Ibadah Raya Surabaya, 07 Januari 2018 (Minggu Siang)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 7: 1
7:1. Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada keempat penjuru bumi dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiupdi darat, atau di laut atau di pohon-pohon.

Satu waktu angin tidak bertiup lagi(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 10 Desember 2017).

Siapakan angin ini--pengertian tentang angin--?
Yohanes 3: 5-8
3:5. Jawab Yesus: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.
3:6. Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
3:7. Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
3:8.
Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."

Angin adalah kehidupan yang lahir baru dari air dan Roh--mengalami baptisan air dan Roh Kudus sehingga ia memiliki kehidupan sorga: hidup dalam kebenaran; menjadi hamba/pelayan Tuhan yang diurapi Roh Kudus.

Tetapi sayang, satu waktu angin tidak bertiup artinya hamba/pelayan Tuhan yang tidak setia bahkan meninggalkan ibadah pelayanan kepada Tuhan dan jabatan pelayanan. Karena apa?
Kalau angin tidak bertiup, akibatnya:

Tetapi bersyukur, Yesus angin dari sorga bertiup ke duniaterutama untuk menolong hamba Tuhan yang sudah tidak bertiup lagi supaya bisa aktif kembali.
Yohanes 20: 19, 21
20:19.Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkuncikarena mereka takutkepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
20:21.Maka kata Yesus sekali lagi: "Damai sejahtera bagi kamu! Sama seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus kamu."

Mengunci pintu bisa karena takut--tidak aktif lagi. Kalau Tomas, ia bimbang.
Hati-hati, kalau ketakutan, akan panas, sedikit lagi busuk, dan kalau dibiarkan mati; bagaikan tidak ada angin sama sekali. Mulainya dari tidak damai.

Yesus adalah utusan Bapa dari sorga/angin yang bertiup dari sorga untuk memberikan:

Murid-murid tidak bisa keluar, berarti bukan angin; Yesus sebagai angin sehingga bisa masuk.
Yesus memberikan kesejukan, keharuman, dan kehidupan kepada murid-murid, angin yang sudah tidak bertiup lagi, sehingga mereka kembali menjadi angin yang bertiup; menjadi hamba/pelayan Tuhan yang diurapi Roh Kudus dan diutus oleh Tuhan. Setelah itu pintu rumah dibuka kuncinya dan mereka bertiup lagi.

Mari kita harus menjadi utusan Tuhan. Tinggal pilih! Kalau menjadi angin yang tidak bertiup, pasti panas, ada kekuatiran, wajah muram, kebusukan sampai kematian kedua. Kalau tidak melayani Tuhan, pasti melayani setan.

Kesempatan siang ini, Yesus angin dari sorga bertiup di tengah kita untuk menggairahkan kita kembali menjadi angin yang bertiup--hamba/pelayan Tuhan yang menjadi utusan Tuhan.
Biarlah hidup kita di akhir zaman ditandai dengan SUASANA PENGUTUSAN, bukan suasana angin tidak bertiup (tidak ada pengutusan).

Lukas 10: 3
10:3.Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Suasana pengutusanbukan suasana yang enak, tetapi seperti anak domba di tengah serigala. Secara pikiran manusia, ini suasana yang mustahil, menakutkan, dan mengerikan.
Domba di tengah serigala menunjuk pada suasana penggembalaan. Untuk mengatasi kemustahilan, ketakutan, kita harus bersuasana penggembalaan.

Jadi suasana pengutusan adalah suasana penggembalaan. Yang bisa melawan serigala bukan domba, tetapi gembala.
Di dalam penggembalaan kita memperhatikan dua hal:
  1. Makanan= suara gembala= firman penggembalaan yang benar. Jangan sampai diracun! Kalau diracun, tidak usah tunggu serigala sudah mati lebih dulu.
  2. Kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

    1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.
    2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman dan kurban Kristus.
    3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Tidak bisa main-main karena kita berada di tengah-tengah serigala. Kalau tidak bertiup--bagaikan di dalam rumah yang terkunci--pasti panas, busuk, dan mati. Kalau diutus memang seperti domba di tengah serigala, tetapi Tuhan memberikan jalan yaitu harus di dalam suasana penggembalaan. Ini yang harus diperhatikan.

