Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949

Pdt. Jusak Widjaja Hendra - WR Supratman 4 Sby

Kita masih tetap membaca di dalam kitab Wahyu 2 dan 3, ini menunjuk tujuh kali percikan darah di depan tabut perjanjian. Ini sama dengan tujuh surat yang ditujukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman) = penyucian terakhir yang TUHAN lakukan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir (sidang jemaat akhir zaman), supaya tidak bercacat cela, sempurna seperti YESUS, dan menjadi Mempelai Wanita Surga yang siap diangkat ke awan-awan permai untuk bertemu dengan TUHAN selama-lamanya (bertemu dengan YESUS Mempelai Pria Surga untuk selama-lamanya).


Tujuh sidang jemaat bangsa kafir yang mengalami percikan darah:

  1. Wahyu 2: 1-7, Sidang jemaat di Efesus (sudah dipelajari).
  2. Wahyu 2: 8 -11, Sidang jemaat di Smirna. Beberapa kali kita sudah membaca. Sekarang kita membaca pada ayat yang ke 9.

Wahyu 2: 9, Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

Keadaan sidang jemaat di Smirna yaitu dalam penderitaan atau sengsara daging bersama YESUS = dalam pengalaman kematian (pengalaman salib) bersama dengan TUHAN. Pertanyaannya, mengapa sidang jemaat bangsa kafir (Smirna) diijinkan mengalami pengalaman kematian bersama TUHAN?

Jawabannya adalah:

  • Supaya mendapatkan kasih karunia. Ini sudah dipelajari dalam ibadah sebelumnya.
  • Supaya bangsa kafir sama dengan sidang jemaat bangsa Israel yang juga diijinkan untuk mengalami pengalaman kematian bersama dengan TUHAN. Nanti keduanya akan menjadi satu.

Keluaran 1: 1-5,
1. Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
2. Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
3. Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
4. Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
5. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.

Ay 1 => 'Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir' => dari Israel datang ke Mesir.

Israel diijinkan TUHAN turun dari Kanaan ke Mesir. Kanaan merupakan negeri yang penuh susu dan madu (negeri perjanjian). Dulu bangsa Israel dijanjikan oleh TUHAN suatu negeri yang penuh susu dan madu itulah Kanaan (negeri perjanjian), sedangkan Mesir merupakan gambaran dunia.

Mengapa TUHAN ijinkan bangsa Israel (umat pilihan ALLAH) turun dari Kanaan ke Mesir (dari negeri penuh susu dan madu menuju ke dunia)? Jawabannya adalah:

  1. Sebab seirama dengan jalan-Nya YESUS, yaitu turun dari surga ke bumi = pengalaman kematian = jalan salib. Kalau bangsa Israel, dari Kanaan turun ke Mesir, sedangkan YESUS, dari surga turun ke bumi. Jadi bangsa Israel dan bangsa kafir sama-sama diijinkan mengalami pengalaman kematian bersama TUHAN (jalan salib). Smirna, dalam penderitaan dan kesusahan. Bangsa Israel turun dari Kanaan ke Mesir. Ini sama-sama diijinkan.

    Praktik sehari-hari pengalaman kematian (jalan salib)?
    1 Petrus 4: 1, 2,
    1. Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, -- karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa -- ,
    2. supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

    Pengalaman kematian (jalan salib) adalah sengsara daging untuk berhenti berbuat dosa (bukan untuk berbuat dosa) dan hidup menurut kehendak ALLAH (hidup dalam kebenaran). Dalam pengalaman kematian, sedikitpun kita jangan berkompromi dengan dosa, tidak setuju, dan juga tidak bertoleransi dengan dosa. Harus ada ketegasan!

    Tentu ini sakit bagi daging. Kita sudah berhenti berbuat dosa dan hidup benar, ini sakit bagi daging (sengsara daging). Misalnya: di kantor yang lainnya korupsi, sedangkan kita tidak mau, bukan malah dipuji, tetapi dimusuhi. Kalau ada orang tidak berkompromi (tidak setuju, tidak toleransi) dengan dosa bahkan dikatakan => 'ini kebenaran sendiri (mau benar sendiri)' Inilah kalau kita mau hidup benar, berhenti berbuat dosa (tidak mau berbuat dosa sama sekali), akan dimusuhi (dibenci tanpa alasan). Semoga kita dapat mengerti.

    Dalam pengalaman kematian (jalan salib), kita tidak berkompromi dengan dosa, tidak setuju dengan dosa, tidak bertoleransi dengan dosa, tidak mengelus-elus dosa dengan mengatakan => oh, tidak mengapa, Tidak! Tetapi juga tidak menghakimi/tidak menuduh orang berdosa (sebab dulu kita berbuat dosa dan sudah mengalami pengampunan), tetapi membawa orang berdosa itu kepada TUHAN, lewat berdoa, ibadah (mendengarkan Firman). Semoga kita dapat mengerti.

    Kalau kita bersama-sama berada dalam jalan salib (satu jalan), maka kita akan mengalami kesatuan (benar dengan benar akan menjadi satu), sehingga tidak terpisah satu dengan yang lain (tidak terjadi benturan satu dengan yang lain). Mulai dalam nikah (suami isteri), kemudian membesar dalam penggembalaan, membesar lagi dalam antar penggembalaan (antar hamba TUHAN), sampai Israel dengan kafir menjadi satu kesatuan. Kalau satu jalan pasti terjadi satu kesatuan. Kalau banyak jalan, terjadi benturan, perpisahan. Kalau satu jalan dalam jalan salib (tidak mau dengan yang salah, tidak mau yang dosa, mau yang benar), pasti akan terjadi satu kesatuan. Kalau benar dengan salah, tidak akan bertemu, tetapi akan terjadi benturan-benturan (perpisahan, pertentangan dan peceraian). Kalau benar dengan benar, tidak perlu dirayu, atau dipaksakan. Semoga kita dapat mengerti.

    Sekarang ini biarlah kita mengalami pengalaman kematian. Dulu Israel diijinkan turun dari Kanaan ke Mesir, Smirna juga diijinkan menderita, miskin, dan lain sebagainya, ini supaya mengalami pengalaman kematian ( Israel dan kafir dalam satu jalan, itulah jalan salib). Semoga kita dapat mengerti.

    Dan supaya kita dapat berada pada satu jalan, yaitu jalan salib, maka kita harus siap untuk saling mengaku dan saling mengampuni. Kalau kita bersalah (salah dalam perkataan, perbuatan, salah dalam mengajar, salah dalam tahbisan), mengaku kepada TUHAN dan kepada sesama (tanda salib). Jika diampuni jangan berbuat dosa. Yang benar, mengampuni dosa orang lain dan melupakannya. Jika demikian, maka kita akan tetap berada pada satu jalan.

