Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih tetap berada dalam kitab Wahyu 1: 14
Wahyu 1: 14, Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah, dan mata-Nya bagaikan nyala api.

Ini merupakan penampilan pribadi YESUS dalam kemuliaan sebagai Raja diatas segala raja, dengan dua tanda:

  1. Kepala dan rambut-Nya putih bagaikan bulu yang putih metah
    mahkota kemuliaan = mahkota keindahan (seorang raja mempunyai mahkota). Ini sudah dipelajari.


  2. mata-Nya bagaikan nyala api

Mazmur 11: 4, TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia.

Ay 4 => ‘TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga’ ?Dia sebagai Raja diatas segala raja, memakai mahkota dan duduk di takhta kerajaan surga.

mata-Nya bagaikan nyala api’ artinya mengamat-amati hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang masih ada di dunia =

  • memperhatikan,
  • mempedulikan,
  • memelihara,
  • menolong,
  • melakukan segala sesuatu untuk kita,
  • menyucikan kita, sampai menyempurnakan kehidupan kita semuanya. Begitu besar perhatian TUHAN atas kehidupan kita, maka sebagai timbal baliknya, kita harus memusatkan perhatikan kepada perkara TUHAN (Pribadi TUHAN yang duduk di takhta surga).

1 Korintus 7: 32, Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara TUHAN, bagaimana TUHAN berkenan kepadanya.

Jadi, ada hubungan timbal balik, Dia dari takhta surga memandang kita yang di dunia dan kita juga memandang Dia = memusatkan perhatian kepada perkara TUHAN (Pribadi TUHAN). Biarlah sekarang ini kita saling memandang.

Praktik memusatkan perhatikan kepada perkara TUHAN (Pribadi TUHAN), antara lain:

  1. 2 Petrus 1: 19, Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.

    Ay 19 => ‘oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi’ => Firman nubuat.

    Praktik pertama: kita memperhatikan Firman yang disampaikan oleh para nabi (Firman nubuat atau Firman pengajaran yang benar), artinya


    • mendengar Firman pengajaran yang benar dengan sungguh-sungguh (seperti memperhatikan pelita yang bercahaya ditempat gelap) dan dengan suatu kebutuhan (ditempat gelap yang dibutuhkan adalah pelita), sehingga kita tidak akan pernah bosan (seperti orang makan nasi yang tidak pernah bosan), tidak akan pernah mengkritik dll. Kalau ditempat ini gelap lalu ada pelita, maka perhatikan kita hanya pada pelita saja dan tidak akan memperhatikan yang lainnya.


    • mengerti Firman pengajaran yang benar,
    • percaya yakin kepada Firman pengajaran yang benar, sehingga menjadi iman di dalam hati,
    • mempraktikkan Firman pengajaran yang benar.


    Tadi disebutkan; ‘yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu’, Jika kita mempraktikkan Firman pengajaran yang benar, maka kita akan mengalami penyucian dan dimulai dari dalam hati kita.

    Matius 15: 19, 20,
    19. Karena dari hati timbul segala (1)pikiran jahat, (2)pembunuhan, (3)perzinahan, (4)percabulan, (5 pencurian, (6 sumpah palsu dan (7)hujat.
    20. Itulah yang menajiskan orang. Tetapi makan dengan tangan yang tidak dibasuh tidak menajiskan orang."

    Hati kita disucikan dari ketujuh keinginan jahat dan najis yang membuat hati kita menjadi gelap (pelita padam), sehingga kehidupan kita menjadi mata gelap. ‘tujuh’ itu menunjuk angka pelita. Mata gelap = hidup dalam dosa, sampai puncaknya dosa, yaitu dosa makan minum dan kawin mengawinkan. Jika hati kita disucikan dari tujuh keinginan jahat dan najis, maka pelita akan tetap menyala, mulai dari:


    • pelita didalam rumah tangga. Kalau hati disucikan dari keinginan jahat dan najis, maka:


      1. suami bisa mengasihi istri seperti diri sendiri dan tidak berlaku kasar,
      2. istri tunduk kepada suami dalam segala sesuatu,
      3. anak taat kepada orang tua. Inilah pelita menyala didalam rumah tangga.