Kalau diutus dalam suasana penggembalaan, hasilnya:
  1. hasil pertama: tubuh, jiwa, dan roh kita melekat pada Allah Tritunggalsehingga tidak bisa dijamah dan dimakan/dibinasakan oleh setan tritunggal/serigala-serigala, sekalipun kita domba di tengah serigala.
    Sebaliknya, kalau tidak tergembalapasti dimangsa oleh serigala dan binasa.

    Kita harus perhatikan baik-baik!
    Kalau kita menjadi hamba/pelayan Tuhan yang beredar-edar, kita akan menjadi singa yang beredar-edar; menjadi utusan iblis, bukan utusan Tuhan. Ini yang membuat kacau.

    "Sekarang, pelayanan ini menjadi profesi, bukan tahbisan lagi. Melayani untuk cari uang ke sana ke mari. Benar-benar menjadi singa yang beredar-edar; menjadi utusan iblis."

    Kalau pelayan Tuhan tidak tergembala, ia akan membuat kacau. Pekerjaannya selalu menggocoh terus, membuat kacau terus.

  2. Mazmur 23: 1-2
    23:1.Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.
    23:2.Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

    'ke air yang tenang'= ada ketenangan.

    Hasil kedua: ada suasana damai sejahtera--sejuk/segar--, keharuman, dan kehidupan kekal. Ada jaminan pemeliharaan hidup jasmani dan rohani yang berkelimpahan dari Tuhan--'takkan kekurangan aku'. Kita mengucap syukur sampai hidup kekal.

  3. Imamat 21: 12
    21:12.Janganlah ia keluar dari tempat kudus, supaya jangan dilanggarnya kekudusantempat kudus Allahnya, karena minyak urapan Allahnya, yang menandakan bahwa ia telah dikhususkan, ada di atas kepalanya; Akulah TUHAN.

    'tempat kudus'= ruangan suci.
    'jangan dilanggarnya kekudusan'= kalau keluar dari ruangan suci, pasti melanggar kekudusan.

    Hasil ketiga: suasana kesucian dan urapan Roh Kudus.

Ini yang dibutuhkan oleh utusan Tuhan, bukan kepandaian, kekayaan dan lain-lain. Yang penting dia aman dulu, tidak bisa dijamah oleh serigala. Kalau dia sendiri dicabik-cabik serigala, bagaimana mau melayani. Dia harus selamat dulu. Setelah itu baru mengalami damai sejahtera untuk membawa kesejukan, keharuman, dan kehidupan. Setelah itu suci dan dalam urapan Roh Kudus. Kita akan diutus Tuhan menjadi angin dan api--angin berpasangan dengan api.
Jangan mati! Kalau mati, akan membawa kematian.

Sudah berada dalam penggembalaan, sudah memenuhi syarat, tidak diterkam serigala--selamat, aman, damai, harum, membawa kehidupan, suci, dan diurapi Roh Kudus--, kita akan diutus oleh Tuhan bagaikan ANGIN YANG BERTIUP DAN API YANG MENYALA. Ini berpasangan.
Mazmur 104: 4
104:4.yang membuat anginsebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyalasebagai pelayan-pelayan-Mu,

ANGIN YANG BERTIUP
Tadi, Yesus adalah angin yang bertiup dari sorga untuk meniup kita yang sudah non-aktif atau belum melayani. Yang belum melayani, mari berdoa, yang sudah melayani tetapi tidak mau lagi melayani, biar ditiup oleh Yesus supaya bertiup ke sorga--MEMBERI ARAH KE SORGA, bukan ke mana-mana.

Tanda angin:
  1. Menghampakan diri; ada tetapi merasa tidak ada--seperti Yesus--, sampai tidak punya pikiran dan perasaan sendiri.
    Artinya: kita sebagai angin melayani Tuhan dengan pikiran dan perasaan Yesus.

    Seringkali kita mau melayani dengan pikiran dan perasaan sendiri: 'Nanti latihan, saya sibuk..,' sehingga tidak jadi melayani. Pakai pikiran dan perasaan Yesus! Yesus yang setara dengan Allah rela jadi hamba, siapa kita kalau kita tidak mau jadi hamba?

    Pikiran dan perasaan Yesus adalah menyerah sepenuh, sampai menyerahkan nyawa-Nya. Kalau tidak mau menyerah, tidak akan bisa melayani. Ada yang mempertahankan dosa sehingga tidak melayani dulu. Jangan begitu!

    Pikiran dan perasaan daging hanya menghambat, tetapi pikiran dan perasaan Yesus: menyerah sepenuh; jalani saja, mengalir saja.

