya:

    • Pengkhotbah 10: 10
      10:10. Jika besi menjadi tumpul dan tidak diasah, maka orang harus memperbesar tenaga, tetapi yang terpenting untuk berhasil adalah hikmat.

      'besi menjadi tumpul dan tidak diasah' = krisis.
      'hikmat' = hikmat sorga; hikmat dari sorga menentukan keberhasilan kita.

      Hasil pertama: hikmat sorga membuat kita berhasildi tengah krisis dunia dan keterbatasan kita secara jasmani--mungkin ijazah, modal terbatas, semuanya terbatas.

      Seperti dialami Yusuf, sekalipun ia berada dalam penjara, tetapi bisa berhasil karena ada hikmat sorga.

      Yang dimaksud hikmat di sini adalah hikmat sorga. Kalau hikmat dunia, habislah kita, karena orang dunia jauh lebih pandai dari kita.

      Kita mengejar hikmat dunia, tidak salah dan kita doakan terus, tetapi lebih penting dari itu adalah hikmat dari sorga.

    • Wahyu 13: 16-18
      13:16. Dan ia menyebabkan, sehingga kepada semua orang, kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba, diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya,
      13:17. dan tidak seorangpun yang dapat membeli atau menjual selain dari pada mereka yang memakai tanda itu, yaitu nama binatang itu atau bilangan namanya.
      13:18. Yang penting di sini ialah
      hikmat: barangsiapa yang bijaksana, baiklah ia menghitung bilangan binatang itu, karena bilangan itu adalah bilangan seorang manusia, dan bilangannya ialah enam ratus enam puluh enam.

      'hikmat' = hikmat sorga, bukan S1, S2, S3.

      Hasil kedua: hikmat dari sorga memberikan perlindungankepada kita terhadap celaka marabahaya di dunia yang datang sekonyong-konyong, dosa-dosa sampai puncaknya dosa (mendadak sontak bisa jatuh dalam dosa), ajaran-ajaran palsu termasuk gosip-gosip, sampai kepada antikris dengan cap 666 (aniaya antikris).

      "Tadi pagi, kesaksiannya memang tentang perlindungan-perlindungan. Satu bersaksi waktu ikut ke Jakarta. Ia tidak pulang karena anak-anaknya berada di Jakarta. Naik bus Trans Jakarta dengan cucunya. Tahu-tahu radiatornya yang terletak di tengah-tengah tempat duduk meledak. Cucunya hanya setengah meter dari sana. Ternyata tidak apa-apa. Tetapi dia lihat orang sebelahnya, seperti ayam yang disembelih dan dicelup air panas. Tetapi ia tidak apa-apa. Inilah perlindungan. Ingin rekreasi, malah celaka. Sebab itu perlu hikmat dari sorga. Itu yang melindungi kita."

      Kita bebas dari cap antikris dan dimeteraikan nama TUHAN--menjadi milik TUHAN selama-lamanya.

      Inilah kegunaan dari hikmat TUHAN. Sebab itu kita harus memiliki kasih Allah dengan praktik mengasihi TUHAN lebih dari semuanya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri. Jangan berhutang dosa dan merugikan atau membenci sesama, tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan; selalu berbuat baik; tidak membenci sesama; sampai bisa mengasihi orang yang memusuhi kita. Ini kekuatan dari 2 loh batu. Setelah itu kita tinggal memetik hasilnya.

    • Amsal 9: 1
      9:1. Hikmattelah mendirikan rumahnya, menegakkan ketujuh tiangnya,

      'Hikmat' = hikmat sorga. Hikmat dunia untuk mendirikan rumah secara jasmani. Tetapi hikmat sorga untuk mendirikan rumah rohani (menegakkan 7 tiang).

      Hasil ketiga: hikmat dari sorga mendirikan rumahnya. Artinya: kita dipakai dalam pelayanan pembangunan rumah rohani; pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--7 tiang menunjuk pada kesempurnaan.

