Ibadah Raya Surabaya, 27 November 2022 (Minggu Siang)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia, dan bahagia senantiasa dilimpahkan TUHAN di tengah-tengah kita sekalian.

Wahyu 18 dalam susunan Tabernakel terkena pada buli-buli emas berisi manna--iman yang permanen/sempurna.
Kita sudah belajar tentang peningkatan iman: iman yang benar, iman yang teguh, sampai iman yang sempurna (diterangkan pada Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 November 2022). Imannya sempurna, berarti hidupnya juga sempurna seperti Yesus.

Nasib kehidupan kita ditentukan oleh apa yang diisikan dalam buli-buli kehidupan kita, yaitu:
  1. Wahyu 18: 1
    18:1. Kemudian dari pada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari sorga. Ia mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya.

    Malaikat menunjuk pada seorang gembala yang menyampaikan firman pengajaran yang benar.
    Jika kehidupan kita diisi dengan firman pengajaran yang benar, kita akan mewarisi kehidupan kekal di Yerusalem baru--kota Terang kemuliaan Tuhan.

  2. Wahyu 18: 2-3
    18:2. Dan ia berseru dengan suara yang kuat, katanya: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi tempat kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis dan tempat bersembunyi segala burung yang najis dan yang dibenci,
    18:3. karena semua bangsa telah minum dari anggur hawa nafsu cabulnya dan raja-raja di bumi telah berbuat cabul dengan dia, dan pedagang-pedagang di bumi telah menjadi kaya oleh kelimpahan hawa nafsunya."

    Jika tidak mau diisi dengan firman pengajaran yang benar, kita akan menjadi tempat persembunyian roh kejahatan, kenajisan, dan kepahitan--kebencian, dendam--, sehingga mengarah pada Babel--kegelapan yang pekat--sampai binasa di neraka selamanya.

    Karena itu jangan menolak kalau ada pengajaran yang benar.

Wahyu 18: 4-5

18:4. Lalu aku mendengar suara lain dari sorga berkata: "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya.
18:5. Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat segala kejahatannya.

'pergilah dari padanya...'= pergi dari babel.
Ini adalahseruan Tuhan untuk kita semua lewat pemberitaan firman pengajaran yang benar, yaitu:
  1. Ayat 4-5: 'pergilah dari Babel', artinya kita harus memisahkan diri dengan tegas dan jelas dari Babel, yaitu:

    • Memisahkan diri dari keduniawianyang penuh dengan keinginan mata--dosa makan minum--, keinginan daging--dosa kawin mengawinkan--, dan keangkuhan Tuhan--sombong; tidak butuh Tuhan; mengandalkan sesuatu di dunia lebih dari Tuhan.

      Ini semua harus kita tinggalkan, sehingga kita bisa hidup benar dan suci. Kita hidup mengasihi Tuhan. Kalau ada keinginan mata dan daging, kita tidak bisa mengasihi Tuhan.

      Dosa makan minum= merokok, mabuk, dan narkoba.
      Dosa kawin mengawinkan= percabulan lewat tontonan yang tidak baik, perselingkuhan mulai dari masa pacaran, kekerasan dalam rumah tangga, nikah yang salah: kawin campur, kawin cerai, dan kawin mengawinkan.

      Kita harus meninggalkan dengan tegas dan jelas!

    • Memisahkan diri darianak-anak Tuhan yang tidak mau bertobat  sekalipun sudah ditegor--tetap bertahan dalam dosa.
    • Memisahkan diri dari ajaran palsu.
      Ajaran palsu inilah yang membentuk gereja palsu, yaitu Babel yang sempurna dalam kejahatan dan kenajisan--mempelai wanita Setan yang akan dibinasakan selama-lamanya.

    Kalau kita sudah terpisah dari Babel, kita akan jadi pelayan Tuhan yang takut akan Tuhan. Ini yang penting.
    Dosa Babel bisa kita temui di mana saja--setiap udara sudah dikuasai oleh roh jahat dan najis--, tetapi kalau kita takut akan Tuhan--bernafas dengan takut akan Tuhan (Yesaya 11:3)--, kita tidak akan terganggu, tetapi hidup dalam kesucian.

