Ibadah Raya Surabaya, 25 Februari 2018 (Minggu Siang)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat siang, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah kita sekalian.

Wahyu 7: 4-8
7:4. Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikanitu: seratus empat puluh empat ribuyang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
7:5. Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan, dari suku Ruben dua belas ribu, dari suku Gad dua belas ribu,
7:6. dari suku Asyer dua belas ribu, dari suku Naftali dua belas ribu, dari
suku Manasyedua belas ribu,
7:7. dari suku Simeon dua belas ribu, dari suku Lewi dua belas ribu, dari suku Isakhar dua belas ribu,
7:8. dari suku Zebulon dua belas ribu, dari suku Yusuf dua belas ribu, dari suku Benyamin dua belas ribu.

Kita masih belajar tentang METERAI ALLAH(diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 28 Januari 2018).

Siapayang dimeteraikan dengan meterai Allah? Seratus empat puluh empat ribu orang dari dua belas suku Israel--keturunan Abraham, Ishak, dan Yakub.
Ini yang disebut dengan INTIdari mempelai wanita sorga.

Tetapi kalau kita baca secara keseluruhan, dari dua belas suku Israel yang dimeteraikan, tidak ada suku Dan, dan digantikan oleh suku Manasye.
Mengapa suku Dan tidak masuk?Karena suku Dan berubah dari keturunan Abraham menjadi keturunan ular beludak(diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 09 Februari 2018).

Kejadian 49: 17
49:17. Semoga Danmenjadi seperti ular di jalan, seperti ular beludakdi denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya jatuh ke belakang.

Suku Dan tidak masuk karena sikap hidupnya seperti ular, yang memakan debu tanah, artinya hidup dari debu tanah= hidup duniawi; sikap hidup rohani berubah menjadi duniawi.
Kejadian 3: 14
3:14.Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ularitu: "Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakanseumur hidupmu.

Kita sudah mendengar tentang soal Yudas Iskariot yang jatuh tertelungkup seperti ular, dan binasa, sedangkan rasul Paulus telentang menghadap Tuhan (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 21 Februari 2018).

Praktik sikap hidup duniawi:
  1. Yakobus 4: 4
    4:4.Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan duniaadalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.

    Praktik pertama sikap hidup duniawi: menjadi sahabat dunia, sehingga tidak setiadalam ibadah pelayanan kepada Tuhan. Hati-hati! Kalau sudah tidak setia dalam ibadah pelayanan, bahaya karena bisa tidak setia dalam nikah. Tidak ada harapan.

    Dijaga! Kita saling menasihati. Nasihat yang paling berharga dan paling tinggi di akhir zaman (Ibrani 10) adalah mari setia, jangan membiasakan untuk meninggalkan ibadah pelayanan karena Tuhan segera datang kembali. Kalau sudah setia kepada Tuhan, bisa diharapkan setia dalam nikah, pekerjaan dan lain-lain.

    Mulai dari gembala diuji kesetiaannya hari-hari ini. Kalau gembala memeluk bumi seperti ular, banyak alasan untuk tidak melayani. Itu pertanda sudah bersahabat dengan dunia.
    Kita semua harus sungguh-sungguh. Alasan bisa dicari, tetapi yang jelas dia sedang bersahabat dengan dunia.

  2. 1 Yohanes 2: 15-17
    2:15.Janganlah kamu mengasihi duniadan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
    2:16.Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan dagingdan keinginan mataserta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.
    2:17.Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allahtetap hidup selama-lamanya.

    Praktik kedua sikap hidup duniawi: mengasihi dunia--kalau sudah bersahabat, akhirnya akan mengasihi--yaitu:

    1. Mengikuti keinginan mata= menyangkut dosa makan-minum (merokok, mabuk, dan narkoba). Mata Hawa dialihkan pada pohon yang dilarang oleh Tuhan untuk dimakan buahnya.

    2. Mengikuti keinginan daging= menyangkut dosa kawin-mengawinkan (percabulan, nikah yang salah dan sebagainya).
    3. Keangkuhan hidup= mengandalkan segala sesuatu di dunia; tidak lagi mengandalkan Tuhan; mengutamakan segala sesuatu di dunia sampai tidak mengutamakan/mengandalkan Tuhan.