    Kalau memakai pikiran dan perasaan Tuhan, berarti kita memakai kekuatan Tuhan, bukan kekuatan kita. Kalau pikiran kita banyak hambatannya: Sehari saja tidak cukup, ibadah harus bayar ongkos.Mari, gunakan pikiran dan perasaan Tuhan supaya kita melayani dengan kekuatan dan kekayaan Yesus. Tidak ada yang bisa mengalahkan.

    "Sampai sopir taksipun kalau tahu selalu berkata: Lho ibu ke Medan tiap hari apa?: Tiap Minggu: Wah, habislah uangnya. Dari orang kedudukan tinggi sampai rendah jawabannya sama: Habislah uangnya. Itu kalau uang saya, tetapi uang Tuhan tidak ada habisnya. Ini kesalahan kita yaitu memakai pikiran dan perasaan sendiri, berarti pakai kekuatan dan kekayaan sendiri. Benar-benar habis, bahkan sampai berhutang. Banyak orang yang melayani sampai berhutang. Saya tahu sendiri. Katanya dia dipakai ke sana ke mari, tetapi hutang lagi, hutang lagi. Bukan saya mengecam, tetapi hati-hati, jangan pakai pikiran dan perasaan sendiri, tetapi pikiran dan perasaan Tuhan."

    Kalau memakai pikiran dan perasaan Tuhan, kita akan bertiup selama-lamanya. Tidak mungkin berhenti.

  2. Angin bertiup sesuai dengan kehendak Tuhan--Yesus taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib. Kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara.
    Arahnya jelas ke sorga; membuka pintu sorga. Jangan batasi angin! Pikiran murid-murid: pintu sudah ditutup, sudah aman, tetapi angin datang, tidak bisa dihalangi oleh apapun.
    Pikiran dan perasaan sendiri itu hanya emosi, dan akan berhenti di tengah jalan. Tetapi pikiran dan perasaan Yesus--menyerah--saat digerakkan Tuhan, pakai kekuatan dan kekayaan-Nya, tidak akan habis. Kita menyerah, seratus persen kekuatan Tuhan, kekuatan kita nol.

    Matius 7: 21-23
    7:21.Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga.
    7:22.Pada hari terakhir banyak orangakan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
    7:23.Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"

    'dia yang melakukan kehendak Bapa-Kuyang di sorga'= jelas arah angin itu ke sorga; Yesus turun dari sorga sebagai angin untuk meniupkan kita ke sorga. Arahnya jelas.

    Kalau tidak taat, biar orang bilang hebat, luar biasa, Tuhan katakan: Enyahlah engkau. Ini yang bahaya!
    'banyak orang'= berarti hanya sedikit yang menjadi angin yang bertiup.

    Kalau tidak taat(tidak sesuai dengan firman pengajaran yang benar), pelayanannya tidak akan berkenan pada Tuhan. Dia akan diusir, dan arahnya ke neraka. Dulu dari Firdaus diusir ke dunia, sekarang dari dunia diusir ke neraka.

    Bedakan antara ditiup dan diusir. Yang membedakan adalah taat atau tidak. Kita hati-hati! Yang belum melayani, ada tiupan Tuhan siang hari ini. Semoga semua bisa melayani Tuhan karena tubuh Kristus berisi imam dan raja. Yang sudah berhenti bertiup, siang ini ditiup lagi oleh Tuhan; bertiup ke sorga, bukan ke mana-mana.

Hasil pelayanan angin:
2 Korintus 2: 12-16
2:12.Ketika aku tiba di Troas untuk memberitakan Injil Kristus, aku dapati, bahwa Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana.
2:13.Tetapi hatiku tidak merasa tenang, karena aku tidak menjumpai saudaraku Titus. Sebab itu aku minta diri dan berangkat ke Makedonia.
2:14.Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharumanpengenalan akan Dia di mana-mana.
2:15.Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harumdari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan dan di antara mereka yang binasa.
2:16.Bagi yang terakhir kami adalah bau kematian yang mematikan dan bagi yang pertama bau kehidupanyang menghidupkan. Tetapi siapakah yang sanggup menunaikan tugas yang demikian?

'Tuhan telah membuka jalan untuk pekerjaan di sana'= kalau memakai pikiran dan perasaan Yesus, Dia yang membuka jalan, bukan kita.