    Kita saling mengaku dan mengampuni mulai dalam rumah tangga, jika suami salah, mengaku. Jika diampuni jangan berbuat dosa lagi. Isteri siap untuk mengampuni dan melupakan dosa apa saja. Inilah salib! Seperti TUHAN siap mengampuni dosa apa saja. Demikian juga suami, jika isteri mengaku dosa, suami siap mengampuni dosa apa saja. Jangan hanya => 'kalau dosa "a" saya dapat mengampuni, kalau dosa "b" saya tidak dapat mengampuni, jangan! Kita belajar kepada salib! Jika saling mengaku dan mengampuni, kita tetap berada dalam satu jalan. Jika saling menghakimi dan menyalahkan kita tetap berada di jalan yang berbeda, sehingga terjadi benturan-benturan, perpisahan dan perceraian. Inilah rumusnya! Semoga kita dapat mengerti.

    Inilah nomor satu, mengapa bangsa kafir harus mengalami pengalaman kematian dan bangsa Israel turun dari Kanaan ke Mesir? Supaya kita berada pada pengalaman kematian; hidup dalam kebenaran, membuang dosa, tidak mau berkompromi lagi dengan dosa.

    Keluaran 1: 1, Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:

    Kita harus membawa keluarga masing-masing seperti isteri, anak, cucu dan lain sebagainya), untuk masuk dalam pengalaman kematian atau jalan salib (satu jalan), jangan hanya diri sendiri. Supaya apa?


    • Supaya dapat menyatu, tidak terpisah, tidak tercerai berai. Yang punya anak, bawa dalam kehidupan yang benar, nikah yang benar, ibadah pelayanan yang benar. Jalan salib itulah kebenaran. Jangan mengatakan => 'tidak apa-apa ini, cuma salah sedikit' Jangan! sebab nanti pasti tercerai.


    • Mengalami berkat TUHAN secara penuh = mengalami kebangkitan dan kemuliaan TUHAN. Dibalik salib, ada berkat TUHAN (ada kebangkitan dan kemuliaan). Semuanya penuh, berkatnya penuh. Semoga kita dapat mengerti.


    Pengalaman kematian (jalan salib), yaitu stop untuk berbuat dosa, hidup dalam kebenaran. Semuanya harus benar. Bawa kepada yang benar. Jangan membiasakan anak kepada yang tidak benar. Jangan! Bawalah kepada kebenaran, pribadi benar, keuangan benar, ibadah benar, sekolah benar, di jalan raya juga harus benar. Anak jangan diajari yang tidak benar di jalan raya => 'tidak apa-apa tidak ada sim' Jangan, nanti tercerai berai. Sementara orang tuanya sudah benar (ada sim), sedangkan anaknya tidak benar, dapat tercerai berai.

    Kemudian, nama-namanya disebutkan. Keluaran 1: 2-5,
    2. Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
    3. Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
    4. Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
    5. Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.

    Semua anak-anak Yakub disebutkan nama-namanya satu persatu. Yang turun ke Mesir (mengalami pengalaman kematian) disebutkan namanya satu persatu, artinya TUHAN selalu mengingat semua hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang mengalami pengalaman kematian (jalan salib bersama dengan TUHAN). TUHAN mengingat secara pribadi (disebut namanya satu persatu). Mari, jangan ragu-ragu untuk berada dalam pengalaman kematian (jalan salib); hidup dalam kebenaran, semuanya harus benar, mau menderita untuk TUHAN (dalam ibadah, berpuasa, melayani TUHAN). Mahasiswa, siswa, nanti pulang gereja => belajar. Teman-temannya sudah tidur, sedangkan kita belajar. TUHAN mengingat kita, tidak sia-sia. Bahkan bukan hanya mengingat, TUHAN mengetahui semuanya.

    Sekarang, 'Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu...'
    Wahyu 2: 9, Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu -- namun engkau kaya -- dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.

    'AKU tahu' artinya:


    • TUHAN sangat menghargai hamba TUHAN, pelayan TUHAN, anak TUHAN yang mengalami pengalaman kematian (jalan salib),
    • TUHAN tidak membiarkan kita sendiri dalam kesusahan, kemiskinan, dan penderitaan karena TUHAN (seperti pelayanan, berpuasa, karena apa saja). Tetapi TUHAN turut merasakan penderitaan kita. TUHAN mau memberikan kekuatan ekstra kepada kita supaya kita bertahan dalam penderitaan, dan TUHAN memberikan jalan keluar kepada kita semuanya.


    TUHAN sebenarnya sudah mengetahui dan IA dapat langsung menolong kita. Kalau belum ditolong (waktunya belum tiba), berarti ada maksud TUHAN dalam pengalaman kematian. "AKu tahu" artinya:


    • TUHAN menghargai,
    • TUHAN tidak membiarkan kita sendirian dalam menghadapi kesusahan, kemiskinan dan lain-lain, tetapi
    • TUHAN turut merasakan. Istilah dari bpk pdt In Juwono adalah penderitaan kita disedot oleh TUHAN. Tubuh Kristus menyerap atau menyedot semua dosa kita, penderitaan kita. Ini dalam Ibrani, istilahnya 'TUHAN turut merasakan' TUHAN menanggung segala penderitaan kita.


    • TUHAN juga memberikan kekuatan ekstra kepada kita, supaya kita bertahan dalam pengalaman kematian (di jalan salib), tidak mundur sedikitpun, dan tetap bertahan bersama Dia.


    • TUHAN juga memberikan jalan keluar bagi kita semuanya.


    TUHAN ingat. TUHAN mengetahui orang-orang yang berada dalam pengalaman kematian (jalan salib). Oleh sebab itu dalam pengalaman kematian (jalan salib) kita juga harus hanya mengingat TUHAN saja. Jadi sama-sama. Jangan ingat yang lain! Seperti bayi menangis yang hanya mengingat ibunya saja. Inilah yang pertama, mengapa Israel diijinkan turun dari Kanaan ke Mesir. Ini merupakan pengalaman kematian seperti yang dialami oleh jemaat Smirna. Mari bangsa kafir (Smirna) diijinkan mengalami pengalaman kematian, itulah hidup benar. Kita akan diingat oleh TUHAN dan TUHAN tahu keadaan kita. Semoga kita dapat mengerti.


