Ibadah Raya Surabaya, 22 Juni 2014 (Minggu Sore)

Penyerahan Anak
Kejadian 6: 9
6:9 Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak berceladi antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.

tidak bercela” = jujur.
bergaul dengan Allah” = setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan.

Nuh hidup pada zaman di mana manusia saat itu hidup dalam puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan) sampai manusia dihukum dengan air bah.

Nuh ini merupakan orang yang benar (hidup benar), jujur dan setia dalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, sehingga Nuh bisa masuk dalam bahtera Nuh dan selamat dari hukuman Allah.

Kita berdoa supaya bisa masuk dalam bahtera Nuh secara rohani. Bahtera Nuh secara jasmani sudah hancur dan tidak ada lagi.

Mazmur 92: 13-16
(92-13) Orang benarakan bertunas seperti pohon korma, akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon;
(92-14) mereka yang ditanam di bait TUHANakan bertunas di pelataran Allah kita.
(92-15) Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar,
(92-16) untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya.

Dulu Nuh (orang benar) masuk dalam bahtera Nuh secara jasmani. Masuk bahtera Nuh secara rohani yaitu masuk dalam Bait Tuhan (kandang penggembalaan).

Penyerahan anak pada malam hari ini bagaikan menanam benih di dalam kandang penggembalaan. Jadi, tugas orang tua sekarang ini adalah membawa anak untuk datang kepada Tuhan sampai dia bisa datang sendiri kepada Tuhan.
Saat Nuh masuk dalam Bahtera, sekalipun hukuman Tuhan datang, Nuh selamat.

Jika masuk dalam penggembalaan, hasilnya yaitu

  1. akan tumbuh subur seperti pohon aras di Libanon” (pohon aras itu kuat), artinya

    • menjadi kuat dan teguh hati(tetap mempertahankan hidup benar dan suci di dalam Tuhan), tidak terseret oleh arus dosa di akhir zaman yang kembali pada zaman Nuh.

    • kuat dalam penghadapi pencobaan-pencobaan apapun bentuknya di akhir zaman ini dan tetap percaya dan berharap kepada Tuhansampai Tuhan menolong.

  2. bertunas seperti pohon korma” (korma itu manis = berbuah manis) artinyamengalami masa depan yang berhasil, indah dan bahagia didalam Tuhan.

  3. Pada masa tua pun mereka masih berbuah” artinya sampai buah yang terakhir itulah buah kesempurnaan = menjadi wanita Tuhanyang siap untuk menyambut kedatangan Tuhan Yesus yang ke dua kali di awan-awan permai, tidak binasa bersama dunia seperti pada zaman Nuh, tetapi bersama-sama dengan Tuhan untuk selama-lamanya.

    Dulu pada zaman Nuh, dari satu dunia ini hanya 8 orang yang masuk bahtera dan selamat. Nanti saat Tuhan Yesus datang ke dua kali, banyak orang yang binasa karena api dari langit.

  4. untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya” artinya dipakai oleh Tuhanuntuk menjadi saksi Tuhan bahwa “Tuhan sebagai Gembala tidak pernah menipu kita (tidak ada kecurangan)”.
Sekalipun kita lemah dan tidak berdaya seperti bayi yang kecil (cari makan dan semua tidak bisa), tetapi jika berada dalam penggembalaan, maka tangan Tuhan lah yang menyediakan semuanya.

Jangan putus asa dan jangan kecewa, tetapi tetap bersaksi bahwa “Tuhan adalah Gembalaku”, tidak ada kecurangan pada Dia, Dia tidak pernah menipu kita, Dia selalu menyediakan semuanya bagi kita sampai kita menjadi sempurna seperti Dia. Masih banyak orang Kristen yang tidak menjadi pohon di Bait Allah, tetapi seperti pohon ara di pinggir jalan yang tidak berbuah dan kering. Sebab itu, kita harus bersaksi. Tuhan Gembala Agung tidak pernah menipu kita!

Tuhan memberkati.

Ibarah Raya
Salam sejahtera dalam kasih sayangnya Tuhan kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan Firman Tuhan. Biarlah damai sejahtera, bahagia dari Tuhan senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita masih berada pada Kitab Wahyu 1: 17-20(mulai diterangkan dari Ibadah Raya Surabaya, 11 Mei 2014).