      Mulai dari dalam nikah rumah tangga. Tiang-tiang dalam rumah tangga adalah--sebenarnya dalam Kolose ada 7 tiang, tetapi diambil beberapa--:

      • isteri jangan menjadi tiang garam seperti Isteri Lot. Isteri menjadi tiang kalau tunduk kepada suami dalam segala hal. Kalau isteri melawan, dan sebagainya akan menjadi tiang garam.

        Mungkin secara jasmani kelihatannya hebat, tetapi keropos rohaninya, menjadi tiang garam--sebenarnya hidupnya sudah tawar (tidak ada rasa, sampai pahit), dan busuk.

      • Tiang sebagai suami: mengasihi isteri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar pada isteri.
      • Tiang sebagai anak: taat dengar-dengaran kepada orang tua.

      Tiang yang lainnya lagi masih ada, yaitu orang tua, janda, hamba dan lain sebagainya.

      Amsal 9: 2
      9:2. memotong ternak sembelihannya, mencampur anggurnya, dan menyediakan hidangannya.

      Ayat 2= suasana pesta.

      Kalau kita dipakai dalam pelayanan pembangunan tubuh Kristus, maka kita akan mengalami suasana pesta. Pembangunan tubuh Kristus mulai dari:

      • Nikah. Kita mengalami nikah yang berpesta, bukan pesta nikah. Artinya, semakin hari anggurnya semakin manis sampai mencapai pesta nikah Anak Domba saat Yesus datang kembali ke dua kali.

        Kalau pesta nikah biasa, baru pesta sudah kurang anggurnya. Besok pagi, anggurnya semakin berkurang lagi. Lusa, sudah habis anggurnya. Tinggal air tawar, jika teruskan lagi sampai pahit.

        Jangan bertahan pada anggur yang pahit. Mari, menjadi tiang di rumah tangga! Kalau menghadapi sesuatu, kembali kepada kurban Kristus--dulu korban binatang.

      • Di penggembalaan juga ada tiang-tiang:

        1. gembala menjadi tiang: memberi makan domba-domba,
        2. domba menjadi tiang: makan firman penggembalaan.

      • begitu juga antar penggembalaan,
      • sampai tubuh Kristus yang sempurna.

      Apapun yang terjadi di dalam nikah, harus kembali pada kurban Kristus--salib.
      Artinya: saling mengaku dan saling mengampuni dengan sejujur-jujurnya. Di situlah dosa-dosa--air anggur yang asam dan pahit--diminum (ditanggung, diselesaikan) oleh Yesus dan Ia berikan anggur baru, sehingga menjadi nikah yang berpesta.

      Setelah saling mengakudan mengampuni, ditambah lagi dengan saling percaya. Yang lalu-lalu, selesaikan. Siapa manusia yang tidak ada salah.

      "Saya selalu begitu kalau penataran nikah. Bagaimana hubungan kalian berdua, suci atau tidak? Hubungan kalian yang dulu dengan siapa saja, akuilah kepada calon isteri/akui kepada calon suami. Kalau dasar nikahnya kasih, pasti diampuni. Kalau tidak bisa mengampuni, jangan menikah. Harus saling percaya, mengaku, dan mengampuni. Maka anggur asam yang pahit diminum oleh Yesus dan anggur baru diberikan kepada kita. Kita menjadi bahagia (nikah yang berpesta)."

      Inilah kuncinya!Tinggal ada kasih atau tidak. Semua bergantung pada kita. Kalau tidak ada kasih, lebih baik jangan menikah. Tetapi kalau di dalam nikah terjadi kesalahan-kesalahan, kembali pada saling mengaku dan mengampuni, termasuk saling percaya. Selesai, dan anggur baru kita terima sampai kita masuk dalam nikah yang sempurna (perjamuan kawin Anak Domba). TUHAN tolong kita.

      Inilah hikmat sorga. Kalau hikmat dunia, tidak akan mau mengampuni. Contohnya adalah TUHAN Yesus. Dia tidak berbuat dosa, tetapi mengakui dosa kita--meminum semuanya. Apalagi kita sekarang yang berbuat dosa, mari akui.

