|
|
kebaktian bible study surabaya | ||
KEBAKTIAN LAINNYA
Transkrip lengkap lainnya Bible Study Surabaya (Senin, 05 Mei 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 13 Agustus 2007) Bible Study Surabaya (Senin, 24 Desember 2007) Bible Study Surabaya (Senin, 16 Juni 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 17 Maret 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 21 Mei 2007) Bible Study Surabaya (Senin, 28 Januari 2008) Bible Study Surabaya (Senin, 22 Oktober 2007) Bible Study Surabaya (Senin, 24 Maret 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 20 Oktober 2014) Bible Study Surabaya (Senin, 11 Juni 2007) Bible Study Surabaya (Senin, 29 Januari 2007) Bible Study Surabaya (Senin Sore, 04 November 2013) Bible Study Surabaya (Senin, 02 April 2007) Bible Study Surabaya (Senin, 03 November 2014) ALAT TABERNAKEL Pelataran Pintu Gerbang Mezbah Korban Bakaran Bejana Pembasuhan Dari Tembaga Pintu Kemah Pelita Emas Meja Roti Sajian Mezbah Dupa Emas Pintu Tirai Tabut Perjanjian Imam-Imam Imam Besar Tahbisan Imam-Imam Ukupan Wangi-wangian Papan-papan dan Kayu Lintang Tudung (Tenda) Tabernakel ![]() Untuk Koneksi Lambat, silahkan buka http://id.gptkk.org Transkrip lengkap dari ibadah penggembalaan di Malang dan Surabaya, semuanya di bawakan oleh gembala sidang Pdt. Widjaja Hendra. Silahkan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau mungkin ingin berlangganan majalah Manna dan silahkan kirim email ke widjaja_h [at] yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala silahkan ganti tanda [at] dengan @ |
Kebaktian: Bible Study Surabaya Tanggal: Senin, 28 Juli 2014 Tempat: WR Supratman 4 Sby Pembicara: Pdt. Widjaja Hendra Download file: [download file transkrip] - [versi cetak] Tayang: 27 Agustus 2016 Kita masih belajar tentang kitab Wahyu 2 dan 3, di dalam tabernakel ini menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Ini juga menunjukkan tujuh surat dalam kitab Wahyu 1: 11 Wahyu 1: 11, katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: (1)ke Efesus, (2)ke Smirna, (3)ke Pergamus, (4)ke Tiatira, (5)ke Sardis, (6)ke Filadelfia dan (7)ke Laodikia." Jadi tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang ditujukkan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir = penyucian terakhir yang dilakukan oleh YESUS kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS. Mulai dari sidang jemaat di Efesus (Wahyu 2: 1-7) Wahyu 2: 1-4, 1. "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu. 2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. 3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah. 4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Ay 2 => 'Aku tahu segala pekerjaanmu' => TUHAN mengetahui dan mengakui segala pekerjaan dari sidang jemaat Efesus. 'bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul' => rasul-rasul palsu. Dalam ibadah pada waktu yang lalu kita sudah mendengar (diulangi lagi supaya mantap), ada dua penampilan YESUS terhadap sidang jemaat di Efesus:
Inilah dua penampilan TUHAN terhadap sidang jemaat Efesus. Oleh sebab itu TUHAN YESUS mau menyucikan sidang jemaat Efesus (sidang jemaat bangsa kafir) dengan tujuh kali percikan darah (sengsara daging bersama YESUS, sengsara daging karena YESUS). Mengalami tujuh kali percikan darah memang sengsara daging, tetapi itu merupakan perhatian TUHAN. Jangan salah! Kalau kita diijinkan sengsara daging karena YESUS, itulah perhatian TUHAN (untuk menyucikan kita) dan kerinduan TUHAN (supaya sidang jemaat jangan jatuh, tetapi sungguh-sungguh menjadi milik TUHAN selama-lamanya). Tidak ada jalan lain. Seandainya ada jalan lain, TUHAN tidak menggunakan tujuh kali percikan darah. Seandainya YESUS ada jalan lain (tanpa salib) untuk dapat dipermuliakan sampai naik kerajaan surga, maka kita juga tanpa salib. Tetapi hanya inilah jalan terakhir dan merupakan jalan satu-satunya. YESUS harus disalibkan sampai mati; mengalami sengsara di kayu salib sampai mati (tujuh kali percikan darah), setelah itu baru bangkit dalam Tubuh kemuliaan dan dapat masuk dalam kerajaan surga. Dia menjadi Mempelai Pria yang dapat masuk kerajaan surga. Kita juga harus demikian. Semoga kita dapat mengerti. Pada ay 2 dan 3, TUHAN YESUS juga memperhatikan dengan sungguh-sungguh, mengakui, menghargai dan mengingat apa yang sudah dikerjakan oleh sidang jemaat bangsa kafir dalam pekerjaan TUHAN (untuk TUHAN). TUHAN YESUS tidak pernah mengecilkan segala pekerjaan TUHAN yang dilakukan oleh bangsa kafir (TUHAN sangat menghargai). Mungkin kita berkata => 'saya hanya dapat melakukan membersihkan gereja' Tidak akan pernah dikecilkan oleh TUHAN. Jangan ragu dan jangan menunda-nunda waktu untuk melakukan pekerjaan di ladang TUHAN apapun bentuknya sebab TUHAN tidak pernah menipu kita. Dalam kitab Wahyu 22, nanti TUHAN akan membalaskan upah. TUHAN mengakui, menghargai dan TUHAN juga membalaskan upah. TUHAN tidak pernah menipu kita. Wahyu 22: 12, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya. Ay 12 => 'Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya' => menurut pekerjaannya. TUHAN membawa upah kepada setiap kehidupan yang bekerja di ladang TUHAN, baik upah untuk hidup sekarang di dunia ini, sampai upah hidup kekal selama-lamanya. Saya selalu mencontoh istilah bpk pdt Pong alm yaitu 'TUHAN tidak pernah menipu kita, tidak pernah merugikan kita' Kalau sesama manusia dapat merugikan kita => 'ini nanti untung, tahu-tahu rugi' Tetapi jangan ragu kepada TUHAN, sebab Dia tidak pernah menipu kita, tidak pernah bermaksud untuk merugikan kita. Semoga kita dapat mengerti. Pada ay 4, kalau ada pekerjaan yang tidak berkenan, akan dicela. Bukan besar atau kecilnya => 'ini khotbah, luar biasa. Mengepel gereja, tidak ada artinya' Bukan! Tetapi benar atau tidak pekerjaannya (sesuai atau tidak). Inilah yang dilihat TUHAN. Contohnya: berkhotbah itu benar atau tidak, mengepel gereja itu benar atau tidak. Kalau tidak sesuai, Dia tidak segan-segan mencela. Maksudnya adalah untuk menyucikan, memperbaiki. Jadi kalau tidak sesuai dengan kehendak TUHAN, akan dicela (Wahyu 2:4); disucikan, dipercik dengan darah (sakit). Kita sudah bekerja, lalu dicela, ini sakit bagi daging. Padahal inilah penyucian dari dosa yang tersembunyi (pembentukan karakter kita) dan seringkali kita tidak mengerti. Mungkin orangnya kelihatan baik, tetapi di dalamnya ada getah (dalam pengajaran tabernakel 'ada getah'). Kalau disentuh sedikit, baru keluar. Tetapi selama tidak ada yang menyentuh, kelihatan baik sekali. Sebab itu TUHAN menggunakan percikan darah, supaya