  2. Sebab di Mesir ada gandum. Waktu itu terjadi kelaparan di Kanaan (tidak ada gandum), mereka harus mencari gandum ke Mesir. Waspada kepada kita!
    Kanaan merupakan negeri kegerakan (sekarang menunjuk kegerakan rohani). Banyak kegerakan-kegerakan rohani, tetapi menuju kelaparan rohani, sebab yang ditampilkan bukan gandum (bukan pembukaan Firman ALLAH), melainkan perkara-perkara dunia. Ini tidak menampilkan/mengutamakan pembukaan Firman (tidak menampilkan Pribadi YESUS), tetapi yang ditampilkan hanyalah perkara-perkaraa jasmani. Bayangkan, kalau tidak makan tetapi kita terus bergerak, lama-lama akan lapar, pingsan sampai mati. Inilah yang nanti akan terjadi. Apalagi dalam kebaktian kaum muda sekarang, banyak menentang => kalau diperlukan tidak ada Firman, supaya kaum muda senang' Diberi suasana-suasana dunia supaya senang, tetapi ini menuju kelaparan rohani. Kalau lapar, akan pingsan (suam-suam rohani) sampai mati rohani (binasa selamanya). Sebenarnya di gereja sudah kering, tetapi ditutupi dengan suasana-suasana kumpul-kumpul kesana, mari begini dan sebagainya' Merasa senang, padahal sudah kering. Inilah yang terjadi jika tanpa gandum (tanpa Firman).

    Oleh sebab itu TUHAN ijinkan bangsa Israel turun ke Mesir, karena di Mesir ada gandum, artinya dalam pengalaman kematian, TUHAN membukakan rahasia Firman ALLAH secara berkelimpahan. Pembukaan rahasia Firman = roti kehidupan dari surga = makanan dari surga. Nanti di Wahyu 5, rasul Yohanes menangis di pulau Patmos, karena kitab yang termeterai. Akhirnya dibuka (dalam pengalaman kematian Firman dibukakan). Saya mengajarkan kepada Lembaga Pendidikan El-KItab (Lempin-EL) Kristus Ajaib => 'di Lempin-EL ini, yang diutamakan adalah pembentukan karakter seorang hamba TUHAN. Di Lempin-EL ini kita belajar pengajaran tabernakel dan Mempelai untuk membentuk karakter hamba seorang TUHAN, sesudah itu masih perlu dilanjutkan atau sekolah lagi. Sekolahnya dimana? Di Universitas Pengalaman Kematian (UPK). Kampusnya berada dibawah Kaki TUHAN. Kuliahnya selama dua puluh empat jam non stop.' Disitulah terjadi pembukaan rahasia Firman ALLAH. Dalam pengalaman kematian ada pembukaan rahasia Firman.

    Yohanes 6: 33, 35
    33. Karena roti yang dari Allah ialah roti yang turun dari sorga dan yang memberi hidup kepada dunia."
    35. Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.

    Kegunaan pembukaan rahasia Firman ALLAH (roti kehidupan dari surga, dulu manna atau gandum atau makanan rohani), yaitu:


    • Memberikan kehidupan kepada kita baik secara jasmani (kehidupan sehari-hari, termasuk masa depan yang indah), terlebih secara rohani, yaitu sampai hidup kekal selama-lamanya. Namanya roti kehidupan, berarti memberi kehidupan. Mari, makan Firman, pasti kita akan hidup. Biarlah dari sini kita belajar, bahwa hidup kita hanya bergantung kepada pembukaan Firman ALLAH (Roti kehidupan dari surga). Ini saja di hari-hari ini. Yang jasmani bisa, yang rohani juga bisa, sampai hidup kekal.

      Kalau dari dunia ini yang jasmani saja sudah susah, sekarang mulai dalam kesusahan/kesulitan, nanti pada zaman antikris sudah tidak laku semuanya. Apa yang kita banggakan (gaji, deposito) semuanya tidak akan laku. Nanti kita hidup dari Firman dan perjamuan suci.

      Mari, mulai sekarang kita belajar, bahwa hidup kita bergantung pada pembukaan Firman ALLAH (roti kehidupan dari surga). Sekarang setiap kali ibadah, kita mengumpulkan Firman, seperti Yusuf mengumpulkan gandum. Mungkin ada juga yang menghina => 'Mengapa ini? Ada apa ini? mengapa banyak-banyak gandum' Sekarang ini kita dihina => 'mendengar Firman satu jam setengah, dua jam, apa maksudnya itu?' Kita dihina seperti Yusuf => 'kumpulkan gandum, apa maksudnya itu?' Tetapi satu waktu akan berguna; mulai sekarang akan berguna, sampai zaman antikris, bahkan berguna sampai hidup kekal.


    • Pembukaan Firman ALLAH (roti kehidupan) sanggup untuk memberikan kepuasan surga, kebahagiaan surga (ay 35). Sebab itu TUHAN tidak ragu-ragu untuk mengijinkan Yakub bersama anak-anaknya turun dari Kanaan ke Mesir, sebab disitu ada gandum. Tidak ragu-ragu mengijinkan sidang jemaat Smirna mengalami kesusahan, miskin, penderitaan => 'mengapa jadi begini ketika mengikuti TUHAN'? Ada maksud yang indah dibaliknya, yaitu supaya ada pembukaan Firman. Kalau sidang jemaat mengalami pengalaman kematian (jalan salib), maka sidang jemaat dapat menikmati pembukaan Firman. Kalau hamba TUHAN mengalami pengalaman kematian, maka hamba TUHAN itu akan mendapatkan pembukaan Firman.

      Kalau sudah ada kepuasan surga, kebahagiaan surga, inilah yang akan mendorong sidang jemaat dapat tergembala dengan benar dan baik; tidak perlu beredar-edar lagi, sebab sudah ada gandum di dalam penggembalaan. Ada roti kehidupan yang memberikan kehidupan; hidup sudah ada, juga rasa puas dan kebahagiaan sudah ada, apalagi yang dicari? Yang di dunia ini apa yang dicari; hidup, puas dan bahagia. Kalau mati semuanya tidak ada gunanya. Hidup terus dalam penderitaan juga tidak ada gunanya. Kalau ada dua ini (hidup dan puas/kebahagiaan) lewat makanan Firman, maka inilah yang mendorong sidang jemaat dapat tergembala dengan benar dan baik. Jadi di dalam penggembalaan titik beratnya adalah makanan.

