Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Salam sejahtera dalam kasih sayang Tuhan kita Yesus Kristus.

Matius 28 secara keseluruhan menunjuk pada Sinar Kemuliaan (Shekinah Glory).
Di balik sengsara dan kematian Yesus, ada kebangkitan dan kemuliaan.

Matius 28:1-10 adalah tentang kebangkitan Yesus atau pembaharuan.

Matius 28:1-2
28:1. Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
28:2 Maka terjadilah gempa bumi yang hebat sebab seorang malaikat Tuhan turun dari langit dan datang ke batu itu dan menggulingkannya lalu duduk di atasnya. 


Sinar kemuliaan menyinari hati yang keras sehingga menjadi hati yang lembut, sehingga terjadi pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani yang sempurna seperti malaikat atau seperti Yesus sendiri.
  • Ayat 3: Pembaharuan wajah.
  • Ayat 3: Pembaharuan pakaian.
  • Ayat 4-5: Pembaharuan perasaan.

Ad. 3. Pembaharuan Perasaan
.
Matius 28:4-5
28:4 Dan penjaga-penjaga itu gentar ketakutan dan menjadi seperti orang-orang mati.
28:5 Akan tetapi malaikat itu berkata kepada perempuan-perempuan itu: "Janganlah kamu takut; sebab aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu.


Jika perasaan dibaharui, maka tidak ada lagi ketakutan akan sesuatu apa pun di dunia ini, yang membuat kita sampai tidak takut lagi (melawan) kepada Tuhan.

I Yohanes 4:18

4:18 Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.

Pembaharuan sampai tidak ada ketakutan lagi = memiliki kasih yang sempurna.

Manusia daging tidak memiliki kasih, yang ada hanya keinginan, emosi, ambisi yang membawa pada ketakutan bahkan kebinasaan. Kita hanya menerima kasih dari Allah.

Setelah kita menerima kasih dari Tuhan, ada 2 kemungkinan tentang kasih:
  1. Kasih menjadi dingin, bahkan beku.
    Matius 24:12
    24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin.

    Akibatnya adalah kedurhakaan makin bertambah, dosa-dosa makin bertambah sampai puncaknya dosa, yakni dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan.
    Kebencian juga semakin bertambah, sampai kebencian tanpa alasan.
    Ketakutan semakin bertambah, bahkan sampai anak Tuhan dan hamba Tuhan mati karena ketakutan. Baik mati secara jasmani, juga mati rohani. Contohnya adalah takut praktek firman, sehingga lebih memilih melawan Tuhan.

  2. Kasih semakin bertambah-tambah, sampai mencapai kasih yang sempurna.

Malam ini, kita pelajari yang kedua.

Proses perkembangan kasih sampai menjadi kasih yang sempurna:
  1. Kita menerima kasih mula-mula dari korban Kristus (Halaman Tabernakel).
    Prosesnya:
    1. Percaya/ iman kepada Yesus lewat mendengar firman Kristus = masuk Pintu Gerbang Tabernakel.
      Roma 10:17
      10:17 Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.

      Firman Kristus = firman yang diurapi oleh Roh Kudus.
      Urapan Roh Kudus berbeda dengan urakan (sekedar ramai, lucu, dsb.).

      Yeremia 15:16

      15:16 Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

      Urapan Roh Kudus menolong kita untuk bisa menikmati firman Allah dengan kesukaan/ kegirangan dari Sorga.

      Lukas 24:32

      24:32 Kata mereka seorang kepada yang lain: "Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?"

      Menerangkan Kitab Suci = ayat menerangkan ayat.
      Urapan Roh Kudus membuat kita berkobar-kobar dalam mendengar firman Allah.

      Jadi, kasih Allah dimulai dari saat kita bisa menikmati firman Allah dengan sukacita dan berkobar-kobar saat mendengar firman Allah, sehingga kita bisa mengerti, sampai percaya dan yakin pada firman Allah.

    2. Bertobat = Mezbah Korban Bakaran.
      Yaitu kita berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan, dan kita berhenti menghakimi dosa orang lain (menjelek-jelekkan orang lain).