  2. Wahyu 18: 6-8
    18:6. Balaskanlahkepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya, campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;
    18:7. berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.
    18:8. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."

    Seruan Tuhan yang kedua: 'balaskanlah dua kali lipat segala perbuatan Babel'.
    Sebenarnya, pembalasan adalah haknya Tuhan, tetapi satu waktu saat Tuhan datang kembali hak itu diberikan kepada kita. Sekarang kita masih membalas kejahatan dengan kebaikan.

    Tugas kita sekarang adalah menyerukan/menyaksikan/memberitakan kabar baik--berita pendamaian; firman penginjilan--dan kabar mempelai--berita penyucian--di manapun Tuhan perintahkan kita. Ini tugas kita sekarang, supaya orang-orang yang berdosa sampai puncaknya dosa bisa berdamai dengan Tuhan--diampuni-- dan disucikan.

    Tetapi Babel menolak. Jika kemurahan Tuhan ditolak, maka Babel harus menerima penghukuman Allah dengan seadil-adilnya. Demikian juga dengan kita. Kita sudah mendengar kabar baik dan kabar mempelai, tetapi tetap bertahan dalam dosa, tinggal tunggu waktu, pasti akan dihukum.

Wahyu 18: 7

18:7. berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.

'Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung' = kesombongan.
Kekuatan Babel adalah kekayaan dan kemewahan.
Yesaya 47: 8-11
47:8. Oleh sebab itu, dengarlah ini, hai orang yang hidup bermanja-manja, yang duduk-duduk dengan tenang, yang berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku! Aku tidak akan jadi jandadan tidak akan menjadi punah!"
47:9. Kedua hal itu akan menimpa engkau dalam sekejap mata, pada satu hari juga. Kepunahan dan kejandaan dengan sepenuhnya akan menimpa engkau, sekalipun banyak sihirmu dan sangat kuat manteramu.
47:10. Engkau tadinya merasa aman dalam kejahatanmu, katamu: "Tiada yang melihat aku!"
Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmuitulah yang menyesatkan engkau, sehingga engkau berkata dalam hatimu: "Tiada yang lain di sampingku!"
47:11. Tetapi malapetaka akan menimpa engkau, engkau tidak tahu mempergunakan jampimu terhadapnya; bencana akan jatuh atasmu, engkau tidak sanggup menampiknya dengan mempersembahkan korban; kebinasaan akan menimpa engkau dengan sekonyong-konyong, yang tidak terduga olehmu.

'Kebijaksanaanmu dan pengetahuanmu' = logika.
Di sini, kekuatan Babel adalah hikmat dan pengetahuan dunia.
Babel hidup angkuh seperti ratu, bukan janda, dan hidup bermanja-manja dagingnya. Ia merasa aman dalam kejahatan dan kenajisan, karena kejahatan ditutup dengan kejahatan dan kenajisan. Dusta ditutup dengan dusta. Manusia tidak bisa menjamah, dan Tuhan juga tidak bisa menjamah. Kelihatannya aman, tetapi hanya Setan yang bisa menjamah, dan hancurlah hidup itu.

Lebih baik kejahatan, kenajisan, dan dusta ditutup dengan darah Yesus lewat mengaku, sehingga tangan Tuhan menjamah kita.

Babel merasa aman dalam kejahatan, kenajisan, dan dusta, sehingga ia menolak berita pendamaian dan penyucian.
Mengapa begitu?Ada dua kekuatan Babel yang dibanggakan:
  1. Hikmat dan pengetahuan dunia. Sekarang hamba Tuhan justru berlomba-lomba mencari hikmat dunia dan mencari gelar dunia.
    Kita boleh punya hikmat dunia, tetapi jangan dibanggakan. Yang kita utamakan adalah hikmat Tuhan yaitu mendengar dan dengar-dengaran pada firman.

    Hikmat dari Babel luar biasa, tetapi Tuhan lebih kuat, sehingga Ia bisa membukakan jalan. Jangan bergantung pada hikmat dunia!