      Tugas seorang gembala yaitu menyediakan makanan rohani (roti kehidupan, pembukaan Firman), bukan yang lain-lain. di dalam surat Roma 14:17 diterangkan 'hal kerajaan surga bukanlah soal makanan dan minuman' sebab makan minum merupakan perkara jasmani. Dituliskan => 'surga itu bukan soal makan minum, apalagi hanya mobil, rumah besar' surga itu bukan seperti itu.

      Jadi di dalam penggembalaan jangan hanya berkata => 'oh, gembala baik, dapat memberi ini dan itu'? Ini sangat berbahaya! Gembala yang benar dan baik itu kalau dapat memberi makanan yang rohani. Sekalipun gembala tidak dapat memberikan yang lainnya, tetapi kalau dapat memberi makanan rohani, itu sudah lebih dari yang lainnya. Syukur-syukur kalau gembala diberkati TUHAN untuk menjadi berkat bagi yang lain. Inilah yang nomor satu; jangan salah! jangan sampai kita terkecoh! Biarlah kita bersama-sama masuk dalam pengalaman kematian bersama TUHAN, hidup benar dan juga berhenti berbuat dosa.

      Bentuk pengalaman kematian bermacam-macam, ada puasa dan sebagainya. Kita mengalami pengalaman kematian demi 'satu jalan' (hidup benar). Sekarang, demi 'ada gandum' Jika ada gandum, maka ada kehidupan, ada kepuasan dan juga ada kebahagiaan surga. Inilah yang akan mendorong sidang jemaat untuk tergembala dengan benar dan baik dan kita akan tetap timggal di situ saja. Semoga kita dapat mengerti.


    Bangsa kafir mengalami pengalaman kematian, bangsa Israel juga mengalami pengalaman kematian, supaya:


    • berada di dalam jalan salib (hidup dalam kebenaran). Diluar kebenaran berarti kebinasaan.
    • supaya ada gandum, sehingga tergembala dengan benar dan baik, terpelihara dengan baik (ada kehidupan dan kebahagiaan). Masih belum cukup! Sebab itu ada alasan ke tiga.


  3. Sebab di Mesir ada Yusuf, sehingga dapat menggenapkan kedua belas suku dari Israel. Inilah kesatuan Tubuh Kristus dari Israel = inti Mempelai Wanita dari Israel.
    Keluaran 1: 5, Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.

    Sebab di Mesir ada Yusuf. Kalau tidak ada Yusuf, tidak utuh (hanya sebelas suku, masih kurang satu). Harus duabelas suku (kedua belas anak Yakub). Inilah pentingnya pengalaman kematian. Jangan ragu, tetapi tetap seperti jemaat Smirna yang sekalipun berada dalam penderitaan, masih miskin, tetapi memiliki pengalaman kematian itu untuk berhenti berbuat dosa, hidup dalam kebenaran. Jangan mencari jalan keluar sendiri, inilah kesempatan untuk berhenti berbuat dosa dan hidup benar. Sesudah itu akan dibimbing masuk dalam penggembalaan; ada gandum, ada kehidupan dari TUHAN, pemeliharaan dan ada kebahagiaan. Sesudah itu lebih lagi, maju satu langkah yaitu dibimbing untuk masuk kesatuan Tubuh Kristus. Itulah pengikutan kita kepada TUHAN, bukan hanya untuk gereja dan sebagainya, bukan! Tetapi sampai satu kesatuan.

    Inilah kesatuan Tubuh Kristus => Mempelai Wanita dari bangsa Israel (inti Mempelai Wanita). Dalam kitab Wahyu 14, Wahyu 7 'dari suku Ruben dua belas ribu...' Inilah inti Mempelai. Harus ada pengalaman salib! Kalau tanpa pengalaman salib tidak mungkin terbentuk Tubuh Kristus. Jadi dalam pengalaman kematian atau jalan salib, maka Tubuh Kristus terbentuk di dunia (di Mesir). Sampai Israel dan kafir menjadi satu kesatuan. Ini oleh salib, tidak yang lain! Lebih lanjut lagi, lewat jalan salib, maka Israel dan kafir menjadi satu tubuh. Sama-sama mengalami pengalaman kematian, sama-sama hidup benar, tergembala dengan benar dan baik, dipelihara TUHAN dan berbahagia, nanti sama-sama berada dalam satu kesatuan Tubuh Kristus. Luar biasa!

    Efesus 2: 13-16,
    13. Tetapi sekarang di dalam Kristus Yesus kamu, yang dahulu "jauh," sudah menjadi "dekat" oleh darah Kristus.
    14. Karena Dialah damai sejahtera kita, yang telah mempersatukan kedua pihak dan yang telah merubuhkan tembok pemisah, yaitu perseteruan,
    15. sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,
    16. dan untuk memperdamaikan keduanya, di dalam satu tubuh, dengan Allah oleh salib, dengan melenyapkan perseteruan pada salib itu.

    Ay 13 => 'yang dahulu "jauh," => bangsa kafir.
    Ay 15 => 'untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya' => keduanya = bangsa Israel dan kafir.
    Ay 16 => Israel dan kafir menjadi satu Tubuh Kristus yang sempurna/Mempelai Wanita Surga. Semoga kita dapat mengerti.

Bukti bahwa kita berada dalam kesatuan Tubuh Kristus yaitu ada damai sejahtera = merobohkan tembok pemisah (tidak boleh ada tembok-tembok pemisah) = membangun tembok Yerusalem Baru itulah Mempelai Wanita TUHAN. Damai
sejahtera, inilah yang harus dijaga dihari-hari ini.

Damai sejahtera =

  • tidak iri hati,
  • tidak ada dendam,
  • tidak ada dosa kenajisan dan kejahatan,
  • tidak ada lagi kepahitan dan lain-lain = kita tidak merasa apa-apa lagi yang daging rasakan, kecuali merasakan kasih TUHAN = mengasihi TUHAN lebih dari semuanya. Itulah damai sejahtera.

Kalau sekarang ini kita datang dengan kesedihan, kesusahan, kepahitan (iri hati, dendam), singkirkan semuanya. Kita tidak merasakan apa-apa lagi yang daging rasakan, kecuali:

  • merasakan kasih ALLAH, sehingga kita dapat mengasihi TUHAN lebih dari semuanya,
  • mengasihi sesama seperti diri sendiri,
  • sampai mengasihi musuh. Itulah damai sejahtera! Mari belajar dari salib, bukan belajar dari saya. Saya seringkali juga tidak mampu. YESUS selalu memiliki Hati Yang damai sejahtera, sampai untuk matipun => 'Bapa ampunilah mereka' Tidak mau ada kepahitan (dendam). Semoga kita dapat mengerti. Tadi pengalaman kematian itu seperti bayi.

