Ibadah Raya Surabaya, 30 Agustus 2015 (Minggu Sore)

Salam sejahtera dalam kasih sayangnya TUHAN kita Yesus Kristus. Selamat malam, selamat mendengarkan firman TUHAN. Biarlah damai sejahtera, kasih karunia dan bahagia dari TUHAN senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita berada pada kitab Wahyu 2-3 (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 27 Juli 2014).

Kita masih mempelajari kitab Wahyu 3: 14-22--tentang sidang jemaat di LAODIKIA; jemaat yang ke tujuh (jemaat yang terakhir). Ini merupakan gambaran dari jemaat akhir zaman (diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 14 Juni 2015).

Wahyu 3: 16-19
3:16. Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.
3:17. Karena engkau berkata: Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan aku tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, butadan telanjang,
3:18. maka Aku
menasihatkanengkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat.
3:19. Barangsiapa Kukasihi, ia
Kutegordan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah!

KEADAAN ROHANIjemaat di Laodikia adalah SUAM-SUAM KUKU.
Artinya, secara jasmani sangat kaya--tidak kekurangan apa-apa; dan ini yang selalu dibanggakan (digembar-gemborkan)--, tetapi secara rohani melarat, malang, miskin, buta dan telanjang--betul-betul terpuruk. Jadi, antara jasmani dan rohani tidak seimbang.

Akibatnya: dimuntahkan oleh TUHAN; tidak berguna, jijik, najis, dan terpisah dari TUHAN--muntah tidak akan diambil lagi (terbuang untuk selamanya)--, sampai binasa selama-lamannya.

Di sini kita bisa melihat, secara jasmani sangat kaya, luar biasa, tetapi rohaninya terpuruk, sehingga dimuntahkan oleh TUHAN.
Pelajaran bagi kita bahwa mengikut TUHAN bukan untuk perkara jasmani, tetapi titikberat mengikut TUHANadalah perkara rohani. Kalau kita mendapatkan perkara rohani, maka perkara jasmani pasti TUHAN tambahkan kepada kita--perkara jasmani hanya bonus dari TUHAN.
Jemaat Laodikia adalah gambaran sidang jemaat sekarang, yang hanya mencari perkara jasmani, tanpa memperhitungkan yang rohani.

Oleh sebab itu, di ayat 18-19, TUHAN menegordan menasihatilewat firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua, supaya jemaat Laodikia--kita semua--membeli harta/kekayaan Sorga.
Jika tegoran dan nasihat lewat pedang firman diabaikan, maka TUHAN menghajarjemaat Laodikia--kita semua--supaya membeli harta/kekayaan Sorga. Kalau sudah membeli harta sorga--kaya secara rohani--, maka kita tidak akan dimutnahkan, tetapi kita bisa menyenangkan dan mengenyangkan TUHAN; bagaikan roti sajian yang dimakan oleh TUHAN. Dan TUHAN pasti menyenangkan kita.

Biarlah hari-hari ini kita sungguh-sungguh mencari perkara yang rohani, maka perkara jasmani akan ditambahkan kepada kita--hanya bonus dari TUHAN. TUHAN mengerti segala kebutuhan kita semua.

Ada 3 macam kekayaan Sorga yang harus dibeli--dimiliki--oleh jemaat Laodikia--sekarang kita semua:
  1. Emas yang telah dimurnikan dalam api (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 12 Juli 2015sampai Ibadah Doa Surabaya, 15 Juli 2015). Ini menunjuk pada iman yang murni; iman yang permanen; iman yang teruji; iman yang sempurna, yang siap menanti kedatangan Yesus kedua kali.

  2. Pakaian putih untuk menutupi ketelanjangan (sudah diterangkan mulai dari Ibadah Raya Surabaya, 19 Juli 2015sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Agustus 2015); menunjuk pada pakaian kemurahan dan kepercayaan TUHAN:

    1. Pakaian penggembalaan (diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juli 2015sampai Ibadah Raya Surabaya, 26 Juli 2015).
    2. Pakaian pelayanan (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 05 Agustus 2015sampai Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 17 Agustus 2015).

  3. Minyak untuk melumas mata, supaya bisa melihat. (diterangkan mulai dari Ibadah Doa Surabaya, 19 Agustus 2015)

AD 3.
MINYAK UNTUK MELUMAS MATA

Minyak untuk melumas mata, artinya minyak urapan Roh Kudus, supaya kita bisa melihat:
  1. Pribadi TUHAN(diterangkan pada Ibadah Raya Surabaya, 23 Agustus 2015).
    Jangan melihat manusia! Sebab kita akan kecewa.