    • pelita terang menyala dihadapan semua orang (di gereja, di kantor dan dimanapun kita berada),
    • sampai satu waktu kita menjadi terang di dunia (kehidupan yang sempurna seperti YESUS dan tidak ada cacat cela).


    Inilah memusatkan perhatian kepada Pribadi YESUS Yang duduk di takhta (perkara TUHAN), dimulai dari memperhatikan Firman. Hari-hari ini perhatikanlah Firman nubuat (Firman pengajaran yang benar). Ada yang berkata => ‘oom, saya tetap berbuat dosa’ Terus saja mendengarkan Firman dan berdoa kepada TUHAN. Kalau Firman sudah kita terima dan dipraktikkan, otomatis kita disucikan mulai dari hati, sehingga pelita menyala. Terang dari hati disinarkan keluar didalam rumah tangga, dihadapan semua orang sampai menjadi terang dunia dan menjadi kehidupan yang sempurna seperti YESUS. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Kolose 4: 17, Dan sampaikanlah kepada Arkhipus: Perhatikanlah, supaya pelayanan yang kauterima dalam TUHAN kaujalankan sepenuhnya.

    Praktik kedua: memusatkan perhatian ibadah pelayanan (tahbisan) kepada TUHAN.

    Dalam Kolose 14: 7, disebutkan => ‘pelayanan yang kauterima dalam TUHAN’ Jadi melayani itu bukan manusia yang mengangkat. Setiap pelayanan berasal dari TUHAN (kita terima dari TUHAN), artinya Pribadi TUHAN lah yang menetapkan jabatan pelayanan dan karunia-karunia Roh Kudus dalam setiap kehidupan kita, lewat penumpangan tangan seorang gembala.

    1 Timotius 4: 14, Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua.

    Ay 14 => ‘dengan penumpangan tangan sidang penatua’ = lewat penumpangan tangan seorang gembala.

    Sesudah kita menerima jabatan pelayanan dan karunia Roh Kudus, harus dijaga supaya tidak lalai, tetapi tetap setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan. Tadi juga disebutkan => ‘kaujalankan sepenuhnya’, artinya melayani TUHAN sampai garis akhir ; sampai meninggal dunia atau sampai kedatangan TUHAN YESUS yang ke dua kali. Itulah sepenuhnya!

    Jika disimpulkan, memusatkan perhatian pada ibadah pelayanan kepada TUHAN artinya kita melayani TUHAN dengan setia dan berkobar-kobar sesuai karunia-karunia Roh Kudus dan jabatan pelayanan yang diberikan oleh TUHAN kepada kita, sampai garis akhir (sampai meninggal dunia atau kedatangan TUHAN yang ke dua kali), bahkan sampai memiliki hak penuh untuk masuk kerajaan surga.

    Tadi pada praktik pertama, jika hati kita disucikan, maka akan bersinar (menghasilkan terang). Kalau hati tidak disucikan, maka kita akan membabi buta.

    2 Petrus 1: 10, 11,
    10. Karena itu, saudara-saudaraku, berusahalah sungguh-sungguh, supaya panggilan dan pilihanmu makin teguh. Sebab jikalau kamu melakukannya, kamu tidak akan pernah tersandung.
    11. Dengan demikian kepada kamu akan dikaruniakan hak penuh untuk memasuki Kerajaan kekal, yaitu Kerajaan TUHAN dan Juruselamat kita, Yesus Kristus.

    Ay 10 => ‘panggilan dan pilihanmu’ = pelayanan.
    Kalau melayani TUHAN dengan sepenuhnya, maka haknya penuh, sampai hak penuh untuk masuk kerajaan surga. Inilah memusatkan perhatian kepada pribadi TUHAN yang duduk di takhta, memusatkan perhatian kepada Firman itulah kesucian (Firman itu menyucikan), memusatkan perhatian kepada tahbisan itulah kesetiaan. Semoga kita mengerti.

    Jadi, ada hubungan timbal balik. TUHAN memperhatikan kita dari takhta-Nya sampai kita dapat duduk di takhta TUHAN ; kita dipelihara, ditolong, TUHAN melakukan segala sesuatu untuk kita, disucikan sampai sempurna dan layak untuk duduk di takhta. Mari sekarang kita memperhatikan Dia ; Firman TUHAN diperhatikan, supaya kita disucikan, pelayanan diperhatikan sampai garis akhir, sampai memiliki hak penuh untuk masuk kerajaan surga.


