Simpang Borobudur no 27 Malang
0341-496949
Pembicara: Pdm. Gideon Pakpahan

Salam damali sejahtera di dalam nama Tuhan Yesus Kristus, selamat malam dan selamat mendengarkan Firman Tuhan, biarlah kiranya berkat kasih karunia dan damai sejahtera dari Tuhan, senantiasa dilimpahkan di tengah-tengah kita sekalian.

Kita kembali dalam kitab Wahyu 2-3.
Dalam susunan Tabernakel, ini menunjuk tentang tujuh kali percikkan darah di depan Tabut Perjanjian.
Ini sama dengan penyucian terakhiryang dilakukan oleh Tuhan kepada tujuh sidang jemaat bangsa kafir.

Kita sedang mempelajari kitab Wahyu 2: 8-11 (penyucian kepada SIDANG JEMAAT SMIRNA)
Wahyu 2: 9-10
2:9 Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu--namun engkau kaya--dan fitnahmereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis.
2: 10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjarasupaya kamu dicobaidan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

Keadaan sidang jemaat Smirna(sidang jemaat akhir zaman) mulai ayat 9 adalah dalam kesusahan, kemiskinan, difitnah dan dalam pencobaan.
Ini sama dengan menderita bersama-sama dengan Yesus.

Begitu juga dengan kita (gereja Tuhan akhir jaman) juga harus mau menderita bersama Yesus, supaya kita mengalami penyucian.

Sikap yang benar:
Wahyu 2: 10
2: 10 Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjarasupaya kamu dicobaidan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.

  1. 'Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita!'= jangan takut menderita bersama Tuhan.
    Kalau hari-hari ini kita diijinkan Tuhan mengalami sengsara tanpa dosa/penderitaan, janganmalah takut/lari dan meninggalkan Tuhan, tapi justru kita semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan semakin takut akan Tuhan.

  2. 'Hendaklah engkau setia sampai mati'= setia sampai garis akhirhidup kita.
    Garis akhir manusia di dunia:

    • meninggal dunia sebelum Tuhan datang kembali ke dua kali.
    • hidup sampai Tuhan Yesus datang kembali ke dua kali.

    Kita berdoa supaya jikalau Tuhan ijinkan kita tetap hidup sampai Tuhan datang, kita bisa tetap setia mengikut dan melayani Tuhan.
    Memang banyak penderitaan yang harus kita alami dan Tuhan mengijinkan itu, sebab Tuhan sendiri sudah mengalami, malah penderitaan-Nya lebih besar. Ini keadilan Tuhan.

    Di ayat lain dikatakan, 'penderitaan ringan yang kau alami sekarang ini'. Artinya, kalau kita diijinkan mengalami sengsara, itu masih sangat ringan jika dibandingkan dengan penderitaan Yesus di kayu salib.

  3. saat diijinkan sengsara bersama Tuhan, kita harus banyak memandang Tuhanyang sudah lebih dahulu mengalami sengsara di kayu salib, jauh lebih besar dari sengsara kita, sehingga kita tetap kuat dalam mengikut dan melayani Tuhan.
    Saat menghadapi sengsara, jangan memandang manusia(gembala, orang lain, dan lain-lain). Kalau kita memandang manusia, kita bisa kecewa dan tinggalkan Tuhan saat kita tidak diperhatikan.

    "Saya sebagai pengerja. Kalau saya memandang gembala, saya bisa berkata 'saya sudah bersama gembala selama ini, kok tidak diangkat?' Kalau saya memandang manusia, saya akan kecewa."

    Kalau dalam penderitaan, kita selalu memandang Yesus di kayu salib, kita akan tetap kuat mengikut dan melayani Tuhan sampai suatu saat, kita bisa memandang kedatangan Yesus di awan-awan yang permai.

Prosesuntuk memandang Yesus di kayu salib sampai memandang Yesus yang akan datang dalam kemuliaan sebagai Raja segala raja dan Mempelai Pria Surga:

  1. Wahyu 1: 7
    1:7 Lihatlah, Ia datang dengan awan-awan dan setiap mata akan melihat Dia, juga mereka yang telah menikam Dia. Dan semua bangsa di bumi akan meratapi Dia. Ya, amin.

    Zakharia 12: 10
    12:10 "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapi dia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.

    Proses pertama untuk memandang Yesus di kayu salib sampai memandang Dia dalam kemuliaan: kita memandang Yesus yang sudah ditikam/mati di kayu salib.