  2. Ladang TUHAN(diterangkan mulai dari Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 24 Agustus 2015).
    Kalau kita sudah bisa melihat pribadi-Nya, maka kita bisa melihat aktifitas-Nya.
AD 2. Melihat ladang TUHAN
Ladang TUHAN
artinya:
Jadi, ibadah pelayanan yang benar--yang berkenan pada TUHAN--adalah ibadah pelayanan berdasarkan firman pengajaran yang benar; sebab firman pengajaran yang benar merupakan komando. Kalau komandonya salah, maka semuanya salah dan akan ditolak oleh TUHAN. Ini yang harus ditekankan--harus sesuaidengan firman pengajaran benar.

Amsal 7: 2
7:2. Berpeganglah pada perintahku, dan engkau akan hidup; simpanlah ajaranku seperti biji matamu.

ajaranku seperti biji matamu’ = firman pengajaran benar adalah biji mata kita.
Jadi, jika ibadah pelayanan kita sesuai dengan firman pengajaran yang benar, maka kita adalah hamba TUHAN/pelayan TUHAN yang menjadi biji mata TUHAN sendiri.
Menjadi biji mata TUHAN, artinya melayani dalam kesuciandan setia berkobar-kobar.

Sebaliknya, jika ibadah pelayanan tidak sesuai dengan firman pengajaran benar--tanpa firman pengajaran benar; tanpa biji mata--maka ibadah pelayanannya buta--seperti Bartimeus yang buta; hanya meminta-minta--dan seperti orang yang buta sejak lahir.

Malam ini, kita belajar dari orang yang buta sejak lahir.

Yohanes 9: 1
9:1. Waktu Yesus sedang lewat, Ia melihat seorang yang buta sejak lahirnya.

Tanda pelayanan orang yang buta sejak lahir--secara rohani
:
  1. Tanda pelayanan orang buta sejak lahir yang pertama: tidak mengalami lahir baru, sekalipun sudah masuk baptisan air yang benar.
    Hati-hati! Sekalipun baptisannya sudah benar, pelaksanaannya sudah benar, tetapi masih harus diperiksa hasilnya benar atau tidak.
    Kalau baptisannya belum benar, berarti belum dibaptis--belum lahir baru. Ini yang harus diperiksa.

    Tidak mengalami lahir baru sama dengan jatuh-bangun dalam dosa, sampai puncaknya dosa. Melayani TUHAN, tetapi jatuh-bangun dalam dosa--tidak bisa lepas--, berkubang dalam dosa sampai puncaknya dosa.

    Bagi bangsa kafir sangat cocok, yaitu seperti babiyang sudah dimandikan tetapi kembali lagi ke kubangan; hidupnya membabi-buta.

    Puncaknya dosa yaitu:

    • Dosa makan minum: merokok, mabuk, narkoba.

      Hati-hati kaum muda! Tadi di Malang dijelaskan, dosa makan minum adalah salah satu ciri dari jemaah iblis. Mengatakan: dia melayani TUHAN, menjadi hamba TUHAN, tetapi merokok, mabuk dan narkoba. Ini jemaat iblis; pendusta.

    • Dosa kawin-mengawinkan: dosa seks dengan berbagai ragamnya, termasuk penyimpangan seks.

      Menyanyi lagu rohani dan terkenal, tetapi mendukung homoseks. Bagaimana ini?. Saya katakan dengan sungguh-sungguh, bukan saya mengecam sana-sini, tetapi kita harus koreksi diri. Sekalipun orang berkata: 'Oh, dipakai TUHAN, menyanyinya bagus dan lain-lain', tetapi ketika ditanya soal homoseks, jangan-jangan dia sudah berbuat. Inilah jemaah iblis; pendusta.


    Ini yang harus kita waspadai hari-hari ini!
    Tidak mengalami lahir baru sama dengan orang buta. Bayangkan, bagaimana orang buta menuntun orang buta? Keduanya akan tersesat dan terjatuh dalam lobang. Mari, kita harus radikal dalam menghadapi dosa makan minum dan kawin-mengawinkan. Kita harus lepas--harus lahir baru.

    Sebenarnya, lewat baptisan air yang benar, kita mengalami kelahiran baru, sehingga memiliki hati nurani yang baik.