keluar semuanya (yang tidak disadari, yang tersimpan akan keluar). Wahyu 1: 4, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula. Disini TUHAN mencela, mengoreksi, menyucikan sidang jemaat bangsa kafir dari kekurangannya, yaitu kehilangan atau meninggalkan kasih yang mula-mula (sekarang secara umum terhadap sidang jemaat bangsa kafir, dulu secara khusus terhadap sidang jemaat Efesus). Tujuh sidang jemaat, sekarang terkena pada kita semuanya (bangsa kafir). Dulu secara satu persatu (kekurangan Efesus, dst). Tetapi sekarang kekurangan dari sidang jemaat bangsa kafir. Kita semuanya ada kekurangannya dan disitulah TUHAN mau menyucikan, mengoreksi. Kasih mula-mula adalah kasih ALLAH (kasih agape) lewat Kurban Kristus (salib Kristus). Keadaan sidang jemaat Efesus tanpa kasih mula-mula, berarti tanpa kasih (tanpa kasih agape). Ini sama dengan keadaan Petrus yang tanpa kasih. Mari kita bandingkan. Jadi keadaan sidang jemaat Efesus (bangsa kafir) = keadaan Petrus (bangsa Israel) yang tanpa kasih. Pelayanan sidang jemaat Efesus (bangsa kafir) yang tanpa kasih = pelayanan Petrus yang tanpa kasih. Inilah yang akan kita bahas. Biarpun di mata manusia kelihatan hebat, luar biasa (TUHAN saja mengakui, apalagi manusia), tetapi tanpa kasih tidak akan ada artinya (dicela oleh TUHAN). Tanpa kasih, semuanya tidak ada artinya, sia-sia, tidak berguna, bahkan menuju kepada kebinasaan. Baik bangsa kafir dan bangsa Israel, sama-sama dikoreksi oleh TUHAN. Sekarang ini kita semuanya juga dikoreksi oleh TUHAN; apakah keadaan kehidupan kita tanpa kasih? apakah pelayanan kita tanpa kasih? Yohanes 21: 15-17, 15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku." 17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku. Disini terdapat tiga kali pertanyaan TUHAN YESUS kepada Petrus: Pertanyaan pertama, Simon apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih agape? Petrus menjawab mengasihi dengan kasih filio => Ya TUHAN, aku mengasihi dengan kasih sesama (kasih filio). Kasih agape artinya kasih TUHAN yang dicurahkan lewat Kurban Kristus (kasih mula-mula). Pertanyaan kedua (diulangi), apakah Petrus mengasihi YESUS dengan kasih agape? Petrus menjawab mengasihi TUHAN dengan kasih filio. Pertanyaan ketiga (diturunkan oleh TUHAN), apakah Petrus mengasihi YESUS dengan kasih filio (kasih sesama)? Jawabannya => sedih hati Petrus. Petrus tidak mempunyai kasih agape dan tidak mempunyai kasih filio = tanpa kasih. Hati Petrus sedih, karena Petrus sudah menyangkal YESUS tiga kali. Salah satunya menyangkal YESUS sebagai sahabat. Saat ada bertanya => 'ini sahabat YESUS' Petrus menyangkalnya. Jadi pelayanan Petrus selama ini merupakan pelayanan tanpa kasih. Inilah yang harus diperiksa; apakah kita semuanya (termasuk saya) melayani TUHAN, dengan pelayanan tanpa kasih mula-mula, tanpa kasih agape. Jadi jelas disimpulkan, pelayanan Petrus adalah pelayanan tanpa kasih agape. Dalam Efesus bisa juga disebut sebagai pelayanan tanpa kasih mula-mula. Sebab kalau tidak ada kasih mula-mula, tidak akan ada kasih. Jika diterangkan dalam sistem tabernakel (tiga ruangan) => ada kasih mula-mula, ada pertumbuhan kasih, sampai puncaknya kasih. Jika tidak ada kasih mula-mula, pasti semuanya tidak ada kasih (tanpa kasih). Yang penting biarlah TUHAN mengoreksi kita (saya juga dikoreksi), sehingga kita tahu bagaimana pelayanan tanpa kasih. Sekarang ini kita belajar dari Petrus. Praktik pelayanan tanpa kasih:
Tiga praktik pelayanan tanpa kasih akan mengarah menjadi sama dengan iblis. Menolak salib (menjadi seteru salib), akan menjadi sama dengan setan. Menetak telinga Malkhus (tidak mengasihi sesama, menjadi sandungan) akan menjadi sama dengan setan. Menyangkal YESUS sampai dengan menyangkal dengan perbuatan (tidak dapat lagi berbuat baik, hanya berbuat jahat), bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan, maka menjadi sama dengan setan. Kalau membalas kejahatan dengan kebaikan, akan menjadi sama dengan YESUS. Semoga kita dapat mengerti. Petrus menyangkal YESUS tiga kali, berarti tubuh, jiwa, rohnya menyangkal TUHAN. Seharusnya Petrus harus binasa dan tidak dapat ditolong. Kalau tubuhnya menyangkal, tetapi jiwa-rohnya mau mengaku YESUS, masih dapat ditolong. Kalau tubuh dan jiwanya menyangkal, tetapi rohnya mau mengaku YESUS, masih dapat ditolong. Tetapi TUHAN tidak menghendaki Petrus binasa dan mau menolong Petrus. Seperti ayat mengatakan => 'siapa menyangkal, akan disangkal oleh TUHAN' Tetapi TUHAN masih mau menolong. Matius 10: 32, 33, 32. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga. 33. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga." Ay 33 => 'Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga' => berarti tidak dapat masuk sorga atau diusir dari sorga => 'Aku tidak mengenal kamu, pergilah' TUHAN juga akan menyangkal. Seharusnya Petrus sudah diusir dari surga dan binasa selamanya, karena sudah tiga kali ia menyangkal YESUS (tubuh, jiwa, rohnya menyangkal YESUS). Tetapi TUHAN tidak rela. Petrus ini bangsa Israel (umat pilihan TUHAN) tentu diingat oleh TUHAN. Bahkan bangsa kafir pun masih diingat oleh TUHAN (semuanya diingat oleh TUHAN). TUHAN YESUS tidak rela jika Petrus (hamba TUHAN) binasa, sebab itu TUHAN mau memberikan kasih agape lewat kokok ayam (sederhana). Kekurangannya adalah tanpa kasih. Seperti sidang jemaat Efesus semuanya hebat dan diakui TUHAN, tetapi kekurangannya hanya satu, itulah tanpa kasih. Demikian juga Petrus, semuanya hebat, kekurangannya hanya satu, itulah tidak ada kasih. TUHAN memakai segala sesuatu dengan apa adanya. Lempin-El perhatikan, jangan pusing! Kalau saudara dipanggil tetapi saudara tidak lulus sekolah dasar => memang TUHAN membutuhkan segitu (apa adanya). Jangan pusing, mau mencari ijasah, sampai berdusta (tidak lulus sekolah dasar, tetapi mengaku kuliah). Atau hanya lulus sekolah menengah umum bukan S1, akhirnya fokusnya hanya kepada hal yang jasmani. Inilah kita menipu. Jangan! TUHAN itu apa adanya. Kalau disitu ada kokok ayam (ayam berkokok), maka ayamlah yang dipakai. Waktu Musa mau menyeberang laut Kolsom, TUHAN berkata => 'apa yang ada ditangan mu?' Musa menjawab => 'tongkat' Akhirnya TUHAN memakai tongkat. TUHAN tidak berkata => 'Musa cari ijasah dulu ya' Jika demikian, Firaun sudah keburu datang dan habis. Kalau Musa memegang ijasah, maka orang lain yang akan dipakai TUHAN. Tidak perlu pusing, sebab TUHAN memakai kita apa adanya. Ayampun dipakai, bahkan keledai juga dapat dipakai. Seperti Bileam naik keledai. Kalau TUHAN mau memakai hamba TUHAN, tetapi hamba TUHAN lain belum ada, bisa-bisa sudah dikutuk. Waktu itu yang ada hanyalah keledai, akhirnya keledai yang dipakai untuk berbicara. Apa adanya saja, sederhana saja. TUHAN begitu luar biasa. TUHAN mau menolong Petrus lewat kokok ayam. Lukas 22: 60-62, 60. Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam. 61. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." 62. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya. TUHAN mau menolong Petrus, memberikan kasih agape lewat kokok ayam. Kalau kita perhatikan, ayam itu berkokok di pagi hari (waktunya sama), lalu kokoknya diulang terus => 'kukuruyuk, kukuruyuk' Ini yang namanya Firman penggembalaan. Jadi kokok ayam adalah Firman penggembalaan. Apa itu Firman penggembalaan? Firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan TUHAN kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia, berurutan (teratur) dan diulang-ulang:
Waktu Musa digantikan oleh Yosua, Musa berkata => 'tunjukkanlah TUHAN seorang yang memimpin...' Jadi gembala itu seorang saja. Israel itu berapa umatnya? Dalam hitungan juta. Tetapi dapat dipimpin oleh satu orang (Musa sebagai gembalanya). Berapapun bisa, dombanya satu orang, gembalanya satu orang dst. Firman pengajaran yang benar disampaikan dengan setia, seperti ayam => 'kukuruyuk terus' Gembala harus setia. Juga disampaikan dengan berurutan (teratur), karena ini makanan. Contohnya: bayi di dunia ini saja mengenal makanan yang berurutan. Susu untuk berapa bulan, susu untuk satu tahun, susu untuk dua tahun. Tidak ada bayi baru lahir, diberikan susu untuk anak yang berusia lima tahun. Yang tahu adalah gembala (ibunya), berapa umurnya? Butuh apa? Oleh sebab itu gembala harus setia dalam menyampaikan Firman dan secara teratur (berurutan, berkesinambungan). Penggembalaan itu berkaitan dengan makanan. Pengembalaan bagaikan membangun rumah (rumah rohani). Kalau membangun rumah jasmani, baru hari ini membangun pondasi, lalu besok pasang genting, bagaimana ini? Harus berurutan. Semoga kita dapat mengerti. Pesan bpk pdt In Juwono kepada bpk pdt Pong (bpk pdt Pong sudah dua puluh satu tahun menjadi gembala) => 'Pong, belajar menjadi gembala' Lalu bpk pdt Pong sadar apa artinya itu? Tentang penyampaian Firman harus secara berurutan. Padahal bpk pdt Pong sudah dua puluh satu tahun menjadi gembala di Menado, belum lagi di Pamekasan dll), lalu mendapat pesan => 'belajar menjadi gembala' Jadi penyampaian Firman harus dengan setia, berurutan (teratur) dan diulang-ulang. Namanya makanan, diulang-ulang. Domba-domba itu memang memamah biak (masuk makanan diulang lagi). Kalau ada yang mengatakan bosan sebab Firman TUHAN terus diulang-ulang = ular. Kalau ular makan kambing, hanya satu kali saja (kambing tidak pernah dikeluarkan lagi). Semoga kita dapat mengerti. Sekarang ini kepada Petrus, Firman penggembalaan bagaikan sangkakala, untuk memperingati sidang jemaat => 'awas ada musuh dll', menyadarkan, menyucikan dan menyempurnakan. Dulu kepada Petrus, sekarang kepada sidang jemaat. Inilah kegunaannya. Dosa itu diulang-ulang, kalau Firman tidak diulang-ulang, nanti dapat terlambat (dosanya sudah diulang, bertumpuk dan tidak pernah selesai). Dosa diulang, Firman juga diulang, supaya dosanya selesai. Semoga kita dapat mengerti. Firman penggembalaan itu sederhana. Anak