Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih belajar tentang kitab Wahyu 2 dan 3, di dalam tabernakel ini menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Ini juga menunjukkan tujuh surat dalam kitab Wahyu 1: 11

Wahyu 1: 11, katanya: "Apa yang engkau lihat, tuliskanlah di dalam sebuah kitab dan kirimkanlah kepada ketujuh jemaat ini: (1)ke Efesus, (2)ke Smirna, (3)ke Pergamus, (4)ke Tiatira, (5)ke Sardis, (6)ke Filadelfia dan (7)ke Laodikia."

Jadi tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian = tujuh surat yang ditujukkan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir = penyucian terakhir yang dilakukan oleh YESUS kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir, supaya sidang jemaat bangsa kafir menjadi sempurna, tidak bercacat cela seperti YESUS. Mulai dari sidang jemaat di Efesus (Wahyu 2: 1-7)

Wahyu 2: 1-4,
1. "Tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Efesus: Inilah firman dari Dia, yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya dan berjalan di antara ketujuh kaki dian emas itu.
2. Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta.
3. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.
4. Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Ay 2 => 'Aku tahu segala pekerjaanmu' => TUHAN mengetahui dan mengakui segala pekerjaan dari sidang jemaat Efesus.
'bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul' => rasul-rasul palsu.

Dalam ibadah pada waktu yang lalu kita sudah mendengar (diulangi lagi supaya mantap), ada dua penampilan YESUS terhadap sidang jemaat di Efesus:

  1. YESUS berjalan diantara ke tujuh kaki dian emas. Ke tujuh kaki dian menunjuk ke tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang tidak layak, tetapi TUHAN berjalan ditengah-tengahnya. YESUS berjalan diantara ke tujuh kaki dian emas artinya TUHAN YESUS sangat memperhatikan keadaan sidang jemaat bangsa kafir di akhir zaman yang tidak layak. Jangan pernah mengatakan => 'TUHAN sudah tinggalkan saya' Tidak! Bangsa kafir bagaikan anjing babi yang tidak layak, tetapi begitu diperhatikan.


  2. 'yang memegang ketujuh bintang itu di tangan kanan-Nya' = TUHAN YESUS memegang ke tujuh bintang di tangan kanan-Nya yang kuat, artinya TUHAN YESUS merindu supaya sidang jemaat Efesus (sekarang menunjuk sidang jemaat bangsa kafir) tidak jatuh oleh pengaruh apapun juga, bahkan menjadi milik TUHAN yang tidak dapat diganggu gugat.

Inilah dua penampilan TUHAN terhadap sidang jemaat Efesus. Oleh sebab itu TUHAN YESUS mau menyucikan sidang jemaat Efesus (sidang jemaat bangsa kafir) dengan tujuh kali percikan darah (sengsara daging bersama YESUS, sengsara daging karena YESUS). Mengalami tujuh kali percikan darah memang sengsara daging, tetapi itu merupakan perhatian TUHAN. Jangan salah! Kalau kita diijinkan sengsara daging karena YESUS, itulah perhatian TUHAN (untuk menyucikan kita) dan kerinduan TUHAN (supaya sidang jemaat jangan jatuh, tetapi sungguh-sungguh menjadi milik TUHAN selama-lamanya). Tidak ada jalan lain. Seandainya ada jalan lain, TUHAN tidak menggunakan tujuh kali percikan darah. Seandainya YESUS ada jalan lain (tanpa salib) untuk dapat dipermuliakan sampai naik kerajaan surga, maka kita juga tanpa salib. Tetapi hanya inilah jalan terakhir dan merupakan jalan satu-satunya.

YESUS harus disalibkan sampai mati; mengalami sengsara di kayu salib sampai mati (tujuh kali percikan darah), setelah itu baru bangkit dalam Tubuh kemuliaan dan dapat masuk dalam kerajaan surga. Dia menjadi Mempelai Pria yang dapat masuk kerajaan surga. Kita juga harus demikian. Semoga kita dapat mengerti.

Pada ay 2 dan 3, TUHAN YESUS juga memperhatikan dengan sungguh-sungguh, mengakui, menghargai dan mengingat apa yang sudah dikerjakan oleh sidang jemaat bangsa kafir dalam pekerjaan TUHAN (untuk TUHAN). TUHAN YESUS tidak pernah mengecilkan segala pekerjaan TUHAN yang dilakukan oleh bangsa kafir (TUHAN sangat menghargai). Mungkin kita berkata => 'saya hanya dapat melakukan membersihkan gereja' Tidak akan pernah dikecilkan oleh TUHAN. Jangan ragu dan jangan menunda-nunda waktu untuk melakukan pekerjaan di ladang TUHAN apapun bentuknya sebab TUHAN tidak pernah menipu kita.

Dalam kitab Wahyu 22, nanti TUHAN akan membalaskan upah. TUHAN mengakui, menghargai dan TUHAN juga membalaskan upah. TUHAN tidak pernah menipu kita.

Wahyu 22: 12, "Sesungguhnya Aku datang segera dan Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya.

Ay 12 => 'Aku membawa upah-Ku untuk membalaskan kepada setiap orang menurut perbuatannya' => menurut pekerjaannya.

TUHAN membawa upah kepada setiap kehidupan yang bekerja di ladang TUHAN, baik upah untuk hidup sekarang di dunia ini, sampai upah hidup kekal selama-lamanya. Saya selalu mencontoh istilah bpk pdt Pong alm yaitu 'TUHAN tidak pernah menipu kita, tidak pernah merugikan kita' Kalau sesama manusia dapat merugikan kita => 'ini nanti untung, tahu-tahu rugi' Tetapi jangan ragu kepada TUHAN, sebab Dia tidak pernah menipu kita, tidak pernah bermaksud untuk merugikan kita. Semoga kita dapat mengerti.

Pada ay 4, kalau ada pekerjaan yang tidak berkenan, akan dicela. Bukan besar atau kecilnya => 'ini khotbah, luar biasa. Mengepel gereja, tidak ada artinya' Bukan! Tetapi benar atau tidak pekerjaannya (sesuai atau tidak). Inilah yang dilihat TUHAN. Contohnya: berkhotbah itu benar atau tidak, mengepel gereja itu benar atau tidak. Kalau tidak sesuai, Dia tidak segan-segan mencela. Maksudnya adalah untuk menyucikan, memperbaiki. Jadi kalau tidak sesuai dengan kehendak TUHAN, akan dicela (Wahyu 2:4); disucikan, dipercik dengan darah (sakit). Kita sudah bekerja, lalu dicela, ini sakit bagi daging. Padahal inilah penyucian dari dosa yang tersembunyi (pembentukan karakter kita) dan seringkali kita tidak mengerti. Mungkin orangnya kelihatan baik, tetapi di dalamnya ada getah (dalam pengajaran tabernakel 'ada getah'). Kalau disentuh sedikit, baru keluar. Tetapi selama tidak ada yang menyentuh, kelihatan baik sekali. Sebab itu TUHAN menggunakan percikan darah, supaya keluar semuanya (yang tidak disadari, yang tersimpan akan keluar).

Wahyu 1: 4, Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.

Disini TUHAN mencela, mengoreksi, menyucikan sidang jemaat bangsa kafir dari kekurangannya, yaitu kehilangan atau meninggalkan kasih yang mula-mula (sekarang secara umum terhadap sidang jemaat bangsa kafir, dulu secara khusus terhadap sidang jemaat Efesus). Tujuh sidang jemaat, sekarang terkena pada kita semuanya (bangsa kafir). Dulu secara satu persatu (kekurangan Efesus, dst). Tetapi sekarang kekurangan dari sidang jemaat bangsa kafir. Kita semuanya ada kekurangannya dan disitulah TUHAN mau menyucikan, mengoreksi.