    1 Petrus 3: 20-21
    3:20. yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.
    3:21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu
    baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baikkepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

    Hati nurani yang baikadalah taat dengar-dengaran--merupakan landasan yang kuatuntuk:

    • Menolak dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
      Hati nurani yang baik, peka; tidak mau berbuat dosa.

    • Menerima berkat TUHAN dari sorga.
      Kalau dosa dibuang, maka berkat dicurahkan; kalau berkubang dalam dosa, maka hukuman yang datang.

      Dulu, pada zaman Nuh, air bah yang datang; tetapi pada akhir zaman, yang datang adalah api dari langit.

  2. Yesaya 56: 10-11
    56:10. Sebab pengawal-pengawal umat-Ku adalah orang-orang buta, mereka semua tidak tahu apa-apa; mereka semua adalah anjing-anjing bisu, tidak tahu menyalak; mereka berbaring melamun dan suka tidur saja;
    56:11. anjing-anjing pelahap, yang tidak tahu kenyang. Dan orang-orang itulah
    gembala-gembala, yang tidak dapat mengerti! Mereka semua mengambil jalannya sendiri, masing-masing mengejar laba, tiada yang terkecuali.

    'masing-masing mengejar laba' = hanya mengejar keuntungan yang jasmani.

    Tanda pelayanan orang buta sejak lahir yang kedua: suka tidur = malas.
    Artinya, tidak setia dalam ibadah pelayanan; tidak setia untuk menunaikan tugas dan kewajiban dalam ibadah pelayanan.

    Gembalayang malas/suka tidur--tidak setia menunaikan tugas, yaitu tidak setia memberi makan domba-domba--adalah anjingbisu; hanya mencari laba/keuntungan secara jasmani.

    Mari, kita sungguh-sungguh hari-hari ini. Doakan saya sebagai gembala, supaya jangan menjadi anjing-anjing bisu yang hanya mengejar laba secara jasmani.

    Dalam Tabernakel ada alat meja roti sajian, tetapi satu waktu diganti dengan meja penukar uang.
    Jika gembala tidak mau memberi makan domba-domba--tidak ada roti di meja--, maka gembala pasti menghitung uang di meja penukar uang, yang akan dijungkir-balikkan--dihajar--oleh TUHAN.

    Lempin-El yang mendengarkan, jangan menjadi hamba TUHAN karena pelarian--karena tidak bisa sekolah, tidak bisa bekerja, maka jadi hamba TUHAN saja! Sebab nanti bukan sampai ke meja roti sajian, tetapi sampai kepada meja penukar uang. Entah waktu muda, usia pertengahan atau pada masa tua; karena menjadi hamba TUHAN sebagai pelarian, bukan panggilan TUHAN yang sesungguhnya. Tetapi kalau panggilan TUHAN yang sesungguhnya, maka bisa menunaikan tugas kewajiban sampai garis akhir; seperti contoh-contoh yang sudah saya lihat.

    Begitu juga domba-domba. Jika domba-dombatidak mencari roti dalam penggembalaan, maka pasti mengejar keuntungan secara jasmani--kedudukan, uang, pujian.

    Akibatnya: gembala dan jemaat sama-sama binasa untuk selamanya.

  3. Tanda pelayanan orang buta sejak lahir yang ketiga: tidak bisa melihat TUHAN; tidak bisa menyembah TUHAN--kering dan mati rohani.
    Ini juga menuju pada kematian yang kedua.

  4. Tanda pelayanan orang buta sejak lahir yang keempat: menghadapi kemustahilan.
    Orang yang buta sejak lahir, tidak bisa diapa-apakan; terutama, kemustahilan yang terbesar, yaitu tidak mungkin bisa menjadi sama mulia dengan TUHAN; tidak mungkin menjadi sempurna--berarti tertinggal saat Yesus datang kedua kali, dan binasa selama-lamanya.
Inilah tanda-tanda pelayanan yang buta--pelayanan tanpa pengajaran yang benar. Mata kita harus melihat ladang TUHAN.
Ladang TUHAN yaitu tempat beraktifitas--ibadah dan pelayanan--dan tempat penaburan benih--firman pengajaran benar.
Jadi, ibadah dan pelayanan tidak bisa dipisahkandari pengajaran yang benar; sama dengan tahbisan yang benar adalah tahbisan berdasarkan firman pengajaran benar. Kalau tidak, akan menjadi buta seperti orang yang buta sejak lahir. Jangan kita berkata: 'Pokoknya kita melayani. Pokoknya bekerja'!
Sudah bagus kalau kita melayani TUHAN, tetapi harus berdasarkan pengajaran yang benar. Kalau tidak, maka tidak bisa menyenangkan TUHAN.