kecil pun dapat mengerti. Sebenarnya dengan adanya Firman penggembalaan (kokok ayam), kita bersyukur, sebab kita diperingatkan, disadarkan, disucikan. Bahkan Petrus yang sudah menyangkal YESUS tiga kali dan TUHAN berkata => 'Aku akan menyangkal dia' Tetapi kalau ada kokok ayam, masih dapat ditolong. Sebab itu TUHAN percayakan seorang gembala di dunia ini ('tujuh malaikat dalam tujuh sidang jemaat'). Tujuh dibagi tujuh sama dengan satu (seorang gembala dalam sidang jemaat). TUHAN tolong kita. Mari kita bersungguh-sungguh. Firman penggembalaan itu juga merupakan pandangan belas kasihan TUHAN. Lukas 22: 61, Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku." Ay 60 => begitu ayam berkokok ?'kukuruyuk', lalu berpalinglah TUHAN melihat Petrus (ay 61). Perhatikan bapak, ibu, saudara termasuk saya juga, saat-saat kita berbuat dosa, apalagi sengaja berbuat dosa (mempertahankan dosa), TUHAN tidak lagi memandang kita. Kalau kita sering mendengarkan Firman, lalu kita berdusta, begitu orangnya pergi => 'aduh, aku berdusta' Pasti begitu. Disini Petrus sudah 'blong', sampai menyangkal YESUS tiga kali (Petrus berkata 'bukan' sebanyak tiga kali). Itu seperti sengaja berbuat dosa. Kalau YESUS berpaling, berarti YESUS sudah sudah tidak memandang Petrus. Petrus tidak dapat memandang TUHAN dan TUHAN tidak memandang Petrus lagi. Tetapi apapun dosa kita, sehancur apapun kita, selama masih ada ayam berkokok (Firman penggembalaan yang benar), begitu diperdengarkan hari ini, maka TUHAN akan berpaling (masih mau memandang kita). Jadi Firman penggembalaan yang benar (kokok ayam) adalah pandangan belas kasihan Imam Besar, Gembala Agung = perhatian Imam Besar, Gembala Agung Yang besar kepada Petrus (bangsa kafir). Tadi, YESUS berkeliling ditengah tujuh kaki dian. Inilah perhatian yang besar dari TUHAN. Dia tidak ingin jemaat hancur, binasa, tetapi ingin memegang jemaat dengan Tangan Kanan-Nya dan menjadi milik-Nya seutuhnya. Inilah maksud dari TUHAN. Bersamaan dengan Firman pengajaran diberitakan, YESUS berpaling memandang Petrus = mencurahkan kasih agape. Firman penggembalaan itu penting. Doakan supaya di gereja kita masing-masing, ada Firman penggembalaan, bukan sembarangan. Saya menasehati kepada anak-anak kuliah untuk berhati-hati terhadap persekutuan, penanggung jawabnya siapa? Yang berkhotbah itu siapa? Tidak tahu. Bahaya besar! Firman penggembalaan itu yang paling murni, paling bisa dipertanggung jawabkan. Bersamaan dengan kokok ayam, YESUS berpaling memandang Petrus, berarti kasih agape dicurahkan dan Petrus tertolong (tidak dihukum). Petrus sadar, menyesal, mengaku dan tinggalkan dosa (Pertus menangis tersedu-sedu). Petrus tertolong dan tidak dihukum. Mari, menyadari, menyesali, mengakui dosa dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN dan sesama. Kalau diampuni jangan berbuat lagi, tinggalkan dosa, maka kita tidak dihukum, justru ditolong oleh TUHAN. Luar biasa! Amsal 28: 13, Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi. Ini jelas. Mari setiap pemberitaan Firman merupakan pandangan belas kasih dari Imam Besar atau perhatian besar, untuk mencurahkan kasih-Nya kepada kita (kasih agape). Kalau kita dapat menerima kasih agape, maka kita dapat menyadari, menyesali, mengakui dosa-dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa (tinggalkan dosa), maka kita tidak akan dihukum, tetapi justru ditolong oleh TUHAN. Firman penggembalaan = uluran Tangan kasih TUHAN. Semoga kita dapat mengerti. TUHAN memandang apa saja keadaan kita. Petrus seharusnya sudah binasa. Tetapi TUHAN memandang untuk mengulurkan Tangan kasih-Nya (bukan untuk menghukum). Saat ini setiap pemberitaan Firman penggembalaan yang benar, TUHAN sedang memandang, memperhatikan kita sepenuhnya untuk mengulurkan Tangan kasih-Nya kepada kita. Imam Besar, Gembala Agung mengulurkan Tangan kasih-Nya untuk apa? Untuk menuntun kita masuk dalam kandang penggembalaan. Inilah yang nomor satu. Tiga kali Petrus menyangkal TUHAN diimbangi dengan tiga kali pertanyaan TUHAN (tidak boleh dikurangi). Ini menunjuk kandang penggembalaan (ruangan suci). Terdapat tiga macam alat dalam ruangan suci, menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:
Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = tiga kali pertanyaan YESUS => 'Petrus adakah engkau mengasihi aku? Gembalakanlah domba-domba ku' Bawa ke kandang dulu. Ini seperti ugd (unit gawat darurat), Petrus yang sudah mati dibawa ke kandang terlebih dahulu. Semuanya, ekonomi hancur, nikah hancur, apa saja yang hancur bawa ke kandang penggembalaan terlebih dahulu sebab disitulah TUHAN memandang dengan belas kasih, TUHAN memperhatikan. Kalau dibawa kekandang penggembalaan itu bukan untuk disiksa, melainkan sedang dalam perhatian TUHAN yang besar, sedang dalam pertolongan TUHAN. Tinggal menunggu prosesnya saja. Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bagi saya adalah rahasia besar. Bagi bapak, ibu, saudara juga merupakan rahasia besar. Sebab disinilah semuanya ada. Kalau ada kasih agape, semuanya ada. Kaum muda perhatikan! Silahkan kuliah, usaha apa saja, tetapi kalau di luar kandang penggembalaan, berat. Masuklah dalam kandang penggembalaan. Kita tinggal menunggu Tangan kasih TUHAN Yang akan menolong kita semuanya. Petrus yang seharusnya binasa masih dapat ditolong, apalagi kalau hanya masalah ekonomi dll, pasti dapat ditolong. Disinilah kuncinya. Mari rekan-rekan gembala yang masih muda, murid-murid Lempin-El, tekuni. Gembala terlebih dahulu yang harus tekun. Kalau gembala tidak tekun, bagaimana jemaat? Bisa kocar-kacir. Semoga kita dapat mengerti. Jangan ditipu! Kalau gembalanya tidak tekun, lalu bagaimana? Penggembalaan itu teladan, domba-domba tinggal mengikuti saja. Kalau kita tergembala dengan benar dan baik (tekun dalam tiga macam ibadah), maka kasih agape (kasih ALLAH Tritunggal) dicurahkan kepada tubuh, jiwa, dan roh kita. Tiga macam ibadah itu bersekutu dengan ALLAH Tritunggal (ALLAH Bapa, Anak ALLAH dan Roh Kudus). Sedangkan kita, terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Tadi Petrus tiga kali menyangkal TUHAN; tubuhnya menyangkal, jiwanya menyangkal dan rohnya juga menyangkal, berarti tubuhnya tidak ada kasih, jiwanya tidak ada kasih dan rohnya juga tidak ada kasih, sehingga binasa. Begitu masuk dalam penggembalaan, kasih agape dari ALLAH Tritunggal dicurahkan kepada tubuh, jiwa, roh Petrus, sehingga Petrus tidak binasa (tidak dihukum). Justru mengalami uluran Tangan kasih TUHAN, Imam Besar, Gembala Agung. Luar biasa! Semua masalah dapat diterangkan dengan tabernakel. Petrus