    3. Baptisan Air = Kolam Pembasuhan.
      Kita dilahirkan kembali untuk menerima hidup baru, yakni mengalami kelepasan dari dosa. Kita membenci dosa sehingga kita bisa hidup dalam kebenaran.

    4. Baptisan Roh Kudus = Pintu Kemah.
      Kita mengalami kepenuhan Roh Kudus (api berkobar-kobar).

      Yohanes 3:6-8
      3:6 Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.
      3:7 Janganlah engkau heran, karena Aku berkata kepadamu: Kamu harus dilahirkan kembali.
      3:8 Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh."


      Mazmur 104:4
      104:4 yang membuat angin sebagai suruhan-suruhan-Mu, dan api yang menyala sebagai pelayan-pelayan-Mu,

      Lahir baru dari Roh Kudus menjadikan kita seperti angin dan api.
      Api = setia dan berkobar-kobar dalam ibadah dan pelayanan kepada Tuhan.
      Angin = pelayan yang menghampakan diri sehingga taat dengar-dengaran. Oleh Roh Kudus kita bisa berseru, "Ya Abba, ya Bapa."

      Kalau berkobar-kobar saja namun tidak taat, sama saja dengan Saulus yang berkobar-kobar dalam memburu dan membunuh pengikut Yesus.

      Angin itu ada tetapi tidak ada, itulah yang mendorong kita untuk bisa taat dengar-dengaran.
      Yesus memberikan teladan dalam menghampakan diriNya (tidak mempertahankan Sorga), sehingga Ia bisa taat dengar-dengaran sampai mati di kayu salib.

      Sebaliknya, kalau merasa ada pasti sulit taat, bahkan menghasut dan memberontak.

      Kalau taat pasti ada kedamaian, ketenangan, kesejukan.

    Wahyu 2:2-5,7
    2:2 Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
    2:3 Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
    2:4 Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
    2:5 Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat.

    2:7 Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat: Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah."

    Sidang Jemaat di Efesus dicela karena meninggalkan kasih yang semula.
    Mengapa? Karena tidak mau mendengar Firman Allah.

    Kasih mula-mula berkaitan dengan Taman Firdaus. Adam dan Hawa diusir dari Firdaus ke dalam dunia yang penuh kutukan karena tidak taat pada firman Allah. Hati-hati terhadap suara asing, terutama dari orang-orang di dekat kita.

    Jika di dalam dunia yang penuh kutukan, hamba Tuhan/ pelayan Tuhan tidak dengar-dengaran, tidak setia dan berkobar-kobar, kehilangan kasih mula-mula, maka akan mengalami kejatuhan yang lebih dalam lagi, yakni diusir dari dunia ini sampai ke neraka (lautan api dan belerang) untuk selamanya.

    Sebaliknya, kalau kita memiliki kasih mula-mula, taat dengar-dengaran serta setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, maka kita bisa kembali ke Firdaus.
    Semakin kita percaya firman (menikmati firman), semakin bertobat, semakin hidup benar, semakin taat dengar-dengaran, dan semakin setia berkobar dalam ibadah pelayanan, maka semakin kita merasakan suasana Firdaus. Sampai betul-betul kita kembali ke Firdaus (Kerajaan 1000 tahun damai).

    Kalau pengikutan kita kepada Yesus semakin letih lesu dan berbeban berat, maka berarti keadaan kita seperti jemaat di Efesus.

    Memang untuk taat, sulit bagi daging. Namun setelah kita taat, semua jadi mudah, pintu-pintu di dunia terbuka lebar termasuk Pintu Sorga.
    Contoh: Petrus dan kawan-kawan taat untuk menebar jala, maka diperoleh banyak ikan.


  2. Bertekun mengasihi Tuhan (Ruangan Suci), "demi nyawamu".
    Yosua 23:11
    23:11. Maka demi nyawamu, bertekunlah mengasihi TUHAN, Allahmu.

    Prakteknya:
    1. Bertekun dalam Ruangan Suci (kandang penggembalaan).
      Kisah Para Rasul 2:41-42
      2:41 Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa.
      2:42. Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.