Orang yang buta sejak lahir dengan 4 tanda di atas, akan menuju kepada kegelapan yang paling gelap.
Ada 2 arti:
  1. Masuk masa aniaya antikris selama 3,5 tahun.
    Di sini, masih diberi kesempatan. Jika kuat menghadapi siksaan dan tetap menyembah Yesus--tidak mau menyembah antikris--sampai dipancung kepalanya, maka waktu Yesus datang kedua kali, akan dibangkitkan untuk diselamatkan.
    Tetapi banyak yang tidak kuat, sehingga menyembah antikris dan dicap 666--menjadi sama dengan antikris--dan dibinasakan selamanya.

  2. Kegelapan di neraka untuk selamanya.
Tetapi TUHAN tidak membiarkan hamba TUHAN dan pelayan TUHAN menjadi kehidupan yang buta sejak lahir dan dibinasakan selamanya.

Cara TUHAN menolong:
  1. Yohanes 9: 6-7
    9:6. Setelah Ia mengatakan semuanya itu, Ia meludah ke tanah, dan mengaduk ludahnya itu dengan tanah, lalu mengoleskannya pada mata orang buta tadi
    9:7. dan berkata kepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus." Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.


    Cara TUHAN menolong yang pertama:

    1. Yesus meludah ke tanah.
      LUDAHadalah sesuatu yang keluar dari mulut Yesus.
      Dalam Matius 4: 4, ketika setan mencobai Yesus untuk merubah batu menjadi roti, maka Yesus berkata: ‘Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah’.

      Sesuatu yang keluar dari mulut Yesus adalah firman yang merupakan perkataan Yesus sendiri = firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua--pedang firman--; yaitu firman yang dibukakan rahasianya--ayat yang satu menerangkan ayat yang lain dalam alkitab.

      Untuk bisa menolong hamba TUHAN dari kegelapan pada hari-hari terakhir ini, harus ada pedang firman--ludah--sama dengan firman yang merupakan perkataan Yesus sendiri.

      Yohanes 15: 3
      15:3. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakankepadamu.

      Kalau firman merupakan pedang--firman yang keluar dari mulut Yesus--, maka ada kuasa untuk meyucikan, yaitu mencelikkan mata yang buta.

      Kalau firman bukan pedang tajam, maka mata tidak pernah dicelikkan. Sering kali, sudah berada dalam kegelapan--sudah berbuat dosa--tetapi malah merasa benar, merasa hebat--menyetujui homoseks, dan lain-lain--sebab tidak pernah terkena pedang--tidak pernah diludahi.

      TANAHadalah kehidupan kita; manusia daging yang berdosa--tanah liat.

      Saat manusia daging yang berdosa mendengar firman pengajaran benar yang lebih tajam dari pedang bermata dua, saat itu kita seperti diludahi oleh TUHAN; sangat hina. Bukan tertawa-tawa, bukan dipuji-puji. Itu yang benar.

      Sering kali kita merasa terhina, sakit bagi daging.

      Dulu ada seseorang di sini. Tiap kali dia datang, firman selalu menunjuk tentang anjing dan babi. Lalu dia mulai curiga dan bertanya kepada kakaknya yang rajin datang: 'Kenapa setiap kali saya datang, selalu menunjuk anjing dan babi?' Lalu dia periksa catatan milik kakaknya. Kadang tidak ada, kadang ada, lalu tepat waktu dia datang, ada.

    2. Tangan Yesus mengadukludah dengan tanah, menjadi lumpur kejijikan--dosa-dosa kenajisan; dosa-dosa yang jijik--, lalu mengoleskan ke mataorang yang buta sejak lahir.

      Tangan TUHAN adalah kuasa Roh Kudus.
      Artinya, firman pengajaran benar menunjukkan dosa-dosa kita yang menjijikkan.

      "Oleh sebab itu, dalam pemberitaan firman, tidak ada yang dipuji-puji; termasuk saya."

      Sesudah itu, tangan Yesus mengambil lumpur dan mengoleskannya ke mataorang yang buta sejak lahir. Artinya, firman pengajaran benar menunjuk tepat pada sasaran.
      Dioleskan ke mata--bukan di telinga--, karena matanya yang buta. Seandainya telinganya yang tuli, maka akan diletakkan ke telinga.