"Pernah di satu daerah--masih ada om Pong--, saya diundang untuk melayani tiga kali ibadah kaum muda. Saya telepon orang-orang tua di sana yang satu organisasi GPT. Semua menolak saya, sampai bayar mahal untuk telepon. Menyesal juga. Saya rayu: 'Begini om...GPT tidak mau, gereja lain tidak apa-apa, om.': 'Gereja lain sudah kerjasama dengan kita, tidak usah datang, malu kamu.' Akhirnya saya pakai rumusnya om Pong: 'Satupun yang datang, saya datang.' Tuhan buka jalan. Yang saya takutkan ibadah pagi. Pakai gedung besar lagi, dalam hati saya sudah salahkan pendetanya: 'Pendeta ini pakai gedung besar sekali.' Malamnya, saya berdoa: 'Pendeta ini kok pakai gedungnya sebesar ini kalau seperempat yang datang bagaimana ini?' Ternyata sore hari yang datang lumayan, sembilan puluh sampai seratus persen. Tinggal besok paginya: 'Tuhan tolong.' Kami dari Malang hanya 1 bis kecil--25 orang--, ditambah gereja yang mengundang hanya sepertiga/seperempat gedung. Sesudah doa pembukaan, masih sedikit, tetapi di tengah doa saya sampai membuka mata, suaranya keras sekali, takut ada apa-apa, ternyata gedung itu dikelilingi SMA dan SMP. Disuruh pulang oleh gurunya dan disuruh masuk gedung semua, tidak boleh pulang rumah; sampai meluber orangnya. Orang bersaksi: Baru kali ini pagi lebih banyak dari pada malam. Inilah, Tuhan buka jalan. Tidak usah takut. Pelayanan apapun serahkan pada Tuhan. Di rumah tangga, serahkan pada Tuhan, jangan pakai pikiran sendiri, kacau rumah tangga itu. Pakai kekuatan Tuhan! Dia yang membuka jalan."

Kalau pakai kekuatan sendiri, kita habis; kalau pakai kekuatan Tuhan, angin bisa masuk sekalipun pintu dikunci; tidak bisa dihalangi.
  1. Hasil pertama: mengalami kuasa kemenangan; tidak bisa dihalangi apapun. Semua masalah selesai.
    Jadi, pelayanan yang benar bukan menambah masalah tetapi menyelesaikan masalah.

    Jalan pelayan Tuhan yang bagaikan angin bertiup adalah jalan kemenangan bersama Yesus. Tidak bisa dihalangi dan masalah diselesaikan oleh Tuhan.

  2. Hasil kedua: kita membawa bau harum Kristusyaitu bau harum keselamatan lewat Injil keselamatan--membawa orang berdosa untuk diselamatkan--, dan bau harum kesempurnaan lewat kabar mempelai--membawa orang-orang yang sudah selamat untuk disempurnakan menjadi mempelai wanita sorga yang siap menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.

    Di Wahyu 7, setelah angin tidak bertiup, terjadi pemeteraian mempelai. Satu waktu memang angin sudah tidak bertiup lagi, sudah selesai tugasnya, tetapi saat itu terbentuklah mempelai wanita Tuhan.
Pelayanan sebagai angin mempersiapkan arah ke sorga: kita selamat dan menjadi mempelai wanita yang siap untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai, masuk ke Firdaus, sampai masuk kerajaan sorga selamanya.

Tetapi angin harus bekerjasama dengan api--menunjuk pada hamba Tuhan yang diurapi Roh Kudus.

API YANG MENYALA
Ini MEMBERIKAN SUASANA SORGA.
Karena itu angin dan api bekerjasama:

Ini tugas kita.
Api yang menyala= hamba/pelayan Tuhan yang diutus dalam kesucian dan urapan Roh Kudus--suci ditambah setia berkobar-kobar/setia menyala-nyala.

Dalam kitab Wahyu 4, di sorga ada obornya, ada apinya, itu bukan suasana kemalasan, tetapi suci dan dalam urapan Roh Kudus; suci dan setia menyala-nyala di dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Kita membawa suasana takhta sorga di bumi.
Suci dan setia tidak bisa dipisahkan. Jangan pernah berkata: Yang penting suci.Kalau suci, pasti setia berkobar-kobar. Tadi, kalau suci bisa bertiup--berbau harum.