Wahyu 1: 17-18

1:17 Ketika aku melihat Dia, tersungkurlah aku di depan kaki-Nya sama seperti orang yang mati; tetapi Ia meletakkan tangan kanan-Nya di atasku, lalu berkata: "Jangan takut! Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir,
1:18 dan Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup, sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan kerajaan maut.

Rasul Yohanes tersungkur di depan kaki Tuhanseperti orang mati = menyembah Tuhan dengan hancur hati= menyembah Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi, sehingga Rasul Yohanes mengalami jamahan tangan kanan Tuhan.

Begitu juga dengan kita. Penyembahan kita berkenan kepada Tuhan (bisa tersungkur di depan kaki Tuhan), yaitu

  1. menyembah dengan hancur hati:

    • merasa hanya tanah liat yang tidak layak (banyak kesalahan-kesalahan).
    • tidak mampu apa-apa.
    • tidak berharga, sebab tanah liat hanya untuk diinjak-injak.

  2. menyembah Tuhan sampai daging tidak bersuara lagi= hanya mengasihi Tuhan lebih dari semuanya.
Jika bisa menyembah Tuhan dengan hancur hati sampai daging tak bersuara lagi, maka kita akan menerima jamahan tangan kanan Tuhan seperti yang dialami oleh Rasul Yohanes.

Begitu Rasul Yohanes dijamah oleh tangan kanan Tuhan, Rasul Yohanes menerima tiga hal yaitu

  1. "Jangan takut!= melenyapkan ketakutan(sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 11 Mei 2014).

    Ketakutan/stres ini nanti akan menjadi pembunuh utama, baik secara:

    • secara jasmani: jika stres, hormon-hormon didalam tubuh akan bekerja tidak baik, sehingga penyakit datang semuanya dan bisa mati.
    • secara rohani: kering rohani sampai masuk dalam kematian yang kedua yaitu kebinasaan. Ini lebih dahsyat daripada mati secara jasmani.


  2. Aku adalah Yang Awal dan Yang Akhir” = menerima kasih Allah(menerima kasih mula-mula, sampai puncaknya kasih/kasih mempelai) (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 19 Mei 2014).

  3. Aku Yang mati dan Yang hidup” = menerima kuasa kemenangan atas maut(mulai diterangkan dari Ibadah Raya Surabaya, 25 Mei 2014).

Jadi, Yesus sudah mati
, tetapi juga sudah bangkit untuk:
  1. mengalahkan maut, sehingga Dia memegang kunci maut dan kunci kerajaan maut.
  2. menutup pintu kerajaan maut bagi kita semuanya, supaya kita tidak binasa selama-lamanya, tetapi kita menang atas maut bersama dengan Yesus.

Matius 16: 18-19

16:18 Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga."

alam maut tidak akan menguasainya” = menang atas maut (pintu kerajaan maut ditutup).

Jika kita sudah menang atas maut, Yesus akan memberikan kunci yang lain kepada kita yaitu kunci kerajaan surga.

Pada ibadah yang lalu kita sudah belajar tentang salib dalam Kisah Para Rasul. SALIBitulah kunci kerajaan surga, artinya untuk masuk kerajaan surga, kita harus mengalami banyak sengsara (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 26 Mei 2014).

Pada malam hari ini, kita membahas kunci kerajaan surga dalam Surat 2 Petrus 1: 10-11(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Juni 2014).

2 Petrus 1: 10-11

1:10 Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
1:11 Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.


hak penuhuntuk memasuki Kerajaan kekal” = kunci kerajaan surga.

Kunci kerajaan surga adalah PANGGILAN DAN PILIHAN TUHANuntuk mengangkat kita menjadi imam-imam dan raja-raja yang beribadah melayani Tuhan sesuai jabatan pelayanan yang Tuhan berikan/percayakan kepada kita.

Yang belum melayani harus berdoa kepada Tuhan supaya bisa melayani Tuhan (memiliki jabatan pelayanan). Yang sudah melayani Tuhan harus berusaha dengan sungguh-sungguhuntuk setia dalam ibadah pelayanan sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir. Garis akhir yaitusampai meninggal dunia atau sampai kedatangan Yesus yang ke dua kali.