    Praktiknya(menunjuk pada Halaman Tabernakel):
    Yohanes 19: 34-35
    19:34 tapi seorang dari antara prajurit itu menikam lambung-Nyadengan tombak, dan segera mengalir keluar darah dan air.
    19:35 Dan orang yang melihat hal itu sendiri yang memberikan kesaksian ini dan kesaksiannya benar, dan ia tahu, bahwa ia mengatakan kebenaran, supaya kamu juga
    percaya.


    • percaya= pintu gerbang Tabernakel.
    • memilki tanda darah = bertobat, yaitu berhenti berbuat dosa dan kembali kepada Tuhan.
    • memiliki tanda air = mengalami lahir barulewat baptisan air dan baptisan Roh Kudus, sehingga kita bisa hidup baru, yaitu hidup dalam kebenaran.

    Yang akan dibahas lebih mendalam malam ini adalah tanda darah (berhenti berbuat dosa dengan sungguh-sungguh).
    Zakharia 12: 10
    12: 10 "Aku akan mencurahkan roh pengasihan dan roh permohonan atas keluarga Daud dan atas penduduk Yerusalem, dan mereka akan memandang kepada dia yang telah mereka tikam, dan akan meratapidia seperti orang meratapi anak tunggal, dan akan menangisi dia dengan pedih seperti orang menangisi anak sulung.

    Saat kita berbuat dosa, kita harus bertobat dengan suatu ratapan/dengan kesungguh-sungguhan, bukan malah tertawa (tidak merasa berdosa).
    Mungkin dalam hidup kita sehari-hari, kita tidak sengaja berbuat dosa, kita harus menyesal dan jangan malah tertawa.

    Sering kali, dosa yang tidak disadari dan kita malah tertawa adalahdosa tidak beribadah(dalam kitab Ibrani).
    Saat kita tidak bisa datang beribadah, mari kita meratap/menangis, karena ini merupakan suatu dosa.
    Kalau dosa ini tidak disadari dan terus menerus dilakukan, maka bisa menjadi dosa kebiasaan.

  2. Proses kedua untuk memandang Yesus di kayu salib sampai memandang Dia dalam kemuliaan:memandang Yesus sebagai Gembala Agung (Gembala Yang Setia).
    Praktiknya:

    • setia dan tekundalam 3 macam ibadah pokok (sistem penggembalaan).
      Sering kali, banyak orang kristen mengatakan, 'Tuhan adalah gembalaku,takkan kekurangan aku',namun kehidupan itu tidak mau tergembala. Itu sama dengan bohong.
      Kalau kita mengatakan 'Tuhan adalah gembalaku' dan kita melihat Tuhan sebagai gembala Agung, maka kita harus setia dalam 3 macam ibadah pokok (setia tergembala).

    • Yohanes 10: 27-28
      10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Kudan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
      10:28 dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorangpun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.


      Praktik kedua: tidak mendengarkan suara asing=tidak mau memberi kesempatan kepada telinga untuk mendengar suara asing, tetapi hanya mendengar/taat dengar-dengaran pada satusuara Firman Penggembalaan.
      Ini sudah harus menjadi tabiat dalam hidup kita.

      Kalau sudah memberi kesempatan kepada telinga untuk mendengar suara asing lewat apapun, maka cepat atau lambat, kehidupan itu tidak akan mau mendengar Firman Penggembalaan yang benar.
      Sebagai contoh adalah Yudas yang selalu memberi kesempatan mendengar suara imam-imam besar, ahli taurat dan orang Farisi yang sudah jelas membenci Yesus dan Yudas tahu hal itu, tetapi justru ia lebih mendengar suara ahli taurat, sehingga Yudas pada akhirnya tidak mau mendengar suara Tuhan lagi.

      "Sekali lagi, saya sering mengatakan, saya tidak membela bapak gembala. Saya tahu firman yang disampaikan benar, tertulis di Alkitab, ayat menerangkan ayat, saya pertahankan. Sekalipun suatu saat ada seraong pendeta senior mengatakan kepada saya 'ini yang disampaikan gembalamu', saya berani mengatakan 'tidak! Bukan!' Saya bukan membela manusia, tetapi saya lihat yang disampaikan oleh gembala saya sesuai yang tertulis di Alkitab. Itu sebabnya, saya pertahankan sampai sekarang. Kalau mendengarkan suara asing, pasti meninggalkan suara Tuhan."

