Kuasa Doa dan Puasa ( Sdri. Nezia Artika Sari )

Saya ingin menyaksikan pertolongan Tuhan dalam hidup saya.
  1. Yang pertama, masalah skripsisaya yang bermasalah dari beberapa bulan. Saya terkejut karena saat kepala lab menulis nama dosen pembimbing, saya diberi dosen pembimbing yang super sibuk, bahkan hampir tidak pernah ada di kampus. Namun, saya hanya bersyukur karena dosen pembimbing saya sudah gagal ikut calon legislatif, sehingga dia lebih sering ada di kampus.

    Tetapi, dugaan saya salah. Dosen pembimbing saya ini ada saja kesibukannya dan membuat saya semakin heran. Setelah muncul di kampus, saat itu saya baru bimbingan pertama kali, belum apa-apa, dia langsung berkata, “judul kamu ganti semua”. Saya jawab, “maaf bu, ini judul sudah dari kepala lab dan dosen pembimbing satunya”, tetapi dia menjawab, “tetap tidak bisa, pokoknya ganti seperti yang saya suruh”.

    Sebelum saya rubah judul dan isinya, saya bertemu kepala lab dan kepala lab tetap bela saya, dia katakan, “sudah Nezia, saya yang akan bicara sama dosen pembimbing kamu, itu kewenangan saya”.
    Setelah selesai, saya ditelepon papi saya, “skripsi kamu gimana? Kalau tidak selesai juga, sudah beli saja, papi kasih uang buat beli skripsi daripada kamu memperkaya kampusmu”.

    Saya diam aja, karena apapun yang terjadi, saya tetap akan buat sendiri, Tuhan pasti tolong saya. Saya sempat berhenti mengerjakan skripsi saya, karena dosen pembimbing saya seperti itu.
    Dalam hati, saya merasa sudah percuma saya kerjakan, karena dosen pembimbing saya satunya juga sibuk pergi terus, saya kerjakan sampai tidak tidur pun tidak ada gunanya, apa yang mau dibimbingkan, semua serasa mustahil.

    Tapi, setelah diumumkan ada doa semalam suntukdi Malang, saya ada kerinduan mengikuti sesi 1 sampai 3 dan besok paginya saya bertemu dosen saya. Saat itu juga dia berkata, “sudah, kamu bawa semua skripsimu, saya tidak akan kasih kamu revisi apapun, kalaupun ada revisi dari dosen pembimbing satunya, saya tetap tidak akan kasih revisi, tetapi langsung koreksi total dan tinggal tungggu sidang”. Saya diam saja, karena setengah tidak percaya.
    Dari pengalaman ini, apapun yang terjadi dalam hidup saya, saya tetap terus mempertahankan hidup benar. Tuhan tidak pernah menipu, dan Tuhan pasti tolong tepat pada waktu-Nya, karena bagi Tuhan, lebih mudah dari pada membalikkan telapak tangan. Terima kasih juga atas doa dari bapak gembala dan isteri serta sidang jemaat yang selalu menguatkan saya.

  2. Yang kedua, saya melihat sendiri kehidupan yang di luar Tuhan itu sangat mengerikandan itu terjadi dalam keluarga saya. Kakak saya yang pertama sudah tidak bisa dinasehati dan ditegor. Papi saya selalu dibantah setiap memberi nasihat.
    Rumah hanya seperti hotel, diajak berkumpul bersama keluarga selalu banyak alasan. Masih ditambah lagi dengan pergaulan yang tidak baik, sampai jatuh dalam puncaknya dosa.

    Hal ini sangat memilukan hati papi saya. Kalau papi saya telepon dan bercerita tentang kakak saya, saya hanya bisa menangis dan mendoakan.
    Saat itu, saya doa puasadan Tuhan benar-benar tidak pernah menipu saya. Kuasa doa sanggup memulihkan keluarga saya.

    Puji Tuhan. kakak saya sudah sadar dan dia mengakui semua kesalahannya dan dia mengatakan bahwa dia sudah jauh dari Tuhan. Saat itu juga, saya merasakan, dunia di luar Tuhan benar-benar ngeri, saya rindu agar Tuhan selalu menguatkan saya untuk tetap ada dalam penggembalaan yang baik dan benar, karena di luar penggembalaan yang baik dan benar, dosa sudah mengincar. Tidak kuat rasanya. Hanya Roh Kudus yang mampu memberi kekuatan untuk taat dengar-dengaranpada Firman, gembala dan orang tua. Itulah hal yang membahagiakan dan pasti ada masa depan yang indah.

    Kalau Tuhan belum menolong, itu artinya Tuhan masih sibuk memperbaiki diri kita, karena kita masih sibuk sendiri dan tidak berserah sepenuh kepada Tuhan. Bukan pengajarannya yang salah, tapi sering kali daging ini yang tidak mau taat.
Sekian kesaksian saya, semoga bisa menjadi berkat bagi kita semua.

Tuhan memberkati.