Hari-hari ini kita belajar untuk setia! Bukan jenis jabatan pelayanannya yang menentukan untuk memegang kunci kerajaan surga, tetapi yang menentukan adalah kesetiaan kita. Misalnya:
Kita harus berusaha sungguh-sungguh untuk setia dalam ibadah pelayanan dan jangan sampai tersandung oleh apapun juga.

1 Korintus 9: 24-25

9:24. Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah? Karena itu larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya!
9:25 Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.

Beribadah dan melayani Tuhan adalah suatu pertandingan/perlombaan untuk mendapatkan kunci kerajaan surga dan mahkota abadi (mahkota mempelai). Yang bisa masuk surga adalah orang yang memiliki kunci kerajaan surga dan mahkota abadi.

Dalam pertandingan ini ada syarat-syaratnya supaya menjadi pemenang. Ada tiga syarat dalam pertandingan/perlombaan supaya kita mendapatkan kunci kerajaan surga dan mahkota abadi,antara lain:
  1. larilah begitu rupa” = berlari atau cepat, sebab kita berlomba dengan waktu penghukuman Tuhan dan waktu kedatangan Yesus yang ke dua kali.

    Kita harus cepat untuk melayani Tuhan (jangan santai-santai). Penghukuman Tuhan itu seperti di zaman Lot. Saat Lot keluar dari Sodom dan Gomora, api dan belerang tetap mengejar.

    Kita jangan tunda-tunda waktu dan jangan banyak pertimbangan untuk melayani Tuhan. Dia adalah Tuhan yang baik, tidak pernah merugikan kita, bahkan Tuhan selalu berkorban untuk kita, sebab itu jangan meragukan Tuhan sedikit pun.

    Kita berdoa kepada Tuhan supaya bisa mengambil keputusan dengan cepat, sehingga kita semuanya bisa melayani Tuhan.

  2. Ibrani 12: 1
    12:1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

    Syarat kedua untuk mendapatkan kunci kerajaan Surga: tekun(“berlomba dengan tekun”) = tidak bisa dihalangi oleh apapun juga. Tekun itu banyak halangan, tetapi kita tidak bisa dihalangi.

    Ada dua arti tekun:

    • tekun dalam pelayanan.
      Tekun sesuai dengan jabatan pelayanan yang Tuhan percayakan kepada kita sampai garis akhir (seperti lomba lari sampai finish). Misalnya: sebagai gembala, penyanyi, pemain musik melayani sampai garis akhir.

    • ketekunan dalam kandang penggembalaan.
      Perhatikan! ini selalu diulang-ulang. Jika firman diulang-ulang supaya mengingatkan bagi yang sudah bertindak dan memberi kesempatan bagi yang belum bertindak (dimantapkan untuk berani bertindak/praktek).

      Terdapat 3 macam alat dalam ruangan suci (kandang penggembalaan) = Ketekunan dalam 3 macam ibadah pokok:

      • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya. Ini persekutuan dengan Allah Roh Kudus didalam karunia-karuniaNya (ada kesaksian dan nyanyian).

      • Meja roti sajian: ketekunan dalam ibadah pendalaman Alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan korban Kristus.

        Pada meja roti sajian terdapat 12 roti yang dibagi menjadi 2 susun (masing-masing susun ada 6 buah roti). 66 ini menunjuk Alkitab(firman pengajaran yang benar).

        Roti itu juga menunjuk tubuh Kristus. Dimana darahnya? Meja roti sajian merupakan satu-satunya alat yang ada korban curahannya.

        Keluaran 25: 23-30tentang meja roti sajian.

        Keluaran 25: 29
        25:29 Haruslah engkau membuat pinggannya, cawannya, kendinya dan pialanya, yang dipakai untuk persembahan curahan; haruslah engkau membuat semuanya itu dari emas murni

        persembahan curahan” dari anggur. Anggur ini menunjuk darah Yesus.

        Jadi ada roti (tubuh Kristus) dan anggur (darah Yesus), sebab itulah meja roti sajian disebut kebaktian pendalaman Alkitab dan perjamuan suci.

      • Medzbah dupa emas: ketekunan dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan Allah Bapa didalam kasih-Nya.