      Jadi, perhatikan! Ini keuntungan kita mendengar firman pengajaran yang benar--ludahnya TUHAN--; kita seperti diludahi/dihina, yang ditunjukkan adalah dosa-dosa yang menjijikkan, yang membuat kita buta rohani, gelap, sengsara dan binasa. Ini yang ditunjukkan oleh TUHAN.

      Firman pengajaran benar dalam urapan Roh Kudus, menunjukkan dosa-dosa yang menjijikkan tepat pada sasaran, artinya kita menjadi sasaran firman Allah.
      Dalam setiap pemberitaan firman pengajaran dalam urapan Roh Kudus, biarlah kita selalu terkena firman. Itu merupakan pertolongan TUHAN; kalau tidak pernahterkena firman, maka tidak akan pernah tertolong.
      Contoh: Yudas Iskariot.
      Yudas tidak pernah terkena firman, saat Yesus berkata: 'Orang yang mencelupkan roti bersama-sama dengan Aku, dialah yang akan menyerahkan Aku', tetapi dia berkata: 'Bukan aku'. Akibatnya, dia hancur lebur.

      Oleh sebab itu, kalau setiap datang ibadah kita terkena firman, jangan marah! Justru itu merupakan pertolongan TUHAN.

      Mungkin firman menunjuk dosa di mata/pandangan, kita harus mengaku: 'Oh ya, saya sudah menonton yang tidak baik'. Mungkin di mulut, karena masih berdusta. Lumpur masuk ke mulut, sehingga tidak bisa berdusta lagi. Mungkin menunjuk ke telinga yang suka mendengar gosip; atau hati yang iri, dengki dan najis.

      Semoga dalam setiap ibadah, kita selalu menjadi sasaran firman/terkena firman; ini doa kita. Itu pertolongan TUHAN bagi kita, tinggal bagaimana sikap kita.
      Herodes, ketika ditegor oleh Yohanes Pembaptis: 'Tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu itu'--seharusnya Herodes terkena firman, dan kalau mengaku, ia akan tertolong--, tetapi Herodes marah dan memasukkan Yohanes Pembaptis ke penjara. Akibatnya, ia tidak tertolong.

      Kalau kita sudah terkena firman, maka sikap kitaadalah mengaku dosa dan segala keadaan kitakepada TUHAN dengan sejujur-jujurnya.

      Hasilnya: TUHAN mengampuni dan menyelesaikan dosa-dosa kita; TUHAN juga menyelesaikan semua masalah kit--yang mustahilpun selesai.

  2. Yohanes 9: 7
    9:7. dan berkatakepadanya: "Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam." Siloam artinya: "Yang diutus."Maka pergilah orang itu, ia membasuh dirinya lalu kembali dengan matanya sudah melek.

    Cara TUHAN menolong yang kedua: Yesus berkata; artinya memperdengarkan suara TUHAN.
    Suara TUHAN, artinya firman pengajaran benar yang berisi perintah TUHAN("Pergilah, basuhlah dirimu dalam kolam Siloam."). Ini merupakan ujian ketaatanbagi kita.

    Ujian ketaatan di sini yaitu mata orang yang buta seharusnya dijamah oleh Yesus, tetapi malah diberi tanah--sudah buta, semakin gelap--; lalu Yesus menyuruh orang buta ini ke kolam Siloam untuk membasuh diri. Bagaimana orang yang sudah buta, tetapi disuruh ke kolam untuk membasuh diri? Mustahil.
    Abraham ketika disuruh mempersembahkan Ishak, ini juga sesuatu yang mustahil.

    Disebut ujian ketaatan, karena memang hanya ujian. Seperti ketika kita ujian di sekolah. Tidak mungkin orang yang ujian, lalu dihukum atau dibunuh. Hanya lulus atau tidak. Inilah firman pengajaran yang sering kali bertentangan dengan kita.

    Sering kali kita menghadapi firman pengajaran yang mustahil bagi kita. Sikap kitaadalahtaat dengar-dengarankepada firman pengajaran benar, sekalipun mustahil bagi kita.
    Mari kita bersungguh-sungguh!

    Setiap pemberitaan firman pengajaran benar bukan untuk dikritik atau didiskusikan; tetapi hanya untuk ditaati/dipraktikkan. Kalau masih didiskusikan dan lain-lain, kapan mau mempraktikkan? Kita sudah harus yakin bahkan sampai praktik firman pengajaran benar.