  2. Markus 12: 34
    12:34. Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.

    'seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus' = tidak ada pertanyaan lagi.

    Kegunaan kasih Allah yang kedua: kasih TUHAN menyelesaikan segala masalah; menjawab semua pertanyaan, sampai tidak ada pertanyaan lagi; sama dengan menghapus air mata sampai tidak ada setetespun air mata di Yerusalem baru.

    Mengapabanyak air mata dan masalah dalam kehidupan sehari-hari?

    • Karena banyak pertanyaan, terutama soal pengajaran yang benar--bimbang pada firman pengajaran benar. Ini masalah paling besar dalam hidup ini!

      "Karena itu, guru-guru saya tidak mau (tidak setuju) kalau ada diskusi firman TUHAN. Firman bukan untuk dibuat pertanyaan. Kalau dibuat diskusi, itu membuat masalah datang."

      Kalau kita bertanya tentang firman, ular yang datang. Seperti yang terjadi pada Hawa. TUHAN (firman TUHAN) itu tegas: 'Semua buah pohon di taman boleh kau makan buahnya, kecuali satu!' Tetapi ular datang dengan pertanyaan: 'Semua buah pohon di taman, tidak boleh kau makan buahnya, bukan?' Akibatnya, timbul masalah besar sampai hari ini.

      Firman pengajaran benar bukan untuk dipertanyakan, didiskusikan, tetapi dipercaya dan dipraktikkan. Maka segala masalah dan air mata akan dihapuskan.

    • Lukas 7: 11-13
      7:11. Kemudian Yesus pergi ke suatu kota yang bernama Nain.Murid-murid-Nya pergi bersama-sama dengan Dia, dan juga orang banyak menyertai-Nya berbondong-bondong.
      7:12. Setelah Ia dekat pintu gerbang kota,
      ada orang mati diusung ke luar, anak laki-laki, anak tunggal ibunya yang sudah janda, dan banyak orang dari kota itu menyertai janda itu.
      7:13. Dan ketika Tuhan melihat janda itu, tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia berkata kepadanya: "
      Jangan menangis!"

      'janda' = wanita = gambaran gereja TUHAN.

      Yang kedua: sebab keluar dari kota Nain dan menuju ke kuburan.
      Nain, artinya padang rumput; tempat paling menyenangkan.
      Keluar dari kota Nain= keluar dari penggembalaan yang benar.

      Jadi, banyak air mata karena kehidupan kita keluar dari pengembalaan yang benar--tidak tergembala.
      Artinya: tidak tekun/setia dalam penggembalaan; beredar-edar; tidak taat dengar-dengaran; tidak bisa makan dan menikmati firman penggembalaan yang benar.

      Contohnya adalah Yudas Iskariot. Dia selalu berkata: 'bukan aku, ya TUHAN.' Akibatnya: hidupnya hancur; banyak masalah, banyak air mata, sampai binasa selamanya.

      Malam ini, jadikanlah penggembalaan yang benar sebagai tempat yang paling menyenangkan!Maka kita akan selalu bertemu Yesus Gembala Agung, Gembala yang baik di pintu gerbang kemurahan (pintu penggembalaan). Di mana Yesus selalu memberitakan firman penggembalaan (firman pengajaran yang benar) dan kita bisa makan firman penggembalaan dan taat dengar-dengaran, di situlah terjadi uluran tangan TUHAN untuk mengadakan mujizat-mujizat(anak yang mati bisa dibangkitkan).

      Lukas 7: 14-15
      7:14. Sambil menghampiri usungan itu Ia menyentuhnya, dan sedang para pengusung berhenti, Ia berkata: "Hai anak muda, Aku berkata kepadamu, bangkitlah!"
      7:15. Maka bangunlah orang itu dan duduk dan mulai berkata-kata, dan Yesus menyerahkannya kepada ibunya.

      'Ia menyentuhnya' = Yesus mengulurkan tangan.