Sekarang tanda-tanda orang (hamba TUHAN, pelayan TUHAN) dalam pengalaman kematian, seperti Musa dibuang ke sungai Nil (kita belajar dari bayi Musa yang dibuang ke sungai Nil):

  1. Tidak bersalah tetapi disalahkan, bahkan dibenci tanpa alasan (Musa mau dibunuh), tetapi harus berdiam diri. Apa salahnya bayi Musa ini? Ia tidak berbuat dosa atau apapun, tidak pernah menggosipkan orang. Kalau kita berdiam diri, itulah pengalaman kematian. Kalau melawan, gagal. Tidak salah disalahkan, dibenci tanpa alasan, ini memang berat.


  2. Keluaran 2: 4, kakaknya perempuan berdiri di tempat yang agak jauh untuk melihat, apakah yang akan terjadi dengan dia.

    Ay 4 => ayah dan ibunya sudah membuang Musa. Sedangkan kakaknya melihat dari kejauhan.

    Tandanya yaitu sampai merasa seperti ditinggalkan sendirian, semua orang tidak mau tahu, tetapi TUHAN selalu mengingat kita (TUHAN selalu menyertai dan mempedulikan kita). Seperti waktu YESUS di kayu salib, berseru => 'Eloi, Eloi lama sabakhtani' (ALLAH ku, ALLAH ku mengapa Engkau meninggalkan aku). Jadi jangan marah kalau keluarga tidak mau tahu, semua tidak mau tahu, itu sudah masuk pengalaman kematian (berada di jalan salib). Inilah yang diingat TUHAN dan TUHAN juga mengetahui keadaan kita. Saat kita menghadapi apapun juga, tidak ada yang mau tahu (orang tua tidak mau tahu, keluarga tidak mau tahu, anak kita tidak mau tahu), jangan marah, ini merupakan kesempatan emas untuk selalu diingat oleh TUHAN (sendiri lawan sendiri). TUHAN selalu menyertai kita, tidak meninggalkan kita, TUHAN selalu mempedulikan dan kita tinggal menunggu waktu TUHAN (kita hanya berserah sepenuhnya kepada TUHAN). Jangan putus asa dan kecewa. Ini yang harus menjadi keyakinan kita.


  3. Keluaran 2: 5, 6,
    5. Maka datanglah puteri Firaun untuk mandi di sungai Nil, sedang dayang-dayangnya berjalan-jalan di tepi sungai Nil, lalu terlihatlah olehnya peti yang di tengah-tengah teberau itu, maka disuruhnya hambanya perempuan untuk mengambilnya.
    6. Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."

    Ay 6 => '"Tentulah ini bayi orang Ibrani." => Kalau bertemu bayi Ibrani akan langsung dibunuh. Seharusnya Musa itu dibunuh.

    Musa dibuang ke sungai Nil bukan bertambah baik, tetapi ia sampai ketangan putri Firaun, tinggal dibunuh saja. Sebab dari sanalah dikeluarkan pengumuman atau peraturan bahwa bayi laki-laki Ibrani (Israel) harus mati (kalau perempuan tidak apa-apa, kalau laki-laki harus mati). Ini sudah sampai pada puncaknya pencobaan (Musa tinggal dibunuh saja). Begitulah pengalaman kematian!

    Tandanya yaitu kita menghadapi masalah yang seolah-olah semakin memuncak sampai tidak ada jalan keluar => 'mengapa terus begini'? Tetapi kita tetap hidup benar. Yang penting seperti bayi, yaitu hidup benar. Kalau kita tidak benar => 'saya korupsi, tetapi mengapa menjadi begini? Malah dikejar' Itu salahnya sendiri. Kalau sudah hidup benar, masalah seolah-olah semakin memuncak sampai tidak ada jalan keluar (seperti bayi Musa yang berada di dalam tangan putri Firaun, hanya satu kata yaitu harus mati), inilah pengalaman kematian. Kalau kita menghadapi masalah, periksa diri dulu. Kalau sudah hidup benar => 'saya sudah koreksi diri, semuanya benar, tetapi masalah semakin memuncak' berarti kita diijinkan seperti Israel turun dari Kanaan ke Mesir. Juga seperti Smirna yang diijinkan untuk menderita, miskin, difitnah, tidak salah disalahkan oleh orang-orang Yahudi (gambaran orang Kristen, sidang jemaat). Hati-hati, kalau sidang jemaat memfitnah orang benar (benar jadi salah, salah jadi benar) sama dengan jemaat iblis. Itu sebabnya kita harus berhati-hati. Semoga kita dapat mengerti.

    Ketiga, masalah memuncak sampai tidak ada jalan keluar (seperti Musa yang berada di dalam tangan putri Firaun). Biarlah kita bersungguh-sungguh dan dapat mengerti. Kalau sudah periksa diri, semuanya sudah benar, itu berarti kita berada di dalam pengalaman kematian.

Perhatikan Lempin-El (yang masih ada, yang belum diutus), dengan pengalaman kematian yang memuncak sebenarnya TUHAN sedang memakai atau mengutus kita untuk:

  • Menolong orang yang berada di dalam puncak kejahatan-kenajisan (Firaun gambaran setan, sedangkan putri Firaun berarti juga jahat dan najis) = untuk diselamatkan. Kalau tidak lewat pengalaman kematian, tidak mungkin anak budak bisa sampai ke putri Firaun.


  • Menolong orang yang berada di dalam puncak penderitaan. Mungkin sudah putus asa, kecewa, mau meninggalkan TUHAN, tetapi masih dapat dijangkau.Sebenarnya maksud TUHAN sampai disini. Itulah mengapa kita diijinkan mengalami pengalaman kematian yang memuncak. Semoga kita dapat mengerti.

Sikap kita yaitu hanya seperti bayi Musa yang menangis.
Keluaran 2: 6, Ketika dibukanya, dilihatnya bayi itu, dan tampaklah anak itu menangis, sehingga belas kasihanlah ia kepadanya dan berkata: "Tentulah ini bayi orang Ibrani."

Ay 6 => bayi Musa tidak jadi dibunuh karena menangis. Kalau bayi Musa tidak menangis bahkan mengejek, maka ia akan langsung dibunuh.
Seringkali kita begitu. Sudah dalam pengalaman kematian tetapi kita masih menyalahkan orang, akhirnya mati. Kalau dalam pengalaman kematian, kita menangis, maka ada belas kasihan. Kesalahan kita sebagai hamba TUHAN saat dalam pengalaman kematian (kesulitan dalam pelayanan), masih keras, mulai menunjuk-nunjuk orang, akhirnya habis sebab tidak mungkin ditolong oleh TUHAN.