  3. Mazmur 107: 43, Siapa yang mempunyai hikmat? Biarlah ia berpegang pada semuanya ini, dan memperhatikan segala kemurahan TUHAN.

    Praktik ketiga: memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN = belas kasihan TUHAN = kasih karunia TUHAN = anugerah TUHAN.

    Siapakah yang dapat memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN? Kalau kita sudah dapat memusatkan perhatian kepada Firman sehingga disucikan dan juga dapat memusatkan perhatian kepada pelayanan sampai setia, maka kehidupan yang suci dan setia berkobar-kobar dalam pelayanan akan memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN (bergantung sepenuhnya kepada kemurahan, belas kasih, kasih karunia dan anugerah TUHAN).

Jadi hanya orang yang suci, setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan dapat memusatkan perhatian kepada kemurahan TUHAN => ‘saya hidup dari kemurahan TUHAN’. Hubungan kesucian dan kesetiaan bagaikan ‘carang yang melekat kepada Pokok’. Carang hanya bergantung kepada Pokok (bergantung kepada kemurahan TUHAN) dan tidak dapat berbuat apa-apa tanpa Pokok => ‘mau makan sendiri? mau berbuah sendiri? mau bertunas sendiri? tidak akan bisa! Mungkin kita seperti carang, ranting yang kecil, tetapi kita hidup dari kemurahan TUHAN Yang Besar, bahkan lebih besar dari apapun juga.

Biarlah sekarang ini, kita hanya bergantung kepada kemurahan TUHAN, anugerah TUHAN, kasih karunia TUHAN.

Jika kita bergantung kepada kasih karunia TUHAN, kemurahan TUHAN, hasilnya adalah

  1. Ibrani 4: 16, Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya.

    Ay 16 => ‘kasih karunia’ => kasih karunia ini disamakan dengan kemurahan, anugerah TUHAN.

    Hasil pertama: kasih karunia TUHAN, anugerah TUHAN, kemurahan TUHAN sanggup untuk menolong kita tepat pada waktu-Nya untuk menyelesaikan segala masalah kita, sampai masalah yang mustahil tepat pada waktu-Nya. Semoga kita dapat mengerti.

    Mungkin menurut kita sudah tidak mungkin dan tidak bisa apa-apa lagi, tetapi TUHAN Yang dapat melakukan untuk kita semuanya. Sekalipun kita seperti ranting yang kecil (tak berdaya, tak bisa apa-apa), asalkan kita suci, setia berkobar-kobar, maka TUHAN lah yang menyelesaikan semuanya. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Markus 6: 34, 37
    34. Ketika Yesus mendarat, Ia melihat sejumlah besar orang banyak, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
    37. Tetapi jawab-Nya: "Kamu harus memberi mereka makan!" Kata mereka kepada-Nya: "Jadi haruskah kami membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?"

    Ay 34 => Dalam pemecahan roti, TUHAN berbelas kasih.
    Ay 37 => "Kamu harus memberi mereka makan!" => yang ada disitu hanya lima roti dan dua ikan, untuk memberi makan lima ribu orang, tetapi TUHAN lah yang menolong.

    Hasil kedua: kemurahan TUHAN, anugerah TUHAN sanggup untuk memelihara kehidupan kita secara ajaib, sekalipun kita kecil (tidak berdaya, tidak mampu apa-apa) seperti lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang.

    Lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang (lima ribu orang laki-laki, tidak termasuk perempuan dan anak-anak), tetapi masih sisa dua belas bakul. Ini sungguh-sungguh sudah terjadi dan bukan hanya sekedar sejarah, tetapi ini juga merupakan nubuat. Alkitab itu bukan ditekankan pada sejarahnya, tetapi pada nubuatannya (mengandung nubuat untuk kita sekarang). Dulu, lima roti, dua ikan untuk lima ribu orang, sekarang bisa berarti gaji kecil, toko kecil, semuanya kecil, tetapi jika kita suci, setia dan berkobar-kobar (pusatkan perhatian kepada Firman, pelayanan, kemurahan TUHAN yang besar), maka di Tangan kemurahan anugerah TUHAN semuanya menjadi besar. Semoga kita dapat mengerti.