      Tiga macam alat dalam Ruangan Suci (zaman Musa) = tiga macam ketekunan (hujan awal) = ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok (hujan akhir).
      • Pelita Emas = ketekunan dalam persekutuan = ketekunan dalam Ibadah Raya.
        Kita bersekutu dengan Allah Roh Kudus dalam karunia-karuniaNya.
      • Meja Roti Sajian = ketekunan dalam pengajaran rasul dan pemecahan roti = ketekunan dalam Ibadah Pendalaman Alkitab dan Perjamuan Suci.
        Kita bersekutu dengan Allah Anak dalam firman dan korban Kristus.
      • Mezbah Dupa Emas = ketekunan dalam berdoa = ketekunan dalam Ibadah Doa Penyembahan.
        Kita bersekutu dengan Allah Bapa dalam kasihNya.

      Siapa yang harus tergembala?
      • Mulai dari seorang gembala harus tekun dalam penggembalaan, yakni tekun untuk memberi makan domba-domba.
        Makanan penggembalaan diperoleh lewat bergumul di bawah kaki Tuhan (berdoa, berpuasa, dsb.) dan lewat fellowship (persekutuan) dalam satu firman pengajaran benar.

        Jika gembala tidak tekun memberi makan jemaat = gembala yang tidak tergembala.
        Jika gembala sembarangan dalam mengikuti fellowship (tidak berdasar kesatuan dalam firman pengajaran benar) = gembala yang tidak tergembala.
        Kalau gembala tidak tergembala, sidang jemaat sudah cerai-berai.

      • Sidang jemaat (domba-domba) juga harus tergembala, yakni tekun untuk makan firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok.
        Dan, jangan makan makanan asing (jangan mendengar suara asing dari siapapun), sebab beracun!

        Kalau jemaat tidak tekun dalam 3 macam ibadah pokok = domba yang belum tergembala.
        Kalau jemaat masih suka mendengar suara asing = domba yang belum tergembala.
        Domba tidak tergembala pasti akan terlantar dan cerai-berai.

      Di luar penggembalaan, kita kosong dari kasih Allah, yang ada hanya hujan es.
      Di luar Gosyen ada hujan es, yakni kasih sudah menjadi dingin bahkan membeku (saling membenci, durhaka, saling menyerang, ketakutan, dsb.).

      Tanpa kasih juga berarti semua sia-sia, tidak berguna, dan binasa selamanya.

      Yohanes 21:15-17
      21:15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
      21:16 Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
      21:17 Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.


      Dalam penggembalaan, ada 2 hal yang kita dapatkan:
      • Tuhan mengoreksi tentang kasih.
        Petrus, hamba Tuhan yang hebat, ternyata ditemui tanpa kasih Allah.

        Tiga kali pertanyaan Yesus = firman penggembalaan dalam 3 macam ibadah pokok, yang berkuasa mengoreksi kehidupan kita.

        Dalam bahasa aslinya:
        Pertama kali Yesus bertanya, apakah engkau memiliki kasih agape (kasih Allah)? Petrus menjawab, aku mengasihi Engkau dengan kasih filio (kasih sesama).
        Kedua kali, Yesus bertanya, apakah engkau memiliki kasih agape (kasih Allah)? Petrus menjawab, kasih filio (kasih sesama).
        Ketiga kali, Yesus bertanya, apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih filio? Petrus sedih, sebab ia menyadari bahwa ia tidak memiliki kasih filio, buktinya ia menyangkal Yesus.

        Petrus tanpa kasih, sama dengan kehidupan yang menjadi batu sandungan dan hanya untuk ditenggelamkan/ dibinasakan selamanya.

      • Yesus mempertambahkan kasih dalam kita.
        Yohanes 21:18-19
        21:18 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
        21:19 Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."


        Petrus yang tadinya takut sehingga mengorbankan Yesus, lewat penggembalaan bisa diisi dengan kasih Allah sehingga Petrus rela mengulurkan tangannya (taat sampai mati), bisa mengasihi Tuhan lebih dari segala sesuatu.

        Kisah Para Rasul 2:46
        2:46 Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,

        Suatu waktu, tiap-tiap hari kita berada di Bait Allah. Kasih semakin bertambah sampai kita bisa mengasihi sesama seperti diri sendiri.
        Ayat 42 menunjuk pemecahan roti di Bait Allah (Perjamuan Suci), sedangkan ayat 46 menunjuk pada pemecahan roti dalam arti perjamuan kasih.