Kasih mula-mula adalah kasih ALLAH (kasih agape) lewat Kurban Kristus (salib Kristus). Keadaan sidang jemaat Efesus tanpa kasih mula-mula, berarti tanpa kasih (tanpa kasih agape). Ini sama dengan keadaan Petrus yang tanpa kasih. Mari kita bandingkan. Jadi keadaan sidang jemaat Efesus (bangsa kafir) = keadaan Petrus (bangsa Israel) yang tanpa kasih. Pelayanan sidang jemaat Efesus (bangsa kafir) yang tanpa kasih = pelayanan Petrus yang tanpa kasih. Inilah yang akan kita bahas. Biarpun di mata manusia kelihatan hebat, luar biasa (TUHAN saja mengakui, apalagi manusia), tetapi tanpa kasih tidak akan ada artinya (dicela oleh TUHAN). Tanpa kasih, semuanya tidak ada artinya, sia-sia, tidak berguna, bahkan menuju kepada kebinasaan. Baik bangsa kafir dan bangsa Israel, sama-sama dikoreksi oleh TUHAN. Sekarang ini kita semuanya juga dikoreksi oleh TUHAN; apakah keadaan kehidupan kita tanpa kasih? apakah pelayanan kita tanpa kasih?

Yohanes 21: 15-17,
15. Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
16. Kata Yesus pula kepadanya untuk kedua kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Jawab Petrus kepada-Nya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku."
17. Kata Yesus kepadanya untuk ketiga kalinya: "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku?" Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: "Apakah engkau mengasihi Aku?" Dan ia berkata kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-domba-Ku.

Disini terdapat tiga kali pertanyaan TUHAN YESUS kepada Petrus:
Pertanyaan pertama, Simon apakah engkau mengasihi Aku dengan kasih agape? Petrus menjawab mengasihi dengan kasih filio => Ya TUHAN, aku mengasihi dengan kasih sesama (kasih filio). Kasih agape artinya kasih TUHAN yang dicurahkan lewat Kurban Kristus (kasih mula-mula).

Pertanyaan kedua (diulangi), apakah Petrus mengasihi YESUS dengan kasih agape? Petrus menjawab mengasihi TUHAN dengan kasih filio.

Pertanyaan ketiga (diturunkan oleh TUHAN), apakah Petrus mengasihi YESUS dengan kasih filio (kasih sesama)? Jawabannya => sedih hati Petrus. Petrus tidak mempunyai kasih agape dan tidak mempunyai kasih filio = tanpa kasih.
Hati Petrus sedih, karena Petrus sudah menyangkal YESUS tiga kali. Salah satunya menyangkal YESUS sebagai sahabat. Saat ada bertanya => 'ini sahabat YESUS' Petrus menyangkalnya. Jadi pelayanan Petrus selama ini merupakan pelayanan tanpa kasih. Inilah yang harus diperiksa; apakah kita semuanya (termasuk saya) melayani TUHAN, dengan pelayanan tanpa kasih mula-mula, tanpa kasih agape. Jadi jelas disimpulkan, pelayanan Petrus adalah pelayanan tanpa kasih agape.

Dalam Efesus bisa juga disebut sebagai pelayanan tanpa kasih mula-mula. Sebab kalau tidak ada kasih mula-mula, tidak akan ada kasih. Jika diterangkan dalam sistem tabernakel (tiga ruangan) => ada kasih mula-mula, ada pertumbuhan kasih, sampai puncaknya kasih. Jika tidak ada kasih mula-mula, pasti semuanya tidak ada kasih (tanpa kasih).

Yang penting biarlah TUHAN mengoreksi kita (saya juga dikoreksi), sehingga kita tahu bagaimana pelayanan tanpa kasih. Sekarang ini kita belajar dari Petrus.

Praktik pelayanan tanpa kasih:

  1. Matius 16: 21-23,
    21. Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.
    22. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia, katanya: "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau."
    23. Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

    Ay 21 => 'lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga' => ini bicara tentang salib.

    Praktik pertama: menolak salib Kristus (salib YESUS) = menjadi seteru salib. Inilah yang banyak ditangisi oleh rasul Paulus. Rasul Paulus menangis bukan karena jemaat kurang beras, kurang lainnya, bukan! Tetapi terutama karena banyak kehidupan Kristen (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) yang menolak salib (menjadi seteru salib).

    Filipi 3: 18,19,
    18. Karena, seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu, dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis, banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus.
    19. Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi.

    Ay 18 => 'seperti yang telah kerap kali kukatakan kepadamu' => sudah seringkali dikatakan oleh rasul Paulus (seringkali dikhotbahkan).
    'dan yang kunyatakan pula sekarang sambil menangis' => sekarang dengan tangisan (tidak bisa lagi diulangi dan sudah terakhir). Sebab itu Firman perlu diulangi. Kalau 'kerap kali' berarti sudah banyak kali. Kalau Firman masih diulangi lagi berarti masih ada kesempatan (terus diberikan kesempatan). Diulangi lagi terus (kerap kali, terlalu sering diulangi), tetapi hasilnya tetap saja, sampai yang terakhir dengan menangis.

    'banyak orang yang hidup sebagai seteru salib Kristus' => ini yang harus menjadi waspada! Yang ditulis dalam alkitab itu ada maknanya. 'banyak' = banyak yang dipanggil, sedikit yang dipilih.

    Rasul Paulus sudah memberikan nasehat tentang seteru salib. Sekarang, rasul Paulus menangis karena banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang menjadi seteru salib (menolak salib).

    Pengertian menolak salib (menjadi seteru salib):


    • Tidak mau sengsara daging untuk TUHAN (tidak mau berkorban untuk TUHAN). tidak mau berkorban waktu dan sebagainya. Contohnya: saat beribadah sudah sering melihat jam => 'jam berapa ini?' Inilah orang yang menolak salib. Di daerah luar Jawa ada jemaat yang bertanya tentang hamba TUHAN => 'apa boleh seorang hamba TUHAN bermain catur sampai semalaman di pos depan' Kalau bermain catur sampai semalaman, tetapi kalau mendengarkan Firman selama dua sampai tiga jam => 'segera berkata bahwa pendeta ini keterlaluan sebab pemberitaan Firman sampai dua jam (padahal sama-sama pendeta)' Yang terlalu bukan FirmanNya, tetapi dagingnya yang terlalu. Buktinya ia dapat bermain catur semalaman, masa menerima Firman selama dua jam sudah mengomel. Kalau untuk yang lain sekalipun menempuh jarak berapapun, dapat santai saja, tetapi kalau untuk TUHAN kita seringkali mengeluh. Inilah menolak salib (pelayanan tanpa kasih); tidak mau sengsara untuk TUHAN, tidak mau berkorban untuk TUHAN.


    • Tidak mau bertobat = tetap mempertahankan dosa-dosa bahkan sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Melayani TUHAN, tetapi tidak bertobat. Inilah menolak salib (pelayanan tanpa kasih). Seringkali inilah kesalahan kita, bahkan kesalahan kami sebagai hamba TUHAN => ada jemaat yang meminta/menitip anak kami, biarkanlah dia bermain musik supaya bertobat' Saya kaget. Yang benar bertobat dahulu, baru bermain musik.

      Inilah kesalahan kita. Seringkali kita melayani ( saya berkhotbah, ada yang main musik), tetapi tidak bertobat. Kehidupan itu sudah mengetahui kalau itu dosa sebab sudah ditunjukkan Firman, terus saja dilakukan, bahkan sengaja berbuat dosa => 'mau apa, ayo pecat saya' Tidak ada orang yang memecat orang, nanti TUHAN yang memecat. Itu namanya memecat diri sendiri. Jadi harus memilih.

      Contohnya seperti Adam dan Hawa. TUHAN berfirman => 'semua buah pohon di taman boleh kamu makan, kecuali satu ini. Kalau kamu makan buah ini, kamu mati (ke dunia). Kalau tidak makan, kamu berada di firdaus dan hidup' Akhirnya buah yang dilarang oleh TUHAN, justru dimakan, sehingga mereka diusir oleh TUHAN. Sebenarnya bukan TUHAN yang mengusir, dia sendiri yang memilih. Jadi jangan bilang => 'saya dipecat' Tidak! Dia sendiri lah yang memilih (memilih dosa). Semoga kita dapat mengerti.