        Setiap kita berdoa menyembah Tuhan, itu bagaikan memandang wajah Tuhan yang menyinarkan matahari = kita merasakan kasih yang bagaikan matahari untuk menghangatkan, membahagiakan dan membuat kita bisa hidup terang (tidak hidup dalam kegelapan).

      Dalam ketekunan di dalam 3 macam ibadah pokok, maka tubuh, jiwa, roh kita bersekutu dengan Allah Tritunggal (Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus) seperti carang melekat pada pokok anggur yang benar.

      Jika tubuh, jiwa dan roh kita bersekutu dengan Allah Tritunggal, maka setan tidak ada tempat lagi untuk menjamah kita, sehingga:

      • kita mulai mengalami ketenangan(damai sejahtera), semua enak dan ringan(mulai tertata rapi).

        Untuk masuk kandang penggembalaan memang berat bagi daging, tetapi hidup kita menjadi enak dan ringan. Jika sudah masuk dalam kandang, angin tidak bisa masuk. Jika masih di halaman, angin masih bisa masuk.

      • kita tinggal menunggu waktu, cepat atau lambat pasti berbuah manis.
        Jika sudah tidak terkena angin dan menjadi tenang, maka bunga-bunga akan menjadi buah yang manis.

      Yohanes 10: 16
      10:16 Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

      satu kawanan dengan satu gembala” = satu tubuh dengan satu kepala.

      Setelah di dalam kandang kita mendapatkan ketenangan, enak dan ringan, berbuah manis (diberkati semuanya), kita tidak boleh egois dan harus ingat kandang yang lain.
      Ini menunjuk kepada persekutuan tubuh Kristus antar penggembalaansampai bisa menjadi “satu kawanan dengan satu gembala” = satu tubuh Kristus yang sempurna (mempelai wanita) dengan satu kepala (Yesus Mempelai Pria Surga sebagai kepala). Istilah kita sekarang adalah ibadah kunjungan-kunjungan (kita mengunjungi kandang-kandang yang lain).

      Jika kita egois, berkat-berkat tidak akan dilimpahkan lagi oleh Tuhan.

      Kesaksian:
      "Jika dihitung-hitung, satu bulan ini seringkali dua kali ibadah kunjungan, sudah berapa ini? di Medan saja sudah 9 tahun, satu tahun empat kali ibadah kunjungan, jadi sudah 36 kali di Medan. Bahkan sudah dimana-mana sampai di luar negeri juga. Kalau mau membeli gereja (yang jasmani) ini sudah cukup. Bapak Pendeta In Juwono selalu menekankan “yang lebih penting adalah pembangunan tubuh Kristus yang rohani”. Jika Tuhan sudah memberi berkat, kita boleh juga membeli tanah, gereja, ini kalau sudah dibutuhkan. Untuk sekarang Tuhan sedang menggerakkan pembangunan tubuh Kristus sampai satu tubuh dengan satu kepala."


  3. Ibrani 12: 2
    12:2 Marilah kita melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan, yang dengan mengabaikan kehinaan tekun memikul salib ganti sukacita yang disediakan bagi Dia, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah.

    Marilah kita melakukannya” = tadi dijelaskan, kita berlomba dengan tekun. Jadi “Marilah kita melakukannya” ini berarti kita melakukan perlombaan itu.

    Syarat ketiga untuk menerima kunci kerajaan Surga: “mata yang tertuju kepada Yesus” = mata selalu memandang kepada Yesus.

    Kita jangan memandang orang, sebab nanti akan kecewa. Mata jangan menoleh ke belakang, seperti Istri Lot. Mata Musa ini menoleh-noleh (Musa memandang orang). Waktu Musa melayani, lalu ada orang Israel bertengkar dengan orang Mesir. Mata Musa menoleh-noleh, saat tidak ada orang, lalu Musa membunuh orang Mesir dan memasukkannya ke dalam pasir. Ditutupi dengan pasir itulah kemunafikan (busuk).

    Kalau melayani Tuhan, tetapi memandang orang, itu busuk (ada kebencian, menggosip, munafik). Jika melayani Tuhan, tetapi menoleh kebelakang(mengandalkan dunia), akan menjadi tiang garam dan tidak ada gunanya.
    Tiang garam = garam yang tawar, akhirnya menjadi busuk juga.
    Jadi mata harus selalu tertuju (fokus) kepada Tuhan.