    Saya ingat dulu waktu sore-sore di depan komputer (di Johor), bpk pdt Pong Dongalemba masuk menemui saya, padahal tidak ada pembicaraan apa-apa, tahu-tahu beliau mengatakan kepada saya => ‘masih lembur, ingat ya, lima ribu yang kamu terima sebagai hamba TUHAN, berbeda dengan yang di dunia’ Saya jawab => ‘Ya, oom, padahal saya tidak mengerti’ Tetapi sekarang saya mengerti bahwa di dalamnya ada anugerah TUHAN yang besar. Mungkin yang kita terima kecil, tetapi berada di dalam Tangan TUHAN ada anugerah TUHAN yang besar, sehingga lima roti, dua ikan bisa untuk lima ribu orang, bahkan masih ada kelimpahan. Itulah keajaiban dan kemurahan TUHAN yang besar. Semoga kita dapat mengerti.

    Kita jangan takut, sebab ada mata YESUS Raja diatas segala raja yang selalu mengamat-amati kita. Biarlah kita juga selalu memandang Dia (memusatkan perhatian kepada Dia). Silahkan saja, jika ada gaji, toko, tetapi tetap mengakui => ‘saya hidup dari anugerah dan kemurahan TUHAN’ Biarpun tokonya besar, tetapi mengaku => ‘saya kecil, tidak dapat melakukan apa-apa’ seperti sebuah perahu ditengah lautan di dunia, ini terlalu kecil. Sebut saja sudah perahu besar, kapal pesiar yang hebat, yang mahal, tetapi masih terlalu kecil jika dibandingkan dengan lautan di dunia, bahkan ada kapal pesiar yang tenggelam. Inilah bukti tidak mampu menghadapi lautan dunia. Hanya anugerah TUHAN saja yang besar. Ada pertolongan, pemeliharaan TUHAN di dalam kasih karunia dan kemurahan TUHAN.


  3. Mazmur 103: 4, Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau dengan kasih setia dan rahmat,

    Ay 4 => ‘dengan kasih setia dan rahmat’ => dengan anugerah dan rahmat.
    Sampai Dia memberikan mahkota kepada kita, inilah yang penting! Sampai kita mendapatkan mahkota untuk layak duduk di takhta-Nya bersama dengan Dia.

    Hasil ketiga: anugerah TUHAN, kemurahan TUHAN sanggup memberikan mahkota kemuliaan (mahkota keindahan) kepada kita, artinya


    • TUHAN sanggup menjadikan semuanya indah, semua berhasil, semua baik, semua bahagia pada waktu-Nya. Mahkota kemuliaan, mahkota keindahan itulah mahkota yang dipakai YESUS Raja segala raja. Rambut putih adalah mahkota keindahan, mahkota kemuliaan, inilah yang diberikan kepada kita.


    • Mahkota kemuliaan = keubahan hidup. Jadi, TUHAN sanggup mengubahkan kita dari manusia daging menjadi manusia rohani seperti YESUS, dimulai dari taat dengar-dengaran. Jika kita taat dengar-dengaran, berarti ada kemenangan (ada mahkota). YESUS taat sampai mati di kayu salib, itulah kemenangan (mahkota). Hari-hari ini biarlah kita taat dengar-dengaran!

Kita akan terus diubahkan, sampai satu waktu jika YESUS datang kembali ke dua kali, kita diubahkan menjadi sama mulia dengan Dia. Kita benar-benar mendapatkan mahkota kemuliaan dan layak untuk duduk di takhta-Nya bersama-sama dengan Dia. Semoga kita dapat mengerti.