    • Pikiran tertuju kepada perut (perkara dunia) = mengikut TUHAN hanya untuk mendapatkan perkara-perkara jasmani (perkara daging, perkara duniawi). Ini bahaya! Kalau kita hanya menggembar gemborkan => 'luar biasa berkat TUHAN (yang jasmani)' Boleh! Tetapi kalau hanya sampai disitu saja = menjadikan YESUS sebagai raja dunia. Setan juga seperti itu. YESUS diajak naik ke gunung => 'YESUS kalau kamu mau menyembah aku, dunia ini menjadi milik Mu' Inilah diangkat menjadi raja dunia oleh setan. Tetapi YESUS tidak mau.

      Sekarang hamba TUHAN, pelayan TUHAN mau mengangkat YESUS menjadi raja dunia seperti yang pernah dilakukan setan. Apa itu? Mengikut YESUS hanya untuk menerima berkat jasmani => 'hebat, luar biasa berkatnya (hanya berkat jasmani)' Inilah menjadikan YESUS sebagai raja dunia (bukan sebagai Raja segala raja). Kehidupan semacam ini, saat TUHAN YESUS datang kembali akan ketinggalan.

      Setelah mereka makan lima roti untuk lima ribu orang => 'enak ya, kalau tidak bekerja kan bisa ini. Siapa tahu bisa mengubah batu dll, kan enak. Angkat saja Dia sebagai raja. Kalau Dia menjadi raja kita, enak sekali, tinggal membawa batu lalu diubah menjadi roti' Inilah kemauan mereka. Tidak mau sengsara daging, tetapi hanya ingin mendapatkan berkat jasmani. Inilah orang yang menolak salib! Setelah mereka makan kenyang, ada sisa dua belas bakul. Apa yang mareka lakukan?

      Yohanes 6: 15, Karena Yesus tahu, bahwa mereka hendak datang dan hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja, Ia menyingkir pula ke gunung, seorang diri.

      Ay 15 => 'hendak membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja' => main paksa.
      Sekarang banyak hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang mau memaksa YESUS untuk menjadi raja dunia => 'ayo berkati aku, YESUS' Inilah dipaksa terus untuk memberikan yang jasmani (hanya menggembar gemborkan yang jasmani). Semoga kita dapat mengerti.


    Ini sama dengan setan. Dalam Matius 4: 8-10, YESUS diajak keatas gunung oleh setan, lalu diperlihatkan kerajaan dunia. Mari kita baca, karena ini bible study. Hati-hati! Maaf banyak hamba TUHAN (termasuk saya), pelayan TUHAN yang sama dengan setan. Tujuannya hanya itu saja (YESUS tidak perlu menjadi Raja segala raja). Kalau YESUS mau menjadi Raja segala raja, harus disalibkan dahulu, mati, naik ke sorga, baru bisa menjadi Raja. Tetapi kalau menjadi raja dunia, bisa langsung. Begitu menyembah setan, langsung menjadi raja dunia.

    Matius 4: 8-10,
    8. Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
    9. dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku."
    10. Maka berkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!"

    Ay 9 => inilah menjadikan YESUS sebagai raja dunia. Semua dunia akan diberikan, berarti menjadi raja dunia.
    Ay 10 => Tetapi YESUS tidak mau.

    Hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang hanya menggembar gemborkan berkat jasmani = menjadikan YESUS raja dunia = setan atau iblis (maaf). Inilah yang mengelabui! Hamba TUHAN membawa (mengelabui) jemaat kepada kebinasaan. TUHAN mengajak Petrus naik ke gunung. Setan juga mengajak naik ke gunung. Kalau tidak mau diajak TUHAN, akan diajak setan. TUHAN selalu mengajak naik ke gunung (ibadah pelayanan, penyembahan memang sakit bagi daging). Tidak ada netral (tidak mau diajak TUHAN dan tidak mau diajak setan) dan tidak ada tengah-tengah. Ibadah kunjungan-kunjungan = ini diajak TUHAN => 'sudah ibadah hari Minggu, Senin dan Rabu, ditambah lagi hari Jumat, bagaimana ini?' Inilah diajak TUHAN. Kalau tidak mau, akan diajak oleh setan. Hanya itu saja dan tidak ada yang lain. Semoga kita dapat mengerti.

    Lebih baik kita diajak oleh TUHAN. Kalau diajak oleh TUHAN, ada kemuliaan (diatas gunung ada keubahan). Kalau diajak setan, hanya gembar-gembor => 'lihat, dahsyat. Bangunan besar, gereja besar' Hanya ini saja, tidak ada kemuliaan, bahkan menuju kehancuran dan kebinasaan. Semuanya nanti akan hancur, gereja sebesar apapun, perusahaan sebesar apapun akan hancur. Inilah seperti setan yang menuju kehancuran. Kalau TUHAN, akan menuju kemuliaan. Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah menolak salib (tanpa kasih), dengan tiga arti:


    • tidak mau sengsara,
    • tidak mau bertobat,
    • hanya mencari perkara jasmani saja.


  2. Yohanes 18: 10, Lalu Simon Petrus, yang membawa pedang, menghunus pedang itu, menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Nama hamba itu Malkhus.

    Praktik kedua: menetak (memotong) telinga Malkhus dengan pedang. Ini jelas tidak mengasihi sesama atau tanpa kasih.

    Memotong telinga Malkhus dengan pedang artinya


    • Selalu merugikan sesama. Bukan menjadi berkat kepada sesama, tetapi malah merugikan sesama. Termasuk kami sebagai hamba TUHAN, seringkali bermain pedang. Menggunakan pedang pengajaran, tetapi dengan emosi. Firman pengajaran itu Firman yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Kalau menggunakan pedang dengan urapan, kearah hamba TUHAN terlebih dahulu (terkena pedang dahulu), baru mengena dosa-dosa sidang jemaat dan akan habis. Tetapi kalau dengan emosi, mengenai sidang jemaat saja. Akhirnya sidang jemaat kesakitan, lari, tidak dapat mendengarkan Firman lagi (karena telinganya sudah diputus).

      Doakan kami sebagai hamba TUHAN, agar jangan menggunakan pedang dengan emosi, tetapi dengan urapan Roh Kudus. Kalau dengan emosi, jemaat tidak mau mendengarkan Firman lagi (seperti Malkhus yang kehilangan telinganya). Doakan saya juga supaya di dalam penggembalaan maupun dalam ibadah kunjungan-kunjungan, saya tidak menggunakan pedang dengan emosi tetapi menggunakan pedang dengan urapan Roh Kudus. Inilah yang membuat orang untuk tertarik mendengarkan Firman lagi. Setelah mendengarkan sekali saja => 'oh, bagaimana itu? Bagaimana itu?' Terus ingin mendengarkan Firman. Tetapi kalau menggunakan pedang emosi, satu kali mendengarkan saja => 'aku tidak mau lagi mendengarkan, sakit'. Hati-hati, jangan merugikan sesama baik dalam perbuatan-perbuatan (semuanya jangan merugikan sesama). Itulah tanpa kasih!


    • Menjadi sandungan bagi sesama, sehingga sesama tidak mau mendengarkan Firman pengajaran yang lebih tajam dari pedang bermata dua. Yang pertama, merugikan sesama. Soal apa saja, jangan merugikan sesama. Contohnya: pertama, berdagang, lalu kita merugikan sesama (menipu), nanti orang akan mengatakan => 'orang Kristen begitu juga...' Inilah tanpa kasih.

      Kemudian kedua, menjadi sandungan sehingga orang lain tidak dapat mendengarkan Firman.