      Kita selalu mengalami uluran tangan TUHAN (lawatan tangan TUHAN) untuk mengadakan mujizat-mujizat: yang mustahil menjadi tidak mustahil, untuk menghapus air mata kita dan memberikan kebahagiaan (anak satu-satunya mati, lalu dibangkitkan).

      Di luar penggembalaan, tidak bisa dilukiskan betapa kesusahan yang terjadi. Tetapi di dalam kandang penggembalaanjuga tidak bisa dilukiskan betapa bahagiaannya. Kita tinggal pilih!

      Menjadikan penggembalaan sebagai tempat yang paling menyenangkan, sama dengan kita harus mantap dalam penggembalaan dan pengajaran benar; seperti 5000 orang laki-laki duduk di atas padang rumput (jangan bergeser sedikitpun). Bukan tergembala pada manusia, tetapi pada firman penggembalaan (makanan penggembalaan).

    Jangan ada pertanyaan tentang pengajaran yang benar, tetapi harus ada keyakinan. Hari-hari ini lebih digoyang, kita lebih yakin lagi terhadap pengajaran yang benar--bukan malah didiskusikan--, dan lebih mantap dalam penggembalaan. Penggembalaan dan pengajaran tidak bisa dipisahkan; sebab ciri penggembalaan yang benaradalah ada pengajaran/makanan yang benar. Jika sudah mantap semuanya, maka mujizat akan terjadi.
    Tinggal tunggu waktu TUHAN.

    Kalau belum ditolong TUHAN, lebih mantap terus (duduk, tidak bergeser sedikitpun), maka terjadi mujizat 5 roti 2 ikan untuk 5000 orang. Jika tangan TUHAN menyentuh, maka yang mati menjadi bangkit; air mata dihapuskan oleh TUHAN.

  3. Kolose 3: 14
    3:14. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.

    Kegunaan kasih Allah yang ketiga: kasih TUHAN mengikat kita menjadi satu tubuh (menyatukan) dan menyempurnakan kita. Ini yang membawa kita duduk bersanding dengan TUHAN di takhta sorga.

    Dimulai dari damai sejahtera. Kalau ada kasih TUHAN yang mengikat, menyatukan sampai menyempurnakan, buktinya adalah ada damai sejahtera. Kalau damai, akan menjadi satu, sampai dengan sempurna.

    Damai sejahtera artinya tidak merasakan apa-apa yang daging rasakan--tidak ada lagi iri, benci, dendam, ketakutan, kekuatiran, kejahatan, kenajisan, kepahitan dan lain-lain--, tetapi yang ada hanya perasaan bahwa kita mengasihi TUHAN lebih dari semua.

    Kalau suami-isteri dan anak ada damai, akan menjadi satu. Demikian juga di dalam penggembalaan; jika gembala damai, domba-domba damai, maka semua menjadi satu. Tidak ada gosip-gosip lagi, tidak merasakan apa-apa lagi, semua hanya merasa mengasihi TUHAN. Antara hamba TUHAN juga bisa menjadi satu. Gereja besar dengan jemaat ribuan, gereja kecil dengan jemaat puluhan, kalau tidak ada iri, maka menjadi satu. Tetapi kalau ada iri, selisih 5 jemaat saja, sudah jadi masalah; mulai gosip dan sebagainya.

    Kalau ada damai sejahtera, hasilnya:

    • damai sejahtera sama dengan duduk di rumput.
      Hasil pertama: terjadi pelipatgandaan roti; pemeliharaan TUHANkepada kita secara jasmani dan rohani secara ajaib--5 roti 2 ikan untuk 5000 orang.

      Pemeliharaan TUHAN secara rohani: kita bertumbuh ke arah kesempurnaan (ada makanan terus).

      Biaarlah malam ini, kita mohon kasih Allah dicurahkan. Kita bisa mengasihi TUHAN--taat--dan sesama--tidak berhutang dan tidak merugikan sesama; membalas kejahatan dengan kebaikan; tidak membenci, malah mengasihi orang yang memusuhi kita.