yang seharusnya sudah mati (tubuh, jiwa, rohnya menyangkal ALLAH Tritunggal), tetapi untunglah ada kokok ayam. Jangan menghina Firman yang diulang-ulang. Mungkin sekarang Firman diberitakan, saudara berkata => 'apa itu' Diulangi lagi => 'apa itu' Satu waktu saat saudara dalam masalah, diulangi lagi => 'betul TUHAN..' Terima saja. Inventarisasi saja. Kalau diulang berarti suatu pemantapan dan persiapan. Satu waktu kalau kita menghadapi masalah, kita sudah mantap, begitu diomongkan sedikit saja (mungkin bukan topiknya) => 'ini dia..ini dia..' Selama ini mari kita inventarisasi. Jangan berkata => 'oo ini diulangi lagi ... Wahyu 2 lagi ..'Jangan! Justru itulah rahasianya penggembalaan. Semoga kita dapat mengerti. Dalam kandang penggembalaan, kita tidak dihukum, justru mengalami uluran Tangan kasih TUHAN dan kita juga dapat mengulurkan tangan kepada TUHAN. Kalau sudah tergembala kita tinggal mengulurkan tangan (Dia mengulurkan Tangan, kita juga mengulurkan tangan). Yohanes 21: 18, 19, 18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki." 19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku." Ay 18 => 'tetapi jika engkau sudah menjadi tua' => sudah dewasa. TUHAN mengulurkan Tangan kasih-Nya dan Petrus mengulurkan tangan kepada TUHAN, artinya:
Jika TUHAN sudah mengulurkan Tangan-Nya, kita hidup di dalam Tangan kasih TUHAN. Ini kisah dari Petrus, mulai dari tidak ada kasih (seperti sidang jemaat Efesus); Petrus menolak salib, memotong telinga Malkhus sampai menyangkal YESUS tiga kali. Petrus menjadi seperti setan dan seharusnya binasa. Tetapi masih dapat ditolong oleh kokok ayam (Firman penggembalaan lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah), sampai satu waktu Petrus (kita) dapat menangis, mengakui semuanya dan selesai. TUHAN mengulurkan Tangan dan kita juga dapat mengulurkan tangan kepada TUHAN; kita dapat taat, kita rela berkorban apapun untuk TUHAN (saat diajak TUHAN, kita tidak ragu-ragu), sampai kita hanya menyembah TUHAN (percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN) dan kita hidup di dalam Tangan TUHAN. Kita ulurkan tangan dan Dia juga mengulurkan Tangan (kita dipeluk oleh TUHAN). Hasilnya adalah:
TUHAN memperhatikan kita bangsa kafir, sekalipun tidak layak; untuk ditolong, diangkat, diberkati, dipelihara, dituntun oleh TUHAN, ditata rapi sampai semuanya indah, bahagia, sampai kepada penggembalaan yang terakhir itulah Yerusalem Baru. Jaminannya adalah Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Bagaimana gembala bisa menolong Petrus yang seharusnya sudah binasa? Sebab jaminannya adalah Gembala yang baik sudah menyerahkan Nyawa bagi kita semuanya. Perjamuan suci ini merupakan jaminan dari TUHAN. TUHAN memberkati kita semuanya. kembali ke halaman sebelumnya |
|
IBADAH RUTIN DI MALANG Minggu jam 06:45 (Ibadah Raya) IBADAH RUTIN DI MEDAN |
IBADAH RUTIN DI SURABAYA Minggu jam 09:00 (Ibadah Sekolah Minggu) IBADAH RUTIN DI JAKARTA |
IBADAH KUNJUNGAN |
All
Right Reserved Gereja Pantekosta Tabernakel "KRISTUS KASIH" Jln. Simpang Borobudur 27 Malang | Telp: (0341) 496949 | Fax: (0341) 476751 » Lihat Peta Gereja Kami di Malang Jln. WR Supratman 4 Surabaya | Telp. 08123300378 » Lihat Peta Gereja Kami di Surabaya hubungi kami | email: info@gptkk.org | sitemap | top |