    • praktik ketiga: mengalami penyucian secara intensif.
      Kalau suka mendengar suara asing seperti Yudas, pasti tidak suci dan mulai mencuri (mencuri milik Tuhan) dan suka berdusta.
      Kalau kita lihat anak kita sudah mulai suka berdusta, perhatikan penggembalaanya!Apakah dia benar-benar tergembala atau tidak. Tidak ada yang namanya dusta putih (berdusta yang dilakukan demi kebaikan).
      Kalau anak atau suami mulai berdusta, perhatikan penggembalaannya. Kalau ia mulai bosan tergembala/tidak sungguh-sungguh dalam penggembalaan, pasti nanti suka mencuri, anak bisa mencuri milik orang tua, bahkan mencuri milik Tuhan seperti Yudas, kemudian ditambah lagi dengan suka berdusta.

      Kita harus sungguh-sungguh tergembala, supaya kita bisa terus mengalami penyucian secara intensif, terutama dari dosa Yudasyaitu:

      1. mencuri,
      2. bendusta,
      3. bengkhianat = durhaka. Ini terjadi di akhir jaman. Kita bersyukur jika dalam 1 keluarga, kita semua sudah tergembala dalam Firman pengajaran yang benar.

        2 Timotius 3: 1-5(keadaan manusia pada akhir jaman)
        3:1 Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.
        3:2 Manusia akan
        1mencintai dirinya sendiri dan 2menjadi hamba uang. Mereka akan 3membual dan 4menyombongkan diri, mereka akan 5menjadi pemfitnah, mereka akan 6berontak terhadap orang tua dan 7tidak tahu berterima kasih, 8tidak mempedulikan agama,
        3:3
        9tidak tahu mengasihi, 10tidak mau berdamai, 11suka menjelekkan orang, 12tidak dapat mengekang diri, 13garang, 14tidak suka yang baik,
        3:4
        15suka mengkhianat, 16tidak berpikir panjang, 17berlagak tahu, 18lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.
        3:5 secara lahiriah
        mereka menjalankan ibadah mereka,tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya. Jauhilah mereka itu!

        'berontak terhadap orang tua'= durhaka.
        'lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah'= tidak taat.

        Ada 2 kemungkinan dalam penggembalaan yang mengakibatkan kedurhakaan:

        1. tergembala tapi tidak mau dengar-dengaran (seperti Yudas).
        2. 'mereka memungkiri kekuatannya'= tidak mau dengar-dengaran pada suara Yesus.

        Durhaka ini terjadi terutama di 2 tempatyaitu dalam nikah dan penggembalaan.
        Matius 24: 12, 10
        24:12 Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasihkebanyakan orang akan menjadi dingin.
        24:10
        dan banyak orang akan murtaddan mereka akan saling menyerahkandan saling membenci.

        Kalau ada keluarga kita masih belum tergembala, banyak berdoa!, supaya tidak sampai terjadi kedurhakaan, sebab kedurhakaan dalam rumah tangga sangat mengerikan karena bisa saling membenci, anak membenci orang tua, bahkan anak membunuh orang tua.
        Ini akan terjadi di akhir jaman.

    Dalam sistem penggembalaan, kita akan mengalami penyucian, yaitu:

    • penyucian hatidari keinginan jahat dan najis,
    • penyucian mata,
    • penyucian mulutsampai tidak berdusta/tidak salah dalam perkataan.
      Matius 26: 25
      26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

      = Yudas tidak mau mengalami penyucian dalam penggembalaan, tetap mempertahankan dusta.

  3. Kisah Rasul 7: 54-56, 60
    7:54 Ketika anggota-anggota Mahkamah Agama itu mendengar semuanya itu, sangat tertusuk hati mereka. Maka mereka menyambutnya dengan gertakan gigi.
    7:55 Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu
    melihat kemuliaan Allahdan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.
    7:56 Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah."
    7:60 Sambil
    berlututia berseru dengan suara nyaring: "Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka!" Dan dengan perkataan itu meninggallah ia.

    Proses ketiga untuk memandang Yesus di kayu salib sampai memandang Dia dalam kemuliaan: harus mengalami perobekan daginglewat doa penyembahan. Ini mutlak kita lakukan. Sebab itu, jangan tinggalkan penggembalaan dan jangan tinggalkan penyembahan!
    Masuk dalam doa penyembahan memang sakit bagi daging, berlutut saja sudah sakit bagi daging, tapi dari situ kita mengalami perobekan daging sampai daging tidak bersuara (sampai kita taat pada Allah).