  2. Kekayaan dan kemewahan. Jangan bergantung pada kekayaan dan kemewahan!
Keduanya ini menyesatkan, menghancurkan, dan membinasakan kita.
Pekerjaan Tuhan tidak bisa dicampur dengan dua kekuatan ini.

"Dulu kami salah juga. Kalau ada orang kaya di gereja, dikatakan: Oh ada tulang punggung. Bukan begitu! Saya diizinkan Tuhan di tengah orang kaya, tetapi bukan begitu. Orang yang menjadi tiang penopang paling tidak harus taat dan setia. Sekalipun kaya kalau tidak taat dan tidak setia, akan hancur."

Kalau kita semua diberi hikmat dan kekayaan oleh Tuhan, jangan bergantung pada itu. Kalau sudah bergantung--tiang sudah miring--, tinggal tunggu waktu, pasti rubuh.

Sudah menerima berita pendamaian dan penyucian--kabar mempelai--, tetapi masih menghadapi Babel. Bagaimana caranya?
Roma 13: 14
13:14. Tetapi kenakanlah Tuhan Yesus Kristus sebagai perlengkapan senjata terangdan janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya.

'janganlah merawat tubuhmu untuk memuaskan keinginannya'= daging yang dimanja akan semakin tidak puas sampai buas. Ini yang bahaya.
Seringkali kita sebagai orang tua memanjakan anak, minta apapun dituruti akhirnya anak menjadi buas. Kalau tidak dituruti, anak bisa menangis, bahkan mengamuk.

Tadi sudah menerima berita pendamaian dan berita penyucian/kabar mempelai, tetapi untuk menghadapi daging yang dimanja sampai menjadi buas, masih kurang satu. Karena itu kita harus mengenakan Tuhan Yesus Kristus--Allah Bapa, Anak Allah dan Roh Kudus--sebagai perlengkapan senjata terang.

Di mana kita bisa memakai senjata terang?Kandang penggembalaan. Kita harus tergembala dengan sungguh-sungguh; tergembala dengan benar dan baik. Kita berada dalam kandang penggembalaan; ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
  1. Pelita emas= ketekunan dalam ibadah raya; persekutuan dengan Allah Roh Kudus di dalam urapan dan karunia-Nya.

  2. Meja roti sajian= ketekunan dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci; persekutuan dengan Anak Allah di dalam firman pengajaran dan kurban Kristus.

  3. Mezbah dupa emas= ketekunan dalam ibadah doa; persekutuan dengan Allah Bapa di dalam kasih-Nya.
Kita mendengar dan dengar-dengaran pada suara gembala. Terhadap suara asing, kita lari.
Lari dari suara asing sama seperti Lot lari dari Sodom Gomora. Sejauh mana kita lari dari suara asing, sejauh itu kita lari dari hukuman Allah. Kalau masih mendengar suara asing, akan sama seperti isteri Lot yang menoleh ke belakang. Harus tegas hari-hari ini!
Selidiki dalam Alkitab! Sesuai Alkitab atau tidak! Kalau ada satu saja yang tidak sesuai dengan Alkitab, relnya sudah berbeda. Semakin hari semakin jauh, semakin tidak ketemu.

Di dalam kandang penggembalaan, daging dengan segala keinginan dan hawa nafsunya dibendung, bukan dimanja, sehingga kita benar-benar hidup dalam kesucian karena kita mengikuti kehendak Tuhan. Dengan demikian kita tidak akan bisa terpengaruh oleh Babel.

"Dalam penggembalaan Tuhan berikan penjaga pintu. Saya berterima kasih kepada Pendeta In Juwono dan Pendeta Pong, saya hanya melanjutkan dan mencontoh saja, saya bukan keturunan hamba Tuhan. Kalau ada zangkoor, grup koor yang mau pergi, izin. Kalau izinnya mau masuk sumur, jangan (ditutup pintunya). Kalau dia memaksa (dengar suara lain), silakan, terserah. Tetapi saya sebagai penjaga berteriak dulu: Jangan, itu mau masuk sumur!"