Daniel 7: 9
7:9.Sementara aku terus melihat, takhta-takhta diletakkan, lalu duduklah Yang Lanjut Usianya; pakaian-Nya putih seperti salju dan rambut-Nya bersih seperti bulu domba; kursi-Nya dari nyala api dengan roda-rodanya dari api yang berkobar-kobar;

Hamba/pelayan Tuhan yang suci dan setia berkobar-kobar sama dengan takhta Tuhan di bumi.
Ini tugas kita. Sebagai angin kita menyebarkan bau harum lewat penginjilan dan pengajaran. Banyak orang yang belum percaya Yesus, kita bersaksi lewat kehidupan kita dan lain-lain. Yang sudah selamat tidak tahu harus ke mana, mari kita bersaksi.
Arahnya ke sorga, ada jalan kemenangan, tidak bisa dikalahkan.

Kemudian, nyala api membawa suasana takhta sorga di manapun kita melayani, mulai dari rumah tangga, penggembalaan, fellowship. Luar biasa! Sampai satu waktu kalau tubuh sempurna kita benar-benar hidup di takhta sorga. Luar biasa!

Inilah tugas mulia dari Tuhan. Turunkan takhta sorga di manapun kita berada.
Di takhta sorga ada ujung jubah Tuhan.
Yesaya 6: 1
6:1.Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.

Kalau kita menjadi takhta sorga di dunia, maka ada kuasa ujung jubah memenuhi Bait Suci.
Hasilnya:
  1. Ada wanita pendarahan dua belas tahun berkata: Asal kujamah saja ujung jubah-Nya aku akan sembuh.Dia kaya--bisa ke tabib sana sini--sampai hartanya habis, tetapi keadaannya semakin memburuk. Dia mendengar tentang Yesus dan dia berkata: Asal kujamah ujung jubah-Nya aku akan sembuh.
    Mari berusaha, sudah jadi takhta, kita berusaha untuk menjamah ujung jubah Tuhan. Ini saja hidup kita.

    Hasil pertama:

    1. Kuasa mujizat secara rohani: pembaharuan hidupdari manusia daging menjadi manusia rohani.
      Wanita ini berharap manusia, ini yang harus diubahkan menjadi manusia rohani yang hanya percaya dan berharap Tuhan.
      Jangan bimbang sedikitpun terhadap pribadi Tuhan!

    2. Mujizat jasmani terjadi: kuasa kesembuhan; kuasa pertolongan Tuhan nyata dalam hidup kita.
      Jangan ragukan kasih Tuhan!

      "Waktu kami penataran nikah, opa Totaijs berkata pada saya: 'Widjaja, manusia daging tidak punya kasih, tetapi hanya ambisi, emosi, dan keinginan, jadi kita harus meminta kasih Allah dari kayu salib. Dan jangan ragukan kasih Allah!' Dalam khotbah seringkali beliau sampaikan: Jangan ragukan kasih Allah! Sampai satu waktu beliau buktikan, saya lihat dengan mata sendiri, empat jam ibadah terakhir dia tidak pernah keluar, padahal biasanya tiap malam minimal dua belas kali keluar, bahkan dua puluh kali. Pesan terakhir, dia bersaksi: 'Kalian harus undang Pong,' tetapi tidak dijalankan, malah mengundang yang lain. Sayang sekali. Saya bertemu beliau, matanya sudah putih, saya menangis, tetapi dia tidak menangis, dan hanya berkata: 'Mempelai..mempelai...'"

      Jangan ragukan kasih Allah apapun yang kita hadapi! Kasih Allah tidak pernah berubah. Semangat terus untuk melayani sampai mujizat rohani terjadi--percaya dan berharap Tuhan; mengasihi Tuhan lebih dari semua--, dan mujizat jasmani juga terjadi. Yang mustahil jadi tidak mustahil, yang busuk jadi harum, yang hancur jadi baik. Jangan ragu! Jangan pernah berkata: Percuma!

      "Saya berdoa untuk tanah di belakang gereja Malang bertahun-tahun. Mungkin banyak yang menertawakan. Sekarang berdoa untuk keluarga Pardede, keluarganya juga menertawai: Pak Wi doa sudah lama. Tetap saya doakan untuk kesatuan keluarga ini. Om Yo yang menemukan mereka di Medan, jadi saya hanya bisa berdoa supaya bisa terjadi kesatuan. Tanah di belakang tidak mungkin, tetapi Tuhan bisa tolong dalam waktu sekejap."

      Sudah berapa tahun kita? Pohon ara empat ribu tahun masih bisa berbuah. Melembut, percaya, mengasihi Tuhan lebih dari semua, serahkan semua pada Tuhan! Kuasa-Nya akan bekerja sehingga terjadi mujizat.