Tetapi di saat kita berada di dalam keadaan penderitaan apalagi sudah tahu kita bersalah, kita menangis => 'saya salah ampuni' Tidak mungkin dihancurkan, sebab ada belas kasihan TUHAN. Mari saat ini, sikap kita dalam puncak pengalaman kematian yaitu seperti bayi Musa yang menangis.

Bayi Musa yang menangis untuk sekarang berarti:

  1. Menyembah TUHAN dengan hancur hati; mengaku tidak layak sebab banyak kesalahan-kekurangan kita, mengaku tidak mampu berbuat apa-apa, tidak berdaya apa-apa. Hanya bayi, mau berbuat apa? Bayi mau disuruh apapun tidak akan mampu. Menghadapi apa saja tidak akan mampu Lebih bagus pakai istilah 'mengaku' Kalau 'merasa' = ada penyakit merasa. Ini berkebalikan dengan Laodikia. Kalau Smirna, TUHAN katakan => 'engkau miskin, menderita, tetapi engkau kaya' Nanti kita pelajari seperti apa kayanya. Tetapi kalau Laodikia, dia mengaku-mengaku (merasa) => 'aku kaya, aku tidak kekurangan' Tetapi TUHAN katakan => 'kamu miskin, telanjang' Inilah penyakit merasa. Ada juga yang merasa dipakai => 'kami bernubuat, kami mengusir setan...' TUHAN katakan => 'enyahlah engkau' Ini karena merasa dipakai. Sebab itu kurang tepat kalau memakai istilah 'merasa tidak layak' sebaiknya memakai istilah 'mengaku tidak layak'


  2. Bayi Musa menyembah dengan kuat teguh hati. Bayi kalau menangis mengharapkan siapa? Sebenarnya hanya berharap ibunya. Yang tahu hanya ibunya; dari melahirkan, diberi susu oleh ibunya. Coba kalau ada bayi menangis, kemudian diambil oleh orang lain, tambah menangis. Bayi hanya membutuhkan ibunya. Kuat teguh hati artinya hanya berharap kepada belas kasihan TUHAN, bukan yang lainnya. Penyembahan semacam inilah yang dapat menarik belas kasihan TUHAN. Kita mengulurkan tangan kepada TUHAN dan TUHAN mengulurkan Tangan belas kasih-Nya kepada kita (bayi-bayi yang tidak berdaya). Semoga kita dapat mengerti.

Inilah sikap ketika kita berada pada puncak pengalaman kematian. Hari-hari ini mungkin kita berada di dalam puncak pengalaman kematian => 'sudah tidak dapat berbuat apa-apa' Mari jangan putus asa, kecewa, masih ada satu langkah terakhir.

Sikap kita hanya seperti bayi Musa yang menangis =

  • kita menyembah dengan hancur hati;
  • mengaku segala ketidak layakan kita,
  • koreksi diri sebab banyak kekurangan kita sampai hidup benar. Dan
  • ditambah dengan mengakui semuanya sampai hidup benar. Bayi itu tidak berbuat dosa, hanya hidup benar.

Kita mengaku segala ketidak layakan kita; akui kesalahan kekurangan kita kepada TUHAN dan sesama. Kalau diampuni jangan berbuat dosa lagi. Kita hidup benar seperti bayi; kata-katanya benar, semuanya benar. Kemudian mengaku tidak berdaya apa-apa => 'saya memang tidak mampu berbuat apa-apa' Lalu menyembah dengan kuat teguh hati => 'saya hanya percaya dan berharap kepada Engkau TUHAN, bukan yang lainnya' Selama masih ingat yang lainnya, berarti belum merupakan tangisan dari seorang bayi.

Hasilnya yaitu

  1. Keluaran 2:10, Ketika anak itu telah besar, dibawanyalah kepada puteri Firaun, yang mengangkatnya menjadi anaknya, dan menamainya Musa, sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air."

    Ay 10 => 'sebab katanya: "Karena aku telah menariknya dari air." => mengangkat dari air. Pengangkatan Musa pertama adalah diangkat dari air.

    Tangan belas kasihan anugerah TUHAN/Tangan Yang berlubang paku = lewat perjamuan suci ada uluran dari Tangan Yang berlubang paku.

    Hasil pertama (pengangkatan pertama): Tangan anugerah TUHAN/Tangan Yang berlubang paku sanggup mengangkat Musa dari air, sekarang artinya TUHAN sanggup untuk melindungi memelihara kita yang tidak berdaya seperti bayi ditengah dunia yang sulit, krisis (sungai Nil), sampai jaman antikris berkuasa selama tiga setengah tahun di bumi. Kalau tidak diangkat dari air, lama-lama peti pandan akan rusak dan tenggelam. Belum lagi kalau bertemu dengan buaya, kuda nil, sudah habis semuanya. Saat antikris berkuasa, merupakan jaman yang mustahil. Hanya orang yang menyembah antikris saja yang dapat hidup. Ini mustahil! Deposito dan sebagainya semuanya tidak berguna.

    Saat antikris berkuasa, kita dipelihara secara langsung oleh TUHAN lewat Firman pengajaran dan perjamuan suci. Kita semuanya menjadi fulltimer; kita hanya beribadah melayani TUHAN, tidak ada yang bekerja lagi. Sekarang yang masih bekerja dan lain-lain, silahkan, tetapi jangan terikat. Sebab semuanya kearah kelepasan (fulltimer). Maksudnya apa? Berhenti kuliah dan bekerja. Tidak! Kita tetap kuliah, bekerja, tetapi jangan terikat. Apa maksudnya tidak terikat? Kita kuliah dengan keras, bekerja dengan keras tetapi mengutamakan TUHAN lebih dari semuanya. Inilah bukti kalau kita tidak terikat. Nasihat kepada lulusan Lempin-EL Kristus Ajaib => 'Yang sudah fulltimer, jangan coba-coba mencari tambahan dengan bekerja (memelihara ayam)' Sekarang banyak diajarkan di sekolah aLkitab, bagaimana cara memelihara ayam, cara berkebun. Saya katakan => 'silahkan saja berkebun, tetapi jangan dijual. Kalau ada lebih, bagikan ke tetangga', sebab saudara jangan bergantung pada ini.

