Kasih Anugrah dan Kemurahan Tuhan ( Ibu Wita Mertes (Jerman) )

Saya mengucap syukur kepada Tuhan,kalau sampai saat ini masih diberi perpanjangan umur dan kesempatan untuk bisa beribadah dan bersaksi meskipun hanya lewat media interenet.
Saya juga mengucapkan banyak terima kasih untuk semua dukungan doa Bapak,Ibu, sehingga Pelayanan kunjungan di Eropa bulan Juni yang lalu bisa terlaksana. Oleh kemurahan Tuhan, semua berjalan dengan baik dan Tuhan sudah menolong semuanya, terpujilah nama Tuhan.

Disini, saya ingin menyaksikan bagaimana pertolongan dan kasih kemurahan Tuhan yang sudah saya terima dan alami bersama keluarga, khususnya didalam pelayanan kunjungan ke Eropa bulan juni yang lalu.

Sebenarnya, kerinduan saya ini sudah menjadi pergumulan saya sejak hampir 2 tahun yang lalu. Pada awalnya, saya tergerak untuk melakukan semua ini saat saya mendapat pembukaan Firman didalam pengembalaan. Waktu itu, Firman yang selalu diulang-ulang adalah Firman mengenai kehidupan bayi Musa yang mendapat kemurahan Tuhan, sehingga bisa diangkat dan dipakai Tuhan.

Oleh dorongan Firman ini, saya sangat dikuatkan.
Tiba-tiba saya mendapat hikmat dari Tuhan (seperti yang sering dikatakan Bapak Gembala, kalau ada pembukaan Firman, pasti ada pembukaan jalan). Ini yang saya alami, dimana saya mendapat pembukaan jalanuntuk kerinduan saya yang sudah lama ini yaitu: Firman Pengajaran Mempelai bisa diberitakan di Eropa. Pada mulanya, sebelum saya mendapat pembukaan Firman, saya sering berkata kepada Tuhan didalam doa "Tuhan, saya rindu untuk membagikan Firman Pengajaran Mempelai ini kepada keluarga, teman-teman, anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan, dan semua orang di Eropa ini.
Tapi saya tidak tau bagaimana caranya. Saya terbatas, sendirian disini, tidak mampu dan tidak berdaya, mohon belas kasihanMu dan kemurahanMu buat saya".

Inilah yang selalu saya doakan. Puji Tuhan, akhirnya lewat pembukaan Firman Tuhan, Tuhan memberikan jalan yang sederhana dan tidak terpikirkan oleh saya sendiri.
Bagaimana saya harus melakukannya yaitu membuat suatu ``Ibadah Syukuranยดยด kalau saya berumur 40 tahun dan disinilah kesempatan supaya Firman Pengajaran Mempelai bisa dibagikan dan diperkenalkan kepada semua undangan yang hadir. Setelah mendapat ini, saya bersyukur, terus bedoa sampai Tuhan memberi waktu yang tepat dimana saya bisa mengutarakan rencana ini kepada suami.
Lewat pekerjaan tangan Tuhan, hati suami dijamah, sehingga dia menyetujui, kami bisa sehati.

Tidak lama kemudian, saya menelepon Bapak dan Ibu gembala untuk memohon dukungan doa buat rencana ini. Kalau memang ini rencana dari Tuhan, biarlah semua terjadi sesuai dengan kehendak Tuhan, tapi sebaliknya kalau tidak, biar Tuhan mengagalkan.

Memang didalam mempersiapkan Ibadah ini, saya begitu banyak menghadapi tantangan dan halangandari dalam dan dari luar, baik itu dari perkataan-perkataan yang melemahkan, pertayaan-pertanyaan yang menjerat, begitu juga dengan kesulitan-kesulitan dalam pengurusan surat-surat permohonan visa, gedung, dll.

Banyak kemustahilan yang saya hadapi, terutama dalam pengurusan visa, yang sebenarnya sangat sulit untuk didapat, apalagi saya dan suami sebagai pihak yang mengundang, tidak ada apa-apanya.
Untuk mengurus visa 36 orang, secara peraturan itu sudah diluar target, tidak mungkin, kecuali kalau kami dibantu orang lain, mungkin bisa didapat.

Tapi saya tidak putus harapan, saya ingat bayi Musa, hanya menangis dan mengulurkan tangan kepada Tuhan. Itulah yang bisa saya lakukan, yaitu hanya berserah, menangis dan menyembah Tuhan saja. Saya tidak mau mengandalkan dan berharap siapa-siapa, karena saya percaya, kalau Tuhan yang membuka jalan, siapapun tidak bisa menghalangi.

Kalau kita bertahan dalam kebenaraan dan taat dengar-dengaran pada Firman Tuhan, Tuhan pasti ada dipihak kita dan beserta kita. Janji Tuhan inilah yang selalu saya pegang. TUHAN TIDAK PERNAH MENIPU. Justru saya bersyukur bisa mengalami kesulitan-kesulitan, halangan, ujian dan tantangan, karena disinilah saya merasakan kuasa Firman Tuhan semakin nyata didalam hidup saya. Saya banyak dikoresi, terutama didalam penyerahan, saya masih kurang menyerah. Tapi Tuhan masih memberi saya pertolongan dan kesempatan untuk memperbaiki lewat hadiah Firman Tuhan yang saya terima melalui hambanya waktu di Bad Neuenahr, Frankfurt dan Swiss, tentang Musa dan Makanan.

Saya semakin dimantapkan. Saya bahagia, karena Tuhan itu setia
dan tidak berubah, DIA tetap memegang janjiNya.

Saya juga bersyukur, oleh pertolongan Tuhan, banyak para Undagan yang hadir baik di Jerman dan Swiss, merasa diberkati dengan Firman Tuhan, walaupun ada yang mengatakan "Firmannya kok keras sekali", tapi mereka akhirnya menjawab sendiri "ya Firman memang harus begitu, jangan kita hanya dinina bobokan dan dielus2 saja. Firman seperti itu yang dibutuhkan disini".

Saya hanya mengaminkan
jawaban mereka dan saya juga percaya Firman yang sudah ditabur disini tidak akan sia-sia. Cepat atau lambat Tuhan pasti akan memberi pertumbuhan sesuai dengan waktu Tuhan. Kita sama-sama berdoa, semoga Firman Pengajaran Mempelai ini bisa menjangkau banyak jiwa di Eropa ini.

Sekali lagi, saya dan suami mengucapkan banyak trima kasih kepada Bapak, Ibu gembala, semua peserta yang sudah turut serta ke Eropa, sidang jemaat Kristus Kasih Malang dan Surabaya, tua-tua sidang, dan Bapak Ibu yang sudah memberikan dukungan lewat doa-doanya.
Kami tidak bisa membalas semua yang sudah dikorbankan untuk pelayanan ini. Biarlah Tuhan yang membalas semuanya berlimpat ganda.
Kami juga mohon maaf atas kekurangan-kekurangan dalam penyambutan kami selama diEropa. Supaya diwaktu yang akan datang bisa lebih baik lagi. Kami mohon tetap dukungan doa disini, supaya kami tetap bisa kuat dan teguh hati didalam ibadah pelayanan kepada Tuhan, terutama disatukan dlm Firman Pengajaran yang benar.
Demikianlah kesaksian saya ini, semoga menjadi kekuatan dan berkat bagi kita semua.

Tuhan memberkati.