    Markus 14: 32-34, 36
    14:32 Lalu sampailah Yesus dan murid-murid-Nya ke suatu tempat yang bernama Getsemani. Kata Yesus kepada murid-murid-Nya: "Duduklah di sini, sementara Aku berdoa."
    14:33 Dan Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes serta-Nya. Ia sangat takut dan gentar,
    14:34 lalu kata-Nya kepada mereka: "Hati-Ku sangat sedih, seperti mau mati rasanya. Tinggallah di sini dan berjaga-jagalah."
    14:36 Kata-Nya: "Ya Abba, ya Bapa, tidak ada yang mustahil bagi-Mu, ambillah cawan ini dari pada-Ku, tetapi janganlah apa yang Aku kehendaki,
    melainkan apa yang Engkau kehendaki."

    'Duduklah di sini, sementara Aku berdoa' = doa penyembahan.
    Memang tidak selayaknya Yesus disiksa apalagi disalib karena Ia tidak berdosa. Begitu juga dengan kita, kita tidak selayaknya menderita. Tetapi, kalau Tuhan mengijinkan kita mengalami sengsara lewat doa penyembahan, jangan malah bersungut-sungut, sebab doa penyembahan adalah proses perobekan daging sampai daging tidak bersuara, yaitu kitataat dengar-dengaran pada suara Tuhan, hanya berkata, 'Ya Abba Ya Bapa'.

    Kaum muda sering kali sulit sekali untuk taat, terutama untuk masalah jodoh. Banyaklah menyembah!
    Kalau merasa sulit untuk taat terutama soal jodoh, banyak menyembah!
    Saat sudah tahu daging sulit untuk taat terutama soal jodoh, jangan malah mengumbar melalui media-media.
    Orang tua kalau sulit untuk taat kepada Tuhan, sering menyembah. Seperti Abraham disuruh untuk 'sembelih anakmu!', sebagai orang tua sangat sakit bagi daging untuk menyembelih anaknya.

    Kesaksian:
    "Waktu saya mau menjadi hamba Tuhan sepenuh, memang saya melihat air mata ibu saya. Ibu saya menangis saat mengantar saya ke bandara, waktu itu saya juga mau menangis tapi saya tahan karena saya malu dilihat banyak orang. Kemudian waktu saya lulus, saya pulang ke rumah dan melayani di rumah, karena ayah saya seorang gembala. Tetapi, karena pertimbangan rohani selama satu tahun, akhirnya saya memutuskan untuk kembali menyerah sepenuh, maksudnya tidak melayani di tempat ayah saya. Saya katakan kepada orang tua saya 'Pa, Ma, saya harus kembali menyerah sepenuh karena pertimbangan rohani'. Selama saya pengerja di tempat orang tua saya, sebenarnya bukan statusnya pengerja karena semua terserah saya, mau ngepel ya ngepel, saya mau tidur ya tidur. Tapi saya berpikir secara rohani, 'bagaimana mungkin rohani saya meningkat kalau seperti ini?' Orang tua saya juga tidak memaksakan saya untuk ngepel dan lain sebagainya. Saya kemudian diberikan Tuhan hikmat, harus kembali menyerah sepenuh, kalau di tempat lain kan tidak bisa, ya harus daging ini tetap dirobek. Saya mengatakan kepada orang tua saya, 'Pa, Ma, saya harus menyerah, saya harus kembali menyerah di manapun Tuhan akan menempatkan saya sebagai pengerja bukan sebagai gembala'. Lalu waktu itu saya katakan kepada bapak gembala, waktu itu ada kunjungan di Pekanbaru, 'Om, saya akan kembali menyerah di manapun om mengutus saya, saya siap'. Lalu Bapak gembala mengatakan, 'Ya sudah kamu berdoa dan datang ke Malang, nanti saya akan utus ke tempat 'anu' (tidak saya sebutkan). Tapi setelah berapa lama, tidak diutus. Tapi waktu saya kembali katakan ini kepada orang tua saya, mama saya betul-betul menangis, lebih menangis lagi, sampai sempat terucap dari Alm. Mama saya, 'kamu kembali sana menjadi anaknya Pak Widjaja'. Memang sedih, memang sakit kalau orang tua disuruh menyembelih anak. Ini bukan menyembelih, ini hanya menyerah sepenuh menjadi hamba Tuhan. Tapi ini sangat pedih, menangis sungguh mama saya. Dia sampai pergi dari rumah dan saya cari. Memang pedih dan sangat berat. Untuk taat memang berat. Tapi, akhirnya mama saya melembut, mama saya bisa mendoakan saya dan bisa menyerahkan, 'Ya sudah terserah'. Memang untuk taat itu butuh proses."