"Saya tidak mau menggali sendiri, atau membuat sendiri cara yang baru. Pendeta van Gessel membangun dasarnya, pendeta In Juwono dindingnya, pendeta Pong atapnya, dan saya tinggal interiornya, kan enak tidak kepanasan, lalu mengapa saya harus menggali sendiri? Yang jelas pendeta dan gembala saya, pendeta In Juwono dan pendeta Pong dipakai Tuhan, saya hanya mengikuti saja.Siapa tahu ini langkah terakhir untuk mencapai kesempurnaan. Tuhan tolong kita semuanya."

Wahyu 18: 7
18:7. berikanlah kepadanya siksaan dan perkabungan, sebanyak kemuliaan dan kemewahan, yang telah ia nikmati. Sebab ia berkata di dalam hatinya: Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung.

Babel merasa diri hebat dan kuat seperti ratu, bukan janda. Jadi Babel tidak butuh Tuhan. Ini adalah kesombongan.
Sekarang banyak terjadi, yang penting pandai dan kaya, sudah merasa hebat, tetapi sayang hanya menjadi mempelai palsu. Kalau dagingnya dibendung, baru menjadi mempelai asli.

Kesucian digambarkan dengan seorang janda. Janda artinya putus hubungan dengan suami; putus hubungan dengan daging dan segala keinginan dan hawa nafsunya. Seorang janda sangat membutuhkan Tuhan, tetapi Babel tidak butuh Tuhan.

Babel harus dihukum karena:
  1. Dosa-dosa dan puncaknya dosa sudah naik ke hadirat Tuhan.
  2. Tidak mau memanfaatkan kemurahan Tuhan untuk berdamai dengan Tuhan dan disucikan.
  3. Babel merasa diri pandai, kuat, dan kaya.
Memikul pekerjaan Tuhan harus dengan kesucian, tidak peduli kaya atau miskin, pandai atau bodoh. Dengarkan kabar baik--pendamaian dosa-dosa masa lalu--, dengar kabar mempelai--penyucian di depan--, dan digembalakan supaya daging tidak bergerak--tidak liar, tidak dimanja. Inilah hidup suci.

Wahyu 18: 8

18:8. Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat."

Hukuman atas Babel yaitu:
  1. Sampar= penyakit pada ternak dan manusia (diterangkan pada Ibadah Raya Malang, 27 November 2022).
    Ternak= kekayaan. Kalau ternak sakit, orangnya juga akan kena yaitu kikir dan serakah.

  2. Kelaparan.

AD. 2

Ada tiga kelaparan yang sudah terjadi--zaman Yusuf di Mesir, zaman nabi Elia (janda Sarfat), zaman Kaisar Klaudius (gereja hujan awal yang menubuatkan gereja hujan akhir)--:
  1. Zaman Yusuf di Mesir.
    Kejadian 42: 1-5
    42:1. Setelah Yakub mendapat kabar, bahwa ada gandum di Mesir, berkatalah ia kepada anak-anaknya: "Mengapa kamu berpandang-pandangan saja?"
    42:2. Lagi katanya: "Telah kudengar, bahwa ada gandum di Mesir; pergilah ke sana dan belilah gandum di sana untuk kita, supaya kita tetap hidup dan jangan mati."
    42:3. Lalu pergilah sepuluh orang saudara Yusuf untuk membeli gandum di Mesir.
    42:4. Tetapi Yakub tidak membiarkan Benyamin, adik Yusuf, pergi bersama-sama dengan saudara-saudaranya, sebab pikirnya: "Jangan-jangan ia ditimpa kecelakaan nanti."
    42:5. Jadi di antara orang yang datang membeli gandum terdapatlah juga anak-anak Israel, sebab ada
    kelaparan di tanah Kanaan.

    Ini adalah kelaparan yang dialami oleh para gembala--Yusuf dan saudaranya adalah gembala. Kelaparan terjadi karena tidak ada pembukaan firman Allah.

    Tandanya: 'berpandang-pandangan'= menyalahkan orang lain sehingga tidak ada kesempatan untuk periksa diri.