    Kalau mentaati firman, hasilnya: terjadi mujizat, ada kuasa untuk menghapus kemustahilan--orang buta sejak lahir menjadi melek/bisa melihat.

    Orang yang buta, ingin melihat dirinya sendiri lebih dulu. Dari dulu ingin tahu: 'Bagaimana saya ini? Tampan atau tidak?' Begitu melek, dia melihat dirinya sendiri

    Melek--oleh kekuatan firman TUHAN--artinya bisa melihat diri sendiri dalam segala kekurangan.
    Kalau buta, tidak bisa melihat, karena tidak pernah dibandingkan dengan orang lain, apalagi dengan firman.
    Firman hanya berisi lawakan dan tidak pernah menunjukkan dosa, sehingga merasa diri super, padahal homoseks didukung, kawin-cerai didukung. Ini berarti tidak bisa melihat diri sendiri.

    Kalau sudah bisa melihat kekurangan diri sendiri, maka akan mendoronguntuk semakin menyerah sepenuh pada TUHAN--mengandalkan TUHAN--sehingga bisa diutus oleh TUHAN.
    Siloam artinya ‘yang diutus’.
    Orang semacam ini yang bisa diutus, yaitu orang yang bisa melihat diri sendiri dengan segala kekurangannya, bukan kelebihannya. Kalau diutus karena kelebihannya, bahaya! Orang akan hancur semua.

    Seperti Musa di Mesir; ketika belum bertemu dengan firman yang bagaikan nyala api--firman bagaikan pedang--, saat baru dewasa, dia keluar karena mau melayani. 'Aku kaya, aku pandai, aku anak raja--punya kedudukan'. Musa melayani 2 orang, tetapi malah membunuh. Tidak mampu.

    Tetapi setelah Musa bertemu TUHAN, lalu dia diutus, Musa bisa berkata: 'Jangan TUHAN, saya tidak petah lidah'.
    Dulu Musa mengajukan diri, tetapi sekarang mengaku tidak petah lidah, dan Musa dipakai.

    Kalau kita merasa hebat, maka akan terjadi pembunuhan rohani secara besar-besaran. Tetapi kalau kita merasa tidak mampu apa-apa dan makin menyerah pada TUHAN, maka kita akan dipakai menjadi saksi TUHAN, yaitu:

    1. bersaksi tentang Injil keselamatan/kabar baik, untuk membawa orang berdosa supaya percaya Yesus dan diselamatkan.
      Mari, di mana tempat kita, di rumah kita mungkin masih ada yang belum percaya Yesus, di kantor, di mana saja, kita menjadi saksi. Bisa lewat perkataan kita, tetapi lebih dari itu, yaitu lewat perbuatan kita--berbuat kebenaran.

      Kalau kita bisa hidup benar--sementara yang lain sudah korupsi; di sekolah, yang lain menyontek, tetapi kita tidak--itu berarti sudah menjadi saksi.
      Klaau hidup dalam kebenaran, maka kita akan selamat.

    2. Bersaksi tentang Injil kemuliaan Kristus/kabar mempelai--pedang firman--untuk membawa orang-orang yang sudah selamat, supaya bisa digembalakan dan disempurnakan oleh TUHAN.

      Seperti kesaksian tadi. Dulu sebelum mengenal pedang firman, melayani hanya asal--yang penting melayani. Tetapi lama-lama merasa kosong. Kalau sudah pernah mendengar firman pengajaran benar, lalu meninggalkan, akibatnya hidupnya kosong.

      Ini tugas kita, berapa banyak orang yang belum mendengar firman pengajaran benar.

    Itulah kekuatan firman pengajaran benar--ludahnya Yesus dan suara Yesus--, yang bisa mengubahkan orang yang buta sejak lahir--bekubang dalam dosa--menjadi saksi TUHAN--bisa diutus oleh TUHAN.

  3. Yohanes 9: 34-38
    9:34. Jawab mereka: "Engkau ini lahir sama sekali dalam dosa dan engkau hendak mengajar kami?" Lalu mereka mengusir dia ke luar.
    9:35. Yesus mendengar bahwa ia telah diusir ke luar oleh mereka. Kemudian Ia bertemu dengan dia dan berkata: "Percayakah engkau kepada Anak Manusia?"
    9:36. Jawabnya: "Siapakah Dia, TUHAN? Supaya aku percaya kepada-Nya."
    9:37. Kata Yesus kepadanya: "Engkau bukan saja melihat Dia; tetapi Dia yang sedang berkata-kata dengan engkau, Dialah itu!"
    9:38. Katanya: "Aku percaya, TUHAN!" Lalu
    ia sujud menyembah-Nya.