    Kaum muda yang mungkin merasa dipanggil Tuhan untuk menjadi hamba Tuhan sepenuh, mari taat dengar-dengaran pada suara Tuhan.
    Orang tua jangan menghalang-halangi anaknya yang mau menyerahkan diri sepenuh menjadi hamba Tuhan, tetapi juga jangan merupakan dorongan emosi.

Tuhan tidak menipu kita. Tadi, dalam sengsara, kita memandang Tuhan dan Tuhan juga akan memandang kita.
Tuhan tidak membiarkan kita, jika saat dalam sengsara, kita hanya memandang Tuhan ((1)bertobat, lepaskan dosa; (2)tergembala, taat dengar-dengaran pada suara gembala, mengalami penyucian; (3)rela mengalami perobekan daging lewat doa penyembahan).
Hasilnya:

  • Keluaran 2: 23-24
    2:23 Lama sesudah itu matilah raja Mesir. Tetapi orang Israel masih mengeluh karena perbudakan, dan mereka berseru-seru, sehingga teriak mereka minta tolong karena perbudakan itu sampai kepada Allah.
    2:24
    Allah mendengar mereka mengerang, lalu Ia mengingat kepada perjanjian-Nyadengan Abraham, Ishak dan Yakub.

    Hasil pertama: Tuhan selalu memperhatikan dan memperdulikan setiap sengsara yang kita alami.
    Kaum muda yang mengalami sengsara, Tuhan tidak membiarkan kita.
    Firman Tuhan mengatakan 'jaga pergaulan!', memang sengsara, sebab tidak bisa bebas dalam pergaulan, tetapi Tuhan tidak membiarkan.

    Keluaran 1: 17, 19-21
    1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allahdan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
    1:19 J
    awab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."
    1:20
    Maka Allah berbuat baikkepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
    1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.


    Mungkin keadaan kaum muda seperti keadaan bidan-bidan yang mengalami sengsara yaitu disuruh oleh Firaun untuk membunuh bayi-bayi orang Israel dan kalau ketahuan membiarkan bayi-bayi hidup pasti akan dibunuh.
    Tetapi Allah berbuat baik, kalau kita mau sengsara bersama Tuhan, Ia mempedulikan dan memperhatikan kita. Dia tidak pernah meninggalkan kita saat kita mengalami sengsara dan Tuhan akan melepaskan kitadari setiap sengsara yang kita alami, seperti Tuhan melepaskan bagsa Israel dari perbudakan.

  • Ibrani 2: 17-18
    2:17 Itulah sebabnya, maka dalam segala hal Ia harus disamakan dengan saudara-saudara-Nya, supaya Ia menjadi Imam Besar yang menaruh belas kasihan dan yang setia kepada Allah untuk mendamaikan dosa seluruh bangsa.
    2:18 Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka
    Ia dapat menolong mereka yang dicobai.

    Hasil kedua: Tangan belas kasih dan kemurahan Tuhan diulurkan untuk menolong kita tepat pada waktu-Nya.
    Sekali lagi, jangan mengeluh saat menghadapi sengsara, karena Tuhan pasti menolong kita tepat pada waktu-Nya, tidak terlambat.

  • Hasil ketiga: 'mendamaikan dosa seluruh bangsa'= tangan belas kasih Imam Besar akan diulurkan untuk mendamaikan/menyucikan kitadari segala dosa-dosa (mungkin sudah sampai puncaknya dosa) sampai kita menjadi sempurna sama mulia seperti Tuhan dan kita bisa menyambut kedatangan Tuhan kedua kali.

Tuhan memberkati.