    Kelaparan ini melanda tanah Kanaan--Kanaan menunjuk pada kegerakan rohani. Kanaan mengalami kelaparan karena gereja yang aktif dalam kegerakan rohani tetapi tanpa pembukaan rahasia firman--tanpa firman pengajaran yang benar--, dan hanya menampilkan kemakmuran dan hiburan jasmani--babel.

    Yakub menunjuk pada Roh Kudus, yang memberi nasihat: jangan berpandang-pandangan saja tetapi turunlah ke Mesir supaya mendapatkan gandum.
    Artinya: jangan saling menyalahkan tetapi saling koreksi diri dan merendahkan diri untuk mendapatkan pembukaan rahasia firman.
    Kalau aktif, tetapi lapar--tidak ada pembukaan firman--, akan cepat pingsan--jatuh, hancur.

    Dua kali saudara Yusuf ke Mesir mencari gandum, artinya jika kita mencari firman pengajaran yang benar hanya untuk menyelesaikan masalah: lapar, sakit, kekurangan dan lain-lain, satu waktu akan habis dan tidak bisa menolong lagi. Ini yang salah, yaitu hanya mencari firman saat ada masalah. Yang benar adalah mencari firman sekalipun tidak ada masalah.
    Karena itu datang lagi yang kedua, mencari pembukaan rahasia firman Allah untuk masuk dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna--akhirnya Yusuf juga ikut.

    Kesimpulan: pada masa kelaparan di akhir zaman kita harus mencari dan mengumpulkan firman pengajaran yang benar secara dobel, yaitu:

    • Untuk menghadapi kelaparan dan menyelesaikan masalah-masalah.
    • Menyucikan kita sampai sempurna seperti Yesus. Kita tidak salah dalam perkataan tetapi hanya berseru: Haleluya--suara mempelai wanita--untuk menyambut kedatangan Yesus kedua kali di awan-awan yang permai.
      Wahyu 19: 6-7
      19:6. Lalu aku mendengar seperti suara himpunan besar orang banyak, seperti desau air bah dan seperti deru guruh yang hebat, katanya: "Haleluya!Karena Tuhan, Allah kita, Yang Mahakuasa, telah menjadi raja.
      19:7. Marilah kita bersukacita dan bersorak-sorai, dan memuliakan Dia! Karena hari perkawinan Anak Domba telah tiba, dan
      pengantin-Nya telah siap sedia.

      Ayat 7 = masuk perjamuan kawin Anak Domba.

    Pada masa kelaparan, Tuhan menggugah kita untuk mencari makan yang dobel.
    Berdoa, supaya gembala mendapatkan gandum yang dobel--untuk mengatasi kelaparan rohani, juga mengatasi masalah dalam sidang jemaat di akhir zaman. Kedua mendapatkan gandum/firman yang bisa menyucikan sampai sempurna--suara mempelai.

  2. Zaman nabi Elia--janda Sarfat.
    1 Raja-raja 17: 7-12
    17:7. Tetapi sesudah beberapa waktu, sungai itu menjadi kering, sebab hujan tiada turun di negeri itu.
    17:8. Maka datanglah firman TUHAN kepada Elia:
    17:9. "Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan."
    17:10. Sesudah itu ia bersiap, lalu pergi ke Sarfat. Setelah ia sampai ke pintu gerbang kota itu, tampaklah di sana seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Ia berseru kepada perempuan itu, katanya: "Cobalah ambil bagiku sedikit air dalam kendi, supaya aku minum."
    17:11. Ketika perempuan itu pergi mengambilnya, ia berseru lagi: "Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti."
    17:12. Perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati."

    Elia diperintahkan untuk pergi ke janda yang miskin. Ini supaya jangan seperti Babel yang sombong--'aku ratu, bukan janda'.

    Sungai menjadi kering, artinya sumber-sumber di dunia akan kering. Segala sesuatu di dunia tidak bisa menjamin kelangsungan hidup kita. Satu waktu pasti kering.
    Mengapa begitu? Karena dikuasai oleh Antikris.