      Sandungan itu dapat lewat:


      1. Perbuatan yang tidak sesuai dengan Firman pengajaran. Kami sebagai hamba TUHAN, seringkali mengajarkan, tetapi perbuatannya tidak sesuai dengan Firman pengajaran. Firman pengajaran mengatakan 'tidak boleh' Lalu hamba TUHAN mengatakan 'boleh, tidak apa-apa, asalkan begini ...' Inilah perbuatan yang tidak sesuai pengajaran yang benar. Demikian juga kita semua.


      2. Nikah yang tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar => 'ah, nikahnya begitu' Inilah yang disorot; perbuatan dan nikah.


      3. Perkataan yang tidak sesuai dengan Firman pengajaran yang benar. Ini termasuk gosip-gosip yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Gosip-gosip ini mengerikan sekali. Setelah mendengarkan gosip, kalau orang itu mau bertanya kepada kita, dia akan bersyukur, tetapi kalau dia tidak mau bertanya, langsung ditelan, maka kehidupan itu tidak dapat mendengar Firman yang benar. Sangat disayangkan. Kita semuanya yang harus bertanggung jawab.


      Matius 16: 23, Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."

      Yang suka memasang batu sandungan itu setan. Jadi menjadi sandungan berarti menjadi sama dengan iblis. Hati-hati! Tadi menolak salib; hanya memburu perkara dunia, ini menjadi sama dengan iblis (ingin menjadikan YESUS sebagai raja dunia). Sekarang menetak telinga Malkhus (pelayanan tanpa kasih); merugikan sesama dan menjadi sandungan, sehingga menjadi sama dengan iblis. Tanpa kasih itulah iblis. Semoga kita dapat mengerti.


    Praktik pelayanan tanpa kasih yaitu:


    • pertama menolak salib; tidak mau berkorban, tidak mau bertobat, hanya mencari perkara dunia. Inilah menjadi sama dengan iblis (menjadikan YESUS sebagai raja dunia).


    • kedua, menetak telinga Malkhus (tidak ada kasih pada sesama); merugikan
    • sesama dan menjadi sandungan. Ini juga menjadi sama dengan iblis. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Lukas 22: 54-60,
    54. Lalu Yesus ditangkap dan dibawa dari tempat itu. Ia digiring ke rumah Imam Besar. Dan Petrus mengikut dari jauh.
    55. Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka.
    56. Seorang hamba perempuan melihat dia duduk dekat api; ia mengamat-amatinya lalu berkata: "Juga orang ini bersama-sama dengan Dia."
    57. Tetapi Petrus menyangkal, katanya: "Bukan, aku tidak kenal Dia!"
    58. Tidak berapa lama kemudian seorang lain melihat dia lalu berkata: "Engkau juga seorang dari mereka!" Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak!"
    59. Dan kira-kira sejam kemudian seorang lain berkata dengan tegas: "Sungguh, orang ini juga bersama-sama dengan Dia, sebab ia juga orang Galilea."
    60. Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.

    Ay 54 => 'Dan Petrus mengikut dari jauh' => hati-hati, tanpa kasih itu mulai dari mengikut dari jauh. Waktu ada mujizat lima roti untuk lima ribu orang, merasa paling dekat dan paling mengasihi YESUS. Jangan-jangan YESUS digandeng terus => 'ini YESUS ku, YESUS ku' Begitu YESUS ditangkap, mulai jaga jarak (jarak jauh) dulu. Inilah tanpa kasih.

    Kalau ada kasih, waktu diberkati ataupun ada salib, tetap dekat. Kalau tanpa kasih tanda-tanda yang gampang, waktu lima roti untuk lima ribu orang, rasanya tidak mau berpisah. Ini karena ingat rotinya saja, bukan ingat YESUS. Begitu ada sengsara sedikit, kehidupan itu yang nomor satu menjauh dari YESUS.

    Ay 55 => 'Di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya' => api dunia.
    'Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka' => Kalau sudah menjauh dari YESUS, menjadi dingin dan membutuhkan api dunia. Petrus pergi ke api dunia.

    Praktik ketiga: menyangkal YESUS. Petrus menyangkal YESUS tiga kali.

    Proses penyangkalan kepada YESUS (arti penyangkalan kepada YESUS), dimulai dari:


    • Petrus mengikut YESUS dari jauh sampai berdiang di api bersama dengan orang banyak (api dunia) = tidak setia dan tidak berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, sehingga mulai berdiang di api dunia = mulai mencari kepuasan-kepuasan semu di dunia. Hati-hati saya sering katakan kepada kaum muda. Mungkin melayani di gereja, nanti sorenya pergi ke diskotik. Inilah mencari kepuasan di dunia. Bahaya! Kalau sudah mencari kepuasan semu di dunia, nanti akan jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa. Kepuasan semu di dunia ini merupakan perangkap dari setan, dan kalau kita masuk di dalamnya, kita akan jatuh dalam dosa-dosa sampai puncaknya dosa (dosa makan minum dan kawin mengawinkan). Tidak setia dan berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan kepada TUHAN, ini sudah dapat diartikan sebagai menyangkal TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


    • Menyangkal YESUS dengan perkataan => 'bukan, aku tidak kenal...' = tidak mau mengaku YESUS. Apa arti tidak mau mengaku YESUS (arti tidak mau mangaku YESUS)?


      1. Tinggalkan ibadah dan pelayanan. Tadi mengikut dari jauh (tidak setia berkobar-kobar); kadang masih datang beribadah. Kalau tidak mau mengaku YESUS = tinggalkan ibadah pelayanan sampai dengan meninggalkan YESUS. Ini sudah menyangkal YESUS.


      2. Tidak mau mengaku dosa, bahkan menyalahkan orang lain (bertambah keras). Sudah jelas bersalah, tetapi malah menyalahkan orang lain.


      3. Gugur dari iman atau murtad. Bisa pindah agama dll. Inilah pengertian dari menyangkal YESUS, dimulai dari tidak setia berkobar-kobar (mulai menjauh). Bahaya, harus segera kembali. Kalau tidak, sudah ada api dunia. Kalau sudah tidak setia berkobar-kobar dalam ibadah pelayanan, sudah dingin, pasti larinya kepada api dunia. Mencari kepuasan semu di dunia, sehingga jatuh dalam dosa sampai puncaknya dosa. Nikah sudah mulai kacau. Mari saling mengingatkan. Dalam Ibrani 10, nasihat tertinggi hari-hari ini adalah saling menasihati supaya semakin giat dalam ibadah pelayanan. Kita boleh menasihati anak untuk kuliah, isteri memberi nasihat supaya suami giat bekerja, boleh! Tetapi nasihat tertinggi adalah ibadah pelayanan. Mari setia berkobar dalam ibadah pelayanan. Kalau tidak, akan jatuh di api asing (api dunia). Bahaya, sebab api dunia membakar hawa nafsu. Nikah bisa goncang dan semuanya goncang.


    • Seringkali kita menyangkal YESUS lewat perbuatan yang tidak baik.
      Titus 1: 15, 16,
      15. Bagi orang suci semuanya suci; tetapi bagi orang najis dan bagi orang tidak beriman suatupun tidak ada yang suci, karena baik akal maupun suara hati mereka najis.
      16. Mereka mengaku mengenal Allah, tetapi dengan perbuatan mereka, mereka menyangkal Dia. Mereka keji dan durhaka dan tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik.

      Ay 16 => 'tidak sanggup berbuat sesuatu yang baik' => tidak bisa berbuat baik lagi.

      Inilah menyangkal YESUS lewat perbuatan-perbuatan jahat atau perbuatan yang tidak baik. Hindari ini! Bahkan sampai membalas kebaikan dengan kejahatan, sehingga menjadi sama dengan setan. Jadi penyangkalan ini berarti menjadi sama dengan setan.