    Ini semua yang membuat tidak taat dengar-dengarankepada Tuhan.
    Tidak taat dengar-dengaran= tidak mengasihi Tuhan.

  3. Roma 12: 2
    12:2.Janganlah kamu menjadi serupa dengan duniaini, tetapi berubahlaholeh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

    Praktik ketiga sikap hidup duniawi: menjadi serupa dengan dunia--sesudah menjadi sahabat, kemudian mengasihi, dan akhirnya jadi serupa dengan dunia. Artinya: hidupnya tidak berubah, tetapi tetap mempertahankan manusia darah daging yang keras hati, sehingga tidak bisa membedakan mana yang benar dan tidak benar--tidak bisa membedakan nikah, pelayanan, dan segala hal yang benar dan tidak benar--, dan tidak mau membedakan yang benar dan tidak benar--dimulai dari soal pengajaran yang benar dan tidak benar; semua pengajaran dianggap sama saja.

    Sama seperti orang Niniwe yang tidak bisa membedakan tangan kanan dari tangan kiri. Di dunia ini yang benar malah jadi salah, yang salah jadi benar. Kalau tidak mau membedakan yang benar dan tidak benar, nanti akan jadi serupa dengan dunia--salah jadi benar, dan benar jadi salah.

    Akibatnya: binasa bersama dunia sampai masuk neraka, lautan api dan belerang selamanya.
    2 Petrus 3: 10
    3:10.Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.
Inilah praktik hidup seperti ular; menjadi keturunan ular beludak.

Mari kita harus tetap bertahan menjadi keturunan Abraham. Kita bangsa kafir memang bukan keturunan Abraham, tetapi kita adalah keturunan Abraham secara rohani.
Prosesnya:
Inilah keturunan Abraham secara rohani yaitu hidup dalam kebenaran. Segala aspek hidup kita harus benar. Bangsa kafir ini tidak benar sama sekali tetapi lewat percaya Yesus, bertobat, dan baptisan air dan Roh Kudus, kita bisa menerima hidup baru/hidup sorgawi yaitu hidup dalam kebenaran.

Kalau ular, hidup dari debu tanah/hidup secara duniawi.
Galatia 3: 7
3:7.Jadi kamu lihat, bahwa mereka yang hidup dari iman, mereka itulah anak-anak Abraham.

Biarpun keturunan Abraham secara jasmani--suku Dan--kalau hidupnya seperti ular--dengan tanda-tanda tidak setia dan taat, dan tidak berubah hidupnya (serupa dengan dunia)--, dia akan menjadi keturunan ular, tidak diakui lagi sebagai keturunan Abraham.
Sebaliknya, kita bangsa kafir, hanya batu-batu keras, manusia berdosa, dan tenggelam di dalam lumpur dosa, kalau mau percaya Yesus, bertobat, dan baptisan air dan Roh Kudus, kita bisa hidup dari iman/hidup dalam kebenaran.

Jadi hidup dari iman adalah hidup dalam kebenaran.

"Ada yang aneh-aneh berkata hidup dari iman, padahal melanggar. Melanggar lalu lintas: dalam nama Yesus, Engkau tutup mata polisi. Mengatakan kalau ini iman. Salah! Hidup dari iman adalah hidup dalam kebenaran. Banyak yang bangga seperti itu: saya seharusnya ditangkap polisi, tetapi Tuhan tutup matanya polisi. Ini namanya Tuhan diajak berbuat dosa. Bukan Tuhan yang menutup mata polisinya, tetapi setan. Seringkali kita salah, iman dianggap demonstrasi kuasa. Sakit perut, ada sambal: Dalam nama Yesus, makan, yang penting iman. Ini demonstrasi kuasa yang tidak benar, bukan kuasa Tuhan, tetapi setan. Banyak yang salah. Hidup benar apapun resikonya, itulah iman; keturunan Abraham."

Ada tiga macam iman:
  1. Iman karena melihat tanda-tanda jasmani. Ini yang sekarang diajarkan: Pegang mobil, nanti jadi milik kita.
    Yohanes 2: 23-25
    2:23.Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tandayang diadakan-Nya.
    2:24.Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,
    2:25.dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.