    Jadi, mulai sekarang kita harus hidup bergantung pada firman pengajaran yang benar. Kita selalu mengutamakan firman pengajaran yang benar. Itu bukti kita hidup dari firman. Taati firman apapun yang terjadi!

    Seperti Firman 'Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah,' jadi kita harus mendengar dan dengar-dengaran pada firman.
    Contoh: Abraham taat untuk mempersembahkan anaknya karena ia yakin anaknya hidup dari firman.

    Waspada!Sementara kita hidup dari firman, kalau mengantuk dan bosan saat mendengar firman, berarti bosan hidup.
    Gembala juga bosan memberitakan firman, berarti ia juga bosan hidup.

    Yang celaka, kalau jemaat bosan hidup paling hanya satu atau dua, lainnya masih semangat. Kalau gembala bosan hidup, jemaat bisa mati konyol.

    Dua hal yang harus menjadi pusat perhatianpada kelaparan di zaman Elia:

    • Segenggam tepung= firman.
    • Sedikit minyak dalam buli-buli= Roh Kudus.

    Artinya: firman dalam urapan Roh Kudus sudah harus menjadi nyata dalam hidup kita; menjadi iman dalam buli-buli kehidupan kita. Kita harus mantap dalam firman pengajaran yang benar. Tidak boleh bimbang ragu.

    Segenggam tepung artinya firman pengajaran yang benar sudah harus menjadi praktik dalam hidup kita, sehingga kita mengasihi Tuhan lebih dari semua.

    Yohanes 8: 51
    8:51. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."

    Kalau sudah ada dalam genggaman tangan, akan dibuat sepotong roti bundar kecil.
    Artinya: kita hidup kekal, tidak mengalami maut selamanya--bundar artinya kekal; tidak ada ujung dan pangkalnya.
    Kalau hidup kekal sudah dalam genggaman, apalagi hanya masalah hidup di dunia. Genggam firman, nanti yang di dunia akan mengikuti, sesuai dengan kehendak Tuhan.

    Roti bundar kecil harus dibakar supaya matang.
    Artinya: kita harus mengalami sengsara daging tanpa dosa--percikan darah.
    Yang harus dibakar adalah segala sesuatu yang tidak menyenangkan hati Tuhan, yaitu keegoisan--'untukku, untuk anakku'.
    Kalau sudah dibakar, akan menjadi roti bundar kecil matang yang mengenyangkan dan menyenangkan Tuhan, dan Dia juga akan menyenangkan kita semua. Mungkin gaji kecil tetapi kita senang. Dan itu akan meningkat oleh kekuatan firman.

    Segenggam= sebesar jantung; firman harus ada dalam jantung hati kita sehingga kita mengasihi Tuhan lebih dari semuanya.

  3. Zaman kaisar Klaudius--gereja hujan awal--yang menubuatkan gereja hujan akhir.
    Kisah Rasul 11: 28
    11:28. Seorang dari mereka yang bernama Agabus bangkit dan oleh kuasa Roh ia mengatakan, bahwa seluruh dunia akan ditimpa bahaya kelaparan yang besar. Hal itu terjadi juga pada zaman Klaudius.

    Kisah Rasul 18: 1-3
    18:1. Kemudian Paulus meninggalkan Atena, lalu pergi ke Korintus.
    18:2. Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka.
    18:3. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka.
    Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah.

    Di sini terjadi kelaparan supaya bisa bekerjasama satu dengan yang lain.
    Tadi dalam kelaparan kita bisa mencari firman yang dobel; untuk kebutuhan hidup dan penyucian. Lalu dalam kelaparan kita bisa menggenggam firman--hidup dari firman.

    Efesus 4: 2
    4:2. Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.

    Ini adalah syaratuntuk bekerjasama.
    Rendah hati= kemampuan untuk mengaku dosa. Kalau ada salah mengaku, jangan menyalahkan orang lain terus.
    Lemah lembut = kemampuan untuk menerima firman pengajaran yang benar dan kemampuan untuk mengampuni. Yang tidak benar, tolak dengan tegas, bukan memusuhi.
    Sabar= sabar menunggu waktu Tuhan, dan sabar dalam penderitaan--mengucap syukur.
    Tidak menggunakan sistem target. Sistem dalam pengajaran adalah dari kecil menjadi besar; dari tidak ada menjadi ada. Inilah sistem sorga.