    Sekarang yang masih bekerja di dunia sudah mengutamakan TUHAN. Ada seorang dokter spesialis bersaksi dari Medan => 'lebih banyak jam-jam untuk ibadah daripada prakteknya' Saya kaget. Kalau dokter spesialis sekali berobat berapa? Ibadah kaum muda pun, beliau mengikuti sekalipun lewat siaran langsung dari Medan. Bayangkan kita yang disini. Inilah mengutamakan TUHAN. Kalau sudah fulltimer mau belajar pelihara ikan, lalu dijual, pasti ketinggalan. Kita belajar semuanya untuk TUHAN. TUHAN memberkati kita.


  2. Pengangkatan kedua: anak budak menjadi anak raja (sudah diangkat dari air, kemudian diangkat menjadi anak raja), artinya


    1. Secara jasmani: Tangan anugerah TUHAN = Tangan Yang berlubang paku pasti sanggup untuk memberikan masa depan yang indah dan berhasil. Jangan takut! Ingat surat Petrus => 'kamu akan ditinggikan tepat pada waktunya' Kita belajar dari roda, roda tidak selalu berada dibawah. Kalau kita tekun dalam pengalaman kematian, satu waktu kita juga akan berada diatas. Kita yang berada di dalam pengajaran tabernakel dan Mempelai; kita yang dididik di Lembaga Pendidikan Kristus Ajaib, rumusnya hanya satu yaitu berada di dalam pengalaman kematian. Kalau mau mati (benar-benar menikmati pengalaman kematian), satu waktu akan berada diatas.


    2. Secara rohani: kita dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Anak budak menjadi anak raja, itulah menjadi imam-imam dan raja-raja. Kita diangkat menjadi imam-imam dan raja-raja untuk melayani pelayanan pembangunan Tubuh Kristus yang sempurna; dipakai dalam kegerakan Roh Kudus hujan akhir. Anak budak artinya dulu menjadi budak dosa, budak kenajisan-kejahatan. Tetapi dapat diangkat menjadi anak raja, itulah imam-imam dan raja-raja. Sudah bekerja selama enam hari, masih harus masuk tiga macam ibadah ditambah latihan zangkoor, Mengapa? Ini disiksa. Tidak! Tetapi supaya tidak masuk Babel. Pembangunan hanya ada dua. Kalau tidak mau menjadi imam dan raja, maka akan terus menjadi budak dan masuk pembangunan Babel yang akan dibinasakan untuk selamanya. Tinggal dua pilihan; masuk dalam pembangunan Tubuh Kristus (semakin benar, suci dan sempurna) atau masuk dalam pembangunan Babel (menjadi budak dosa, budak setan). Kalau menjadi budak dosa atau setan, inilah yang membuat sengsara sebab akan bertambah jahat dan bertambah najis sampai binasa untuk selamanya. Hati-hati! Mari! kita membawa seluruh keluarga kita; mungkin belum dapat dibawa secara langsung, tetapi bawa dalam doa terlebih dahulu, supaya sekeluarga dapat masuk dalam pengalaman kematian, sampai menjadi imam dan raja, betapa bahagianya ini. Juga ada berkat TUHAN yang sepenuhnya (sekeluarga). Kita tinggal menunggu waktu TUHAN. Semoga kita dapat mengerti.


    Anak budak menjadi anak raja, ini mustahil. Tangan TUHAN yang berlubang paku menghapus segala kemustahilan.

    Inilah pengangkatan yang kedua. Pengangkatan pertama, Musa diangkat dari air (ada pemeliharaan dan perlindungan TUHAN). Sudah dipelihara dan dilindungi jangan lupa untuk bekerja. Kita dipakai menjadi imam dan raja. Kalau tidak mau, akan menjadi seperti burung. Pelajaran dalam ibadah di Poso, kita belajar kepada burung yang tidak menabur, tidak menuai (tidak bekerja di ladang TUHAN), tetapi diberi makan (dipelihara oleh Bapa). Sebaliknya, kalau kita sudah dipelihara tetapi tidak bekerja, maka nasibnya akan menjdi seperti burung yang mati digoreng. Ada pemeliharaan TUHAN, mari diangkat menjadi anak raja, yaitu menjadi imam dan raja (kita bekerja di ladang TUHAN). Jangan menjadi burung sebab burung yang egois itu adalah gambaran dari setan. Sudah dipelihara tetapi tidak bekerja, itulah setan. Semoga kita dapat mengerti.


  3. Ulangan 34: 5, 6,
    5. Lalu matilah Musa, hamba TUHAN itu, di sana di tanah Moab, sesuai dengan firman TUHAN.
    6. Dan dikuburkan-Nyalah dia di suatu lembah di tanah Moab, di tentangan Bet-Peor, dan tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini.

    Ay 5 => enak sekali, hidup matinya sesuai dengan Firman.
    Ay 6 => 'tidak ada orang yang tahu kuburnya sampai hari ini' => ini maksudnya Musa mati, dibangkitkan, dan diangkat ke surga. Dalam Wahyu 4, kita belajar tentang empat makhluk yang mengelilingi takhta surga, salah satunya adalah Musa. Musa bersama dengan TUHAN YESUS ini mewakili yang mati, bangkit dan naik ke surga. Yang dua lagi, yaitu Henokh dan Elia, mewakili yang hidup dan langsung terangkat ke surga.

    Ini diperkuat lagi dalam Yudas 1: 9.
    Yudas 1:9, Tetapi penghulu malaikat, Mikhael, ketika dalam suatu perselisihan bertengkar dengan Iblis mengenai mayat Musa, tidak berani menghakimi Iblis itu dengan kata-kata hujatan, tetapi berkata: "Kiranya Tuhan menghardik engkau!"

    Ay 9 => mayat Musa diperebutkan antara malaikat dengan iblis. Ini pelajaran bagi hamba TUHAN, pelayan TUHAN yang sekali-pun sudah mati masih diperebutkan, apalagi saat masih hidup. Sungguh-sungguh kita harus berada di dalam Tangan TUHAN. Itulah tempat yang paling aman. Di luar Tangan TUHAN, kita dapat ditarik kesana dan kesini oleh setan sampai mati.

    Hasil ketiga (pengangkatan yang terakhir): Tangan belas kasih anugerah TUHAN/ Tangan TUHAN Yang berlubang paku mampu mengangkat Musa ke surga, sekarang artinya mampu menyucikan, mengubahkan (mengangkat = menyucikan dan mengubahkan) kita sampai satu waktu sempurna seperti YESUS dan kita akan terangkat ke surga.

