Ibadah Raya Surabaya, 30 Agustus 2009 (Minggu Sore)

Matius 24: 32-35
NUBUAT TENTANG POHON ARA/ISRAEL
Disini pohon ara rantingnya mulai melembut dan bertunas, serta berbuah. Ini dikaitkan dengan keubahan hidup/pembaharuan.

Pembaharuan/keubahan hidup ini bagaikan pohon ara yang melembut, bertunas dan berbuah. Kalau tidak berubah, maka manusia daging tidak bisa terangkat ke Surga, tidak bisa menyambut kedatangan Tuhan yang sudah diambang pintu.

Matius 24: 34-35
= pembaharuan/keubahan hidup dikaitkan dengan langit dan bumi yang berlalu = pembaharuan PERHATIAN.Sementara dunia akan berlalu, kita harus ada pembaharuan. Perhatian kita jangan HANYA tertuju kepada perkara dunia yang akan berlalu, sebab jika demikian, kita akan ikut lenyap bersama dunia.

Perhatian kita yang terutama haruslah memperhatikan perkara Tuhan, perkara rohani yang tidak akan berlalu (perkara kekal), yaitu:

  1. Perkataan Tuhan sendiri(ay. 35), ayat menerangkan ayat -->firman pengajaran yang benar.
  2. Mazmur 106: 1,kemurahan Tuhan(terjemahan lama).
  3. Kerajaan Sorga.

Bagian 1 dan 2 sudah dibahas pada ibadah sebelumnya. Dan masih dibahas pada malam ini. Tapi malam ini diambil dari contoh bangsa kafir.

Matius 15: 21-23, 26-28: contoh pembaharuan perhatian pada bangsa Kafir.

Hari-hari ini, kita bangsa kafir harus memperhatikan Firman dan Kemurahan Tuhan. Disini ada perempuan Kanaan yang memiliki anak yang kerasukan setan.

2 keadaan bangsa kafir diluar Tuhan:

  1. seperti anak perempuan yang kerasukan setan.
    Artinya:
    1. Efesus 2: 2= dikuasai roh durhaka, jadi orang durhaka, praktiknya:
      • durhaka kepada Tuhan, yaitu tidak mau beribadah kepada Tuhan, malah menyembah berhala. Berhala adalah segala sesuatu yang menghalangi kita untuk beribadah dan menyembah Tuhan.

      • durhaka di dalam nikah, yaitu terjadi pertengkaran, percecokkan, perselingkuhan, perceraian dan sebagainya antara suami dan istri. Kalau anak-anak, tidak dengar-dengaran pada orang tua.

    2. penderitaan/masalah yang tidak pernah selesai, sampai membuat stress, takut, kuatir, tidak tenang dan tidak bisa tenang. Anak perempuan ini setelah sembuh, baru bisa tidur.

  2. ay. 27= seperti anjing dan babi.
    Praktiknya:
    • anjing menjilat muntah = perkataan sia-sia.
    • babi mandi kembali ke kubangan = perbuatan-perbuatan dosayang diulang-ulang sampai pada puncaknya dosa.

Bangsa kafir dalam 2 keadaan ini, akibatnya hanya akan berlalu seperti dunia ini.

Jalan keluar supaya kita tidak lenyap dalam duniaini yaitu HARUSmemperhatikan Firman pengajaran yang benar dan Kemurahan Tuhan.
Kalau ada masalah, jangan fokus pada masalah itu, tapi fokus pada firman pengajaran yang benar dan kemurahan Tuhan.

Matius 15: 22
ay. 22= 'kasihanilah aku...'= bangsa kafir memperhatikan belas kasih kemurahan Tuhan. Ini yang penting pada hari-hari ini.

Praktik memperhatikan kemurahan Tuhan:

  1. ay. 24-25= pandai menggunakan kesempatan selubang jarum sekalipun untuk menerima keselamatan. Meskipun wanita ini sudah diusir, ia malah mendekat pada Tuhan dan memohon belas kasihan Tuhan. Sebenarnya tidak ada kesempatan bagi kita untuk mendekat pada Tuhan. Tapi Tuhan bukakan kesempatan bagi kita lewat korbanNya. Karena itu, gunakanlah kesempatan itu sebaik-baiknya.

    Kalau kita tidak menggunakan kesempatan dari Tuhan, maka kita tidak akan kesempatan lagi untuk bisa bertemu Tuhan dan diselamatkan.

  2. ay. 22, 25= 'kasihanilah aku...', 'Tuhan tolonglah aku....'= mengaku segala kekurangan dan kesalahan kita kepada Tuhan dan sesama. Disini, anaknya yang sakit, tapi ibu ini mengaku dirinya yang bersalah sehingga anaknya kerasukan setan= tidak mencari salah orang lain.

ay. 26-27= 'makan remah-remah...'= bangsa kafir memperhatikan Firman Tuhan. Praktiknya seperti anjing yang makan/menjilat remah-remah roti yang jatuh dari meja tuannya.

Remah-remah roti= Firman yang dibukakan rahasianya, yaitu ayat menerangkan ayat. Anjing itu harus makan remah-remah roti, artinya:

  1. merasa tidak layak untuk menerima Firman Tuhan. Kalau kita bisa mendengar Firman, kita seharusnya bersyukur.
  2. merasa membutuhkan Firman pengajaran yang benar, lebih dari segala sesuatu, seperti anjing menjilat remah-remah itu sampai bersih sama sekali, sehingga kita tidak akan membiarkan sepatah kata Firman menjadi hilang.
  3. kita mengerti Firman dan percaya pada Firman pengajaran yang benar, sehingga menjadi iman di dalam hati. Jangan sekali-kali bimbang terhadap Firman. Orang yang bimbang, ia tidak mendapat apa-apa!
  4. mempraktikan Firman dalam kehidupan kita sehari-hari, apapun resiko yang kita hadapi. Dan kita akan mengalami pengangkatan dari anjing menjadi dombaNya Tuhan.

Kalau sudah jadi dombaNya Tuhan, hasilnya:

Tuhan memberkati.