        Yesaya 58:7
        58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri!

      I Petrus 4:8
      4:8 Tetapi yang terutama: kasihilah sungguh-sungguh seorang akan yang lain, sebab kasih menutupi banyak sekali dosa.

      Kasih menutupi banyak dosa, lewat pengakuan dan pengampunan dosa.

      Firman penggembalaan yang diulang-ulang menunjukkan dosa kita yang seringkali kita ulang-ulang, sehingga kita bisa menyadari, menyesal, mengakui dosa kepada Tuhan dan sesama. Saat itu, kasih Tuhan menutupi dosa-dosa kita, dan kita tidak berbuat dosa lagi.

      Kalau berbuat dosa lagi, pengampunan dibuka lagi.
      Sebab itu, kita membutuhkan firman penggembalaan yang diulang-ulang.

      Semakin bertambah-tambah kasih Allah dalam kita, maka semakin banyak kita mengaku dosa, dan semakin bertambah-tambah dosa yang ditutupi oleh kasih Allah, sampai kita tidak bercacat cela lagi.

      Mazmur 23:1
      23:1. Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

      Takkan kekurangan aku = sempurna.
      Takkan kekurangan aku = kita terpelihara, hidup dalam kelimpahan sampai bisa mengucap syukur kepada Tuhan, sampai mencapai hidup kekal.

    2. Bertekun dalam ujian.
      Yakobus 1:12
      1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.

      Memang Tuhan izinkan kita dalam kegoncangan/ ujian. Maria dan Marta mengasihi dan dikasihi Tuhan, namun masih harus menghadapi ujian.

      Bertekun dalam ujian = tahan uji = berbahagia, mengucap syukur, tetap berharap pada Tuhan sementara kita dalam ujian.
      Jangan bersungut, mengomel, ataupun saling menyalahkan!

      I Petrus 5:4
      5:4 Maka kamu, apabila Gembala Agung datang, kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tidak dapat layu.

      Siapa yang bertekun dan tahan uji, akan mendapatkan mahkota mempelai.

  3. Kita menerima kasih sempurna (Ruangan Maha Suci) = kita disinari oleh kasih bagaikan matahari.
    Matius 5:43-45, 48
    5:43. Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
    5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
    5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
    5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."


    Kegunaan kasih matahari:
    1. Sebagai perisai/ perlindungan Tuhan terhadap panah api si jahat.
      Mazmur 84:12
      84:12 Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.

      Yaitu:
      • Dosa-dosa sampai dengan puncaknya dosa (dosa makan-minum dan kawin-mengawinkan).
        Hati-hati, sebab setan menunggu waktu untuk datang dan menyerang/ menjatuhkan kita. Sebab itu, kita harus selalu berada dalam kasih mula-mula, tergembala, selalu disinari oleh kasih matahari.

      • Ajaran-ajaran palsu.
        Hati-hati! Ekor naga menyeret dan menjatuhkan sepertiga bintang di langit.

      • Pencobaan-pencobaan yang sekonyong-konyong datang menghantam pribadi ataupun nikah kita.

    2. Kemurahan dan kebaikan Tuhan (kunci Daud).
      Untuk apa?
      • Untuk memberkati, memelihara, menyediakan masa depan yang indah bagi kita.
        Daud bisa menjadi raja dari hanya penggembalaan dengan 2 atau 3 ekor domba.

      • Untuk menolong kita dari masalah-masalah yang sudah mustahil, semua menjadi tidak mustahil, diselesaikan Tuhan.

      • Untuk mengangkat kita dari kejatuhan-kejatuhan dalam dosa (kegagalan-kegagalan).

    3. Kemuliaan Tuhan, untuk mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti Yesus.
      Mulai dari jujur, apa adanya (Mazmur 84:12, terjemahan lama). Kita bisa mendoakan mereka yang menyakiti/ merugikan kita, membalas kejahatan dengan kebaikan. Sampai kita sempurna dan bisa menyambut Yesus datang kedua kali di awan-awan permai dalam sorak-sorai.