Ibrani 12: 1
12:1. Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua bebandan dosa yang begitu merintangi kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.

Ada dua hal yang menghalangi kita
untuk mendapatkan mahkota abadi (untuk menang dalam perlombaan) yaitu
  1. beban.
    Beban (dibelakang)artinya dosa-dosa yang sudahkita lakukan, katakan, pikirkan.

    Jika ada beban, maka pelayanan tidak akan maju-maju (terlalu berat melayani Tuhan). Jadi kita harus menanggalkan beban dosa supaya kita menang dalam perlombaan.

    Prosesnya/caranya menanggalkan beban adalah

    • mengaku dosadengan sejujur-jujurnya kepada Tuhan (vertikal) dan kepada sesama (horisontal), jika diampuni jangan berbuat dosa lagi (hidup dalam kebenaran). Hidup dalam kebenaran itu berarti tidak ada beban lagi dan sudah siap untuk berlomba. Jika kita tetap mempertahankan dosa (ada beban), maka tidak akan menang dalam perlombaan.

      Pembangunan Tubuh Kristus:

      1. dimulai dari rumah tangga. Sebab itu kita mengakui dosa-dosa mulai dari dalam rumah tangga (mengaku dosa kepada sesama yang terdekat), antara suami-istri, anak-orang tua, kakak-adik saling mengaku.

      2. kita saling mengaku dosa di dalam penggembalaan.
      3. kita saling mengaku dosa di dalam antar penggembalaan (antar gereja dan antar hamba Tuhan).


    • mengampunidosa orang lain dan melupakannya.
      Misalnya: istri sakit hati kepada suami dan masih mengingat dosa suaminya. Ini rugi, sebab suaminya yang berbuat dosa, tetapi istrinya yang menanggung bebannya.

      Jika kita masih berat mengampuni dosa orang lain, kita harus ingat “jika Yesus tidak mengampuni dosa kita, tidak melupakan dosa kita dari kecil sampai sekarang, kita tidak akan bisa menjadi hamba Tuhan”. Jadi karena Yesus melupakan dosa kita, maka kita bisa melayani Tuhan.

  2. dosa yang begitu merintangi kita” = dosa yang menjerat kita(yang ada di depankita).

    Dimanakah jerat dosa dipasang?

    • jerat dosa dipasang pada tempat-tempat dimana kita biasa beraktivitas. Misalnya:

      1. dalam pekerjaan dipasang jerat. Direktur dipasang jerat di meja sekretarisnya. Kita harus tetap berhati-hati, biarpun sudah menikah ataupun belum menikah.

      2. dalam pelayanan juga dipasang jerat.

        Kesaksian:
        "Saya selalu ingat perkataan Bapak Pendeta Pong Dongalemba. Ada pengerja yang baru pertama kali disuruh berkhotbah, lalu ada jemaat yang berterima kasih kepada pengerja itu. Akhirnya dia sudah merasa lebih hebat dari gembalanya yang sudah berpuluh-puluh tahun kotbah.Kita jangan seperti ini, sebab itulah jerat."


      3. dalam study dipasang jerat.


      Jika kita sudah tertarik (ada perhatian khusus), itu berarti sudah terjerat dan jerat dosa sudah dipasang di hati kita.

    • jerat dosa dipasang di hatikita.
      Kalau jerat dosa sudah di hati, ini sudah menjadi ikatan dosa.

      1 Timotius 6: 9-10
      6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jeratdan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.
      6:10
      Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

      = inilah jaring/jerat dosa, terutama ikatan akan uang (keinginan akan uang). Ikatan akan uang merupakan akar dari kejahatandan satu pasang dengan kenajisan.

      Ikatan akan uang membuat kita:

      1. kikir = tidak bisa memberi (egois).
      2. serakah = merampas haknya orang lain (hutang tidak bayar, menipu), terutama merampas hak-Nya Tuhan (perpuluhan dan persembahan khusus).

      Kalau ada akar kejahatan, maka disitu ada akar kenajisan. Kita harus hati-hati terhadap dua hal ini!Dosa kenajisan sampai seperti di zaman Nuh = dosa makan minum dan kawin mengawinkan.