      Jika sudah ada kasih Allah, maka ada hikmat sorga, sehingga air mata dihapuskan oleh TUHAN dan kasih TUHAN menyatukan kita (kita mengalami damai sejahtera).

      Kalau sudah ada damai sejahtera, terjadi pelipatgandaan roti dan TUHAN yang bertanggung jawab. Gajinya seperti 5 roti 2 ikan, atau berapa saja, itu sama saja di tangan TUHAN. Semuanya akan terjadi keajaiban-keajaiban untuk memelihara hidup kita. Ini keadilan TUHAN.

      "Waktu dulu Pdt Pong masuk ke ruang komputer, ia berkata kepada saya: 'Pak Wi, 5000 yang kamu terima sekarang, itu kemurahan TUHAN ya.' Dulu saya tidak mengerti. Setelah beliau meninggal, saya harus berdiri sendiri, saya teringat pesan beliau. Berapapun gaji kita, kalau ditambah kemurahan TUHAN, maka semuanya sama hasilnya, tidak ada bedanya. Dalam ibadah persekutuan di Jakarta; berapapun gaji ditambah kemurahan, menjadi 1 dinar semuanya--1 dinar = upah bekerja di kebun anggur. TUHAN pelihara kita semua; berapapun gajinya, berapapun jumlah jemaatnya, semua bergantung pada tangan kemurahan TUHAN. Kita mohon damai sejahtera kepada TUHAN."

    • Roma 16: 20
      16:20. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu!

      Hasil kedua: kuasa TUHAN menghancurkan iblis:

      • iblis sumbernya dosa sampai puncaknya dosa--dosa makan minum dan kawin mengawinkan; kalau dihancurkan, kita bisa hidup benar dan suci,
      • iblis sumbernya kegagalan; kalau dihancurkan, hidup kita menjadi berhasil dan baik.
      • Iblis sumber kepahitan dan penderitaan; kalau dihancurkan, kita menjadi bahagia.

      Apapun yang tidak baik dari iblis, akan dihancurkan semuanya. Apa yang tidak baik menjadi baik, yang tidak bahagia, menjadi bahagia. Jangan putus asa! Terus jaga damai sejahtera, satu waktu iblis akan kalah dan kita menang bersama dengan TUHAN.

    • 1 Tesalonika 5: 23
      5:23. Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwadan tubuhmu terpelihara sempurnadengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita.

      'Allah damai sejahtera' = kalau hati damai sejahtera, maka Allah damai sejahtera (Imam Besar) datang.

      Hasil ketiga: tubuh, jiwa dan roh kita sempurna untuk layak menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai; TUHAN sanggup menyucikan dan mengubahkan kita, sampai sempurna, sama mulia seperti Dia.
      Jika Yesus datang kembali kedua kali, kita diangkat di awan-awan permai, sampai kita duduk bersanding dengan Diadi takhta sorga selama-lamanya.
Inilah, kalau mau duduk bersanding dengan TUHAN, harus ada 2 loh batu (kasih Allah). Kita mengasihi TUHAN lebih dari semuanya--taat--dan mengasihi sesama.
Kegunaan kasih Allah:
  1. menjadi hikmat dari sorga. Antikris tidak bisa menjamah kita, kita berhasil di tengah krisis dan keterbatasan, sampai kita dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus.
  2. menghapus air mata dan masalah-masalah,
  3. memberikan dama sejahtera; menyatukan kita semua. Yang sudah tercerai berai--suami-isteri jauh, orang tua-anak jauh--, mari malam ini, TUHAN mau isi dengan damai sejahtera.

    Yang ada perasaan tidak baik (iri hati, dendam), berhenti semuanya dan diisi oleh kasih Allah; yang ada hanyalah perasaan mengasihi TUHAN.
    Maka TUHAN memelihara kita (ada pelipatgandaan roti), memberikan kemenangan atas setan, dan menyempurnakan kita. Kita bisa duduk bersanding dengan Dia di takhta sorga untuk selamanya.

    Hati damai, inilah yang kita cari hari-hari ini!
TUHAN memberkati.