Tiga praktik pelayanan tanpa kasih akan mengarah menjadi sama dengan iblis. Menolak salib (menjadi seteru salib), akan menjadi sama dengan setan. Menetak telinga Malkhus (tidak mengasihi sesama, menjadi sandungan) akan menjadi sama dengan setan. Menyangkal YESUS sampai dengan menyangkal dengan perbuatan (tidak dapat lagi berbuat baik, hanya berbuat jahat), bahkan membalas kebaikan dengan kejahatan, maka menjadi sama dengan setan. Kalau membalas kejahatan dengan kebaikan, akan menjadi sama dengan YESUS. Semoga kita dapat mengerti.

Petrus menyangkal YESUS tiga kali, berarti tubuh, jiwa, rohnya menyangkal TUHAN. Seharusnya Petrus harus binasa dan tidak dapat ditolong. Kalau tubuhnya menyangkal, tetapi jiwa-rohnya mau mengaku YESUS, masih dapat ditolong. Kalau tubuh dan jiwanya menyangkal, tetapi rohnya mau mengaku YESUS, masih dapat ditolong. Tetapi TUHAN tidak menghendaki Petrus binasa dan mau menolong Petrus. Seperti ayat mengatakan => 'siapa menyangkal, akan disangkal oleh TUHAN' Tetapi TUHAN masih mau menolong.

Matius 10: 32, 33,
32. Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga.
33. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga."

Ay 33 => 'Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga' => berarti tidak dapat masuk sorga atau diusir dari sorga => 'Aku tidak mengenal kamu, pergilah' TUHAN juga akan menyangkal.

Seharusnya Petrus sudah diusir dari surga dan binasa selamanya, karena sudah tiga kali ia menyangkal YESUS (tubuh, jiwa, rohnya menyangkal YESUS). Tetapi TUHAN tidak rela. Petrus ini bangsa Israel (umat pilihan TUHAN) tentu diingat oleh TUHAN. Bahkan bangsa kafir pun masih diingat oleh TUHAN (semuanya diingat oleh TUHAN). TUHAN YESUS tidak rela jika Petrus (hamba TUHAN) binasa, sebab itu TUHAN mau memberikan kasih agape lewat kokok ayam (sederhana). Kekurangannya adalah tanpa kasih. Seperti sidang jemaat Efesus semuanya hebat dan diakui TUHAN, tetapi kekurangannya hanya satu, itulah tanpa kasih. Demikian juga Petrus, semuanya hebat, kekurangannya hanya satu, itulah tidak ada kasih.

TUHAN memakai segala sesuatu dengan apa adanya. Lempin-El perhatikan, jangan pusing! Kalau saudara dipanggil tetapi saudara tidak lulus sekolah dasar => memang TUHAN membutuhkan segitu (apa adanya). Jangan pusing, mau mencari ijasah, sampai berdusta (tidak lulus sekolah dasar, tetapi mengaku kuliah). Atau hanya lulus sekolah menengah umum bukan S1, akhirnya fokusnya hanya kepada hal yang jasmani. Inilah kita menipu. Jangan! TUHAN itu apa adanya. Kalau disitu ada kokok ayam (ayam berkokok), maka ayamlah yang dipakai. Waktu Musa mau menyeberang laut Kolsom, TUHAN berkata => 'apa yang ada ditangan mu?' Musa menjawab => 'tongkat' Akhirnya TUHAN memakai tongkat. TUHAN tidak berkata => 'Musa cari ijasah dulu ya' Jika demikian, Firaun sudah keburu datang dan habis. Kalau Musa memegang ijasah, maka orang lain yang akan dipakai TUHAN.

Tidak perlu pusing, sebab TUHAN memakai kita apa adanya. Ayampun dipakai, bahkan keledai juga dapat dipakai. Seperti Bileam naik keledai. Kalau TUHAN mau memakai hamba TUHAN, tetapi hamba TUHAN lain belum ada, bisa-bisa sudah dikutuk. Waktu itu yang ada hanyalah keledai, akhirnya keledai yang dipakai untuk berbicara. Apa adanya saja, sederhana saja. TUHAN begitu luar biasa. TUHAN mau menolong Petrus lewat kokok ayam.

Lukas 22: 60-62,
60. Tetapi Petrus berkata: "Bukan, aku tidak tahu apa yang engkau katakan." Seketika itu juga, sementara ia berkata, berkokoklah ayam.
61. Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."
62. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedihnya.

TUHAN mau menolong Petrus, memberikan kasih agape lewat kokok ayam. Kalau kita perhatikan, ayam itu berkokok di pagi hari (waktunya sama), lalu kokoknya diulang terus => 'kukuruyuk, kukuruyuk' Ini yang namanya Firman penggembalaan. Jadi kokok ayam adalah Firman penggembalaan. Apa itu Firman penggembalaan? Firman pengajaran yang benar, yang dipercayakan TUHAN kepada seorang gembala untuk disampaikan kepada sidang jemaat dengan setia, berurutan (teratur) dan diulang-ulang:

  • untuk menjadi makanan,
  • memperingati sidang jemaat,
  • menyadarkan sidang jemaat,
  • menyucikan dan
  • menyempurnakan sidang jemaat.

Waktu Musa digantikan oleh Yosua, Musa berkata => 'tunjukkanlah TUHAN seorang yang memimpin...' Jadi gembala itu seorang saja. Israel itu berapa umatnya? Dalam hitungan juta. Tetapi dapat dipimpin oleh satu orang (Musa sebagai gembalanya). Berapapun bisa, dombanya satu orang, gembalanya satu orang dst. Firman pengajaran yang benar disampaikan dengan setia, seperti ayam => 'kukuruyuk terus' Gembala harus setia. Juga disampaikan dengan berurutan (teratur), karena ini makanan. Contohnya: bayi di dunia ini saja mengenal makanan yang berurutan. Susu untuk berapa bulan, susu untuk satu tahun, susu untuk dua tahun. Tidak ada bayi baru lahir, diberikan susu untuk anak yang berusia lima tahun. Yang tahu adalah gembala (ibunya), berapa umurnya? Butuh apa? Oleh sebab itu gembala harus setia dalam menyampaikan Firman dan secara teratur (berurutan, berkesinambungan). Penggembalaan itu berkaitan dengan makanan. Pengembalaan bagaikan membangun rumah (rumah rohani). Kalau membangun rumah jasmani, baru hari ini membangun pondasi, lalu besok pasang genting, bagaimana ini? Harus berurutan. Semoga kita dapat mengerti.

Pesan bpk pdt In Juwono kepada bpk pdt Pong (bpk pdt Pong sudah dua puluh satu tahun menjadi gembala) => 'Pong, belajar menjadi gembala' Lalu bpk pdt Pong sadar apa artinya itu? Tentang penyampaian Firman harus secara berurutan. Padahal bpk pdt Pong sudah dua puluh satu tahun menjadi gembala di Menado, belum lagi di Pamekasan dll), lalu mendapat pesan => 'belajar menjadi gembala' Jadi penyampaian Firman harus dengan setia, berurutan (teratur) dan diulang-ulang. Namanya makanan, diulang-ulang. Domba-domba itu memang memamah biak (masuk makanan diulang lagi). Kalau ada yang mengatakan bosan sebab Firman TUHAN terus diulang-ulang = ular. Kalau ular makan kambing, hanya satu kali saja (kambing tidak pernah dikeluarkan lagi). Semoga kita dapat mengerti.

Sekarang ini kepada Petrus, Firman penggembalaan bagaikan sangkakala, untuk memperingati sidang jemaat => 'awas ada musuh dll', menyadarkan, menyucikan dan menyempurnakan. Dulu kepada Petrus, sekarang kepada sidang jemaat. Inilah kegunaannya. Dosa itu diulang-ulang, kalau Firman tidak diulang-ulang, nanti dapat terlambat (dosanya sudah diulang, bertumpuk dan tidak pernah selesai). Dosa diulang, Firman juga diulang, supaya dosanya selesai. Semoga kita dapat mengerti.

Firman penggembalaan itu sederhana. Anak kecil pun dapat mengerti.