    Kita tetap bertekun, sebab sebentar lagi matahari terbit bagi kita.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 03 Maret 2016 (Kamis Sore)
    ... Tuhan yang suam-suam kuku sama dengan keadaan bumi sebelum diciptakan sehingga tidak bisa ditempati oleh Tuhan melainkan hanya ditempati oleh serigala dan burung roh jahat dan roh najis . Sehingga hanya dibangun menjadi wanita Babel mempelai wanita setan yang akan dibinasakan. Wahyu Dan ia berseru dengan suara yang kuat katanya ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 08 Juni 2017 (Kamis Sore)
    ... Wahyu Dan aku melihat sesungguhnya ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan. Habakuk - Busur-Mu telah Kaubuka telah Kauisi dengan anak panah. Sela. Engkau membelah bumi menjadi sungai-sungai melihat Engkau gunung-gunung gemetar air bah ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 24 Juli 2014 (Kamis Sore)
    ... pelita emas . Oleh sebab itu Tuhan ijinkan rasul Yohanes menderita di Pulau Patmos untuk bisa menyembah dengan hancur hati dan menyembah sampai daging tidak bersuara. Ada kali kesempatan untuk berdoa dan menyembah Tuhan dalam Tabernakel Di Halaman Tabernakel mezbah korban bakaran. Artinya Doa permohonan. Sentralnya adalah kebutuhan kita. Yohanes Jikalau ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 28 Februari 2024 (Rabu Sore)
    ... Barangsiapa tidak mengasihi ia tetap di dalam maut. Yohanes - . Dan inilah perintah-Nya itu supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus Anak-Nya dan supaya kita saling mengasihi sesuai dengan perintah yang diberikan Kristus kepada kita. . Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 Mei 2019 (Sabtu Sore)
    ... mengizinkan wanita memerintah dan mengajar laki-laki dalam ibadah dan rumah tangga. Timotius - . Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. . Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki hendaklah ia berdiam diri. . Karena Adam yang pertama dijadikan kemudian barulah Hawa. . Lagipula ...
  • Ibadah Doa Malang, 06 Desember 2018 (Kamis Sore)
    ... tidur waktu malam dan mereka yang mabuk mabuk waktu malam. Kegoncangan terjadi sekonyong-konyong di saat semua aman tenteram damai baik lancar berhasil. Oleh karena itu kita harus selalu berjaga dan sadar tidak lengah yaitu selalu hidup dalam terang. Lengah tidak berjaga-jaga artinya tidur dan mabuk rohani yaitu hidup dalam kegelapan. ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 09 April 2012 (Senin Sore)
    ... harga yang ditetapkan untuk seorang menurut penilaian yang berlaku di antara orang Israel . dan mereka memberikan uang itu untuk tanah tukang periuk seperti yang dipesankan Tuhan kepadaku. Yudas menyesal tapi sudah terlambat. Disini uang keping perak digunakan untuk beberapa istilah membeli TANAH DARAH. Artinya Yudas menghina menginjak-injak Darah Yesus diterangkan ...
  • Ibadah Doa Malang, 25 Oktober 2018 (Kamis Sore)
    ... kalau kita mempunyai keberanian percaya pada hari penghakiman karena sama seperti Dia kita juga ada di dalam dunia ini. Di dalam kasih tidak ada ketakutan kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut ia tidak sempurna di dalam kasih. Bukti memiliki kasih yang sempurna adalah tidak ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 28 Juli 2013 (Minggu Sore)
    ... engkau tidak tahu bahwa engkau melarat dan malang miskin buta dan telanjang Keadaan suam-suam rohani yang pertama keadaan rohani yang tidak dingin dan tidak panas TANPA KASIH ALLAH . 'tidak dingin' tidak ada damai sejahtera. Yang ada hanya iri hati dendam kepahitan dan lain-lain. 'tidak panas' tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Keadaan ...
  • Ibadah Kaum Muda Malang, 13 Desember 2008 (Sabtu Sore)
    ... hanya memandang Yesus sebagai Anak Daud sehingga mereka menolak Yesus. Dalam Perjanjian Lama ini sama dengan Esau Ibrani - . Esau memiliki pandangan daging sehingga berani mengorbankan perkara-perkara rohani untuk mendapat perkara daging. Praktek orang yang punya pandangan daging Suka berburu daging sehingga meninggalkan kemah artinya adalah tidak tergembala Kejadian ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.