    Ayat 34 = orang buta yang sudah melek dan bisa bersaksi, tetapi diusir keluar dari synagoge.

    Tadi, cara TUHAN untuk menolong orang buta yang pertama adalah Yesus meludah ke tanah dan ditempelkan ke mata orang buta; lalu yang kedua, Yesus berkata--suara/perintah TUHAN yang harus ditaati--, sehingga orang buta menjadi melek dan bisa bersaksi--terjadi mujizat. Tetapi orang ini belum melihat Yesus, dia hanya mendengar dari kata orang. Bagaimana supaya bisa melihat dan berkata-kata dengan Yesus?

    Cara TUHAN menolong yang ketiga: Yesus mengizinkan orang ini mengalami percikan darah--sengsara daging bersama Yesus--, yaitu diusir karena menjadi saksi Yesus yang benar. Artinya, ia seperti ditinggalkan seorang diri.

    Yang benar malah diusir. Jangan heran kalau di kantor, kita benar, tetapi malah di-PHK dan lain-lain. Itu artinya kita diizinkan TUHAN mengalami percikan darah.

    Orang ini bagaikan ditinggalkan seorang diri; orang lain takut mau mengakui, bahkan orang tuanya sendiri tidak berani mengakui. Karena kalau mengakui, maka akan dimusuhi.
    Tetapi, begitu orang ini diusir, maka dia bertemu dengan Yesus.

    Jadi, saat-saat kita mengalami percikan darah--sengsara bersama Yesus, bagaikan ditinggal seorang diri--, kita sedang bersama dengan Yesus yang juga ditinggalkan seorang diri di kayu salib.
    Pertama, ibu-Nya meninggalkan Dia, lalu saudara-saudara dan murid-murid-Nya meninggalkan Dia. Terakhir, Yesus berseru: 'Eloi, Eloi, lama sabakhtani'--'Allahku, Allahku, mengapa Engkau tinggalkan Aku?' Yesus benar-benar ditinggal seorang diri.

    Mungkin di sekolah, kita dibuang karena kebenaran. Mungkin di kantor, di dalam organisasi gereja, di mana saja; kalau kita ditinggal seorang dirikarena kebenaran, ini merupakan KESEMPATAN BAGI KITAuntuk bertemu dengan Yesus yang juga ditinggalkan seorang diridi kayu salib; percikan darah merupakan kesempatan bagi kita untuk mengalami hubungan pribadi dengan TUHAN, yaitu bisa menyembah TUHAN--memandang wajah-Nya dan berkata-kata kepada-Nya.
    Hubungan pribadi dengan TUHAN, justru terjadi saat kita menderita karena Yesus.

    Kalau menderita karena berbuat dosa, harus minta ampun dan bertobat. Mungkin saudara sudah terlanjur harus dipenjara. Tetapi kalau kita sudah meminta ampun dan bertobat, maka penjara akan menjadi percikan darah. Kita mengalami hubungan pribadi dengan TUHAN. Saya mengalami kesaksian dari saudara yang pernah masuk penjara. Ada yang karena bersalah, ada yang karena tidak bersalah. Yang karena tidak bersalah, saya kunjungi, lalu dia berkata: 'Saya bersyukur bisa dekat dengan TUHAN.'

    Kita juga, saat mengalami percikan darah, kita menjadi dekat dengan TUHAN, bisa menyembah TUHAN. Dia mengerti bahasa kita, mungkin sudah tidak bisa berkata-kata lagi--hanya bahasa tetesan air mata.

    Jika bisa menyembah TUHAN, hasilnya:

    1. Bilangan 6: 26
      6:26. TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberi engkau damai sejahtera.

      Hasil yang pertama: Kita mendapatkan damai sejahtera, ketenangan di tengah lautan dunia yang bergelora.
      Damai artinya tidak merasa apa-apa lagi yang daging rasakan--tidak merasakan iri hati, ketakutan, najis dan lain-lain--, tetapi hanya mengasihi TUHAN. Maka semua menjadi enak dan ringan, semua menjadi berhasil dan indahdalam kehidupan kita.