    Dosa kejahatan (uang) dan dosa kenajisan ini dipasang oleh setan untuk mengahantam pelayanan hamba Tuhan/anak-anak Tuhan. Jika melayani Tuhan, tetapi menipu sesama, hutang tidak bayar, mencari uang dengan cara tidak halal, itu tidak akan bisa menang lomba, sebab sudah terjerat.

    Kesaksian:
    "Oleh sebab itu saya bersyukur, sebagai hamba Tuhan saya dididik nomor satu adalah soal uang. Saya sudah bersaksi berulang kali, kalau saya disuruh kotbah ke mana-mana, tidak diberi ongkos dan tidak boleh mengambil kolekte. Ini bukan karena Bapak Pendeta Pong Dongalemba pelit (setelah saya dididik saya juga diberi uang), tetapi ini didikan supaya tidak terikat dengan uang. Kalau sudah ada jerat kejahatan (uang), jerat kenajisan dipasang juga.

    Bukan cuma orang muda yang dijerat, orang yang sudah menikah pun harus hati-hati. ada kesaksian dari seseorang “dulu saya melayani Tuhan dengan semangat, sampai ribuan, mendatangkan hamba Tuhan dari mana-mana, dari luar negeri”. Jika tidak ada firman, itu semangat daging. “tetapi akhir-akhirnya saya jatuh (dia mengaku), untung saya bertemu pengajaran, sehingga saya diangkat, ditolong kembali pelayanan saya”. Jika disaksikan pelayanannya, ini luar biasa, tetapi semakin luar biasa, jatuhnya semakin dalam. Ini karena tidak ada pengajaran (tidak ada kekuatan dari Tuhan) dan terjerat."
    Bagaimana caranya kita bisa lepas dari jaring/jerat dosa?
    Mazmur 25: 15
    25:15. Mataku tetap terarah kepada TUHAN, sebab Ia mengeluarkan kakiku dari jaring.

    Jawabannya adalah mata hanya memandang kepada Yesus= perhatian hanya tertuju kepada Yesus.

Dua kali kesempatan besar supaya mata kita tertuju kepada Tuhan adalah

  1. saat pemberitaan firman nubuat =firman pengajaran yang benar (cahaya Injil Kemuliaan Kristus/kabar mempelai).
    Jadi, harus ada pemberitaan firman didalam pelayanan.

    2 Petrus 1: 19
    1:19. Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannyasama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

    firman yang telah disampaikan oleh para nabi” = firman nubuat = firman yang memberitakan yang akan datang, yang belum terjadi tetapi pasti terjadi, terutama kedatangan Yesus sebagai Mempelai.

    Firman pengajaran yang benar = semuanya tertulis dalam Alkitab dan tidak ada yang bertentangan dengan Alkitab.

    Kita harus memperhatikan firman pengajaran yang benar (pribadi Tuhan) = mendengar firman dengan sungguh-sungguh, dengan suatu kebutuhan(“seperti melihat pelita ditempat gelap”) dan dengar-dengaran(mempraktekkan firman), sehingga kita mengalamipenyucian hatidari segala jerat/ikatan dosa dan hati kita memancarkan terang yang semakin membesar.
    Dari dalam hati kita yang sudah disucikan (kejahatan dan kenajisan dibersihkan) akan menghasilkan terang yang semakin membesar:

    • dimulai dari pelita/terang dalam rumah tangga:

      1. suami menjadi pelita (bukan karena penghasilannya besar) = suami mengasihi istri seperti diri sendiri, tidak berlaku kasar kepada istri dan menjadi teladan.
      2. istri menjadi pelita = istri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu.
      3. anak menjadi pelita = anak-anak taat dengar-dengaran kepada orang tua.

    • terang akan membesar lagi, menjadi bintang-bintang yang terang.
      Daniel 12: 3
      12:3 Dan orang-orang bijaksana akan bercahaya seperti cahaya cakrawala, dan yang telah menuntun banyak orang kepada kebenaran seperti bintang-bintang, tetap untuk selama-lamanya.

      = menjadi bintang kehidupan yang dipakai oleh Tuhan untuk menjadi saksi Tuhan yang menuntun jiwa-jiwa kepada keselamatan (yang belum percaya Yesus) dan menuntun jiwa-jiwa menuju kesempurnaan/pembangunan tubuh Kristus yang sempurna (yang sudah percaya Yesus).