Dia sedang memperhatikan dan melihat kita. Mungkin suami, istri, anak, orang tua, bahkan semuanya tidak mau melihat keadaan kita, tidak perlu merasa bimbang dan tidak perlu marah, sebab ada sepasang mata TUHAN yang sedang melihat dan memperhatikan kita. Pusatkan perhatian kepada TUHAN, sampai kita mengalami kemurahan, anugerah TUHAN. Tangan anugerah-Nya diulurkan kepada kita untuk menolong, memelihara, memberikan mahkota keindahan, sehingga semuanya menjadi indah dan sempurna seperti Dia. Kita memang kecil, tetapi anugerah TUHAN itu besar. Biarlah semakin hari kita semakin kecil dan anugerah-Nya semakin besar.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Malang, 11 Oktober 2016 (Selasa Sore)
    ... lalu kata-Nya kepada mereka Hati-Ku sangat sedih seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah. Ia maju sedikit merebahkan diri ke tanah dan berdoa supaya sekiranya mungkin saat itu lalu dari pada-Nya. Kata-Nya Ya Abba ya Bapa tidak ada yang mustahil bagi-Mu ambillah cawan ini dari pada-Ku tetapi janganlah ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 11 September 2010 (Sabtu Sore)
    ... percaya Yesus karena 'sesuatu'. 'Sesuatu' ini bisa karena jodoh karena pekerjaan karena pencobaan. Tidak bertobat tetap hidup dalam dosa. Orang yang tetap hidup dalam dosa akibatnya adalah masuk dalam kebinasaan. Tertawa dalam dosa menangis dalam neraka. Petrus menyangkal Yesus sebagai Guru. Markus - a Ketika hamba perempuan itu melihat Petrus lagi berkatalah ia pula ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 14 Oktober 2013 (Senin Sore)
    ... dari semuanya itu seperti isi sebuah kitab yang termeterai apabila itu diberikan kepada orang yang tahu membaca dengan mengatakan Baiklah baca ini maka ia akan menjawab Aku tidak dapat sebab kitab itu termeterai . dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan Baiklah baca ini ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 12 Februari 2023 (Minggu Siang)
    ... salib supaya kita yang telah mati terhadap dosa Yang pertama jejak kematian pengalaman kematian. yaitu mati terhadap dosa--bertobat. Yesaya - . seperti kehancuran tempayan tukang periuk yang diremukkan dengan tidak kenal sayang sehingga di antara remukannya tiada terdapat satu kepingpun yang dapat dipakai untuk mengambil api dari dalam tungku atau mencedok ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 28 Mei 2012 (Senin Sore)
    ... Golgota untuk membuktikan bahwa Ia adalah Kepala yang bertanggung jawab atas tubuhNya sampai mati dikayu salib. Tidak perlu lagi kita takut atau kuatir sebab Yesus adalah Kepala yang bertanggung jawab atas tubuhNya. Mengapa Yesus sebagai Kepala harus mati di bukit Golgota Efesus - . Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Desember 2021 (Minggu Pagi)
    ... kehidupan yang menolak salib hidupnya mengikut Yesus hanya untuk mendapat dan puas dengan perkara duniawi. Mereka tidak mau diisi firman tidak mau bertekun dalam iman sehingga hidupnya kosong dari firman Roh Kudus dan kasih Allah. Mereka diisi oleh roh jahat dan najis hidup dalam dosa sampai puncak dosa dan akan ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 14 Januari 2017 (Sabtu Sore)
    ... susah bagaikan hidup di tengah duri. Ada macam kekuatiran Kekuatiran tentang kehidupan sehari-hari. Matius - Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata Apakah yang akan kami makan Apakah yang akan kami minum Apakah yang akan kami pakai Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga ...
  • Ibadah Raya Malang, 19 Juni 2016 (Minggu Pagi)
    ... Kita mati terhadap dosa. Batu permata kristal sama dengan lautan kaca menunjuk baptisan air. Lautan kaca mengingatkan pada Laut Kolsom menunjuk pada Bejana Pembasuhan dalam Tabernakel. Roma Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian supaya sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 02 Oktober 2014 (Kamis Sore)
    ... dalam terang. Jika kita hidup dalam kebenaran terang maka kita bisa masuk persekutuan tubuh Kristus yang benar seperti carang-carang melekat pada pokok anggur yang benar firman pengajaran yang benar cepat atau lambat pasti berbuah manis. Yohanes Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 19 Juni 2021 (Sabtu Sore)
    ... Ibadah Kaum Muda Remaja Mei . Ayat harus tetap di ladang Tuhan diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja Mei . Ingat akan istri Lot diterangkan pada Ibadah Kaum Muda Remaja Juni sampai Ibadah Kaum Muda Remaja Juni . Kita harus rela mengorbankan segala sesuatu bahkan nyawa kita untuk Tuhan seperti ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.