      Mari, dalam menghadapi apa saja, kalau hati kita merasa kacau, hati-hati!Hati yang bimbang dan kuatir akan tenggelam. Tetapi biarlah malam ini kita memandang Yesus, mencurahkan segalanya sampai kita merasakan damai sejahtera. Kalau sudah damai, maka semua menjadi enak dan ringan, semua menjadi berhasil dan indah pada waktunya.

    2. Mazmur 16: 8
      16:8. Aku senantiasa memandang kepada TUHAN; karena Ia berdiri di sebelah kananku, aku tidak goyah.

      Hasil yang kedua: Kuat dan teguh hatimenghadapi:

      • Angin ajaran palsu.
      • Dosa-dosa sampai puncaknya dosa.
      • Pencobaan-pencobaan yang mustahil--bagaikan gelombang besar.

      Kuat dan teguh hati menghadapi angin gelombang artinya:

      • Tetap hidup benar--jangan ikuti dosa!--dan tetap berpegang teguhpada pengajaran benar. Jangan mau diombang-ambingkan!
      • Tetap percaya dan berharap kepada TUHAN; mengulurkan dua tangan kepada TUHAN.
        Jangan berharap pada orang lain! Tetap pertahankan seorang diri mengulurkan dua tangan pada TUHAN. Maka Dia seorang diri di kayu salib, juga mengulurkan tangan kepada kita untuk mengadakan keajaiban-keajaiban yang besar.

        Kalau kita berharap pada yang lain, kita tidak akan bisa memiliki hubungan secara pribadi dengan TUHAN.

        Mazmur 136: 4-7
        136:4. Kepada Dia yang seorang diri melakukan keajaiban-keajaiban besar! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
        136:5. Kepada Dia yang
        menjadikan langitdengan kebijaksanaan! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
        136:6. Kepada Dia yang
        menghamparkan bumidi atas air! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.
        136:7. Kepada Dia yang
        menjadikan benda-benda penerang yang besar; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

        Keajaiban besaryaitu:

        1. Keajaiban besar secara rohani, yaitu keubahan hidup.
          Di atas gunung--ketika Yesus berdoa seorang diri--wajah-Nya berubah. Keubahan hidup/wajah dimulai dari mulutkita--ini yang menentukan pahit-manisnya hidup kita.

          Mulut diubahkan menjadi jujur, tidak berdusta.
          Mulut yang jujur--mulut yang manis--akan menjadi rumah doa. Kalau tidak, hidup kita akan pahit-getir.

          Jujur, artinya berkata benar, ya katakan: ya, tidak katakan: tidak; jujur dalam mengaku dosa dan jujur soal pengajaran benar.

        2. Keajaiban besar secara jasmani, yaitu yang tidak ada menjadi adauntuk memelihara kehidupan kita (Mazmur 136: 5-7).

          Mazmur 136: 13
          136:13. Kepada Dia yang membelah Laut Teberau menjadi dua belahan; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

          membelah Laut Teberau menjadi dua belahan’ = memberikan jalan keluar dari segala masalah yang mustahil; menyelesaikan segala masalah yang mustahil.

        Langkah-langkah kehidupan kita adalah langkah-langkah keajaiban TUHAN. Sampai nanti jika Yesus datang kedua kali, keajaiban yang terakhir, yaitu kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia; tidak salah dalam perkataan, sempurna seperti Yesus, kita hanya menyeru: ‘Haleluya’ untuk menyambut kedatangan-Nya kedua kali di awan-awan yang permai.
Malam ini, TUHAN mau menolong kita lewat 3 langkah:
  1. Meludah, lalu mengaduk ludah bercampur tanah = firman menunjukkan dosa dan kejijikan kita.
    Sikap kita, jangan marah. Tetapi mengakudosa-dosa kita.

  2. TUHAN memberi perintah.
    Mari kita lakukan. Maka kita akan diutus/dipakai oleh TUHAN.

  3. Sesudah dipakai, jangan heran kalau mengalami sengsara.
    Tujuannya supaya kita bisa menyembah TUHAN--berkata-kata kepada Dia seorang diri. Jangan berharap yang lain!
    Maka Dia akan melakukan keajaiban besar.
Selama TUHAN belum datang kedua kali, mujizat masih ada. Mujizat yang dulu pernah terjadi, sekarang bisa terjadi. Kalau TUHAN sudah datang kedua kali, maka tidak ada lagi mujizat, sebab itu merupakan mujizat yang terakhir.

Kalau mata memandang TUHAN, hati damai sejahtera, maka keajaiban besar akan terjadi.

TUHAN memberkati.