    Kerjasama artinya saling membantu sampai saling menyatu, mulai dari suami istri.

    Menghadapi kelaparan di akhir zaman, rendah hati, lemah lembut, dan sabar harus sudah menjadi tabiatdalam hidup kita.

    Dua macam kerjasama dengan sesama:

    • Kerjasama dengan sesama, yaitu kerjasama dalam jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus.
      Jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus kita memang berbeda-beda tetapi bisa bekerjasama karena dikomando oleh satu Kepala, itulah firman pengajaran yang benar.

      Mulai dari nikah bisa kerjasama, kemudian penggembalaan dan antar penggembalaan, sampai Israel dan kafir menjadi satu tubuh Kristus yang sempurna.
      Dalam nikah ada jabatan dan karunia sebagai suami, isteri. Jika dikontrol/dikomando satu pengajaran, maka bisa bekerjasama. Jika dalam rumah tangga belum bisa bekerjasama, bagaimana bisa bekerjasama dalam penggembalaan, terlebih antar penggembalaan? Perbaiki nikah dulu.

    • Kerjasama dengan Tuhan.
      Yohanes 9: 1-3
      9:1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.
      9:2. Murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya, sehingga ia dilahirkan buta?"
      9:3. Jawab Yesus: "Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.

      Tidak ada yang mau kerjasama dengan orang buta sejak lahir, kecuali Yesus.
      Tuhan mau bekerjasama dengan orang buta sejak lahir hanya untuk kepentingan orang buta. Yesus kerjasama dengan kita bukan untuk kepentingan Dia tetapi kepentingan kitakarena kita banyak kekurangan dan kelemahan. Yesus yang sempurna bekerjasama dengan kita hanya untuk menolong kita.

      Bagaimana caranya:

      1. Pembukaan firman.
        Yohanes 9: 6
        9:6. Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi

        Firman yang keras, tajam--lebih tajam dari pedang bermata dua-- menyatakan dengan jelas segala keadaan kita--yang diolesi adalah matanya yang buta.
        Kelihatannya seperti menghina, tetapi kita harus menerima dengan rendah hati. Lemah lembut, dan sabar, sehingga kita bisa menerima firman dengan sungguh-sungguh dan taat dengar-dengaran.

        Hasilnya: terjadi mujizat matanya melek.

        Tuhan memberi firman dan kita taat dengar-dengaran, itu saja kerjasamanya, dan mujizat akan terjadi.

      2. Percikan darah.
        Yohanes 9: 34
        9:34. Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.

        Percikan darah= sengsara tanpa dosa sampai kita merasa sendirian--orang buta diusir dari Bait Allah.
        Saat kita merasa sendiri--ditinggal sendirian--, saat itu Yesus sudah menunggu kita dan bersama dengan kita.

        Yohanes 9: 35
        9:35. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan diadan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"

        Kalau kita ditinggal sendiri, kita akan bertemu dengan Yesus yang juga ditinggal sendiri di kayu salib.
        Saat ditinggal sendiri--tidak ada yang diharapkan lagi--, kita hanya menyembah Tuhan. Jangan malah minta mati seperti Elia. Kita menyerah sepenuh pada Tuhan, dan Dia akan bersama dengan kita. Dia mengulurkan tangan kepada kita. Mujizat pasti terjadi.

        Yang mustahil jadi tidak mustahil. Terjadi pembaharuan hidup; kita diubahkan sampai pada kesempurnaan di dalam Dia. Kita menyambut kedatangan-Nya kedua kali untuk bersama Dia selamanya di kota Yerusalem baru.
Saat-saat bekerjasama dengan Tuhan kita memang dibuat seperti tidak berdaya, tidak bisa apa-apa, seperti seorang diri saja. Ini berarti kita sudah bersama Tuhan yang seorang diri di kayu salib, dan Dia akan mengadakan mujizat di tengah-tengah kita.

Tuhan memberkati.