Sebenarnya dengan adanya Firman penggembalaan (kokok ayam), kita bersyukur, sebab kita diperingatkan, disadarkan, disucikan. Bahkan Petrus yang sudah menyangkal YESUS tiga kali dan TUHAN berkata => 'Aku akan menyangkal dia' Tetapi kalau ada kokok ayam, masih dapat ditolong. Sebab itu TUHAN percayakan seorang gembala di dunia ini ('tujuh malaikat dalam tujuh sidang jemaat'). Tujuh dibagi tujuh sama dengan satu (seorang gembala dalam sidang jemaat). TUHAN tolong kita. Mari kita bersungguh-sungguh.

Firman penggembalaan itu juga merupakan pandangan belas kasihan TUHAN.

Lukas 22: 61, Lalu berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: "Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku."

Ay 60 => begitu ayam berkokok ?'kukuruyuk', lalu berpalinglah TUHAN melihat Petrus (ay 61).

Perhatikan bapak, ibu, saudara termasuk saya juga, saat-saat kita berbuat dosa, apalagi sengaja berbuat dosa (mempertahankan dosa), TUHAN tidak lagi memandang kita. Kalau kita sering mendengarkan Firman, lalu kita berdusta, begitu orangnya pergi => 'aduh, aku berdusta' Pasti begitu. Disini Petrus sudah 'blong', sampai menyangkal YESUS tiga kali (Petrus berkata 'bukan' sebanyak tiga kali). Itu seperti sengaja berbuat dosa. Kalau YESUS berpaling, berarti YESUS sudah sudah tidak memandang Petrus. Petrus tidak dapat memandang TUHAN dan TUHAN tidak memandang Petrus lagi. Tetapi apapun dosa kita, sehancur apapun kita, selama masih ada ayam berkokok (Firman penggembalaan yang benar), begitu diperdengarkan hari ini, maka TUHAN akan berpaling (masih mau memandang kita). Jadi Firman penggembalaan yang benar (kokok ayam) adalah pandangan belas kasihan Imam Besar, Gembala Agung = perhatian Imam Besar, Gembala Agung Yang besar kepada Petrus (bangsa kafir). Tadi, YESUS berkeliling ditengah tujuh kaki dian. Inilah perhatian yang besar dari TUHAN. Dia tidak ingin jemaat hancur, binasa, tetapi ingin memegang jemaat dengan Tangan Kanan-Nya dan menjadi milik-Nya seutuhnya. Inilah maksud dari TUHAN.

Bersamaan dengan Firman pengajaran diberitakan, YESUS berpaling memandang Petrus = mencurahkan kasih agape. Firman penggembalaan itu penting. Doakan supaya di gereja kita masing-masing, ada Firman penggembalaan, bukan sembarangan. Saya menasehati kepada anak-anak kuliah untuk berhati-hati terhadap persekutuan, penanggung jawabnya siapa? Yang berkhotbah itu siapa? Tidak tahu. Bahaya besar! Firman penggembalaan itu yang paling murni, paling bisa dipertanggung jawabkan. Bersamaan dengan kokok ayam, YESUS berpaling memandang Petrus, berarti kasih agape dicurahkan dan Petrus tertolong (tidak dihukum). Petrus sadar, menyesal, mengaku dan tinggalkan dosa (Pertus menangis tersedu-sedu). Petrus tertolong dan tidak dihukum.

Mari, menyadari, menyesali, mengakui dosa dengan sungguh-sungguh kepada TUHAN dan sesama. Kalau diampuni jangan berbuat lagi, tinggalkan dosa, maka kita tidak dihukum, justru ditolong oleh TUHAN. Luar biasa!

Amsal 28: 13, Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi.

Ini jelas. Mari setiap pemberitaan Firman merupakan pandangan belas kasih dari Imam Besar atau perhatian besar, untuk mencurahkan kasih-Nya kepada kita (kasih agape). Kalau kita dapat menerima kasih agape, maka kita dapat menyadari, menyesali, mengakui dosa-dosa kepada TUHAN dan sesama. Jika diampuni jangan berbuat dosa (tinggalkan dosa), maka kita tidak akan dihukum, tetapi justru ditolong oleh TUHAN. Firman penggembalaan = uluran Tangan kasih TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.

TUHAN memandang apa saja keadaan kita. Petrus seharusnya sudah binasa. Tetapi TUHAN memandang untuk mengulurkan Tangan kasih-Nya (bukan untuk menghukum). Saat ini setiap pemberitaan Firman penggembalaan yang benar, TUHAN sedang memandang, memperhatikan kita sepenuhnya untuk mengulurkan Tangan kasih-Nya kepada kita.

Imam Besar, Gembala Agung mengulurkan Tangan kasih-Nya untuk apa? Untuk menuntun kita masuk dalam kandang penggembalaan. Inilah yang nomor satu. Tiga kali Petrus menyangkal TUHAN diimbangi dengan tiga kali pertanyaan TUHAN (tidak boleh dikurangi). Ini menunjuk kandang penggembalaan (ruangan suci). Terdapat tiga macam alat dalam ruangan suci, menunjuk ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok:

  • Pelita emas: ketekunan dalam ibadah raya (hari Minggu). Ini persekutuan dengan ALLAH Roh Kudus dengan karunia-karunia-Nya (ada bersaksi, nyanyian).
  • Meja roti sajian: ketekunan di dalam ibadah pendalaman alkitab dan perjamuan suci. Ini persekutuan dengan Anak ALLAH di dalam Firman pengajaran dan Kurban Kristus.
  • Mezbah dupa emas: ketekunan di dalam ibadah doa penyembahan. Ini persekutuan dengan ALLAH Bapa di dalam kasih-Nya.

Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok = tiga kali pertanyaan YESUS => 'Petrus adakah engkau mengasihi aku? Gembalakanlah domba-domba ku' Bawa ke kandang dulu. Ini seperti ugd (unit gawat darurat), Petrus yang sudah mati dibawa ke kandang terlebih dahulu. Semuanya, ekonomi hancur, nikah hancur, apa saja yang hancur bawa ke kandang penggembalaan terlebih dahulu sebab disitulah TUHAN memandang dengan belas kasih, TUHAN memperhatikan. Kalau dibawa kekandang penggembalaan itu bukan untuk disiksa, melainkan sedang dalam perhatian TUHAN yang besar, sedang dalam pertolongan TUHAN. Tinggal menunggu prosesnya saja. Ketekunan dalam tiga macam ibadah pokok, bagi saya adalah rahasia besar. Bagi bapak, ibu, saudara juga merupakan rahasia besar. Sebab disinilah semuanya
ada.

Kalau ada kasih agape, semuanya ada. Kaum muda perhatikan! Silahkan kuliah, usaha apa saja, tetapi kalau di luar kandang penggembalaan, berat. Masuklah dalam kandang penggembalaan. Kita tinggal menunggu Tangan kasih TUHAN Yang akan menolong kita semuanya. Petrus yang seharusnya binasa masih dapat ditolong, apalagi kalau hanya masalah ekonomi dll, pasti dapat ditolong. Disinilah kuncinya. Mari rekan-rekan gembala yang masih muda, murid-murid Lempin-El, tekuni. Gembala terlebih dahulu yang harus tekun. Kalau gembala tidak tekun, bagaimana jemaat? Bisa kocar-kacir. Semoga kita dapat mengerti.

Jangan ditipu! Kalau gembalanya tidak tekun, lalu bagaimana? Penggembalaan itu teladan, domba-domba tinggal mengikuti saja. Kalau kita tergembala dengan benar dan baik (tekun dalam tiga macam ibadah), maka kasih agape (kasih ALLAH Tritunggal) dicurahkan kepada tubuh, jiwa, dan roh kita. Tiga macam ibadah itu bersekutu dengan ALLAH Tritunggal (ALLAH Bapa, Anak ALLAH dan Roh Kudus). Sedangkan kita, terdiri dari tubuh, jiwa dan roh.