  2. Hasil kedua: kuasa pemeliharaan dan perlindungan Tuhansecara ajaib di tengah ketidakberdayaan kita dan kesulitan dunia sampai zaman antikris berkuasa di bumi selama tiga setengah tahun. Yang penting kita menjadi angin dan takhta sorga.

  3. Keluaran 28: 33
    28:33.Pada ujung gamisitu haruslah kaubuat buah delimadari kain ungu tua, kain ungu muda dan kain kirmizi, pada sekeliling ujung gamis itu, dan di antaranya berselang-seling giring-giring emas,

    Hasil ketiga: pada ujung jubah ada giring-giring emas dan buah delima berselang selihg--indah sekali.
    Artinya: ada kuasa untuk menjadikan semua berhasil dan indah pada waktunya.

    Mari pegang ujung jubah Tuhan, semua akan indah pada waktunya. Jangan berharap yang lain!
    Kapanhidup itu indah? Buah delima itu berpetak-petak tetapi satu. Hidup itu indah kalau kita sudah satu hati.
    Satu hati artinya satu pengajaran, penggembalaan, dan satu pelayanan. Ini sama dengan meja roti. Di atas meja roti ada dupa--giring-giring emas menunjuk pada suara penyembahan dalam urapan Roh Kudus.

    Kalau suami isteri sudah satu hati--satu pengajaran, satu pelayanan, dan satu penggembalaan; bisa menyembah Tuhan--, hidup itu sudah mulai indah dan berhasil.
    Mungkin ekonomi masih belum baik, tetapi hidup itu mulai indah dan berhasil.

    Sampai kalau Tuhan datang, kita diubahkan menjadi sempurna seperti Dia. Kita menjadi mempelai wanita yang siap menyambut kedatangan-Nya kembali kedua kali di awan-awan yang permai. Kita masuk Firdaus dan sorga--kita sebagai angin--, dan ditambah lagi kita berada di takhta sorga dan dimeterai oleh nama Yesus; kita menjadi milik Tuhan selamanya.

    Wahyu 22: 3-4
    22:3.Maka tidak akan ada lagi laknat. Takhta Allah dan takhta Anak Dombaakan ada di dalamnya dan hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya,
    22:4. dan mereka akan melihat wajah-Nya, dan
    nama-Nya akan tertulis di dahi mereka.

    'hamba-hamba-Nya akan beribadah kepada-Nya'= beribadah dan menyembah Tuhan.
Semua akan indah pada waktunya. Yang penting kita menjadi angin dan api. Mungkin ada pencobaan dan kesulitan, tidak usah takut. Masih ada kesempatan. Jangan bimbang! Percaya dan berharap Tuhan, dan mengasihi Dia! Yang sudah berhasil/indah jangan sombong, tetapi tetap berkata: Semua karena ujung jubah Tuhan; kasih-Nya kepadaku, karena angin pencobaan bisa bertiup sekonyong-konyong dan bisa hancur semua.
Semua pegang ujung jubah Tuhan! Semua akan indah pada waktunya.

Kaum muda, jangan ragukan kasih Allah!
Jangan berharap yang lain! Yang lain hanya mengecewakan kita, bisa menipu kita, tetapi Tuhan tidak pernah menipu kita.
Kesempatan untuk mencurahkan isi hati kepada Tuhan--dari hati ke hati. Kaum muda, apa yang kau risaukan? Apa yang membuat engkau bimbang? Serahkan kepada Dia! Mungkin ada yang membuat terhambat untuk bertiup: Kok begini, kok begitu?Mau setia: Kok begini, kok begitu?Serahkan pada Tuhan! Dia ada di tengah kita. Ujung jubah-Nya pasti ada di tengah kita. Kita tinggal menanti waktu Tuhan. Nantikan Tuhan berkarya! Sembah Dia, kalau tidak kuat, sebut: Yesus.

Mungkin ada yang busuk, hancur, tidak ada harapan, sudah jenuh, tetapi ada yang berhasil, semua Tuhan perhatikan. Semua akan indah pada waktunya, mulai dari rumah tangga kita, penggembalaan lebih indah, antar penggembalaan lebih indah lagi, sampai tubuh yang sempurna--terindah, kita duduk di takhta sorga dan dimeteraikan nama-Nya; menjadi milik-Nya selamanya.

Tuhan memberkati.