    • sampai kita menjadi bintang timur yang bercahaya yaitu kehidupan yang sempurna seperti Yesus = menjadi mempelai wanita Tuhan yang layak untuk menerima mahkota mempelai/mahkota abadi dan menerima kunci kerajaan surga.

    Kita berdoa kepada Tuhan supaya setiap kali ibadah ada pembukaan rahasia firman dan kita bisa memandang Yesus.

  2. saat menghadapi angin dan gelombang= pencobaan-pencobaan, masalah yang mustahil yang tidak bisa diselesaikan oleh apapun juga.

    Kalau Tuhan ijinkan kita menghadapi angin dan gelombang, bukan supaya kita menjadi kecewa dan berharap yang lain, tetapi supaya mata kita hanya tertuju kepada Tuhan.

    Matius 8: 23-26
    8:23. Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nyapun mengikuti-Nya.
    8:24
    Sekonyong-konyongmengamuklah angin ributdi danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
    8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya
    membangunkan Dia, katanya: "Tuhan, tolonglah, kita binasa."
    8:26 Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?" Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.

    Ingat!angin dan gelombang datangnya sekonyong-konyong artinya tidak bisa diperkirakan oleh siapapun juga (perusahaan, pelayanan, keuangan yang semula enak, tahu-tahu habis).

    Oleh sebab itu kita harus selalu setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan = Yesus selalu ada di perahu kehidupan kita. Kalau Yesus ada, tidak mungkin tenggelam.

    Tenggelam atau tidaknya perahu kita, tidak tergantung pada besar kecilnya angin gelombang, tetapi tergantung pada ada tidaknya Yesus dalam perahu kehidupan kita= tergantung pada kita setia atau tidak!Kalau kita tidak setia, kita sudah kalah/tenggelam.

    Kita jangan melawan angin gelombang, sebab siapapun tidak akan bisa. Yang penting adalah undang Yesus untuk selalu berada didalam perahu kehidupan kita.

    Yesus tidur di perahuartinyamati di kayu salib.
    Yesus bangun artinya Yesus bangkit untuk menjadi Imam Besar yang duduk disebelah kanan Allah Bapa (Ibrani 12mata kita hanya tertuju kepada Dia yang duduk disebelah kanan Allah Bapa”).

    Ibrani 2: 17-18
    2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihandan yang setiakepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
    2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

    Yesus sebagai Imam Besar yang duduk disebelah kanan Allah Bapa selalu mengulurkan tangan-Nya yang setia dan berbelas kasih untuk:

    • menyelesaikan/mendamaikan dosa kita lebih dahulu.
      Kita harus menyelesaikan dosa kita dahulu. Jika masih ada dosa, Dia tidak bisa berbuat apapun untuk kita, sebab dosa adalah penghalang.

    • dapat menolong kita dari segala masalah sampai yang mustahil.
      Istilah “dapat”, ini berarti tidak ada yang tidak dapat Tuhan lakukan.

    Sikap Tuhan (pihak Tuhan) adalahDia rela tidur dan bangun (mati dan bangkit) untuk menjadi Imam Besar yang selalu mengulurkan tangan-Nya yang setia dan berbelas kasih.

    Bagaimana sikap kita sekarang? Petrus dan murid-murid lainnya, saat Yesus tidur, dibiarkan saja (Yesus yang mati tidak penting). Yang penting adalah pengalaman. Seringkali kita bersikap seperti ini. Petrus dan murid-murid adalah nelayan, banyak pengalaman dan sudah biasa di tengah laut, tetapi masih tetap tidak bisa menghadapi angin gelombang (ini salah perhatian).

    Kesaksian:
    "Saya sering mengajar Lembaga Pendidikan El-kitab Kristus Ajaib, seringkali saya katakan “nanti teman sebangku yang disalahkan”. Saya juga sudah pernah disalahkan “kamu sombong, tidak ingat teman sebangkumu dulu dll”. Saya bertanya "waktu saya ada kunjungan ke daerahmu, kamu datang?" Dia jawab “tidak”. Lalu bagaimana mau bertemu dan saya sudah dicap sombong. Saya sudah diundang kotbah ke daerahnya sebanyak lima kali, tetapi dia tidak penah datang, setelah bertemu di GPT dia berkata seperti itu."