Tadi Petrus tiga kali menyangkal TUHAN; tubuhnya menyangkal, jiwanya menyangkal dan rohnya juga menyangkal, berarti tubuhnya tidak ada kasih, jiwanya tidak ada kasih dan rohnya juga tidak ada kasih, sehingga binasa. Begitu masuk dalam penggembalaan, kasih agape dari ALLAH Tritunggal dicurahkan kepada tubuh, jiwa, roh Petrus, sehingga Petrus tidak binasa (tidak dihukum). Justru mengalami uluran Tangan kasih TUHAN, Imam Besar, Gembala Agung. Luar biasa!

Semua masalah dapat diterangkan dengan tabernakel. Petrus yang seharusnya sudah mati (tubuh, jiwa, rohnya menyangkal ALLAH Tritunggal), tetapi untunglah ada kokok ayam. Jangan menghina Firman yang diulang-ulang. Mungkin sekarang Firman diberitakan, saudara berkata => 'apa itu' Diulangi lagi => 'apa itu' Satu waktu saat saudara dalam masalah, diulangi lagi => 'betul TUHAN..' Terima saja.

Inventarisasi saja. Kalau diulang berarti suatu pemantapan dan persiapan. Satu waktu kalau kita menghadapi masalah, kita sudah mantap, begitu diomongkan sedikit saja (mungkin bukan topiknya) => 'ini dia..ini dia..' Selama ini mari kita inventarisasi. Jangan berkata => 'oo ini diulangi lagi ... Wahyu 2 lagi ..'Jangan! Justru itulah rahasianya penggembalaan. Semoga kita dapat mengerti.

Dalam kandang penggembalaan, kita tidak dihukum, justru mengalami uluran Tangan kasih TUHAN dan kita juga dapat mengulurkan tangan kepada TUHAN. Kalau sudah tergembala kita tinggal mengulurkan tangan (Dia mengulurkan Tangan, kita juga mengulurkan tangan).

Yohanes 21: 18, 19,
18. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ketika engkau masih muda engkau mengikat pinggangmu sendiri dan engkau berjalan ke mana saja kaukehendaki, tetapi jika engkau sudah menjadi tua, engkau akan mengulurkan tanganmu dan orang lain akan mengikat engkau dan membawa engkau ke tempat yang tidak kaukehendaki."
19. Dan hal ini dikatakan-Nya untuk menyatakan bagaimana Petrus akan mati dan memuliakan Allah. Sesudah mengatakan demikian Ia berkata kepada Petrus: "Ikutlah Aku."

Ay 18 => 'tetapi jika engkau sudah menjadi tua' => sudah dewasa.

TUHAN mengulurkan Tangan kasih-Nya dan Petrus mengulurkan tangan kepada TUHAN, artinya:

  • Taat dengar-dengaran. Orang tergembala itu taat dengar-dengaran.
  • Rela berkorban apapun untuk TUHAN. Petrus sampai berkorban nyawa (mati) untuk TUHAN.
  • Hanya menyembah TUHAN = percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN => 'terserah Engkau TUHAN'

Jika TUHAN sudah mengulurkan Tangan-Nya, kita hidup di dalam Tangan kasih TUHAN. Ini kisah dari Petrus, mulai dari tidak ada kasih (seperti sidang jemaat Efesus); Petrus menolak salib, memotong telinga Malkhus sampai menyangkal YESUS tiga kali. Petrus menjadi seperti setan dan seharusnya binasa. Tetapi masih dapat ditolong oleh kokok ayam (Firman penggembalaan lewat ketekunan dalam tiga macam ibadah), sampai satu waktu Petrus (kita) dapat menangis, mengakui semuanya dan selesai. TUHAN mengulurkan Tangan dan kita juga dapat mengulurkan tangan kepada TUHAN; kita dapat taat, kita rela berkorban apapun untuk TUHAN (saat diajak TUHAN, kita tidak ragu-ragu), sampai kita hanya menyembah TUHAN (percaya dan mempercayakan diri kepada TUHAN) dan kita hidup di dalam Tangan TUHAN. Kita ulurkan tangan dan Dia juga mengulurkan Tangan (kita dipeluk oleh TUHAN).

Hasilnya adalah:

  1. Yohanes 10: 27, 28,
    27. Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
    28. dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.

    Yohanes 10:27-28 => asal penggembalaan.
    Ay 27 => 'Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku' => dengar-dengaran.

    Hasil pertama, antara lain: 'mereka pasti tidak akan binasa' = Tangan kasih TUHAN, Gembala Agung memberikan jaminan kepastian untuk:


    1. memelihara hidup kita sekarang,
    2. masa depan yang berhasil dan indah,
    3. sampai hidup kekal selamanya. Bangsa kafir yang hanya seperti anjing babi, dapat:


      1. menjadi domba-domba,
      2. dapat diangkat oleh TUHAN,
      3. diberikan jaminan oleh TUHAN. Ini benar-benar perhatian dari TUHAN.


    Saat ini ada perhatian TUHAN kepada kita, tinggal mau atau tidak. Katakan saja kita sudah seperti Petrus yang seharusnya binasa, yang jasmani hancur dan mustahil (Petrus yang sudah mustahil, menjadi seperti setan), tetapi selama ada kokok ayam, maka masih ada pandangan belas kasihan Imam Besar, Gembala Agung, masih ada uluran Tangan TUHAN dan kita pasti tertolong.

    'seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku' = Tangan kasih TUHAN memberikan kemenangan ('tidak bisa direbut') kepada kita = menyelesaikan masalah kita, sampai dengan yang mustahil. Kita menunggu saja! Dalam kandang penggembalaan, nanti mata kita akan melihat juga => 'semuanya sudah baik' Ada kesaksian-kesaksian. Seringkali orang yang jauh dari kita tetapi ingin mendengarkan Firman (hanya lewat HP, sebab tidak memiliki laptop), kesaksiannya satu yang saya pegang (setelah rutin tergembala) => 'sudah mulai tertata baik (yang semrawut, berserakan bisa ditata kembali)' Itulah penggembalaan yang menata rapi kehidupan kita.


  2. Yohanes 10: 3, Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.

    Ay 3 => 'menuntunnya ke luar' => Tadi, Firman penggembalaan menuntun ke kandang penggembalaan. Keberhasilan Firman penggembalaan bukan hanya menambah kuantitas (jumlah), bukan! Melainkan dapat memasukkan domba ke kandang. Inilah yang sebenarnya. Seringkali kita bangga dengan => 'hari Minggu, berapa ribu? Tetapi saat ibadah pendalaman alkitab tinggal berapa? Ibadah doa, tinggal diujung-ujung saja' Firman penggembalaan, justru memasukkan domba ke dalam kandang. Tetapi dalam ayat ini, juga dituntun untuk keluar lagi. Jangan berada di kandang saja.

    Kalau berada di dalam kandang saja, nanti dimakan oleh gembala. Kalau gembala yang makan, bisa kejam, bulunya bisa dimakan juga (jadi wol). Sebab itu dituntun keluar. Kemana? Gembala menuntun ke kandang yang lain, itulah masuk kegerakan pembangunan Tubuh Kristus.

    Yohanes 10: 16, Ada lagi pada-Ku domba-domba lain, yang bukan dari kandang ini; domba-domba itu harus Kutuntun juga dan mereka akan mendengarkan suara-Ku dan mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala.

    Ay 16 => 'mereka akan menjadi satu kawanan dengan satu gembala' => satu tubuh dengan Satu Kepala.