    Akibat dari iman karena melihat tanda-tanda jasmani:

    • Memiliki iman yang rapuhkarena imannya hanya satu pihak; dia percaya Yesus, tetapi Yesus tidak mempercayakan diri-Nya kepada dia. Tidak ada artinya. Gampang percaya saat ditolong, tetapi saat menghadapi pencobaan, akan bersungut sampai gugur dari iman; meninggalkan Tuhan.
      Contoh: imannya Tomas.

    • Gampang disesatkan. Nanti nabi palsu dan antikris akan mendatangkan tanda-tanda ajaib dari langit, dan dia akan menyembah antikris.
      Wahyu 13: 13-14
      13:13.Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.
      13:14.Ia menyesatkanmereka yang diam di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.


    • Tidak berbahagia.
      Tomas berkata: 'Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya, sekali-kali aku tidak akan percaya.' Dan Tuhan berkata kepadanya: 'Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.' Ini yang seringkali tidak dibaca.

      Jadi iman karena melihat tanda-tanda jasmani tidak akan berbahagia; tidak merasakan kebahagiaan sorga, tetapi hanya kebahagiaan dunia; kalau ditolong senang, kalau tidak, habis.

      Kalau kebahagiaan sorga, mau ditolong atau tidak, tetap bahagia bersama Tuhan--seperti Sadrakh, Mesakh, dan Abednego menjawab raja: Kalau Allah yang kami sembah tidak menolong kami, kami tidak mau menyembah yang lain.


  2. Iman karena merasa--merasa kenyang.
    Yohanes 6: 25-27

    6:25.Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepada-Nya: "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?"
    6:26. Yesus menjawab mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku,
    bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang.
    6:27. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk
    makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meterai-Nya."

    'bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda'= tanda rohani= keubahan hidup.
    'karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang'= Tuhan tahu sampai kedalaman hati. Kita bisa berdalih, tetapi Tuhan tahu sampai di dalam hati: karena merasa kenyang atau benar-benar bertemu Tuhan.

    Ayat 27= tujuan utama kita beribadah melayani Tuhanadalah untuk hidup kekal, bukan supaya merasa kenyang--ini yang dimeteraikan oleh Tuhan.
    Kalau hanya perkara jasmani, tidak akan dihitung/dimeteraikan, seperti suku Dan.

    Di kitab Wahyu, jemaat Laodikia--bangsa kafir--merasa kaya, tidak butuh apa-apa--tidak butuh Tuhan lagi.
    Di akhir zaman (Matius 7), manusia merasa dipakai dan diberkati Tuhan.
    Inilah iman karena merasa.

    Pemberitaan firman seringkali seperti Hawa yaitu menambah dan mengurangi. Hawa menambah kata 'raba', artinya sekarang lawak dan sebagainya, supaya jemaat senang. Akibatnya: yang diraba bukan hatinya tetapi emosinya--merasa senang, dipakai dan diberkati, padahal Tuhan katakan: Enyahlahengkau!

  3. Iman dari mendengar firman. Ini yang benar, dan menjadi keturunan Abraham.
    Hati-hati! Dua iman yang tidak benar di atas masih merupakan golongan ular; semua ke arah yang jasmani--debu tanah. Mari kita bertekad memiliki iman yang benar.

    Roma 10: 17
    10:17.Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

    Iman yang benar kita peroleh lewat mendengar firman Kristus. Karena itu kalau di dalam ibadah kita tidak mengutamakan firman, bahaya. Yang lainnya boleh lama-lama--saat menyanyi--, tetapi firman dibatasi. Bahaya! Imannya bisa mengarah pada dua iman di atas. Sungguh-sungguh!

    Dalam ibadah kita harus mengutamakan firman Kristus; firman yang diurapi Roh Kudus; firman yang dibukakan rahasianya yaitu ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab--firman pengajaran yang benar, yang keras, dan lebih tajam dari pedang bermata dua. Ini yang harus diutamakan dalam ibadah supaya iman kita benar.