Inilah pengangkatan TUHAN:

  1. dari air dilindungi dan dipelihara.
  2. kemudian dari anak budak menjadi anak raja, ada masa depan yang indah, tidak ada yang mustahil bagi TUHAN, sampai dipakai oleh TUHAN (berada dalam Tangan TUHAN). Yang terakhir,


  3. sampai terangkat ke surga.

Penyucian dan keubahan dimulai dari melembut (mengakui kekurangan) dan taat dengar-dengaran. Itu saja! Kita belajar dari pohon ara, yaitu melembut dan taat. Jadi kita disucikan dan diubahkan sampai sempurna seperti YESUS dan diangkat ke surga mulai dari melembut dan taat dengar-dengaran. Sebagai anak, taat dengar-dengaran kepada orang tua yang benar, gembala yang benar dan kepada TUHAN (Firman pengajaran yang benar).

Kalau melembut dan taat dengar-dengaran sampai daging tidak bersuara maka:

  • kita berada di dalam Tangan Yang berlubang paku.
  • kita berada di dalam Tangan anugerah TUHAN Yang sudah menang atas maut, sehingga maut tidak dapat merebut kita di saat kita masih hidup atau sampaipun diijinkan TUHAN meninggal dunia, maut tidak dapat merebut kita seperti Musa dan kita tetap berada di dalam Tangan TUHAN sampai terangkat ke surga bersama dengan Dia. TUHAN akan menolong kita.

Tangan yang berlubang paku dulu sudah mengangkat Musa, sanggup melakukan segala sesuatu untuk bayi Musa. Sekarang, sanggup untuk melakukan segala sesuatu bagi kehidupan yang mau mengalami pengalaman kematian (jalan salib) bersama TUHAN. TUHAN masih sanggup dan pasti sanggup mengangkat kita dan menolong kita.

TUHAN memberkati kita semuanya.1



Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Raya Surabaya, 08 Oktober 2023 (Minggu Siang)
    ... dipelihara oleh Tuhan sampai masuk Kanaan. Perjanjian baru Sabat adalah perhentian dalam Roh Kudus. Ketika kita masuk baptisan air Roh Kudus akan mengurapi kita sehingga kita mengalami perhentian dalam Roh Kudus. Perhentian dalam Roh Kudus tidak dibatasi oleh waktu dan tempat. Artinya di mana saja kapan saja situasi apa saja kita tetap mengalami ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 08 Agustus 2011 (Senin Sore)
    ... surat kepada Yoab dan mengirimkannya dengan perantaraan Uria. . Ditulisnya dalam surat itu demikian Tempatkanlah Uria di barisan depan dalam pertempuran yang paling hebat kemudian kamu mengundurkan diri dari padanya supaya ia terbunuh mati. . Pada waktu Yoab mengepung kota Raba ia menyuruh Uria pergi ke tempat yang diketahuinya ada ...
  • Ibadah Doa Malang, 12 Oktober 2010 (Selasa Sore)
    ... muram. . Firman TUHAN kepada Kain Mengapa hatimu panas dan mukamu muram Apakah mukamu tidak akan berseri jika engkau berbuat baik Tetapi jika engkau tidak berbuat baik dosa sudah mengintip di depan pintu ia sangat menggoda engkau tetapi engkau harus berkuasa atasnya. . Kata Kain kepada Habel adiknya Marilah kita ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Surabaya, 20 Juli 2018 (Jumat Sore)
    ... yang diundang itu Sesungguhnya hidangan telah kusediakan lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih semuanya telah tersedia datanglah ke perjamuan kawin ini. . Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya ada yang pergi ke ladangnya ada yang pergi mengurus usahanya . dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu menyiksanya dan membunuhnya. ...
  • Ibadah Paskah Kaum Muda Remaja Malang, 06 April 2013 (Sabtu Sore)
    ... Eli Matius Karena Yusuf suaminya seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam. Sesudah bangun dari tidurnya Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya. Ia mengambil Maria sebagai isterinya Yusuf adalah kehidupan yang beriman dan taat dengar-dengaran sehingga ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 08 April 2010 (Kamis Sore)
    ... dari hamba Tuhan jangan sampai mencari berkat-berkat jasmani. Menjual binatang korban tidak menghargai korban Kristus sehingga tetap mempertahankan dosa bahkan sampai puncaknya dosa dosa seks dan makan minum. Jangan melayani dengan mempertahankan dosa. Jika jatuh dalam dosa harus diakui setelah diampuni jangan berbuat dosa lagi. Jangan pelayanannya yang dibuang tetapi ...
  • Ibadah Raya Malang, 10 September 2017 (Minggu Pagi)
    ... atas mezbah dan dari minyak urapan itu dan kaupercikkanlah kepada Harun dan kepada pakaiannya dan juga kepada anak-anaknya dan pada pakaian anak-anaknya maka ia akan kudus ia dan pakaiannya dan juga anak-anaknya dan pakaian anak-anaknya. Minyak dan anggur berkaitan dengan tahbisan. Jangan rusakkan minyak dan anggur artinya jangan rusakkan tahbisan. Kita ...
  • Ibadah Doa Malang, 25 November 2014 (Selasa Sore)
    ... jalan ke pohon kehidupan. Setelah manusia berbuat dosa maka Tuhan mengusir manusia dari taman Firadus dan pintu ke taman Firdaus dijaga oleh kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar pedang penghukuman Tuhan . Jika ada manusia berdosa mau masuk ke taman Firdaus akan terkena pedang penghukuman Allah dan mati. Jadi ...
  • Ibadah Kenaikan Tuhan Surabaya, 02 Juni 2011 (Kamis Pagi)
    ... bahwa Ia telah dikuburkan dan bahwa Ia telah dibangkitkan pada hari yang ketiga sesuai dengan Kitab Suci . bahwa Ia telah menampakkan diri kepada Kefas dan kemudian kepada kedua belas murid-Nya. . Sesudah itu Ia menampakkan diri kepada lebih dari lima ratus saudara sekaligus kebanyakan dari mereka masih hidup sampai ...
  • Ibadah Pendalaman Alkitab Malang, 01 September 2020 (Selasa Sore)
    ... selamanya. Pemisahan di dalam penggembalaan sudah dinubuatkan dalam kitab Yehezkiel. Ada dua pemisahan di dalam kitab Yehezkiel Pemisahan domba dengan kambing. Yehezkiel - . Dan hai kamu domba-domba-Ku beginilah firman Tuhan ALLAH Sungguh Aku akan menjadi hakim di antara domba dengan domba dan di antara domba jantan dan kambing jantan. . Apakah belum ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.