    Hasil kedua: kita dituntun keluar kandang/ke kandang yang lain, artinya kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir = kegerakan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna, sehingga kita menjadi satu kawanan dengan Satu Gembala, satu tubuh dengan Satu Kepala. Jangan menjadi egois! Harus ada gerakan keluar. Kalau egois, nanti dimakan oleh gembala. Sekali lagi bukan saya sombong, kalau dianggap sombong saya minta ampun. Di dalam kandang, saya sudah diberkati TUHAN, sudah sangat banyak pekerjaan, sudah cukup. Tetapi ini egois, sebab itu harus ingat kandang yang lain, supaya terjadi satu kawanan dengan Satu Gembala, satu tubuh dengan Satu Kepala (YESUS yang datang kembali). Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah kita berada di dalam kandang penggembalaan (berada di dalam Tangan Gembala Agung). Ada perhatian yang besar. Apapun keadaan kita, mungkin seperti Petrus yang sudah habis-habisan, hancur (nikah hancur, rohani hancur, ekonomi hancur, jasmani hancur) saat ini ada perhatian TUHAN yang besar. Dia mau ulurkan Tangan-Nya untuk menuntun ke tempat penggembalaan yang terakhir.


  3. Wahyu 7: 17, Sebab Anak Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."

    Jadi penggembalaan itu membawa kita ke kandang (kita di kandangkan terlebih dahulu, semuanya diperbaiki dahulu, ditata rapi, diberkati), lalu dibawa ke antar kandang, sampai menjadi satu tubuh. Lalu dibawa lagi ke kandang terakhir, itulah Yerusalem Baru.

    Hasil ketiga: menuntun kita ke kandang penggembalaan yang terakhir, itulah Yerusalem Baru, artinya


    1. Air mata dihapuskan,
    2. Dituntun ke masa depan yang indah, berhasil dan bahagia,
    3. Disucikan dan diubahkan (Yerusalem Baru = pembaharuan) sedikit demi sedikit, sampai satu waktu kita menjadi sempurna seperti YESUS dan kita benar-benar berada di Yerusalem yang Baru.


    Inilah yang dapat disampaikan, satu cela dari sidang jemaat Efesus. Efesus hebat, tetapi ada celanya yaitu tidak ada kasih. Petrus hebat, pengalamannya dengan TUHAN luar biasa, satu kekurangannya itulah tanpa kasih. Saat ini bagaimana keadaan kita? Kita bangsa kafir hanya seperti anjing dan babi, tidak memiliki kasih, yang ada hanyalah hawa nafsu keinginan, tetapi TUHAN memperhatikan kita. Bahkan sampaipun kita jatuh seperti Petrus (seperti iblis) secara rohani, secara jasmani mungkin kita sudah 'kocar-kacir', hancur-hancuran, masih ada kokok ayam, ada pandangan Imam Besar dan uluran Tangan-Nya.

TUHAN memperhatikan kita bangsa kafir, sekalipun tidak layak; untuk ditolong, diangkat, diberkati, dipelihara, dituntun oleh TUHAN, ditata rapi sampai semuanya indah, bahagia, sampai kepada penggembalaan yang terakhir itulah Yerusalem Baru. Jaminannya adalah Gembala yang baik menyerahkan nyawa bagi domba-dombanya. Bagaimana gembala bisa menolong Petrus yang seharusnya sudah binasa? Sebab jaminannya adalah Gembala yang baik sudah menyerahkan Nyawa bagi kita semuanya. Perjamuan suci ini merupakan jaminan dari TUHAN.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 08 Juli 2015 (Rabu Sore)
    ... jemaat yang kosong gelap gulita dan tidak berbentuk tidak bisa ditempati oleh pribadi TUHAN tidak bisa menjadi rumah doa tetapi menjadi sarang penyamun. Rumah doa adalah tempat hadirat TUHAN kita terdorong untuk banyak beribadah menyembah TUHAN mendengar firman TUHAN sehingga kita diberkati. Kalau sarang penyamun adalah tempat hadirat setan sehingga ...
  • Ibadah Raya Malang, 02 Januari 2022 (Minggu Pagi)
    ... dan memakannya sampai habis. Sebagian jatuh di tanah yang berbatu-batu yang tidak banyak tanahnya lalu benih itu pun segera tumbuh karena tanahnya tipis. Tetapi sesudah matahari terbit layulah ia dan menjadi kering karena tidak berakar. Sebagian lagi jatuh di tengah semak duri lalu makin besarlah semak itu dan menghimpitnya sampai ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 06 November 2014 (Kamis Sore)
    ... Efesus sama dengan keadaan dua orang buta di pinggir jalan. Di pinggir jalan menunjuk kehidupan Kristen jalanan tidak tergembala beredar-edar. Dua orang menunjuk suami istri jika tidak tergembala maka akan menjadi buta rohani sehingga hidupnya membabi buta terjadi pertengkaran kekerasan dalam rumah tangga perselingkuhan kawin cerai sampai kawin mengawinkan. Anak-anak ...
  • Ibadah Doa Malam Session II Malang, 29 Agustus 2012 (Rabu Dini Hari)
    ... Menghadapi maut secara langsung. Menghadapi sengsara tanpa dosa percikan darah. Lazarus mati dan dikubur hari artinya Tidak ada pengharapan lagi tidak ada masa depan. Nikah dan buah nikah yang hancur. Kebusukan dosa puncaknya dosa yaitu dosa makan-minum dan dosa kawin-mengawinkan. Kemustahilan. Kebinasaan di neraka. Kalau Tuhan ijinkan ujian percikan darah ini terjadi itu supaya kita bisa mengalami ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 28 September 2021 (Selasa Sore)
    ... Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu. Pengertian murni sama seperti perawan diterangkan pada Ibadah Raya Malang September 'tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan' menolak ajaran-ajaran palsu. Setia pada satu Laki-laki setia pada satu pengajaran yang ...
  • Ibadah Doa Malang, 14 November 2023 (Selasa Sore)
    ... jangan bimbang sebab orang yang bimbang sama dengan gelombang laut yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Laut bergelombang sama dengan hati yang bimbang. Laut tidak ada lagi menunjuk pembaharuan hati terutama hati yang bimbang. Bilangan - Mereka menceritakan kepadanya Kami sudah masuk ke negeri ke mana kausuruh kami dan ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 16 Mei 2018 (Rabu Sore)
    ... datangpun masih hampir tenggelam apalagi kalau tidak ada perahu lain pasti tenggelam Simon juga ikut tenggelam. Banyak kali kita salah di sini. Kami hamba Tuhan anak-anak Tuhan dan pelayan Tuhan saat diberkati dan ditolong Tuhan justru salah yaitu merasa semua itu dari diri sendiri yang bekerja keras sehingga tidak mau membagi ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 18 Mei 2014 (Minggu Sore)
    ... angin dan gelombang. Ayat pengikutan kita kepada Tuhan bagaikan menyeberang di lautan dunia dan menuju pelabuhan damai sejahtera Yerusalem baru kerajaan surga yang kekal . Pengikutan kita kepada Tuhan harus ditingkatkan sampai tidak terpisah lagi dengan Tuhan yaitu pengikutan anak kepada bapa yang baik kita dipelihara dan sebagainya . Banyak kali ...
  • Ibadah Doa Malang, 20 Oktober 2009 (Selasa Sore)
    ... kerja paksapembunuhan. Ada macam pembunuhan Pembunuhan pada waktu lahir menunjuk tentang kelahiran baru. Yang dipakai adalah bidan menunjuk hamba-hamba Tuhan orang yang dekat dengan kelahiran baru. Hati-hati banyak hamba Tuhan yang menjadi sandungan. Pembunuhan setelah lahir. Keluaran dilempar ke sungai Nil artinya kehidupan Kristen yang sudah lahir baru tetapi bisa mati rohani ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 13 September 2023 (Rabu Sore)
    ... bersukacita. Bagaimana mengundang hadirat Tuhan Doa penyembahan perlu didahului dengan Menyanyikan puji-pujian dengan sungguh-sungguh sehingga mengundang hadirat Tuhan dalam urapan Roh Kudus. Roh Kudus inilah yang memberi kemampuan untuk menghadapi salib. Pemberitaan firman pengajaran yang benar yang menunjuk dosa-dosa sehingga kita bisa sadar menyesal dan mengaku dosa-dosa kepada Tuhan dan sesama. Kita ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.