    Murid-murid mengerumuni Yesushendak mendengar firman. Kalau bangsa Israel mengerumuni Harundan di situ dibentuk anak lembu emas.
    Kalau mengerumuni Yesus kita akan menyembah Tuhan.

    Kalau ibadah mengerumuni manusia, tidak akan mau mendengar firman, sehingga bukan Tuhan yang disembah melainkan artisnya dan lain-lain, tanpa pemberitaan firman--terjadi pemberhalaan.

    Gembalaharus menyampaikan firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus supaya:

    • Gembala bisa menyampaikan firman yang dibebankan oleh Tuhan, karena hal itu merupakan beban dari sidang jemaat--sabda yang dibebankan Tuhan, yang merupakan jawaban bagi sidang jemaat yang menghadapi beban-beban berat.
      Kalau firman bukan beban dari Tuhan, tidak akan ada jawaban.

    • Tidak dibatasi oleh apapun, terutama waktu dan isinya.

    Sidang jemaatmendengar firman juga harus dalam urapan Roh kudus, supaya:

    • Bisa sungguh-sungguh mendengar firman.
    • Mengerti firman pengajaran yang benar.
    • Percaya firman; firman menjadi iman di dalam hati.
    • Roh Kudus menolong kita untuk mempraktikkan firman.

    Ini sama dengan iman yang benar/iman yang teruji. Kalau iman tidak benar, akan rapuh, dan diusir oleh Tuhan.

    Pada kesempatan ini, sudah ada iman yang benar, setelah itu harus diuji sampai mencapai iman yang sempurna--buli-buli emas berisi manna.
    Jangan kaget kalau kita menghadapi ujian iman!

    Sementara buli-buli diisi manna--firman pengajaran--, sudah ada iman yang benar, kita masih diizinkan untuk menghadapi ujian iman di dalam segala hal, supaya iman yang benar menjadi iman yang teruji sampai sempurna.

    UJIAN IMAN
    Yakobus 1: 2-4
    1:2.Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan,
    1:3.sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmuitu menghasilkan ketekunan.
    1:4.Dan biarkanlah ketekunanitu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun.

    Maksud Tuhan mengizinkan kita mengalami ujian imanadalah:

    • Menghasilkan buah ketekunan--ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok. Untuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok memang berat--masuk pintu sempit, tetapi hanya di situlah kita kuat. Tetapi kalau sudah tekun, kita tinggal memetik hasilnya.

      Ibrani 10: 36
      10:36.Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu.

      'kamu memerlukan ketekunan'=> saat Israel mau keluar dari Mesir untuk beribadah, Firaun marah, yang awalnya jerami diberi untuk membuat batu bata, tidak diberi lagi, tetapi jumlah batu batanya tetap--sarana dikurangi, tetapi kebutuhan lebih meningkat. Itulah caranya setan. Banyak keperluan kita secara jasmani, rohani di dunia ini yang semakin bertambah, tetapi semuanya sudah tercakup di dalam ketekunan di kandang penggembalaan. Artinya: Gembala Agung sanggup memberikan semua yang kita butuhkan, dengan jaminan Dia sudah memberikan nyawa-Nya kepada kita.

    • Supaya menjadi iman yang sempurna--buli-buli emas berisi manna.
      1 Petrus 1: 6-7

      1:6.Bergembiralah akan hal itu, sekalipun sekarang ini kamu seketika harus berdukacita oleh berbagai-bagai pencobaan.
      1:7.Maksud semuanya itu ialah untuk membuktikan kemurnian imanmu--yang jauh lebih tinggi nilainya dari pada emas yang fana, yang diuji kemurniannya dengan api--sehingga kamu memperoleh puji-pujian dan kemuliaan dan kehormatan pada hari Yesus Kristus menyatakan diri-Nya.

      Mau diapakan juga, tidak akan bisa goyah, apalagi gugur. Sungguh-sungguh! Jangan goyah, mohon kekuatan dari Tuhan!