Versi Cetak

Transkrip
  • Ibadah Doa Surabaya, 06 Maret 2024 (Rabu Sore)
    ... meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain. Gereja Tuhan yang sempurna--mempelai wanita sorga--adalah manusia darah daging yang berdosa tetapi mau mendengar dan dengar-dengaran pada bunyi sangkakala--firman pengajaran yang keras benar dan diulang-ulang firman ...
  • Ibadah Persekutuan Malang III, 23 Maret 2023 (Kamis Sore)
    ... orang-orang yang tidak percaya yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus yang adalah gambaran Allah. Waspada pada akhir zaman banyak hamba Tuhan pelayan Tuhan yang terpengaruh suasana kegelapan dunia sehingga keras hati menjadi buta rohani tidak bisa melihat cahaya Injil ...
  • Ibadah Kaum Muda Remaja Malang, 28 Mei 2022 (Sabtu Sore)
    ... yang mahatinggi Sekarang kita belajar kegerakan Roh Kudus hujan akhir adalah kegerakan penyembahan dalam nama Yesus--'Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan'. Praktik sehari-hari penyembahan dalam nama Yesus--pelayan Tuhan yang dipakai dalam pembangunan tubuh Kristus yang sempurna-- Timotius - . Tetapi hindarilah omongan yang kosong dan yang tak suci ...
  • Ibadah Doa Surabaya, 02 Mei 2012 (Rabu Sore)
    ... mengerti meyakini sampai mempraktekkan firman pengajaran yang benar maka kita harus mengalami perobekan penyaliban daging salah satu bentuknya adalah doa puasa seperti malam hari ini. Bila daging dienakkan kita tidak akan bisa mengerti dan yakin firman pengajaran. Bila kita bisa mengerti yakin sampai praktek firman pengajaran yang benar maka akan ada ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 03 Februari 2019 (Minggu Siang)
    ... di antara mereka akulah yang paling berdosa. Sebenarnya krisis kasih melanda dunia tetapi kita harus hati-hati karena juga melanda gereja Tuhan--berkobar-kobar untuk melayani tetapi membunuh karena tanpa kasih. Ini yang bahaya Seringkali tidak sadar merasa sudah melayani tetapi sebenarnya menghancurkan tubuh Kristus karena tanpa kasih. Manusia daging memang tidak punya kasih tetapi ...
  • Ibadah Doa Malang, 10 November 2015 (Selasa Sore)
    ... Tuhan yang tidak mengalami keubahan hidup pembaharuan dari manusia daging menjadi manusia rohani tetap mempertahankan manusia darah daging dengan sifat tabiat daging seperti orang Etiopia tidak bisa mengganti kulitnya atau macan tutul tidak bisa mengubah belangnya. Orang Etiopia sama dengan bangsa kafir. Macan tutul menunjuk antikris. Wahyu - Lalu aku ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 26 November 2017 (Minggu Siang)
    ... Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan sebab apabila ia sudah tahan uji ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. 'menerima mahkota kehidupan' tidak hancur. Yang bisa bertahan adalah kehidupan yang tahan uji bertahan menghadapi pencobaan yang dahsyat sampai zaman antikris dan kiamat. Tahan uji kuat teguh hati. Jangan ...
  • Ibadah Raya Surabaya, 24 Maret 2013 (Minggu Sore)
    ... dingin. diakhir jaman ada ancaman dimana kasih menjadi dingin dan kedurhakaan meningkat sekalipun kita sudah menerima kasih Allah. Ini yang harus kita jaga sebab ini terjadi justru saat kedatangan Tuhan semakin dekat. Kalau kasih makin meningkat maka kedurhakaan akan hilang. Kalau kasih semakin dingin kedurhakaan akan semakin meningkat. macam kedurhakaan yang ...
  • Ibadah Raya Malang, 09 Januari 2011 (Minggu Pagi)
    ... Tuhan karena bertabiat kasih yaitu mengasihi memberi dan mengunjungi sesama yang membutuhkan mengasihi Tuhan. Seperti kasih itu kekal domba yang bertabiat kasih boleh masuk dalam Kerajaan Surga yang kekal. I Yohanes Dan perintah ini kita terima dari Dia Barangsiapa mengasihi Allah ia harus juga mengasihi saudaranya. Matius - - Dan Ia akan berkata ...
  • Ibadah Raya Malang, 07 Juli 2013 (Minggu Pagi)
    ... tidak akan meninggalkan engkau. Sebab itu dengan yakin kita dapat berkata Tuhan adalah Penolongku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku Kita harus menjaga kesetiaan dan kesucian dalam nikah mulai dari permulaan nikah masa pacaran perjalanan nikah sampai akhir nikah di Pesta Nikah Anak Domba Allah. ...

Siaran Langsung

Live Streaming GPTKK

Rekaman

Ikuti rekaman ibadah kami

Transkrip

Ringkasarn Firman Tuhan

Kesaksian

Pengalaman hidup bersama Firman Tuhan

Untuk Koneksi Lambat, silakan buka https://id.gptkk.org

Silakan kontak ke info@gptkk.org apabila bapak/ibu/sdr/sdri ada pertanyaan atau ingin berlangganan majalah Manna, dan silakan kirim email ke widjaja_h@yahoo.com apabila ingin konsultasi pribadi dengan bapak gembala.