    Petrus dan murid-murid lainnya menghadapi angin dan gelombang dengan sibuk memandang/mengandalkan yang lain. Dalam menghadapi angin gelombang, seringkali kita sibuk memandang/mengandalkan yang lain (manusia, kepandaian, kekayaan, pengalaman dan lain-lain). Jika kita mengandalkan yang lain, ini hanya sia-sia saja dan mempercepat tenggelamnya perahu.

    Kesaksian:
    "Dulu tahun 1980 di daerah Wonokromo ada kejadian, ini masuk koran juga. Perahu rakit yang banyak penumpangnya, lalu saat rakitnya goyang, penumpangnya semua lari dan yang meninggal banyak. Kalau gerak-gerak, malah mempercepat tenggelam."

    Untunglah sebelum murid-murid tenggelam, masih sempat pandangannya berubah kepada Yesus yang sedang tidur. Mungkin kita diijinkan malam ini menghadapi angin gelombang dalam bentuk apapun (keuangan, kesehatan, pelayanan dll), maksudnya Tuhan adalah supaya kembali kepada Yesus yang sudah tidur (kembali pada Yesus Imam Besar). INILAH KUNCINYA.

    Sikap yang benar
    adalah kita harus memandang/memperhatikan Yesus yang sedang tidur (memandang Yesus sebagai Imam Besar) = memperhatikan (kembali pada) belas kasih dan kemurahan dari Imam Besar.

    Bagaimana caranya untuk kembali kepada belas kasih dan kemurahan Imam Besar?

    • mengaku dosa-dosa("Tuhan, tolonglah, kita binasa"), bukan malah marah dan menyalahkan orang lain. Jika diampuni, jangan berbuat dosa lagi (hidup benar).

      Dimana ada kebenaran, maka ada ketenangan (tidak bimbang, tidak ragu).

    • tidak bimbang, tidak ragu kepada Tuhan, tetapi percaya sepenuh kepada Tuhan.
    • menyeru nama Yesus dengan iman(menyembah Tuhan) = mengulurkan tangan kepada Tuhan dan Tuhan mengulurkan tangan-Nya yang setia dan berbelas kasih untuk meneduhkan angin dan gelombang.

      Laut menjadi teduh (semuanya menjadi teduh) artinya:

      1. semua menjadi enak dan ringan (mau apa saja enak dan ringan). Jika laut teduh, kapal melaju dengan enak.
      2. semua masalah diselesaikan oleh Tuhan.
      3. ada masa depan yang berhasil dan indah (kapal bisa melaju ke depan) sampai menuju ke pelabuhan damai sejahtera (pelabuhan Yerusalem baru).

        Menuju ke pelabuhan Yerusalem baru artinya kita mengalami pembaharuan/keubahan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.

        Matius 8: 27
        8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: "Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?"

        Pembaharuan dimulai dari taat dengar-dengaran. Angin dan gelombang bisa taat kepada Tuhan, ikan yang menelan Yunus taat kepada Tuhan saat diperintahkan untuk memuntahkan Yunus. Jika angin dan ikan saja taat, maka betapa Tuhan mengeluhjika hamba Tuhan/pelayan Tuhan tidak taat kepada Tuhan!

        Biarlah malam ini terjadi pembaharuan. Jika ada firman, berarti masih ada kesempatan untuk memandang Tuhan supaya kita menjadi terang. Saat ada angin gelombang (pencobaan), jangan putus asa, sebab masih ada kesempatan untuk memandang Tuhan.

        Yesus taat sampai mati di kayu salib. Kita taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara lagi (tirai terobek). Jika Yesus datang kembali ke dua kali, kita akan diubahkan menjadi sempurna seperti Dia, menjadi mempelai wanita Tuhan yang siap untuk menerima mahkota mempelai dan kunci kerajaan surga. Kita bisa masuk kerajaan surga untuk selama-lamanya.

        Biarlah kita ditengah-tengah gelombang, jangan sibuk memandang yang lain, tetapi pandanglah Yesus yang sudah mati dan bangkit (Yesus yang sudah taat sampai mati di kayu salib). Jangan ragu dan bimbang sedikitpun kepada pengajaran yang benar (pribadi Yesus).
        Mengulurkan tangan itu juga taat dengar-dengaran dan Tuhan akan mengerjakan semuanya untuk kita.
Tuhan memberkati.