      "Dalam pelayanan diuji juga. Hari ini saya diuji. Tadinya sudah berkata dengan isteri: 'Tidak usah ke Medan, ya, karena ini itu.' Semalam saya tidak bisa tidur. Tadi mau khotbah bingung, siang ini juga bingung, tetapi bisa berkhotbah. Pesawat yang biasa kami gunakan untuk Medan tidak ada. Sekarang harus pakai pesawat yang menunggunya berjam-jam. Tadi sudah bertekad untuk tidak ke Medan, tetapi saya menyampaikan firman tentang ujian iman, jadi saya tetap maju. Jangan goyah oleh apapun! Tuhan beserta kita."

    Tandaiman yang teruji sampai iman yang sempurna: tabah; kuat teguh hati.
    2 Korintus 5: 7-8
    5:7.--sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat--
    5:8.tetapi hati kami tabah, dan terlebih suka kami beralih dari tubuh ini untuk menetap pada Tuhan.

    'hidup karena percaya, bukan karena melihat'= jelas bahwa iman itu bukan karena melihat.

    Bukti tabah=

    • Roma 4: 19-21
      4:19.Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa rahim Sara telah tertutup.
      4:20.Tetapi terhadap janji Allah ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannyadan ia memuliakan Allah,
      4:21.dengan penuh keyakinan, bahwa Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah Ia janjikan.

      Bukti pertama: tidak bimbang akan janji/firman Tuhansekalipun diperhadapkan pada perkara yang sulit bahkan sudah mustahil; tetap yakin bahwa Allah berkuasa menggenapkan janji-Nya kepada kita, karena Ia tidak pernah berdusta.

      Mungkin mata jasmani kita melihat yang tidak mungkin. Pakai mata iman! Tuhan yang berjanji dan Dia yang menggenapi janji-Nya. Kita hanya pegang teguh janji Tuhan.

    • 2 Korintus 4: 16-17
      4:16.Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharuidari sehari ke sehari.
      4:17.Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari pada penderitaan kami.

      Bukti kedua: tidak kecewa dan putus asasaat menghadapi penderitaan daging/salib karena kehendak Tuhan, bukan karena berbuat dosa sehingga kita bisa mengalami keubahan hidup. Kalau menderita karena berbuat dosa, salahnya sendiri.

      Harus ada salib! Tanpa salib Yesus tidak akan memiliki tubuh kemuliaan tetapi tetap manusia darah daging dan tidak bisa naik ke sorga--darah daging tidak mewarisi sorga.

      Kita diizinkan mengalami salib supaya kita mengalami pembaharuan hidup dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus. Jangan jadi manusia ular yang hidup dari dunia--bersahabat dengan dunia--, tidak taat--mengasihi dunia--, bahkan ditandai dengan keinginan mata, keinginan daging, dan keangkuhan hidup, sampai menjadi serupa dengan dunia--tinggal dibinasakan.
      Sekalipun keturunan Abraham, kalau sikap hidupnya salah, habis.

      Sekarang, sebagai keturunan Abraham kita hidup dari iman/firman/Tuhan, bukan dunia.
      Kita mendapatkan iman dari mendengar firman sampai mempraktikkannya.
      Tetapi iman yang benar masih diuji; harus lewat ujian iman.

      Mengapa ada ujian iman? Supaya tekun dalam kandang penggembalaan dan iman menjadi seperti emas murni--terus diuji sampai tidak goyah (sempurna).
      Di dalam kandang penggembalaan ada pemeliharaan Tuhan; semua kebutuhan hidup jasmani dan rohani, dan nikah-buah nikah kita ada semua di dalam penggembalaan. Tuhan yang memberikan semua dengan jaminan nyawa-Nya sendiri. Di dalam nyawa Tuhan terkandung semua, sampai sorgapun terkandung di dalam nyawa-Nya. Jangan ragu!

      Ayub 42: 5-6
      42:5.Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau.
      42:6.Oleh sebab itu aku mencabut perkataankudan dengan menyesal aku duduk dalam debu dan abu."

      Lewat ujian habis-habisan, Ayub mengaku ia hanya debu tanah liat; ia mengalami pembaharuan hidup. Tadinya ia merasa lebih benar dari sesama bahkan Tuhan, tetapi setelah ujian habis-habisan ia sadar.

      Ayub mengaku hanya debu tanah liat; tidak layak; banyak kekurangan dan kesalahan; tidak bisa apa-apa. Manusia yang hebat diizinkan mengalami ujian habis-habisan karena ada kesalahan yang tidak disadari yaitu kebenaran sendiri. Terus diuji sampai mengaku hanya debu, banyak kesalahan dan kekurangan.

      Banyak kesalahan ini terutama dalam perkataan. Cabut semua!

      Kalau kita mengaku hanya debu tanah liat, memang rendah, tetapi kita berada di dalam tangan Sang Penjunan/Sang Pencipta--posisinya tinggi.
      Dulu Tuhan menciptakan manusia dari debu tanah liat. Sekarang, Ia menciptakan dari yang tidak ada menjadi ada, mustahil menjadi tidak mustahil, bejana rusak menjadi bejana kemuliaan--kita dipakai Tuhan dalam kegerakan pembangunan tubuh Kristus yang sempurna. Yang penting kita mengaku hanya debu, tidak bisa apa-apa, tidak punya apa-apa.

      Bejana sudah hancurpun, masih dibentuk menjadi bejana baru. Luar biasa. Jangan takut! Yang penting kita mau mengaku hanya debu tanah liat.

      Inilah iman yang teruji sampai iman yang sempurna.

    • Mazmur 26: 1-3
      26:1.Dari Daud. Berilah keadilan kepadaku, ya TUHAN, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada TUHAN aku percaya dengan tidak ragu-ragu.
      26:2.Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku.
      26:3.Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu, dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.

      Bukti ketiga: tidak berharap siapapun, tetapi mata hanya memandang kepada Tuhan, mulut berseru kepada-Nya, dan tangan diangkat (berserah) kepada-Nya, saat menghadapi apapun.

    Pada kesempatan ini kita hanya memandang Dia. Tidak kecewa dan bimbang, apapun yang kita lihat dengan mata jasmani, tetapi hidup ini berubah, semakin merendahkan diri, kita mengaku hidup dari tangan Sang Penjunan.

    Saat menghadapi ujian dalam bentuk apapun mata kita hanya memandang Tuhan, mulut menyeru kepada-Nya, dan tangan diangkat kepada-Nya (berserah kepada Tuhan).

    Inilah orang yang kuat teguh hati. Tidak mundur sedikitpun dan Tuhan berperang ganti kita--dulu Daud menang melawan Goliat. Masalah mustahil apapun, Tuhan mampu menolong. Jangan mengecilkan kuasa Tuhan!

    Saat menghadapi Absalom--masalah buah nikah--, jangan putus asa. Daud sudah kalah, tetapi dia hanya memandang Tuhan dan Tuhan menolong dia.
    Saat dalam kejatuhan dengan Batsyeba, mata hanya memandang Tuhan, masih terjadi pengangkatan-pengangkatan. Kegagalan menjadi berhasil dan indah pada waktunya.

    Inilah iman yang teruji sampai menjadi emas murni.
    Dan kalau Tuhan datang kembali, kita benar-benar sudah sempurna, iman sempurna, kita menyambut kedatangan-Nya di awan-awan yang permai, sampai masuk Yerusalem baru, yang jalannya dari emas murni--kita layak untuk berjalan di kota Yerusalem baru.
Sekarang kita mungkin masih jatuh, tetapi masih ada kesempatan siang ini. Kita latihan berjalan di Yerusalem baru. Tuhan tolong kita. Kita hanya menyembah Dia, berserah dan berseru kepada-Nya.
Saat menghadapi ujian jangan jauh dari Tuhan tetapi lebih mengasihi Dia.

Jangan mundur sedikitpun! Dia tidak pernah menipu kita! Kuat teguh hati, kita hanya menyeru kepada Dia. Yang sudah berhasil jangan sombong, semua karena Tuhan, bukan yang lain. Yang masih gagal dan dalam kemustahilan, mari memandang Dia, berseru dan mengangkat tangan kepada-Nya. Serahkan semua kepada Dia! Menghadapi apapun: nikah, dosa, masa depan, penyakit dan lain-lain, jangan mundur, tetapi berseru kepada Dia!

Tuhan memberkati.